DISUSUN OLEH :
NOFA SAFITRI (2014901077)
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya penyusun masih diberi
kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah seminar kasus
tentang Asuhan Keperawatan Pada Tn.M Yang Mengalami Gangguan Sistem Neurologi Dengan
Diagnosa Medis Stroke Non Hemoragik di Ruang Penyakit Dalam Pria RSUD Dr.H. BOB
BAZAR SKM KALIANDA. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing dan pembimbing lahan Praktik Keperawatan KMB yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini dan rekan-rekan dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa
mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan mahasiswa.
Penyusun
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
SISTEM NEUROLOGI DENGAN DIAGNOSA MEDIS
STROKE NON HEMORAGIK
A. Pengertian
Menurut WHO, Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi cerebral, baik
fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam
atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan
vaskuler.
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi.
Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi
dapat dimanifestasikan oleh hal berikut:
a. Disartria (kesulitan berbicara): ditunjukkan dengan bicara yang sulit
dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk
menghasilkan bicara.
b. Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), yang terutama
ekspresif atau reseptif.
3. Gangguan persepsi
Disfungsi ini dapat ditunjukkan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam
pemahaman, lupa, dan kurang motivasi, yang menyebabkan pasien ini menghadapi
masalah frustasi dalam program rehabilitasi mereka.
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang terkena:
1. Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa tubuh sebelah
2. Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan sensasi,
gangguan penglihatan
3. Pengaruh terhadap komunikasi, bicara tidak jelas, kehilangan bahasa.
Dilihat dari bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:
Hemisfer kiri Hemisfer kanan
Mengalami hemiparese kanan Hemiparese sebelah kiri tubuh
Perilaku lambat dan hati-hati Penilaian buruk
Kelainan lapan pandang kanan Mempunyai kerentanan terhadap sisi
Disfagia global kontralateral sehingga memungkinkan terjatuh
Afasia ke sisi yang berlawanan tersebut
Mudah frustasi
C. Etiologi
Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah besar (termasuk
sistem arteri karotis) dan pembuluh darah kecil (termasuk sirkulus Willisi dan sirkulus
posterior).Tempat terjadinya trombosis yang paling sering adalah titik percabangan
arteri serebral utamanya pada daerah distribusi dari arteri karotis interna.Adanya
stenosis arteri dapat menyebabkan terjadinya turbulensi aliran darah (sehingga
meningkatkan resiko pembentukan trombus aterosklerosis (ulserasi plak), dan
perlengketan platelet.
Penyebab lain terjadinya trombosis adalah polisetemia, anemia sickle sel, defisiensi
protein C, displasia fibromuskular dari arteri serebral, dan vasokonstriksi yang
berkepanjangan akibat gangguan migren. Setiap proses yang menyebabkan diseksi
arteri serebral juga dapat menyebabkan terjadinya stroke trombotik (contohnya
trauma, diseksi aorta thorasik, arteritis).
2. Embolisme serebral (Bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian
otak atau dari bagian tubuh lain).
3. Hemorargik cerebral (Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perlahan ke dalam
jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah gangguan suplai darah ke
otak , menyebabkan kehilangan gerak, pikir, memori, bicara, atau sensasi baik
sementara atau permanen.
2. Infeksi
Peradangan juga menyebabkan menyempitnya pembuluh darah, terutama yang
menuju ke otak.
3. Obat-obatan
Ada beberapa jenis obat-obatan yang justru dapat menyebabkan stroke seperti:
amfetamin dan kokain dengan jalan mempersempit lumen pembuluh darah ke otak.
4. Hipotensi
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran
darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan.Stroke bisa terjadi
jika hipotensi ini sangat parah dan menahun.
Sedangkan faktor resiko pada stroke antara lain :
1. Hipertensi merupakan faktor resiko utama.
2. Penyakit kardiovaskuler (Embolisme serebral mungkin berasal dari jantung).
3. Kadar hematokrit normal tinggi (yang berhubungan dengan infark cerebral).
4. Kontrasepsi oral, peningkatan oleh hipertensi yang menyertai usia di atas 35 tahun
dan kadar esterogen yang tinggi.
5. Penurunan tekanan darah yang berlebihan atau dalam jangka panjang dapat
menyebabkan iskhemia serebral umum.
D. Klasifikasi
Klasifikasi waktu terjadinya Stroke Non Haemoragik menurut Padila, (2012) adalah :
1. Transient Ischemic Attack (TIA)
TIA adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otak sepintas dan
menghilang lagi tanpa sisa dengan cepat dalam waktu tidak lebih dari 24 jam.
