Anda di halaman 1dari 6

BAB 1 .

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tumor medulla spinalis adalah tumor didaerah spinal dimulai dari daerah serivikal hingga
sakral. Sangat penting untuk membedakan antara tumor jinak dan tumor ganas . tumor jinak
tidak tumbuh ke jaringan didekatnya atau menyebar ke daerah yang jauh, sehingga dibagian
lain tubuh mereka hampir tidak pernah mengancam jiwa , sedangkan pada tumor ganas
sangat berbahaya karena mereka dapat menyebar ke seluruh tubuh. Tumor otak dan sumsum
tulang belakang cenderung berbeda pada orang dewasa dan anak-anak. Mereka sering
terbentuk didaerah yang berbeda, berkembang dari berbagai jenis sel dan memiliki
pandangan pengobatan yang berbeda.(American cancer )

Jumlah penderita tumor medulla spinalis di Indonesia belum diketahui secara pasti .
jumlah penderita pria hampir sama dengan wanita dengan sebaran usia antara 30 hingga 50
tahun.Dari tumor spinal cord yang diidentifikasi 69% tidak ganas, jenis histologis yang paling
umum adalah meningioma 29% , tumor selubung saraf 24% , dan ependymoma 23%. Insiden
keseluruhan tumor sumsum tulang belakang adalah 0,74 per 100.000 orang – tahun , dengan
kejadian pada wanita 0,77 per 100.00 dan pada pria 0,70 per 100.000. (ncbi)

Tumor medulla spinalis terbagi berdasarkan lokasi dan keganasan . berdasarkan lokasi
dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu tumor intradural dan ekstradural.sedangkan
berdasarkan keganasan dapat dibedakan menjadi tumor spinal non-malignant dan tumor
spinal malignant.(spinal tumor)

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui gejala-gejala yang timbul dan tatalaksana dari tumor medulla spinalis
yang dapat menyebabkan kematian dan kacacatan bagi penderitanya.
Bab 2

Definisi

Tumor medulla spinalis adalah pertumbuhan sel yang tidak normal ditulang belakang.
Jika sel-sel ditulang belakang tumbuh dan berkembang biak secara tidak normal untuk
menyebabkan tumor tulang belakang, ini disebut tumoe primer. Jka sel-sel abnormal telah
menyebar ke tulang belakang dari tumor di bagian lain dari tubuh, ini desebut tumor sekunder
atau metastasis .
Disebagian besar tubuh lainnya,sangat penting untuk membedakan antara tumor
jinak dan tumor ganas. Tumor jinak tidak tumbuh ke jaringan di dekatnya atau menyebar ke
daerah yang jauh, sehingga di bagian lain tubuh mereka hampir tidak pernh mengancam jiwa.
Salah satu alasan utama tumor ganas sangat berbahaya adalah karena mereka dapat
menyebar ke seluruh tubuh.
Meskipun tumor otak jarang menyebar ke bagian lain dari tubuh, kebanyakan dari
mereka menyebar ke melalui jaringan otak. Bahkan tumor jinak bisa, ketika mereka tumbuh,
menekan dan menghancurkan jaringan otak yang normal. Tumor otak dan sumsum tulang
belakang cenderung berbeda pada orang dewasa dan anak-anak. Mereka sering terbentuk di
daerah yang berbeda, berkembang dari berbagai jenis sel, dan memiliki pengobatan yang
berbeda.(spinal tumor)

