DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya dengan judul “Konsep Keperawatan Perioperatif
dan Peran Perawat Dalam Perawatan Perioperatif”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................... 17
C. Daftar Pustaka ............................................................................ 18
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dapat terbatas hanya pada menggenggam tangan pasien selama
induksi anestesi umum, bertindak dalam perannya sebagai perawat
scrub, atau membantu dalam mengatur posisi pasien diatas meja
operasi dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar kesejajaran
tubuh.
2.1.2.3 Fase pascaoperatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang
pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan
klinis atau di rumah. Lingkup keperawatan mencakup tentang
rentang aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase
pascaoperatif langsung, fokus termasuk mengkaji efek dari agen
anestesi, dan memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi.
Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan
penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak
lanjut, dan rujukan yang penting untuk penyembuhan yang berhasil
dan rehabilitasi mengikuti dengan pengulangan. Setiap fase ditelaah
lebih detail lagi dalam unit ini. Kapan berkaitan dan memungkinkan,
proses keperawatan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
intervensi, dan evaluasi diuraikan.
2.1.3 Tujuan/indikasi
Tindakan pembedahan dilakukan dengan berbagai indikasi, diantaranya
adalah:
a. Diagnostik : biopsi atau laparotomi eksplorasi
b. Kuratif : Eksisi tumor atau mengangakat apendiks yang mengalami
Inflamasi.
c. Reparatif : Memperbaiki luka multiple.
d. Rekonstruktif/Kosmetik : mammoplasty, atau bedah platik
e. Palliatif : seperti menghilangkan nyeri atau memperbaiki masalah,
contoh : pemasangan selang gastrostomi yang dipasang untuk
mengkomponsasi terhadap ketidakmampuan menelan makanan.
3
Pembedahan juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan tingkat urgensinya,
dengan penggunaan istilah-istilah kedaruratan, urgen, diperlukan, elektif, dan
pilihan.
4
2.1.4 Penilaian prabedah klien
Penilaian dapat berarti penilaian fisik sistem tubuh, penilaian
psikososial atau suatu penilaian kebutuhan pendidikan dan pembelajaran
klien. Tujuan utama para professional melakukan penilaian tersebut adalah
menetukan rute bedah yang paling dapat diterima ke status kesehatan
prabedahnya seoptimal mungkin. Proses penilaian dimulai dengan
memperoleh informasi yang spesifik mengenai prosedur pembedahan yang
akan dilakukan, dan penentuan dukungan / sokongan keluarga yang
tersedia.
Riwayat medis / penyakit klien akan menjadi dasar perawatan yang
akan dilakukan oleh perawat, petugas anastesi dan ahli bedah. Dengan
menelusuri riwayat penyakit, perawat akan mengetahui riwayat perawatan
dirumah sakit dan hasilnya. Selain itu perawat dapat mengidentifikasi
penyakit sebelumnya yang dapat mempengaruhi hasil pembedahan.
5
penutupan adalah mempercepat penyembuhan dan memulihkan fungsi
sementara memperkecil risiko infeksi dan pembentukan jaringan parut.
2.1.7 Anestesi
2.1.7.1 Anestesi Lokal
Pembiusan atau anestesi lokal biasa dimanfaatkan untuk banyak
hal. Misalnya, perawatan kecantikan seperti sulam bibir, sulam alis, dan
liposuction, kegiatan sosial seperti sirkumsisi (sunatan), mencabut gigi
geraham terakhir atau gigi berlubang, mengangkat mata ikan, hingga
merawat luka terbuka yang disertai tindakan penjahitan. Anestesi lokal
merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang cara kerjanya hanya
menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukan tindakan.
2.1.7.2 Anestesi Regional
Anestesi jenis ini biasanya dimanfaatkan untuk kasus bedah yang
pasiennya perlu dalam kondisi sadar untuk meminimalisasi efek samping
operasi yang lebih besar, bila pasien tak sadar. Misalnya, pada persalinan
Caesar, operasi usus buntu, operasi pada lengan dan tungkai.
Caranya dengan menginjeksikan obat-obatan bius pada bagian utama
pengantar register rasa nyeri ke otak yaitu saraf utama yang ada di dalam
tulang belakang. Sehingga, obat anestesi mampu menghentikan impuls
saraf di area itu.Sensasi nyeri yang ditimbulkan organ-organ melalui
sistem saraf tadi lalu terhambat dan tak dapat diregister sebagai sensasi
nyeri di otak. Dan sifat anestesi atau efek mati rasa akan lebih luas dan
lama dibanding anestesi lokal.
2.1.7.3 Anestesi Umum
Anestesi umum atau bius total adalah anestesi yang biasanya
dimanfaatkan untuk tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan
pasien dan waktu pengerjaan lebih panjang. Misalnya pada kasus bedah
jantung, pengangkatan batu empedu, bedah rekonstruksi tulang, dan
lainnya.
6
2.2 Peran Perawat Dalam Perawatan Peroperatif
2.2.1 Jenis Tenaga
Jenis tenaga adalah personil yang boleh masuk di dalam kamar operasi
baik tim inti maupun tim penunjang, antara lain:
a. Tim Bedah
1) AhIi bedah.
2) Asisten ahli bedah.
3) Perawat Instrumen (Scrub Nurse).
4) Perawat Sirkuler.
5) Ahli anestesi.
6) Perawat anestesi.
b. Staf Perawat Operasi terdiri dari :
1) Perawat kepala kamar operasi.
2) Perawat pelaksana.
3) Tenaga lain terdiri dari :
Pekerja kesehatan.
Tata usaha.
Penunjang medis.
7
Menentukan macam dan jumah alat yang diperlukan sesuai
spesialisasinya.
Menentukan tenaga perawat bedah yang dibutuhkan.
Menampung keluhan penderita secara aktif.
Bertanggungjawab terlaksananya operasi sesuai jadwal.
Menentukan pengembangan pengetahuan petugas dan peserta
didik.
Bekerja sama dengan dokter tim bedah dan kepala kamar
operasi dalam menyusun prosedur dan tata kerja di kamar
operasi.
b) Pengarahan
Memantau staf dalam penerapan kode etik kamar bedah.
Mengatur pelayanan pembedahan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan team.
Membuat jadwal kegiatan.
Pemanfaatan tenaga seefektif mungkin.
Mengatur pekerjaan secara merata
Memberikan bimbingan kepada peserta didik.
Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada stafnya.
Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien.
Menciptakan suasana kerja yang harmonis.
c) Pengawasan
Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai.
Mengawasi penggunaan alat dan bahan secara tepat.
Mempertahankan kelengkapan bahan dan alat.
Mengawasi kegiatan team bedah sehubungan dengan tindakan
pembedahan.
Menyesuaikan tindakan di kamar bedah dengan kegiatan di
bagian lain.
8
d) Penilaian.
Menganalisa secara kontinyu jalannya team pembedahan.
Menganalisa kegiatan tata laksana kamar operasi yang
berhubungan dengan penggunaan alat dan bahan secara efektif
dan hemat.
9
yang gamblang dan jelas mengenai pembedahan dan kemungkinan
resiko.
c) Pendidikan Pasien Pre operasi
Penyuluhan pre operasi didefinisikan sebagai tindakan suportif dan
pendidikan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien bedah
dalam meningkatkan kesehatannya sendiri sebelum dan sesudah
pembedahan. Tuntutan klien akan bantuan keperawatan terletak pada
area pengambilan keputusan, tambahan pengetahuan, keterampilan,dan
perubahan perilaku. Dalam memberikan penyuluhan klien pre operasi
perlu dipertimbangkan masalah waktu, jika penyuluhan diberikan
terlalu lama sebelum pembedahan memungkinkan klien lupa, demikian
juga bila terlalu dekat dengan waktu pembedahan klien tidak dapat
berkonsentrasi belajar karena adanya kecemasan atau adanya efek
medikasi sebelum anastesi.
d) Informasi Lain
Pasien mungkin perlu diberikan penjelasan kapan keluarga atau orang
terdekat dapat menemani setelah operasi. Pasien dianjurkan
berdo’a.Pasien diberi penjelasan kemungkinan akan dipasang alat post
operasinya seperti ventilator, selang drainase atau alat lain agar pasien
siap menerima keadaan post operasi.
10
3) Tugas
a) Sebelum Pembedahan
Melakukan kunjungan pasien minimal sehari sebelum
pembedahan.
Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai seperti
kebersihan ruangan, peralatan, meja mayo atau instrumen,
meja operasi, lampu operasi, mesin anesthesi, suction pump,
dan gas medis.
Menyiapkan set instrumen steril sesuai dengan jenis
pembedahan.
Menyiapkan bahan desinfektan dan bahan lain sesuai dengan
keperluan operasi.
Menyiapkan sarung tangan dan alat tenun steril.
b) Saat Pembedahan
Memperingatkan team steril jika terjadi penyimpangan prosedur
aseptik.
Membantu mengenakan gaun dan sarung tangan steril untuk ahli
bedah dan asisten bedah.
Menata instrumen di meja mayo dan meja instrumen.
Memberikan desinfektan untuk desinfeksi lapangan operasi.
Memberikan duk steril untuk drapping.
Memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai dengan
kebutuhan.
Memberikan bahan operasi sesuai dengan kebutuhan.
Mempertahankan instrumen dalam keadaan tersusun secara
sistematis.
Mempertahankan kebersihan dan sterilisasi alat instrumen.
