Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DEPARTEMEN KEHUMASAN

DOSEN PENGAMPUH :

Dr. dr. Dien Anggraini Nursal, MKM

ANGGOTA KELOMPOK 6:

WINDA NIHDATUL HUDA 1811211008

NOVRIDA YANTI 1811211038

SARI LAILA WAHYUNI 1811212014

PUTRI BALQIS 1811213028

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Departemen Kehumasan.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
wawasan serta pengalaman pembaca.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tanga terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Padang, Agustus 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I ........................................................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 4
C. TUJUAN ....................................................................................................................... 4
BAB II ...................................................................................................................................... 6
A. Perlunya Departemen PR .............................................................................................. 6
B. Ukuran Departemen PR ................................................................................................ 8
C. Staff PR ......................................................................................................................... 8
D. Jabatan Manager PR ..................................................................................................... 9
D. TanggungJawabManagerPR ....................................................................................... 10
F. Bentuk – Bentuk Kerja Sama antara Pihak Manajemen dengan Manager PR ............ 11
G. Kegiatan PR dari A hingga Z ...................................................................................... 12
H. Lima Keuntungan dan Kelemahan Manajemen PR .................................................... 14
I. Studi Kasus Kehumasan di Bidang Kesehatan ........................................................... 15
BAB III................................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Public relation merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan mengelola
hubungan saling menggantungkan organisasi dan masyarakat. PR selalu menjadi salah
satu bidang yang sangat dinamis dalam kehidaupan berorganisasi, karena praktisi PR
membutuhkan keteramplan dan kapabilitas yang beragam untuk keberhasilan
pekerjaan mereka.

Seorang public relation harus melakukan perencanaan program kerja baik itu
jangaka panjang maupun jangka pendek, yang harus direncanakan dengan cermat dan
hati-hati, sehingga akan memperoleh hasil-hasil yang nyata. Program tersebut harus
berhubungan dengan tujuan organisasi, maka seorang praktisi PR harus memahami apa
yang sedang dilakukan manajemen, bahwa mereka adalah bagian dari tim manajemen.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu departemen PR?
2. Bagaimana ukuran departemen PR?
3. Apa saja staff PR?
4. Apa saja jabatan departemen PR?
5. Apa tanggung jawab manager PR?
6. Bagaimana bentuk-bentuk kerja sama antar pihak manajemen dengan
manager PR?
7. Apa saja kegiatan PR dari A hingga Z?
8. Apa saja lima keuntungan dan kelemahan manajemen PR?
9. Bagaimana studi kasus kehumasan di bidang kesehatan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang departemen PR
2. Untuk mengetahui ukuran departemen PR
3. Untuk mengetahui staff PR
4. Untuk mengetahui jabatan departemen PR
5. Untuk mengetahui tanggung jawab manager PR
6. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kerja sama antar pihak manajemen
dengan manager PR
7. Untuk mengetahui kegiatan PR
8. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan manajemen PR
9. Untuk mengetahui studi kasus kehumasan di bidang kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perlunya Departemen PR
Public Relations adalah sesuatu yang tidak nyata, ini adalah apa yang
membedakannya dari iklan. Webster’s New Collegiate Dictionary mendefinisikan
humas sebagai “usaha mendorong masyarakat untuk memiliki goodwill terhadap
seseorang, perusahaan atau lembaga”. “Humas merupakan upaya terencana untuk
mempengaruhi opini melalui kinerja tanggung jawab sosial dan dapat diterima,
berdasarkan komunikasi dua arah yang saling memuaskan.” Humas dapat digunakan
untuk membangun hubungan dengan karyawan, pelanggan, investor, pemilih, atau
masyarakat umum. Publik dianggap sebagai penghubung antara perusahaan dan
media.Public relations juga dapat didefinisikan sebagai praktik mengelola komunikasi
antara organisasi dengan publiknya. Public Relations atau Hubungan masyarakat, atau
sering disingkat humas adalah praktik mengelola penyebaran informasi antara individu
atau organisasi dan masyarakat.

Pada dasarnya ada dua struktur organisasi Public Relations, yakni departemen
Public Relations internal yang menjadi satu bagian perusahaan, serta biro konsultan
yang berdiri sendiri sebagai perusahaan jasa yang memang secara eksklusif bergerak
di bidang kehumasan.

