BAB II
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pelayanan Bidan komunitas diarahkan untuk mewujudkan keluarga yang sehat
sejahtera sehingga tercipta derajat kesehatan yang optimal, Hal ini sesuai dengan visi
Indonesia sehat 2010. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya
kesehatan dimasyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Pelayanan kesehatan
keluarga bertujuana untuk mewujutkan keluarga kecil ,sehat, bahagia , dan sejahtera.
Didalam kesehatan keluarga, kesehatan ibu mencakup kesehatan masa
prekehamilan ,kehamilan, persalian,pasca persalinan dan masa di luar kehamilan/
masa interval. Pelayanan kebidana komunitas dapat dilakukan dirumah pasien,
polindes, posyandu, puskesmas dan rumah bidan praktek swasta (Maita Liva
Dkk,2015:44).
Macam-macam tanggung jawab bidan dikomunitas salah satunya tanggung jawab
terhadap keluarga .Keluarga merupakan masyarakat kecil yang terdiri dari suami,istri,
ayah, ibu, dan anak-anak,dan juga juga orang lain yang menjadi anggota keluarga
(Riyanti,2018:12).
Tipe Keluarga
1
ASKEB KOMUNITAS
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
4. MANFAAT
a. Keluarga
b. Mahasiswa
2
ASKEB KOMUNITAS
BAB II
PEMBAHASAN
1) Wawancara
Wawancara/anamnese adalah tanya jawab yang dilakukan antara bidan dan klien,
keluarga maupun tim medis lain dan data yang dikumpulkan mencakup semua
keluhan klien tentang masalah yang dimiliki.
3
ASKEB KOMUNITAS
4
ASKEB KOMUNITAS
Pada bagian ini pula,bidan mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan
tindakan selanjutnya yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain. Bila klien dalam keadaan normal tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap
kelima.
5. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap sebelumnya,
juga mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang
didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya sesuai kondisi
dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya boleh dikerjakan atau
tidak oleh bidan.
6. Langkah VI. Impelementasi
Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan tim
kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung,konsultasi
maupun kolaborasi,implementasi yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya
perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.
7. Langkah VII. Evaluasi
Langkah akhir manajemen kebidanan adalah evaluasi. Pada langkah ini,bidan harus
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien.
PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 21 Agustus 2019
Jam : 10:00
Tempat :Rumah Tn. A
Desa : Leleko Jaga 4
5
ASKEB KOMUNITAS
3. Genogram
29
25v
4 7/12
6
ASKEB KOMUNITAS
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
…………….. : Keluarga (serumah)
: Meninggal
4. Sifat keluarga
a. Anggota keluarga yang paling berperan dalam pengambilan keputusan
adalah suami
b. Hubungan keluarga dengan anggota keluarga cukup harmonis
5. Kegiatan sehari – hari
a. Kebiasaan makanan
Makanan pokok berupa nasi
Komposisi makanannya berupa sayur dan lauk pauk
Pola makan 3× sehari (sarapan pagi, siang, malam )
b. Kebiasaan tidur / istirahat
Kebiasaan tidur / istirahat baik dan teratur
Tidur siang keluarga tidak menentu
Malam hari keluarga tidur sekitar pukul 21.00 – 22.00 WITA, dan
bangun pagi pukul 05.00 WITA
c. Kebiasaan rekreasi
Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi, karena waktu santai /
luang dimanfaatkan untuk nonton TV
d. Kebiasaan hidup sehari – hari
Tn. ‘;A” bekerja sebagai petani dengan aktivitas sehari – hari yaitu
bangun tidur, shalat, mandi, kemudian sarapan, lalu berangkat ke
sawah sekitar pukul 06.00 WITA, sedangkan istri melakukan
pekerjaan rumah, dan anak bermain di rumah.
e. Kebersihan diri
7
ASKEB KOMUNITAS
DENAH RUMAH
K.Tidur 1 K.Tidur 2 wc
Dapur
R.Makan
R.Tamu & R.kel
8
ASKEB KOMUNITAS
d. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah cukup baik, jarak rumah keluarga dengan rumah
tetangga ± 3 meter dan cukup aman dari gangguan kejahatan.