2. Reversible Iscemic Neurological Deficit (RIND)
RIND adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otak
berlangsung lebih dari 24 jam dan menghilang tanpa sisa dalam waktu 1-3 minggu
3. Stroke in Evolution (Progressing Stroke)
Stroke in evolution adalah deficit neurologik fokal akut karena gangguan peredaran
darah otak yang berlangsung progresif dan mencapai maksimal dalam beberapa jam
sampe bbrpa hari
4. Stroke in Resolution
Stroke in resolution adalah deficit neurologik fokal akut karena gangguan peredaran
darah otak yang memperlihatkan perbaikan dan mencapai maksimal dalam beberapa
jam sampai beberapa hari.
5. Completed Stroke (infark serebri)
Completed stroke adalah defisit neurologi fokal akut karena oklusi atau gangguan
peredaran darah otak yang secara cepat menjadi stabil tanpa memburuk lagi.
Sedangkan secara patogenitas menurut Tarwoto dkk, (2007) Stroke iskemik
(Stroke Non Hemoragik) dapat dibagi menjadi :
1. Stroke trombotik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena trombosis di
arteri karotis interna secara langsung masuk ke arteri serebri media. Permulaan
gejala sering terjadi pada waktu tidur,atau sedang istrirahat kemudian berkembang
dengan cepat,lambat laun atau secara bertahap sampai mencapai gejala maksimal
dalam beberapa jam, kadang-kadang dalam beberapa hari (2-3 hari), kesadaran
biasanya tidak terganggu dan ada kecendrungan untuk membaik dalam beberapa
hari,minggu atau bulan.
2. Stroke embolik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena emboli yang
pada umunya berasal dari jantung. Permulaan gejala terlihat sangat mendadak
berkembang sangat cepat, kesadaran biasanya tidak terganggu, kemungkinan juga
disertai emboli pada organ dan ada kecenderungan untuk membaik dalam
beberapa hari, minggu atau bulan.
E. Patofisiologi
Berkurangny
a darah
ke area
Terjadi Iskemik
Penur
u Adan Prose Syara
n y s f
a
Kele
m Terja Nerv Nervus
d Penur
i u
Gangg n n
u y Gg. Gg.
Pers
Resiko epsi
Gg. P
Defisi K er
o
G. Penatalaksanaan
Pengobatan Konservatif
a. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan, tetapi
maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
c. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
d. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/ memberatnya
trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka
arteri karotis di leher.
b. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling
dirasakan oleh pasien TIA.
c. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
d. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma
H. Pemeriksaan Penunjang
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register,
diagnose medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak badan sebagian , bicara pelo, dan
tidak dapat berkomunikasi.
3. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak. Biasanya terjadi nyeri
kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala
kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
4. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat
trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, obat-obat adiktif dan kegemukan.
5. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus.
6. Pengkajian Fokus:
a. Aktivitas/istirahat
Adanya riwayat penyakit jantung, katup jantung, disritmia, CHF, polisitemia dan
hipertensi arterial.
c. Integritas Ego
Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk
mengekspresikan diri.
d. Eliminasi
Nausea, vomiting, daya sensori hilang di lidah, pipi dan tenggorokan serta
dysphagia.
f. Neuro Sensori
B. Diagnosa
1. Resiko perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan aliran darah ke
otak
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan adanya kerusakan sirkulasi
serebral
C. Intervensi Keperawatan
I. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : NOFA SAFITRI
NIM : 2014901077 Tgl Pengkajian : 23 NOVEMBER 2020
Ruang rawat : RPD PRIA No. Register : 270729
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Tn.M
2. Umur : 77 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Pendidikan : SMP
5. Pekerjaan : Petani
6. Tgl masuk RS : 17-11-2020 Waktu : 08.00 WIB
7. Dx. Medis : Stroke Non Hemoragik
8. Alamat : Desa Berundung, Kecamatan Ketapang
B. RIWAYAT KESEHATAN
Pasien masuk melalui IGD dan masuk ke Ruangan pada tanggal 17 November 2020
pukul :12.00, pasien diantar oleh keluarga dan petugas kesehatan masuk dengan menggunakan
brankar. Status mental saat masuk composmentis (E4V5M4), TTV : TD 150/100 mmHg. RR:
22x/Menit, N: 82x/menit, T: 37,5°c.