Seorang Public Relations Officer (PRO) dituntut untuk mengerjakan banyak hal.
Mulai dari menjadi seorang komunikator, penasihat, sampai menjadi perencana
kampanye yang baik. Dalam Public Relations, sumber-sumber informasi, kreativitas,
dan produksi yang utama baginya adalah dirinya (perusahaan itu) sendiri. Setiap
organisasi harus memiliki petugas atau Public Relations Officer (PRO) yang tahu benar
mengenai organisasinya, karena ia harus mampu bertindak sebagai juru bicaranya.

Seorang Public Relations Officer (PRO) selalu menghadapi banyak pihak, mulai
dari kalangan dalam seperti staf, anggota atau pegawai organisasi itu sendiri, hingga ke
kalangan luar seperti para agen, perantara, pelanggan dan sebagainya. Ia harus tahu
benar tentang segala seluk-beluk organisasi dan mampu mewakilinya dalam berbagai
kesempatan. Oleh karena itu, jelas ia harus berhubungan secara dekat dan terus-
menerus dengan semua orang dalam organisasinya. Kedekatan itu sedemikian penting
sehingga ini merupakan alasan pokok mengapa suatu perusahaan atau organisasi
sebaiknya mengandalkan lembaga kehumasan internalnya sendiri.

Idealnya, departemen humas harus independen, ia bisa melayani urusan produksi,


keuangan, dan pemasaran, tetapi ia harus bertanggung jawab langsung pada eksekutif
puncak. Pada perusahaan besar, kepala departemen humas adalah seorang direktur
umum. Situasi ideal ini tidak selalu terjadi, dan kepala humas bisa jadi ditempatkan
hanya di bagian pemasaran, yang sekaligus menyiratkan terbatasnya tugas dan status
humas di perusahaan itu.

Perbedaan penting antara periklanan dan PR adalah bahwa pada saat suatu
perusahaan mulai membelanjakan sejumlah besar uang untuk keperluan periklanan, iya
mulai mempertimbangkan untuk menunjukkan dan mempekerjakan suatu biro iklan
eksternal (suatu perusahaan yang berdiri sendiri diluar perusahaan tersebut) dan
menjalin kerjasama erat dengannya dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan dalam
urusan PR, yang akan terjadi adalah sebaliknya. Pada umumnya, dalam bidang
periklanan, perusahaan lebih suka merekrut spesialis dari pihak luar untuk bekerja
dalam periode tertentu, daripada mempekerjaakan mereka secara permanen
(mengangkat mereka sebagai pegawai tetap perusahaan). Hal ini termasuk dalam hal
penulisan iklan-iklan diberbagai media, sperti surat kabar, televisi, atau radio. Kecuali,
perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dalam bisnis pasar swalayan dan biro-biro
perjalanan, kebanyakan perusahaan merasa enggan mempekerjakan para spesialis
periklanan yang bergaji mahal tersebut secara terus-menerus.
Seorang praktisi PR dituntuk untuk mampu mengerjakan banyak hal. Ia harus bisa
menjadi seorang komunikator, seorang penasehat, dan sekaligus seorang perencana
kampanye yang baik. Dibidang periklanan, suatu organisasi yang membutuhkan jasa
iklan senantiasa bisa dengan mudah membeli produk atau jasa periklanan dari biro-biro
iklan eksternal. Akan tetapi dibidang PR, sumber sumber informasi, kreativitas , dan
produksi adalah perusahaan itu sendiri. Setiap organisasi harus memiliki pejabat PR
yang tahu benar mengenai organisasinya karna ia harus mampu bertindak sebagai juru
bicaranya. Seorang pejabat PR selalu menghadapi bnayak pihak, mulai dari kalangan
seperti staf , anggota atau pegawai organisasi itu sendiri hingga ke kalangan luar seperti
, agen , perantara konsumen , dan sebagainya. Ia harus tahu benar tentang segala seluk
buluk organisasi dan mampu mewakilinya dalam berbagai kesempatan atau keperluan.

B. Ukuran Departemen PR
Besar kecilnya departemen PR internal dari suatu organisasi atau perusahaan
tergantung pada tiga hal utama yakni:

1. Ukuran organisasi atau perusahaan yang bersangkutan


2. Kebutuhan perusahaan akan PR yang efektif dan nilai atau arti penting dari
fungsi PR bagi pihak manajemen
3. Karakteristik khas PR bagi masing-masing organisasi atau perusahaan.

