Anda di halaman 1dari 26

KABUPATENSOLOKSELATAN PELAYANAN KESEHATAN

DIARE PADA BAYI MUDA

No. Dokumen :
S ....../SOP/UKP/VI/2017
O No. Revisi : 01
P Tanggal Terbit : 02 Juni 2017
Halaman : 1/6
PUSKESMAS dr.KUSHARNI
PAKAN RABAA NIP.198106102010012029

1 Pengertian Prosedur yang harus dilakukan dalam memberikan pelayanan


kesehatan diare pada bayi muda

2 Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan pelayanan diare


pada bayi muda

3 Kebijakan Sesuai dengan SK Pimpinan Puskesmas No.……/UKP/VI/2017


tentang pelayanan MTBS

4 Referensi Permenkes RI No.70 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan


Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat.

5 Prosedur 1. Alat dan Bahan : ATK dan bagan MTBS


2. Petugas yang melaksanakan : bidan dan perawat
3. Langkah-Langkah :
a. Petugas menanyakan identitas bayi
b. Petugas menanyakan apakah kunjungan pertama atau
kunjungan ulang:
1) Jika kunjungan pertama lakukan penilaian pada bayi
2) Jika kunjungan ulang gunakan petunjuk pada
pelayanan tindak lanjut.
c. Petugas menanyakan keluhan utama:
1) Apakah bayi diare?
Jika ya, tanya sudah berapa lama?
2) Apakah ada darah dalam tinja?
3) Lihat dan raba bayi
a) Lihat keadaan umum bayi :
 Apakah letargis atau tidak sadar?
 Gelisah / rewel?
b) Apakah matanya cekung ?
c) Cubit kulit perut apakah kembalinya?
 Sangat lambat (> 2 detik)?
 Lambat?
d. Petugas mengklsifikasikan diare dan tanda / gejala
dehidrasi?
1) Diare dehidrasi berat
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
a) Letargis atau tidak sadar
b) Mata cekung
c) Cubitan perut kembalinya sangat lambat
2) Diare dehidrasi ringan / sedang
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
a) Gelisah / rewel
b) Mata cekung
c) Cubitan kulit perut kembalinya sangat lama
3) Diare tanpa dehidrasi
Tidak cukup tanda untuk dehidrasi berat atau ringan
/sedang
e. Petugas melakukan pengobatan / tindakan diare
1) Diare dehidrasi berat pengobatannya :
a) Menangani sesuai terapi C
 Memberi cairan intravena secepatnya. Jika
anak bisa minum, beri oralit melalui mulut
sementara infus dipersiapkan. Beri 100 ml /
kg cairan ringer laktat (atau jika tidak tersedia
gunakan cairan NaCl). Pemberian pertama 30
ml/ kg selama 1 jam dan pemberian
selanjutnya 70 ml / kg selama 5 jam
 Memeriksa kembali anak setiap 15-30 menit,
jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih
cepat
Beri oralit ( kira-kira 5 ml / kg / jam ) segera
setelah anak mau minum, biasanya sesudah
3-4 jam
 Memeriksa kembali bayi sesudah 6 jam atau
anak sesudah 3 jam, klasifikasi dan pilih
rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan
pengobatan

b) Jika bayi mempunyai klasifikasi lain yang


membutuhkan rujukan segera:
 MERUJUK SEGERA setelah memenuhi
syarat rujukan dan selama perjalanan berikan
larutan oralit sedikit demi sedikit
 Menasehati agar ASI tetap diberikan jika
memungkinkan
 Mencegah agar gula darah tidak turun
 Menasehati cara menjaga bayi tetap hangat
selama perjalanan
2) Diare dehidrasi ringan / sedang pengobatannya :
Jika bayi tidak mempunyai klasifikasi berat lainnya,
tangani sesuai terapi B
a) Menentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama,
jumlah oralit yang diperlukan = berat badan
(dalam kg) x 75ml (digunakan umur jika berat
dan tidak diketahui)
b) Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih
banyak dari pedoman di atas
c) Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang
tidak menyusu, berikan juga 100-200 ml air
matang selama periode ini.
d) Menunjukkan cara memberikan larutan oralit
 Minum sedikit-dikit tapi sering dari cangkir /
mangkuk / gelas
 Jika anak muntah, tunggu 10 menit,
kemudian berikan lagi lebih lambat
 Lanjutkan ASI selama bayi mau
e) Memberikan tablet zinc selama 10 hari
f) Setelah 3 jam
 Mengulangi penilaian dan klasifikasikan
kembali derajat dehidrasinya
 Memilih rencana terapi yang sesuai untuk
melanjutkan pengobatan
g) Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan
Menunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di
rumah
 Menunjukkan berapa banyak oralit yang
harus diberikan di rumah untuk
menyelesaikan 3 jam pengobatan
 Memberi oralit yang cukup untuk rehidrasi
dengan menambahkan 6 bungkus lagi sesuai
yang dianjurkan
h) Menjelaskan 4 aturan perawatan diare di rumah
Jika bayi juga mempunyai klasifikasi berat yang
lain :

