PENDAHULUAN
1
2
dibandingkan dengan proses lainnya ialah biaya yang dibutuhkan cukup murah,
pengerjaanya yang mudah, relatif aman dari kontaminasi zat-zat kimia serta tidak
memberikan dampak bagi lingkungan (Lesbani dkk., 2013).
Berdasarkan (Melisa, 2014), PLTU Nagan Raya menghasilkan fly ash
dengan kadar SiO2 sebesar 41,51%. Sehingga fly ash batu bara PLTU Nagan Raya
dapat berpotensi sebagai adsorben. Pada penelitian Wang et al (2006),
menggunakan abu fly ash sebagai adsorben menghilangkan methylene blue dalam
larutan berair dan kapasitas adsorpsi dari abu fly ash yaitu 4,47 mg/g. Adanya
pengaruh perlakuan asam menyebabkan kapasitas adsorpsi abu fly ash mengikat
menjadi 7,99 mg/g.
Selain itu, salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai adsorben dalam
menyerap methylene blue adalah arang aktif. Berdasarkan penelitian (Khuluk,
2016) bahwa arang aktif tempurung kelapa dengan aktivasi fisika memiliki daya
serap terhadap methylene blue sebesar 99,42% dan dengan aktivasi kimia
menyerap methylene blue sebesar 98,64%.
Oleh karenanya, adanya kemampuan fly ash dan kemampuan arang aktif
tempurung kelapa sebagai penyerap methylene blue, maka pada penelitian ini
kami akan menggunakan fly ash batu bara PLTU Nagan Raya yang
dikombinasikan dengan arang aktif tempurung kelapa sebagai adsorben untuk
menyerap limbah cair perwarna pada indutri tekstil yaitu methylene blue.
kadar methylene blue. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fly ash batubara
memiliki kemampuan adsorpsi yang cukup baik terhadap berbagai limbah cair,
namun untuk meningkatkan kemampuan adsorpsinya perlu terus dilakukan
penelitian-penelitian lanjutan, seperti mengkombinasikan fly ash dengan jenis
adsorben lainnya, seperti tempurung kelapa. Oleh karena itu perlu untuk
mengetahui perbandingan yang tepat kombinasi antara fly ash dengan tempurung
kelapa agar diperoleh nilai adsorpsi yang optimal terhadap penurunan zat warna,
yang terdapat dalam limbah cair industri tekstil.