Setiap organisasi pasti memiliki kebutuhan-kebutuhannya sendiri yang tidak bisa


diseragamkan dngan kebutuhan dari organisasi-organisasi lainnya. Sebuah perusahaan
membuat produk konsumen yang bersifat massal, misalnya, lebih banyak mengerahkan
dana untuk keperluan periklanan dan tidak terlalu mementingkan PR. Sedangkan
sebuah perusahaan industri atau bersifat teknis lebih mementingkan kegiatan-kegiatan
PR demi mendidik pasar daripada urusan periklanan semata mata.

C. Staff PR
Komposisi pr dari masing masing organisasi tentu saja berbeda , tergantung pada
kebutuhannya. Disuatu organisasi , mungkin saja departemen Prnya hanya terdiri dari
seorang manajer dan seorang sekertaris . namun , banyak pula organisasi dan
perusahaan yang juka mempekerjakan para asistan ahli seperti pejabat pers, editor
jurnal internal, perancang media cetak , fotografer , dan sebagainya untuk menunjang
pelaksanaan departemen Prnya. Ada pula organisasi yang tidak memiliki atau
mempekerjakan spesialis PR secara permanen, dan menyerahkan fungsi fungsi PRnya
(terutama yang berhubungan dengan konsultan) kepada divisi pemasaran atau
penjualan dengan dibantu oleh jasa konsultan dari biro PR eksternal. Pada beberapa
organisasi tertentu misalnya pada yayasan atau lembaga lembaga nirlaba, fungsi PR
langsung dirangkap oleh sang direkturatau sekretaris dewan pimpinan.

D. Jabatan Manager PR
Bila suatu perusahaan mulai terlibat dalam kegiatan PR yang sangat aktif, akan
lebih baik jika peruahaan tersebut membangun atau memperbesar departemen PR.
Hanya dalam kondisi-kondisi tertentu saja perusahaan-perusahaan itu bersedia
meminta konsultasi dari biro-biro konsultan PR. Biasanya, suatu perusahaan baru
membeli jasa konsultasi mana kala kegiatan PR dari perusahaan tersebut memang
belum terlalu banyak. Atau bisa juga tenaga konsultan PR itu sengaja didatangkan
untuk memberi masukan-masukan atau bimbingan dalam rangka mendirikan suatu
lembaga PR yang baru untuk meningkatkan kemampuan professional para staf
humasnya yang sudah ada pada bidang-bidang tertentu, misalnya penanganan PR
dalam bidang keuangan.
Hal itu tidak berarti departemen PR (yang bersifat internal atau berada
dilingkungan perusahaan itu sendiri) pasti lebih baik dari pada konsultan PR (yang
bersifat eksternal atau dari luar perusahaan), maupun sebaliknya. Keduanya memiliki
sifat-sifat keungguln tersendiri. Biasanya, suatu perusahaan yang besar bahkan
membutuhkan kedua-duanya.
Praktisi PR dituntut untuk mampu menegrjakan banyak hal, ia harus bisa
menjadi seorang komunikator, seorang penasehat, sekaligus menjadi seorang
perencana kampanye yang baik. dibidang periklanan, suatu organisasi yang
membutuhkan jasa iklan senantiasa dengan mudah membeli produk atau jasa
periklanan dari biro-biro eksternal. Akan tetapi dibidang PR, sumber-sumber informasi
kreativitas dan produksi adalah perusahaan itu sendiri. setiap organisasi harus memiliki
pejabat PR yang tau benar mengenai organisasi nya karena ia harus bertindak sebagai
juru bicaranya.
Seorang pejabat PR selalu menghadapi banyak pihak, mulai dari kalangan
dalam seperti staf, anggota, atau pegawai organisasi, hingga ke kalangan luar seperti
para agen, perantara konsumen, dan sebagainya.
Oleh karena itu jelas ia harus berhubungan secara dekat dan kontinyu dengan semua
orang yang ada dalam organisasinya.
Kepala departemen PR, meskipun fungsinya kuranglebih sama , memiliki istilah
jabatan yang bervariasi. Mulai dari direktur urusan publik hingga manajer komunikasi.
Banyak pula organisasi yang memadukan fungsi PR dan fungsi periklanan dalam satu
jabatan. kadang – kadang PR dipandang sebagai bagian dari suatu pekerjaan lain.
Tentusaja ini merupakan suatu pandangan yang patut disayangkan karena cenderung
merendahkan peranan PR yang sesungguhnya. Dinegara negara Dunia Ketiga , fungsi
PR bahkan sering menjadi bagian dari tugas seorang manajemen personalia. diberbagai
perusahaan, seingkali tugas PR disatukan dalam jabatan manager pemasaran hingga
seringkali fungsi PR dilecehkan.

