JUDUL / MATERI : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Sekolah
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup bersih dan sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi –tingginya, sehingga masyarakat mampu berperan sebagai pelaku
pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri
serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarkatnya.
Hal tersebut dapat terwujud apabila masyarakat diberdayakan sepenuhnya dengan segala
daya yang dimiliki untuk dapat menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, dan
pemberdayaan masyarakat tersebut harus dimulai sejak usia dini dan dapat dilaksanakan di
sekolah-sekolah.
Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-
nilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS) sehingga berpotensi menjadi agen perubahan
untuk mempromosikan PHBS, baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Selain sekolah berfungsi sebagai tempat pembelajaran, juga dapat menjadi tempat dengan
potensi ancaman penularan penyakit, jika tidak dikelola dengan baik. Disamping itu usia sekolah
merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit, munculnya penyakit sering berkaitan
dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu menanamkan nilai-nilai PHBS di sekolah
merupakan kebutuhan mutlak untuk menjaga, meningkatkan dan melindungi anak sekolah
dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ).
Penerapan PHBS di sekolah merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakkan dan
memberdayakan sekolah dan lingkungannya untuk hidup bersih dan sehat. Sekolah yang ber
PHBS akan membentuk anak yang sehat dan cerdas. Anak yang sehat dan sehat merupakan
asset dan modal pembangunan kesehatan di masa depan.
PHBS di sekolah diarahkan untuk memberdayakan setiap siwa, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tau, mau dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan
menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum :
Memberdayakan setiap siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau dan
mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan
aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
b. Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah.
2. Meningkatkan peran serta aktif setiap siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
dalam ber PHBS di sekolah.
3. Memandirikansetiap siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah dalam ber PHBS.
1.5 Peserta
Sebanyak 30 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan dari muali kelas VII,VIII dan IX.
1.6 Narasumber
Petugas Promosi Kesehatan UPT Puskesmas Sumber.
IV. PENUTUP
Demikian laporan hasil kegiatan penyuluhan massa / kelompok di luar gedung tentang PHBS
Sekolah, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada
umumnya dan puskesmas pada khususnya.
Mengetahui : Pelaksana :
JUDUL / MATERI : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Sekolah
V. PENDAHULUAN
5.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup bersih dan sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi –tingginya, sehingga masyarakat mampu berperan sebagai pelaku
pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri
serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarkatnya.
Hal tersebut dapat terwujud apabila masyarakat diberdayakan sepenuhnya dengan segala
daya yang dimiliki untuk dapat menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, dan
pemberdayaan masyarakat tersebut harus dimulai sejak usia dini dan dapat dilaksanakan di
sekolah-sekolah.
Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-
nilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS) sehingga berpotensi menjadi agen perubahan
untuk mempromosikan PHBS, baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Selain sekolah berfungsi sebagai tempat pembelajaran, juga dapat menjadi tempat dengan
potensi ancaman penularan penyakit, jika tidak dikelola dengan baik. Disamping itu usia sekolah
merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit, munculnya penyakit sering berkaitan
dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu menanamkan nilai-nilai PHBS di sekolah
merupakan kebutuhan mutlak untuk menjaga, meningkatkan dan melindungi anak sekolah
dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ).
Penerapan PHBS di sekolah merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakkan dan
memberdayakan sekolah dan lingkungannya untuk hidup bersih dan sehat. Sekolah yang ber
PHBS akan membentuk anak yang sehat dan cerdas. Anak yang sehat dan sehat merupakan
asset dan modal pembangunan kesehatan di masa depan.
PHBS di sekolah diarahkan untuk memberdayakan setiap siwa, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tau, mau dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan
menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
5.2 Tujuan
c. Tujuan Umum :
Memberdayakan setiap siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau dan
mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan
aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
d. Tujuan Khusus :
4. Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah.
5. Meningkatkan peran serta aktif setiap siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
dalam ber PHBS di sekolah.
6. Memandirikansetiap siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah dalam ber PHBS.
5.5 Peserta
Sebanyak 31 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan dari mulai kelas X dan XI.
5.6 Narasumber
Petugas Promosi Kesehatan UPT Puskesmas Sumber.
VIII. PENUTUP
Demikian laporan hasil kegiatan penyuluhan massa / kelompok di luar gedung tentang PHBS
Sekolah, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada
umumnya dan puskesmas pada khususnya.
Mengetahui : Pelaksana :
IX. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkolusis ( TB ) merupakan penyebab kematian ke 3 terbanyak di Indonesia. Diperkirakan
setiap tahun ada 539.000 kasus baru, dan dari kasus tersebut 101.000 orang meninggal karena TB.
TB dapat disembuhkan jika pasien menelan obat secara teratur 6-8 bulan sesuai dengan petunjuk
dokter.
Pengobatan membutuhkan waktu yang lama, sehingga dimungkinkan pasien tidak patuh dalam
menelan obat, disamping masih adannya stigma tentang TB, serta terbatasnya informasi pelayanan
dan pengobatan TB di masyarakat.
Untuk menanggulangi masalah tersebut maka perlu diadakannya penyuluhan di masyarakat
guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit Tuberkolusis ( TBC ).
1.2 Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit,
pencegahan dan penularan TB Paru.
1.5 Peserta
Sebanyak 20 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
1.6 Narasumber
Petugas TB Paru Puskesmas Sumber.
2 MATERI PENYULUHAN
Materi yang disampaikan :
Pengertian TBC atau Tuberkolusis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB, Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya. Seperti ginjal, usus, abdomen,kelenjar, tulang atau ke semua organ (milier).
Penyebab TBC :
Penyebab TBC adalah kuman tuberkolusis yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop, kuman itu bernama Mycobacterium Tuberculosa.
Tanda-tanda TBC :
- Batuk berdahak lebih dari 3 minggu.
- Dahak bercampur darah.
- Sesak nafas dengan rasa nyeri di dada.
- Demam.
- Penurunan Berat Badan.
- Nafsu makan berkurang.
- Berkeringat malam hari tanpa melakukan kegiatan.
Cara-cara Penularan TBC :
Penularan mudah terjadi di lingkungan yang kumuh, antar anggota keluarga, anatr tetangga dan
juga diantara anak-anak sekolah. Penularan ini dapat dapat terjadi pada semua orang yang
adalam keadaan tubuhnya lemah, kurang gizi, kurang protein, kurang istirahat dll dengan cara :
Langsung : bila penderita batuk atau bersin berhadapan dengan orang lain, basil Tuberkolusis
tersumbar & terhisap ke dalam paru orang sehat.
Tidak langsung : bila penderita batuk & meludah di tempat teduh, lembab, ludah tersebut
akan mengering & diterbangkan angin. Ludah yang mengandung basil ini akan terhisap oleh
orang sehat.
Dalam waktu satu tahun, 1 orang penderita TBC dapat menularkan penyakitnya pada 10-15
orang disekitarnya terutama orang dewasa terhadap anak-anak.
Cara-cara pencegahan TBC :
a. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
b. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang suda diberi desinfektan ( lisol, air sabun )
c. Imunisasi BCG diberikan pada bayi umur 0-2 bulan
d. Menghindari udara dingin
e. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk ke dalam rumah
f. Masukan nutrisi yang bergizi
g. Rajin berolah raga
h. Menjaga kebersihan lingkungan di sekitar rumah
Pengobatan TBC :
- Keberhasilan pengobatan TBC di tentukan oleh 4 faktor :
1. Pengawasan Menelan Obat (PMO)
2. Dosis
3. Keteraturan berobat
4. Lama pengobatan
- Syarat-syarat pengobatan :
1. Awal pengobatan ( 2 bln ) obat harus setiap 1 hari selama 56 kali
2. Selama 4 bulan berikutnya obat TBC harus diminum sebanyak 48 x 3 kali seminggu
Untuk mengetahui secara pasti bahwa seseorang menderita penyakit TBC, harus dilakukan
pemeriksaan dajak dengan menggunakan mikroskop.
Respon /keaktifan peserta penyuluhan : sangat merespon, banyak siswa yang bertanya dan
peserta dapat memahami materi yang disampaikan.
4 PENUTUP
Demikian laporan hasil kegiatan penyuluhan massa / kelompok di luar gedung tentang PHBS
Sekolah, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada
umumnya dan puskesmas pada khususnya.
Mengetahui : Pelaksana :
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pembangunan Nasional adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
secara optimal, untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut harubear dan pesatnya
pertambahan penduduk merupakan masalah berat yang dihadapi Indonesia dalam melakanakan
usaha-usaha pembangunan dewasa ini.