 MERUJUK SEGERA dan selama perjalanan


beri larutan oralit

 Menasehati agar ASI tetap diberikan jika


memungkinkan

 Mencegah agar gula darah tidak turun

 Menasehati cara menjaga bayi tetap hangat


selama perjalanan

i) Melakukan asuhan dasar bayi muda

j) Menasehati kapan kembali segera

k) Kunjungan ulang 2 hari

1) Diare tanpa dehidrasi

a) Menangani sesuai rencana terapi A seperti :

 Memberi cairan tambahan

 Mengajari ibu cara mencampur dan


memberikan oralit , beri ibu 6 bungkus oralit
(200ml) untuk digunakan dirumah

 Menunjukan kepada ibu beberapa banyak


oralit / cairan lain yang harus diberikan setiap
kali anak berak . katakana meminum sedikit
dikit tapi sering dari gelas, jika anak muntah ,
tunggu 10 menit . kemudian lanjutkan lagi
dengan lebih lambat

 Melanjutkan pemberian cairan tambahan


sampai diare berhenti.

 Memberikan tablet zinc selama 10 hari

 Menjelaskan kapan harus kembali


b) Menasehati kapan kembali segera

c) Melakukan asuhan dasar bayi muda

d) Kunjungan ulang 2 hari

f. Petugas melakukan pencatatan rekam medis dari setiap


data yang didapatkan baik dari anamnesa, pemeriksaan
fisik, diagnosa, dan terapi.
g. Petugas merujuk Pasien jika :
Pasien dengan keadaan umum buruk, perlu dirujuk ke
rumah sakit yang
1) memadai untuk monitor secara intensif dan
konsultasi kedokter spesialis

6 diagram Alir
Petugas menanyakan identitas
bayi

Petugas menanyakan apakah kunjungan


pertama atau kunjungan ulang

Petugas menanyakan keluhan utama:

Petugas mengklsifikasikan diare dan


tanda / gejala dehidrasi?

Petugas melakukan pengobatan /


tindakan diare

Petugas melakukan pencatatan rekam


medis

Petugas merujuk jika keadaan


pasien memburuk

7 Hal-hal yang perlu Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap
diperhatikan reaksi obat
8 Unit Terkait Puskesmas Pembantu dan Polindes

9 Dokumen Terkait 1. Rekam medik

2. Catatan tindakan

4. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal


1 4 Unit terkait Pimpinan Puskesmas tidak 26 Agustus 2016
dimasukkan dalam unit terkait
2 1 Referensi Permenkes RI No.70 tahun 2013 2 Juni 2017
tentang Penyelenggaraan
Manajemen Terpadu Balita Sakit
Berbasis Masyarakat.
KABUPATENSOLOKSELATAN PELAYANAN KESEHATAN
BATUK ATAU SUKAR
BERNAFAS PADA BALITA
No. Dokumen :
S ....../SOP/UKP/VI/2017
O No. Revisi : 01
P Tanggal Terbit : 02 Juni 2017
Halaman : 1/3
PUSKESMAS dr.KUSHARNI
PAKAN RABAA NIP.198106102010012029

1 Pengertian Posedur yang dilakukan dalam memberikan pelayanan kesehatan


batuk atau sukar bernafas pada anak.
2 Tujuan Sebagai acuan petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan
batuk atau sukar bernafas pada anak.
3 Kebijakan Sesuai dengan SK Pimpinan Puskesmas No.……/UKP/VI/2017
tentang pelayanan MTBS

