Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH KOMBINASI AKUPRESUR HT 7 DAN AROMATERAPI

CENDANA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN


PREOPERASI DI RUANG BEDAH RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2020

MANUSKRIP

NOFA SAFITRI
NIM.1614301003

POLTEKKES KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
PENGARUH KOMBINASI AKUPRESUR HT 7 DAN AROMATERAPI
CENDANA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN
PREOPERASI DI RUANG BEDAH RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2020

MANUSKRIP

NOFA SAFITRI
NIM.1614301003

POLTEKKES KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas Akademik Poltekkes Tanjungkarang, saya yang bertanda tangan


dibawah ini:
Nama : Nofa Safitri
NIM : 1614301003
Program Studi : Sarjana Terapan Keperawatan
Jurusan : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Poltekkes Tanjungkarang Kemenkes RI Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non-
exclusif Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengaruh Kombinasi Akupresur Di Titik HT 7 Dan Aromaterapi Cendana
Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Preoperasi Di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2020
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Poltekkes Tanjungkarang Berhak menyimpan, mengalih
media/format- kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan memublikasikan tugas akhir saya sel;ama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya

Dibuat di Bandar Lampung


Pada Tanggal: Juni 2020
Yang menyatakan

Nofa Safitri
NIM . 1614301003
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PENGARUH KOMBINASI AKUPRESUR DI TITIK HT 7 DAN
AROMATERAPI CENDANA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT
KECEMASAN PREOPERASI DI RUANG BEDAH
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2020
Penulis
NOFA SAFITRI / 1614301003
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang Tahun Akademik 2019/2020 sebagai persyaratan
menyelesaikan pendidikan Sarjana Terapan Keperawatan

Tim Penguji
Penguju Utama

Ns. EFA TRISNA,S.Kep.,M.Kes


NIP. 196810081989032002
Penguji Anggota

ANITA PURI, S.Kp.,MM


NIP. 1958090619810222002
Moderator

TORI RIHANTORO, S.Kp.,M.Kep


NIP. 197111291994021001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Tanjungkarang
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

GUSTOP AMATIRIA, S,Kp.,M.Kes


NIP. 197008071993031002
PENGARUH KOMBINASI AKUPRESUR DI TITIK SHENMEN (HT7)
DAN AROMATERAPI CENDANA TERHADAP PENURUNAN
KECEMASAN PRE OPERASI
Nofa Safitri*,Tori Rihiantoro**,Anita Puri**
*
Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes TanjungKarang
**
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes TanjungKarang
Email: nofasafitri27@gmail.com ; toririhiantoro@gmail.com ; anitapuri30@gmail.com

ABSTRAK : Di Indonesia Prevalensi kecemasan diperkirakan 9%-21% populasi


umum, sedangkan angka populasi pasien preoperasi yang mengalami kecemasan
sebesar 80%. Penanganan kecemasan dapat diatasi dengan kombinasi Akupresur
dan Aromaterapi Cendana, karena kombinasi Akupresur dan Aromaterapi
Cendana dapat melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit
alami dan juga menciptakan rasa rileks atau nyaman.Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh kombinasi Akupresur dan Aromaterapi Cendana
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2020.Desain penelitian ini
menggunakan quasi eksperiment design dengan rancangan penelitian pretest post
test with control group design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling dengan jumlah 32 responden. Analisis yang digunakan adalah uji t test
dependen dan independen.Hasil penelitian ini menunjukan rata-rata skor
kecemasan pada kelompok kontrol post intervensi 13,94. Sedangkan skor
kecemasan pada kelompok intervensi didapatkan saat post intervensi 5,21.
Didapatkan nilai p-value 0.000 (α<0,05) yang menujukan terdapat pengaruh
kombinasi Akupresur dan Aromaterapi Cendana terhadap penurunan tingkat
kecemasan pasien pre operasi . Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan panduan
agar terapi kombinasi Akupresur dan Aromaterapi Cendana dapat menjadi salah
satu program keperawatan sebagai teknik relaksasi dalam membantu menurunkan
tingkat kecemasan pasien preoperasi, selain ekonomis dan mudah diterapkan.
Kata Kunci : Akupresur, Aromaterapi, Kecemasan dan Preoperasi
Effects of the Combination of Acupressure in Shenmen Point (HT7) and
Sandalwood Aromatherapy on Decreased Preoperative Anxiety
ABSTRACT :
In Indonesia, the prevalence of anxiety is estimated to be 9% -21% of the general
population, while the preoperative patient population who experience anxiety is
80%. Anxiety treatment can be overcome by a combination of acupressure and
sandalwood aromatherapy, because the combination of acupressure and
sandalwood aromatherapy can release endorphin compounds which are natural
pain relievers and also create a feeling of relaxation or comfort. in preoperative
patients at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province in 2020. The design
of this study uses a quasi experimental design with a pretest post test with control
group design. The sampling technique used was purposive sampling with 32
respondents. The analysis used was the dependent and independent t-test. The
results of this study showed the average anxiety score in the control post-
intervention group was 13.94. Whereas the anxiety score in the intervention
group was obtained at post intervention 5.21. Obtained p-value of 0,000 (α
<0.05) which indicates the effect of a combination of acupressure and
sandalwood aromatherapy on reducing the level of anxiety of patients pre-
surgery. It is hoped that this research can be used as a guide so that the
combination therapy ofd Acupressure and Sandalwood Aromatherapy can be one
of the nursing programs as a relaxation technique in helping to reduce anxiety
levels in preoperative patients, in addition to being economical and easy to apply.

Keywords: Acupressure, Anxiety, Aromatherapy and Preoperation.


Pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk
perbaikan maupun pengobatan. Dari data
Pembedahan adalah suatu yang diperoleh World Health
tindakan Invasif yang dilakukan dengan Organization (WHO 2013), Jumlah
melakukan penyayatan pada bagian pasien dengan tindakan operasi atau
tubuh tertentu yang akan dilakukan pembedahan mencapai angka
tindakan, selanjutnya dilakukan tindakan peningkatan yang sangat signifikan.
perbaikan dan diakhiri dengan Pada tahun 2011 terdapat 140 juta pasien
melakukan penjahitan dan penutupan di seluruh rumah sakit dunia, dan pada
pada bagian tubuh yang telah dilakukan tahun 2012 diperkirakan meningkat
penyayatan. Pembedahan dapat mencapai 148 juta jiwa, sedangkan pada
tahun 2012 di Indonesia tindakan operasi mental, keprihatian, ketakutan yang
mencapai 1,2 juta jiwa (Kemenkes RI, dialami klien saat menghadapi
2013). pembedahan yang menghubungkan
Menurut Departemen Kesehatan pembedahan dengan rasa nyeri,
Republik Indonesia (DEPKES RI) pada kemungkinan cacat, menjadi bergantung
tahun 2015 terkait tindakan bedah pada oranglain, dan mungkin takut gagal
diperkirakan lebih dari 100 juta pasien di atau bahkan kematian.
dunia menerima pelayanan bedah Di Indonesia prevalensi
dimana setengahnya dapat mengalami kecemasan diperkirakan 9%-21%
kematian atau kecacatan akibat kejadian populasi umum, sedangkan angka
yang tidak diinginkan yang bisa dicegah. populasi pasien preoperasi yang
Berdasarkan data kamar Operasi Sentral mengalami kecemasan sebesar 80%.
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun Menurut peneliti Simbolon (2015)
2012 jumlah operasi 4.062, pada tahun menunjukan tingkat kecemasan dari 20
2013 jumlah operasi 5.564, sedangkan orang responden sebelum dilakukan
pada tahun 2014 jumlah operasi 4.308. intervensi pemberian terapi musik
Hasil Survey yang dilakukan oleh Melsa terdapat 65% yang memiliki tingkat
(2018) rata-rata pasien pre operasi kecemasan berat dan 35% yang memiliki
diruang bedah mawar sebanyak 710 dan tingkat kecemasan sedang.
ruang kutilang sebanyak 410 pada bulan Penelitian Neno, Kristiyawati &
Januari-Desember 2018. purnomo (2014) menunjukan tingkat
Hasil penelitian dari fatmawati kecemasan dari 32 responden sebelum
(2016). Dengan menggunakan mendapatkan perlakuan yang mengalami
pengukuran HARS menunjukan 75% kecemasan ringan 12,5%, kecemasan
dari subjek yang diteliti mengalami sedang sebanyak 53.1%, cemas berat
kecemasan sebelum operasi. Hasil sebanyak 33.1%, dan panik sebanyak
penelitian Kurniasari (2016) 3.1%. Hasil penelitian lain yang
menunjukan 62,5% pasien mengalami mendukung adalah penelitian yang
kecemasan sebelum dilakukan operasi. dilakukan Heriani Bahsoan (2013),
Penelitian Hadi (2015), diketahui didapatkan hasil dari 44 responden pra
bahwa tingkat kecemasan pasien operasi, yang mengalami kecemasan
preoperasi di RSUD Dr. H. Abdoel ringan sebanyak 29.5%, kecemasan
Moeloek adalah tidak ada kecemasan sedang sebanyak 29.5%, dam kecemasan
sebanyak (27.0%) Responden, berat sebanyak 40.9%.
kecemasan sedang sebanyak (69%) Keadaan cemas pasien akan
Responden, kecemasan berat sebanyak berpengaruh kepada fungsi tubuh
(3.8%) Responden. Operasi atau menjelang Operasi. Keadaan cemas yang
tindakan medis pada umumnya ditandai dengan adanya peningkatan
menimbulkan rasa takut pada pasien. frekuensi nadi dan respirasi, kenaikan
Apapun jenisnya baik operasi besar tekanan darah dan suhu, relaksasi otot
maupun operasi kecil merupakan suatu polos pada kandung kemih dan usus,
stressor yang dapat menimbulkan reaksi kulit dingin dan lembab, peningkatan
stress, kemudian diikuti dengan gejala respirasi, dilatasi pupil, dan mulut kering
kecemasan, ansietas, atau depresi (Handayani & Rahmawati, 2018).
(Mansjoer, 2007). Kecemasan Berdasarkan pengalaman peneliti
merupakan suatu kondisi kegelisahan yaitu ketika sedang praktik kerja
lapangan di Ruang Paru (Melati) RSUD terhadap keadaan mental serta emosional
Dr. H. Abdul Moeloek dalam persiapan seseorang. Titik akupresure yang
pasien pre operasi bronkoskopi, klien digunakan untuk kecemasan adalah titik
tidak dapat mengontrol tingkat shenmen (HT 7).
kecemasannya akibatnya tekanan Penelitian Sanjaya (2012),
diastolik meningkat yaitu 160/110mmHg tentang pengaruh Tapas Acupressure
kemudian setelah diobservasi selama 60 Technique (TAT) terhadap tingkat
menit dan diberikan terapi farmakologi kecemasan pasien pre operasi Di
tekanan darah tetap tinggi dan dokter Bangsal Anggrek RSUD Wates Kulon
menganjurkan agar operasi ditunda dan Progo Yogyakarta tahun 2012, Hasil uji
dijadwalkan ulang. berpasangan pre-post pada kelompok
Kondisi ini sangat intervensi dengan menggunakan man
membahayakan kondisi pasien, sehinga whitney adalah 0,025 < 0,05 berbeda,
dapat dibatalkan atau ditundanya suatu artinya ada penurunan tingkat
operasi. Akibat lainnya, lama perawatan kecemasan setelah diberikan intervensi
pasien akan semakin lama dan jadi dapat disimpulkan TAT
menimbulkan masalah finansial. Maka, berpengaruh menurunkan tingkat
perawat harus mampu mengatasi kecemasan pasien pre operasi di bangsal
kecemasan pada pasien, sehingga anggrek RSUD Wates Kulon Progo
kecemasan tersebut dapat dikurangi Yogyakarta.
secara efektif (Putri, kristiyawati & Arif, Penelitian Tari, Setiyawan , Nur
2014). Ada beberapa cara untuk (2018), tentang pengaruh pemberian
menurunkan tingkat kecemasan pada terapi Akupresur terhadap tingkat
pasien pre operasi yaitu terapi kecemasan pada ibu post partum Blues
farmakologi dan terapi non farmakologi. Di Dusun Manggihan Sambung 2018,
Terdapat berbagai macam terapi non hasil penelitian didapatkan kecemasan
farmakologi yang dapat digunakan pada ibu postpartum blues sebelum
untuk mengurangi masalah kecemasan, pemberian terapi Akupresur adalah 14
salah satu terapi non farmakologi yang responden (53,8%) dan sesudah
dapat diberikan untuk mengatasi diberikan terapi akupresur adalah 10
kecemasan adalah Akupresure. responden (38,5%). Terdapat pengaruh
Akupresur merupakan pemberian terapi akupresur terhadap
perkembangan terapi pijat yang kecemasan pada ibu postpartum blues
berlangsung dengan perkembangan ilmu dengan p value = 0,000. Terapi
akupuntur karena teknik pijat akupresur Akupresur dapat menurunkan
adalah turunan dari ilmu akupuntur. kecemasan pada ibu postpartum blues.
Akupresur sendiri adalah cara Penelitian Farid Hajiri et,al
pengobatan yang berasal dari china. (2019) , tentang Terapi murottal dengan
Teknik yang digunakan dalam Akupresur terhadap tingkat kecemasan
melakukan terapi ini menggunakan jari dan kadar gula darah pada pasien dengan
tangan sebagai pengganti jarum yang penyakit Jantung Koroner, simpulan dari
dilakukan pada titik-titik yang sama penelitian ini adalah terapi kombinasi
seperti yang digunakan pada terapi antara murottal dengan akupresur selama
akupuntur (acupoint). Memberikan 2x15 menit sehari lebih efektif dalam
pemijatan dan penekanan pada titik menurunkan kecemasan pasien jantung
akupresur dapat memberi pengaruh koroner (p=0.041).
Teknik akupresur yang dilakukan seperti Stress dan Depresi. Inhalasi dapat
sebagai terapi harus berdasarkan filosofi dilakukan dengan berbagai cara antara
pengobatan cina, jika tidak akan lain Dihirup melalui Tissue. Terdapat
menyebabkan akupresure salah dalam berbagai jenis Aromaterapi diantaranya
terapi sehingga efek yang diinginkan yaitu Lavender, Lemon, Mawar,
tidak terjadi (Kwan & Li, 2013). Titik Pepermint, Pinus, dan Cendana.
akupresure yang digunakan untuk Aromaterapi cendana dipilih oleh
kecemasan menurut T Stein (2009), peneliti dari beberapa Aromaterapi
antara lain p6 (Neiguan), HT 7 (Shen lainnya dikarenakan aromaterapi
men), T5 (Tianliao), CV17 (Shan cendana mempunyai efek stimulasi
Zhong) dan (Yin tang). Semua penelitian sekaligus efek relaksasi. Karena efek
melaporkan efek positif dari akupresure relaksasinya, minyak ini sangat baik
memiliki efek positif untuk digunakan untuk mengatasi rasa cemas,
menghilangkan kecemasan serta tegang dan ketakutan. Cendana juga
memiliki resiko yang rendah pada titik mempunyai efek penenang dan dapat
HT 7 (Shenmen) adalah titik yang paling membantu mengatasi masalah gangguan
umum dipilih. tidur.
Selain Akupresur, terapi non Penelitian Gradiyanto (2019),
farmakologi yang dapat digunakan untuk tentang pengaruh Aromaterapi Cendana
mencegah dan mengurangi kecemasan dan musik bossa nova terhadap tingkat
salah satunya yaitu dengan kecemasan anak menjalani perawatan
menggunakan Aromaterapi. Aromaterapi Topical Fluoride di dapatkan hasil
merupakan Suatu metode dalam bahwa terdapat perbedaan signifikan
relaksasi yang menggunakan minyak pada selisih tekanan darah dan denyut
esensial dalam pelaksanaan dan berguna nadi antara kelompok kontrol dengan
untuk kesehatan fisik, emosi dan spirit kelompok perlakuan lainnya, dengan
seseorang. Bau yang dihasilkan dari perbedaan paling signifikan pada
Aromaterapi berkaitan dengan gugus kelompok kombinasi (p<0.05). dapat
steroid di dalam kelenjar keringat yang disimpulkan bahwa aromaterapi
disebut osmon yang mempunyai potensi cendana dan musik bossa nova dapat
sebagai penenang kimia alami yang akan menurunkan tingkat kecemasan anak
merangsang neurokimia otak. Bau yang yang akan menjalani perawatan gigi,
menyenangkan akan menstimulasi dengan penurunan tingkat kecemasan
thalamus unntuk mengeluarkan terbesar pada kelompok dengan
Enfaklin. Enfaklin memiliki fungsi perlakuan kombinasi aromaterapi
sebagai penghilang rasa sakit alami. cendana dan musik bossa Nova.
Enfaklin juga memiliki fungsi dalam Data tersebut berdasarkan hasil
menghasilkan perasaan sejahtera penelitian secara signifikan yang dapat
(Solehati, 2015 dalam Armin,2018). menurunkan tingkat kecemasan.
Salah satu metode dalam Berdasarkan pemaparan pada latar
menggunakan Aromaterapi yaitu dengan belakang, maka penulis tertarik untuk
Olfaksi atau Inhalasi. Akses minyak melakukan penelitian yang Berjudul
Atsiri melalui hidung (Nasal Fassages) pengaruh kombinasi Akupresur pada
merupakan rute yang jauh lebih cepat titik HT 7 dan Aromaterapi cendana
dibanding dengan cara lain dalam terhadap penurunan tingkat kecemasan
penanggulangan problem emosional
pasien pre operasi di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek.

