Anda di halaman 1dari 20

ASKEB KOMUNITAS

BAB II

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pelayanan Bidan komunitas diarahkan untuk mewujudkan keluarga yang sehat
sejahtera sehingga tercipta derajat kesehatan yang optimal, Hal ini sesuai dengan visi
Indonesia sehat 2010. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya
kesehatan dimasyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Pelayanan kesehatan
keluarga bertujuana untuk mewujutkan keluarga kecil ,sehat, bahagia , dan sejahtera.
Didalam kesehatan keluarga, kesehatan ibu mencakup kesehatan masa
prekehamilan ,kehamilan, persalian,pasca persalinan dan masa di luar kehamilan/
masa interval. Pelayanan kebidana komunitas dapat dilakukan dirumah pasien,
polindes, posyandu, puskesmas dan rumah bidan praktek swasta (Maita Liva
Dkk,2015:44).
Macam-macam tanggung jawab bidan dikomunitas salah satunya tanggung jawab
terhadap keluarga .Keluarga merupakan masyarakat kecil yang terdiri dari suami,istri,
ayah, ibu, dan anak-anak,dan juga juga orang lain yang menjadi anggota keluarga
(Riyanti,2018:12).

Tipe Keluarga

1. Keluarga Besar Hubungan keluarga inti bertambah dengan sanak saudara


2. Keluarga Berantai Yaitu inti bertambah dangan menikah lebih dari 1 kali
3. Single Family Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
4. Keluarga Berkomposisi Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara berpasangan
5. Keluarga Kabitas Yaitu 2 (dua) orang yang terjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga
2. RUMUSAN MASALH
1. Mampu menganalisa masalah yang terjadi dalam keluarga dan diterapkan
melalui metode SOAP asuhan kebidanan komunitas
2. Memecahkan masalah dan melakukan edukasi kesehatan untuk menambah
pengetahuan keluarga

1
ASKEB KOMUNITAS

3. Mengevaluasi maslah yang di teemukan di masyarakat


3. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah akhir praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu melaksanakan asuhan


kebidanan komunitas secara komprehensif.

b. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktik kebidanan komunitas mahasiswa dapat :

1. Melakukan pengkajian kepada keluarga Tn. A tentang pengertian manfaat


MP-ASI

2. Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada keluarga Tn. A

3. Menentukan diagnose potensial apa yang terjadi pada keluarga binaan

4. Menentukan antisipasi masalah

5. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi

6. Melaksanaan perencanaan yang telah dibuat

7. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan

4. MANFAAT

1.Dalam laporan kebidanan komunitas ini penulis berharap dapat bermanfaat


bagi:

a. Keluarga

Diharapkan dapat mengurangi kecemasan keluarga tentang keluhan yang


dialami selama masalah itu terjadi.

b. Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan antara teori yang diperoleh


di akademik dengan praktek – praktek yang dihadapkan.

2
ASKEB KOMUNITAS

BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen / asuhan kebidanan pada keluarga


Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk
pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Simatupang E.J, 2012, hal.7).
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab bidan
dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki kebutuhan atau masalah
kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana,
kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat).
Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan (Varney, 2010)
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah. Manajemen asuhan
kebidanan dimulai dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi asuhan
kebidanan. Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat
dipakai dalam segala situasi. Langkah tersebut sebagai berikut :
1. Langkah
I. Identifikasi Data Dasar
Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan, langkah
yang merupakan kemampuan intelektual dalam mengidentifikasi masalah klien,
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka identifikasi data dasar meliputi
pengumpulan data dan pengolahan.
a. Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta atau informasi baik
dari klien, keluarganya maupun tim kesehatan lainnya atau data yang diperoleh dari
hasil pemeriksaan pada pencatatan dokumen medik, hal yang dilakukan dalam
pengumpulan data meliputi :

1) Wawancara
Wawancara/anamnese adalah tanya jawab yang dilakukan antara bidan dan klien,
keluarga maupun tim medis lain dan data yang dikumpulkan mencakup semua
keluhan klien tentang masalah yang dimiliki.

