Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN PERIOPERATIF


DAN PERAN PERAWAT DALAM PERAWATAN PERIOPERATIF

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. RISKA VERDIAN ANGGRAENI (1614301001)


2. SILVIA KRISDAYANTI (1614301009)
3. NADILA OKTI FARIZA (1614301024)
4. NINGSIH (1614301028)
5. MUHAMMAD GIGIH BANGSAWAN (1614301035)
6. RISA HAIRUN NISYAH (1614301042)
7. MARHAMAH (1614301049)
8. IKHSAN AJI DWI WIBOWO (1614301050)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya dengan judul “Konsep Keperawatan Perioperatif
dan Peran Perawat Dalam Perawatan Perioperatif”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.

Bandar Lampung ,Juli 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian konsep keperawatan perioperatif ............................... 2


B. Peran Perawat dalam perawatan perioperatif................................ 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................... 17
C. Daftar Pustaka ............................................................................ 18

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang
sulit bagi hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja
terjadi yang akan membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika
seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak
berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami. Kecemasan yang
mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang
harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat
segala macam prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan.
Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap
tindakan pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah
operasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk
mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis. Tingkat
keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang
dialami dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait
(dokter bedah, dokter anstesi dan perawat) di samping peranan pasien
yang kooperatif selama proses perioperatif. Peran perawat dalam tindakan
pembedahan terdiri dari pre-intra-serta post operasi. Dalam prosedur
pembedahan perawat harus berperan sesuai dengan tugasnya, sehingga
untuk mengertahui tugas dan peran perawat di ruang bedah kita harus
mempelajarinya terlebih dahulu.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan konsep Keperawatan Perioperatif ?
1.2.2 Apa Saja Peran Perawat Dalam Perawatan Perioperatif?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mengetahui Konsep Keperawatan Perioperatif.
1.3.2 Mahasiswa mengetahui Peran Perawat Dalam Perawatan Perioperatif

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keperawatan Perioperatif


2.1.1 Definisi

Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk


menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman pembedahan pasien. Kata “perioperatif” adalah suatu istilah
gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan-praoperatif,
intraoperatif, dan pascaoperatif. Masing-masing dari setiap fase ini dimulai
dan berakhir pada waktu tertentu dalam urutan peristiwa yang membentuk
pengalaman bedah, dan masing-masing mencakup rentang perilaku dan
aktivitas keperawatan yang luas yang dilakukan oleh perawat dengan
menggunakan proses keperawatan danstandard praktik keperawatan.

2.1.2 Tahap Dalam Keperawatan Perioperatif


2.1.2.1 Fase praoperatif dari peran keperawatan perioperatif dimulai ketika
keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien
dikirim ke meja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama
waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien
ditatanan klinik atau di rumah, menjalani wawancara praoperatif,
dan menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan dan
pembedahan. Bagaimanapun, aktivitas keperawatan mungkin
dibatasi hingga melakukan pengkajian pasien praoperatif ditempat
atau ruang operasi.
2.1.2.2 Fase intraoperatif dari keperawatan perioperatif dimulai ketika
pasien masuk atau pindah ke bagian atau departemen bedah dan
berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada fase ini
lingkup aktivitas keperawatan dapat meliputi: memasang infus (IV),
memberikan medikasi intra vena, melakukan pemantauan fisiologis
menyeluruhi sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga
keselamatan pasien. Pada beberapa contoh, aktivitas keperawatan

2
dapat terbatas hanya pada menggenggam tangan pasien selama
induksi anestesi umum, bertindak dalam perannya sebagai perawat
scrub, atau membantu dalam mengatur posisi pasien diatas meja
operasi dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar kesejajaran
tubuh.
2.1.2.3 Fase pascaoperatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang
pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan
klinis atau di rumah. Lingkup keperawatan mencakup tentang
rentang aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase
pascaoperatif langsung, fokus termasuk mengkaji efek dari agen
anestesi, dan memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi.
Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan
penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak
lanjut, dan rujukan yang penting untuk penyembuhan yang berhasil
dan rehabilitasi mengikuti dengan pengulangan. Setiap fase ditelaah
lebih detail lagi dalam unit ini. Kapan berkaitan dan memungkinkan,
proses keperawatan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
intervensi, dan evaluasi diuraikan.

2.1.3 Tujuan/indikasi
Tindakan pembedahan dilakukan dengan berbagai indikasi, diantaranya
adalah:
a. Diagnostik : biopsi atau laparotomi eksplorasi
b. Kuratif : Eksisi tumor atau mengangakat apendiks yang mengalami
Inflamasi.
c. Reparatif : Memperbaiki luka multiple.
d. Rekonstruktif/Kosmetik : mammoplasty, atau bedah platik
e. Palliatif : seperti menghilangkan nyeri atau memperbaiki masalah,
contoh : pemasangan selang gastrostomi yang dipasang untuk
mengkomponsasi terhadap ketidakmampuan menelan makanan.

3
Pembedahan juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan tingkat urgensinya,
dengan penggunaan istilah-istilah kedaruratan, urgen, diperlukan, elektif, dan
pilihan.

4
2.1.4 Penilaian prabedah klien
Penilaian dapat berarti penilaian fisik sistem tubuh, penilaian
psikososial atau suatu penilaian kebutuhan pendidikan dan pembelajaran
klien. Tujuan utama para professional melakukan penilaian tersebut adalah
menetukan rute bedah yang paling dapat diterima ke status kesehatan
prabedahnya seoptimal mungkin. Proses penilaian dimulai dengan
memperoleh informasi yang spesifik mengenai prosedur pembedahan yang
akan dilakukan, dan penentuan dukungan / sokongan keluarga yang
tersedia.
Riwayat medis / penyakit klien akan menjadi dasar perawatan yang
akan dilakukan oleh perawat, petugas anastesi dan ahli bedah. Dengan
menelusuri riwayat penyakit, perawat akan mengetahui riwayat perawatan
dirumah sakit dan hasilnya. Selain itu perawat dapat mengidentifikasi
penyakit sebelumnya yang dapat mempengaruhi hasil pembedahan.

2.1.5 Insisi Bedah


Insisi bedah dapat didefinisikan sebagai pemotongan/penyayatan kulit,
atau setiap jaringan utuh, untuk mendekati secara spesifik rongga tubuh atau
struktur anatomic yang relevan. Sebagian besar tindakan pembedahan
memerlukan dan dianggap dimulai dengan insisi kulit.

2.1.6 Penutupan Luka


Penutupan luka dapat dibagi menjadi primer, sekunder, atau tersier.
Penutupan luka dengan primery intention digunakan untuk luka bersih
yang di tepi-tepinya dapat dengan tepat didekatkan satu sama lain.
Penutupan dengan secondary intention digunakan untuk luka yang
menyebabkan kehilangan jaringan. Penutupan dengan third intention
yang juga disebut sebagai penutupan primer tertunda terjadi jika dua
permukaan jaringan granulasi saling didekatkan dengan cara penyatuan
primer. Metode ini sering digunakan pada luka yang kotor atau terinfeksi.
Penutup luka mengacu kepada pendekatan jaringan untuk
memulihkan anatomi normal setelah pembedahan atau trauma. Tujuan

5
penutupan adalah mempercepat penyembuhan dan memulihkan fungsi
sementara memperkecil risiko infeksi dan pembentukan jaringan parut.