METODE
1. Gambaran Responden Penelitian
Jenis penelitian Eksperimen A. Jenis Kelamin
dengan rancangan penelitian non Tabel 4.1
randomized control grup pretest Jenis Jumlah Persentase
postests design. Populasi seluruh Kelamin (n)
pasien pre operasi sebanyak 32 Perempuan 16 50%
responden yang terdapat di RSUD Dr. Laki-Laki 16 50%
H. Abdul Moeloek provinsi lampung. Total 32 100%
Sampel dalam penelitian ini sebanyak
32 responden dibagi dalam 2 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui
kelompok perlakuan yaitu 16 bahwa terdapat kesamaan jumlah
kelompok intervensi, dan 16 kelompok Responden perempuan (50%) dan
kontrol. Dengan surat keterangan layak laki-laki (50%).
etik Nomor:032/KEPK-TJK/II/2020,
didapatkan di poltekkes B. Usia
Tanjungkarang. Pemberian kombinasi Tabel 4.2
Akupresur di titik HT 7 dan Usia Jumlah Persentase
Aromaterapi Cendana dilakukan (n)
selama 2 hari berturut-turut pada 18-25 tahun 3 9,375%
kelompok perlakuan dan dilakukan (dewasa
selama 15 menit. muda)
26-35 tahun 3 9,375%
HASIL (dewasa
Berdasarkan hasil analisa awal)
tentang “Pengaruh Kombinasi 36-45 tahun 7 21,875%
Akupresur Di Titik Shenmen (HT7) (dewasa
Dan Aromaterapi Cendana Terhadap akhir)
Penurunan Kecemasan Pasien Pre 46-55 tahun 11 34,375%
Operasi Di RSUD Dr. H. Abdul (lansia awal)
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 56-65 tahun 8 25%
2020”. Peneliti Sajikan data (lansia
Gambaran Responden Penelitian, akhir)
Analisa univariat dan analisa bivariat Total 32 100%
sebagai berikut :
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui
bahwa usia responden terbanyak
adalah 46-55 tahun (lansian awal)
yaitu 34,375% .

C. Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3
Pendidikan Jumlah Persentase
(n) Berdasarkan tabel 4.5
SD 9 28% diketahui bahwa pengalaman
SMP 6 19% operasi responden terbanyak
SMA 17 53% adalah tidak pernah (87,5%).
Total 32 100%
2. Analisis Univariat
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui
Tabel 4.6 : Distribusi skor
bahwa pendidikan terakhir responden
kecemasan pasien preoperasi pada
terbanyak yaitu SMA sebanyak 17
pengukuran pertama dan
responden (53%).
pengukuran kedua pada kelompok
D. Pekerjaan kontrol
Tabel 4.4 Sebelum Mean Median SD Min-Ma
Pekerjaan Jumlah Persentase
(n) 14,12 13,00 3,897 9-20
Tidak 6 18,75% Setelah 13,94 13,50 3,838 8-20
bekerja
Dari data yang telah diperoleh, dapat
Petani 7 21,87%
diketahui bahwa rata-rata skor
Buruh 3 9,37% kecemasan kelompok kontrol
Wiraswasta 10 37,5% responden sebelum yang tidak
Sekolah / 1 3,12% mendapatkan terapi kombinasi
pelajar Akupresur di titik HT 7 dan
Swasta 5 15,62% Aromaterapi cendana adalah 14,12.
Total 32 100% Kemudian setelah dilakukan post
intervensi pada kelompok kontrol
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata skor
diketahui jumlah responden kecemasan responden adalah 13,94.
yang paling banyak yaitu yang
mempunyai pekerjaan Maka dapat disimpulkan
Wiraswasta sebanyak 10 bahwa tidak terdapat perubahan yang
responden (37,5%). signifikan pada kelompok kontrol
yang tidak diberikan terapi kombinasi
E. Pengalaman operasi Akupresur di titik HT 7 dan
Aromaterapi cendana dengan rata
Sebelum Mean Median SD Min- rata skor pre intervensi 14,12 dan
Max rata-rata skor post intervensi 13,94
.
15,71 16,00 3,604 10-20
Tabel 4.7 : Skor Kecemasan
Setelah 5,21 5,25 1.369 4-8 sebelum dan sesudah diberikan
Tabel 4.5 kombinasi Akupresur di titik HT
Pengalaman Jumlah Persentase 7 dan Aromaterapi cendana
Operasi (n)
Pernah 4 12,5% Dari data yag diperoleh,
Tidak Pernah 28 87,5% diketahui bahwa rata-rata skor
Total 32 100% kecemasan kelompok intervensi
responden sebelum mendapatkan
terapi kombinasi Akupresur di titik titik HT 7 dan Aromaterapi cendana
HT 7 dan Aromaterapi cendana adalah pada kelompok eksperimen
16,00. Kemudian setelah dilakukan Tabel 4.9 :Distribusi perbedaan
post intervensi yang diberikan terapi skor kecemasan pada pengukuran
kombinasi Akupresur di titik HT 7 pertama dan pengukuran kedua
dan Aromaterapi cendana diketahui pada kelompok control
bahwa rata-rata skor kecemasan
responden adalah 5,25. ρ
Maka dapat disimpulkan Variabel N Mean SD valu
bahwa terdapat perubahan yang e
signifikan pada kelompok Skor
intervensi yang diberikan terapi Kecemasan 3,8
16 14,12
kombinasi Akupresur di titik HT pengukuran 9
7 dan Aromaterapi cendana pertama
0.509
dengan rata-rata skor pre Skor
intervensi 16.00 dan rata-rata skor Kecemasan 3,8
16 13,94
post intervensi 5,25 . pengukuran 3
kedua
3. Analisis Bivariat Dari data yang telah
diperoleh, diketahui bahwa
Tabel 4.8 : Distribusi perbedaan perbedaan skor rata-rata Kecemasan
skor kecemasan sebelum dan pada pengukuran pertama dan
sesudah diberikan kombinasi pengukuran kedua pada kelompok
Akupresur di titik HT 7 dan kontrol adalah 0,18 Hasil analisis uji
Aromaterapi cendana pada non parametik menggunakan T-test
kelompok eksperimen. dependen didapatkan ρ value 0.509 >
Variabel N Mean SD ρ α (0.05), maka dapat disimpulkan
valu bahwa tidak terdapat perbedaan rata-
e rata nilai kecemasan pada
Skor pengukuran pertama dan pengukuran
16 16,00 3,52
Sebelum
0.000 kedua pada kelompok kontrol.
Skor Sesudah
16 5,25 1,39

