T.F Pengecoran L.C
T.F Pengecoran L.C
Oleh :
NBP. 1510912015
PADANG, 2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan hasil observasi mata kuliah “Teknik Pengecoran
Logam”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Laporan hasil observasi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Teknik
Pengecoran Logam di program studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Andalas. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Is Prima Nanda. Dr.. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Pengolahan Data Elektronik dan kepada Bapak Khaidir selaku narasumber serta
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
melakukan observasi dalam tugas mata kuliah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Teknik pengecoran logam merupakan bagian dari teknik produksi tertua yang
dikenal manusia. Hingga saat ini pengecoran logam masih dipakai manusia untuk
menunjang kegiatan produksi dan industri yang perkembangannya semakin
meningkat. Banyak bermunculan industri pengecoran logam karena prinsip
pengecoran yang sederhana dan memiliki masa depan yang baik pada industri
pengecoran logam. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat
sekarang ini cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari segi industri, perkembangan
telah mengalamai moderenisasi sehingga memudahkan proses produksi dan
meningkatkan nilai serta mutu dari produk yang dihasilkan. Saat sekarang produsen
sedang giat-giatnya untuk menghasilkan produk dengan kualiatas terbaik dan sesuai
dengan apa yang diinginkan serta yang dibutuhkan oleh konsumen sehingga
produknya laku dipasaran. Dan salah satu contoh industri yang berkembang dengan
pesat adalah industri pengecoran logam.
Industri pengecoran di indonesia dapat dibagi kedalam 3 kelompok berdasarkan
material produk yang di hasilkan yaitu : industri penghasil besi cor (cast iron),
industri penghasi alumunium cor (alumunium casting) dan penghasil baja paduan
cor (alloy steel casting).
Dan salah satu industri pengecoran di daerah sumatera barat adalah industri
pengecoran yang terdapat di daerah sungai puar. Industri pengecoran sungai puar
dapat dikatakan sebagai industri pengecoran berskala rumah tangga yang masih
menggunakan metode pengecoran tradisional, walaupun telah memanfaatkan
beberapa teknologi dalam proses produksinya. Industri ini terkenal dengan produk
cor berbahan dasar kuningan, bentuk produk yang dihasilkan berupa ganto,
talempong cetakan kue, gagang pisau dan kerajinan tangan serta alat – alat rumah
tangga lainnya. Beberapa contoh produk industri pengecoran sungai puar dapat
dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini.
Gambar 1 Contoh produk industri pengecoran sungai puar
Pada proses pengecoran logam, pola lilin menjadi salah satu faktor utama untuk
menghasilkan produk cor yang berkualitas dengan kriteria produk pada umumnya
memliki ukuran yang idak terlalu besar dan memiliki bentuk yag rumit. Industri
pengecoran sungai puar menggunakan pola lilin yang dibuat secara manual,
berbekal pengalaman yang diwariskan secara secara turun – temurun menyababkan
industri ini tidak memiliki standarisasi untuk pola lilin yang digunakan dan
perkembangan kualitas yang stagnan setiap tahunnya. Hal ini menjadi salah satu
penyebab keuntungan yang diperoleh tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan
oleh para pengrajin.
Pada penelitian pengecoran logam menggunakan kali ini kita akan
mengamati proses proses pengecoran dengan menggunakan pola lilin.. Kelebihan
dengan pola lilin ini yaitu mudah untuk membuat bentuk-bentuk yang rumit. Dalam
pembuatan tempat alat tulis ini meliputi beberapa tahapan proses. Diantaranya yaitu
perencanaan pola, persiapan bahan baku, pembuatan pola, pemilihan pasir cetak,
pembuatan cetakan, peleburan logam, penuangan logam cair, pengambilan hasil
coran dan proses akhir.
Dan observasi merupakan suatu bentuk kegiatan untuk mengetahui lebih
detail bagaimana proses pengecoran terutama pada material kuningan dengan
menggunakan metoda pengecoran lilin. Dalam hal ini kami selaku mahasiswa
Teknik Mesin melakukan observasi di Kenagarian Sungai Pua untuk memenuhi
tugas dalam bentuk laporan observasi serta melakukan wawancara. Laporan hasil
observasi ini disusun guna mememenuhi tugas mata kuliah Teknik Pengecoran
Logam. Dengan adanya observasi ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana
proses dan langkah-langkah tahapan dalam melakukan proses pengecoran logam
berbahan dasar material kuningan dengan memanfaatkan metoda pola lilin.
Kemudian kita sebagai seorang calon engineer tentunya harus mengetahui
bagaimana proses pengecoran, sehingga kelak dapat lebih dikembangkan dan
diterapkan dilingkungan kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui langkah-langkah kerja proses pengecoran lilin yang terdapat
di Sungai Pua
2. Mengetahui permasalahan proses produksi dengan menggunakan metoda
pola lilin?
