Anda di halaman 1dari 2

ACEH, TANGISMU JADI KALUNG EMAS

DI TIANG AIR MATA

Karya : Jamal D. Rahman

dari tanah itu aku belajar mencintai apa pun yang akan
dibakar

sekolah dibakar, anakku. sekolah dibakar. tapi yang


terbakar
adalah sungai-sungai cut nyak dien di jantungku, penuh
ombak
dan batu, mengangkat asap gelap ke relung langit-langit
ibu. aku
belajar membaca api di hati sungai, belajar menciduk
minyak di
bangku sekolah-api dan minyak yang membuat tanahmu
lebih
mendidih daripada tangisku. akankah kutemukan
tangismu di
arang-arang bangku, ketika malam berombak dan gelap
sudah
larut? sekolah dibakar, anakku. sekolah dibakar. tapi ada
yang
lebih terbakar: tanah hangus sepi dan langit bertanya
siapakah
yang memutuskan ia tak boleh berubah warna…

jangan cari tangismu di buku-buku yang kau tinggalkan di


laci meja
belajarmu. jangan tangisi tangismu di arang-arang kayu
dan batu
bata sekolahmu. tangismu jadi kalung emas di tiang-
tiang
airmataku, dan tanpa kau tahu kukalungkan di menara-
menara
api sebagai medali kekalahan sekaligus kemenangan…

kau cari sisa-sisa api sepanjang jalan menuju sekolah.


kau menduga
masih ada api yang harus kau padamkan. tak ada. tak
ada lagi
yang perlu kau cari di bau hangus kayu-kayu bangku dan
papan
tulis. tak ada lagi api yang harus kau padamkan di bawah
matahari.
tapi menggalah matahari dari bukit doa yang kekal tak
perlu
memadamkan api…

Anda mungkin juga menyukai