3
ASKEB KOMUNITAS

2) Observasi dan pemeriksaan fisik


Pada saat observasi dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe).
b. Pengolahan data
Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar maka selanjutnya dikelompokkan
dalam :
1) Data subyektif
Meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat menstruasi,
riwayat persalinan, riwayat nifas dan laktasi yang lalu, riwayat ginekologi, dan
KB, latar belakang budaya, pengetahuan dan dukungan keluarga serta keadaan
psikososial.
2) Data obyektif
Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital dan
keadaan fisik obstetri.
3) Data penunjang
Meliputi hasil pemeriksaan laboratorium.
2. Langkah II. Merumuskan diagnosa/masalah actual
Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan berdasarkan
identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam menetapkan diagnosa
bidan menggunakan pengetahuan profesional sebagai data dasar untuk mengambil
tindakan diagnosa kebidanan yang ditegakkan harus berlandaskan ancaman
keselamatan hidup klien.
3. Langkah III. Merumuskan diagnose/masalah potensial
Bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada klien jika
tidak mendapatkan penanganan yang akurat, yang dilakukan melalui pengamatan,
observasi dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi bila tidak segera
ditangani dapat membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga mengancam
kehidupan klien.
4. Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Menentukan intervensi yang harus segera dilakukan oleh bidan atau dokter
kebidanan. Hal ini terjadi pada penderita gawat darurat yang membutuhkan
kolaborasi dan konsultasi dengan tenaga kesehatan yang lebih ahli sesuai keadaan
klien. Pada tahap ini, bidan dapat melakukan tindakan emergency sesuai
kewenangannya,kolaborasi maupun konsultasi untuk menyelamatkan ibu dan bayi.

4
ASKEB KOMUNITAS

Pada bagian ini pula,bidan mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan
tindakan selanjutnya yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain. Bila klien dalam keadaan normal tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap
kelima.
5. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap sebelumnya,
juga mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang
didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya sesuai kondisi
dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya boleh dikerjakan atau
tidak oleh bidan.
6. Langkah VI. Impelementasi
Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan tim
kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung,konsultasi
maupun kolaborasi,implementasi yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya
perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.
7. Langkah VII. Evaluasi
Langkah akhir manajemen kebidanan adalah evaluasi. Pada langkah ini,bidan harus
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien.

B. ASKEB KOMUNITAS KELUARGA

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn “A”

DI DESA LELEKO KECAMATAN REMBOKEN

PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 21 Agustus 2019
Jam : 10:00
Tempat :Rumah Tn. A
Desa : Leleko Jaga 4

5
ASKEB KOMUNITAS

Nama Mahasiswa : Jane Efrita Mumek


Nim : 711530119040

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


1. Identitas Keluarga
Nama Kepala keluarga : Tn. “ A “
Umur : 29 Tahun
Nikah / Lamanya : 1 ×/ ± 5Tahun
Suku : Minahasa
Agama : Kristen Advent
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Leleko Kec Romboken

2. Daftar anggota keluarga

UMUR HUBUNGAN PENDIDIKA


NO. NAMA PEKERJAAN
L P KELUARGA N
1 Ny.Baby 25thn Istri SD IRT
2 Naila 4thn Anak - -
3 Marcus 7 bln Anak - -

3. Genogram

29
25v

4 7/12

6
ASKEB KOMUNITAS

Keterangan :

: Laki – Laki

: Perempuan

: Garis perkawinan
…………….. : Keluarga (serumah)

: Meninggal
4. Sifat keluarga
a. Anggota keluarga yang paling berperan dalam pengambilan keputusan
adalah suami
b. Hubungan keluarga dengan anggota keluarga cukup harmonis
5. Kegiatan sehari – hari
a. Kebiasaan makanan
 Makanan pokok berupa nasi
 Komposisi makanannya berupa sayur dan lauk pauk
 Pola makan 3× sehari (sarapan pagi, siang, malam )
b. Kebiasaan tidur / istirahat
 Kebiasaan tidur / istirahat baik dan teratur
 Tidur siang keluarga tidak menentu
 Malam hari keluarga tidur sekitar pukul 21.00 – 22.00 WITA, dan
bangun pagi pukul 05.00 WITA
c. Kebiasaan rekreasi
 Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi, karena waktu santai /
luang dimanfaatkan untuk nonton TV
d. Kebiasaan hidup sehari – hari
 Tn. ‘;A” bekerja sebagai petani dengan aktivitas sehari – hari yaitu
bangun tidur, shalat, mandi, kemudian sarapan, lalu berangkat ke
sawah sekitar pukul 06.00 WITA, sedangkan istri melakukan
pekerjaan rumah, dan anak bermain di rumah.

e. Kebersihan diri

7
ASKEB KOMUNITAS

 Kebiasaan mandi 3× sehari dengan memakai sabun mandi, kebiasaan


menggosok gigi setiap kali mandi dengan memakai pasta gigi
 Keluarga mencuci rambut 3× seminggu dengan memakai sampo

B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA


1. Penghasilan dan pengeluaran
 Pekerjaan kepala keluarga adalah petani , dimana bekerja mulai pukul
06.00 WITA sampai pukul 17.00 WITA
 Besar uang yang dihasilkan tidak menentu
 Pemenuhan kebutuhan keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari
– hari kurang lebih penngeluaran perbulan Rp.1.000.000
 Uang simpanan keluarga disimpan oleh Ny. “B” istri Tn.” A“
 Penentu keuangan adalah suami dibantu oleh istri yang mengatur dan
bertanggung jawab mengurus kebutuhan sehari – hari
2. Suku dan agama
 Bapak dan ibu berasal dari tomohon, bapak dan ibu cukup taat
melakasanakan ajaran agama yang dianutnya yaitu Advent
3. Peran anggota keluarga
 Suami sebagai pencari nafkah untuk keluarga
 Istri mengatur urusan rumah tangga
 Anak 2 orang, anak pertama berumur 4 tahun, dan anak kedua 7 bulan.
4. Hubungan keluarga dengan masyarakat
 Hubungan keluarga dengan masyarakat setempat cukup baik dan akrab
satu sama lain.
C. FAKTOR LINGKUNGAN
1. Rumah
Bentuk rumah batu yang merupakan rumah sendiri, mempunyai ventilasi dan
pencahayaan yang baik serta terjaga kebersihannya.

DENAH RUMAH

K.Tidur 1 K.Tidur 2 wc
Dapur

R.Makan
R.Tamu & R.kel

8
ASKEB KOMUNITAS

 Ventilasi rumah cukup baik, pertukaran udara keluar masuk


cukup baik
 Ruangan dalam rumah cukup mendapatkan cahaya
 Pengaturan perabot rumah tangga kurang baik karena rumah
sempit
 Keluarga tidak mempunyai kamar mandi sendiri
2. Sumber air bersih
 Sumber air bersih keluarga berasal dari pegunungan dengan keadaan air
jernih, tidak berbau, sehingga digunakan untuk mandi dan mencuci serta
minum.
3. Tempat sampah
a. Tinja keluarga dibuang di WC di luar rumah yang bentu yang keaadannya
cukup bersih
b. Pembuangan sampah
Keluarga membuang sampah di belakang rumah dengan membuat galian
tetapi sampah tidak di timbun.
c. Pembuangan air limbah
SPAL keluarga adalah SPAL tertutup sehingga airnya tidak terpakai
kemana-mana

d. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah cukup baik, jarak rumah keluarga dengan rumah
tetangga ± 3 meter dan cukup aman dari gangguan kejahatan.
4. Fasilitas hiburan
 Keluarga memiliki TV 21 inci sebagai sarana hiburan dan informasi bagi
keluarga
5. Fasiitas social dan kesehatan
 Lingkungan social keluarga cukup ramah, keluarga selalu berobat ke pustu
desa terdekat dan puskesmas bila ada yang sakit.
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan anggota keluarga, Kepala Keluarga mempunyai kebiasaan
peroko berat
2. Keluarga Berencana
Selama ibu menggunakan KB ibu tidak lancar haid
E. PENGKAJIAN/PEMERIKSAAN FISIK
 Tn. A” : TD : 120/80 mmHg

9
ASKEB KOMUNITAS

N : 80 ×/i
S : 36,8 °C
P : 20 X/ i
 Ny. “B” : TD :120/80 mmHg
N : 80×/i
S : 36,9 °C
P : 22 x/i
 Naila
a. Lahir tahun 2016 di tolong oleh bidan
b. Jenis kelamin ♀ (perempuan)
c. Berat badan lahir 3700 gram
d. Anak tersebut tampak sehat
e. Pola makan baik
f. Imunisasi lengkap
 Marcus
a. Lahir tahun 2019 ditolong oleh bidan
b. Jenis kelamin ♂ (laki-laki)
c. Berat badan lahir 4000 gram
d. Anak tersebut tampak sehat
e. Pola makan baik
f. Imunisasi baru HB0

F. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Status emosi
Tingkat emosi anggota keluarga cukup baik bila ada masalah umumnya di
bicarakan secara musyawarah keluarga.
2. Pola interaksi/komunikasi
Pola interaksi keluarga cukup baik dan bahasa yang di gunakan sehari-hari
adalah bahasa Makassar.
3. Pola pertahanan dalam keluarga
Sebagai kepala keluarga suami di segani oleh istri dan anaknya, permasalahan
di selesaikan melalui keputusan kepala keluarga.

G. PENGKAJIAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG TUMBUH


KEMBANG ATAU KESEHATAN KELUARGA
Keluarga cukup mengetahui dan menyadari bahwa setiap orang akan mudah di
serang penyakit bila lingkungan kurang sehat dan kurang makan (gizi) serta
pentingnya gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak

10
ASKEB KOMUNITAS

H. HARAPAN KELUARGA TERHADAP BIDAN


Keluarga berharap kepada tenaga kesehatan supaya dapat mengatasi masalah
kesahatan dan lebih banyak memberikan motivasi dan mendukung
perkembangan masyarakat serta sering memberi penyuluhan bayi dan balita di
posyandu.

I. ANALISA MASALAH

No
Kriteria Masalah
.
 Kurangnya pengetahuan ibu tentang
DS : Ibu mengatakan Serlia pemberian MP-ASI
minum ASI saja sampai usia 3
bulan dan selanjutnya
mendapatkan tambahan nasi
pisang yang di lumatkan.  Kebiasaan merokok KK
DO : -Bapak mengatakan merokok
1 pak habis dalam 2-3 hari.
DO : -

J. PERIORITAS MASALAH

1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI.


No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Tidak/kurang sehat
2. Kemungkinan 0/2 x 2 0 Kurangnya
masalah dapat pengetahuan dapat
diatasi diatasi dengan

11
ASKEB KOMUNITAS

3. Potensi masalah 3/3 x 1 1 pemberian penyuluhan


untuk dirubah Masalah dapat dirubah
dengan penyuluhan
4. Penonjolan 1/3 x 1 1/3 yang tepat
masalah Keluarga tidak
menyadari kurangnya
pengetahuan tersebut
merupakan masalah
yang harus ditangani
Total 2 1/3
Penyuluhan masalah kesehatan sesuai prioritas masalah :
- Pemberian MP-ASI
2. Kurangnya pengetahuan bapak tentang bahaya merokok
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 -kurang sehat
2. Kemungkinan 0/2 x 2 0 Kurangnya pengetahuan
masalah dapat dapat diatasi dengan
diatasi pemberian penyuluhan
3. Potensi masalah 3/3 x 1 1 -Masalah dapat dirubah
untuk dirubah dengan penyuluhan yang
tepat
4. Penonjolan masalah 1/3 x 1 1/3 -Keluarga tidak
menyadari kurangnya
pengetahuan tersebut
merupakan masalah
yang harus ditangani
Total 2 1/3

12
ASKEB KOMUNITAS

K. PERIORITAS MASALAH
Berdasarkan hasil perumusan maka urutan peroiritas masalah kebidanan
kesehatan keluarga, masalah perioritasnya sebagai berikut :
1. Ketidaktahuan ibu daan keluarga tentang bahaya meroko
2. Ketidaktahuan ibu tentang pemberian MP-ASI

L. INTERVENSI
Subjek :
1. Ibu tidak mengetahui tentang pemberian MP-ASI yang baik
2. ibu kurang paham tentang bahaya paparan asap rook pada bayi dan
keluarga

Objek

1. Ibu tidak dapat menyebutkan manfaat MP-ASI dan mengatur


komposisi gizi yang seimbang bagi bayi

2. ibu tidak dapat menyebutkan bahaya paparan asap roko bagi


keluarga dan bayi
Tujuan :

1. Ibu mengetahui tentang manfaat MP-ASI dan mengatur komposisi


gizi yang seimbang bagi bayi

2. ibu memahami mengenai bahaya paparan asap roko bagi keluarga

Kriteria :
Ibu dapat menjelaskan kembali penjelasan yang diberikan sehubungan dengan
Pemberian MP-ASI bagi bayi dan bahaya paparan asap roko bagi keluarga
khusunya pada bayi
Intervensi :
1. Beri tahu ibu tentang manfaat pemberian MP-ASI
Rasional : Agar ibu mengerti tentang manfaat pemberian MP-ASI

