Anda di halaman 1dari 16

Laporan Pendahuluan

CA Mammae (Kanker Payudara)

A. Konsep CA Mammae (Kanker Payudara)

1. Definisi

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal

dari sel kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit

payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan

payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,

jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara. (Medcastore, 2011)

Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang

ganas yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari

gumpalan yang keras dan kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya

garis asimetris antara dua payudara. Bila kanker sudah berkembang, tanda

– tanda akan lebih nyata seperti jaringan menjadi merah, borok,

membengkak, dan kanker terlihat dengan jelas.

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada

payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini

menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak

dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada

bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah

bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel

1
2

kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah

kulit (Brunner & Suddarth, 2002).

Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-

sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas (Junaedi, 2007)

2. Etiologi

Sebab – sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara

pasti. (Price & Wilson, 1995). Namun ada beberapa teori yang

menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu :

 Mekanisme hormonal

Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami

perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi factor

pertumbuhan bagi Ca mammae. (Smeltzer & Bare, 2002: 1589)

 Virus

Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya

massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.

 Genetik

Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya

“linkage genetik” autosomal dominan. (Reeder, Martin, 1997)

 Defisiensi imun

Defisiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi

interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel

dan jaringan kanker dan meningkatkan aktifitas anti tumor.

 Penyebab dan Faktor Predisposisi lainnya :


3

- Ca Payudara yang terdahulu Terjadi malignitas sinkron di

payudara lain karena mammae adalah organ berpasangan

- Keluarga Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi

keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena

carsinoma mammae.

- Kelainan payudara ( benigna ) Kelainan fibrokistik ( benigna )

terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang

menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.

- Makanan, berat badan dan faktor resiko lain Status sosial yang

tinggi menunjukkan resiko yang meningkat, sedangkan berat

badan yang berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi

tumor yang berhubungan dengan oestrogen pada wanita post

menopouse.

- Faktor endokrin dan reproduksi Graviditas matur kurang dari 20

tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun Menarche kurang dari 12

tahun

- Obat anti konseptiva oral Penggunaan pil anti konsepsi jangka

panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk

terkena kanker.

- Usia yang makin bertambah – Kanker payudara 78 %

menunjukkan terjadi pada usia lebih 50 tahun dan 6 % terjadi

pada usia kurang dari 40 tahun. Sedangkan rata-rata kanker

payudara ditemukan pada usia 64 tahun


4

Kelompok wanita yang kemungkinan terkena kanker payudara adalah :

 Wanita dengan kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, asupan lemak

berlebihan dan kurang olahraga.

 Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara – Insidensi kanker

payudara oleh karena genetik menunjukkan 5-10 %.

 Pernah menderita kanker pada salah satu payudara

 Menderita tumor jinak payudara

 Infertil dan kehamilan pertama pada usia 35 tahun

 Tidak memiliki anak

 Faktor hormonal

 Awal menstruasi (menarche) sebelum usia 12 tahun dan berhenti

menstruasi (menopause) setelah usia 50 tahun.

 Periode menstruasi lebih lama

 Tidak pernah menyusui anaknya

Usia yang makin bertambah – Kanker payudara 78 % menunjukkan

terjadi pada usia lebih 50 tahun dan 6 % terjadi pada usia kurang dari 40

tahun. Sedangkan rata-rata kanker payudara ditemukan pada usia 64

tahun

3. Patofisiologi

Sel – sel kanker di bentuk dari sel – sel normal dalam suatu proses rumit

yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi :

a. Fase Inisiasi
5

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel

yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik

sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa

berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran), atau sinar matahari.

Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu

karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang

disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu

karsinogen. Bahkan gangguan fisik manapun bisa membuat sel lebih

peka untuk mengalami suatu keganasan.

b. Fase promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan

berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak

akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor

untuk terjadinya keganasan.

4. Komplikasi

Metastase kejaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,

pleura, tulang dan hati. Selain itu komplikasi Ca mammae yaitu :

 Metastase kejaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh

darah kapiler (penyebaran limfogen dan hematogen). Penyebaran

hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum – sum

tulang, otak, syaraf.