Pesatnya pertambahan jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan naiknya
tingkatproduktivitas ekonomi akan menimbulkan kegelisahan social yang secara potensiil
merupakan ancaman terhadap stabilitas Nasional.
Betapapun hasil yang dicapai alam pembangunan, kalau hal ni tidak dibarengi dengan
prencanaan dan pengendalian penduduk secara menyeluruh, maka semua hasil akan ditelan
habis oleh penduduk yang jumlanya meningkat dengan pesat. Untuk itu perlu dilakukannya
usaha-usaha diantaranya dengan penyelenggaraan Program Keluarga Berencana sesuai dengan
Keppres 33 / 1972.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum :
Turut seta menciptakan kesejahteraan sprirituil dan social budaya penduduk Indonesia
melalui usaha di bidang perencanaan dan pengendalian pertambahan penduduk,agar dapat
dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional
2. Tujuan Khusus :
Memberikan pelayanan dan membina kelagsungan pemakai kontrasepsi sehingga tercapai
kemantapan peserfta Keluarga Berencana yang mempunyai efek, berupa penurunan angka
kelahiran yang bermakna .
1.5 Peserta
Sebanyak 30 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
1.6 Narasumber
Petugas KB Puskesmas ( Bidan ) Puskesmas Sumber.
2 MATERI PENYULUHAN
Materi yang disampaikan :
Maksud dan Tujuan dari program KB adalah untuk menjarangkan menjarangkan anak dan
menurunkan AKI dan AKB serta gua meningkatkan IPM.
Dengan ber KB bisa meningkatkan taraf pendidikan, meningkatkan gizi masyarakat ( anak ) serta
orang tua dapat memberikan perhatian sera kasih sayang kepada anak dapat secara utuh dan
lebih baik .
Macam-macam kontrasepi terbagi dua, yaitu : kontrasepsi jangka panjang (NJP) dan jangka
pendek (Non NJP) :
Kontrasepsi NJP : IUD, MOW, MOP dan Implan
Kontrasepsi Non NJP : Suntik, Pil, Kondom
Kelebihan dan kekurangan :
Jenis kontrasepsi yang mengandung hormon diantaranya Implan, suntik dan pil.
- Kelebihannya mudah cara pemakainnya dengan melalui disuntikkan, diminum, sedangkan
pemasangan implant di pasang di pangkal lengan.
- Kekurangannya efek samping iasanya sering terjadi spooting / terjadi flek-flek atau menstruasi
berulang-ulang.
- Pengguna kontrasepsi ini harus ibu-ibu yang benar-benar sehat.
Jenis kontrasepsi yang mengandung Non hormon diantaranya IUD, MOW, MOP.
Untuk konrasepsi yang non hormonal jarang sekali terjadi efek samping, semua wanita dapat
menggunakan kecuali pada ibu yang mengidap penyakit kanker service atau kanker rahim.
Tempat pelayanan KB ada di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan Praktek Swasta (BPS), Dokter
Praktek Swasta (DBS) Umum.
Respon /keaktifan peserta penyuluhan : sangat merespon, banyak siswa yang bertanya dan
peserta dapat memahami materi yang disampaikan.
4 PENUTUP
Demikian laporan hasil kegiatan penyuluhan massa / kelompok di luar gedung tentang Keluarga
Berencana (KB), semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada
umumnya dan puskesmas pada khususnya.
Mengetahui : Pelaksana :
I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah (DBD) sering menimbulkan kakhawatiran masyarakat karena
perjalanan penyakit cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat karena DBD
ini merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa.
Di Indonesia KLB DBD sering terjadi pada saat perubahan musim dari kemarau ke musim
hujan atau sebaliknya. Serangan DBD sering terjadi pada daerah yang padat penduduk dengan
lingkungan yang kumuh. Programer DBD bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, angka
kematian dan mencegah terjadinya KLB DBD.