D. TanggungJawabManagerPR
Dari sekian banyak tanggung jawab atau tugas dari seorang manager PR, sebagian
dari tugas-tugas utama yaitu:
1. Menetapkan sasaran atau merumuskan tujuan-tujuan dari kegiatan PR.
2. memperhitungkan jam kerja dan sumbar daaya lainnya yang akan menjadi
biaya atau sumber pengeluaran.
3. Menciptakan skala prioritas guna mengendalikan pilihan publik, media untuk
menyampaikan pesan terhadap mereka, waktu operasi, serta optimalisasi
penggunaan tenaga kerja dan berbagai sumber daya lainnya, seperti peralatan.
4. Menentukan kelayakan pelaksanaan dari setiap upaya yang hendak dilakukan
dalam rangka mengejar tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan dana, kemampuan
para staf, dan ketersediaan berbagai macam peralatan.
F. Bentuk – Bentuk Kerja Sama antara Pihak Manajemen dengan Manager PR
Kerjasama antara kedua belah pihak akan berjalan dengan baik jika memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :

1. Manajer PR haruslah seorang praktisi profesional yang benar-benar competen


agar sosoknya benar-benar diakui dan dimanfaatkan oleh kalangan menajemen
sebagai seorang ahli yang selalu dapat diandalkan serta dipercaya dibidangnya.
2. Seorang manajer PR yang baik harus mampu menciptakan jalur-jalur
komunikasi internal (mengenai setiap orang dalam organisasi, dan setiap orang
juga mengenalnya) serta mampu memperoleh kepercayaan dari semua orang
sehingga bisa mendapat informasi setiap saat dari siapa saja dalam perusahaan,
dan setiap orang juga mempercayai informasi yang ia sampaikan.
3. Seorang manajer PR yang baik juga dituntut untuk mampu menciptakan jalur-
jalur komunikasi eksternal, sehingga ia dikenal oleh public sekaligus dipercaya
sebagai sumber informasi yang handal. Jalur-jalur komunikasi eksternal
tersebut sangat diperlukan sebagai sumber informasi yang dapat digunakan
sebagai umpan balik bagi organisasi atau perusahaan.
4. Manajer PR harus mampu mendukung pihak manajemen agar mereka
senantiasa siap menghadapi wawancara, memberi pidato atau sambutan resmi,
serta tampil dimuka public.
5. Pihak manajemen juga harus terampil dan mau berkomunikasi. Manajer PR
akan membantu berbagai macam informasi dan masukan yang sekiranya di
perlukan. Manajer PR juga mengatur segala sesuatu sebeum pimpinan
organisasi atau perusahaan tampil dalam suatu resepsi umum, tatap muka
dengan kalangan pers, atau dalam acara televisi.
6. Pihak manajemen juga harus bisa mempercayai dan menyerahkan informasi-
informasi penting mengenai organisasi secara langsung dan dini kepada
manajer PR. Hal ini berarti pihak manajemen harus bersedia menerima dan
berhubungan secara erat dengan manajer PR setiap saat.
Oleh karena itu, agar mereka dapat bekerja sama secara efektif, seorang yang
menjabat sebagai manajer PR perlu diberi suatu posisi atau status jabatan resmi yang
cukup tinggi sehingga setiap saat ia bisa berhubungan dengan mudah dengan para
kepala bagian, kepala semua departemen atau bahkan pimpinan puncak dari
perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. Idealnya manajer PR harus mempunyai
pangkat yang setara dengan direktur. Pentingnya posisi yang memadai bagi manajer
PR tersebut sudah didasari oleh banyak perusahaan besar yang tergolong berhasil di
dunia.