 Gangguan neuro varkuler

 Faktor patologi
6

 Fibrosis payudara

 Kematian

5. Pathway

6. Manefestasi klinis

Gejala umum Ca mammae adalah :

- Teraba adanya massa


7

- Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran

karena mulai timbul pembengkakan

- Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat di sekitar

puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ukus

pada payudara

- Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan, panas

- Ada cairan yang keluar dari putting susu

- Ada perubahan pada putting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar,

erosi dan terjadi retraksi.

- Ada rasa sakit

- Penyebaran ketulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar

kalsium darah meningkat

- Ada pembengkakan di daerah lengan

- Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara

- Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar

- Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun

sudah di obati, serta putting susu seperti koreng atau eksim dan

tertarik kedalam

- Kulit payudara semakin berkerut seperti kulit jeruk

- Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah

- Metastase (menyebar) kekelenjar getah bening sekitar dan alat

tubuh lain.
8

7. Pentahapan Ca mammae

Kanker payudara mempunyai 4 setadium yaitu :

 Stadium I

Tumor yang berdiameter kurang dari 2 cm tanpa keterlibatan

limfonodus (LN) dan tanpa penyebarab jauh. Tumor terbatas pada

payudara dan tidak terinfeksi pada kulit dan otot pektoralis.

 Stadium IIa

Tumor yang berdiameter kurang dari 2 cm dengan keterlibatan

limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang

berdiameter kurang dari 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan

tanpa penyebaran jauh

 Stadium IIb

Tumor yang berdiameter kurang dari 5 cm dengan keterlibatan

limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumr yang

berdiameter lebih dari 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus dan tanpa

penyebaran jauh.

 Stadium IIIa

Tumor yang berdiameter lebih dari 5 cm dengan keterlibatan

limfonodus tanpa penyebaran jauh.

 Stadium IIIb

Tumor yang berdiameter lebih dari 5 cm dengan keterlibatan

lomfonodus dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke

supraklavikula dengan keterlibatan lomfonodus supraklavikula atau


9

metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar kekulit

atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.

Tumor telah menyebar kedinding dada atau menyebabkan

pembengkakan, bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosisi

sebagai inflamatori Breast Cancer, bisa sudah atau juga bisa belum

menyebar kepembuluh getah bening di ketiak dan tangan atas, tapi

tidak menyebar kebagian lain dari organ tubuh.

 Stadium IIIc

Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe

infraklavikular ipsilateral atau bukti klinis menunjukan terdapat

metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar

limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral.

 Stadium IV

Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru – paru,

liver atau tulang rusuk.

8. Penatalaksanaan medis Ca mammae

a. Pembedahan

 Mastectomy radikal yang dimodifikasi

Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axial sampai otot

pactoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat

namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak

diangkat.

 Mastectomy total
10

Semua jaringan payudara termasuk putting dan ariola dan lapisan

otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axial tidak disayat dan

lapisan otot dinding dada tidak diangkat.

 Lumpectomy/ tumor

Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dari payudara tidak

turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan

payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.

 Wide excision / Mastectomy parsial

Exsisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.

 Ouadranectomy

Pengankatan dari payudara dengan kulit yang ada dan lapisan

otot pectoralis mayor.

b. Radiotherapy

Biasanya merupakan kombinasi dari therapy lainnya tetapi tidak

jarang pula merupakan therapy tunggal. Adapun efek samping :

kerusakan kulit disekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada

nervus otot pectoralis , radang tenggorokan.

c. Chemotherapy

Pemberian obat – obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam

aliran darah. Efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,

kerontokan rambut, mudah terserang penyakit.


11

d. Manipulasi hormonal

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang

sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral

ophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapy endokrin

lainnya.

9. Pemeriksaan Fisik / pengkajian Ca mammae

 Identitas pasien
 Riwayat kesehatan
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat psikososial
 Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Sepiritual
- Bernafas
- Makan – minum
- Eliminasi
- Gerak dan Aktifitas
- Istirahat dan Tidur
- Kebersihan diri

10. Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium meliputi : Morfologi sel darah, LED, tes fal

marker (CEA) dalam serum atau plasma, pemeriksaan sitologis.

 Tes diagnostic non invasive : Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET.