Dari data yang telah diperoleh,


diketahui bahwa perbedaan skor rata-
rata kecemasan sebelum dan sesudah
diberikan kombinasi Akupresur di
titik HT 7 dan Aromaterapi cendana
adalah 10,75 . Hasil analisis uji non
parametik menggunakan uji T-test
dependen didapatkan p value 0,000
<α (0.05), maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan skor rata-
rata kecemasan sebelum da sesudah
diberikan kombinasi Akupresur di
Tabel 4.10 : Distribusi perbedaan pekerjaan, dan pengalaman operasi
skor kecemasan pada kelompok sebelumnya akan mempengaruhi
eksperimen dan kelompok control perasaan cemas pasien dalam
menghadapi pembedahan. Pada
penelitian ini, jenis kelamin
Std. P resp,onden memiliki proporsi yang
Error valu sama yaitu perempuan 50% dan laki-
Kelompok N Mean Std Mean e laki 50%. Sebagian besar responden
berusia (48-57) tahun (31%),
pre kelompok 0,00 berpendidikan SMA (53%), Bekerja
16 16.00 3.52 0.88
test intervensi 0 sebagai wiraswasta (37,5%), dan
kelompok belum pernah menjalani operasi
16 14.12 3.89 0.97 sebelumnya (87,5%).
control
Berdasarkan hasil penelitian
post kelompok didapatkan data 10 responden dari 32
16 5.25 1.39 0.34
test intervensi responden (31%) berumur 48-57
kelompok tahun yang mengalami kecemasan,
16 13.94 3.83 0.95 dengan kata lain bahwa usia 48-57
control
Dari data yang telah tahun lebih rentan mengalami
diperoleh, dapat diketahui bahwa kecemasan.
perbedaan skor selisih rata-rata Hal ini sesuai dengan teori
Kecemasan pada kelompok Pieter & Lubis (2010) dalam Putri,
eksperimen dengan kelompok Kristiyawati, dan Arif (2014) pada
kontrol adalah 10,57. Hasil analisis usia dewasa akhir usia 45-65 tahun
uji non parametik dengan terjadi perubahan psikologis.
menggunakan T-test Independen Perubahan psikologi pada masa
didapatkan nilai ρ value (0.000) < α dewasa akhir adalah instabilitas
(0.05), maka dapat disimpulkan emosi. Pada masa dewasa akhir,
bahwa terdapat perbedaan skor muncul sindrom-sindrom menjelang
selisih rata-rata kecemasan pada menopause salah satunya adalah
kelompok eksperimen dengan sindrom perubahan emosi. Sindrom
kontrol . ini menyebabkan seseorang cepat
marah dan suka mengkritik.
PEMBAHASAN Perubahan psikologis ini akan
berdampak pada terganggunya
1. Karakteristik Responden keseimbangan emosi, seperti cemas,
Menurut firdaus (2014) stres dan depresi.
sebagian besar pasien yang masuk Gambaran responden yang
rumah sakit untuk menjalani operasi paling banyak mengalami kecemasan
elektif akan mengalami kecemasan. berdasarkan tingkat pendidikan yaitu
Kecemasan yang dialami pasien berpendidikan SMA sebanyak 17
dalam menghadapi pembedahan responden (53%). Hal ini berkaitan
biasanya berkaitan dengan rasa takut dengan teori yang menyatakan
nyeri, takut terjadi perubahan fisik, bahwa semakin tinggi tingkat
dan takut operasi gagal. Tingkat pendidikan seseorang akan semakin
pendidikan, jenis kelamin, usia, mudah dalam menerima informasi
tentang keadaannya sehingga perempuan memiliki skor kecemasan
seseorang akan lebih mampu yang lebih tinggi dari responden laki-
mengerti tentang cara laki. Menurut Kaplan dan Shadock
penatalaksanaan terhadap tindakan (2010) wanita lebih sering
dalam mengendalikan kecemasan mengalami kecemasan dari pada
dengan mekanisme koping yang pria. Wanita memiliki tingkat
efektif, sebaliknya jika pendidikan kecemasan yang tinggi dibandingkan
semakin rendah maka sulit menerima pria. Hal ini dikarenakan bahwa
atau merespon kecemasan yang wanita lebih peka dengan emosinya,
sedang dialami. Tingkat pendidikan yang pada akhirnya mempengaruhi
yang cukup akan lebih mudah dalam perasaan cemasnya. Dalam penelitian
mengidentifikasi stressor dalam diri ini menunjukan adanya hubungan
sendiri maupun dari luar dirinya. yang signifikan antara jenis kelamin
Tingkat pendidikan juga dengan tingkat kecemasan pasien
mempengaruhi kesadaran dan dengan p value 0,041 < α (0,05).
pemahaman stimulus (Lutfa, 2008 Gambaran responden terhadap
dalam Neno, Kristiyawati dan pengalaman operasi sebagian besar
Purnomo, 2013). ialah tidak pernah menjalani operasi
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (87,5%). Menurut
menunjukan bahwa jumlah kaplan dan sadock (1997) dalam Umi
responden yang paling banyak Lutfa (2008) mengatakan bahwa
mengalami kecemasan bila dilihat Pengalaman awal pasien dalam
dari pekerjaan yaitu yang pengobatan merupakan pengalaman-
mempunyai pekerjaan wiraswasta pengalaman yang sangat berharga
sebanyak 10 responden (37,5%). yang terjadi pada individu terutama
Seseorang bekerja untuk memenuhi untuk masa-masa yang akan datang.
kebutuhan hidup. Seseorang yang Apabila seseorang belum memiliki
bekerja akan lebih produktif daripada pengalaman operasi sebelumnya,
yang tidak melakukan pekerjaan maka cenderung mempengaruhi
sama sekali. Individu yang bekerja peningkatan kecemasan menghadapi
akan menghasilkan sesuatu yang operasi. Dalam penelitian ini terdapat
berguna untuk kebutuhannya. Ketika hubungan yang signifikan antara
individu dalam kondisi sakit, maka pengalaman operasi sebelumnya
individu akan gelisah karena dengan tingkat kecemasan
meninggalkan pekerjaan dan responden.
tanggungb jawabnya. Sehingga
individu menjadi tidak produktif lagi. 2. Analisis Univariat
Karena meninggalakan pekerjaan Setelah dilakukan analisis
dan tanggung jawab, hal itulah yang univariat didapatkan hasil, mean,
menjadi alasan individu mengalami median, standar deviasi, nilai
kecemasan (Notoatmojo, 2005 dalam minimum dan nilai maksimum pada
Putri, Kritiyawati, dan Arif, 2014). tingkat kecemasan sebelum dan
Jenis kelamin responden dalam sesudah pemberian kombinasi
penelitian ini memiliki proporsi yang Akupresur di titik HT 7 dan
sama yaitu perempuan 50% dan laki- Aromaterapi cendana pada kelompok
laki 50%. Namun responden kontrol dan intervensi. Hasil
penelitian didapatkan bahwa rata-rata sangat tergantung pada fase operasi.
tingkat kecemasan responden pada Karena pada fase ini merupakan
kelompok kontrol sebelum awalan yang menjadi landasan untuk
pemberian kombinasi Akupresur di kesuksesan tahapan-tahapan
titik HT 7 dan Aromaterapi cendana berikutnya. Oleh karena itu,
adalah 14,12 atau berada pada pengkajian secara integral dan
kecemasan sedang, dengan median komprehensif dari aspek fisiologis