4 Referensi Permenkes RI No.70 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan


Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat.
5 Prosedur 1. Alat dan Bahan : ATK dan bagan MTBS
2. Petugas yang melaksanakan : bidan dan perawat
3. Langkah-Langkah :
a. Petugas menanyakan identitas anak.
b. Petugas menanyakan apakah kunjungan pertama atau
kunjungan ulang:
1) Jika kunjungan pertama lakukan penilaian pada anak
2) Jika kunjungan ulang gunakan petunjuk pada
pelayanan tindak lanjut.
c. Petugas menanyakan keluhan utama, apakah anak
menderita batuk atau sukar bernafas ?
1) Jika ya, tanyakan berapa lama ?
2) Melihat dan mendengar
a) Menghitung nafas dalam satu menit
b) Memperhatikan adakah tarikan dinding dada ke
dalam
c) Mendengar adanya stridor
d. Petugas mengklasifikasikan berdasarkan gejala
1) Batuk bukan pneumonia (tidak adanya tanda
pneumonia atau penyakit sangat berat)
2) Pneumonia (nafas cepat)
3) Pneumonia berat atau penyakit sangat berat
a) Adanya tanda bahaya umum
b) Tarikan dinding dada ke dalam
c) Stridor
e. Petugas melakukan pengobatan sesuai klasifikasinya
1) Batuk bukan pneumonia
a) Memberi pereda tenggerokan dan pereda batuk
yang aman
b) Jika batuk > 3 minggu , rujuk untuk
pemeriksaan lanjutan
c) Menasihati kapan segera kembali
d) Melakukan kunjungan ulang 5 hari jika tidak
ada perbaikan
2) Pneumonia
a) Memberikan antibiotik yang sesuai
b) Memberikan pelega tenggorokan dan pereda
batuk yang aman
c) Jika batuk > 3 minggu rujuk untuk pemeriksaan
lanjutan
d) Menasihati kapan kembali segera
e) Melakukan kunjungan ulang 2 hari
3) Pneumonia berat atau penyakit sangat berat rujuk

6 Diagram Alir
Petugas menanyakan identitas
anak

Petugas menanyakan apakah kunjungan


pertama atau kunjungan ulang

Petugas menanyakan keluhan utama:

Petugas mengklsifikasikan batuk atau


sukar bernafas

Petugas melakukan pengobatan /


tindakan sesuai klasifikasi batuk dan
sukar

Petugas melakukan pencatatan rekam


medis
Petugas merujuk jika keadaan
pasien memburuk

7 Hal-hal yang perlu Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap
diperhatikan reaksi obat

8 Unit Terkait Puskesmas Pembantu dan Polindes

9 Dokumen Terkait 1. Rekam medik

2. Catatan tindakan

1. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal


1 2 Unit terkait Pimpinan Puskesmas tidak 26 Agustus 2016
dimasukkan dalam unit terkait
KABUPATENSOLOKSELATAN PELAYANAN KESEHATAN
DEMAM PADA BALITA
No. Dokumen :
S ....../SOP/UKP/VI/2017
O No. Revisi : 01
P Tanggal Terbit : 02 Juni 2017
Halaman : 1/7
PUSKESMAS dr.KUSHARNI
PAKAN RABAA NIP.198106102010012029

1 Pengertian Prosedur yang harus dilakukan dalam memberikan pelayanan


kesehatan demam pada balita.
2 Tujuan Sebagai acuan petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan
demam pada balita
3 Kebijakan Sesuai dengan SK Pimpinan Puskesmas No.……/UKP/VI/2017
tentang pelayanan MTBS

4 Referensi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Bagan


Manajemen Terpadu Balita Sakit. 2012 : Jakarta.
5 1. Alat dan Bahan : ATK dan bagan MTBS
Prosedur 2. Petugas yang melaksanakan : bidan dan perawat
3. Langkah-Langkah :
a. Petugas melakukan anamnesa pada pasien yang dimulai
dari:
1) Menanyakan sudah berapa lama anak demam ?
Jika demam lebih dari 7 hari, apakah demam setiap
hari ?
2) Menanyakan apakah pernah mendapatkan obat anti
malaria dalam 2 minggu terakhir ?
Jika pasien demam tentukan daerah resiko malaria
seperti resiko tinggi, resiko rendah, tanpa resiko dan
tanyakan apakah dalam 2 minggu terakhir berkunjung
ke daerah resiko malaria?
3) Menanyakan apakah anak menderita campak dalam 3
bulan terakhir.
b. Petugas melihat dan meraba
1) Melihat dan meraba adanya kaku kuduk
2) Melihat adanya pilek
3) Melihat adanya tanda–tanda campak saat ini
a) Ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh
b) Terdapatnya salah satu gejala berikut, batuk, pilek
atau mata merah
c) Jika anak menderita campak saat ini atau 3 bulan
terakhir maka lihat adanya luka di mulut apakah
dalam atau luas ?
d) Lihat adanya tanda nanah pada mata
e) Lihat adanya tanda kekeruhan pada kornea
c. Petugas mengklasifikasikan demam
1) Berdasarkan kunjungan ke daerah malaria
a) Resiko tinggi malaria
 Penyakit berat dengan demam (ada tanda
bahaya umum atau kaku kuduk)
 Malaria (demam pada anamnesa atau teraba
panas atau suhu > sama 37,5 °C dan RDT
positif)
 Demam mungkin bukan malaria (demam pada
anamnesa atau teraba panas atau suhu > sama
37,5°C dan RDT negatif)
b) Daerah resiko rendah malaria.
 Penyakit berat dengan demam (ada tanda
bahaya umum atau kaku kuduk)
 Malaria (tidak ada pilek dan tidak ada campak)
c) Daerah tanpa resiko malaria dan tidak ada
kunjungan ke daerah dengan resiko
 Penyakit berat dengan demam (ada tanda
bahaya umum dan kaku kuduk)
 Demam bukan malaria (tidak ada tanda bahaya
umum dan kaku kuduk)
2) Berdasarkan tanda–tanda campak saat ini atau dalam
3 bulan terakhir
a) Campak dengan komplikasi berat seperti adanya
tanda bahaya umum atau kekeruhan pada kornea
atau adanya luka di mulut yang dalam atau luas
b) Campak dengan komplikasi pada mata dan atau
mulut seperti mata bernanah atau luka di mulut
c) Campak tanpa adanya tanda bahaya di atas
3) Berdasarkan tanda-tanda DBD
a) Demam berdarah dengue (adanya tanda-tanda
syok, muntah bercampur darah seperti kopi, BAB
berwarna hitam, perdarahan dari gusi atau hidung,
bintik perdarahan di kulit dan uji torniket positif
atau sering muntah tanpa diare)
b) Mungkin DBD (demam mendadak tinggi dan
terus menerus, nyeri ulu hati, gelisah, bintik-
bintik pendarahan di kulit dan uji teoniket (-))
c) Demam bukan DBD (tidak ada satu pun gejala
diatas)
d. Petugas melakukan pengobatan sesuai dengan gejala dan
klasifikasi
1) Resiko tinggi malaria
a) Penyakit berat dengan demam
 Jika RDT positif falsiparum atau positif non
falsiparum atau positif mixed beri dosis pertama
suntikan artemeter
 Jika RDT positif falsiparum negatif non
falsiparum tidak perlu suntikan anti malaria
 Beri dosis pertama paracetamol jika demam
(38,5°C)
 Cegah agar gula darah tidak turun
 Rujuk segera
b) Malaria
 Jika RDT positif falsiprum atau positif non
falsiparum atau positif mixed beri anti malaria
oral sesuai dengan pengobatan
 Beri dosis pertama paracetamol jika demam
(38,5°C)
 Nasihati kapan segera kembali
 Kunjungan ulang jika tetap demam setelah