1.2.Tujuan
Hari Selasa tanggal 21 Maret 2013 di Desa Matangaji Blok Pedaleman RW. 06 Kec. Sumber
1.4.Metode Penyuluhan
1.5.Peserta
1.6.Narasumber
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu penyakit yang ditandai dengan demam tinggi
mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas. Terdapat tanda-tanda perdarahan (bintik-bintik
merah/ptekie) misalnya perdarahan pada gusi, muntah atau berak darah, ada pembesaran hati dan
dapat timbal syhok ( pasien gelisah, nadi cepat dan lemah, extremitas dingin, kulit lembab, kesadaran
Sumber penularan adalah manusia dan nyamuk Aedes Aegypti. Manusia tertular melalui digitan
nyamuk yang telah terinfeksi virus dengue. Sebaliknya nyanuk terinfeksi ketika menggigit manusia dalam
stadium virema. Virema terjadi sebelum awalnya muncul gejala dan selama kurang lebih 5 hari pertama
Sejas timbulnya gejala.Obat untuk membasmi virus dan vaksin untuk mencegah DBD sampai saat ini
1. Malas minum
3. Ada perdarahan
1. Kesimpulan
Masyarakat lebih mengetahui dan memahami tentang tanda dan gejala serta bahaya dari
penyakit DBD.
2. Saran
IV. PENUTUP
Demikian laporan hasil kegiatan penyuluhan masyarakat tentang penyakit DBD,semoga laporan
Mengetahui : Pelaksana :
X. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk
melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM berkualitas, faktor gizi yang memiliki
peranan penting. Gizi yang baik akan menghasilkan SDM yang berkualitas yaitu sehat, cerdas dan
memiliki fisik yang tangguh serta produktif. Perbaikan gizi iperlukan pada seluruh siklus kehidupan,
mulai sejak masa kehamilan, bayi dan anak balita, pra sekolah, anak SD, remaja dan dewasa sampai
usia lanjut.
Banyaknya ibu balita yang tidak mengetahui bahwa pada anak berusia 1 – 5 tahun adalah
masa anak sangat rentan terhadap masalah gizi salah satunya adalah masalah gizi kurang.Dimana
Pada kelompok umur tertentu anak masih bersifat konsumen pasif,mereka hanya menerima apa
yang diberikan ibunya,sedangkan peran ibu dalam memberikan menu yang seimbang dan sesuai
untuk pertumbuhan anaknya sangatlah diperlukan. oleh sebab itu peralu diadakannya penyuluhan
kepada ibau balita mengenai makanan yang sehat untuk anak
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai makanan sehat untuk anak balita
b. Tujuan Khusus :
Ibu balita dapat menjelaskan fungsi makanan dalam tubuh
Ibu balita dapat menjelaskan keadaan anak balita dalam memilih makanan
Ibu balita dapat menjelaskan tentang cara menyusun hidangan sehat
1.5 Peserta
Sebanyak 20 orang ibu balita
1.6 Narasumber
Petugas Promosi Kesehatan UPT Puskesmas Sumber.
2 MATERI PENYULUHAN
Materi yang disampaikan :
Pada usia 1- 3 tahun anak bersifat konsumen pasif. Makanannya tergantung apa yang disediakan
ibu. Hendaknya anak sudah diarahkan untuk mengikuti pola makan sehat.
Pada usia 4 – 5 tahun anak sudah bersifat konsumen aktif, yaitu anak telah dapat memilih makanan
yang disukai. Kepada anak sudah dapat diberikan pendidikan gizi yang benar.
4 PENUTUP
Demikian laporan hasil kegiatan penyuluhan massa / kelompok di luar gedung tentang makanan
sehat anak balita, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
pada umumnya dan puskesmas pada khususnya.
Mengetahui : Pelaksana :
PENGERTIAN
Flu Burung pada manusia adalah suatu penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus
influenza type A yang berasal dari unggas (penyakit zoonosis).
Sifat :
- Virus hidup di air pada suhu 22o C 4 hari, suhu 0o C sampai > 30 hari
- Virus akan mati dgn detergent, disinfektan misal Chlorine, cairan yang mengandung iodin.
- Virus akan mati dipanaskan dalam suhu 80°C selama 1 menit atau mendidih.
Melalui :
- unggas unggas,
- unggas/babi manusia ?.
Sampai sejauh ini belum terbukti penyakit Flu Burung menular dari manusia ke manusia
lainnnya.
Demam ≥ 38°C,
gejala Sistemik
Dapat berlanjut menjadi radang paru (pneumonia) dengan kemungkinan kematian tinggi (77%)
Gejala dapat bervariasi, tidak harus semua gejala ada, bisa berbeda dari orang ke orang
DIAGNOSA
Diagnosis pasti
>Apus Hidung dan tenggorokan RT-PCR: positif H5N1.( lab nasional badan litbang)
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Sumber, Petugas Pelaksana
I. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, upaya penyehatan
lingkungan pemukiman merupakan salah satu program pokok dari program-program
pembangunan kesehatan.
