Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AKHIR MODUL 5 : BAHASA INDONESIA

OLEH : TRISNOWATI

1. Pada Kurikulum 2013 mapel. Bahasa Indonesia kelas VI, silahkan


Bapak/Ibu mengembangkan materi, metode, model, pendekatan media dan
evaluasi pada salah satu KD.
Jawab :

A. Kompetensi Dasar :
3.1 Menyimpulkan informasi berdasarkan teks laporan hasil pengamatan yang didengar dan
dibaca.

B. Materi :
Tema 1 Kelas 6 Selamatkan Makhluk Hidup Subtema 1 Tumbuhan Sahabatku
Pembelajaran 6

Tumbuhan merupakan sumber kehidupan bagi manusia dan hewan di muka bumi ini. Ada
beragam jenis tumbuhan yang dapat memberikan sumber energi dan dapat menjaga kesehatan
manusia. Dengan adanya sumber energi dari tumbuhan, kamu dapat melakukan aktivitas setiap
hari.
Sudahkah kamu membekali tubuh dengan menu sarapan yang sehat tadi pagi? Sarapan
sangat penting untuk bekal selama seharian beraktivitas. Kamu dapat memanfaatkan gizi dari
tumbuhan melalui makanan yang disantap sehari-hari. Teks berikut memberikan informasi
bahwa tumbuhan sangat penting untuk tubuh kita.

Tumbuhan Sumber Karbohidrat, Protein, dan Vitamin

Manusia dan hewan memerlukan makanan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh
karena itu, jenis tumbuhan yang banyak mengandung sumber energi perlu dikonsumsi setiap
hari. Ada beragam jenis tumbuhan yang mengandung karbohidrat, seperti padi, jagung, dan
umbi-umbian.
Manusia dan hewan juga memerlukan makanan yang cukup mengandung protein untuk
pertumbuhannya, seperti untuk tumbuh tinggi, besar, dan mengganti sel-sel yang rusak dalam
tubuh. Ada beragam jenis tumbuhan yang mengandung protein, sehingga membuat kita tumbuh
sehat. Tumbuhan tersebut adalah kacang kedelai yang terdapat pada tahu dan tempe, kacang
tanah, kacang merah, kacang hijau, serta jenis kacangkacangan lain.

Manusia membutuhkan jenis makanan yang mengandung vitamin. Vitamin diperlukan


untuk menjaga kesehatan dan melindungi tubuh kita dari serangan berbagai penyakit. Ada
beragam jenis tumbuhan yang mengandung vitamin untuk menjaga tubuh kita agar selalu sehat,
yaitu sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan buah-buahan tersebut meliputi bayam, kangkung,
kacang panjang, terong, buncis, tomat, pepaya, mangga, apel, jeruk, dan banyak lagi.

C. Metode : Diskusi
D. Model : Cooperatif Learning
E. Pendekatan : Saintifik
F. Media :-
- Media Tayang/ Slide Power Point
- Kartu gambar Buah dan sayur
- Teks artikel
G. Evaluasi :
a. Penilaian sikap : santun, peduli, tanggung jawab.
b. Penilaian pengetahuan : siswa diminta untuk membuat kesimpulan dari teks yang dibaca
Rubrik Penilaian :
Penilaian Sikap
Perubanan tingkah laku
Tanggung
Santun Peduli
Jawab
No Nama
S S S
K C B K C B K C B
B B B
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ...................
2 ...................
3 ……………..
4 ……………..
Dst ……………..

Keterangan:

K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4


Penilaian Pengetahuan
Bahasa Indonesia
Tulisan siswa dinilai dengan menggunakan rubrik.

Catatan: Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria

Total Nilai Siswa


Penilaian (penskoran): X10
12
2+3+1 6
Contoh: = X10 = 5
12 12
 Pengayaan
- Siswa dapat menulis kesimpulan dari teks yang mereka tentukan pada majalah anak atau
buku.
 Remedial
- Siswa yang masih memiliki kesulitan dalam menemukan ide pokok dapat melatihnya dengan
guru.
- Guru memilihkan paragraf yang sederhana kemudian bersama menemukan ide pokoknya.
 Kerja Sama dengan Orang Tua
- Siswa diminta mendiskusikan bersama orang tua tentang pentingnya makan sayur dan buah.
- Siswa menyampaikan hasilnya kepada guru.
2. Cari satu KD (Kompetensi Dasar) dalam Kurikulum 2013 (revisi terbaru) untuk SD/MI.
Kemudian buat kajian (Latar belakang, Pembahasan, Kesimpulan) mengenai metode
pemeblajaran apa yang tepat untuk dapat mengajarkan topik pada KD tersebut kepada
siswa.

Jawab :

1. Kajian Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Metode diskusi diartikan sebagai cara “penyampaian” bahan pengajaran yang melibat
aktifkan siswa untuk berbicara dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan
yang bersifat problematis. Guru, peserta dan atau kelompok siswa memiliki perhatian yang
sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.

Metode diskusi dapat mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat baik
dengan guru maupun teman-temannya sehingga mereka dapat berpartisipasi secara optimal
tanpa ada aturan-aturan yang berlaku keras namun tetap mengikuti etika yang disepakati
bersama. Menurut Suparlan (2007) diskusi dapat dilaksanakan dalam dua bentuk yakni
diskusi kelompok kecil dan diskusi kelas. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, diskusi
dapat membantu terjadinya komunikasi dua arah.

Selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, pembelajaran bahasa indonesia


juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar untuk memperluas
wawasan dan mempertajam kepekaan perasaan siswa. Oleh karena itu, tujuan penerapan
metode diskusi lebih ditekankan pada aspek keterampilan berbicara. Dengan demikian,
pembelajaran bahasa tidak hanya sekedar mendengarkan guru menerangkan saja, tetapi
diperlukan keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar, sehingga terjalin interaksi baik
antara siswa dengan siswa maupun dengan guru.

Sesuai dengan uraian di atas, maka pembahasan yang akan dijelaskan dalam kajian ini
adalah “Bagaimana pembelajaran bahasa indonesia dengan menggunakan metode diskusi
pada kompetensi dasar 3.3 Menggali isi teks pidato yang didengar dan dibaca ?

Tujuan penulisan kajian ini adalah “untuk mendeskripsikan pembelajaran bahasa


Indonesia pada kompetensi dasar 3.3 Menggali isi teks pidato yang didengar dan dibaca
dengan menggunakan metode diskusi”.
PEMBAHASAN

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Diskusi

Dalam KBBI (1980) metode mengandung arti cara yang teratur dan terpikir untuk
mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), cara bekerja konsisten untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. T.Raka Joni (1993)
mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersifat relative umum yang sesuai untuk
mencapai tujuan tertentu. Sehingga metode dapat diartikan sebagai cara atau jalan untuk
menyajikan atau melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

Metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya, 2008). Jadi, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantara-nya: ceramah, demonstrasi, diskusi,
simulasi, tanya jawab, pemberian tugas, kerja kelompok, karya wisata dan penemuan.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi,


dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena
pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi,dan
me-ningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis
hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus menghasilkan
belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga
dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat.

Istilah pembelajaran meupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan


kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah “proses belajar-mengajar”.
Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Istilah pembelajaran
mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa.
Kalau kita menggunakan kata “pengajaran”, kita membatasi diri hanya pada konteks tatap
muka guru-siswa di dalam kelas. Sedangkan dalam istilah pembelajaran, interaksi siswa tidak
dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar cetak,
program radio, program televisi, atau media lainnya. Tentu saja, guru tetap memainkan
peranan penting dalam merancang setiap kegiatan pembelajaran. Dengan demikian,
pengajaran merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran mengacu pada kemampauan atau kompetensi yang diharapkan


dimiliki siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran tertentu. Kegiatan pembelajaran
mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik dan media dalam rangka
membangun proses belajar, antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.

Umumnya situasi belajar kreatif lebih banyak menuntut siswa untuk aktif untuk
melakukan kegiatan fisik dan diskusi. Sebagai pengajar di kelas, kita tidak dapat menuntut
siswa untuk duduk rapi dan diam ditempatnya masing-masing. Guru harus lebih toleran dan
menyadari akan kesibukan siswanya. Namun, guru juga harus dapat membedakan antara
kesibukan yang aktif dan diskusi yang produktif dengan kesibukan dan diskusi yang hanya
sekedar „mengobrol‟. Peran guru harus terbuka, mendorong siswa untuk aktif belajar dapat
menerima gagasan siswa, memupuk siswa untuk memberikan kritik mem-bangun dan mampu
memberikan penilaian terhadap diri sendiri, menghindari hukuman atau celaan terhadap ide
yang tidak biasa, dan menerima perbedaan waktu dan kecepatan setiap siswa dalam
menuangkan ide-ide barunya.

Pertanyaan yang me-rangsang pemikiran kreatif adalah pertanyaan divergen (terbuka).


Pertanyaan seperti ini dapat merangsang diskusi karena memiliki banyak kemungkinan
jawaban. Pertanyaan semacam ini membantu siswa mengembangkan keterampilan
mengumpulkan fakta, merumuskan hipotesis, dan menguji atau menilai informasi mereka.
Agar tampak manfaatnya, pertanyaan terbuka harus mencakup bahan yang cukup dikenal
siswa. Oleh karena itu, guru pun disarankan untuk tetap berada dalam jalur tujuan
instruksional dari suatu pokok bahasan.

Melalui diskusi kelompok, anak memperoleh pengalaman dan latihan mengungkapkan


diri secara lisan dan berkomunikasi dengan orang lain. Diskusi memungkinkan
pengembanmgan penalaran, pe-mikiran kritis, dan kreatif, serta kemampuan memberikan per-
timbangan dan penilaian. Di lain pihak peran guru juga sangat penting karena ia harus
menjadi fasilitator yang dapat mengenalkan masalah dan memberikan informasi yang
diperlukan siswa untuk membahas masalah. Selain itu guru juga harus tahu pada saat kapan
peran sertanya diperlukan, misalnya diskusi menjadi menyimpang dari materi yang harus
dibahas umtuk menghindari kesalahan-kesalahan tersembunyi. Meskipun peran aktif dari
siswa diperlukan, namun siswa juga tetap memerlukan bimbingan dan pengarahan sesuai
bakat dan kemampuannya.

Pertanyaan-pertanyaan, seperti apa akibatnya ...,seandainya ..., umumnya pertanyaan


yang dapat merangsang imajinasi siswa untuk menampilkan gagasan baru, khususnya
penemuan baru. Guru yang mendorong proses pemikiran yang tidak hanya mengenai data
yang sudah ada akan menghasilkan anak yang bukan hanya pelaksana, tetapi juga pemikir,
penemu maupun pencipta.
Tujuan digunakannya diskusi kelompok ini adalah melatih siswa untu mengeluarkan
pendapat, dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar. Melalui
diskusi kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya mengenai sesuatu hal.

Adakalanya dalam diskusi kelompok ini didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja.
Untuk menghindari hal ini perlu adanya moderator yang dapat mengatur lalu lintas
pembicaraan di dalam diskusi kelompok tersebut.

Keunggulan diskusi kelompok sebagai suatu teknik dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia, antara lain berikut ini.
1. Kadar CBSA-nya tinggi.
2. Memberi peluang kepada siswa untuk saling mengemukakan pendapat.
3. Mendorong terciptanya rasa kesatuan.
4. Dapat memperluas pandangan siswa.
5. Melatih mengembangkan kepemimpinan bagi siswa yang ditunjuk sebagai moderator.
Disamping keunggulannya, diskusi kelompok ini mempunyai kekurangan sebagai
berikut.
1. Tidak dapat digunakan secara efektif untuk kelompok yang besar.
2. Kalau tidak terkendali dapat menyimpang dari dari tujuan.
3. Membutuhkan moderator yang terampil.
4. Adakalanya hanya didominasi oleh siswa-siswa yang suka dan berani bicara.

Disamping itu, metode diskusi dapat melatih siswa menghargai pendapat orang lain.
Diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan kemampuannya, berpikir kritis, menilai
perannya dalam diskusi, memandang masalah dari pengalaman sendiri dan pelajaran yang
diperoleh di sekolah, me-motivasi dan mengkaji lebih lanjut. Melalui diskusi dapat
dikembangkan keterampilan mengklarifikasi, mengklasifikasi, menyusun hipotesis,
menginterpretasi, menarik kesimpul-an, mengaplikasikan teori, dan mengkomunikasikan
pendapat. Melatih keberanian untuk mengutarakan pendapat, mempertahankan pendapat, dan
memberi rasional sehubungan dengan pendapat yang dikemukakannya.

Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Itulah sebabnya sejak
diberlakukan kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa digunakan pendekatan komunikatif.
Dengan pendekatan komunikatif ini siswa harus diberi kesempatan sebanyak-banyaknya
untuk melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Supaya siswa mampu
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik benar maka siswa perlu
dilatih sebanyak-banyaknya atau diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk melakukan
kegiatan ber-komunikasi. Itulah sebabnya, dalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan
komunikatif, yang ditekankan adalah mengembangkan kompetensi komunikasi siswa untuk
mendukung performasi komunikasi siswa.
Itulah sebabnya, mengapa metode diskusi sangat diperlukan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia termasuk juga pada kompetensi dasar 3.3 Menggali isi teks pidato yang didengar
dan dibaca. Adapun tujuan pembelajaran pada kompetensi dasar tersebut adalah :
1. Siswa mampu menemukan informasi tentang dari teks pidato persuasif tentang cinta tanah
air dengan penuh rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.
2. Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri dan isi pidato dengan runtut dan menggunakan
kosakata baku.
3. Siswa mampu menyimpulkan isi pidato dengan runtut dan menggunakan kosakata baku.
4. Siswa mampu berpidato di depan temannya dengan percaya diri.