Nyeri :
Numeric Rating Scale
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Pain Moderate Worst Possible
Verbal Rating Scale
Status Lokalis :
Beri kode huruf utk menunjuk status lokalis disamping :
C – Contusion
L – Lacerations
R – Rashes
S – Scars
*Parasite (scabies/lice)
D – Decubitus
T – Tattoo
B – Bruises
X – Body Piercing
P – Pain
O – Other_____________________________
Tidak 0
1 Riwayat jatuh yang baru atau < 3 bulan terakhir
Ya 25 0
Tidak 0
2 Diagnosa medis sekunder > 1
Ya 15 15
Alat Bantu Jalan
a. Bedrest dibantu perawat 0
3
b. Penopang / Tongkat / Walker 15
c. Berpegangan pd benda sekitar / furniture 30 0
Tidak 0
4 Apakah pasien menggunakan infuse
Ya 20 20
Gaya berjalan / pindah
a. Normal / Bedrest / immobile tdk dpt bergerak sendiri 0
5
b. Lemah tidak bertenaga 10
c. Gangguan / tidak normal (pincang / diseret) 20 0
Status Mental
6 a. Sadar penuh 0
b. Keterbatasan daya ingat 15 0
JUMLAH SKOR
---35---
Lingkari kategori skor yg diperoleh :
SKOR ∆ KODE
1. Tidak Berisiko, tindakan perawatan dasar 0 - 24 HIJAU
2. Risiko , lakukan tindakan pencegahan jatuh >25 KUNING
1. Keluhan utama saat pengkajian :
Keluarga klien mengatakan “pasien mengalami kesulitan bergerak di tangan dan kaki kanan”.
2. Riwayat penyakit Sekarang :
Keluarga klien mengatakan 2 hari sebelumnya klien bangun tidur, secara tiba-tiba klien
merasakan pusing dan berat pada tangan dan kaki kanan dan sulit digerakkan. Pengkajian
dilakukan pada tanggal 23 November 2021 pukul 15:00. Keluarga mengatakan saat ini klien
lemah dan juga tidak bertenaga masih belum bisa menggerakkan tangan dan kaki kanan secara
mandiri, Akifitas klien dibantu keluarga, klien mempunyai riwayat hipertensi. Klien
mengatakan kadang-kadang pusing, namun saat ini tidak pusing. Keluarga mengatakan
pendengaran klien mulai menurun, klien juga susah bicara, bicara klien sulit dimengerti dan
sulit berkomunikasi dengan jelas.
3. Riwayat Alergi (Obat, Makanan, dll) :
klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan.
Bentuk reaksi alergi yg dialami : Tidak Ada
4. Daftar obat/Herbal yang sering digunakan sebelum masuk RS :
NAMA FREKUENSI NAMA FREKUENSI MASIH
OBAT/HERBAL OBAT/HERBAL DIGUNAKAN/TIDAK
- - - - -
Catt: Keluarga Klien mengatakan klien mengonsumsi obat penurun darah tinggi, namun
keluarga tidak tahu nama obat klien selama dikonsumsi.
5. Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang:
Keluarga Klien mengatakan klien memiliki riwayat Hipertensi.
6. Riwayat penyakit keluarga :
keluarga mengatakan tidak memiliki Riwayat Hipertensi, Diabetes, dan Kolesterol
Buat genogram bila diperlukan yang berhubungan dengan genetik
Gambar Genogram : Keterangan Genogram :
3. Pola Eliminasi
Keluarga mengatakan saat ini BAK dan BAB menggunakan pempers. BAB terakhir tanggal
17/11/20 dengan konsistensi lunak, Keluarga mengatakan pasien tidak bisa ke kamar mandi
sendiri.
8. Pola Hubungan Peran (Peran Dlm Keluarga Dan Masyarakat, Hubungan Dg Keluarga Dan
Masyarakat)
Klien adalah sebagai ibu dan istri dalam keluarganya, klien mengatakan hubungannya
dengan keluarga dan masyarakat baik.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Keadaan umum klien sedang, kesadaran komposmentis, dengan GCS = E4 M6 V5 postur
tubuh klien sedikit gemuk BB klien 60kg, hygine personal secara umum cukup baik, klien
kooperatif dalam menjaga kebersihan tubuh. Tekanan Darah (TD:130/90 mmhg), Nadi :
82x/menit teratur dan kuat, Pernapasan 22x/menit, Suhu 36,1C
2. Kepala : kepala simetris, tidak ada pembesaran pada daerah kepala, tidak ada luka, tidak
ada benjolan, rambut bersih dan tampak bewarna hitam dan ada rambut putih.
3. Leher : simetris kiri dan kanan pergerakan bebas, tidak ada pembesaran vena jugularis,
tidak ada lesi, tidak ada benjolan
4. Thorax ( Jantung & Paru):
a. Inspeksi : dada simetris kanan dan kiri, pergerakan dinding dada seimbang, iktus
kordis tidak terlihat, tidak tampak sesak, dada bersih, bersih tidak ada luka
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, pergerakan dinding dada seimbang, taktil fremittus
seimbang
c. Perkusi : terdengar suara sonor pada semua lapang paru, pada batas jantung dalam
keadaan normal tidak terdapat pembesaran jantung
d. Auskultasi : paru terdengar vesikuler, dan jantung Lup dup
5. Abdomen
a. Inspeksi : tidak tampak distensi abdomen, tidak ada luka
b. Auskultasi : bising usus 18x/menit
c. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor kulit kurang dari 3 detik
d. Perkusi : terdengar suara timpani
6. Punggung & Tulang Belakang : tidak ada luka tekan
7. Genetalia & Rektum : tidak ada hemoroid, terpasang pempers
8. Ekstremitas Atas & Bawah : kelemahan anggota gerak bagian kanan, tidak ada edema di
kedua ekstremitas
9. Kekuatan otot :
5 1
5 1
10. Pemeriksaan Khusus :
a. Neurologi
Sensorik : klien dapat membedakan sentuhan halus dan kasar
Motorik : pemeriksaan kekuatan otot menurun dan lemah bagian tubuh ektremitas kiri.
b. 12 Syaraf Kranial : (N1 – NXII) :
N1= klien dapat membedakan bau minyak angin dan kulit jeruk, N2=klien dapat
membaca namun butuh waktu yang cukup lama dengan jarak 45cm, N3= klien dapat
mengikuti pergerakan tangan perawat, N4= pergerakan mata cukup baik, N5= wajah
bereaksi pada benda tumpul (pulpen), N6= abduksi mata, N7= mengerutkan dahi sedikit
sulit, N8= fungsi pendengaran berkurang, N9= sedikit sulit menelan namun masih bisa
menelan dan nafsu makan klien cukup baik, N10=reflek tersedak ada, N12= defiasi
lidah sedikit kekanan.
Nama Klien : Tn.M Jenis Kelamin : L No. Register : 270729 Tanggal Penilaian Risiko :23/11/20
Persepsi Sensori 1. Tidak merasakan/respon thd 2. Gangguan sensori pada bagian 3. Gangguan sensori pada 1 atau 4. Tidak ada gangguan sensori, 3
stimuli nyeri, menurun ½ permukaan tubuh atau hny 2 ekstremitas atau berespon berespon penuh terhadap
kesadaran berespon pd stimuli nyeri, tdk pd perintah verbal tp tdk perintah verbal.
dpt menkomunikasikan selalu mampu mengatakan
ketidaknyamanan ketidaknyamanan
Kelembaban 1. Selalu terpapar oleh keringat 2. Kulit Lembab 3. Kulit kadang-kadang lembab 4. Kulit kering 4
atau urine basah
Aktivitas 1. Tergeletak di tempat tidur 2. Tidak bisa berjalan 3. Berjalan pada jarak terbatas 4. Dapat berjalan sekitar 2
Ruangan
Mobilitas 1. Tidak mampu bergerak 2. Tidak dapat merubah posisi 3. Dapat merubah posisi 4. Dapat merubah posisi tidur 1
secara tepat dan teratur ekstremitas mandiri tanpa bantuan
1. Tidak dapat menghabiskan 2. Jarang mampu menghabiskan 3. Mampu menghabiskan lebih 4. Dapat menghabis kan porsi
Nutrisi 1/3 porsi makannya, sedikit ½ porsi makanannya atau dari ½ porsi makannya Makannya, tidak memerlukan 3
minum, puasa atau NPO intake cairan kurang dari suplementasi nutrisi.
lebih dari 5 hari jumlah optimum
1. Tidak mampu mengangkat 2. Membutuhkan bantuan 3. Dapat bergerak bebas tanpa
Gesekan badannya sendiri, atau minimal mengangkat Gesekan 1
spastik, kontraktur atau tubuhnya
gelisah
14
SKOR
Diadopsi dari Braden & Bergstom (1998), AHCPR (2008) Skor : 15 – 18 berisiko, 13 – 14 risiko sedang, 10 – 12 risiko tinggi, ≤ 9 risiko sangat tinggi
H. Pathway Keperawatan
FORMAT ANALISIS DATA
Nama Klien : Tn.M
Dx. Medis : Stroke Non Hemoragik
Ruang : RPD.Pria
No. MR : 270729
NO TANGGAL DATA MASALAH ETIOLOGI
KEPERAWATAN
JAM
1. 23/11/20 DS : Resiko Perfusi Penurunan
Jaringan Serebral aliran darah ke
15:15 - Keluarga mengatakan klien Tidak Efektif otak
masih lemah dan tidak
bertenaga
- Klien mengatakan terkadang
pusing
- Keluarga mengatakan klien
memiliki riwayat darah tinggi
(hipertensi)
DO :
- Kesadaran Composmentis
- GCS =15 (E4M6V5)
- Tanda Vital
TD= 130/90 mmhg
R= 22x/menit
N=82x/menit
S= 36,1
- Klien Riwayat Hipertensi
- Tampak lesu dan lemas,
2. 23/11/20 DS : Gangguan Kerusakan
Mobilitas Fisik
15:18 - Keluarga mengatakan klien Neuromuskular
masih lemah dan tidak
bertenaga
- Klien mengatakan klien masih
belum bisa menggerakkan
tangan dan kakik kanan nya
- Keluarga klien mengatakan
aktifitas makan minum di bantu
oleh keluarga
DO :
- Kesadaran Composmentis
- GCS = 15
- Klien terlihat terbaring lemas
- Klien terpasang pempers
- ADL klien dibantu keluarga
- Rentang gerak klien terganggu
- Kekuatan otot
5 1
5 1
1. Resiko Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif b/d Penurunan aliran darah ke otak
1. Resiko Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif b/d Penurunan aliran darah ke otak
1. Resiko Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif b/d Penurunan aliran darah ke otak
23/11/20 P
18:15 E S: - monitor status pernapasan
R - Keluarga mengatakan klien tidak ada rasa - berikan posisi semi flowler
A pusing - Pertahankan suhu tubuh normal
W - Keluarga mengatakan masih belum bisa - monitor Peningkatan Tekanan Darah
A menggerakkan tangan dan kaki kanan klien - Monitor Tingkat Kesadaran
T - Keluarga mengatakan tangan dan kaki kanan - Kolaborasi dengan pemberian obat
klien sudah di latih gerakkan - Dukungan Ambulasi
- Keluarga mengatakan aktiiftas sehari hari - Libatkan keluarga untuk membantu
dibantu keluarga klien
- Keluarga mengatakan bicara klien masih sulit - Anjurkan melakukan ambulasi dini
berkomunikasi lancar, namun keluarga tetap - Jelaskan prosedur, tujuan, indikasi,
melatih bicara dengan jelas dan kontra indikasi mobilisasi serta
O: dampak mobilisasi
- Kesadaran Composmentis - Atur posisi tidur yang disukai
- GCS =15 (E4M6V5) - Motivasi melakukan Rom Pasif atau
Aktif
- Tanda Vital
-Berikan latihan rentang gerak aktif atau
TD= 120/90 mmhg
Pasif
R= 20x/menit
- Gunakan metode komunkasi
N=82x/menit
alternative
- S= 36,1
- Modifikasi lingkungan untuk
- Rentang gerak klien masih terganggu meminimalkan bantuan
- Terpasang pempers - Ulangi apa yang disampaikan klien
- ADL masih dibantu keluarga - Gunakan juru biacra misalnya kelurga,
- Pendengaran klien menurun jika perlu
- Klein masih berespon untuk menjawab - Anjurkan bicara perlahan
pertanyaan namun dengan lambat walaupun sulit
berbicara
- Kekuatan otot
5 1
5 1
A:
- Resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif
- Gangguan mobilitas fisik
- Gangguan komunikasi verbal
P:
- Manajemen peningkatan TIK
- Dukungan mobilisasi
- Promosi komunikasi
Ket : Pada Kolom 3 dan 4 tulis ulang hasil catatan dan instruksi dr. Kolom 5 Review DPJP dilakukan oleh dosen pembimbing akademik atau
instruktur klink
Ket : Pada Kolom 3 dan 4 tulis ulang hasil catatan dan instruksi dr. Kolom 5 Review DPJP dilakukan oleh dosen pembimbing akademik atau
instruktur klink
dr. Annur
25/11/20
14: 25 P
E S: - Up infus
R - Keluarga mengatakan klien memindahkan - Memberikan edukasi tentang 6 benar
A tangan kanan nya dengan tangan kiri minum obat saat dirumah
W - Keluarga mengatakan sudah dilakukan latihan - Menganjurkan keluarga untuk
A ROM di mlm hari sebelum tidur dan tadi pagi mendampingi latihan rentang gerak
T - Keluarga mengatakan klien melatih ektremitas aktif atau pasif
bagian kiri secara mandiri dan di damping - Menganjurkan klien untuk diit rendah
keluarga garam untuk mencegah hipertensi
- Keluarga mengatakan aktifitas klien makan berulang
minum Bab Bak masih dibantu keluarga - Menganjurkan klien melakukan
- Klien mengatakan hari ini makan dengan posisi control ke poli saraf di RSUD Bob
duduk Bazar, SKM
- Keluarga mengatakan sudah memindahkan
barang-barang yang mudah dijangkau oleh klien
seperti tisu dan sisir
O:
- Kesadaran Composmentis
- Keadaan umu baik
- GCS =15 (E4M6V5)
- Tanda Vital
TD= 120/80 mmhg
R= 20x/menit
N=80x/menit
S= 36,0
SpO2 = 96%
- Kekuatan otot
5 1
5 1
- Klien terlihat rileks
- Klien duduk dan ekspresi klien tersenyum saat
dibolehkan pulang oleh dokter
- Komunikasi klien sedikit lebih mudah dipahami
- Klien terlihat bicara perlahan
A:
- Resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif
- Gangguan mobilitas fisik
- Gangguan komunikasi verbal
P:
- Teratasi BLPL
- Dischard Planning jam 15:00
Ket : Pada Kolom 3 dan 4 tulis ulang hasil catatan dan instruksi dr. Kolom 5 Review DPJP dilakukan oleh dosen pembimbing akademik atau
instruktur klink
BAB III
PEMBAHASAN
Penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada klien Stroke Non Hemoragik di Ruang Rawat
Penyakit Dalam Pria RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM Kalianda Tanggal 23 Noember 2020
sampai tanggal 6 Januari 2021. Beberapa hal yang perlu dibahas dan di perhatikan.
Penerapan kasus keperawatan tersebut penulis telah berusaha mencoba menerapkan proses
Asuhan Keperawatan pada klien Stroke Non Hemoragik sesuai dengan teori-teori yang ada untuk
melihat lebih jelas Asuhan Keperawatan yang diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang
dicapai akan diuraikan sesuai dengan prosedur keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis dalam pengumpulan data tentang
individu, keluarga, dan kelompok yang meliputi identitas. Pengkajian keperawatan
berdasarkan data subjektif antara klien dan dari keluarga klien di dapatkan keluhan tubuh
klien pada bagian sebelah kanan tidak bisa digerakkan, dan klien sulit bisa dengan jelas, dan
klien disertai mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
Ayu S.D (2017) menjelaskan bahwa manifestasi stroke dapat berupa kelumpuhan wajah
dan anggota badan yang timbul secara mendadak, gangguan sensitibilitas pada satu atau
lebih anggota badaan, perubahan status mental yang mendadak, afasia (bicara tidak lancar),
ataksia anggota badan , vertigo, mual , muntah , atau nyeri kepala.
Berdasarkan teori dan fakta tersebut menemukan persamaan keluhan utama yang dialami
Ny.S yaitu mengalami anggota gerak kanan tidak bisa digerakkan secara mandiri, kesulitan
bicara atau cedal, klien merasa lemas tidak bertenaga, aktifitas daily living dibantu oleh
keluarga, nyeri kepala kadang muncul, namun pada saat pengkajian klien tidak mengeluh
nyeri kepala. Tn.M tersebut merupakan gejala dari penyakit stroke, penyakit stroke
disebabkan karena adanya sumbatan pada pembuluh darah otak.
Pada tinjauan teoritis mengkaji adanya penyakit Stroke dan klien mengatakan belum
pernah dirawat sebelumnya dengan penyakit yang sama dengan yang klien derita saat ini,
dan keluarga klien tidak memiliki penyakit yang sama dengan klien.
Dalam pengkajian pemeriksaan fisik pada teoritis pada pemeriksaan Tekanan darah pada
pasien Stroke akan meningkat sedangkan pada kasus penulis menemukan tekanan darah
pada klien yaitu 130/90mmhg. Bagian ektremitas menurut teori akan mengalami kelemahan
sebagian tubuh dalam melakukan kegiatan sehingga aktifitas klien akan dibantu oleh
keluarga.
Dari analisa pengkajian penulis antara teori dan kenyataan adanya kesamaan. Sehingga
menurut peneliti menarik kesimpulan bahwa antara fakta dan teori terdapat kesamaan atau
tidak ada kesenjangan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia ( status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan, menurun, membatasi, mencegah dan merubah.
Pada tinjauan teoritis ditemukan 3 kemungkinan diagnosa keperawatan dan pada tinjauan
kasus penulis menemukan 3 diagnosa yang sama dengan tinjauan kasus. Diagnosa
keperawatan yang muncul pada tinjauan kasus adalah:
1. Resiko Perfusi Jaringan Serebral tidak efektif b.d Hipertensi, ditandai dengan klien
Kesadaran Composmentis GCS =15 (E4M6V5), Tekanan darah 130/90 mmhg,
pernapasan 22x/menit, Nadi 82x/menit, Suhu 36,1, Klien Riwayat Hipertensi, tampak
lesu dan lemas,
2. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Adanya kerusakan neuromuskular, ditandai dengan
klien Kesadaran Composmentis, GCS 15 (E4M6V5), Klien terlihat terbaring lemas,
Klien terpasang pempers, ADL klien dibantu keluarga, Rentang gerak klien
terganggu, Kekuatan otot 5511
3. Gangguan komunikasi verbal b.d Adanya kerusakan sirkulasi serebral, ditandai
dengan klien dengan Kesadaran Composmentis, GCS =15 (E4M6V5), Klien
mengalami afasia (kesulitan berbicara), Pendengaran klien menurun
Secara teoritis diagnosa yang ditemukan pada klien Stroke Non Hemoragik:
1. Resiko Perfusi Jaringan Serebral tidak efektif b.d Hipertensi
2. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Adanya kerusakan neuromuskular
3. Gangguan komunikasi verbal b.d Adanya kerusakan sirkulasi serebral
3. Intervensi keperawatan
Perencanaan adalah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi : meletakkan pusat tujuan
pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai dan memilih intervensi keperawatan untuk
mencapai tujuan.