2.1.7 Anestesi
2.1.7.1 Anestesi Lokal
Pembiusan atau anestesi lokal biasa dimanfaatkan untuk banyak
hal. Misalnya, perawatan kecantikan seperti sulam bibir, sulam alis, dan
liposuction, kegiatan sosial seperti sirkumsisi (sunatan), mencabut gigi
geraham terakhir atau gigi berlubang, mengangkat mata ikan, hingga
merawat luka terbuka yang disertai tindakan penjahitan. Anestesi lokal
merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang cara kerjanya hanya
menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukan tindakan.
2.1.7.2 Anestesi Regional
Anestesi jenis ini biasanya dimanfaatkan untuk kasus bedah yang
pasiennya perlu dalam kondisi sadar untuk meminimalisasi efek samping
operasi yang lebih besar, bila pasien tak sadar. Misalnya, pada persalinan
Caesar, operasi usus buntu, operasi pada lengan dan tungkai.
Caranya dengan menginjeksikan obat-obatan bius pada bagian utama
pengantar register rasa nyeri ke otak yaitu saraf utama yang ada di dalam
tulang belakang. Sehingga, obat anestesi mampu menghentikan impuls
saraf di area itu.Sensasi nyeri yang ditimbulkan organ-organ melalui
sistem saraf tadi lalu terhambat dan tak dapat diregister sebagai sensasi
nyeri di otak. Dan sifat anestesi atau efek mati rasa akan lebih luas dan
lama dibanding anestesi lokal.
2.1.7.3 Anestesi Umum
Anestesi umum atau bius total adalah anestesi yang biasanya
dimanfaatkan untuk tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan
pasien dan waktu pengerjaan lebih panjang. Misalnya pada kasus bedah
jantung, pengangkatan batu empedu, bedah rekonstruksi tulang, dan
lainnya.

6
2.2 Peran Perawat Dalam Perawatan Peroperatif
2.2.1 Jenis Tenaga
Jenis tenaga adalah personil yang boleh masuk di dalam kamar operasi
baik tim inti maupun tim penunjang, antara lain:
a. Tim Bedah
1) AhIi bedah.
2) Asisten ahli bedah.
3) Perawat Instrumen (Scrub Nurse).
4) Perawat Sirkuler.
5) Ahli anestesi.
6) Perawat anestesi.
b. Staf Perawat Operasi terdiri dari :
1) Perawat kepala kamar operasi.
2) Perawat pelaksana.
3) Tenaga lain terdiri dari :
 Pekerja kesehatan.
 Tata usaha.
 Penunjang medis.

2.2.2 Peran Perawat


2.2.2.1 Kepala kamar operasi
1) Pengertian
Seorang tenaga perawat professional yang bertanggung jawab dan
berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di
kamar operasi.
2) Tanggung jawab
Secara fungsional bertanggung jawab kepala bidang keperawatan,
melalui kepala seksi perawatan. Secara professional bertanggung
jawab kepada kepala instansi kamar operasi.
3) Tugas
a) Perencanaan
 Menentukan macam dan jumlah pelayanan pembedahan.

7
 Menentukan macam dan jumah alat yang diperlukan sesuai
spesialisasinya.
 Menentukan tenaga perawat bedah yang dibutuhkan.
 Menampung keluhan penderita secara aktif.
 Bertanggungjawab terlaksananya operasi sesuai jadwal.
 Menentukan pengembangan pengetahuan petugas dan peserta
didik.
 Bekerja sama dengan dokter tim bedah dan kepala kamar
operasi dalam menyusun prosedur dan tata kerja di kamar
operasi.

b) Pengarahan
 Memantau staf dalam penerapan kode etik kamar bedah.
 Mengatur pelayanan pembedahan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan team.
 Membuat jadwal kegiatan.
 Pemanfaatan tenaga seefektif mungkin.
 Mengatur pekerjaan secara merata
 Memberikan bimbingan kepada peserta didik.
 Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada stafnya.
 Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien.
 Menciptakan suasana kerja yang harmonis.

c) Pengawasan
 Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai.
 Mengawasi penggunaan alat dan bahan secara tepat.
 Mempertahankan kelengkapan bahan dan alat.
 Mengawasi kegiatan team bedah sehubungan dengan tindakan
pembedahan.
 Menyesuaikan tindakan di kamar bedah dengan kegiatan di
bagian lain.

8
d) Penilaian.
 Menganalisa secara kontinyu jalannya team pembedahan.
 Menganalisa kegiatan tata laksana kamar operasi yang
berhubungan dengan penggunaan alat dan bahan secara efektif
dan hemat.