G. Kegiatan PR dari A hingga Z


Berikut contoh kegiatan-kegiatan di Departemen Public Relations meliputi
pekerjaan (a-z) yang harus dilakukan oleh manajer public relations dan para stafnya,
yaitu :

a. Menyusun dan mendistribusikan siaran berita (news release), foto-foto dan


berbagai artikel bagi kalangan media massa
b. Mengorganisasikan konferensi pers, acara-acara resepsi dan kunjungan
kalangan media massa ke organisasi/perusahaan
c. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi utama.
d. Mengatur acara wawancara antara kalangan pers (media cetak), radio dan
televisi dengan pihak manajemen.
e. Memberikan penerangan singkat kepada fotografer, serta membentuk dan
mengelola sebuah perpustakaan foto.
f. Mengelola berbagai bentuk materi komunikasi internal seperti kaset
rekaman video, slide presentasi, dan sebagainya.
g. Menyunting serta memproduksi jurnal-jurnal eksternal untuk konsumsi
para distributor, pemakai jasa/produk perusahaan, konsumen langsung, dan
sebagainya.
h. Menulis dan membuat bahan-bahan cetakan seperti literatur pendidikan,
sejarah perusahaan, laporan tahunan, literatur pelantikan pegawai baru.
i. Mempersiapkan berbagai bentuk instrumen audio-visual, seperti menyusun
lembaran slide dan kaset rekaman video.
j. Mempersiapkan dan mengatur acara pameran dan menjalankan eksibisi
public relationss.
k. Mempersiapkan dan memelihara berbagai bentuk identitas perusahaan
seperti logo perusahaan. Pengaturan jenis kendaraan dinas, pakaian
seragam pegawai, dan sebagainya.
l. Menangani berbagai acara sponsor yang berhubungan dengan kegiatan
public relationss.
m. Mengelola hal-hal yang berkaitan dengan berbagai kunjungan seperti
fasilitas penerbangan/pelayaran, pengurusan tiket, akomodasi, dan lain-
lain.
n. Mengikuti rapat-rapat penting yang diselenggarakan oleh dewan direksi
dan pimpinan perusahaan.
o. Mengikuti konferensi khusus yang diadakan oleh divisi penjualan, dan
terlibat dalam pertemuan-pertemuan para agen.
p. Mewakili perusahaan pada pertemuan asosiasi dagang/bisnis.
q. Berhubungan dengan konsultan public relationss eksternal jika
perusahaan/organisasi merekrut mereka.
r. Melatih segenap staf public relationss.
s. Mempersiapkan survei-survei pendapat dan berbagai macam penelitian
lainnya.
t. Mengawasi tugas-tugas periklanan (berhubungan dengan biro iklan) bila
fungsi periklanan memang dibebankan kepada departemen PR.
u. Berhubungan baik dengan kalangan politisi dan birokrat.
v. Mengatur penyelenggaraan acara-acara resmi.
w. Mengatur acara-acara kunjungan para pejabat penting dan tamu
kehormatan.
x. Mengadakan perayaan perusahaan, pemberian penghargaan pemerintah
kepada perusahaan.
y. Mengorganisasikan berbagai umpan balik dari berbagai sumber informasi
mulai dari kliping koran/majalah, berita-berita radio dan televisi serta
memantau berbagai laporan dari luar.
z. Menganalisis umpan balik dan mengevaluasi hasil dari upaya untuk
mencapai tujuan.
H. Lima Keuntungan dan Kelemahan Manajemen PR
Terlepas dari ada tidaknya (digunakan atau tidaknya) dukungan jasa biro
konsultan eksternal, secara umum, keuntungan-keuntungan dari dimilikinya suatu unit
(departemen) PR internal atau adanya seorang manajer PR didalam satu organisasi atau
perusahaan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Manajer PR tentunya lebih akrab dengan mengenal seluk beluk dan segala
sesuatu yang berkenaan dengan organisasi atau perusahaan nya sendiri.
2) Manajer PR pasti juga memiliki keahlian dan pengalaman khusus dibidang
perdagangan, sector industry atau bisnis tertentu, atau bidang kerja yang
digeluti oleh organisasi atau perusahaan yang mempekerjakannya.
3) Manajer PR akan dapat dengan mudah menciptakan jalur-jalur komunikasi
didalam organisasi atau perusahaan nya sendiri dan dapat dipercaya dengan
cepat.
4) Manajer PR biasanya akan selalu siaga dan dapat bertindak cepat terutama
dalam keadaan krisis
5) Manajer PR memiliki posisi yang kuat untuk memberikan masukan-
masukan secara rutin kepada pihak manajemen.