Dengan metode diskusi menjadikan siswa untuk berpikir secara rasional dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Metode diskusi juga memberikan kebebasan kepada
siswa untuk mengeluarkan pendapat, dan memberikan solusi terhadap masalah yang dibahas.
Dengan demikian akan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung sehingga tujuan pembelajaran pada kompetensi dasar tersebut akan tercapai
dengan maksimal .

2. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Metode Diskusi

Langkah-langkah diskusi sangat bergantung pada jenis diskusi yang digunakan. Hal ini
dikarenakan tiap-tiap jenis memiliki karakternya masing-masing. Oleh karena itu, langkah
dan atau prosedur pelaksanaannya berbeda satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian,
secara umum untuk keperluan pembelajaran di kelas, langkah-langkah diskusi kelas dapat
dilaksanakan dengan prosedur yang lebih sederhana. Moedjiono, dkk (1996) menyebutkan
langkah-langkah umum pelaksanaan diskusi sebagai berikut.
a. Merumuskan masalah secara jelas.
b. Dengan bimbingan guru, siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih
pimpinan diskusi (ketua, sekertaris, pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan
sebagainya sesuai dengan tujuan diskusi.
c. Melaksanakan diskusi. Setiap anggota diskusi hendaknya tahu persis apa yang akan
didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas,
setiap anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak bicara yang sama.
d. Melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terutama
dari kelompok lain. Guru memberi alasan atau penjelasan dari laporan tersebut.
e. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru me-ngumpulkan laporan hasil diskusi dari
setiap kelompok.

Budiardjo, dkk (1994: 20-23) membuat langkah penggunaan metode diskusi sebagai
berikut.
1. Tahap persiapan
a. Merumuskan tujuan pem-belajaran.
b. Merumuskan permasalahan dengan jelas dan ringkas.
c. Mempertimbangkan karakteristik siswa dengan benar.
d. Menyiapkan kerangka diskusi yang meliputi: (1) menentukan dan merumuskan aspek-
aspek masalah, (2) menentukan alokasi waktu, (3) menentukan format su-sunan tempat,
(4) me-nentukan aturan main jalannya diskusi.
e. Menyiapkan fasilitas diskusi, meliputi: (1) menggandakan bahan diskusi, (2)
menentukan dan mengatur tempat, (3) mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
2. Tahap pelaksanaan
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Menyampaikan pokok-pokok yang akan didiskusikan.
c. Menjelaskan prosedur diskusi.
d. Mengatur kelompok-kelompok diskusi.
e. Melaksanakan diskusi.
3. Tahap penutup
a. Memberi kesempatan kelompok untuk melaporkan hasil diskusi.
b. Memberi kesempatan kelompok untuk menanggapi.
c. Memberi umpan balik.
d. Menyimpulkan hasil diskusi.

SIMPULAN
1. Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian pada pembahaasa di atas adalah
sebagai berikut:
1. Diskusi sebagai metode pembelajaran adalah proses pelibatan dua orang atau lebih untuk
saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan
masalah sehingga didapat kesepakatan diantara mereka.
2. Metode diskusi men-jadikan siswa untuk berpikir secara rasional dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Metode diskusi juga memberikan kebebasan kepada siswa untuk
mengeluarkan pendapat, dan memberikan solusi terhadap masalah yang dibahas.

2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan uraian pada pembahaasa di atas adalah sebagai
berikut:
1. Sebelum memulai pembelajaran, seorang guru membuat perencanaan pembelajaran,
memilih media yang dipakai, dan metode yang digunakan, sehingga pembelajaran menjadi
lebih menarik bagi anak, salah satunya yaitu metode diskusi yang merupakan metode yang
sangat efektif untuk dapat mengemukakan pendapat anak.
2. Untuk kelancaran dan efektivitas diskusi, guru dapat mengatur jalannya diskusi. Oleh
karena itu, guru harus mengetahui langkah-langkah diskusi sebagai pedoman dalam
mengelola pembelajaran.dinamis dan penuh antusias; c) Membangkitkan gairah dan
semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan. Siswa dapat
terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan di bahas dalam proses belajar.

Anda mungkin juga menyukai