4. Fasilitas hiburan
Keluarga memiliki TV 21 inci sebagai sarana hiburan dan informasi bagi
keluarga
5. Fasiitas social dan kesehatan
Lingkungan social keluarga cukup ramah, keluarga selalu berobat ke pustu
desa terdekat dan puskesmas bila ada yang sakit.
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan anggota keluarga, Kepala Keluarga mempunyai kebiasaan
peroko berat
2. Keluarga Berencana
Selama ibu menggunakan KB ibu tidak lancar haid
E. PENGKAJIAN/PEMERIKSAAN FISIK
Tn. A” : TD : 120/80 mmHg
9
ASKEB KOMUNITAS
N : 80 ×/i
S : 36,8 °C
P : 20 X/ i
Ny. “B” : TD :120/80 mmHg
N : 80×/i
S : 36,9 °C
P : 22 x/i
Naila
a. Lahir tahun 2016 di tolong oleh bidan
b. Jenis kelamin ♀ (perempuan)
c. Berat badan lahir 3700 gram
d. Anak tersebut tampak sehat
e. Pola makan baik
f. Imunisasi lengkap
Marcus
a. Lahir tahun 2019 ditolong oleh bidan
b. Jenis kelamin ♂ (laki-laki)
c. Berat badan lahir 4000 gram
d. Anak tersebut tampak sehat
e. Pola makan baik
f. Imunisasi baru HB0
F. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Status emosi
Tingkat emosi anggota keluarga cukup baik bila ada masalah umumnya di
bicarakan secara musyawarah keluarga.
2. Pola interaksi/komunikasi
Pola interaksi keluarga cukup baik dan bahasa yang di gunakan sehari-hari
adalah bahasa Makassar.
3. Pola pertahanan dalam keluarga
Sebagai kepala keluarga suami di segani oleh istri dan anaknya, permasalahan
di selesaikan melalui keputusan kepala keluarga.
10
ASKEB KOMUNITAS
I. ANALISA MASALAH
No
Kriteria Masalah
.
Kurangnya pengetahuan ibu tentang
DS : Ibu mengatakan Serlia pemberian MP-ASI
minum ASI saja sampai usia 3
bulan dan selanjutnya
mendapatkan tambahan nasi
pisang yang di lumatkan. Kebiasaan merokok KK
DO : -Bapak mengatakan merokok
1 pak habis dalam 2-3 hari.
DO : -
J. PERIORITAS MASALAH
11
ASKEB KOMUNITAS
12
ASKEB KOMUNITAS
K. PERIORITAS MASALAH
Berdasarkan hasil perumusan maka urutan peroiritas masalah kebidanan
kesehatan keluarga, masalah perioritasnya sebagai berikut :
1. Ketidaktahuan ibu daan keluarga tentang bahaya meroko
2. Ketidaktahuan ibu tentang pemberian MP-ASI
L. INTERVENSI
Subjek :
1. Ibu tidak mengetahui tentang pemberian MP-ASI yang baik
2. ibu kurang paham tentang bahaya paparan asap rook pada bayi dan
keluarga
Objek
Kriteria :
Ibu dapat menjelaskan kembali penjelasan yang diberikan sehubungan dengan
Pemberian MP-ASI bagi bayi dan bahaya paparan asap roko bagi keluarga
khusunya pada bayi
Intervensi :
1. Beri tahu ibu tentang manfaat pemberian MP-ASI
Rasional : Agar ibu mengerti tentang manfaat pemberian MP-ASI
13
ASKEB KOMUNITAS
2. Ajarkan ibu untuk memberikan MP-ASI dengan komposisi gizi yang baik
bagi bayi.
Rasional : Agar bayi terpenuhi nutrisinya dan gizi dengan cukup
3. Ajarkan ibu perwatan payudara
Rasional : dengan melakukan perawatan payudara dapat memperlancar
keluarnya asi di samping itu payudara bias terjaga dan terwat serta bersih.
4. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin ( on demand )
minimal hingga mencapai umur 6 bulan dan maksimal sampai umur 2
tahun (ASI EKSLUSIF )
Rasional : dengan isapan bayi pada payudara ibu dapat merangsang
pengeluaraan hormon oksitosin yang membantu infulusio uteri dan
semakin sering bayi mengisap maka semakin banyak pula ASI keluar /
produksi asi lancar sehingga kebutuhan nutrisi bayi dapat terpenuhi dengan
baik .
5. Anjurkan ibu untuk mempertahankan KB suntiakn 3 bulannya bila bayinya
tidak aktif menyusui
Rasional : Mencegah terjadinya kehamilan
6. Berikan penjelasan mengenai akibat yang mungkin terjadi bila ibu tidak
menggunakan alat kontrasepsi
Rasional : Agar ibu mengerti dan memahami bahaya yang dapat timbul
jika tidak menggunakan KB
7. Beritahu ibu tentang keuntungan, dan efek samping menggunakan
kontrasepsi suntikan 3 bulan
Rasional : agar ibu paham dan Mencegah kekhawatiran pada ibu bila
terjadi efek samping
8. Berikan pemahaman mengenai imunisasi bayi dan jadwal pemberiannya
pada keluarga
Rasional : Agar keluarga paham betapa pentingnya imunisasi bayi
M. IMPLEMENTASI
Tanggal 21 Agustus 2019
Memberitahu ibu tentang manfaat pemberian MP-ASI
14
ASKEB KOMUNITAS
( SAP )
15
ASKEB KOMUNITAS
3. Materi
a. Pengertian MP-ASI
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Media
Flip chart
6. Evaluasi
7. Materi MP-ASI
16
ASKEB KOMUNITAS
1. Pengertian
FUNGSI
Fungsi dari MPASI adalahn untuk mengenalkan jenis makanan baru pada
bayi, mencukupi kebutuhan nutrisi tubuhnya yang tidak lagi dapat disokong
oleh ASI, membentuk daya pertahanan tubuh dan perkembangan sistem
imunologis terhadap makanan maupun minuman. Selain fungsi tersebut,
MPASI dapat melatih perkembangan bayi, baik secara motorik maupun secara
emosional. Bayi usia 6 bulan sudah menunjukkan tanda-tanda siap makan
yang telah didukung oleh perkembangan fisik bayi seperti kekuatan leher
untuk menopang kepala, bayi sudah berusaha untuk duduk dan kemudian
dapat duduk dengan tegak dengan sandaran atau tanpa sandaran, bayi sudah
mulai mengigit benda yang berada digenggamannya, dan respon motorik
17
ASKEB KOMUNITAS
halus serta kasar dapat mulai terlihat dari anak memegang makanan, maupun
sendok makan.
HAL TERKAIT
1. Pemberian MPASI harus dimulai dari porsi kecil, pemberian porsi kecil
diharapkan anak tidak kaget, dan bila terjadi reaksi seperti diare pemberian
MPASI dapat terawasi, serta menghindari bayi untuk tersedak;
18
ASKEB KOMUNITAS
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengkajian data sampai evaluasi, maka dapat disimpulkan :
1. Keluarga Tn “A” termasuk keluarga sejahtera karena rumah yang ditempati adalah
milik sendiri dan penghasilan per bulan sudah mencukupi kebutuhan keluarga.
2. Masalah yang ditemukan pada keluarga Tn. “A” yaitu kurangnya pengetahuan ibu
tentang pemberian MP-ASI.
3. Setelah dilakukan intervensi dari masalah yang ada, keluarga Tn. “A” dapat
mengerti pengertian, keuntungan dan kerugian MP-ASI.
B. SARAN
1. Bagi keluarga
a. Sebaiknya Ny.B mulai mengerti tentang ASI dan imunisasi
b. Sebaiknya keluarga Tn.B lebih memperhatikan kesehatan diri,keluarga dan
lingkungan.
2. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola asuhan kebidanan
komunitas sehingga dapat mengaplikasi teori - teori yang ada dengan keadaan
yang ada di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
19
ASKEB KOMUNITAS
Maita Liva,Dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Bagi Para Bidan Komunitas. CV Budi
Utama:Yogyakarta.
20