Meskipun setiap organisasi atau perusahaan dianjurkan untuk memiliki sendiri


manajer PR yang berkualitas, namun ternyata ada juga kelemahan dari adanya manajer
PR tersebut. Beberapa kelemahan yang sering terjadi adalah sebagai berikut :
1. Manajer PR bisa menjadi sedemikian dekat dengan organisasi atau perusahaan
sehingga ia tidak bisa lagi sepenuhnya untuk objektif dalam menilai segala
sesuatu yang berkenaan dengan organisasi atau perusahaan nya sendiri hal ini
akan tercermin dalam tulisan yang dibuatnya sehingga membawa karugian
bagi perusahaan. Kalangan media masa sangat sinis mengenai hal-hal seperti
itu. Demikian pula, jika kesalahan tersebut yang terjadi akibat mencampur
adukan kegiatan PR dengan kegiatan lainnya seperti periklanan, pemasaran
atau penjualan, maka media akan sangat curiga dengan materi yang
dikirimkan oleh ‘manajer publikasi’. Orang-orang periklanan, pemasaran dan
penjualan sudah terbiasa untuk membeli ruang iklan dari departemen iklan
pada suatu media. Yang jarang mereka fahami adalah materi PR harus
diberikan ke bagian editorial, karena memiliki cara pandang atau bahasa yang
benar-benar berbeda. Editorial selalu menginginkan berita baru, tidak
menginginkan berita yang berlebihan, seperti sumber diluar pihak PR,
meskipun dari manajer pihak perusahaan.
2. jika manajer PR tidak cukup terampil atau terlatih, maka ia hanya akan
menjadi beban organisasi/perusahaan.
3. kebanyakan manajer PR tidak memiliki posisi atau status resmi yang cukup
tinggi diman ia bisa setiap saat mengadakan hubungan secara langsung
dengan para pucuk pimpinan.
4. manajer PR mendapatkan sebutan sebagai petugas PR (public relation officer)
dari pihak menajemen yang melihat hal ini sebagai cara yang tepat untuk
mepromosikan dan menyingkirkan karyawan senior. Akibatnya karyawan
tersebut akan bekerja dibidang yang tidak atau hanya sedikit ia ketahui.
5. pihak manajemen sendiri acap kali tidak memiliki suatu spesifikasi pekerjaan
yang jelas bagi departemen atau manajer PR nya. Dalam kondisi seperti ini,
manajer PR sulit diharapkan untuk mampu menjalankan semua tanggung
jawabnya dengan baik.

I. Studi Kasus Kehumasan di Bidang Kesehatan


Sejak kasus produk susu buatan china yang menewaskan 4 orang anak dan
54.000 penyakit lainnya terungkap, pemerintah mulai mengadakan peninjauan
langsung kepada pasar-pasar dan supermarket untuk memeriksa produk-produk apa
saja yang mengandung melamin. Kekhawatiran pun semakin meluas ketika diketahui
susu import china ini digunakan untuk membuat yoghurt, permen, coklat dan makanan
ringan lainnya.
Oreo adalah salah satu produk makanan ringan yang dikabarkan mengandung
melamin. Melamin (C3H6N6) adalah sebuah zat kimia berbentuk kristal putih yang
digunakan untuk membuat produk plastik, pupuk, bahan perekat, bahan untuk produk
tahan api,polimer dan pembersih. Pada masalahnya zat kimia ini bisa menyebabkan
batu ginjal dan gagal ginjal, khususnya pada bayi. Ketika dicerna, metabolisme
menghasilkan amonia di dalam tubuh yang menyebabkan kegagalan ginjal. Melamin
dalam produk oreo digunakan sebagai pengkilat biscuit coklat dan pemutih pada cream
rasa yang terdapat di lapisan tengah biscuit.
Setelah BPOM melakukan tinjauan langsung pada pasar dan supermarket maka
tidak lama seluruh produk oreo langsung dicabut dari peredaran, karena dianggap tidak
sesuai dengan kandungan makanan yang semstinya dan terdapat zat kimia yang dapat
berdampak buruk pada tubuh apabla di konsumsi pada waktu yang lama. Hal tersebut
yang membuat oreo ditarik dari pasar. Akhirnya oreo mengalami kerugian yang sangat
besar. Krisis kepercayaan dan kerugian secara materiil dan immateriil.

