Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

IPA
TULANG MANUSIA

Di susun oleh :

KAFKA FATIH AL HABSY


KELAS VIII.D

SMP NEGERI 2 BENGKALIS


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Saya Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang “Tulang Manusia”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bengkalis, Agustus 2019

KAFKA FATIH AL HABSY


DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar .................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 3
1.2 Tujuan............................................................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
2.1 Anatomi Fisiologi Sistem Tulang ..................................................................... 4
2.2 Penyusun Tulang ............................................................................................... 4
2.3 Bagian – bagian Tulang .................................................................................... 4
2.4 Jenis – jenis Tulang........................................................................................... 4
2.5 Struktur Tulang ................................................................................................. 9
2.6 Fungsi Tulang ................................................................................................... 11
2.7 Proses Penulangan ............................................................................................ 12
2.8 Penyakit pada Tulang.........................................................................................12
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 13
3.1 Simpulan ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas gerak tubuh manusia bergantung pada efektivnya interaksi antara sendi yang
normal dengan unit-unit neuromuskolar yang menggerakannya. Elemen tersebut juga
berinteraksi untuk mendistribusikan stress mekanik ke jaringan sekitar sendi. Otot,
tendon, ligamen, rawan sendi, dan tulang saling bekerja sama agar fungsi tersebut dapat
berlangsung dengan sempurna ( Noer S., 1996 )
Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia merupakan dasar yang
penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan mengetahui struktur dan
fungsi tubuh manusia, seorang perawatan professional dapat makin jelas manafsirkan
perubahan yang terdapat pada alat tubuh tersebut. Anatomi tubuh manusia saling
berhubungan antara bagian satu dengan yang lainnya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini :


1. Agar Siswa mampu memahami mengenai definisi system tulang.
2. Agar Siswa mampu memahami jaringan struktur dari tulang.
3. Agar Siswa mengetahui bagian bagian tulang.
4. Agar Siswa mampu mengetahui jenis jenis tulang
5. Agar Siswa mampu mengerti dan memahami struktur tulang
6. Agar Siswa mampu memahami fungsi dari tulang
7. Agar Siswa mampu memahami proses penulangan
8. Agar Siswa mengerti penyakit – penyakit pada tulang

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sistem tulang ?


2. Apa saja penyusun sistem tulang ?
3. Apa saja jenis – jenis tulang ?
4. Bagaimana struktur dari tulang ?
5. Apa saja fungsi tulang ?
6. Bagaimana proses dari pembentukan dan pertumbuhan tulang ?
7. Apa saja penyakit – penyakit pada tulang ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Tulang


Pengertian Sistem Tulang
 Menurut Sweltzer S.C. Dan Bare B.G.
Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam berbagai bentuk
untuk memperoleh fungsi sistem muskuloskeletal yang optimal.
2.2 Penyusun Sistem Tulang

Menurut Price S.A. Dan Wilson, L.M. (1995) sistem tulang terdiri atas :
 Sendi
Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang-tulang
tersebut dapat bergerak satu sama lain maupun tidak dapat bergerak satu sama lain.
 Otot
Sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif
yang menggerakkan tulang.
 Rangka
Sistem penyokong organisme
 Tendon
Struktur dalam tubuh yang lentur tapi kuat yang menghubungkan otot ke tulang.
 Ligamen
Jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu
dengan tulang lain pada sendi.
 Bursae
Kantong kecil dari jaringan ikat diatas bagian yang bergerak, dibatasi membran sinovial
dan mengandung cairan sinovial, yang merupakan bantalan.

2.3 Jenis-Jenis Tulang


 Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan sebagai berikut:

1). Tulang Pipa (Tulang Panjang)


Tulang pipa berbentuk seperti tabung yang kedua ujungnya bulat (epifisis) dan bagian
tengah silindris (diafisis). Hampir seluruh bagian terdiri-dari tulang kompak (tulang
padat) dengan sedikit komponen tulang spongiosa (tulang berongga-rongga). Pada bagian
dalam terdapat rongga berisi sumsum tulang. Contoh: Tulang paha, tungkai bawah, serta
lengan atas dan lengan bawah.

2).Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk seperti seperti kubus atau pendek tidak beraturan. Tulang pipih
tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya terdapat
sumsum tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga, sehingga tulang
pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau memperkuat. Contoh: tulang telapak
tangan dan kaki, serta ruas-ruas tulang belakang.

3).Tulang Pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng memipih. Tulang pipih mempunyai dua lapisan tulang
kompak yang disebut lamina eksterna dan interna ossis karnii. Kedua lapisan dipisahkan
oleh satu lapisan tulang spongiosa disebut diploe. Contoh, tulang tengkorak, tulang rusuk,
dan tulang belikat.

 Berdasarkan jenisnya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras.

1).Tulang Rawan (Kartilago)


Tulang rawan terdiri-dari sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks disebut kondrin yang
dihasilkan oleh kondroblast (sel-sel pembentuk kartilago). Lama kelamaan kondroblast
terkurung oleh matriksnya sendiri dalam ruang yang disebut lacuna. Kondroblast dalam
lacuna bersifat tidak aktif dan disebut kondrosit (sel tulang rawan).
Tulang rawan pada anak-anak berbeda dengan tulang rawan pada orang dewasa. Pada
Gambar 4.1 terlihat bahwa tulang rawan pada anak-anak berasal dari mesenkim dan lebih
banyak mengandung sel-sel tulang rawan. Sementara itu, tulang rawan orang dewasa
lebih banyak mengandung matriks dan berasal dari perikondrium (selaput tulang rawan)
yang mengandung kondroblas. Lihat Gambar 4.2. Tulang rawan pada orang dewasa
hanya terdapat pada bagian bagian tertentu.

Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan dapat digolongkan menjadi tiga jenis,
yaitu sebagai berikut.
1) Tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar dalam anyaman yang halus dan
rapat. Tulang rawan hialin terdapat di ujung-ujung tulang rusuk yang menempel ke tulang
dada (Gambar a).
2) Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip tulang rawan hialin, tetapi
tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis terdapat di daun
telinga, laring, dan epiglotis (Gambar b).
3) Tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan tidak beraturan. Tulang rawan
fibrosa terdapat di cakram antartulang belakang dan simfisis pubis (pertautan tulang
kemaluan) (Gambar c).

2).Tulang Keras (Osteon)


Tulang keras merupakan kumpulan sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks yang
mengandung senyawa kapur dan fosfat. Kedua senyawa ini menyebabkan tulang menjadi
keras. Osteoblast pada lacuna menjadi tidak aktif dan disebut osteosit (sel tulang). Antara
lakuna satu dengan lakuna lainnya dihubungkan oleh kanalikuli. Di dalam kanalikuli
terdapat sitoplasma dan pembuluh darah yang bertugas memenuhi kebutuhan nutrisi
osteosit.
Tulang keras dibedakan menjadi dua jenis , yaitu Jenis tulang kompak dan Jenis tulang
spons (tulang berongga). Pada Gambar 4.3 tampak bahwa tulang kompak (tulang padat)
mempunyai matriks tulang yang rapat dan padat, misalnya pada tulang pipa. Tulang spons
matriksnya berongga. Rongga-rongga pada tulang spons diisi oleh jaringan sumsum
tulang. Apabila berwarna merah berarti mengandung sel-sel darah merah, misalnya pada
epifisis tulang pipa. Apabila berwarna kuning berarti mengandung sel-sel lemak,
misalnya pada diafisis tulang pipa.
2.4 Struktur Tulang
a. Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum
merupakaan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel
pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan
tempat mlekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dn berperan dalam memberikan
nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang.

b. Tulang Kompak (Compact bone)


Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini teksturnya
halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak
mengandung kapur (Calsium Phospat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi
padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur
dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang
lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak ditemui pada tulang kaki dan tulang tangan.

c. Tulang Spongiosa (Spongy bone)


Pada lapisan ketiga ada yang disebut lapisan spongiosa. Sesuai dengan namanya tulang
Spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut di isi oleh sumsum tulang merah
yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang
yang disebut trabekula.

d. Sumsum tulang (Bone Marrow)


Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang.
Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang dilindungi oleh tulang
spongiosa seperti yang telah dijelaskan di bagian tulang spongiosa. Sumsum tulang
berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada
dalam tubuh.

2.5 Fungsi Tulang


1. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk pada rangka
Misal tulang tengkorak memberi bentuk pada wajah.
2. Melindungi organ organ tubuh seperti kranium (tulang otak) melindungi otak,
tulang rusuk melindungi jantung dan paru-paru
3. Pergerakan
Misal tulang dan otot merupakan alat gerak yang berkaitan erat. Tulang tidak
dapat bergerak bila tidak dapat digerakan otot. Karena tulang tidak dapat bergerak
dengan sendirinya tanpa bantuan otot sehingga tulang sebagai alat gerak pasif dan
otot sebagai alat gerak aktif (karena sebagai penggerak tulang).
4. Tempat melekatnya otot untuk pergerakan tubuh
5. Gudang menyimpannya mineral seperti kalsium dan hematopoesis.
Kalsium berfungsi untuk mencegah osteoporosis dan melancarkan peredaran
darah sedangkan hematopoesis adalah pembentukan komponen sel darah diamna
terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.
2.6 Proses penulangan

Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur
embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel
mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung
pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan
membentuk kondroblas.
Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago).
Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang
rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan
membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum.
Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang
disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah
sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan
demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian
pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari
zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke
daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi
pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa
tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan
satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah
kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan
demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada
pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh
osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di
periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.

2.7 Penyakit Pada Tulang


1. Osteoklerosis : kelainan tulang akibat peningkatan peningkatan kalsifikasi tulang
karena hipoparatiroid
2. Osteoporosis : terjadi karena penurunan penulangan (osifikasi) akibat peningkatan
resopsi (penurunan pembentukan tulang)
3. Osteomalasia : keadaan dimana terjadi penurunan mineralisasi tulang
4. Fraktur : patah tulang
5. Osteomilitis : inflamasi pada tulang
6. Periostitis : inflamasi pada periosteum.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah di jelaskan diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa :
 Sistem tulang terdiri atas sendi otot, rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan
kusus penghubung
 Struktur tulang terdiri atas sel dan matriks tulang
 Sel – sel tulang disebut juga osteoblast
 Matriks dibentuk oleh bahan dasar serat dan garam – garam
 Jumlah tulang dalam tubuh manusia ada 206 buah yang terbagi dalam 4 kategori
tulang oanjang, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak beratuaran
 Fungsi tulang anatara lain sebagai tempat melekatnya otot, pergerakan,
melindungi organ – organ tubuh, menahan jaringan tubuh, memberi bentuk pada
rangka
 Penyakit pada tulang misalnya Osteoklerosis, Osteoporosis, Osteomalasia,
Fraktur, Osteomilitis, dan Periostitis
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2196638-contoh-makalah-
kesimpulan/#ixzz25ZMeUuqo
http://new.kidevo.com/materi-lengkap.php?id=528
http://www.duniaperawat.com/2011/04/anatomi-sistem-muskuluskeletal.html
http://geoweek.wordpress.com/2009/07/07/struktur-tulang-pada-manusia/
https://gudangmakalah96.blogspot.com/2017/09/makalah-tulang.html

Anda mungkin juga menyukai