Makalah Depaetemen Kehumasan
Makalah Depaetemen Kehumasan
DEPARTEMEN KEHUMASAN
DOSEN PENGAMPUH :
ANGGOTA KELOMPOK 6:
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Departemen Kehumasan.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
wawasan serta pengalaman pembaca.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tanga terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Public relation merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan mengelola
hubungan saling menggantungkan organisasi dan masyarakat. PR selalu menjadi salah
satu bidang yang sangat dinamis dalam kehidaupan berorganisasi, karena praktisi PR
membutuhkan keteramplan dan kapabilitas yang beragam untuk keberhasilan
pekerjaan mereka.
Seorang public relation harus melakukan perencanaan program kerja baik itu
jangaka panjang maupun jangka pendek, yang harus direncanakan dengan cermat dan
hati-hati, sehingga akan memperoleh hasil-hasil yang nyata. Program tersebut harus
berhubungan dengan tujuan organisasi, maka seorang praktisi PR harus memahami apa
yang sedang dilakukan manajemen, bahwa mereka adalah bagian dari tim manajemen.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu departemen PR?
2. Bagaimana ukuran departemen PR?
3. Apa saja staff PR?
4. Apa saja jabatan departemen PR?
5. Apa tanggung jawab manager PR?
6. Bagaimana bentuk-bentuk kerja sama antar pihak manajemen dengan
manager PR?
7. Apa saja kegiatan PR dari A hingga Z?
8. Apa saja lima keuntungan dan kelemahan manajemen PR?
9. Bagaimana studi kasus kehumasan di bidang kesehatan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang departemen PR
2. Untuk mengetahui ukuran departemen PR
3. Untuk mengetahui staff PR
4. Untuk mengetahui jabatan departemen PR
5. Untuk mengetahui tanggung jawab manager PR
6. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kerja sama antar pihak manajemen
dengan manager PR
7. Untuk mengetahui kegiatan PR
8. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan manajemen PR
9. Untuk mengetahui studi kasus kehumasan di bidang kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perlunya Departemen PR
Public Relations adalah sesuatu yang tidak nyata, ini adalah apa yang
membedakannya dari iklan. Webster’s New Collegiate Dictionary mendefinisikan
humas sebagai “usaha mendorong masyarakat untuk memiliki goodwill terhadap
seseorang, perusahaan atau lembaga”. “Humas merupakan upaya terencana untuk
mempengaruhi opini melalui kinerja tanggung jawab sosial dan dapat diterima,
berdasarkan komunikasi dua arah yang saling memuaskan.” Humas dapat digunakan
untuk membangun hubungan dengan karyawan, pelanggan, investor, pemilih, atau
masyarakat umum. Publik dianggap sebagai penghubung antara perusahaan dan
media.Public relations juga dapat didefinisikan sebagai praktik mengelola komunikasi
antara organisasi dengan publiknya. Public Relations atau Hubungan masyarakat, atau
sering disingkat humas adalah praktik mengelola penyebaran informasi antara individu
atau organisasi dan masyarakat.
Pada dasarnya ada dua struktur organisasi Public Relations, yakni departemen
Public Relations internal yang menjadi satu bagian perusahaan, serta biro konsultan
yang berdiri sendiri sebagai perusahaan jasa yang memang secara eksklusif bergerak
di bidang kehumasan.
Seorang Public Relations Officer (PRO) dituntut untuk mengerjakan banyak hal.
Mulai dari menjadi seorang komunikator, penasihat, sampai menjadi perencana
kampanye yang baik. Dalam Public Relations, sumber-sumber informasi, kreativitas,
dan produksi yang utama baginya adalah dirinya (perusahaan itu) sendiri. Setiap
organisasi harus memiliki petugas atau Public Relations Officer (PRO) yang tahu benar
mengenai organisasinya, karena ia harus mampu bertindak sebagai juru bicaranya.
Seorang Public Relations Officer (PRO) selalu menghadapi banyak pihak, mulai
dari kalangan dalam seperti staf, anggota atau pegawai organisasi itu sendiri, hingga ke
kalangan luar seperti para agen, perantara, pelanggan dan sebagainya. Ia harus tahu
benar tentang segala seluk-beluk organisasi dan mampu mewakilinya dalam berbagai
kesempatan. Oleh karena itu, jelas ia harus berhubungan secara dekat dan terus-
menerus dengan semua orang dalam organisasinya. Kedekatan itu sedemikian penting
sehingga ini merupakan alasan pokok mengapa suatu perusahaan atau organisasi
sebaiknya mengandalkan lembaga kehumasan internalnya sendiri.