12

 Invasive : Biopsi, Aspirasi biopsy, True cat

 Pemeriksaan Mamografi

Kelebihan mammografi adalah dapat menampilkan nodul yang sulit di

palpasi, dapat meneumak lesi mammae yang tanpa nodul namun dapat

bercak mikroklasifikasi, dapat digunakan untuk analisis diagnostic dan

rujukan tindak lanjut. Ketepatan diagnostic sekitar 80%.

 USG payudara

Tranduser ferekuensi tinggi dan pemeriksaan dopler tidak hanya dapat

membedakan dengan sangat baik tumor kistik atau padat, tapi juga

dapat mengetahui pasokan darah serta kondisi jaringan sekitarnya,

menjadi dasar diagnosis yang sangat baik.

 MRI mammae

Karena tumor mammae mengandung densitas mikrovaskuler

abnormal, MRI mammae dengan dengan kontras memiliki sensitive

dan sepesifisitas tinggi dalam diagnosis karsinoma stadium dini.

 Pemeriksaan biopsy terbuka

Cara biopsy dapat berupa biopsy eksisi atau insisi, tapi umumnya

dengan biopsy eksisi. Di RS yang menyediakan dapat dilakukan

pemeriksaan potong beku saat operasi. Bila tak ada perlengkapan itu,

untuk karsinoma mammae yang dapat dioperasi tidak sesuai dilakukan

insisi tumor, untuk menghindari penyebaran iatrogenic tumor.


13

 Pemeriksaan payudara sendiri

Pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan payudara klinis adalah

prosedur murah dan tidak invasif untuk pemeriksaan payudara.

Apabila ditemukan indikasi yang abnormal, yaitu benjolan atau

penebalan pada jaringan payudara, sakit pada salah satu payudara atau

pada ketiak. Satu payudara menjadi lebih besar atau lebih rendah,

puting tertarik ke dalam atau berubah posisi, perubahan kulit

(mengkerut), bengkak di bawah ketiak ayau tulang selangka, ruam

pada atau sekitar kulit. Jika ada tanda-tanda tersebut harus dilakukan

tiga pengkajian, yaitu pemeriksaan klinis payudara, mammografi atau

ultrasonografi, dan biopsy

11. Analisa Data

NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Sel / jaringan Nyeri


1. Keluhan nyeri
2. Menunjuk daerah nyeri Pertumbuhan tidak
normal
3. Klien mengatakan
intensitas nyeri
DO : Benjolan pada
1. Wajah nampak meringis payudara

2. Perubahan selera makan


3. Bukti nyeri dapat
Nyeri
diamati
14

12. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit

13. Nursing Care Planning (NCP)

INTERVENSI
KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA
No (Nursing
KEPERAWATAN HASIL (Nursing Outcome)
Intervention
Classication)
Nyeri Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri :
Tanda dan gejala : keperawatan ...........x24 jam,
1. Laporan secara diharapkan kebutuhan tidur 1. Lakukan
perbal dan non klien tercukupi pengkajian nyeri
verbal Kriteria Hasil
2. Perubahan pola Sleep 2. Gunakan tehnik
tidur Indikator IR ER komunikasi
3. Lama waktu nyeri 1. Melaporkan therapiotik
4. Anoreksia adanya nyeri
5. Kelelahan 2. Frekuensi
nyeri 3. Kaji kultur yang
Berhubungan dengan : 3. Ekspresi mempengaruhi
1. Ketidakmampuan nyeri pada respon nyeri
fisik wajah
2. Proses penyakit 4. Kurangnya 4. Kaji tipe dan
istirahat sumber nyeri
5. Pernyataan
nyeri
6. Luasnya 5. Berikan
bagian tubuh analgetik untuk
yang mengurangi
terpengaruh nyeri

Keterangan :
1. Kuat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan
15

14. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah tahap pelaksanaan terhadap rencana tindakan

keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien.

Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi.

Setelah selesai implementasi dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi

yang sudah dilakukan dan bagaimana respon pasien

15. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi

ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi

keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan


16

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol. 2, Jakarta : EGC

Smeltzer , Suzanne C. and G Bare, 2002 Buku Ajar Ilmu Bedah , edisi revisi EGC

Lynda, Carpenito Moyet, 2003 buku saku diagnose keperawatan edisi 10, Jakarta :

EGC

Anda mungkin juga menyukai