Dalam penyususnan rencana tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan prioritas
masalah yang ditemukan tidak semua tindakan pada teoritis dapat ditegakan pada tinjauan
kasus karena tindakan pada tinjauan kasus di sesuaikan dengan keluhan dan kedaan klien
pada saat pengkajian.
Untuk diagnosayang pertama yaitu Resiko Perfusi Jaringan Serebral tidak efektif b.d
Hipertensi, dengan Observasi yaitu Identifikasi penyebab peningkatan TIK, monitor status
pernapasan, Monitor MAP (Tekanan Darah), dengan Teraupetik yaitu Berikan posisi semi
flowler, Pertahankan suhu tubuh normal dan untuk Kolaborasi pemberian obat.
Selanjutnya diagnose kedua yaitu Gangguan Mobilitas Fisik b.d Adanya kerusakan
neuromuscular, dengan Observasi yaitu dentifikasi adanya nyeri atau kelemahan fisik
lainnya, Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi, Monitor
kondisi umum selama melakukan mobilisasi, dengan Teraupetik yaitu Libatkankan keluarga
untuk membantu pasien dalam meningkatan pergerakan, Ajarkan melakukan rentang gerak
aktif/pasif (ROM), dan dengan Edukasi jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi, Anjurkan
mobilisasi sederhana yang harus dilakukan misalnya duduk di tempat tidur Pengaturan
posisi
Diagnose yang ketiga yaitu Gangguan komunikasi verbal b.d Adanya kerusakan sirkulasi
serebral, dengan Observasi yaitu Monitor proses kognitif anatomis dan fisioogis yang
berkaitan dengan bicara, dengan Teraupetik yaitu Gunakan metode komunkasi alternative,
modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan, ulangi apa yang disampaikan klien,
Gunakan juru biacra misalnya kelurga, jika perlu, dengan Edukasi yaitu anjurkan bicara
perlahan, dan dengan Kolaborasi yatu anjurkan rujuk ke ahli patologis dan terapi, bila perlu.
Dari intervensi pada diagnosa yang saya lakukan sudah sesuai dengan teori yang ada,
tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan dalam melakukan intervensi ini.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah suatu serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kedalam suatu
kasus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Setelah rencana tindakan ditetapkan maka dilanjutkan dengan melakukan rencana
tersebut dalam bentuk nyata, dalam melakukan asuhan keperawatan pada Tn.M dengan
Stroke. Tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang dibuat.
Untuk diagnosa yang pertama yaitu Resiko Perfusi Jaringan Serebral tidak efektif b.d
Hipertensi, dengan Observasi yaitu Identifikasi penyebab peningkatan TIK, monitor status
pernapasan, Monitor MAP (Tekanan Darah), dengan Teraupetik yaitu Berikan posisi semi
flowler, Pertahankan suhu tubuh normal dan untuk Kolaborasi pemberian obat (citicolin
1/24jam, catopril 1 amp/12jam, Amlodipin 1x10mg, P/O, Anbacim 1vial/24jam, IV,
pumpicel 1vial/24jam, IV)
Selanjutnya diagnose kedua yaitu Gangguan Mobilitas Fisik b.d Adanya kerusakan
neuromuscular, dengan Observasi yaitu dentifikasi adanya nyeri atau kelemahan fisik
lainnya, Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi, Monitor
kondisi umum selama melakukan mobilisasi, dengan Teraupetik yaitu Libatkankan keluarga
untuk membantu pasien dalam meningkatan pergerakan, Ajarkan melakukan rentang gerak
aktif/pasif (ROM), dan dengan Edukasi jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi, Anjurkan
mobilisasi sederhana yang harus dilakukan misalnya duduk di tempat tidur Pengaturan
posisi. Menganjurkan klien beraktifitas sesuai dengan kemampuan.
Diagnose yang ketiga yaitu Gangguan komunikasi verbal b.d Adanya kerusakan sirkulasi
serebral, dengan Observasi yaitu Monitor proses kognitif anatomis dan fisioogis yang
berkaitan dengan bicara, dengan Teraupetik yaitu Gunakan metode komunkasi alternative,
modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan, ulangi apa yang disampaikan klien,
Gunakan juru biacra misalnya kelurga, jika perlu, dengan Edukasi yaitu anjurkan bicara
perlahan, dan dengan Kolaborasi yatu anjurkan rujuk ke ahli patologis dan terapi, bila perlu.
Penulis dalam melakukan tindakan keperawatan tidak mengalami kesulitan, karena klien
sangat kooperatif, dengan kesdaran komposmentis, baik dalam pengkajian maupun dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
5. Evaluasi
Tujuan yang dinginkan saya melakukan intervensi dan implemntasi pada Tn.M sudah
tercapai karena setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari pada Tn.M didapatkan
hasil bahwa hari pertama dan kedua kondisi Tn.M memperlihatkan sedikit perubahan,
namun hari ketiga Tn.M mengalami perubahan yang baik, karena pada hari ketiga tekanan
darah menurun, tekanan intracranial menurun, tirah baring berkurang lebih, klien berlatih
bicara perlahan. Sedangkan dalam melakukan aktivitas maupun latihan rentang gerak klien
dibantu oleh keluarganya, klien sudah mampu beraktivitas secara bertahap yaitu duduk
ditempat tidur.
REVIEW JURNAL ILMIAH
Judul Artikel : Asuhan Keperawatan dengan Gangguan sistem Persyarafan (Stroke Non
Hemoragic) di Ruang Anggrek RS Umum Daerah Pandan arang Royolali
Penulis / Author : Arwinda Setya Murti
Nama Jurnal,Volume, Edisi, Tahun Terbit, ISSN : Jurnal Ilmiah, Vol.1, Edisi 1, 2018
Alamat Jurnal Online : file:///C:/Users/user/Downloads/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Reviewer : Marhamah (2014901071)
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien dengan
stroke non hemoragik yang meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi
keperawatan.
Langkah-langkah Penelitian
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 Juli 2012 jam 07.00 WIB. Pengkajian adalah
pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan
(Doenges, 2000)
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis Keperawatan berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.
Berorientasi pada kebutuhan individu, biopsiko-sosio-spiritual, Berubah sesuai dengan
perubahan respons klien, serta merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu serta keputusan
klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan
aktual atau potensial, dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan,
membatasi, mencegah, dan merubah (Carpenito, 2000).
3. Perencanaan
Petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang
dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis
keperawatan. Langkahlangkah membuat rencana asuhan keperawatan menurut Doengoes
(2000): a. Menetapkan urutan prioritas diagnosis keperawatan b. Menentukan tujuan
asuhan keperawatan c. Menentukan rencana intervensi keperawatan d. Menuliskan
rencana asuhan keperawatan
4. Pelaksanaan
Pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan, Carpenito (2000).
5. Evaluasi atau penilaian
Perbandingan yang sistematik dan terencana Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan
Stroke Non Hemoragik Di Ruang Anggrek
A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.M dengan Stroke di RSUD Dr.H.
Bob Bazar, SKM Kalianda, dapat disimpulkan:
1. Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian ditemukan data-data sesuai dengan penyakit klien yaitu
Stroke dan nantinya data tersebut akan menjadi dasar bagi penulis untuk menegakkan
diagnosa dalam melakukan tindakan keperawatan.
2. Diagnosa
Berdasarkan data yang didapat, ditemukan tiga diagnosa pada kasus Tn.M
- Resiko Perfusi Jaringan Serebral tidak efektif b.d Hipertensi
- Gangguan Mobilitas Fisik b.d Adanya kerusakan neuromuskular
- Gangguan komunikasi verbal b.d Adanya kerusakan sirkulasi serebral
3. Intervensi keperawatan
Intervensi yang dilakukan mengacu pada diagnosa yang ditegakkan dan dibuat sesuai
pada buku SIKI dapat berupa tindakan observasi, terapetik, edukasi, dan kolaborasi.
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan diruangan lebih difokuskan pada tindakan keperawatan
yang berisfat observasi, terapetik, edukasi, dan kolaborasi.
5. Evaluasi
Evaluasi dapat berupa respon verbal, respon non verbal dan hasil pemeriksaan pada
klien.
B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan daftar pustaka bagi mahasiswa/i
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang dalam menerapkan ilmu dan asuhan keperawatan
pada klien dengan diagnose Stroke
2. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk menerapkan asuhan keperawatan pada klien
dengan diagnose Stroke
3. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menjadi koreksi dan pedoman bagi penulis tentang asuhan
keperawatan Stroke selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta Chang,
Ester .2010 .Patofisiologi : Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. 2008 .Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.