Epidemiologi
Di Indonesia. jumlah penderita tumor medula spinalis belum diketahui secara pasti.
Jumah kasus tumor medula spinalis di Amerika Serikat mencapai 15% dari total jumlah tumor
yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar 0,5-2,5 kasus per
100.000 penduduk per tahun. Jumlah penderita pria hampir sama dengan wanita dengan
sebaran usia antara 30 hingga 50 tahun. Diperkirakan 25% tumor terletak di segmen servikal,
55% di segmen thorakal dan 20% terletak di segmen lumbosakral.
Tumor intradural intramedular yang tersering adalah ependymoma, astrositoma dan
hemangioblastoma. Ependimoma lebih sering didapatkan pada orang dewasa pada usia
pertengahan (30-39 tahun) dan jarang terjadi pada usia anak-anak. Insidensi ependidoma kira-
kira sama dengan astrositoma. Dua per tiga dari ependydoma muncul pada daerah lumbosakral.
Diperkirakan 3% dari frekuensi astrositoma pada susunan saraf pusat tumbuh pada
medula spinalis. Tumor ini dapat muncul pada semua umur, tetapi yang tersering pada tiga
dekade pertama. Astrositoma juga merupakan tumor spinal intramedular yang tersering pada
usia anak-anak, tercatat sekitar 90% dari tumor intramedular pada anak-anak dibawah umur 10
tahun, dan sekitar 60% pada remaja. Diperkirakan 60% dari astrositoma spinalis berlokasi di
segmen servikal dan servikotorakal. Tumor ini jarang ditemukan pada segmen torakal,
lumbosakral atau pada conus medularis. Hemangioblastoma merupakan tumor vaskular yang
tumbuh lambat dengan prevalensi 3% sampai 13% dari semua tumor intramedular medula
spinalis. Rata-rata terdapat pada usia 36 tahun, namun pada pasien dengan von Hippel-Lindau
syndrome (VHLS) biasanya muncul pada dekade awal dan mempunyai tumor yang multipel.
Rasio laki-laki dengan perempuan 1,8 : 1
Tumor intradural ekstramedular yang tersering adalah schwanoma, dan meningioma.
Schwanoma merupakan jenis yang tersering (53,7%) dengan insidensi laki-laki lebih sering
dari pada perempuan, pada usia 40-60 tahun dan tersering pada daerah lumbal. Meningioma
merupakan tumor kedua tersering pada kelompok intradural-ekstramedullar tumor.
Meningioma menempati kira-kira 25% dari semua tumor spinal. Sekitar 80% dari spinal
meningioma terlokasi pada segmen thorakal, 25% pada daerah servikal, 3% pada daerah
lumbal, dan 2% pada foramen magnum

Klasifikasi tumor
Berdasarkan asal dan sifat selnya, tumor medulla spinalis dapat dibagi menjadi tumor
primer dan sekunder. Tumor primer dapat bersifat jinak maupun ganas. Sementara tumor
sekunder selalu bersifat ganas karena merupakan metastasis dari proses keganasan ditempat
lain seperti kanker paru, payudara, kelenjar prostat. Tumor primer yang bersifat ganas
contohnya yaitu astrositoma , neuroblastoma, dan kordoma.
Berdasarkan lokasinya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu intradural dan
ekstradural, dimana intradural terbagi menjadi tumor intrameduler dan ekstrameduler.(1)

 Tumor extradural
Tumor extradural baik jinak maupun ganas, muncul dari struktur tulang belakang ,
namun mereka juga dapat muncul dari dura, jaringan ikat,lemak ,pembuluh darah ,
atau jaringan limfatik.sekitar 30% dari tumor tulang belakang primer berasal dari
ruang ekstradural. Tumor ekstradural dapat subklasifikasi sebagai tumor tulang
belakang primer (jinak dan ganas) dan tumor tulang belakang sekunder atau penyakit
metastatic.
 Tumor intradural-ekstramedular
Tumor intradural-ekstramedular adalah neoplasma primer yang paling umum ditulang
belakang, terhiting sekitar 55% dari tumor tulang belakang primer. Lesi ini terdapat
dari dalam dura tetapi di luar sumsum tulang belakang. Temuan pencitraan resonansi
magnetic dari tumor intradural-ekstramedula termaksud perpindahan tali ke sisi
kontralateral kantung thecal, pelebaran ruang yang tersedia untuk cairan
serebrospinal diatas dan dibawah tumor.
 Tumor intramedulla
Tumor intramedulla muncul dari parenkim medulla spinalis atau akar saraf. Tumor ini
mencapai 16% hingga 25% dari neoplasma tulang belakang primer. Pencitraan
resonansi magnetic karakteristik adalah pelepabaran sumsum tulang belakang di
semua bidang (sagittal,aksial dan koronal), dengan penyempitan kolom cairan
serebrospinal . jika pelebaran tali pusat adalah hasil dari tumor, luasnya pelebaran
biasanya terbatas pada beberapa tingkat. (5)
Daftar pustaka

1. Eric marmor (2015). Primary spinal cord tumors. https://www.soc-neuro-


onc.org/UploadedFiles/Levin/Levin_Chapter_4.pdf
2. Huff,J.S.2010.SpinalCordNeoplasma.[serialonline].
http://emedicine.medscape.com/article/779872-print.
3. American Cancer Society. 2009. Brain and Spinal Cord Tumor in Adults. [serial
online]. http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/
4. Harrop, D.S. and Sharan, A.D. 2009. Spinal Cord Tumors - Management of Intradural
IntramedullaryNeoplasms.[serialonline].http://emedicine.medscape.com/article/24930
6-print.
5. Gregory P (2009). The journal of bone & joint surgery ,magnetic resonance imaging of
spine tumors: classification, differential diagnosis and spectrum of disease.

Anda mungkin juga menyukai