Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY DAN PEMETAAN

“PENGUKURAN PROFIL”

Oleh :

Rahmi Hasvah
17137040

Dosen Pembimbing :
Rifky Pratama Putra, S.Si , M.T

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
Pengukuran Profil
Hari/Tanggal : Jum’at, 11 Mei 2018
Waktu : 10.30 – 14.00
Cuaca : Cerah
09.30 10.00 10.30 11.30

Merah Hujan

Orange Mendung

Biru Gerimis

Hijau Cerah

Lokasi Pengukuran : Lapangan depan Rektorat


Anggota Kelompok : 1. RAHMI HASVAH (17137040)
2. WILLIAM PUTRA SIMBOLON (17137024)
3. ADI NUARDI (17137029)
4. FIRDAUS (17137034)
5. ARIQ JIBRAN (17137045)

A. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikum dapat memahami cara menentukan jarak optis antar titik,
2. Memahami cara menentukan beda tinggi,
3. Memahami cara menentukan koreksi kesalahan,
4. Memahami cara menentukan tinggi titik, dan
5. Memahami cara mentukan kemiringan titik.
6. Dapat mempraktekkan pengukuran profil memanjang dan profil melintang.

B. Teori Dasar
Pengukuran profil berguna untuk perencanaan jalan raya, kanal, saluran dan
untuk pipa-pipa galian.
Alat pengukur penyipat datar sering disebut alat leveling, level artinya datar ,
leveling berarti alat ukur datar atau horizontal / sejajar dengan garis nivo (MSL =
Mean Sea Level ) yang diukur adalah jarak horizontal dan beda tinggi (elevansi ) .
Alat ukur penyipat datar terdiri atas dua macam yaitu alat penyipat datar sederhana
dan optic.
Cara pengukurannya alat ditempatkan di atas titik profil memanjang dan distel
sesuai dengan syarat-syarat alat laveling. Kemudian alat di hadapkan ke titik
didepannya lalu diputar 90◦, lalu tempatkan bak ukur sesuai dengan keadaan tanah
dan dibaca bacaan benang, seterusnya putar lagi 180◦ dan tempatkan bak ukur sesuai
dengan keadaan tanah sampai jarak yang telah direncanakan.
Hasil pengukuran diatas dapat dihitung dengan rumus :
a. Jarak alat ke bak = ( ba – bb ) x 100
b. Jarak langsung = Jarak alat ke bak 1 + Jarak alat ke bak 2
c. Beda tinggi = bt belakang – bt muka
d. Tinggi titik = 3,5 + beda tinggi
e. Revisi = tinggi titik sebenarnya – titik yang diketahui
Profil melintang adalah potongan atau penampangan melintang dari suatu
areal atau pengukuran tanah arah melintang yang memperlihatkan jarak dan elevasi
tertentu. Dengan menempatkan alat diatas setiap profil melintang yang telah di hitung
ketinggian dan jarak antar titik. Setiap pengukuran harus di ambil siku terhadap profil
melintang yang di arah ke kiri dan kekanan dengan jarak sesuai kebutuhan.
Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tinggi suatu titik yang akan
di tentukan ketinggiannya berdasarkan suatu sistem referensi atau bidang acuan.
Dalam melakukan pengukuran sifat datar dikenal adanya tingkat ketelitian seusai
dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini dikranekan pada setiap pengukuran
akan selalu terdapat kesalahan-kesalahan. Fungsi tingkat ketelitian tersebut adalah
batas toleransi kesalahan pengukuran yang diperbolehkan. Untuk itu diantisipasi
kesalahan tersebut agar didapat suatu hasil pengukuran untuk memenuhi batasan
tolerasni yang telah ditetapkan.

C. Alat dan Bahan


1. Laveling
2. Bak Ukur
3. Pita Ukur
4. Tripod
5. Yalon
6. Pen Ukur (10 buah)
7. Helm Safety
8. Rompi

D. Keselamatan Kerja
1. Berdoa sebelum memulai pekerjaan.
2. Periksa alat-alat sebelum memulai pekerjaan.
3. Perhatikan keadaan lapangan pengukuran agar tidak terjadi kecelaakan.
4. Gunakan alat dan perlengkapan sesuai fungsinya.
E. Langkah Kerja
1. Tentukan dimana lokasi praktek akan dilakukan
2. Persiapkan semua alat yang digunakan
3. Tentukan titik dimana pengukuran akan dilakukan
4. Kemudian letakkan lavelling diantara titik awal dengan titik ke dua.
5. Arahkan lavelling ke arah utara dengan menggunakan kompas, kemudian nol
kan sudutnya.
6. Dari arah utara tadi putar lavelling ke arah titik awal kemudian lihat dan catat
sudut yang terlihat
7. Bidik setiap titik pada lokasi pengukuran
8. Lakukan sampai pada titik terakhir.

F. Hasil Data Pengukuran

Bacaan
Titik Tinggi Alat Jarak
Ba Bt Bb

A-B 1.31 1,35 1,301 1,252 9,66 m

A-C 1.31 1,36 1,264 1,165 19,5 m

A-D 1.31 1,4 1,22 1,032 36,34 m

A-A1 1.31 1,388 1,358 1,326 6,25 m

A-A2 1.31 1,485 1,422 1,357 13,2 m

A-A3 1.31 1,265 1,22 1,173 9,43 m

A-A4 1.31 1,322 1,252 1,182 14,27 m

B-B1 1,36 1,48 1,439 1,4 8,8 m

B-B2 1,36 1,568 1,502 1,44 13,75 m

B-B3 1,36 1,487 1,442 1,395 9,31 m

B-B4 1,36 1,46 1,388 1,315 14,69 m

C-C1 1,32 1,56 1,5 1,435 12,54 m

C-C2 1,32 1,661 1,552 1,448 21,22 m

C-C3 1,32 1,268 1,219 1,17 9,48 m

C-C4 1,32 1,268 1,185 1,167 16,48 m

D-D1 1,33 1,409 1,365 1,322 8,58 m


D-D2 1,33 1,51 1,44 1,37 14,03 m

D-D3 1,33 1,29 1,264 1,238 5,17 m

D-D4 1,33 1,288 1,26 1,224 7,57 m

G. Pengolahan Data
 Profil Memanjang
a. Titik Alat A-B
o Beda tinggi = TA – Bt
= 1,31 – 1,301
= 0,009 m
o Tinggi titik = TA + Beda Tinggi
= 1,31 + 0,009
= 1,319 m
o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100
= ( 1,35 – 1,252 ) x 100
= 9,8 m
b. Titik Alat A-C
o Beda tinggi = TA - Bt
= 1,31 – 1,264
= 0,046 m
o Tinggi titik = TA + Beda Tinggi
= 1,31 + 0,046
= 1,356 m
o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100
= ( 1,36 – 1,165 ) x 100
= 19,5 m
c. Titik Alat A-D
o Beda tinggi = TA - Bt
= 1.31 - 1,22
= 0,09 m
o Tinggi titik = TA + Beda tinggi
= 1,34 + 0,09 m
= 1,4 m
o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100
= ( 1,4 – 1,032 ) x 100
= 36,8 m

 Profil Melintang
1) Titik Alat A-A1
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1,31 - 1,358

= - 0,048 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,31 – 0,048

= 1,262 m

o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100


= ( 1,388 – 1,326 ) x 100
= 6,2 m
2) Titik Alat A-A2
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1,31 - 1,422

= - 0,112 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,31 - 0,112

= 1,198 m

o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100


= ( 1,485 – 1,326 ) x 100
= 15,9 m
3) Titik Alat A-A3
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1.31 – 1,22

= 0,09 m

o tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,31 + 0,09

= 1,4 m
o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100
= ( 1,265 – 1,173 ) x 100
= 9,2 m
4) Titik Alat A-A4
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1.31 – 1,252

= 0,058 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,31 + 0,058

= 1,368 m

o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100


= ( 1,322 – 1,182 ) x 100
= 14 m
5) Titik Alat B-B1
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1.36 – 1,439

= - 0,079 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,36 - 0,079

= 1,281 m

o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100


= ( 1,48 – 1,4 ) x 100
=8m
6) Titik Alat B-B2
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1.34 - 2,06

= -0,72 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,34 - 0,72

= 0,62 m
o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100
= ( 1,568 – 1,44 ) x 100
= 12,8 m
7) Titik Alat B-B3
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1.36 - 1.442

= - 0,082 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,36 - 0,082

= 1,278 m

o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100


= ( 1,487 – 1,395 ) x 100
= 9,2 m
8) Titik Alat B-B4
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1.36 - 1.388

= - 0,028 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,36 - 0,028

= 1.332 m

o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100


= ( 1,46 – 1,315 ) x 100
= 14,5 m
9) Titik Alat C-C1
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1.32 – 1,5

= - 0,18 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,32 - 0,18

= 1,14 m
o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100
= ( 1,56 – 1,435 ) x 100
= 12,5 m
10) Titik Alat C-C2
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1,32 – 1,552

= - 0,232 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,32 - 0,232

= 1,088 m

o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100


= ( 1,661 – 1,448 ) x 100
= 21,3 m
11) Titik Alat C-C3
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1,32 – 1,219

= 0,101 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,32 + 0,101

= 1,421 m

o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100


= ( 1,265 – 1,17 ) x 100
=9,5 m
12) Titik Alat C-C4
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1,32 – 1,185

= 0,135 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,32 + 0,135

= 1,455 m
o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100
= ( 1,268 – 1,162 ) x 100
= 10,6 m
13) Titik Alat D-D1
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1,33 – 1,365

= - 0,035 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,33 - 0,035

= 1,295 m

o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100


= ( 1,409 – 1,322 ) x 100
= 8,7 m
14) Titik Alat D-D2
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1,33 – 1,44

= - 0,11 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,33 – 0,11

= 1,22 m

o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100


= ( 1,51 – 1,37 ) x 100
= 14 m
15) Titik Alat D-D3
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1,33 - 1,264

= 0,066 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi

= 1,33 + 0,066

= 1,396 m
o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100
= ( 1,29 – 1,238 ) x 100
= 5,2 m
16) Titik Alat D-D4
o Beda tinggi = TA - Bt

= 1,33 - 1,26

= 0,07 m

o Tinggi titik = TA + Beda tinggi


= 1,33 + 0,07
= 1,4 m
o Jarak optis = ( Ba – Bb ) x 100
= ( 1,288 – 1,224 ) x 100
= 6,4 m

H. Analisis Data
Dari hasil praktikum di dapatkan nilai seperti pada tabel dalam data
pengukuran, hasil pengukuran tidak akurat dikarenakan:
 Pembentangan pita ukur tidak tegang
 Penancapan pen ukur yang tidak sama tinggi
 Penancapan yalon yang tidak lurus
 Ketidaksejajaran antara yalon yang tertancap lurus
 Ketidaktelitian dalam membaca angka pada lavelling
I. Sketsa Pengukuran

A2 B2 D2
C2

D1
A1
B1 C1

B C D
A

D3
B3 C3
A3
D4

C4

A4 B4

J. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai