Anda di halaman 1dari 4

Cara kerja televisi

Agar dapat bekerja dan menampilkan gambar dari stasiun tv favorit mu, televisi
terdiri dari bagaian-bagian yang saling menunjang agar bisa berfungsi. Secara garis
besarnya bagian-bagian televisi berupa Antena, Catu daya (power), Tunner,
Rangkain detektor video, Rangkain penguat video, dan Rangkain Audio.

Berikut ini garis besar cara televisi bekerja (lihat gambar)

1. Antena berfungsi untuk menangkap belombang yang dipancarkan oleh


stasiun televisi
2. Sinyal yang datang di alirkan menuju ke colokan antena yang ada pada televisi
3. Sinyal yang datang membawa gelombang suara dan gambar karena
gelombang yang di terima antena tv lebih dari satu macam (contoh
gelombang stasiun RCTI, ANTV, GLOBAL TV, SCTV, TRANS 7, dll). Sirkuit di
dalam televisi memisahkan gelombang ini (berupa suara dan gambar) sesuai
dengan saluran tv yang kamu pilih kemudian di proses lebih lanjut. Alat
pemisah di sebut Tunner
4. Sirkuit penembak elektron menggunakan sinyal gambar ini untuk di proses
ulang dengan bantuan kamera tv
5. Bagian ini menembakan tiga elektron (merah, biru dan biru) menuju tabung
sinar katoda
6. Berkas elektron menerobos suatu cincin elektromagnet. Elektron dapat
dikendarai oleh magnit sebab mereka mempunyai elektron negatif. Dan
berkas elektron ini akan bergerak bolak balik di layar televisi
7. Berkas cahaya ini akan diarahkan ke layar yang di beri bahan kimia berupa
fosfor. Saat berkas elektron ini mengenai fosfor akan menampilkan titik-titik
warna merah, biru, dan hijau. Yang tidak kena tetap bewarna hitam.
Kombinasi-kombinasi warna inilah yang menghasilkan gambar di televisi
8. Gelombang suara akan di proses pada bagian ini untuk menghilangkan
berbagai ganguan
9. Sinyal suara yang sudah di saring di keluarkan melalui alat yang di sebut
speaker
Cara kerja radio
Arus listrik yang mengalir pada kawat dapat membuat arah jarum kompas
menyimpang. Fenomena yang diungkap oleh Hans Christian Oersted ini merupakan
pertanda bahwa arus listrik menghasilkan magnet. Dan terbukti benar bahwa
magnet bisa dihasilkan dari arus listrik. Dua buah kumparan yang dialiri arus listrik
akan saling tarik menarik layaknya dua batang magnit.

Sebaliknya, bila sebatang magnit digerakkan di dekat kumparan maka listrik akan dihasilkan
oleh kumparan itu. Semakin dekat batang magnet itu ke kumparan akan semakin besar pula
arus listrik yang dihasilkan. Tetapi sedekat apapun batang magnet itu ke kumparan, tak akan
ada arus listrik dihasilkan bila batang magnit itu diam. Kesimpulannya, listrik menghasilkan
magnit dan magnit menghasilkan listrik. Tetapi hanya magnit yang berubah saja yang
mampu menghasilkan listrik.

Gambar generator listrik sederhana. Batang magnit yang diputar ditengah kumparan
akan menghasilkan listrik. Tetapi bila batang magnit itu diam (tidak bergerak) tidak akan
ada listrik yang dihasilkan.

Mengubah besarnya (medan) magnit dapat dilakukan secara mekanik, misalnya


dengan memutarnya. Batang magnit yang diletakkan ditengah kumparan diputar
agar medan magnit yang melintasi kumparan itu berubah, sehingga kumparan akan
menghasilkan listrik. Prinsip dasar inilah yang diterapkan pada generator /
pembangkit listrik, yaitu mesin yang mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Mengubah besarnya (medan) magnet juga dapat dilakukan secara elektronik, yaitu
dengan mengalirkan arus listrik (yang berubah) ke dalam sebuah kawat. Misalkan
kawat ini kita sebut konduktor A. Nah ketika dialiri arus listrik (yang berubah) maka
kunduktor A ini akan menghasilkan medan magnet yang berubah. Medan magnet
yang berubah ini dapat menginduksi konduktor lain, misalkan konduktor B.
Konduktor B yang terinduksi oleh medan magnet (yang berubah) ini akan
menghasilkan arus listrik walaupun antara konduktor A dan B itu terpisah oleh
jarak.
Jadi, konduktor B dapat menghasilkan arus listrik karena konduktor A dialiri arus
listrik (yang berubah). Prinsip indukasi elektromagnetik inilah yang digunakan pada
transformator (trafo). Konduktor B kemudian disebut kumparan sekunder dan
konduktor A disebut kumparan primer. Kumparan sekunder tidak akan
menghasilkan arus listrik bila kumparan primer dialiri arus searah (DC).
Pada trafo jarak antara konduktor A dengan B harus dibuat sangat dekat, bahkan
kumparan sekunder sering dibuat menyatu dengan kumparan primer melingkari
besi inti. Tujuannya adalah untuk mendapatkan transfer daya yang paling
maksimum. Berbeda dengan trafo, komunikasi radio justru menghendaki agar jarak
antara konduktor A dan konduktor B itu saling berjauhan. Konsekuensinya, banyak
energi yang hilang di antara kedua konduktor. Dalam hal ini, daya pancar terpaksa
harus dikorbankan, tetapi jarak jangkau yang makin jauh diperoleh sebagai
gantinya.

Gambar prinsip kerja (a) Trafo (b) Radio


Konduktor A yang dialiri arus listrik (yang berubah) dapat menginduksi konduktor B
yang terpisah jauh oleh jarak. Walaupun daya yang diterima oleh konduktor B sangat
lemah, tetapi satu hal yang pasti adalah bahwa perubahan arus listrik yang
dihasilkan oleh konduktor B akan selalu sama dengan perubahan arus listrik yang
terjadi di konduktor A. Ini merupakan satu hal yang paling penting dalam
komunikasi radio, yaitu sinyal yang diterima haruslah sama dengan yang
dipancarkan. Bila tidak, tentu akan terjadi miss communication. Sementara itu
masalah lemahnya sinyal di penerima bisa diatasi dengan cara misalnya: menambah
daya pancar atau menambah gain antena.
Arus listrik yang berubah menghasilkan medan magnit yang berubah. Medan magnit
yang berubah menghasilkan medan listrik yang berubah. Medan listrik yang berubah
menghasilkan medan magnit yang berubah. Demikian seterusnya hingga medan
listrik dan medan magnit itu menyebar kesegala arah. Fenomena ini sebenarnya
adalah sebuah hukum alam yang sederhana. Sama halnya dengan benda yang
dilempar dan kemudian jatuh ke tanah. Demikian pula dengan listrik-magnit. Bila
ada arus listrik yang berubah pasti akan terpancar gelombang elektromagnetik yang
menyebar kesegala arah.
Berdasarkan hukum alam ini maka di satu tempat kita dapat membuat arus listrik
yang berubah (untuk membangkitkan gelombang elektromagnetik) dan kemudian
menangkapnya kembali di tempat lain (perhatikan ilustrasi pada gambar (b) di atas.
Inilah prinsip dasar dari sistem komunikasi radio. Pemancar mengubah energi listrik
menjadi radiasi gelombang elektromagnetik, sedangkan pesawat penerima
mengubah radiasi itu dan menjadikannya energi listrik kembali.
Membuat arus listrik yang berubah di pemancar sangat sederhana dan mudah. Yang
dibutuhkan hanyalah sebuah osilator. Arus bolak balik yang dihasilkan osilator lalu
dihubungkan ke sebuah konduktor A sebagai antena. Tujuannya agar konduktor A
ini dialiri arus bolak-balik. Akibatnya konduktor A akan menghasilkan medan
magnit yang berubah. Medan magnet yang berubah ini kemudian akan
menghasilkan medan listrik yang berubah, dan medan listrik berubah akan
menghasilkan medan magnet yang berubah, demikian seterusnya hingga
terpancarlah gelombang elektromagnetik yang menyebar ke segala arah. Hingga di
suatu tempat nanti, radiasi gelombang ini menginduksi sebuah antena penerima.
Ketika ditabrak oleh gelombang elektromagnetik maka antena penerima akan
terinduksi (oleh medan magnet yang berubah). Akibatnya antena akan menghasilkan
arus listrik dimana arus listrik ini akan berubah-ubah sesuai perubahan medan
magnit yang diterimanya. Ini berarti antena penerima berhasil menangkap sinyal
yang berasal dari pemancar, dan sinyal yang diterima itu bentuknya sama persis
dengan sinyal osilator yang ada di pemancar.
Sinyal yang diterima itu hanya berupa sinyal bolak-balik saja, dimana di dalamnya
tidak mengandung informasi sama sekali. Sinyal seperti ini sering disebut dengan
sinyal pembawa (carrier). Tanpa informasi di dalamnya, sistem komunikasi menjadi
tidak berarti. Oleh karena itu harus diupayakan sedemikian rupa agar sinyal
pembawa ini harus bisa membawa informasi. Upaya ini kemudian disebut dengan
teknik modulasi.

Cara kerja telephone


Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan telepon beroperasi
dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga
memungkinkan pengguna telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya.
Ketika gagang telepon diangkat, posisi telepon disebut off hook. Lalu sirkuit terbagi
menjadi dua jalur di mana bagian positifnya akan berfungsi sebagai Tip yang
menunjukkan angka nol sedangkan pada bagian negatif akan berfungsi sebagai Ring
yang menunjukkan angka -48V DC. Kedua jalur ini yang nantinya akan memproses
pesan dari sender untuk sampai ke receiver. Agar dapat menghasilkan suara pada
telepon, sinyal electrik ditransmisikan melalui kabel telepon yang kemudian diubah
menjadi sinyal yang dapat didengar oleh telepon receiver. Untuk teknologi analog,
transmisi sinyal analog yang dikirimkan dari central office (CO) akan diubah
menjadi transmisi digital. Angka-angka sebagai nomer telepon merupakan frekuensi
tertentu yang memiliki satuan Hertz. Hubungan utama yang ada dalam sirkuit akan
menjadi on hook ketika dibuka, lalu akan muncul getaran. Bunyi yang muncul di
telepon penerima menandakan telepon telah siap digunakan.

A. Cara Kerja Jaringan Telepon Kabel


Telepon kabel menggunakan sistem wireline. sehingga membutuhkan kabel supaya
dapat berfungsi . cara kerja telepon kabel antara lain :

1. Suara dari pengirim diterima oleh alat yang disenut microphone


2. Microphone mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik kemudian
disalurkan oleh perangkat telepon
3. Sinyal tersebut disalurkan melalui kabel ke pusat telekomomunikasi
4. Dari pusat telekomunikasi, sinyal tersebut diteruskan kepada penerima
5. Ssetelah sampai ke penerime, maka sinyal tersebut diubah lagi menjadi
gelombang suara oleh alat yang disebut speaker

B. Cara Kerja Jaringan Telepon Seluler


Telepon seluler menggunakan sistem wireless. pengirim dan penerima harus tetap
tercakup BTS (Base Transceiver Station ). BTS adalah peralatan yang memfasilitasi
komunikasi secara wireless antara pengguna telepon seluler. Cara kerja telepon
seluler wireless antara lain :

1. Suara dari pengirim diterima oleh alat yang disebut microphone


2. Microphone mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik dan kemudian
dipancarkan oleh pnsel ke BTS terdekat
3. Sinyal tersebut diterima oleh BTS dan sinyaL tersebut diteruskan ke pusat
telekomunikasi
4. Dari pusat telekomunikasi sinyal diteruskan kepada BTS terdekat kemudian
diteruskan ke si penerima
5. Setelah sampai kepada penerima , maka sinyal tersebut diubah lagi menjadi
gelombang suara oleh alat yang disebut speaker.

Anda mungkin juga menyukai