Perbedaan penting antara periklanan dan PR adalah bahwa pada saat suatu
perusahaan mulai membelanjakan sejumlah besar uang untuk keperluan periklanan, iya
mulai mempertimbangkan untuk menunjukkan dan mempekerjakan suatu biro iklan
eksternal (suatu perusahaan yang berdiri sendiri diluar perusahaan tersebut) dan
menjalin kerjasama erat dengannya dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan dalam
urusan PR, yang akan terjadi adalah sebaliknya. Pada umumnya, dalam bidang
periklanan, perusahaan lebih suka merekrut spesialis dari pihak luar untuk bekerja
dalam periode tertentu, daripada mempekerjaakan mereka secara permanen
(mengangkat mereka sebagai pegawai tetap perusahaan). Hal ini termasuk dalam hal
penulisan iklan-iklan diberbagai media, sperti surat kabar, televisi, atau radio. Kecuali,
perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dalam bisnis pasar swalayan dan biro-biro
perjalanan, kebanyakan perusahaan merasa enggan mempekerjakan para spesialis
periklanan yang bergaji mahal tersebut secara terus-menerus.
Seorang praktisi PR dituntuk untuk mampu mengerjakan banyak hal. Ia harus bisa
menjadi seorang komunikator, seorang penasehat, dan sekaligus seorang perencana
kampanye yang baik. Dibidang periklanan, suatu organisasi yang membutuhkan jasa
iklan senantiasa bisa dengan mudah membeli produk atau jasa periklanan dari biro-biro
iklan eksternal. Akan tetapi dibidang PR, sumber sumber informasi, kreativitas , dan
produksi adalah perusahaan itu sendiri. Setiap organisasi harus memiliki pejabat PR
yang tahu benar mengenai organisasinya karna ia harus mampu bertindak sebagai juru
bicaranya. Seorang pejabat PR selalu menghadapi bnayak pihak, mulai dari kalangan
seperti staf , anggota atau pegawai organisasi itu sendiri hingga ke kalangan luar seperti
, agen , perantara konsumen , dan sebagainya. Ia harus tahu benar tentang segala seluk
buluk organisasi dan mampu mewakilinya dalam berbagai kesempatan atau keperluan.
B. Ukuran Departemen PR
Besar kecilnya departemen PR internal dari suatu organisasi atau perusahaan
tergantung pada tiga hal utama yakni:
C. Staff PR
Komposisi pr dari masing masing organisasi tentu saja berbeda , tergantung pada
kebutuhannya. Disuatu organisasi , mungkin saja departemen Prnya hanya terdiri dari
seorang manajer dan seorang sekertaris . namun , banyak pula organisasi dan
perusahaan yang juka mempekerjakan para asistan ahli seperti pejabat pers, editor
jurnal internal, perancang media cetak , fotografer , dan sebagainya untuk menunjang
pelaksanaan departemen Prnya. Ada pula organisasi yang tidak memiliki atau
mempekerjakan spesialis PR secara permanen, dan menyerahkan fungsi fungsi PRnya
(terutama yang berhubungan dengan konsultan) kepada divisi pemasaran atau
penjualan dengan dibantu oleh jasa konsultan dari biro PR eksternal. Pada beberapa
organisasi tertentu misalnya pada yayasan atau lembaga lembaga nirlaba, fungsi PR
langsung dirangkap oleh sang direkturatau sekretaris dewan pimpinan.
D. Jabatan Manager PR
Bila suatu perusahaan mulai terlibat dalam kegiatan PR yang sangat aktif, akan
lebih baik jika peruahaan tersebut membangun atau memperbesar departemen PR.
Hanya dalam kondisi-kondisi tertentu saja perusahaan-perusahaan itu bersedia
meminta konsultasi dari biro-biro konsultan PR. Biasanya, suatu perusahaan baru
membeli jasa konsultasi mana kala kegiatan PR dari perusahaan tersebut memang
belum terlalu banyak. Atau bisa juga tenaga konsultan PR itu sengaja didatangkan
untuk memberi masukan-masukan atau bimbingan dalam rangka mendirikan suatu
lembaga PR yang baru untuk meningkatkan kemampuan professional para staf
humasnya yang sudah ada pada bidang-bidang tertentu, misalnya penanganan PR
dalam bidang keuangan.