13
ASKEB KOMUNITAS

2. Ajarkan ibu untuk memberikan MP-ASI dengan komposisi gizi yang baik
bagi bayi.
Rasional : Agar bayi terpenuhi nutrisinya dan gizi dengan cukup
3. Ajarkan ibu perwatan payudara
Rasional : dengan melakukan perawatan payudara dapat memperlancar
keluarnya asi di samping itu payudara bias terjaga dan terwat serta bersih.
4. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin ( on demand )
minimal hingga mencapai umur 6 bulan dan maksimal sampai umur 2
tahun (ASI EKSLUSIF )
Rasional : dengan isapan bayi pada payudara ibu dapat merangsang
pengeluaraan hormon oksitosin yang membantu infulusio uteri dan
semakin sering bayi mengisap maka semakin banyak pula ASI keluar /
produksi asi lancar sehingga kebutuhan nutrisi bayi dapat terpenuhi dengan
baik .
5. Anjurkan ibu untuk mempertahankan KB suntiakn 3 bulannya bila bayinya
tidak aktif menyusui
Rasional : Mencegah terjadinya kehamilan
6. Berikan penjelasan mengenai akibat yang mungkin terjadi bila ibu tidak
menggunakan alat kontrasepsi
Rasional : Agar ibu mengerti dan memahami bahaya yang dapat timbul
jika tidak menggunakan KB
7. Beritahu ibu tentang keuntungan, dan efek samping menggunakan
kontrasepsi suntikan 3 bulan
Rasional : agar ibu paham dan Mencegah kekhawatiran pada ibu bila
terjadi efek samping
8. Berikan pemahaman mengenai imunisasi bayi dan jadwal pemberiannya
pada keluarga
Rasional : Agar keluarga paham betapa pentingnya imunisasi bayi

M. IMPLEMENTASI
Tanggal 21 Agustus 2019
Memberitahu ibu tentang manfaat pemberian MP-ASI

1. Berikan penyuluhan mengenai pengertian MP-ASI


R/ Ibu mengerti mengenai pentingnya MP-ASI

14
ASKEB KOMUNITAS

2. Jelaskan kapan MP-ASI boleh diberikan


R/ Tepat waktu dalam pemberian
3. Jelaskan kerugian bila MP-ASI diberikan terlalu dini atau terlalu lambat
R/ Mengganggu perkembangan bayi
4. Ajarkan ibu cara membuat MP-ASI
R/ Ibu mengerti cara membuat MP-ASI sesuai usia bayi
5. Jelaskan keuntungan MP-ASI
R/ Kemampuan bayi menerima berbagai rasa dan tekstur makanan
6. Berikan leaflet
R/ Bacaan bagi ibu
N. EVALUASI
Tanggal 21 Agustus 2019
1. Ibu mengerti tentang Ibu mengerti mengenai pentingnya MP-ASI Tepat waktu
dalam pemberian
2. Ibu mengerti cara membuat MP-ASI sesuai usia bayi
3. Kemampuan bayi menerima berbagai rasa dan tekstur makanan

SATUAN ACARA PRNYULUHAN

( SAP )

Pokok bahasan : Pengertian dan cara pemberian MP-ASI

Sub pokok bahasan : MP-ASI

Sasaran : Keluarga Binaan

Waktu : 21 Agustus 2019, Jam 08.00 WITA

Tempat : Rumah keluarga binaan

15
ASKEB KOMUNITAS

1. TIU (Tujuan intruksional Umum)

Setelah mengikuti penyuluhan anggota keluarga dapat mengerti tentang


pentingnya dan manfaat MP-ASI

2. TIK (Tujuan Instruksional khusus)

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan anggota keluarga dapat

a. Menyebutkan pengertian MP-ASI

b. Menyebutkan manfaat MP-ASI

3. Materi

a. Pengertian MP-ASI

b. Manfaat memberikan MP-ASI

4. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

5. Media

Flip chart

6. Evaluasi

a. Ibu mengetahui pengerti MP-ASI

b. Ibu mengetahui manfaat pemberian MP-ASI

7. Materi MP-ASI

16
ASKEB KOMUNITAS

1. Pengertian

Makanan pendamping air susu ibu (MPASI) merupakan makanan yang


dikenalkan dan diberikan kepada bayi usia 6 bulan setelah menjalani ASI
ekslusif. Program terbaik bagi seorang bayi idealnya adalah dengan
mengkonsumsi hanya ASI saja selama 6 bulan awal kehidupannya. Setelah
lewat usia 6 bulan, seorang bayi mulai dikenalkan dengan makanan halus.

Makanan MPASI dapat dimulai dari usia 6 bulan dengan menggunakan


makanan yang bersifat semi cair, atau bubur yang tidak terlalu kental. Usia 7
bulan bayi dapat dikenalkan dengan makanan yang mulai memiliki tekstur,
seperti bubur dengan serat buah (wortel, sayuran, san sejenisnya). Usia bayi 9
bulan sudah dapat dikenalkan dengan makanan yang lebih komplek seperti
sup, daging, telur, tahu, dan tempe tetapi dalam keadaan lembut. Pada usia
bayi 1 tahun atau lebih sudah dapat menyesuaikan makanan seperti makanan
keluarga lainnya.

FUNGSI

Fungsi dari MPASI adalahn untuk mengenalkan jenis makanan baru pada
bayi, mencukupi kebutuhan nutrisi tubuhnya yang tidak lagi dapat disokong
oleh ASI, membentuk daya pertahanan tubuh dan perkembangan sistem
imunologis terhadap makanan maupun minuman. Selain fungsi tersebut,
MPASI dapat melatih perkembangan bayi, baik secara motorik maupun secara
emosional. Bayi usia 6 bulan sudah menunjukkan tanda-tanda siap makan
yang telah didukung oleh perkembangan fisik bayi seperti kekuatan leher
untuk menopang kepala, bayi sudah berusaha untuk duduk dan kemudian
dapat duduk dengan tegak dengan sandaran atau tanpa sandaran, bayi sudah
mulai mengigit benda yang berada digenggamannya, dan respon motorik

17
ASKEB KOMUNITAS

halus serta kasar dapat mulai terlihat dari anak memegang makanan, maupun
sendok makan.

HAL TERKAIT

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan serta


mengenalkan MPASI, diantaranya adalah:

1. Pemberian MPASI harus dimulai dari porsi kecil, pemberian porsi kecil
diharapkan anak tidak kaget, dan bila terjadi reaksi seperti diare pemberian
MPASI dapat terawasi, serta menghindari bayi untuk tersedak;

2. Saat bayi diberi MPASI diusahakan diselangi sebelum pemberian ASI,


sehingga bayi tidak merasa kenyang sebelum makan;

3. Pilihlah makanan yang lembut seperti bubur saring, buah-buahan dengan


tekstur halus dan masih berserat, makanan bersifat keras dan kering dapat
disesuaikan nantinya sesuai dengan usia bayi;

4. Pemberian sayuran dan buah harus dimulai secara seimbang agar


menghindarkan bayi dan anak dari sifat memilih-milih makanan.

18
ASKEB KOMUNITAS

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengkajian data sampai evaluasi, maka dapat disimpulkan :
1. Keluarga Tn “A” termasuk keluarga sejahtera karena rumah yang ditempati adalah
milik sendiri dan penghasilan per bulan sudah mencukupi kebutuhan keluarga.
2. Masalah yang ditemukan pada keluarga Tn. “A” yaitu kurangnya pengetahuan ibu
tentang pemberian MP-ASI.
3. Setelah dilakukan intervensi dari masalah yang ada, keluarga Tn. “A” dapat
mengerti pengertian, keuntungan dan kerugian MP-ASI.
B. SARAN
1. Bagi keluarga
a. Sebaiknya Ny.B mulai mengerti tentang ASI dan imunisasi
b. Sebaiknya keluarga Tn.B lebih memperhatikan kesehatan diri,keluarga dan
lingkungan.
2. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola asuhan kebidanan
komunitas sehingga dapat mengaplikasi teori - teori yang ada dengan keadaan
yang ada di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

19
ASKEB KOMUNITAS

Anonim.2019.Asuhan Kebidanan Komunitas.http://id.wikipedia.org/wiki/askeb.


Diakses pada: 10 Mei 2013.

Maita Liva,Dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Bagi Para Bidan Komunitas. CV Budi
Utama:Yogyakarta.

Meilani, Niken.2009.Kebidanan Komunitas.Fitrimaya:Yogyakarta

Riyanti .208.Etikologi Dalam Praktek Kebidanan.Winek Media: Malang

Simatupang E.J, 2012, ”Penerapan Unsur-Unsur Manajemen”, Penerbit Buku Awan


Indah, Jakarta

20

Anda mungkin juga menyukai