Anda di halaman 1dari 3

BEDAH SYSTEM MLM TIANSHI…(season 1)

2009 NOVEMBER 30

by mbelGedez™

( Udah dua taon lebih sayah ndak posting soal MLM. Tapi kali inih sayah posting lebih spesifik ke sebuah
MLM Tianshi. Tulisan inih untuk menjawab permintaan orang soal “cara kerja” MLM Tianshi. Bersama
seorang mantan MAFIA MLM , maka bedah system inih bisa terlaksana. Tulisan inih terdiri dari beberapa
bagian. Silakan disimak baek-baek, soale posting inih bakal panjang banged…. )

Banyak orang gabung dengan MLM Tianshi hanya karena emosi sesaat untuk ndapetin bonus-bonus
yang dijanjikan, tapi setelah 4-5 bulan pertama biasanya akan langsung mundur, istilahnya MUNTABER
(MUNdur TAnpa BERita). Alesan laen yang menjadi kegagalan sebagian besar anggota Tianshi adalah
karena mereka ndak benar-benar ngerti karaketeristik bisnis MLM yang mereka ikuti.

Mereka kirain kalo bisnis MLM merupakan bisnis INVESTASI.

Leader-leader Tianshi biasanya memotivasi member atau anggotanya dengan hasil akhir : mobil mewah,
rumah mewah, vila mewah, pesawat terbang, wisata ke luar negeri dll, TAPI NDAK PERNAH njelasin
proses at0 tahap untuk mencapainya. Yang sering diucapkan para leader Tianshi, SUKSES ADALAH = 95%
IMPIAN dan 5% sisanya TEKNIS.

Gimana mau sukses lha wong kerjaannya cuman ngimpi (95%) dan kerja yang sesungguhnya cuman dikit
(5%).

Biasanya ketika member menjalankannya, setelah beberapa bulan berikutnya akan menemukan
beberapa hal yang menjadi alasan untuk ndak melanjutkan lagi :
Marketing Plan kurang cocok untuk karakteristik orang Indonesia. (karena umumnya perusahaan MLM
berasal dari luar Indonesia). Kebanyakan orang Indonesia gabung MLM dalam rangka perbaikan ekonomi
keluarga, tetapi seringkali yang terjadi justru sebaliknya. Pada umumnya orang Indonesia (dengan
berbagai sebab salah satunya alasan ekonomi ), lebih ingin cepat memetik hasil. Dengan laen kata “Kal0
nanam mangga lebih senang pake system cangkok ketimbang nanam biji”. Bahkan kalo perlu, “langsung
aja mbeli di pasar”. Sedangkan MLM umumnya dikonsep untuk masyarakat ekonomi maju, yang ndak
terlalu buru-buru menikmati hasil, soale negara menjamin kesejahteraan warga negaranya (bahkan
pengangguranpun mendapat tunjangan sosial).

Member njalanin Tianshi untuk mendapatkan penghasilan, tapi yang mereka temukan: diri mereka harus
ngeluaian duit dalam jumlah besar dan terus menerus di tahun-tahun awal mereka bergabung; untuk
tutup poin, support sistem, dan ongkos operasional sehari-hari, sementara penghasilan yang mereka
peroleh ndak sebanding dengan pengeluaran yang mereka keluarkan.

Mungkin situ ato beberapa orang mampu untuk memenuhi pengeluaran yang besar tadi. Tapi
masalahnya, jaringan situ – di mana sebagian masyarakat Indonesia – belum tentu mampu
melakukannya. Inget, sebagian besar masyarakat Indonesia yang gabung MLM justru ingin dapet
penghasilan tambahan. Sehingga, kalo target omset yang harus situ penuhi sangat sulit untuk dicapai,
bonus situ akan kecil.

Alesan inilah sebenarnya yang menyebabkan banyak orang gagal dalam njalanin bisnis MLM umumnya
dan Tianshi khususnya, selain karena malas tentunya. Saat inih, karena buruknya pandangan orang
tentang bisnis MLM membuat para leader Tianshi mengajari anggotanya agar ndak nyebut bisnis mereka
sebagai bisnis MLM, tapi pake istilah laen meski pada prinsipnya sama aja. Misalnya pake istilah
Franchise, personal franchise, mbangun supermarket, kartu diskon belaja di supermarket, dan
sebagainya.

Oke, sekarang kita bahas faktor-faktor yang menjadi penyebab kegagalan pelaku MLM Tianshi. Beberapa
faktor ini sayah kemukakan agar situh (yang njalanin Tianshi) dapat memahami seluk beluknya, cara
untuk menghadapinya, agar situh dapat meraih financial freedom yang situh impi-impikan.

Faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Rule Of The Game (Aturan Main) :

- Biaya pendaftaran.

- Omzet grup = Total Group Sales (TGS) = Group Business Volume (GBV)
- Tutup point/belanja bulanan

- Net

Anda mungkin juga menyukai