Hal itu tidak berarti departemen PR (yang bersifat internal atau berada
dilingkungan perusahaan itu sendiri) pasti lebih baik dari pada konsultan PR (yang
bersifat eksternal atau dari luar perusahaan), maupun sebaliknya. Keduanya memiliki
sifat-sifat keungguln tersendiri. Biasanya, suatu perusahaan yang besar bahkan
membutuhkan kedua-duanya.
Praktisi PR dituntut untuk mampu menegrjakan banyak hal, ia harus bisa
menjadi seorang komunikator, seorang penasehat, sekaligus menjadi seorang
perencana kampanye yang baik. dibidang periklanan, suatu organisasi yang
membutuhkan jasa iklan senantiasa dengan mudah membeli produk atau jasa
periklanan dari biro-biro eksternal. Akan tetapi dibidang PR, sumber-sumber informasi
kreativitas dan produksi adalah perusahaan itu sendiri. setiap organisasi harus memiliki
pejabat PR yang tau benar mengenai organisasi nya karena ia harus bertindak sebagai
juru bicaranya.
Seorang pejabat PR selalu menghadapi banyak pihak, mulai dari kalangan
dalam seperti staf, anggota, atau pegawai organisasi, hingga ke kalangan luar seperti
para agen, perantara konsumen, dan sebagainya.
Oleh karena itu jelas ia harus berhubungan secara dekat dan kontinyu dengan semua
orang yang ada dalam organisasinya.
Kepala departemen PR, meskipun fungsinya kuranglebih sama , memiliki istilah
jabatan yang bervariasi. Mulai dari direktur urusan publik hingga manajer komunikasi.
Banyak pula organisasi yang memadukan fungsi PR dan fungsi periklanan dalam satu
jabatan. kadang – kadang PR dipandang sebagai bagian dari suatu pekerjaan lain.
Tentusaja ini merupakan suatu pandangan yang patut disayangkan karena cenderung
merendahkan peranan PR yang sesungguhnya. Dinegara negara Dunia Ketiga , fungsi
PR bahkan sering menjadi bagian dari tugas seorang manajemen personalia. diberbagai
perusahaan, seingkali tugas PR disatukan dalam jabatan manager pemasaran hingga
seringkali fungsi PR dilecehkan.
D. TanggungJawabManagerPR
Dari sekian banyak tanggung jawab atau tugas dari seorang manager PR, sebagian
dari tugas-tugas utama yaitu:
1. Menetapkan sasaran atau merumuskan tujuan-tujuan dari kegiatan PR.
2. memperhitungkan jam kerja dan sumbar daaya lainnya yang akan menjadi
biaya atau sumber pengeluaran.
3. Menciptakan skala prioritas guna mengendalikan pilihan publik, media untuk
menyampaikan pesan terhadap mereka, waktu operasi, serta optimalisasi
penggunaan tenaga kerja dan berbagai sumber daya lainnya, seperti peralatan.
4. Menentukan kelayakan pelaksanaan dari setiap upaya yang hendak dilakukan
dalam rangka mengejar tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan dana, kemampuan
para staf, dan ketersediaan berbagai macam peralatan.
F. Bentuk – Bentuk Kerja Sama antara Pihak Manajemen dengan Manager PR
Kerjasama antara kedua belah pihak akan berjalan dengan baik jika memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Agar proses dan aspek manajemen public relations dalam sebuah organisasi atau
perusahaan dapat lebih optimal dan mencapai sasaran yang telah ditentukan, yakni
tercapainya pembentukan citra positif dan reputasi baik, tentunya harus ditunjang oleh
fungsi dan struktur PR yang ada dalam jajaran Top Management.
Tingkatan pimpinan yang cukup tinggi sebagai penentu dalam pengambilan
keputusan dan yang mengendalikan berputarnya roda organisasi atau perusahaan
disebut koalisi dominan, dimana koalisi ini sebagai penentu atas manajemen organisasi
atau perusahaan.
Maka dari itu seorang manajer PR sangatlah diperlukan dan bukan lagi bagian
dari staf organisasi atau perusahaan biasa-biasa saja yang banyak disepelekan orang,
padahal ini akan sangat membantu sebuah organisasi atau perusahaan dalam mencapai
tujuan manajemen nya.
B. Saran
Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam
mempelajari tentang Kehumasan. Harapan penulis makalah ini tidak hanya berguna
bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua pembaca. Terakhir dari tim penulis
walaupun makalah ini kurang sempurna, tim penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ruslan, Rosady. (2012). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi konsepsi