1. Jelaskan secara singkat tujuan dan hikmah mengeluarkan zakat, baik bagi muzakki dan
penerima maupun bagi masyarakat!
2. Buatlah tabel yang berisi ketentuan zakat meliputi, jenis harta yang wajib dizakati, nisab,
haul, dan kadar masing-masing!a
3. Kemukakan secara singkat hubungan antara zakat, pajak, dan wakaf!
4. Bandingkanlah isi UU RI Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan UU RI
Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
JAWAB :
1. Jelaskan secara singkat tujuan dan hikmah mengeluarkan zakat, baik bagi muzakki
dan penerima maupun bagi masyarakat
Jawab :
a. Tujuan Zakat
Zakat adalah salah satu ibadah terpenting dalam Islam. Al-Qur’an menyebutkannya
dalam dua puluh delapan ayat. Zakat dalam Islam sangat berbeda dengan sistem zakat di
manapun. Pada saat pajak hanya bertujuan pada pengumpulan dana untuk menggerakkan proyek
dan policy Negara, kita dapati zakat dilakukan dengan sasaran yang bermacam-macam, di sudut
kehidupan yang membentang dari pribadi sampai masyarakat.
Pertama kali zakat merupakan ibadah seorang muslim yang dilakukan untuk menggapai
ridha Allah, dengan niat yang ikhlas agar diterima. Dengan itu, maka terealisasi tujuan utama
keberadaan manusia di muka bumi ini, yaitu beribadah kepada Allah. “Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz Dzariyat: 56).:
b. Hikmah Zakat
1. Bagi Muzakki
Zakat membersihkan muzakki dari penyakit pelit, dan membebaskannya dari penyembahan
harta. (Al Hasyr: 9). Rasulullah saw. bersabda, “Celaka hamba dirham, celaka hamba pakaian
dagangan.” (Bukhari)
Zakat adalah latihan berinfaq fii sabilillah. Dan Allah swt. menyebutkan infaq fii sabilillah
sebagai sifat wajib orang muttaqin dalam lapang maupun sempit dan menyertakannya sebagai
sifat terpenting.
Zakat adalah aktualisasi syukuri nikmat yang Allah berikan, terapi hati dan membersihkannya
dari cinta dunia (At-Taubah: 103).dan (Saba’: 39)
2. Bagi Penerima
Zakat akan membebaskan penerimanya dari tekanan kebutuhan, baik materi (seperti makan,
pakaian, dan papan), kebutuhan psikis (seperti pernikahan), atau kebutuhan maknawiyah
fikriyah (seperti buku-buku ilmiah).
Zakat membersihkan jiwa penerimanya dari penyakit hasad (iri) dan benci. Karena orang
miskin yang sangat membutuhkan itu ketika melihat orang di sekitarnya hidup dengan mewah
dan berlebih, tetapi tidak mengulurkan bantuannya, akan sakit hati (iri, dendam, dan benci)
kepada orang kaya dan bahkan kepada masyarakat secara umum.” (Al-Bazzar dan Baihaqi)
3. Pengaruh Zakat Bagi Masyarakat
Zakat adalah hukum pertama yang menjamin hak sosial secara utuh dan menyeluruh.
Zakat berperan penting dalam menggerakkan ekonomi. Karena seorang muslim yang
menyimpan harta, berkewajiban mengeluarkan zakatnya minimal 2,5% setiap tahun. Hal ini
akan mendorongnya untuk bersemangat mengusahakannya agar zakat itu bisa dikeluarkan
dari labanya.
Zakat memperkecil kesenjangan. Islam mengakui adanya perbedaan rezeki sebagai akibat dari
perbedaan kemampuan, keahlian, dan potensi. Pada saat bersamaan Islam menolak kelas
sosial timpang, satu sisi hidup penuh kenikmatan dan sisi lain dalam kemelaratan. Zakat
berperan besar dalam menghapus peminta-minta, dan mendoroang perbaikan antara sesama..
Zakat dapat menjadi alternatif asuransi. Asuransi adalah mengambil sedikit dari orang kaya
kemudian memberikan lebih banyak lagi kepada orang kaya. Sedang zakat mengambil dari
orang kaya untuk diberikan kepada fuqara yang terkena musibah.
Zakat memberanikan para pemuda untuk menikah, lewat bantuan biaya pernikahannya. Para
ulama menetapkan bahwa orang yang tidak mampu menikah karena kemiskinannya diberikan
dari zakat yang membuatnya berani menikah.
2. Tabel yang berisi ketentuan zakat meliputi, jenis harta yang wajib dizakati, nisab, haul
dan kadar masing-masing.
Perbedaan mendasar tentang antara Undang- undang no 38 tahun 1999 dan undan-undang no
23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat adalah sebagai berikut :
Perbedaan antara UU no. 38 tahun 1999 dengan UU no. 23 tahun 2011 UU No. 38 tahun
1999 Pasal 6 ayat 2 huruf (c) : dijelaskan bahwa di daerah dapat dibentuk Badan Amil
Zakat Daerah Kabupaten (BAZDA) UU No. 23 tahun 2011 Pasal 15 ayat 3 : dijelaskan
bahwa BAZNAS kabupaten/kota dibentuk oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk atas
usul bupati/walikota setelah mendapat pertimbangan BAZNAS. Ini berarti tidak lagi
digunakan istilah BAZDA tetapi BAZNAS Kabupaten/kota. Berarti terjadi perbedaan
penamaan, dari BAZDA ke BAZNAS
Secara UMUM Letak perbedaan antara UU No. 38 tahun 1999 dengan UU No. 23 tahun
2011
UU No. 23 tahun 2011 lebih kompleks mengatur banyak aspek, sementara UU No. 38
tahun 1999 lebih sederhana dan belum menjangkau banyak aspek dalam pengelolaan
zakat
Misalny Dalam UU No. 38 tahun 1999 posisi pemerintah dan masyarakat sejajar dalam
pengelolaan zakat, sedangkan dalam UU No. 23 tahun 2011 posisi pemerintah dan
BAZNAS lebih tinggi
Dalam UU No. 38 tahun 1999 masyarakat diberi kebebasan mengelola zakat, sedangkan
dalam UU No. 23 tahun 2011 hanya masyarakat yang mendapatkan izin saja yang
dibolehkan
Dalam UU No. 38 tahun 1999 Lembaga Amil Zakat dibentuk oleh masyarakat,
sedangkan dalam UU No. 23 tahun 2011 Lembaga Amil Zakat dibentuk oleh organisasi
kemasyarakatan Islam
Dalam UU No. 38 tahun 1999 tidak diatur adanya sanksi dan ketentuan pidana,
sedangkan dalam UU No. 23 tahun 2011 terdapat sanksi administratif (pasal 36) bagi
pelanggaran atas pasal 19, 23 ayat (1), pasal 28 ayat (2) dan (3), serta pasal 29 ayat (3),
dan ketentuan pidana (pasal 39)