Merawat luka secara aseptik.
c) Setelah Pembedahan
Memfiksasi drain.
11
Membersihkan kulit pasien dari sisa desinfektan.
Mengganti alat tenun dan paju pasien lain dipindahkan ke
brankart.
Memeriksa dan menghitung instrumen lalu mencucinya.
Memasukkan alat instrumen ke tempatnya untuk distenilisasi
12
b) Saat pembedahan
Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan bekerjasama
dengan petugas anestesi.
Membuka set steril yang dibutuhkan dengan memperhatikan
teknik aseptic.
Membantu mengikatkan tali gaun bedah.
Memasang plate mesin diatermi.
Setelah draping, membantu menyambungkan slang suction dan
senur diatermi .
Membantu menyiapkan cairan dan desinfektan pada mangkok
steril.
Mengambil instrument yang jatuh dengan menggunakan alat dan
memisahkan dari instrument yang steril .
Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan
Menghubungi petugas penunjang medis (petugas PA) bila
diperlukan
Menghitung dan mencatat pemakaian kasa, bekerjasama dengan
perawat instrument.
Memeriksa kelengkapan instrument dan kasa bersama perawat
instrument agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien sebelum
luka operasi ditutup.
c) Setelah pembedahan
Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai
dilakukan pembedahan.
Memindahkan pasien dari meja operasi ke brancard dorong yang
telah disiapkan .
Meneliti, menghitung dan mencatat obat-obatan, cairan serta alat
yang telah diberikan kepada pasien
Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama pembedahan
antara lain:
13
- Identitas pasien (nama pasien, jenis kelamin, umur, nomor
dokumen medik, ruangan dirawat, tanggal mulai dirawat
dan alamat).
- Diagnosa pra bedah
- Jenis tindakan
- Jenis operasi (bersih, bersih kontaminasi, kontaminasi,
kotor)
- Dokter anestesi
- Tim bedah (operator, asisten operator, perawat instrument)
- Waktu operasi (mulai induksi, mulai incisie, selesai
operasi) .
- Golongan operasi (khusus, besar, sedang, kecil)
- Bahan cairan yang dipakai (povidone iodine, alkohol,
perhidrol,NaCl, chlorhexidine gluconate) .
- Pemakalan pisau bedah
- Pemakaian catheter
- Pemakaian benang bedah
- Pemakaian alat-alat lain
- Keterangan (berisi catatan penting selama proses
pembedahan)
Membantu perawat instrument membersihkan dan menyusun
instrument yang telah digunakan kemudian alat disterilkan
Membersihkan selang dan botol suction dari sisa jaringan serta
cairan operasi
Mensterilkan selang suction yang dipakai langsung pasien
Membantu membersihkan kamar operasi setelah tindakan
pembedahan
14
2.2.2.4 Perawat Anestesi
1) Pengertian
Tenaga keperawatan profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab dalam membantu terselenggarakannya pelaksanaan tindakan
pembiusan dikamar operasi.
2) Tanggung jawab
Secara administrative dan kegiatan keperawatan bertanggung jawab
kepadakepala perawat kamar operasi dan secara operasional bertanggung
jawabkepada ahli anestesi / ahli bedah dan kepala perawat kamar operasi.
3) Tugas
a) Sebelum Pembedahan
Melakukan kunjungan pra anesthesi untuk menilai status fisik
pasien.
Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi.
Menyiapkan kelengkapan alat dan mesin anesthesi.
Memasang infus atau transfusi darah.
Memberikan premedikasi sesuai dengan program dokter
anesthesi.
Menyiapkan kelengkapan meja anesthesi dan mesin suctionnya.
Memonitor kondisi fisik dan tanda vital pasien.
Memindahkan pasien ke meja operasi.
Menyiapkan obat anesthesi dan membantu ahli anesthesi dalam
proses induksi.
b) Saat Pembedahan
Membebaskan jalan napas dengan mengatur posisi pasien dan
ETT.
Memenuhi keseimbangan gas medis.
Mengatur keseimbangan cairan dengan menghitung input dan
output.
Memantau tanda-tanda vital.
Memberikan obat-obatan sesuai dengan program dokter anesthesi.
15
Memantau efek obat anesthesi.
c) Setelah Pembedahan
Mempertahankan jalan napas pasien.
Memantau tingkat kesadaran pasien.
Memantau dan mencatat perkembangan pasien post operasi.
Memantau pasien terhadap efek obat anesthesi.
Memindahkan pasien ke ruang pulih sadar.
Merapikan dan membersihkan alat anesthesi.
Mengembalikan alat anesthesi ke tempat semula
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Shodiq, Abror. 2004. Operating Room, Instalasi Bedah Sentral RS dr. Sardjito
Yogyakarta, Tidak dipublikasikan : Yogyakarta.
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi.
EGC : Jakarta.
18