minum obat anti malaria selama 3 hari berturut
turut.
c) Demam mungkin malaria
 Beri dosis pertama paracetamol jika demam
tinggi (> 38,5° C)
 Obati penyebab lain dari demam
 Jika demam tiap hari selama >7hari rujuk untuk
pemeriksaan lanjut
 Nasihati kapan kembali segera
 Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
2) Resiko rendah malaria
a) Penyakit berat dengan demam pengobatannya
adalah sebagai berikut :
 Jika RDT positif falsiparum atau positif non
falsiparum atau positif
 mixediberi dosis pertama suntikan artemeter
 Jika RDT positif falsiparum negatif tidak perlu
suntikan anti malaria
 Beri dosis pertama antibiotik
 Beri dosis pertama paracetamol jika demam
(38,5 °C)
 Cegah agar gula darah tidak turun
 Rujuk segera
b) Malaria
 Jika RDT positif falsiprum atau positif non
falsiparum atau positif mixed beri anti malaria
oral sesuai dengan pengobatan
 Beri dosis pertama paracetamol jika demam
(38,5 °C)
 Nasihati kapan segera kembali
 Kunjungan ulang jika tetap demam setelah
minum obat anti malaria selama 3 hari berturut
turut.
c) Demam bukan malaria
 Beri dosis pertama paracetamol jika demam
tinggi (> 38,5 °C)
 Obati penyebab lain dari demam
 Jika demam tiap hari selama >7hari rujuk
untuk pemeriksaan lanjut
 Nasihati kapan kembali segera
 Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
3) Tanpa resiko malaria
a) Penyakit berat dengan demam
 Beri antibiotik pertama yang sesuai
 Beri dosis pertama paracetamol jika demam
(38,50 C)
 Cegah agar gula darah tidak turun , rujuk
segera
b) Demam bukan malaria
 Beri dosis pertama paracetamol jika demam
tinggi (> 38,50 C)
 Obati penyebab lain dari demam
 Nasihati kapan kembali segera
1) Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
4) Campak
a) Campak dengan komplikasi berat
 Beri 1 dosis pertama vitamin A
 Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
 Jika ada kekeruhan pada kornea mata atau
mata bernanah, bubuhi tetes /salep mata
kloramfenikol / tetrasiklin tanpa kortikosteroid
 Beri dosis pertama paracetamol jika demam
tinggi (38,50 C)
 Rujuk segera
b) Campak dengan komplikasi pada mata dan atau
mulut
 Beri 1 dosis pertama vitamin A
 Jika ada kekeruhan pada kornea mata atau
mata bernanah, bubuhi tetes /salep mata
kloramfenikol / tetrasiklin tanpa kortikosteroid
 Jika ada luka di mulut ajari cara pengobatan
dengan gentian violet
 Kunjungan ulang 2 hari
c) Campak
 Beri vitamin A 1 dosis
5) Demam berdarah dengue
a) Demam berdarah dengue
 Jika ada syok beri oksigen 2 - 4 liter /menit dan
beri segera cairan intravena sesuai petunjuk
 Jika tidak ada syok tapi sering muntah atau
malas minum, beri cairan infus ringer laktat.
 Jika tidak ada syok, tidak muntah dan masih
mau minum beri oralit atau cairan lain
sebanyak mungkin
 Jika demam tinggi (>38,50 C) beri dosis
pertama parasetamol tidak boleh golongan
salisilat dan ibuprofen
b) Mungkin DBD
 Jika deman tinggi (> 38,50C) beri dosis
pertama parasetamol. Tidak boleh golongan
salisilat dan ibuprofen
 Nasihat untuk lebih banyak minum oralit /
cairan lain
 Nasihat kapan kembali segera
 Kunjungan ulang 1 hari jika tetap demam
c) Demam mungkin bukan DBD
 Oralit penyebab lain dan demam
 Jika demam tinggi (>38,50C), beri dosis
pertama parasetamol, tidak boleh golongan
salisilat dan ibuprofen
 Nasihati kapan segera kembali
 Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
e. Petugas melakukan cuci tangan, setelah selesai
melakukan tindakan
6 Diagram Alir
Petugas menanyakan identias
balita

Petugas menanyakan apakah kunjungan


pertama atau kunjungan ulang

Petugas menanyakan keluhan utama:

Petugas mengklsifikasikan demam

Petugas melakukan pengobatan / tindakan


sesuai klasifikasi demam

Petugas melakukan pencatatan rekam


medis

Petugas merujuk jika keadaan


pasien memburuk
7 Hal-hal yang perlu Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap
diperhatikan reaksi obat

8 Unit Terkait Puskesmas Pembantu dan Polindes

9 Dokumen Terkait 1. Rekam medik

2. Catatan tindakan

8.Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal


1 5 Unit terkait Pimpinan Puskesmas tidak 26 Agustus 2016
dimasukkan dalam unit terkait
2 1 Referensi Permenkes RI No.70 tahun 2013 2 Juni 2017
tentang Penyelenggaraan
Manajemen Terpadu Balita Sakit
Berbasis Masyarakat.
KABUPATENSOLOKSELATAN PELAYANAN KESEHATAN
MASALAH TELINGA PADA
BALITA
No. Dokumen :
S ....../SOP/UKP/VI/2017
O No. Revisi : 01
P Tanggal Terbit : 02 Juni 2017
Halaman : 1/3
PUSKESMAS dr.KUSHARNI
PAKAN RABAA NIP.198106102010012029

1 Pengertian Prosedur yang harus dilakukan dalam memberikan pelayanan


kesehatan masalah teliga pada balita.
2 Tujuan Sebagai acuan petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan
masalah telinga pada balita
3 Kebijakan Sesuai dengan SK Pimpinan Puskesmas No.……/UKP/VI/2017
tentang pelayanan MTBS

4 Referensi Permenkes RI No.70 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan


Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat.
5 Prosedur 1. Alat dan Bahan : ATK dan bagan MTBS
2. Petugas yang melaksanakan : bidan dan perawat
3. Langkah-Langkah :
a. Petugas menanyakan identitas anak.
b. Petugas menanyakan apakah kunjungan pertama atau
kunjungan ulang:
1) Jika kunjungan pertama lakukan penilaian pada anak
2) Jika kunjungan ulang gunakan petunjuk pada
pelayanan tindak lanjut.
c. Petugas melakukan anamnesa
1) Apakah telinga pasien sakit?
2) Adakah cairan /nanah keluar dari telinga ?
Jika ya berapa lama?
d. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
1) Lihat adakah cairan /nanah keluar dari telinga
2) Raba adakah pembengkakan yang nyeri di belakang
telinga
e. Petugas melakukan klasifikasi masalah telinga
1) Mastoiditis dengan gejala seperti pembengkakan
yang nyeri di belakang telinga
2) Infeksi telinga akut dengan gejala seperti tampak
cairan /nanah keluar dari telinga dan telah terjadi
kurang dari 14 hari
3) Infeksi telinga kronis dengan gejala seperti tampak
cairan / nanah keluar dari telinga dan telah terjadi
selama 14 hari atau lebih
4) Tidak ada infeksi telinga dengan gejala seperti tidak
ada sakit telinga dan tidak ada nanah keluar dan
telinga
f. Petugas melakukan klasifikasi pengobatan berdasarkan
gejala masalah telinga sesuai dengan bagan MTBS
1) Mastoiditis dengan pengobatan sebagai berikut :
 Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
 Beri dosis pertama parasetamol untuk mengatasi
nyeri
 Rujuk segera
2) Infeksi telinga akut pengobatan sebagai berikut:
 Beri antibiotik yang sesuai
 Beri paracetamol untuk mengatasi nyeri
 Keringkan telinga dengan bahan penyerap
 Kunjungan ulang 2 hari
3) Infeksi telinga kronis pengobatan sebagai berikut :
 Keringkan telinga dengan kain / kertas penyerap
setelah dicuci dengan H2O2 3%
 Beri tetes telinga yang sesuai
 Kunjungan ulang 5 hari
4) Tidak ada infeksi telinga pengobatan sebagai berikut :
 Tidak perlu tindakan tambahan

6 Diagram Alir
Petugas menanyakan identitas
anak

Petugas menanyakan apakah kunjungan


pertama atau kunjungan ulang

Petugas menanamnesa dan


menanyakan keluhan utama:

Petugas mengklsifikasikan masalah


teliga
Petugas melakukan pengobatan / tindakan
sesuai klasifikasi masalah teliga
Petugas melakukan pencatatan rekam
medis

Petugas merujuk jika keadaan


pasien memburuk

7 Hal-hal yang perlu Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap
diperhatikan reaksi obat

8 Unit Terkait Puskesmas Pembantu dan Polindes

9 Dokumen Terkait 1. Rekam medik

2. Catatan tindakan

6. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal


1 2 Unit terkait Pimpinan Puskesmas tidak 26 Agustus 2016
dimasukkan dalam unit terkait
2 1 Referensi Permenkes RI No.70 tahun 2 Juni 2017
2013 tentang Penyelenggaraan
Manajemen Terpadu Balita
Sakit Berbasis Masyarakat.
KABUPATENSOLOKSELATAN PELAYANAN KESEHATAN
ANEMIA PADA BALITA
No. Dokumen :
S ....../SOP/UKP/VI/2017
O No. Revisi : 01
P Tanggal Terbit : 02 Juni 2017
Halaman : 1/3
PUSKESMAS dr.KUSHARNI
PAKAN RABAA NIP.198106102010012029

1 Pengertian Prosedur yang harus dilakukan dalam memberikan pelayanan


kesehatan anemia pada balita
2 Tujuan Sebagai acuan petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan
anemia pada balita.
3 Kebijakan Sesuai dengan SK Pimpinan Puskesmas No.……/UKP/VI/2017
tentang pelayanan MTBS

4 Referensi Permenkes RI No.70 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan


Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat.
5 Prosedur 1. Alat dan Bahan : ATK dan bagan MTBS
2. Petugas yang melaksanakan : bidan dan perawat
3. Langkah-Langkah :
a. Petugas menanyakan identitas anak.
b. Petugas menanyakan apakah kunjungan pertama atau
kunjungan ulang:
1) Jika kunjungan pertama lakukan penilaian pada
anak
2) Jika kunjungan ulang gunakan petunjuk pada
pelayanan tindak lanjut.
c. Petugas melakukan anamnesa apakah anak pucat
d. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat
tanda kepucatan pada telapak tangan apakah sangat
pucat atau agak pucat
e. Petugas mengklasifikasikan dan gejala yang terdapat
pada anak sebagai berikut :
1) Anemia berat dengan gejala telapak tangan sangat
pucat
2) Anemia dengan gejala telapak tangan agak pucat
3) Tidak anemia dengan gejala tidak ditemukan tanda
kepucatan pada telapak tangan
f. Petugas memberikan tindakan pengobatan sesuai
dengan klasifikasi bagan MTBS
1) Anemia berat (rujuk segera)
2) Anemia
 Lakukan penilaian pengobatan pada balita
 Bila ada masalah pemberian makan, lakukan
konseling gizi dan kunjungan ulang setelah 5
hari
 Beri zat besi
 Beri obat cacing
 Jika daerah resiko tinggi malaria beri obat anti
malaria oral
 Nasihati kapan segera kembali
 Kunjungan ulang setelah 4 minggu
3) Tidak anemia (tidak perlu tindakan)
g. Petugas memeriksa status imunisasi
h. Petugas memeriksa pemberian Vitamin A
i. Petugas menilai masalah/keluhan lain

6 Diagram Alir
Petugas menanyakan identitas
balita

Petugas menanyakan apakah kunjungan


pertama atau kunjungan ulang

Petugas menanamnesa dan


menanyakan keluhan utama:

Petugas mengklsifikasikan anemia

Petugas melakukan pengobatan / tindakan


sesuai klasifikasi anemia

Memeriksa status imunisasi, Vitamin A dan


menilai masalah / keluhan lain

Petugas melakukan pencatatan rekam


medis
Petugas merujuk jika keadaan
pasien memburuk

7 Hal-hal yang perlu Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap
diperhatikan reaksi obat

8 Unit Terkait Puskesmas Pembantu dan Polindes

9 Dokumen Terkait 1. Rekam medik

2. Catatan tindakan

8.Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal


1 2 Unit terkait Pimpinan Puskesmas tidak 26 Agustus 2016
dimasukkan dalam unit terkait
2 1 Referensi Permenkes RI No.70 tahun 2 Juni 2017
2013 tentang Penyelenggaraan
Manajemen Terpadu Balita
Sakit Berbasis Masyarakat.
KABUPATENSOLOKSELATAN PELAYANAN KESEHATAN
PEMERIKSAAN STATUS GIZI
PADA BALITA
No. Dokumen :
S ....../SOP/UKP/VI/2017
O No. Revisi : 01
P Tanggal Terbit : 02 Juni 2017
Halaman : 1/4
PUSKESMAS dr.KUSHARNI
PAKAN RABAA NIP.198106102010012029

1 Pengertian Prosedur yang dilakukan dalam memberikan pelayanan


kesehatan pemeriksaan status gizi pada balita
2 Tujuan Sebagai acuan petugas dalam memberikan pelayanan
kesehatan pemeriksaan status gizi pada balita
3 Kebijakan Sesuai dengan SK Pimpinan Puskesmas
No.……/UKP/VI/2017 tentang pelayanan MTBS

4 Referensi Permenkes RI No.70 tahun 2013 tentang


Penyelenggaraan Manajemen Terpadu Balita Sakit
Berbasis Masyarakat.
5 Prosedur 1. Alat dan Bahan : ATK dan bagan MTBS
2. Petugas yang melaksanakan : bidan dan perawat
3. Langkah-Langkah :
a. Petugas menanyakan identitas anak.
b. Petugas menanyakan apakah kunjungan pertama
atau kunjungan ulang:
1) Jika kunjungan pertama lakukan penilaian
pada anak
2) Jika kunjungan ulang gunakan petunjuk pada
pelayanan tindak lanjut.
c. Petugas melakukan anamnesa dan keluhan utama
d. Petugas melakukan pemeriksaan fisik ( melhat
dan meraba)
1) Melihat apakah anak tampak kurus atau
sangat kurus
2) Melihat dan meraba adanya pembengkakan di
kedua punggung kaki
3) Menentukan berat badan menurut panjang
badan atau tinggi badan apakah :
 BB/PB (TB) < -3SD
 BB/PB(TB) >-3SD - <-2 SD
 BB/TB (TB) -2 SD-+2 SD
e. Petugas mengklasifikasikan status gizi pada balita
1) Sangat kurus dan atau edema dengan gejala
sebagai berikut :
 Badan sangat kurus
 BB/PB(TB)< -3 SD
 Bengkak pada kedua punggung kaki
2) Kurus
 Badan kurus atau BB/PB(TB)>-3SD-<-
2SD
3) Normal
 BB/PB (TB)-2SD-+2 SD
 Tidak ditemukan tanda-tanda kelainan
gizi di atas
f. Petugas memberikan tidakan pengobatan sesuai
dengan bagan MTBS
1) Sangat kurus dan atau edema
 Beri air gula
 Hangatkan badan
 Beri dosis vitamin A sesuai umur
 Bila disertai diare , berikan cairan
resomal atau modifikasi
 Bila syok berikan bolus glukosa 10%
iv dan infus
 Bila ada komplikasi pada mata , beri
tetes /salep mata
 Rujuk segera , selama di perjalanan
jaga kehangatan badan dan bila masih
menyusu teruskan ASI
2) Kurus dengan pengobatan sebagai berikut :
 Lakukan penilaian pemberian makan
pada anak
 Bila ada masalah pemberian makan
lakukan konseling gizi dan kunjungan
ulang setelah 5 hari
 Bila tidak ada masalah pemberian
makan nasihati sesuai anjuran
makan untuk anak sehat maupun
sakit dan kunjungan ulang setelah
14 hari
 Nasihati kapan kembali segera
3) Normal dengan pengobatan sebagai berikut :
 Jika anak kurang dari 2 tahun
lakukan penilaian pemberian
makan dan nasihati sesuai anjuran
makan untuk anak sehat maupun
sakitBila ada masalah pemaberian
makan lakukan konseling gizi dan
kunjungan ulang setelah 5 hari
 Bila tidak ada masalah pemberian
makan anjurkan untuk menimbang
berat badan secara teratur setiap
bulannya
6 Diagram Alir
Petugas menanyakan identitas
balita

Petugas menanyakan apakah kunjungan


pertama atau kunjungan ulang

Petugas menanamnesa dan


menanyakan keluhan utama:

Petugas melakukan pemeriksaan fisik ( melihat


dan meraba )

Petugas mengklsifikasikan status gizi

Petugas melakukan pengobatan / tindakan


sesuai klasifikasi status gizi

Petugas melakukan pencatatan rekam


medis

Petugas merujuk jika keadaan


pasien memburuk
7 Hal-hal yang perlu Observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit
diperhatikan terhadap reaksi obat

8 Unit Terkait Puskesmas Pembantu dan Polindes

9 Dokumen Terkait 1. Rekam medik

2. Catatan tindakan

8.Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal


1 2 Unit terkait Pimpinan Puskesmas tidak 26 Agustus 2016
dimasukkan dalam unit terkait
2 1 Referensi Permenkes RI No.70 tahun 2 Jumi 2017
2013 tentang Penyelenggaraan
Manajemen Terpadu Balita
Sakit Berbasis Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai