Anda di halaman 1dari 30

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT AZ-ZAHRA


No : …/DIR-RSUAZ/A1-15/VIII/2016

Tentang

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


RSU AZ-ZAHRA KALIREJO

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan yang optimal dan
dalam upaya Pengendalian dan Pencegahan infeksi Nosokomial di
Rumah Sakit Az-Zahra Kalirejo Lampung-Tengah perlu dilakukan
revisi oleh tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Saki
Az-Zahra Kalirejo Lampung Tengah.
1. Bahwa untuk mewujudkan hal sebagaimana tersebut diatas perlu
ditetapkan dalam Suatu Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Az-
Zahra Kalirejo Lampung Tengah.

Menginggat : Surat Keputusan Perusahaan Tirta Blater Kesuma nomor ………


tentang penetapan Direktur Utama dan Direktur Bidang Rumah Sakit
Az-Zahra Kalirejo Lampung Tengah masa jabatan tahun 2014-2019.

Memperhatikan : 1. Undang Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945


2. Undang Undang Republik Indonesia no 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
3. Undang Republik Indonesia no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Undang Republik Indonesia no 29 tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran (Lembaran Negara RI tahun 2004 nomor 116, Tambahan
lembaran Negara RI nomor 4431)
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1165.
A/MENKES/ SK/ III/ X/ 2004 tentang Komisi Akreditasi Rumah
Sakit.

1
6. Permenkes 1691/2011 tentang Keselamatan Pasien RS
7. Kepmenk es no : 270/Menkes/SK/III/2007 tentang “Pedoman
Managerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya”
8. Kepmenkes no : 382/Menkes/SK/III/2007 tentang “Pedoman PPI di
RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya”
9. Surat edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
No.HK.03.01./III/3744 08 Tentang pembentukan Komite dan Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT
UMUM AZ_ZAHRA KALIREJO LAMPUNG TENGAH
TENTANG TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI DI SAKIT UMUM AZ_ZAHRA KALIREJO
LAMPUNG TENGAH
Kedua : Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Umum Az-
Zahra Kalirejo Lampung Tengah terdiri dari :
1. Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (TPPI)/ Infection
Prevention and control Officers (IPCO)
2. Sekretaris PPI (IPCN)
3. Infection Prevention Control Nursing (IPCN)
4. Infection Prevention Control Link Nursing (IPLCN)
5. Laboratorium
6. Radiologi
7. Farmasi
8. CSSD
9. Sanitasi dan Limbah
10. Laundry dan Linen
11. Instalasi Gizi
12. K3
13. Pemulasaran jenazah

2
Ketiga : Menggangkat nama nama sebagaimana terlampir bersama Surat
Keputusan ini dipandang cakap dan mampu serta memenuhi
persyaratan untuk ditetapkan sebagai Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (TPPI) di RSU Az-Zahra Kalirejo Lampung
Tengah
Keempat : Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (TPPI) bertanggung jawab
kepada Direktur Utama Rumah Sakit Umum Az-Zahra Kalirejo
Lampung Tengah atas terlaksananya kegiatan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di RSU Az-Zahra
Kalirejo Lampung Tengah.
Kelima : Menetapkan tugas dan tanggung jawab Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (TPPI) sebagaimana terlampir bersama Surat
Keputusan ini.
Keenam : Surat Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan sebagai
amanah untuk Dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Ketujuh : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat hal hal yang perlu penyempurnaan
akan diadakan perbaikan dan penyesuaian sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kalirejo
Pada Tanggal : 04 Agustus 2016
RUMAH SAKIT AZ-ZAHRA
KALIREJO

(dr. Ukhron Novansyah.Sp.OG)


Direktur

3
Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama nomor :
………………………………………
.Tentang Tim Pencegahandan Pengendalian Infeksi (TPPI)

1. SUSUNAN TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (TPPI)


RSU AZ-ZAHRA
KALIREJO LAMPUNG TENGAH
a. Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (TPPI) : dr……….
b. Sekretaris tim PPI : Arifah, S.Kep, Ns
c. Infection Prevention and Control Nurse (IPCN) : Arifah, S.Kep,Ns
d. Infection Prevention and Control Link Nurse (IPCLN) :
1. IPCLN IGD : Adithia Yosi Arima, Amd.Kep
2. IPCLN Neonatus : Devi Eka Purnama, Amd.Keb
3. IPCLN Ruang Bersalin : Resti Aprilia, S.ST
4. IPCLN IBS : Saiful Barokah, Amd.Kep
5. IPCLN HCU : Isrian Aprilia, S.Kep
6. IPCLN Arafah : Septia Ratih Tresnawati, Amd.Kep
7. IPCLN Shofa : Sari Tri Lestari, Amd.Kep
8. IPCLN Annisa : Gesti Yulitasari, Amd.Keb
f. Radiologi : Eka Winarsih, Amd.Rad
g. Farmasi : Vicky Yugasworo, S.Far.Apt
h. CSSD : Makmun
i. Sanitasi dan Limbah : Ariska Nandia Andriyani, S.Km
j. Laundry dan Linen : Neni Novita
k. Instalasi Gizi : Shinta Nuryana, Amd.Gz
l. K3 :
m. Pemulasaran jenazah :

II. KRITERIA, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


Kriteria anggota komite PPI :
1. Memiliki minat dalam PPI
2. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI
A. KOMITE PPI
Tugas dan tanggung jawab komite PPI :

4
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan komite PPI
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan tim PPIRS, agar kebijakan dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan Rumah Sakit.
3. Membuat SPO PPI
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
5. Bekerjasama dengan tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau
KLB infeksi nosokomial.
6. Memberikan usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan Rumah Sakit dan fasilitas
pelayanan
kesehatan lainnya dalam PPI.
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan.
10. Mengidentifikasi temuan dilapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit
dalam PPI.
11. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
12. Menerima laporan dari tim PPI dan membuat laporan ke Direktur
13. Berkoordinasi dengan unit terkait lain
14. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibotik yang
rasional di Rumah Sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan
resistensinya terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi
antibiotika.
15. Menyusun kebijakan keselamatan kerja dan kesehatan (K3)
16. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.
17. Mengembangkan , mengimplementasikan dan secara periodic mengkaji
kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan menejemen
Rumah Sakit.
18. Memberikan masukan yang menyangkut kontruksi bangunan dan
pengadaan alat dan bahan kesehatan , renovasi ruangan, cara pemprosesan
alat, penyimpanan alat dan linen sesuai
dengan prinsip PPI.

5
19. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.
20. Melakukan pengawasan terhadap tindakan tindakan yang menyimpang dari
standar prosedur atau monitoring survailens proses.
21. Melakukan investigasi , menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksi bila ada KLB di Rumah Sakit dan fsilitas pelayanan kesehatan
lainnya

B. IPCO / Infection Prevention and Control Officer


Kriteria IPCO :
1. Ahli atau Dokter yang memiliki minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
3. Memiliki kemampuan leadhership
Tugas IPCO :
1. Berkontribusi dlam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan survailans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan pola resistensi antibiotika.
4. Bekerjasama dengan perawat PPI memonitar kegiatan surveilans infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB.
5. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan
dengan prosedur terapi.
6. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan
pengendalian infeksi.

C. IPCN
Kriteria IPCN :
1. Perawat dengan pendidikan S1 Keperawatan dan memiliki sertifikasi PPI dasar
dan IPCN.
2. Memiliki komitmen dibidang pencegahan dan pengendalain infeksi.
3. Memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan atau setara.
4. Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident, suka menolong, rasional,
mengembangkan diri, berkomunikasi efektif, bertanggung jawab dan mature.

6
5. Bekerja purna waktu (full time) sebagai Infection Prevention and Control Nurse
dengan jabatan fungsional, disetarakan dengan senior perawat dan mendapatkan
reward minimal sesuai supervisor Perawat setiap bulannya.
Tugas dan Tanggung Jawab IPCN :
1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi
dilingkungan kerjanya, baik Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
2. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada komite PPI.
4. Bersama komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di
Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama sama Komite PPI memperbaiki
kesalaha yang terjadi.
6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari
petugas kesehatan ke pasien ataupun sebaliknya.
7. Bersama komite menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang
pencegahan dan Pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi di
Rumah Sakit.
8. Audit pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk terhadap limbah, laundry, gizi
dan lain lain
dengan menggunakan daftar tilik.
9 Memonitor kesehatan lingkungan.
10. Memonitor terhadap pengendalain penggunaan antibiotika yang rasional.
11. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi yang
terjadi di Rumah
Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
12. Membuat laporan survailans dan melaporkan ke komite PPI.
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaaan kepatuhan PPI.
14. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai prinsip PPI.
15. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPIRS.
16. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga
tentang topik infeksi
yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi.

7
17. Sebagai coordinator antara departemen/ unit dalam mendeteksi, mencegah dan
menegendalikan infeksi di Rumah Sakit.
D. IPCLN
Kriteria IPCLN :
1. Perawat dengan pendidikan minimal D3 dan memeiliki sertifikasi PPI.
2. Memiliki komitmen dibidang pencegahan dan pengendalian infeksi
3. Memiliki kemampuan leadership

IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/ penghubung bertugas :


1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit rawat inap
masing masing, kemudian menyerahkannya kepada IPCN ketika pasien pulang.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan pencegahan
dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit rawatnya masing
masing.
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi nosokomial
pada pasien.
4. Berkoordinasi dengan IPCN apabila saat terjadi infeksi potensial KLB,
penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat masing masing, konsultasi prosedur
yang harus dijalankan bila belum paham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan standar
isolasi.

Ditetapkan di : Kalirejo
Pada Tanggal : 04 Agustus 2016
RUMAH SAKIT AZ-ZAHRA
KALIREJO

(dr. Ukhron Novansyah.Sp.OG)


Direktur

8
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku Pedoman
Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Umum
Azzahra Kalirejo ini berhasil disusun.
Perlu disadari bahwa masih kurangnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di
rumah sakit sangat terkait komitmen pimpinan rumah sakit serta memerlukan dukungan dari
para klinisi di rumah sakit. Infeksi silang pada prinsipnya dapat dicegah, walaupun mungkin
tidak dapat dihilangkan sama sekali. Untuk itu telah disusun Pedoman Manajerial Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit yang aplikatif sehingga diharapkan
penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dapat dilakukan lebih
optimal.
Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada Direktur RSU Azzahra
Kalirejo yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam pembuatan panduan ini,
para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan RSU Azzahra Kalirejo yang telah
memberikan masukan dalam proses penyusunan panduan ini, serta seluruh staf di RSU
Azzahra Kalirejo yang telah dan akan berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan,
pelaksanaan sampai pada proses monitoring dan evaluasi pedoman ini.

Wassalamu’alaikum Wr Wb
Kalirejo, Desember 2016

Tim PPI

9
BAB I
Pendahuluan

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Masyarakat yang
menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di rumah sakit dihadapkan
pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah
sakit, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit. Angka infeksi
nosokomial terus meningkat (Al Varado, 2000) mencapai sekitar 9% (variasi 3-21%) atau
lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Hasil survey point
prevalensi dari 11 Rumah Sakit di DKI Jakarta yang dilakukan oleh Perdalin Jaya dan Rumah
Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada tahun 2003 didapatkan angka
infeksi nosokomial untuk ILO (Infeksi Luka Operasi) 18,9%, ISK (Infeksi Saluran Kemih)
15,1%, IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) 26,4%, Pneumonia 24,5% dan Infeksi Saluran
Napas lain 15,1%, serta Infeksi lain 32,1%. Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat penting karena
menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir-akhir ini muncul berbagai
penyakit infeksi baru (new emerging, emerging diseases dan re-emerging diseases). Wabah
atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit diperkirakan datangnya, sehingga
kewaspadaan melalui surveilans dan tindakan pencegahan serta pengendaliannya perlu terus
ditingkatkan. Selain itu infeksi yang terjadi di rumah sakit tidak saja dapat dikendalikan tetapi
juga dapat yang berlaku dicegah dengan melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan
prosedur. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI bersama
World Health Organization (WHO) ke rumah sakit - rumah sakit di Propinsi / Kabupaten /
Kota disimpulkan bahwa Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
(KPPIRS) selama ini belum berfungsi optimal sebagaimana yang diharapkan. Penelitian juga
menunjukkan bahwa anggota Komite belum memahami dengan baik tugas, kewenangan, serta
tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam lingkup pencegahan dan pengendalian infeksi
di rumah sakit. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka Tim Pencegahan dan

10
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Azzahra Kalirejo menyusun Pedoman Manajerial
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting untuk mendapat
dukungan dan komitmen dari pimpinan rumah sakit dan seluruh petugas.
Pedoman Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit Azzahra Kalirejo ini mengacu kepada Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya tahun 2011
Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan dengan Sumber Daya Terbatas tahun
2004 dan Handbook Infection Control for Health Care Worker tahun 2004. Pedoman ini
harus dapat diterapkan di semua rumah sakit tanpa membedakan kepemilikan, kelas, besar
kecil rumah sakit atau kekhususan dari rumah sakit itu sendiri. Setiap rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya direkomendasikan dapat menciptakan sendiri Manual
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (IPCM / Infection Prevention and Control Manual)
dengan berdasarkan pada dokumen yang ada, dan dimodifikasi sesuai dengan fasilitas,
kemampuan sumber daya manusia, lingkungan di wilayah kerja masing-masing

11
BAB II
Gambaran Umum Rumah Sakit Azzahra

Rumah Sakit Az-Zahra merupakan rumah sakit umum dengan pelayanan kesehatan
mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang bersifat spesialistik, yang dilengkapi
dengan pelayanan penunjang medis 24 jam.
RS Az-Zahra berlokasi di Jalan Kartini No. 109 Kecamatan Kalirejo Kabupaten
Lampung Tengah Provinsi Lampung-Indonesia. Telp. (0729) 370089 dengan alamat e-
mail care@rsazzahra.co.id
RS. Az-Zahra diresmikan pada tanggal 02 Juli 2015 sesuai dengan SK. Bupati
Lampung Tengah Nomor: 291/KPTS/D.2/2015 tentang Izin Opersional dan Penetapan
Kelas Rumah Sakit Umum Az-Zahra adalah bentuk usaha kesehatan dari PT. Tirtableter
Kesuma Sejahtera. RS Az-Zahra merupakan rumah sakit tipe/kelas C. Pada saat ini
Rumah Sakit Az-Zahra dipimpin oleh Dr. Ukhron Novansyah, SP.OG selaku direktur.
RS Az-Zahra memberikan beragam jenis pelayanan medis antara lain klinik umum,
klinik spesialis, Instalasi Gawat Darurat, serta rawat inap yang terdiri dari kelas I. II, III,
VIP yang dilengkapi pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi, fisioterapi. Kapasitas
tempat tidur pasien yang disediakan RS Az-Zahra sebanyak 81 tempat tidur.
Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani
kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan
pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan, tanpa memberi resep yang
harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru dibayar oleh pasien setelah pasien
siap pulang.

12
BAB III
Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan
Rumah Sakit Azzahra Kalirejo Lampung Tengah

A. Falsafah Rumah Sakit Azzahra Kalirejo


Memberikan pelayanan profesional berlandaskan etika profesi dan bermutu tinggi dengan
berorientasi pada kepuasan pelanggan.

B. Visi Rumah Sakit Azzahra Kalirejo


Rumah Sakit Az-Zahra memiliki visi :
Meningkatkan kualitas hidup lahir dan batin manusia secara seimbang, beserta
lingkungan hidupnya sejalan dengan waktu.

C. Misi Rumah Sakit Azzahra Kalirejo

Rumah Sakit Az-Zahra memiliki misi :

Memberikan pelayanan kesehatan umum yang berkualitas tinggi dengan unggulan


kesehatan reproduksi berstandar internasional dan berorientasi pada kepuasan.

D. Motto Rumah Sakit Azzahra Kalirejo


“Melayani dengan Sepenuh Hati”

E. Tujuan Rumah Sakit Azzahra Kalirejo

Memberikan pelayanan profesional berlandaskan etika profesi dan kasih sayang.

F. Kebijakan
Rumah Sakit Azzahra Kalirejo harus melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian infeksi
(PPI).
1. Pelaksanaan PPI yang dimaksud sesuai dengan Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya dan
pedoman PPI lainnya yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI.
2. Direktur rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya membentuk Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (TPPI) yang langsung berada dibawah
koordinasi direktur.
5. Tim PPI mempunyai tugas, fungsi dan kewenangan yang jelas sesuai dengan Pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas

13
Pelayanan Kesehatan Lainnya.
6. Untuk lancarnya kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, maka Rumah Sakit
Azzahra Kalirejo wajib memiliki IPCN (Infection Prevention and Control Nurse)
purna waktu.

G. Dasar Hukum
1. Undang - Undang RI Nomor : 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 4431).
3. Undang - Undang RI Nomor : 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang
Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit.
5. KepMenKes Republik Indonesia Nomor 1024/Menkes/SK/III/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
6. KepMenKes Republik Indonesia Nomor 1333/ Menkes/ SK/ XII/ 1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit.
7. KepMenKes Republik Indonesia Nomor. 129/ Menkes/ SK/ II/ 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1165.A./Menkes/SK/X/2004 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
9. PerMenKes Nomor : 012 tahun 2012 Tentang Akreditasi.
10. PerMenKes Nomor : 1691 tahun 2011 Tentang Keselamatan Pasien.
11. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Nomor
HK.03.01/III/3744/08 tentang Pembentukan Komite dan Tim Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.
12. Kepmenkes RI Nomor : 270/ MENKES/ III/ 2007 tentang Pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
13. Kepmenkes RI Nomor : 382/ MENKES/ SK/ III/2007 tentang Pedoman
PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
14. KepMenKes Nomor : 1204/ MenKes/ SK/ X/ 2004 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit

14
BAB V
Struktur Organisasi TIM PPI

Organisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) disusun agar dapat mencapai visi,
misi dan tujuan dari penyelenggaraan PPI. PPI dibentuk berdasarkan kaidah organisasi yang
miskin struktur dan kaya fungsi dan dapat menyelenggarakan tugas, wewenang dan tanggung
jawab secara efektif dan efisien. Efektif dimaksud agar sumber daya yang ada di rumah sakit
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dapat dimanfaatkan secara optimal.

A. Struktur Organisasi PPI

B. Pimpinan dan Staf


Pimpinan dan petugas kesehatan dalam Tim PPI diberi kewenangan dalam
menjalankan program dan menentukan sikap pencegahan dan pengendalian infeksi.
Kriteria :
1. Susunan Tim PPI :
a. Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (TPPI)
b. Infection Prevention and Control Officer (IPCO).
c. Sekretaris (IPCN)

15
d. Infection Prevention and Control Nurse (IPCN)
e. Infection Prevention and Control Link Nurse (IPCLN)
1) IPCLN Poliklinik
2) IPCLN Annisa
3) IPCLN IGD
4) IPCLN Perinatologi
5) IPCLN Ruang Bersalin
6) IPCLN HCU
7) IPCLN Ruang Operasi
8) IPCLN Arafah
9) IPCLN Shofa
f. Komite Medik
g. Mikrobiologi
h. Laborat
i. CSSD
j. Linen laundry
k. Sanitasi
l. Pemeliharaan
m. Farmasi
n. Instalasi Gizi
o. K3
p. Pemulasaran Jenazah

16
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. Tugas Tim PPI


1. Direktur
Tugas Direktur :
a. Membentuk Komite dan Tim PPIRS dengan Surat Keputusan.
b. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
c. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk anggaran
yang dibutuhkan.
d. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
e. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
f. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan disinfektan di
rumah sakit berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
g. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial menularkan
penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
h. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk PPIRS.

2. Komite PPI
Kriteria Anggota Komite PPI :
a. Mempunyai minat dalam PPI.
b. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite PPI :
a. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
b. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
c. Membuat SPO PPI.
d. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut
e. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB infeksi
nosokomial.
f. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi.
g. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dalam PPI.

17
h. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi
yang menggunakan.
i. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam PPI.
j. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
k. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur.
l. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
m. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional di rumah
sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan
menyebarluaskan data resistensi antibiotika.
n. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
o. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.
p. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodic
q. Mengkaji kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen
rumah sakit.
r. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan
bahan kesehatan, reno-vasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen
sesuai dengan prinsip PPI.
s. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial
menyebarkan infeksi.
t. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar
prosedur / monitoring surveilans proses.
u. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksi bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

3. IPCO / Infection Prevention and Control Officer

Kriteria IPCO :
a. Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
c. Memiliki kemampuan leadership

Tugas IPCO :
a. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
b. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
c. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi antibiotika.
d. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan mendeteksi serta

18
menyelidiki KLB.
e. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan dengan prosedur
terapi.
f. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
g. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan pengendalian
infeksi.

4. IPCN / Infection Prevention and Control Nurse


Kriteria IPCN :
a. Perawat dengan pendidikan min S1 dan memiliki sertifikasi PPI.
b. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
c. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara
d. Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident, suka menolong, rasional,
mengembangkan diri, berkomunikasi efektif, bertanggung jawab dan mature
e. Bekerja purna waktu (full time) sebagai Infection Prevention and
Control Nurse dengan jabatan fungsional, disetarakan dengan senior
manajer perawat dan mendapatkan reward minimal sejumlah tunjangan
supervisor bagi Tim PPI yang tidak menjabat struktural.

Tugas dan Tanggung Jawab IPCN :


a. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi di lingkungan
kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
b. Memonitor pelaksanaaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.
c. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite PPI.
d. Bersama Komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
e. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama Komite PPI memperbaiki kesalahan
yang terjadi.
f. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari petugas
kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
g. Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan member konsultasi tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah sakit.
h. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap limbah, laundry, gizi, dan lain-
lain dengan menggunakan daftar tilik.
i. Memonitor kesehatan lingkungan.
j. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
k. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi yang terjadi di rumah
19
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
l. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
m. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
o. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI.
Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPIRS.
p. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan
keluarga tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat,
infeksi dengan insiden tinggi.
q. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi, mencegah dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit.

5. IPCLN / Infection Prevention and Control Link Nurse


Kriteria IPCLN :
a. Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki sertifikasi PPI.
b. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
c. Memiliki kemampuan leadership.

Tugas IPCLN :
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian / penghubung bertugas :
a. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit rawat inap
masing-masing, kemudian menyerahkan-nya kepada IPCN ketika pasien pulang.
b. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan pencegahan dan
pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit rawatnya masing-
masing.
c. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi nosokomial
pada pasien.
d. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan bagi
pengunjung di ruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang harus
dijalankan bila belum faham.
e. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan Standar
Isolasi.

20
B. Sarana dan Fasilitas Pelayanan Penunjang (Supporting System)
1. Sarana Kesekretariatan
a. Ruangan secretariat dan tenaga sekretaris yang full Komitee
b. Komputer, printer dan internet
c. Telepon dan Faksimili
d. Alat tulis kantor

2. Dukungan Manajemen
a. Penerbitan Surat Keputusan untuk Tim PPI
b. Anggaran atau dana untuk kegiatan :
1) Pendidikan dan Pelatihan
2) Pengadaan fasilitas pelayanan penunjang
3) Pelaksanaan program, monitoring, evalusi, laporan dan rapat rutin
4) Intensif/ Reward untuk Tim PPI

3. Kebijakan dan Standar Operasional Prosedur


a. Kebijakan Manajemen
1) Ada kebijakan kewaspadaan standar ( Standard Precaution ) :
a) Cuci tangan
b) Penggunaan Alat Pelindung Diri
c) Dekontaminasi
d) Pembersihan
e) Desinfeksi
f) Sterilisasi
g) Penanganan limbah
h) Pengendalian lingkungan
i) Penanganan limbah
j) Penanganan linen
k) Penanganan peralatan pasien
f. Penempatan pasien
2) Ada kebijakan tentang pengembangan SDM dalam PPI
3) Ada kebijakan tentang pengadaan bahan dan alat yang melibatkan Tim PPI
4) Ada kebijakan tentang penggunaan antibiotic yang rasional
5) Ada kebijakan tentang pelaksanaan surveilens

21
7) Ada kebijakan tentang pemeliharaan fisik dan sarana yang melibatkan Komite PPI
Ada kebijakan tentang kesehatan karyawan.
8) Ada kebijakan penanganan KLB
9) Ada kebijakan penempatan pasien
10) Ada kebijakan upaya pencegahan infeksi ILO, IADP, ASK, VAP dan Pneumonia.

b. Kebijakan Teknis
1) Ada SPO tentang kewaspadaan standar ( isolation precaution )
2) Ada SPO cuci tangan
3) Ada SPO penggunaan alat pelindung diri
4) Ada SPO dekontaminasi
5) Ada SPO pembersihan
6) Ada SPO desinfeksi
7) Ada SPO sterilisasi
8) Ada SPO penanganan limbah
9) Ada SPO pengendalian lingkungan
10) Ada SPO penanganan linen
11) Ada SPO penanganan peralatan pasien
12) Ada SPO penempatan pasien
13) Upaya – upaya pencegahan infeksi dan rekomendasinya

C. Pengembangan dan Pendidikan


1. Tim PPI
a. Wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar dan lanjut PPI
b. Memiliki sertifikat PPI
b. Mengembangkan diri mengikuti seminar, lokakarya dan sejenisnya
c. Bimbingan teknis secara berkesinambungan
2. Staf Rumah Sakit
a. Semua staf rumah sakit harus mengetahui prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi
b. Semua staf rumah sakit yang berhubungan dengan pelayanan pasien harus
mengikuti pelatihan PPI
c. Rumah sakit secara berkala melalukan sosialisasi / simulasi PPI Semua
karyawan
d. Semua karyawan baru harus mendapatkan orientasi PPI

22
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

CSSD
RT dan
Linen
Pengadaan
Laundry
Barang

Sanitasi,
BidKep
Limbah

Jenazah
SDM

Humas &
Pemasaran Tim Farmasi

PPI

BRI dan Gizi


Rukti

Laborat
Komite
Medik

QMR/ Tim K3
Penjamin
Mutu
Diklat

Gbr. II. Tata Hubungan Kerja Tim PPI dan Unit Kerja lain di RSU Azzahra
Kalirejo
Tim PPI dalam melaksanakan tugasnya bekerjasama dan berkoordinasi
dengan berbagai satuan kerja antara lain :

23
1. SMF, dalam hal ini para dokter, yaitu berkoordinasi dalam menetapkan adanya infeksi
berdasarkan data klinis pasien. Serta melaksanakan prosedur tindakan berdasarkan
standar perosedur operasional dalam rangka mencegah dan mengendalikan infeksi rumah
sakit.
2. Perawat di bawah bidang keperawatan berkoordinasi dalam pembuatan dan pelaksanaan
kebijakan dan prosedur PPI. Dalam hal penempatan pasien infeksius, imunisasi,
pencegahan dan pengendalian terhadap TB, paparan terhadap penyakit menular, pekerjaan
yang berkaitan dengan penyakit infeksi atau pembatasan kerja bagi perawat denga jenis
penyakit tertentu, edukasi mengenai kesehatan dan keselamatan pasien, serta tindak lanjut
trehadap infeksi rumah sakit dan membantu mengembangkan kebijakan untuk mencegah
infeksi. Demikian juga dengan pencegahan penyakit yang ditularan melalui darah seperti
Hepatitis B, C, HIVdll.
3. CSSD dan Instalasi Linen dan Loundry, berkoordinasi dalam pengelolaan sterilisasi, linen
dan laundry di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta . Hasil proses tersebut akan
dilaporkan secara teratur setiap bulan kepada KPPI. Apabila terdapat penyimpangan maka
dilakukan penelusuran dan tindak lanjut bersama dengan KPPI.
4. Instalasi Sanitasi, berkoordinasi dalam hal pemantauan limbah, khususnya limbah
infeksius dan benda tajam/jarum dengan menggunakan daftar tilik sesuai prosedur yang
telah ditetapkan dan dilakukan secara berkala.
5. Instalasi Farmasi, berkoordinasi dalam pemantauan penggunaan antibiotika yang benar,
tepat dan rasional dengan melakukan kunjungan ke ruang rawat inap serta memantau
peresepan antibiotika untuk mencegah terjadinya resistensi mikroorganisme. Serta
berkoordinasi dalam hal pemantauan penggunaan antiseptic desinfektan dan pemusnahan
obat kadaluarsa atau rusak di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
6. Instalasi Laboratorium, bekerja sama dalam pembuatan pola kuman dan resistensi setiap 6
bulan yang akan membantu pemantauan penggunaan antibiotika.
7. Instalasi Gizi, berkoordinasi dalam hal pemantauan persiapan, pengadaan, pengolahan
makanan dan penyajian yang sesuai dengan HACCP.
8. Instalasi Pemeliharaan Sarana RS, berkoordinasi pada saat pembongkaran, pembangunan
dan renovasi menggunakan kriteria resiko yang membahas dampaknya pada mutu udara,
PPI dan kebisingan dan getaran.
9. Instalasi Rukti/Pemulasaraan Jenazah, berkoordinasi dalam pengelolaan dan pelayanan
kamar jenazah mengutamakan pencegahan infeksi melalui pengelolaan cairan tubuh,

24
jaringan tubuh, serta sampah lain yang dihasilkan.
10. Komite Kesehatan Keselamatan Kerja (Komite K3), berkoordinasi dalam hal pemantauan
kecelakaan kerja akibat terpajan limbah tajam infeksius atau diduga infeksius agar dapat
ditindaklanjuti.
11. Penjaminan Mutu RS, bekerja sama dalam melakukan evaluasi hasil kerja berdasarkan
indikator mutu untuk menyusun program kerja selanjutnya.
12. Bagian SDM, berkoordinasi dalam hal pemantauan kesehatan karyawan dan imunisasi
serta orientasi bagi karyawan baru.
13. Instalasi Pemasaran dan Humas, berkoordinasi dalam hal edukasi pada pasien dan
pengunjung.
14. Sub Bagian Rumah Tangga, berkoordinasi dalam hal pengadaan sarana dan prasarana
KPPI.
15. Bagian Diklat, berkoordinasi dalam hal melakukan orientasi bagi peserta didik maupun
sosialisasi program KPPI.

25
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Pola Ketenagaan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Azzahra Kalirejo
meliputi :

Tabel 1. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil Tim PPI RS Azzahra Kalirejo
tahun 2016
NO NAMA PENDIDIKAN SERTIFIKASI JML
JABATAN KEBUTUHAN

1 IPCO/KaTimPP Dokter Pelatihan PPI 1


I Spesialis Dasar
Pelatihan PPI
Lanjut
2 IPCN S1 Pelatihan PPI 2
Keperawatan Dasar
Pelatihan PPI
Lanjut
Pelatihan IPCN
3 Sekretaris S1 Pelatihan PPI 1
Keperawatan Dasar
Pelatihan PPI
Lanjut
4 IPCLN D3/S1 Pelatihan PPI 17
Keperawatan Dasar
Pelatihan PPI
Lanjut

Pimpinan dan petugas kesehatan dalam Tim PPI diberi kewenangan dalam menjalankan
program dan menentukan sikap pencegahan dan pengendalian infeksi. Tim PPI disusun
minimal terdiri dari Ketua / KPPI, IPCO, IPCN, Sekretaris dan IPCLN.

26
1. KPPI
2. IPCO (Infection Preventin and Control Officer)
Ka Tim/ IPCO sebaiknya dokter KriteriaIPCO:
a. Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
c. Memiliki kemampuan leadership.
3. IPCN (Infection Prevention and Control Nurse)
Kriteria IPCN :
a. Perawat dengan pendidikan min S1 dan memiliki sertifikasi PPI.
b. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
c. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.
d. Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident.
e. Bekerja purna waktu
4. Sekretaris : Sebaiknya perawat senior/ IPCN
5. IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse)
Kriteria IPCLN :
a. Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki sertifikasi PPI.
b. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
c. Memiliki kemampuan leadership.
Tugas IPCLN :
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian / penghubung bertugas :
1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di,unit rawat inap
masing-masing, kemudian menyerahkan-nya kepada IPCN ketika pasien pulang.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan pencegahan dan
pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit rawatnya masing-masing.
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi nosokomial
pada pasien.
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan bagi
pengunjung di ruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang harus
dijalankan bila belum faham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan Standar
Isolasi.

27
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Materi Kegiatan Orientasi untuk Karyawan baru dan seluruh praktikan


mahasiswa dari berbagai profesi, Keperawatan,kebidanan , radiologi ,PKPA
Farmasi, Analis Laborat, Fisioterapi, Gizi) meliputi :

Tabel 2. Materi Kegiatan Orientasi PPI tahun 2017 untuk Karyawan


dan Praktikan
No Materi Waktu Metoda Penanggung
jawab
1. 1. Profil RS 1 hari Presentasi Diklat
2. Struktur organisasi dan tata Diskusi
Kerja RS

3. Nama Pejabat RS

4. Tata tertib dilingkungan RS

.
5. Peraturan kepegawaian
6. Peraturan RS
7. Program Mutu dan
Keselamatan Pasien
8. PPI
9. Program K3
10. Manajemen perumahsakitan
2. 1. Uraian tugas 3 bulan On job Ketua PPI
2. Standar Prosedur Operasional training
3. Wewenang dan tanggung
jawab dalam melaksanakan
tupoksinya
3. Struktur organisasi 08.00 WIB Presentasi Ketua PPI
Struktur TPPI, Tupoksi TPPI,
Tupoksi pegawai yang
bersangkutan
4. Pekerjaan rutin dan lain-lain 08.00-09.00 WIB Praktek Ketua PPI
lapangan IPCN
5. Pekerjaan rutin dan lain-lain 09.00-09.30 WIB Praktek Ketua PPI
lapangan IPCN
6. Pekerjaan rutin dan lain-lain 09.30-10.00 WIB Praktek Ketua PPI
lapangan IPCN
28
BAB X
PERTEMUAN (RAPAT)

Rapat berkala Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS


Azzahra Kalirejo terdiri dari:

A. Rapat Rutin
B. Rapat Pokja
C. Rapat Insidentil

A. Rapat Rutin :
Rapat rutin diselenggarakan sekali dalam seminggu pada:
Waktu : Setiap hari Senin
Jam : 09.00 WIB – selesai
Tempat : Ruang Sekretariat
Peserta : Ketua, Sekretaris, IPCN, anggota
Materi :
1. Evaluasi kinerja
2. Masalah dan pemecahannya
3. Evaluasi, rekomendasi dan tindak lanjut

B. Rapat PokJa
Rapat Pokja diselenggarakan setiap hari Selasa

C. Rapat
Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas segera.

29
BAB XI
PELAPORAN

A. Laporan Bulanan :
Laporan angka kejadian infeksi rumah sakit

B. Laporan Semester
1. Laporan kinerja TPPI
2. Laporan audit Hand Hygiene
3. Laporan pemantauan PPI
4. Laporan surveilans infeksi RS

C. Laporan Tahunan
Laporan program tahunan

30

Anda mungkin juga menyukai