2.2.2.2 Perawat Pre Operasi


Sebelum tindakan operasi dimulai, peran perawat melakukan pengkajian
pre operasi awal, merencanakan penyuluhan dengan metode yang sesuai
dengan kebutuhan pasien, melibatkan keluarga atau orang terdekat dalam
wawancara, memastikan kelengkapan pemeriksaan praoperasi, mengkaji
kebutuhan klien dalam rangka perawatan post operasi.
a) Pengkajian
Sebelum operasi dilaksanakan pengkajian menyangkut riwayat
kesehatan dikumpulkan, pemeriksaan fisik dilakukan, tanda-tanda vital
di catat dan data dasar di tegakkan untuk perbandingan masa yang
akan datang. Pemeriksaan diagnostik mungkin dilakukan seperti
analisa darah, endoskopi, rontgen, endoskopi, biopsi jaringan, dan
pemeriksaan feses dan urine. Perawat berperan memberikan penjelasan
pentingnya pemeriksaan fisik diagnostik. Disamping pengkajian fisik
secara umum perlu di periksa berbagai fungsi organ seperti pengkajian
terhadap status pernapasan, fungsi hepar dan ginjal, fungsi endokrin,
dan fungsi imunologi. Status nutrisi klien pre operasi perlu dikaji guna
perbaikan jaringan pos operasi, penyembuhan luka akan di pengaruhi
status nutrisi klien. Demikian pula dengan kondisi obesitas, klien
obesitas akan mendapat masalah post operasi dikarenakan lapisan
lemak yang tebal akan meningkatkan resiko infeksi luka, juga terhadap
kesulitan teknik dan mekanik selama dan setelah pembedahan.
b) Informed Consent
Tanggung jawab perawat dalam kaitan dengan Informed Consent
adalah memastikan bahwa informed consent yang di berikan dokter di
dapat dengan sukarela dari klien, sebelumnya diberikan penjelasan

9
yang gamblang dan jelas mengenai pembedahan dan kemungkinan
resiko.
c) Pendidikan Pasien Pre operasi
Penyuluhan pre operasi didefinisikan sebagai tindakan suportif dan
pendidikan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien bedah
dalam meningkatkan kesehatannya sendiri sebelum dan sesudah
pembedahan. Tuntutan klien akan bantuan keperawatan terletak pada
area pengambilan keputusan, tambahan pengetahuan, keterampilan,dan
perubahan perilaku. Dalam memberikan penyuluhan klien pre operasi
perlu dipertimbangkan masalah waktu, jika penyuluhan diberikan
terlalu lama sebelum pembedahan memungkinkan klien lupa, demikian
juga bila terlalu dekat dengan waktu pembedahan klien tidak dapat
berkonsentrasi belajar karena adanya kecemasan atau adanya efek
medikasi sebelum anastesi.
d) Informasi Lain
Pasien mungkin perlu diberikan penjelasan kapan keluarga atau orang
terdekat dapat menemani setelah operasi. Pasien dianjurkan
berdo’a.Pasien diberi penjelasan kemungkinan akan dipasang alat post
operasinya seperti ventilator, selang drainase atau alat lain agar pasien
siap menerima keadaan post operasi.

2.2.2.3 Perawat Instrument / Scrub Nurse


1) Pengertian
Seorang tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan
ditugaskan dalam mengelola paket alat pembedahan. selama tindakan
pembedahan berlangsung.
2) Tanggung jawab
Secara administrative dan kegiatan keperawatan, bertanggung jawab
kepada kepala kamar operasi. dan secara operasional tindakan
bertanggung jawab kepada ahli bedah dan perawat kepala kamar
operasi.