3. Mengertahui permasalahan yang ada di percetakan pola lilin di sungai pua?
C. Tujuan
1. Mengetahui proses pengecoran dengan pola lilin dengan bahan baku
material kuningan.
2. Sebagai tugas mata kuliah Teknik Pengecoran Logam
D. Manfaat Observasi
Setelah melakukan observasi di Sugai Pua diharapkan kita dapat memahami dan
mengerti proses teknik pengeceron logam dengan pola lilin.
E. Metode
A. Identitas
Jenis : Observasi Pengecoran Pola Lilin dengan
Bahan Baku material Kuningan
Nomor HP : 081266878381
Dan unutk ukuran serta dimensi pola yang digunakan diperoleh dari produk
yang sudah jadi sebelumnya dan untuk material pola lilin ini menggunakan bahan
baku yang berasal dari minyak bumi, dengan beberapa kali proses penyaringan. Dan
untuk material bahan baku pola lilin ini didatangkan dari lansung dari Medan.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan dan menghemat waktu dalam proses
pengecoran logam dengan metoda pengecoran lilin, dan saat dilakukan
penggabungan juga ditentukan jalur lokasi penuangan logam kuningan. Berikut
adalah gambar dari proses pencelupan dan penggabungan pola lilin :
Gambar 3. Proses penggabungan cetakan
Langkah berikutnya kedua bahan dicampurkan, dan diaduk didalam sebuah lubang
dan proses pengadukan dilakukan secara manual dengan menggunakan kaki,
berikut gambar lubang pengadukan :
Dan setelah proses pelapisan yang pertama tadi, cetakan dikeringakn secara
sempurna agar dapat dilakukan proses pelapisan dengan bahan baku yang sama
secara berulang ulang hingga mencapai ketebalan yang pas, sehingga cetakan tidak
mudah rusak ketika dimasukkan kedalam tungku, maupun saat penuangan logam
cair.
Proses ini hamper sama dengan proses sebelumnya namun pada materialnya ada
sedikit penambahan bahan yakni sekam padi, sekam padi disini berfungsi untuk
menyimpan panas, agar panas yang diterima oleh cetakan tidak cepat hilang, karna
apabila panas pada cetakan menghilang itu berisiko terhadap produk yang
dihasilkan, seperti paduan cetakan tidak mengisi sempurna rongga cetakan. Berikut
gambar dari material cetakan yang sudah ditambahkan sekam padi :
Gambar 8. Adonan Cetakan Kedua, dengan Penambahan Sekam Padi
Setelah paduan adonan kedua dilapisis pada satu sisi, kemudian dibiarkan
mongering, lalu dilapisi pada sisi sebaliknya, dan setelah seluruh sisi dilapisi, maka
cetakan siap melalui proses pembakaran.. berikut gambar kompenen yang sudah
kering yang mana dapat diketahui apabila dipukul akan menghasilkan suara
mendenting.
4. Proses Pembakaran
Proses pemakaran dilakukan disebuah tungku khusus yang dibuat dari batu bata
dan semen, dan tungku ini berbahan bakar batu bara dan memiliki saluran udara
untuk masuknya angina dari blower kedalam tungku agar api yang dihasilkan stabil
dan besar.
Gambar 10. Tungku Pembakaran
Setelah cetakan telah pas masaknya, maka logam cair dapat dituangkan kedalam
cetakan.
5. Finishing
Setelah logam cair dingin maka cetakan dapat dibongkar secara perlahan, dan
kemudian dilakukan proses finising dengan pengamplasan pada produk yang
dihasilkan, berikut gambar dari produk yang sedang dilakukan proses finishing :
Gambar 14. Proses Fhinishing
Untuk proses finishing dilakukan dua kali, yang pertama dengan amplas kasar dan
setelah itu dilakukan dengan amplas yang lebih halus.
A. Kesimpulan
Dari observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses
pengecoran yang dilakukan di kenagarian sungai pua merupakan proses pengecoran
lilin dengna pola sderhana, yang mana diwariskan secara turun temurun, dan unutk
kwalitas produk yang dihasilkan dapat dikatakan sangat baik. Dengan peralatan
yang seadara atau dapat dikatakan manual tanpa adanya bantuan mesin dan masih
bergantung kepada kondisi cuaca.
B. Saran
Semoga kedepannya proses pengecoran logam yang terdapat di sungai pua
dapat menyelesaikan permasalahan mengenai cuaca sehingga walapun kondisi
cuaca tidak mendukung, namun tetap bisa melakukan proses produksi dan
memenuhi kehendak pasar