Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Diare
1. Definisi diare
Diare (berasal dari bahasa Yunani dan Latin: dia, artinya melewati, dan rheein,
yang artinya mengalir atau lari) merupakan masalah umum untuk orang yang menderita
“pengeluaran feses yang terlalu cepat atau terlalu encer” (Goodman dan Gilman, 2003).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada biasanya lebih dari 200
gram atau 200 ml/24jam. Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar
encer lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar tersebut dapat/tanpa disertai lender
dan darah (Nanda Nic Noc, 2015).
2. Klasifikasi diare
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan (Sudoyo Aru, 2009) :
a. Lama waktu diare :
- Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu
- Kronik : berlangsung lebih dari 2 minggu
b. Mekanisme patofisiologis : osmotic atau sekretorik dll.
c. Berat ringan diare : kecil atau besar
d. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi
e. Penyebab organic atau tidak : organic atau fungsional
3. Etiologi (Nanda Nic – Noc, 2015)
Diare dapat disebabkan karena virus, parasit, dan bakteri. Berikut etiologi diare :
a. Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalkvirus
b. Parasit : Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica, Trikomonas hominis,
Isospora sp, Cacing (A. lumbricoides, A. duodenale, N. americanus, T.
trichiura, O. vermicularis, S. strecolaris, T. saginata, T. sallium)
c. Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfringens, E coli, V
cholera, C difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus (Shingella,
Salmonnella spp, Yersinia)
B. Jambu Biji (Psidium guajava L)
1. Karakteristik Jambu Biji (Dalimartha, 2000)
Jambu biji mberasal dari Amerika tropic, tumbuh pada tanah yang gembur
maupun liat, pada tempat terbuka dan mengandung air yang cukup banyak. Pohon
ini banyak ditanam sebagai pohon buah – buahan. Namun, sering tumbuh liar dan
dapat ditemukan pada ketinggian 1 – 1.200mdpl. Jambu biji berbunga sepanjang
tahun.
Perdu atau pohon kecil, tinggi 2 – 10 m, percabangan banyak. Batangnya
berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, berwarna cokelat kehijauan. Daun
tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan, daun muda berambut halus,
permukaan atas daun tua licin. Helaian daun berbentuk bulat telur agak jorong,
ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata agak melekuk ke atas, pertulangan
menyirip, panjang 6 – 14 cm, lebar 3 – 6 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal,
bertangkai, keluar dari ketiak daun berkumpul 1 – 3 bunga, berwarna putih. Buahnya
berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan. Daging
buah tebal, buah yang masuk bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau
kemerahan. Biji buah banyak mengumpul di tengah, kecil – kecil, keras, berwarna
kuning kecokelatan.
2. Kandungan Daun Jambu Biji (Fratiwi, 2015)
Jambu biji (Psidium guajava) termasuk ke dalam suku Myrtaceae, Jambu biji
merupakan tanaman perdu dengan tinggi 5-10 meter. Daun jambu biji mengandung
zat samak, minyak atsiri, triterpenoid, leukosianidin, kuersetin, asam arjunolat, resin,
dan minyak lemak. Khasiat daun jambu biji sebagai anti inflamasi, hemostatic, dan
astringen. Daun jambu biji berguna untuk disentri, haid tidak lancar, keputihan,
mencret, pencernaan tidak baik pada anak-anak, radang usus, sariawan usus, panu
(obat luar) dan sakit kulit (obat luar).
Salah satu bahan aktif yang terkandung dalam daun Psidium guajava yang
memiliki peranan paling efektif sebagai antidiare adalah flavonoid. Senyawa turunan
flavonoid yang terkandung dalam daun Psidium guajava L. adalah quercetin.
Penelitian lain secara lebih spesifik menjelaskan bahwa quercetin merupakan
senyawa golongan flavonoid jenis flavonol dan flavon, senyawa ini banyak terdapat
pada tanaman famili Myrtaceae dan Solanacea.
Senyawa quercetin memiliki potensi sebagai agen antidiare dengan
menghambat pelepasan asetilkolin yang dapat meningkatkan kontraksi usus akibat
adanya iritasi oleh bakteri penyebab diare seperti Staphylococcus aureus,
Escherichia coli, Salmonella enteritidis, Bacillus cereus, dan Vibrio cholera.
3. Cara Pembuatan Daun Jambu Biji (Yuana, dkk., 2016)
Jambu biji (Psidium guajava) dengan merebus 3 lembar daun jambu biji
dengan 3 gelas air (600 ml) hingga diperoleh 1 gelas (200 ml) larutan. Penelitian
Hamzari (2008) dalam Yuana, dkk (2016) juga menyebutkan bahwa masyarakat di
sekitar hutan tabo-tabo menggunakan daun yang masih muda atau segar sebanyak 15
lembar untuk kemudian dicuci dan direbus. Dapat juga direndam dengan air panas
selama 15 – 20 menit, diminum 3 kali sehari. Selain itu dapat juga dilakukan dengan
cara memakan langsung daun muda (pucuk) sebanyak 3 helai.18 Cara pengolahan
jambu biji untuk diare dengan merebus 5 lembar daun, 1 potong akar, kulit dan
batang dengan 1500 ml air hingga mendidih, kemudian disaring untuk diambil
sarinya.

Anda mungkin juga menyukai