10
3) Tugas
a) Sebelum Pembedahan
 Melakukan kunjungan pasien minimal sehari sebelum
pembedahan.
 Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai seperti
kebersihan ruangan, peralatan, meja mayo atau instrumen,
meja operasi, lampu operasi, mesin anesthesi, suction pump,
dan gas medis.
 Menyiapkan set instrumen steril sesuai dengan jenis
pembedahan.
 Menyiapkan bahan desinfektan dan bahan lain sesuai dengan
keperluan operasi.
 Menyiapkan sarung tangan dan alat tenun steril.

b) Saat Pembedahan
 Memperingatkan team steril jika terjadi penyimpangan prosedur
aseptik.
 Membantu mengenakan gaun dan sarung tangan steril untuk ahli
bedah dan asisten bedah.
 Menata instrumen di meja mayo dan meja instrumen.
 Memberikan desinfektan untuk desinfeksi lapangan operasi.
 Memberikan duk steril untuk drapping.
 Memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai dengan
kebutuhan.
 Memberikan bahan operasi sesuai dengan kebutuhan.
 Mempertahankan instrumen dalam keadaan tersusun secara
sistematis.
 Mempertahankan kebersihan dan sterilisasi alat instrumen.
 Merawat luka secara aseptik.

c) Setelah Pembedahan
 Memfiksasi drain.

11
 Membersihkan kulit pasien dari sisa desinfektan.
 Mengganti alat tenun dan paju pasien lain dipindahkan ke
brankart.
 Memeriksa dan menghitung instrumen lalu mencucinya.
 Memasukkan alat instrumen ke tempatnya untuk distenilisasi

2.2.2.4 Perawat Sirkuler / Circulating Nurse


1) Pengertian
Tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembedahan.
2) Tanggung jawab
Secara administrative dan operasional bertanggung jawab kepada
perawat kepala kamar operasi dan kepada abli bedah.
3) Tugas
a) Sebelum pembedahan
 Menerima Pasien di ruang persiapan Kamar Operasi
 Memeriksa kelengkapan operasi meliputi :
 Kelengkapan dokumentasi medis, antara lain :
- Surat persetujuan tindakan medis (operasi)
- Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir
- Hasil pemeriksaan radiologi (fob x-ray)
- Hasil pemeriksaan ahli anestesi (pra visite anestesi)
- Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan
 Kelengkapan obat - obatan, cairan dan alat kesehatan
 Persediaan darah (bila diperlukan)
 Memeriksa persiapan fisik
 Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan untuk
pembedahan dengan perawat premedikasi
 Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan,
tim bedah yang akan menolong dan fasilitas kamar operasi

12
b) Saat pembedahan
 Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan bekerjasama
dengan petugas anestesi.
 Membuka set steril yang dibutuhkan dengan memperhatikan
teknik aseptic.
 Membantu mengikatkan tali gaun bedah.
 Memasang plate mesin diatermi.
 Setelah draping, membantu menyambungkan slang suction dan
senur diatermi .
 Membantu menyiapkan cairan dan desinfektan pada mangkok
steril.
 Mengambil instrument yang jatuh dengan menggunakan alat dan
memisahkan dari instrument yang steril .
 Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan
 Menghubungi petugas penunjang medis (petugas PA) bila
diperlukan
 Menghitung dan mencatat pemakaian kasa, bekerjasama dengan
perawat instrument.
 Memeriksa kelengkapan instrument dan kasa bersama perawat
instrument agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien sebelum
luka operasi ditutup.

c) Setelah pembedahan
 Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai
dilakukan pembedahan.
 Memindahkan pasien dari meja operasi ke brancard dorong yang
telah disiapkan .
 Meneliti, menghitung dan mencatat obat-obatan, cairan serta alat
yang telah diberikan kepada pasien
 Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama pembedahan
antara lain:

13
- Identitas pasien (nama pasien, jenis kelamin, umur, nomor
dokumen medik, ruangan dirawat, tanggal mulai dirawat
dan alamat).
- Diagnosa pra bedah
- Jenis tindakan
- Jenis operasi (bersih, bersih kontaminasi, kontaminasi,
kotor)
- Dokter anestesi
- Tim bedah (operator, asisten operator, perawat instrument)
- Waktu operasi (mulai induksi, mulai incisie, selesai
operasi) .
- Golongan operasi (khusus, besar, sedang, kecil)
- Bahan cairan yang dipakai (povidone iodine, alkohol,
perhidrol,NaCl, chlorhexidine gluconate) .
- Pemakalan pisau bedah
- Pemakaian catheter
- Pemakaian benang bedah
- Pemakaian alat-alat lain
- Keterangan (berisi catatan penting selama proses
pembedahan)
 Membantu perawat instrument membersihkan dan menyusun
instrument yang telah digunakan kemudian alat disterilkan
 Membersihkan selang dan botol suction dari sisa jaringan serta
cairan operasi
 Mensterilkan selang suction yang dipakai langsung pasien
 Membantu membersihkan kamar operasi setelah tindakan
pembedahan

14
2.2.2.4 Perawat Anestesi
1) Pengertian
Tenaga keperawatan profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab dalam membantu terselenggarakannya pelaksanaan tindakan
pembiusan dikamar operasi.
2) Tanggung jawab
Secara administrative dan kegiatan keperawatan bertanggung jawab
kepadakepala perawat kamar operasi dan secara operasional bertanggung
jawabkepada ahli anestesi / ahli bedah dan kepala perawat kamar operasi.
3) Tugas
a) Sebelum Pembedahan
 Melakukan kunjungan pra anesthesi untuk menilai status fisik
pasien.
 Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi.
 Menyiapkan kelengkapan alat dan mesin anesthesi.
 Memasang infus atau transfusi darah.
 Memberikan premedikasi sesuai dengan program dokter
anesthesi.
 Menyiapkan kelengkapan meja anesthesi dan mesin suctionnya.
 Memonitor kondisi fisik dan tanda vital pasien.
 Memindahkan pasien ke meja operasi.
 Menyiapkan obat anesthesi dan membantu ahli anesthesi dalam
proses induksi.

b) Saat Pembedahan
 Membebaskan jalan napas dengan mengatur posisi pasien dan
ETT.
 Memenuhi keseimbangan gas medis.
 Mengatur keseimbangan cairan dengan menghitung input dan
output.
 Memantau tanda-tanda vital.
 Memberikan obat-obatan sesuai dengan program dokter anesthesi.

15
 Memantau efek obat anesthesi.

c) Setelah Pembedahan
 Mempertahankan jalan napas pasien.
 Memantau tingkat kesadaran pasien.
 Memantau dan mencatat perkembangan pasien post operasi.
 Memantau pasien terhadap efek obat anesthesi.
 Memindahkan pasien ke ruang pulih sadar.
 Merapikan dan membersihkan alat anesthesi.
 Mengembalikan alat anesthesi ke tempat semula

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk


menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman pembedahan pasien. Kata “perioperatif” adalah suatu istilah
gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan-praoperatif,
intraoperatif, dan pascaoperatif.

Peran perawat dalam perawataan Kepala kamar operasi dalam perawatan


perioperative terdiri dari :

1. Kepala kamar operasi


2. Perawat pre operasi
3. Perawat Instrument / Scrub Nurse
4. Perawat Sirkuler / Circulating Nurse
5. Perawat anastesi

3.2 Saran

Hendaknnya mahasiswa dapat benar –benar memahami dan


mewujudnyatakan peran tenaga kesehata yang professional serta dapat
melaksanakan tugas-tugas dengan penuh tanggungjawab, dan selalu
mengembangkan ilmunya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.

Effendy, Christantie. 2002. Handout Kuliah Keperawatan Medikal Bedah :


Preoperatif Nursing, Tidak dipublikasikan : Yogyakarta.

Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.

Nasrul Effendi. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta.

Shodiq, Abror. 2004. Operating Room, Instalasi Bedah Sentral RS dr. Sardjito
Yogyakarta, Tidak dipublikasikan : Yogyakarta.

Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi.
EGC : Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 1. EGC : Jakarta.

Wibowo, Soetamto, dkk. 2001. Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Airlangga


University Press : Surabaya.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :


Jakarta.

Muttaqin, Arif dan Kumala Sari.2009.Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep,


Proses, dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika

18

Anda mungkin juga menyukai