KRISIS KEPERCAYAAN TERHADAP PRODUK OREO


Dengan timbulnya kasus tersebut maka oreo benar-benar dalam posisi yang
sangat sulit. Oreo mengalami krisis kepercayaan yaitu, kondisi dimana publik sudah
tidak lagi percaya dan mau menggunakan lagi produk oreo tersebut. Krisis inilah yang
paling parah bagi sejarah perusahaan karena apabila publik sudah tidak percaya lagi
pada produk tersebut maka akan berdampak besar bagi kelangsungan perusahaan.
Karena hal ini menyebar lewat media massa, maka pihak Public Relations
PT.KRAFT seharusnya langsung menetralisir rumor tersebut. Dengan cara
menjelaskan tentang keberadaan produk oreo. Karena oreo berasal dari berbagai
macam distributor di berbagai negara, maka seorang PR oreo harus menginformasikan
bahwa produk oreo yang disinyalir terdapat kandungan melamin atau susu import china
adalah produk oreo bukan berasal dari distributor PT.KRAFT Indonesia, melainkan
dari distributor asing yang lain. Sehingga publik akan berfikir ulang apabila akan
mengkonsumsi oreo.
Cara untuk membedakan apakah oreo tersebut buatan distributor asing atau
buatan indonesia yaitu dengan cara melihat kode produksi yang tertera pada no BPOM.
Kode MD untuk semua produk buatan indonesia dan kode ML untuk produk buatan
asing. PR Oreo juga harus memberi penjalasan kepada media dengan cara mengadakan
konferensi pers melalui media, hal ini bertujuan agar publik tidak merasa di tipu oleh
berita yang beredar, karena publik pun membutuhkan penjelasan.
Kemudian cara PR oreo yang berusaha membangun kembali image yang hancur
melalui iklan tergolong cukup baik sebagai langkah cepat untuk menetralisir masalah
yang sedang terjadi. Dalam iklan tersebut diperlihatkan bagaimana cara pembutan oreo
serta lebih ditonjolkan pada ke-higienisan produknya.
Iklan oreo yang ditampilkan diharapkan agar publik mengetahui proses
pembuatan oreo, dengan kebersihannya dan penggunaan mesin yang modern sehingga
tidak mungkin apabila terdapat zat kimia pada produk tersebut. Pesan itulah yang ingin
disampaikan oleh PR oreo kepada publik.
Di akhir iklan sebaiknya terdapat logo Aku cinta Indonesia dimaksudkan agar
publik lebih mengutamakan produk buatan indonesia daripada produk buatan asing,
meskipun sama-sama oreonya. Karena yang disinyalir terdapat melamin adalah
terdapat pada oreo buatan distributor asing.
Setelah cara-cara aman dilakukan untuk selanjutnya perlu diadakan promo yang
berfungsi sebagai pengingat terhadap produk oreo. Agar publik senantiasa mengingat
oreo dan dengan demikian kepercayaan publik secara perlahan kembali normal. Pihak
PR juga harus selalu melakukan controling system kepada produk yang akan
dipasarkan, sehingga untuk kemudian tidak akan ada lagi kasus seperti ini.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agar proses dan aspek manajemen public relations dalam sebuah organisasi atau
perusahaan dapat lebih optimal dan mencapai sasaran yang telah ditentukan, yakni
tercapainya pembentukan citra positif dan reputasi baik, tentunya harus ditunjang oleh
fungsi dan struktur PR yang ada dalam jajaran Top Management.
Tingkatan pimpinan yang cukup tinggi sebagai penentu dalam pengambilan
keputusan dan yang mengendalikan berputarnya roda organisasi atau perusahaan
disebut koalisi dominan, dimana koalisi ini sebagai penentu atas manajemen organisasi
atau perusahaan.
Maka dari itu seorang manajer PR sangatlah diperlukan dan bukan lagi bagian
dari staf organisasi atau perusahaan biasa-biasa saja yang banyak disepelekan orang,
padahal ini akan sangat membantu sebuah organisasi atau perusahaan dalam mencapai
tujuan manajemen nya.
B. Saran
Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam
mempelajari tentang Kehumasan. Harapan penulis makalah ini tidak hanya berguna
bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua pembaca. Terakhir dari tim penulis
walaupun makalah ini kurang sempurna, tim penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Wahidin. (2011). Public Relatios 2.0. Depok : Gramata Publishing.

Ardianto, Elvinaro. (2011). Hand Book Of Public Relations pengantar komprehensif.

Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Ruslan, Rosady. (2012). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi konsepsi

dan aplikasi. Jakarta : Karisma Putra Utama Offse

Uchyana, Onong, (2002). Hubungan Masyarakat :Suatu Studi Komunikologis,

Bandung: PT.Remaja Rosdakary.

Anda mungkin juga menyukai