Penyehatan perumahan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
agar tercapai kondisi perumahan dan lingkungan yang sehat, sehingga mampu
mengurangi resiko penularan penyakit ataupun gangguan kesehatan.
Salah kegiatan dalam meningkatkan kualitas lingkungan terutama lingkungan
pemukiman (rumah sehat), maka dilakkukan penyuluhan ke masyarakat tentang
rumah sehat dengan demikian diharapkan
II. T u j u a n
Meningkatkan kemampuan masyarakat dan kualitas lingkungan pemukiman
yang sehat.
III. Peserta
Masyarakat Kel. Sidawangi Blok Desa
V. Metode
VI. Biaya
Kerangka acuan ini dibuat sebagai acuan dalam penggunaan dana Biaya
Operasional Kesehatan (BOK) untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan Rumah
Sehat di masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan
pemukiman dan kemampuan masyarakat agar tercapai kondisi perumahan yang
sehat,sehingga dapat mengurangi resiko penularan penularan penyakit ataupun
gangguan kesehatan diwilayah kerja UPT Puskesmas Sumber khususnya dan
Kabupaten Cirebon pada umumnya.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Posyandu merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Kader itu merupakan mitra bagi puskesmas dalam
penyelenggaraan kegiatan posyandu setiap bulan.
Masalah yang ada di dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja
UPT Puskesmas Sumber adalah :
a. Jumlah kader aktif per posyandu hanya 2-3 orang.
b. Keterampilan dan kemampuan kader dalam melaksanakan kegiatan
posyandu masih kurang.
c. Cakupan program masih ada yang mencapai target.
Hal ini tidak sesuai dengan indikator posyandu yang menetapkan jumlah
kader adalah 5 orang per posyandu, kemampuan dan keterampilan kader yang
belum maksimal sesuai dengan fungsi 5 meja.
Untuk mengantisifasi kekurangan-kekurangan diatas, maka dengan ini perlu
diadakan kegiatan pembinaan melalui refresing kader posyandu.
B. Tujuan Pelatihan
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan kader dalam penanganan
kegawatdaruratan dan bencana alam dimasyarakat.
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan kader tentang kegawatdaruratan dan
bencana alam.
b. Meningkatkan kemampuan kader dalam melaksanakan penanganan
kasus kegawatdaruratan dan bencana alam di masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan kader dalam melaksanakan penanganan
bencana alam di masyarakat.
C. Sasaran
Kader posyandu di wilayah kerja UPT Puskesms Sumber.
B. Narasumber/Fasilitator
1. Dokter Puskesmas
2. Petugas Promkes
3. Perawat
C. Tempat Pelatihan
Aula UPT Puskesmas Sumber
Jl. Pangeran Kejaksan No. 49 Keluaraha Sumber Kecamatan Sumber
Kabupaten Cirebon telp. (0231) 8890068.
D. Waktu Pelatihan
Waktu pelaksanaan pada bulan hari Sabtu 26 Mei 2012.
E. Proses Pelatihan
- Penyampaian materi
- Praktek / simulasi
F. Metode
- Ceramah Tanya Jawab
- Latihan Khusus
- Praktek dan Simulasi.
H. Evaluasi
VI. PENUTUP
Semoga kegiatan pelatihan bagi kader tentang kegawatdaruratan dan bencana ala
mini dapat bermanfaat, dapat dilaksanakan/ diaplikasikan dilapangan dengan baik
dan dapat dipertanggungjawabkan serta dimanfaatkan oleh semua pihak terkait.
VII. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Posyandu merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Kader itu merupakan mitra bagi puskesmas dalam
penyelenggaraan kegiatan posyandu setiap bulan.
Masalah yang ada di dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja
UPT Puskesmas Sumber adalah :
d. Jumlah kader aktif per posyandu hanya 2-3 orang.
e. Keterampilan dan kemampuan kader dalam melaksanakan kegiatan
posyandu masih kurang.
f. Cakupan program masih ada yang mencapai target.
Hal ini tidak sesuai dengan indikator posyandu yang menetapkan jumlah
kader adalah 5 orang per posyandu, kemampuan dan keterampilan kader yang
belum maksimal sesuai dengan fungsi 5 meja.
Untuk mengantisifasi kekurangan-kekurangan diatas, maka dengan ini perlu
diadakan kegiatan pembinaan melalui refresing kader posyandu.
J. Tujuan Pelatihan
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan kemapuan dan keterampilan kader dalam melaksanakan
kegiatan posyandu.
2. Tujuan Khusus :
g. Meningkatkan kemampuan kader dalam melaksanakan tahapan kegiatan
di posyandu.
h. Meningkatkan kemampuan kader dalam melakukan 9 langkah
penimbangan dengan benar.
i. Meningkatkan kemampuan kader dalam melaksanakan R/R posyandu
(SIP 7) dengan benar.
K. Sasaran
Kader posyandu di wilayah kerja UPT Puskesms Sumber.
E. Narasumber/Fasilitator
1. Dokter Puskesmas
2. Petugas Promkes
3. Perawat
4. Tenaga Pelaksana Gizi
F. Tempat Pelatihan
Aula UPT Puskesmas Sumber
Jl. Pangeran Kejaksan No. 49 Kelurahan Sumber Kecamatan Sumber
Kabupaten Cirebon telp. (0231) 8890068.
L. Waktu Pelatihan
Waktu pelaksanaan pada bulan hari Sabtu 26 Mei 2012.
M. Proses Pelatihan
- Penyampaian materi
- Praktek / simulasi
N. Metode
- Ceramah Tangay Jawab
- Latihan Khusus
- Praktek dan Simulasi.
P. Evaluasi :
Kader memahami materi yang disampaikan dan dapat mempraktekkannya,
termasuk cara menghitung umur balita.
2. Pemecahan Masalah :
- Pengadaan sarana (infocus), sehingga penyampaian akan lebih menarik
dan kader lebih memahami materi yang disampaikan.
XI. KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan
- Kader selama pelatihan berlangsung menjadi peserta yang pro aktif,
hal ini menunjukan bahwa pelatihan kader setiap tahun perlu
diselenggarakan.
D. Saran
XII. PENUTUP
Semoga kegiatan pelatihan bagi kader tentang kegawatdaruratan dan bencana ala
mini dapat bermanfaat, dapat dilaksanakan/ diaplikasikan dilapangan dengan baik
dan dapat dipertanggungjawabkan serta dimanfaatkan oleh semua pihak terkait.
I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Diare merupakan penyebab kematian no empat (13,2%) pada semua umur dalam kelompok
penyakit menular. Porposi diare sebagai penyebab kematian nomor satu pada bayi postneonatal
(31,4%) dan pada anak balita (25,2%) berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2007. (Depkes RI,
2009:1).
Puskesmas merupakan salah satu ujung tombak penyelenggaraan UKM di strata pertama
pelayanan kesehatan termasuk dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Diare.
Peningkatan kinerja Puskesmas dalam mengatasi masalah penyakit menular Diare sangat
dibutuhkan, sehingga perlu pengelolaan program P2 diare secara baik di tiap Puskesmas.
1.2.Tujuan
Hari Sabtu tanggal 23 Nopember 2013 di Desa Sidawangi Blok Desa Kec. Sumber
1.4.Metode Penyuluhan
1.5.Peserta
1.6.Narasumber
Diare adalah buang air besar ( defekasi ) dengan tinja lembek ( setengah cair ) dengan frekuensi
lebih dari 3 kali sehari atau dapat berbentuk cair saja.
Prinsip tatlaksana penderita diare :
1. Mencegah terjadinya dehidrasi
Berikan oralit atau cairan rumah tangga sejak awal diare. Cairan rumah tangga antara lain air
matang, air tajin, dll.
2. Mengatasi dehidrasi
Segera lakukan rehidrasi oral atau intravena sesuai derajat dehidrasi.
3. Pemberian makanan
Pemberian makanan yang lunak rendah serat sejak awal untuk pemulihan keadaan penderita.
4. Mengobati penyebab, komplikasi dan penyakit penyerta.
5. Edukasi sangat penting sebagai langkah pencegahan ( sanitasi lingkungan dan hygiene
perorangan ).
6. Pemberian Zinc
Masih dalam penelitian untuk dimasukan dalam tatalaksana diare dewasa.
1. Kesimpulan
Masyarakat lebih mengetahui dan memahami tentang tanda dan gejala serta bahaya dari
penyakit Diare.
2. Saran
IV. PENUTUP
Demikian laporan hasil kegiatan penyuluhan masyarakat tentang penyakit Diare,semoga laporan
Mengetahui : Pelaksana :