13,00 , standar deviasi 3,897; Serta pasien yang meliputi fungsi fisik-
nilai minimum 9 atau berada pada biologis dan psikologis sangat
kecemasan sedang dan nilai diperlukan untuk keberhasilan dan
maximum 20 berada pada kecemasan kesuksesan suatu operasi. Tahap ini
berat dan Hasil penelitian didapatkan merupakan tugas seorang tenaga
bahwa rata-rata tingkat kecemasan perawat yang dapat memberikan
responden pada kelompok intervensi sugesti positif untuk menurunkan
sebelum pemberian kombinasi kecemasan pasien menjelang operasi.
Akupresur di titik HT 7 dan Hasil penelitian didapatkan
Aromaterapi cendana adalah 15,71 nilai rata-rata tingkat kecemasan
atau berada pada kecemasan berat, sesudah kombinasi Akupresur di titik
dengan median 16,50 , standar HT 7 dan Aromaterapi cendana pada
deviasi 3,604; Serta nilai minimum kelompok kontrol dan intervensi
10 atau berada pada kecemasan yaitu pada kelompok kontrol
sedang dan nilai maximum 20 berada didapatkan nilai rata-rata 13,94 atau
pada kecemasan berat. berada pada kecemasan sedang,
Hasil penelitian pada kelompok sedangkan nilai median yaitu 13,50;
kontrol menunjukan bahwa standar deviasi 3,838 serta nilai
responden yang mengalami minimum 8 atau berada pada
kecemasan sedang ada 10 responden kecemasan ringan dan nilai
dan kecemasan berat 7 responden, maximum 20 berada pada kecemasan
tidak ada responden yang mengalami berat sedangkan pada kelompok
kecemasan ringan sedangkan pada intervensi didapatkan nilai rata-rata
kelompok intervensi menunjukan 5,21 atau berada ada kecemasan
bahwa responden yang mengalami ringan, sedangkan nilai median yaitu
kecemasan sedang ada 5 responden 5,00; standar deviasi 1,369 serta nilai
dan kecemasan berat 11 responden, minimum 4 atau berada pada
tidak ada responden yang mengalami kecemasan ringan dan nilai
kecemasan ringan, hal ini maximum 8 berada pada kecemasan
dikarenakan setiap orang mempunyai berat.
pandangan yang berbeda dalam Hasil penelitian ini menunjukan
menghadapi pengalaman operasi bahwa responden pada kelompok
sehingga akan memberikan respon kontrol yang mengalami kecemasan
yang berbeda pula, akan tetapi ringan sebanyak 1 responden,
sesungguhnya perasaan takut dan kecemasan sedang 8 responden dan
cemas selalu dialami setiap orang kecemasan berat 7 responden
yang akan mengalami pembedahan. sedangkan pada kelompok intervensi
Kesuksesan tindakan yang mengalami kecemasan ringan
pembedahan secara keseluruhan sebanyak 16 responden serta tidak
ada responden yang mengalami untuk menstabilkan system saraf
kecemasan sedang dan kecemasan sehingga menimbulkan efek tenang
berat. Berdasarkan data tersebut, bagi siapapun yang menghirupnya.
terdapat pengaruh kombinasi
Akupresur di titik HT 7 dan 3. Analisis Bivariat
Aromaterapi cendana terhadap Berdasarkan hasil analisis uji
penurunan tingkat kecemasan pasien non parametik skor kecemasan pada
pre operasi dengan dibuktikan kelompok kontrol dan kelompok
perubahan penurunan nilai rata-rata intervensi dengan uji t independen
kecemasan dengan klien kelompok didapatkan hasil dengan nilai α
kontrol dan kelompok intervensi (<0.05) didapatkan nilai p-value
dengan nilai rata-rata pada kelompok (0,000), berarti Ho ditolak dan hal ini
kontrol 13,94 dan kelompok menunjukan ada pengaruh yang
intervensi 5,25 dengan nilai signigikan antara pemberian
perbedaan 8,69. kombinasi Akupresur di titik HT 7 dan
Hal ini sesuai dengan tujuan Aromaterapi cendana terhadap
dari kombinasi Akupresur di titik HT penurunan kecemasan pasien pre
7 dan Aromaterapi Cendana menurut operasi.
Chen, Lin, Wu & Lin (2015) bahwa Kecemasan Pre Operasi yaitu
penekanan pada titik akupresur akan Kecemasan yang dialami oleh pasien
berpengaruh pada perubahan di Ruangan Rawat Bedah yang
fisiologi tubuh serta dapat menjalani persiapan pre operasi
mempengaruhi keadaan mental dan dengan anastesi umum yang ditandai
emosional seseorang. Penekanan dengan takut operasi dan takut
pada titik HT 7 Shenmen secara pembiusan. Berdasarkan penelitian
fisiologis akan menstimulus yang telah dilakukan oleh peneliti,
peningkatan produksi serotonin dan diketahui penyebab pasien yang
endoprin yang berperan dalam mengalami kecemasan pre operasi
meningkatkan regulasi kortisol yaitu takut terhadap nyeri atau
serum. Endorphin merupakan opiat kematian, takut terjadi perubahan
alami yang diproduksi di dalam terhadap citra tubuh, takut kehilangan
tubuh, dapat memicu respon cinta dari orang terdekat,takut
menenangkan dan membangkitkan ketergantungan pada orang lain dan
semangat di dalam tubuh, memiliki kurangnya pengalaman dan
efek positif pada emosi, mengurangi pengetahuan tentang pembedahan.
kecemasan, menyebabkan relaksasi Keadaan cemas pasien akan
dan normalisasi fungsi tubuh. berpengaruh pada fungsi tubuh
Sedangkan serotonin mempunyai menjelang operasi. Keadaan cemas
fungsi mengatur mood dan tidur. yang ditandai dengan adanya
Menurut wong (2014) bahwa peningkatan frekuensi nadi dan
Aromaterapi Cendana merupakan respirasi, kenaikan tekanan darah dan
jenis aromaterapi yang dapat suhu, relaksasi otot polos pada
digunakan untuk mengatasi cemas. kandung kemih dan usus, kulit dingin
Zat yang terkandung dalam cendana dan lembab, peningkatan respirasi,
salah satunya adalah α-ineole, dilatasi pupil, dan mulut kering
cineole and camphor yang berguna (Handayani & Rahmawati)
Berdasarkan penelitian yang lingkungan dan situasi. Berdasakan
telah dilakukan oleh peneliti, yaitu hasil tabulasi data yang didapatkan
dalam persiapan pasien pre operasi oleh peneliti, faktor yang
dengan General Anastesi diagnosa mempengaruhi kecemasan yaitu jenis
Craniatomy pasien nampak gelisah, kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan
susah tidur dan sulit untuk pokus dan pengalaman operasi, dimana
ketika diajak bicara, klien tidak dapat faktor yang sangat berpengaruh
mengontrol tingkat kecemasannya terhadap penyebab kecemasan yaitu
akibatnya tekanan darah meningkat usia dan pengalaman operasi.
yaitu 210/100 mmHg dan Suhu Kesuksesan pembedahan secara
38,5°C, kemudian dilakukan keseluruhan bergantung pada fase
observasi selama 60 menit dan preoperasi ini, oleh karena itu
diberikan terapi farmakologi namun pengkajian secara integral dan
tekanan darah tetap tinggi yaitu 190/ komperhensif dari aspek fisiologis dan
110 mmHg dan suhu normal 37,2°C psikologis sangat diperlukan untuk
kemudian dokter menganjurkan agar keberhasilan suatu tindakan
operasi ditunda dan dijadwalkan pembedahan. Pada tahap ini tugas
ulang. seorang perawat memberikan tindakan
Kondisi ini sangat yang dapat menurunkan kecemasan
membahayakan kondisi pasien, pasien menjelang operasi seperti terapi
sehingga dapat dibatalkannya distraksi, relaksasi, meditasi, dan
operasi. Akibat lainnya, lama imajinasi. Ada beberapa cara untuk
perawatan pasien akan semakin lama menurunkan tingkat kecemasan pada
dan menimbulkan masalah finansial. pasien pre operasi yaitu terapi
Maka, perawat harus mampu farmakologi dan terapi non
mengatasi kecemasan pada pasien, farmakologi. Terdapat berbagai
sehingga kecemasan tersebut dapat macam terapi non farmakologi yang
dikurangi secara efektif. dapat digunakan untuk mengurangi
Menurut muttaqin dan sari masalah kecemasan, salah satu terapi
(2009) kecemasan apabila tidak non farmakologi yang dapat diberikan
diatasi akan menimbulkan masalah untuk mengatasi kecemasan adalah
dan mengganggu proses operasi Akupresure.
berlangsung atau dapat pula terjadi Akupresur merupakan terapi
pembatalan operasi. Beberapa respon dengan prinsip healing touch yang
fisiologis yang dialami pasien seperti lebih menunjukan perilaku caring
peningkatan tekanan darah, pada responden, sehingga dapat
peningkatan frekuensi nafas, dan memberikan perasaan tenang, nyaman,
penurunan tingkat energi pada pasien perasaan yang lebih diperhatikan yang
yang akhirnya dapat merugikan dapat mendekatkan hubungan
pasien akibat dari respon fisiologis terapeutik antara peneliti dan
itu. responden. Teknik akupresur yang
Menurut Stuart & Sundeen dilakukan sebagai terapi harus
(2009) terdapat beberapa faktor yang berdasarkan filosofi pengobatan cina,
dapat mempengaruhi kecemasan, jika tidak akan menyebabkan
seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, akupresure salah dalam terapi
pendidikan, dukungan keluarga, sehingga efek yang diinginkan tidak
terjadi (Kwan & Li, 2013). Titik responden (38,5%). Terdapat pengaruh
akupresure yang digunakan untuk pemberian terapi akupresur terhadap
kecemasan menurut T Stein (2009), kecemasan pada ibu postpartum blues
antara lain p6 (Neiguan), HT 7 (Shen dengan p value = 0,000. Terapi
men), T5 (Tianliao), CV17 (Shan Akupresur dapat menurunkan
Zhong) dan (Yin tang). Semua kecemasan pada ibu postpartum blues.
penelitian melaporkan efek positif dari Penelitian Farid Hajiri et,al
akupresure memiliki efek positif untuk (2019) , tentang Terapi murottal dengan
menghilangkan kecemasan serta Akupresur terhadap tingkat kecemasan
memiliki resiko yang rendah pada titik dan kadar gula darah pada pasien dengan
HT 7 (Shenmen) adalah titik yang penyakit Jantung Koroner, simpulan dari
paling umum dipilih. penelitian ini adalah terapi kombinasi
Penelitian Sanjaya (2012), antara murottal dengan akupresur selama
tentang pengaruh Tapas Acupressure 2x15 menit sehari lebih efektif dalam
Technique (TAT) terhadap tingkat menurunkan kecemasan pasien jantung
kecemasan pasien pre operasi Di koroner (p=0.041).
Bangsal Anggrek RSUD Wates Kulon Selain Akupresur, terapi non
Progo Yogyakarta tahun 2012, hasil farmakologi yang dapat digunakan
pengukuran kecemasan pre-post pada untuk mencegah dan mengurangi
kelompok kontrol terjadi peningkatan kecemasan salah satunya yaitu dengan
kategori sedang sebanyak 11 orang menggunakan Aromaterapi.
dengan rata-rata gejala 14,45 menjadi Aromaterapi merupakan Suatu metode
17,25. Sedangkan pada kelompok dalam relaksasi yang menggunakan
intervensi terjadi penurunan kategori minyak esensial dalam pelaksanaan
menjadi ringan sebanyak 11 orang dan berguna untuk kesehatan fisik,
dengan rata-rata gejala 16,31 menjadi emosi dan spirit seseorang. Bau yang
13,50. Hasil uji berpasangan pre-post dihasilkan dari Aromaterapi berkaitan
pada kelompok intervensi dengan dengan gugus steroid di dalam
menggunakan man whitney adalah 0,025 kelenjar keringat yang disebut osmon
< 0,05 berbeda, artinya ada penurunan yang mempunyai potensi sebagai
tingkat kecemasan setelah diberikan penenang kimia alami yang akan
intervensi jadi dapat disimpulkan TAT merangsang neurokimia otak. Bau
berpengaruh menurunkan tingkat yang menyenangkan akan
kecemasan pasien pre operasi di bangsal menstimulasi thalamus untuk
anggrek RSUD Wates Kulon Progo mengeluarkan Enfaklin. Enfaklin
Yogyakarta. memiliki fungsi sebagai penghilang
Penelitian Tari, Setiyawan , Nur rasa sakit alami. Enfaklin juga
(2018), tentang pengaruh pemberian memiliki fungsi dalam menghasilkan
terapi Akupresur terhadap tingkat perasaan sejahtera (Solehati, 2015
kecemasan pada ibu post partum Blues dalam Armin,2018).
Di Dusun Manggihan Sambung 2018, Aromaterapi Cendana
hasil penelitian didapatkan kecemasan merupakan jenis aromaterapi yang
pada ibu postpartum blues sebelum dapat digunakan untuk mengatasi
pemberian terapi Akupresur adalah 14 cemas. Zat yang terkandung dalam
responden (53,8%) dan sesudah cendana salah satunya adalah α-ineole,
diberikan terapi akupresur adalah 10 cineole and camphor yang berguna
untuk menstabilkan system saraf tersebut dibuktikan dengan respon
sehingga menimbulkan efek tenang keseluruhan responden mengalami
bagi siapapun yang menghirupnya penurunan nilai kecemasan dan
(Wong,2014). menyatakan perasaan rileks dan
Dengan kombinasi Akupresur tenang setelah dilakukan kombinasi
di titik HT7 dan Aromaterapi Cendana Akupresur di titik HT 7 dan
akan menghasilkan manfaat yaitu Aromaterapi cendana.
menstabilkan denyut jantung, Berdasarkan hasil uji statistik
menimbulkan efek rileks, sekresi skor kecemasan pada kelompok
hormon endorpin dan serotonin dan kontrol dan kelompok intervensi
menstabilkan sistem syaraf sehingga dengan uji t independen disimpulkan
menimbulkan efek tenang sehingga bahwa terdapat pengaruh pengaruh
ketika terapi ini diberikan kepada yang signigikan antara pemberian
pasien pre operasi akan kombinasi Akupresur di titik HT 7 dan
memungkinkan terjadi penurunan Aromaterapi cendana sebelum dan
tingkat kecemasan. sesudah terhadap penurunan
Pada penelitian ini, peneliti kecemasan pasien pre operasi. Hal ini
melakukan teknik penekanan di titik menunjukan bahwa kombinasi
HT 7 Shenmen menggunakan ibu jari Akupresur di titik HT 7 dan
yang dilakukan sebanyak 30 kali Aromaterapi cendana memiliki
tekanan selama 10 menit dengan pengaruh dalam menurunkan tingkat
putaran searah dengan jalannya kecemasan pada pasien preoperasi.
meridian dalam 1 kali pertemuan, Hal ini terjadi mungkin karena
penelitian ini sejalan dengan teori pengeluaran hormon endhorpin,
Sunetra (2004) bahwa penekanan pada hormon ini dapat memberikan efek
titik Akupresur dilakukan sebanyak 30 tenang pada pasien dan terjadi
kali tekanan dengan putaran mengikuti vasodilatasi pada pembuluh darah
arah jarum atau searah dengan sehingga pembuluh darah menjadi
jalannya meridian dapat bereaksi rileks yang menyebabkan menurunnya
menguatkan “yang” dan memberikan tingkat kecemasan yang terjadi pada
efek relaksasi pada tubuh serta peneliti pasien.
akan memberikan Aromaterapi
Cendana yang diberikan menggunakan
metode Inhalasi melalui Tissue Yaitu
meneteskan Aromaterapi Cendana ke
kertas Tissue 5 tetes kemudian pasien
Menghirup Selama 10 Menit dengan 4
kali Nafas Dalam, penelitian ini
SIMPULAN
sejalan dengan teori Koensoemardiyah
(2009) bahwa inhalasi menggunakan Hasil analisis uji T-test
kertas tissue yang mengandung Independen didapatkan nilai ρ value
minyak atsiri 5-6 tetes sangat efektif (0.000 α<0.05), maka dapat
dengan 2-4 kali nafas dalam-dalam disimpulkan bahwa terdapat
dapat merangsang memori dan respon pengaruh kombinasi akupresur di
emosional yang menyebabkan titik shenmen HT7 dan Aromaterapi
euphoria, relaks, atau sedatif. Hal
Cendana terhadap penurunan tingkat
kecemasan pre operasi.
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Abubakar, A. (2010. Faktor Yang
Bagi Tenaga Keperawatan Berhubungan Dengan Terjadinya
Diharapkan tenaga Kecemasan Keluarga Pasien
keperawatan dapat meningkatkan PreOperasi Di Ruang Operasi. UIN
interaksi dan empati yang tertuang Alaluddin Makasar.
dalam perilkau caring dengan http://repositori.uin-
tindakan keperawatan tidak hanya alauddin.ac.id/3627/1/ADILAH.PDF
memberikan terapi farmakologi
tetapi juga memeberikan terapi Dusun, D. I., & Sambung, M. (n.d.). Dosen
non farmakologi berupa Program Studi Sarjana Keperawatan
pemberian tindakan Kombinasi STIKes Kusuma Husada Surakarta. 1–
Akupresur di titik HT7 dan 13. Retrieved from
Aromaterapi Cendana kepada http://www.digilib.stikeskusumahusad
pasien khususnya pasien a.ac.id/repo/disk1/38/01-gdl-
preoperasi sebagai bentuk upaya noviayudya-1863-1-artikel-h.pdf
meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan kepada pasien. Faradisi, F. (2012). Efektivitas Terapi
Murottal dan Terapi Musik Klasik
Bagi RSUD Dr. H. Abdul terhadap Penurunan Tingkat
Moeloek Kecemasan Pasien Pra Operasi di
Pekalongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diharapkan RSUD Dr.H. (JIK), 5(2). http://id. portalgaruda.
Abdul Moeloek Provinsi org/?ref= browse&mod=
Lampung dapat membuat viewarticle&article= 119550
ruang perawatan pasien lebih
nyaman dan kondusif. Ferdiana Pegiana Hartanti. (2013). Stresor
Predisposisi Yang Mendukung
Bagi Peneliti Selanjutnya Terjadinya Gangguan Jiwa Pada
Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit
Diharapkan peneliti Jiwa Daerah Surakarta. Journal of
selanjutnya dapat Chemical Information and Modeling.
mengembangkan penggunaan http://eprints.ums.ac.id/59144/18/NAS
instrumen kecemasan dengan KAH%20PUBLIKASI%20aja.pdf
semua item.
Firdaus F, M. (2014). Uji Validasi
Konstruksi Dan Reliabilitas Instrumen
the Amsterdam Preoperative Anxiety
and Information Scale (Apais) Versi
Indonesia. Universitas Indonesia,
(November 1990), 78841818.
https://doi.org/10.1002/tox.22101.
Oleman, daniel; boyatzis, Richard; YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
Mckee, A. (2019). Terapi Murottal KECEMASAN PASIEN PRE
dengan Akupresur Terhadap Tingkat OPERASI DI RS PKU
Kecemasan Dan Kadar Gula Darah MUHAMMDIYAH GOMBONG xvi.
pada Pasien Dengan Penyakit Jantung http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/id/
Koroner. Journal of Chemical eprint/714
Information and Modeling, 53(9),
1689–1699. Rafika, R. (2013). Perencanaan Ulang
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php Kecemasan “ VIKO
/JKS/article/view/507 AROMATERAPI.”.
Ir – perpustakaan universitas airlangga the http://eprints.binus.ac.id/28716/
effect of sandalwood aromatherapy (.
(n.d.). Retrieved from Rahmita. (n.d.). Quasi Experiment Pre-Post
http://repository.unair.ac.id/79628/5/A Test One Group .
BSTRAK - KG.91 18 Mah P. http://repository.akperykyjogja.ac.id/9/
http://repository.unair.ac.id/79628/5/A
BSTRAK%20-
%20KG.91%2018%20Mah%20P.pdf Rihiantoro, T., Handayani, R. S.,
Wahyuningrat, N. L. M., &
Nurjanah. (2018). Gambaran Tingkat Suratminah, S. (2019). Pengaruh
Kecmasan Pasien Yang Mengalami Teknik Relaksasi Otot Progresif
Keterlambatan Waktu Mulai Operasi Terhadap Kecemasan Pada Pasien Pre
Elektif Di Ruang Rajaali RSUP DR. Operasi. Jurnal Ilmiah Keperawatan
Karjadi Semarang. Universitas Sai Betik, 14(2), 129.
Muhammadiyah Semarang https://doi.org/10.26630/jkep.v14i2.12
.http://repository.unimus.ac.id/id/eprint 95
/1685
Rihiantoro, T., Handayani, R. S.,
Nyi, D. K. (2009). Faktor-faktor yang Wahyuningrat, N. L. M., &
Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Suratminah, S. (2019). Pengaruh
Pasien yang Akan Menghadapi Teknik Relaksasi Otot Progresif
Operasi di RSUP Fatmawati. Skripsi, Terhadap Kecemasan Pada Pasien Pre
Universitas Islam Negeri Syarif Operasi. Jurnal Ilmiah Keperawatan
Hidayatullah, (november 2009). Sai Betik, 14(2), 129.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bit https://doi.org/10.26630/jkep.v14i2.12
stream/123456789/2324/1/NYI DEWI 95
KURAESIN-FKIK.pdf
Sanjaya, L. R., Studi, P., Keperawatan, I.,
Oliver, J. (2013). 済 無 No Title No Title. Tinggi, S., Kesehatan, I., & Yani, J. A.
Journal of Chemical Information and (2012). T s u . Retrieved from.
Modeling, 53(9), 1689–1699. http://repository.unjaya.ac.id/48/
https://doi.org/10.1017/CBO97811074
15324.004 TTitle. (2004). Retrieved from
http://scholar.unand.ac.id/30402/2/BA
Pre, P., Di, O., Pku, R. S., & Gombong, M. B I.pdf
(2017). No TitleFAKTOR – FAKTOR

Anda mungkin juga menyukai