Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan generasi penerus bangsa. Salah satu faktor yang

menentukan suatu bangsa maju yaitu kualitas generasi penerus bangsa tersebut.

Bisa dibayangkan jika banyak anak Indonesia yang menderita gizi kronis yaitu

stunting, maka kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di masa yang

akan datang menjadi kurang cemerlang (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Menurut World Health Organization (WHO) (2010), stunting merupakan

penyakit infeksi kronis yang ditunjukkan dengan nilai z- score tinggi badan

menurut usia (TB/U) kurang dari –2 standar deviasi (SD). Menurut (Kementerian

PPN/ Bappenas, 2019), stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita

akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Dampak dari stunting bukan hanya pada gangguan pertumbuhan fisik, akan tetapi

juga mempengaruhi pertumbuhan otak. Stunting berdampak seumur hidup

terhadap anak hingga memunculkan kekhawatiran terhadap perkembangan anak.

(Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Menurut (Izwardy, 2019), Indonesia menempati peringkat ke lima negara

yang mengalami stunting tertinggi di Dunia. Prevalensi stunting di Indonesia

menunjukkan hasil yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Di Jawa Tengah pada

tahun 2010 angka stunting sekitar 34%, tahun 2013 sekitar 37% dan naik pada

tahun 2017 menjadi 37%. Namun, pada tahun 2018 turun menjadi 31%
2

(Kementerian Kesehatan, 2018;(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2018).

Di Kabupaten Klaten, pada tahun 2013 sekitar 10,19%, kemudian turun pada

tahun 2014 menjadi 9,02%. Tetapi, pada tahun 2015 kembali naik menjadi 9,57%,

turun pada tahun 2016 menjadi 8,7% dan naik kembali pada tahun 2017 sebesar

8,8%. Pada Februari 2018 turun menjadi sekitar 8,5% dari 18.000 balita. Dan

pada Agustus ada penurun sekitar 1% (Pusdatin Klaten dan Pemerintah

Kabupaten Klaten 2018). (Kementerian Kesehatan RI, 2018)

Melihat pentingnya masalah tersebut, pada tahun 2018 pemerintah

menetapkan 160 kabupaten di 34 provinsi sebagai lokasi prioritas penurunan

stunting, sehingga diharapkan dapat mencapai target Sustainable Development

Goals (SDGs) pada tahun 2025 yaitu penurunan angka stunting hingga 40%.

Selain itu, Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) untuk

mengurangi Stunting juga digalakkan dan difokuskan pada peningkatan kesadaran

masyarakat di Indonesia (Dinkes, 2016). Selain itu, Pemerintah juga

mencanangkan 5 pilar pencegahan stunting yaitu Komitmen dan Visi Pimpinan

Tertinggi Negara, Kampanye Nasional, Konvergendi, Koordinasi dan

Konsolidasi, Mendorong Kebijakan Nutrisi dan Pemantauan Evaluasi (Izwardy,

2019).

Pemerintah Jawa Tengah juga menetapkan program dengan tema “Penting!

Perwanas Bergiat dalam Mencegah Stunting” yang menitikberatkan pada

pemberian edukasi terhadap masyarakat. Selain itu terdapat program “Jateng

Gayeng Nginceng Wong Meteng” guna mencegah stunting dengan cara


3

mendeteksi kesehatan janin hingga lahir (Portal Berita Jawa Tengah, 2018;Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2018).

Kementerian Kesehatan RI, (2018) menetapkan Kabupaten Klaten mejadi

salah satu dari 160 Kabupaten/Kota lokus penurunan stunting pada 2018-2019.

Pencegahan difokuskan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dalam

penelitian Bommer, Vollmer, & Subramanian (2019), 1000 HPK adalah masa

yang penting dan tepat untuk memaksimalkan pertumbuhan janin. Maka dari itu,

pencegahan difokuskan pada 1000 HPK.

Peran bidan yang dapat diberikan dalam upaya pencegahan stunting dengan

pemberian informasi dan edukasi, agar bayi yang di kandung ibu hamil selalu

sehat (Eko, 2015). Di Kabupaten Klaten sudah melaksanakan program penurunan

stunting salah satunya dengan pemberian pendidikan kesehatan pada ibu hamil

yang menitikberatkan pada pemenuhan gizi spesifik. Tetapi, pada kenyataannya

kejadian stuntingpun belum mengalami penurunan yang signifikan.

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

pengetahuan dan perilaku seseorang. Selain itu, pendidikan kesehatan merupakan

suatu hal yang penting untuk pencegahan suatu hal yang tidak diinginkan agar

tidak terjadi. Kurangnya tingkat pengetahuan dan minimnya informasi bisa

menyebabkan timbulnya suatu masalah pemenuhan gizi yang akan menyebabkan

stunting. Proses pemberian pendidikan kesehatan yang monoton dan kurang

menarik terkadang menjadi salah satu penyebab kurang berhasilnya proses

pendidikan kesehatan. Maka dari itu, perlu suatu cara penyampaian yang menarik,
4

praktis, menyenangkan dan mudah dipahami. Salah satunya dengan metode

pembelajaran take and give (Adiani, Suarni, & Riasti, 2016).

Pembelajaran take and give merupakan proses pembelajaran yang berusaha

mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta.

Model pembelajaran ini mengajak peserta untuk berpasangan dengan peserta lain

dan saling berbagi mengenai materi yang akan disampaikan menggunakan media

kartu berisi materi. Peserta juga akan lebih cepat memahami penguasaan materi

dan informasi (Adiani, Suarni, & Riasti, 2016).

Hasil penelitian terdahulu oleh Meiwulan & Rahayuningsih, (2018) dengan

judul “Efektivitas Metode Take and Give dalam Pendidikan Kesehatan tentang

Kesejahteraan Fisik Ibu Nifas di Puskesmas Wonogiri 1”, bahwa pendidikan

kesehatan tentang kesejahteraan fisik ibu nifas dengan metode take and give

efektif meningkatkan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III pada ibu hamil

trimester III di Puskesmas Wonogiri 1.

Hasil studi pendahuluan pada Selasa 13 Agustus 2019, kecenderungan

prevalensi stunting di Puskesmas Klaten pada tahun 2017 yaitu pada Puskesmas

Manisrenggo dan Polanharjo. Kedua Puskesmas tersebut menempati peringkat

pertama dan kedua tertinggi di Kabupaten Klaten. Puskesmas Polanharjo juga

menjadi 1 dari 10 Desa Lokus penurunan Stunting di Klaten. Selain itu, menurut

Bidan Koordinator Wilayah Puskesmas Polanhajo, kelas ibu hamil di wilayah

Puskesmas Polanharjo belum banyak diberikan pendidikan kesehatan gizi untuk

mencegah stunting sejak hamil. Hasil wawancara yang dilakukan pada 4 ibu
5

hamil, semua belum mengetahui mengenai stunting dan cara mencegah stunting

melalui gizi saat hamil.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik menyusun Skripsi dengan judul

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Take and Give terhadap

Pengetahuan Gizi Ibu Hamil untuk Cegah Stunting di Wilayah Puskesmas

Polanharjo, Klaten”.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas masalah yang dapat dirumuskan

adalah : Bagaimanakah Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Take and

Give terhadap Pengetahuan Gizi Ibu Hamil untuk Cegah Stunting pada di Wilayah

Puskesmas Polanharjo, Klaten?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum : Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan

dengan Metode Take and Give terhadap Pengetahuan Investasi Gizi untuk

Cegah Stunting pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Polanharjo, Klaten

2. Tujuan Khusus :

a. Mengetahui karakteristik ibu hamil yang meliputi umur, gravida

dan pendidikan

b. Mengetahui pengetahuan ibu hamil mengenai gizi untuk

mencegah stunting sebelum diberikan pendidikan kesehatan

dengan metode take and give


6

c. Mengetahui pengetahuan ibu hamil mengenai gizi untuk

mencegah stunting setelah diberikan pendidikan kesehatan

dengan metode take and give

d. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan sebelum dan

sesudah diterapkan penddikan kesehatan dengan metode take

and give

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis;

Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk

menambah wawasan terhadap metode pendidikan kesehatan yang efektif

untuk mengurangi prevalensi stunting.

2. Manfaat aplikatif;

a. Bagi Institusi Pendidikan : Sebagai masukan dalam pemberian

metode pendidikan kesehatan yang inovatif dan efektif untuk

mencegah stunting

b. Bagi Pelayanan Kesehatan : Sebagai referensi cara pemberian

pendidikan kesehatan yang lebih inovatif dan efektif untuk

mencegah stunting

c. Bagi Profesi Bidan : Sebagai sumbangan aplikatif bagi profesi bidan

dalam pemberian pendidikan kesehatan yang inovatif dan efektif

khususnya untuk mengurangi prevalensi stunting


7

d. Bagi Responden dan Masyarakat : Agar responden maupun

masyarakat lebih antusias dalam mengikuti pendidikan kesehatan

menganai pemenuhan gizi untuk mencegah stunting sejak dini.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Tabel Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Metode Penelitian Variabel Analisa Hasil Penelitian


Penelitian Penelitian Penelitian

Fajar Pengaruh Jenis penelitian ini Variabel Pengumpul thitung sebesar 9,780
Nurhabi Pendidikan adalah pra- bebas : an data (p-value = 0,000),
bi Kesehatan eksperimental, Metode Take penelitian maka keputusan uji
tentang analitik kuantitatif, and Give menggunak adalah
Perawatan dengan rancangan dalam an H0 ditolak.
Nifas dengan pre-post test tanpa Meningkatka kuesioner Kesimpulan penelitian
Metode Take kelompok kontrol. n dan adalah pendidikan
and Give Teknik pengambilan Pengetahuan, dianalisis kesehatan tentang
dalam sampel Variabel mengunaka perawatan
Meningkatka menggunakan teknik terikat : n uji paired nifas dengan metode
n consecutive Pengetahuan sample t- take and give efektif
Pengetahuan sampling dengan tentang test. meningkatkan tingkat
mengambil sampel perawatyan pengetahuan ibu
35 ibu hamil. nifas hamil di Puskesmas
Gemolong.

Endah Efektivitas Jenis penelitian ini Variabel Pengumpul Hasil penelitian


Kencana Metode Take adalah pra- bebas : an diperoleh thitung
Meiwul and Give eksperimental, Metode Take data sebesar 14,367 (p-
an dalam analitik kuantitatif, and Give, penelitian value = 0,000), maka
Pendidikan dengan rancangan variabel menggunak pendidikan kesehatan
Kesehatan pre-post test tanpa teikat : an tentang kesejahteraan
tentang kelompok kontrol. Kesejahteraan kuesioner fisik ibu nifas dengan
Kesejahteraa Teknik pengambilan Fisik Ibu dan metode take and give
n Fisik Ibu sampel Nifas dianalisis efektif
Nifas di menggunakan teknik mengunaka meningkatkan tingkat
Puskesmas consecutive n uji paired pengetahuan ibu hamil
Wonogiri 1 sampling dengan sample t- trimester III pada ibu
mengambil sampel test. hamil trimester III di
52 ibu hamil. Puskesmas Wonogiri
1.

Sara, Penerapan Jenis penelitian ini Variabel Pengumpul Hasil penelitian


Yuni Metode Take adalah pra- bebas : an diperoleh thitung
and Give eksperimental, Metode Take data sebesar 10,589 dan t-
dalam dengan populasi dan and Give, penelitian tabel yaitu 2,18.
8

Menerapkan sampel seluruh variabel menggunak Karena thitun g lebih


Hasil Belajar siswa kelas IV MI teikat : Hasil an besar dari pada t tabel,
Siswa Kelas Azizan Palembang Belajar Siswa observasi, maka ada perbedaan
IV pada sejumlah 12 orang Kelas IV wawancara, skor hasil belajar
Mata pada Mata tes dan siswa sebelum dan
Pelajaran Al- Pelajaran Al- dokumentas sesduah menerima
quran Hadiz quran Hadiz i. Analisis metode belajar take
di Madrasah menggunak and give
Ibtida’iyah an uji t-test
Azizan
Palembang

Perbedaan pengambilan kasus ini dengan pengambilan kasus terdahulu

adalah terletak pada subjek yang digunakan, metode pengambilan sampel, tempat

dan waktu dilaksanakannya pengambilan kasus.

Anda mungkin juga menyukai