Anda di halaman 1dari 2

RESUME PLUME TEKTONIK

Model tektonik untuk dapat mengetahui proses tektonik yang bekerja pada Timor-
Tanimbar ini dapat dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu diantaranya (Johnson, 1981; Wensink
et al, 1987;Richardson and Blundell, 1996)
1. Model imbricate (fitch, 1972; fitch and Hamilton, 1974; Hamilton, 1979)
Model ini menjelaskan bahwa timor sebagai mélange kompleks, terutama terdiri dari
fragmen benua dari margin Australia selama subduksi benua dan busur kepulauan.
Kelemahan model ini unit metamorf telah diekstrusi di sepanjang batas antara mantel
wedge dan sedimen bertambah, dan batuan metamorf tidak dapat diartkan sebagai blok di
komples mélange.
2. Model overthrust (Carter et al, 1976;Barber et al, 1977; Audley-charles et al., 1979)
Model ini melibatkan pliosen tengah benua-pulau subduksi sepanjang selatarn wetar.
Akibatnya, beberapa lembar dorongan tipis dari pra-subduksi busur luar punggungan yang
terdapat pada margin benua Australia. Gerakan lempeng berikutnya menyebabkan
terangkatnya timor dan downwarp dari parit timor
3. Model rebound(grady and berry, 1977;Chamaulaun and Grady, 1978)
Model ini melibatkan subduksi dari margin benua Australia ke bawah zona subduksi di
sekitar selatar wetar. Kemudian litosfer samudera itu terlepas dari benua, mengakibatkan
terangkatnya timor oleh rebound isostatic.
4. Model subduksi dengan mikro benua(Richardson and Blundell, 1996)
Model ini disebut dengan pengelasan sedimen akibat subduksi dari mikro-continen yang
berlangsung 8 Ma lalu.
5. Model obduction (Helmers et al., 1989; sopaheluwakan, 1990)
Model ini mennukkan bahwa, selama subduksi, bagian dibawah dipanaskan oleh busur
vulkanik obducted.
Tanimbar belt orogenik.
Sejak zaman kapur, tethyan lempeng samudera mengalami subduksi dibawah Eurasia.
Setelah tetyan lempeng samudera di subduksi dari utara, kerak benua Australia mulai mengalami
underthrust.
Dalam miosen akhir, benua Australia dan atasnya sedimen tethyan yang berada pada
subduksi, bersamaan mengarah ke bawah dengan kedalaman sekitar 30 km. zona subduksi
terhambat oleh lempeng benua, dan mengalami pemanasan dan rekristalisis batuan yang terdapat
pada zona tersebut. Setelah hilangnya bagian teratas high density litosfer samudera karena “slab
break-off”, bahan sialic mulai kembali ke permukaan. Kekuatan dorongan wedge ekstruksi adalah
daya apung dari bahan sialat yang berasal dari delaminasi lempeng samudera.
Break-off dari subduksi lempeng samudera dengan lempeng benua tersebut terekam dalam
seismic. Bahan quartzofelsdspathic sangat ductile sekitar 15% kurang padat dibandingkan dengan
baji atasnya mantel (CLOOS, 1993). Krena daya apung positif, bahan tersebut bergerak kembali
keatas. Inti metamorf dari timor-tanimbar bergerak keatas mid-crust, lalu terhent dri thermal
ubahan unit sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai