Anda di halaman 1dari 6

18.

6 Kurva Getaran untuk Bagian Melingkar dari Muka Gelombang

Anggapan kita tentang kurva getaran dalam difraksi Fraunhofer oleh celah
tunggal adalah berdasarkan pada pembagian bidang muka gelombang kedalam
elemen-elemen infinitesimal dari daerah yang sebenarnya merupakan bidang dari
lebar infinitesimal yang parallel terhadap panjang celah difraksi. Vektor-vektor yang
merepresentasikan kontribusi terhadap amplitudo dari elemen-elemen tersebut
ditemukan untuk memberikan sebuah gambaran melingkar. Pembagian bidang muka
gelombang ini sesuai ketika sumber cahaya merupakan celah yang sempit dan persegi
panjang bukaan (celah) difraksi. Pembagian bidang dari muka gelombang divergen
dari suatu sumber akan dibahas dibawah (bagian 18.8). Metode pembagian
gelombang speris dari sebuah sumber titik yang bersesuaian dengan sembarang
difraksi oleh celah melingkar atau penghalang yang terjadi pada zona melingkar
infinitesimal.

Gambar 18J
Kurva getaran untuk zona Fresnel setengah periode dari sebuah pembukaan yang melingkar

Difraksi Fresnel | 1
Pertama-tama kita anggap diagram amplitudo ketika zona setengah periode
pertama dibagi menjadi 8 sub zona, setiap zona dibentuk dalam bentuk yang mirip.
Kita membuat sub zona dengan menggambarkan lingkaran pada muka gelombang
yang berjarak dari P. cahaya yang tiba di titik P dari titik-titik berbeda dalam sub
zona pertama tidak akan memiliki beda fase lebih daripada π/8.

Resultannya bisa di respresentasikan oleh vektor a1 pada Gambar 18J(a). Kemudian


a2 ditambahkan, resultan amplitudo berdasarkan sub zona kedua, kemudian a3
berdasarkan sub zona ke-3 dan seterusnya. Nilai vektor-vektor tersebut akan menurun
dengan sangat lambat yang merupakan hasil dari faktor arah miring. Beda fase
masing-masing akan tetap dan sama dengan π/8. Penambahan semua kedelapan sub
zona menghasilkan vektor AB sebagai resultan amplitudo dari zona setengah periode
yang pertama. Dengan melanjutkan proses ini dari sub zona ke zona setengah periode
yang kedua, ditemukan CD sebagai resultan untuk zona ini, dan AD sebagai
penjumlahan kedua zona pertama. Vektor-vektor tersebut sesuai dengan gambar 18E.
Zona setengah periode berikut memberikan semua yang tersisa dari gambar tersebut,
sebagai mana ditunjukkan dalam gambar tersebut.

Gambar 18K
Gelombang silinder dari sebuah celah yang menyinari secara koheren. Kepingan setengah
periode membentuk muka gelombang

Difraksi Fresnel | 2
Perpindahan kurva getaran pada gambar 18J(b) hasil dari penambahan jumlah
sub zona tanpa batas dari zona setengah periode yang diberikan. Sekarang kurva
tersebut merupakan sebuah getaran spiral, yang mendekati Z ketika zona setengah
periode menutupi semua gelombang speris. Kecenderungan deret penurunan
amplitudo, digunakan pada 18.2 untuk zona setengah periode, menjadi lebih jelas
ketika sudah mengerti betul tentang lengkungan pada gambar 18J(b). Terdapat
beberapa keuntungan yang memungkinkan kita untuk menentukan secara langsung
resultan amplitudo karena sembarang jumlah pangkat zona. Perbedaan merupakan
suatu kesalahan dari teori Fresnel yang merupkan hasil dari pendekatan-pendekatan
yang dibuat dan tidak muncul dalam matematika yang lebih modern.

18.7 Celah dan Penghalang dengan Tepian yang Lurus


Jika konfigurasi layar difraksi, bukan memiliki simetri melingkar, jika
melibatkan tepi lurus seperti yang dari celah atau kawat, adalah mungkin untuk
digunakan sebagai sumber suatu celah daripada sebuah titik. Celah diatur sejajar
dengan tepi ini, sehingga pinggiran difraksi lurus yang dihasilkan oleh setiap elemen
dari panjangnya semuanya berbaris di layar yang diamati. Dalam penyelidikan kasus
tersebut, adalah mungkin untuk menganggap muka gelombang sebagai silinder,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 18K. Memang benar bahwa untuk
menghasilkan seperti sampul silinder dengan gelombang-gelombang kecil Huygens
yang dipancarkan oleh berbagai titik pada celah ini harus terpancarkan secara
koheren, dan dalam praktek ini biasanya tidak akan menjadi kenyataan. Namun
demikian, ketika intensitas ditambahkan, seperti yang diperlukan untuk emisi yang
tidak koheren, pola yang dihasilkan yaitu sama seperti gelombang silinder yang
koheren. Dalam perlakuan berikut masalah yang melibatkan tepi lurus, karena itu kita
akan membuat penyederhanaan asumsi celah sumber yang akan diterangi oleh sinar
monokromatik paralel, sehingga memancarkan gelombang yang benar-benar silinder.

Difraksi Fresnel | 3
18.8 Prosedur Pembagian Kepingan Muka Gelombang

Metode yang sesuai untuk membangun elemen setengah periode pada muka
gelombang terdiri atas pembagian elemen ke bentuk kepingan dimana pinggirannya
berjarak berututan sebesar setengah panjang gelombang yang lebih jauh dari titik P
(Gambar 18K). Jadi titik M0, M1,M2, ... di bagian lingkaran dari gelombang silinder
pada jarak b, b + 2𝜆⁄2 ,b + 2𝜆⁄2 ,...dari P. M0 ada pada garis lurus dari SP. Kepingan
setengah periode M0M1, M0M2,... sekarang merentang di sepanjang muka gelombang
yang parallel dengan celah. Ini bisa disebut prosedur pembagian kepingan muka
gelombang.
Di zona Fresnel yang didapat melalui pembagian lingkaran, area-area dari zona
tersebut hampir sama rata. Dengan pembagian yang sekarang, ini tidak berarti benar
atau tepat. Area-area dari kepingan setengah periode punya proporsi yang sesuai
dengan lebarnya, dan ini berkurang terus menerus seiring alur ke luar dari muka
gelombang M0. Karena efek ini terlihat jelas dari pada faktor arah kemiringan,
prosedur yang terakhir tidak perlu diperhitungkan.
Diagram amplitudo di Gambar 18L (a) didapat dari membagi kepingan menjadi
lebih kecil dengan menggunakan cara analog, seperti yang dijelaskan pada Bagian
18.6 untuk zona-zona silinder. Saat membagi kepingan pertama di atas M0 menjadi
sembilan bagian, kita dapatkan bahwa amplitudo vektor dari sembilan kepingan yang
lebih kecil merentang dari 0 ke B, memberikan hasil A1 = 0B, untuk kepingan
setengah periode yang pertama. Kepingan setengah periode yang ke 2 juga
memberikan hasil yang sama antara B dan C, dengan hasil A2 = BC. Karena
amplitudonya sekarang mengecil, A2 jauh lebih kecil daripada A1, dan selisih dari
fasenya jelas lebih besar daripada 𝜋 . Pengulangan dari proses subdivisi untuk
kepingan berikutnya di bagian atas dari gelombang ini menghasilkan diagram yang
lebih lengkap dari Gambar 18L (b). Di sini vektor melingkar seperti spiral menuju Z,
jadi hasil dari semua kepingan setengah periode di atas ke kutub M0 menjadi 0Z.

Difraksi Fresnel | 4
18.9 Kurva Getaran untuk Kepingan Bagian dari Cornu Spiral

Ketika kita pergi ke kepingan-kepingan dasar yang memiliki lebar yang sangat
kecil, kita memperoleh kurva getaran sebagai spiral yang bentuknya halus, seperti
bagian yang ditunjukkan pada Gambar 18M. Kurva yang lengkap mewakili seluruh
muka gelombang yang akan melalui lebih banyak belokan, hingga berakhir pada titik-
titik Z dan Z’. Hanya bagian dari C ke Z dianggap lebih tinggi. Bagian bawah, Z'O,
muncul dari kontribusi dari kepingan setengah periode di bawah Mo.

Gambar 18L
Diagram Amplitudo untuk formasi dari Curnu Spiral

Kurva ini, disebut Cornu spiral, ditandai dengan kenyataan bahwa sudut 𝛿
dengan sumbu x adalah sebanding dengan kuadrat pada v jarak sepanjang kurva dari
titik asal. Mengingat bahwa, dalam kurva getaran, 𝛿 mewakili fase lag dalam cahaya
dari setiap elemen dari muka gelombang, kita memperoleh definisi kurva dengan
menggunakan persamaan (18a) untuk perbedaan jalur, sebagai berikut:

2𝜋 𝜋(𝑎 + 𝑏) 2 𝜋 2
𝛿= Δ= 𝑠 = 𝜈
𝜆 𝑎𝑏𝜆 2

Difraksi Fresnel | 5
Di sini kita telah memperkenalkan sebuah variabel baru untuk digunakan dalam
memplot Spiral Cornu, yaitu

2(𝑎 + 𝑏)
𝜈 = 𝑠√
𝑎𝑏𝜆

Hal ini didefinisikan sedemikian rupa untuk membuatnya tidak berdimensi, sehingga
kurva yang sama dapat digunakan pada semua masalah, tanpa memperhatikan nilai-
nilai tertentu dari a, b, dan 𝜆.

Difraksi Fresnel | 6

Anda mungkin juga menyukai