Makalah Chacha Setengahfix
Makalah Chacha Setengahfix
MAKALAH
Oleh :
ZAKIYA ZULVIYANDA
HET 17-XXVIII-417
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 2018
MANAJEMEN NYERI
MAKALAH
Oleh :
ZAKIYA ZULVIYANDA
HET 17-XXVIII-417
Telah disetujui oleh pembimbing makalah Hippocrates
Emergency Team BEM KM Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
Pembimbing Makalah
Nama Jabatan Tanda Tangan
Sakinah Shadrina, Pembimbing I
S.Ked
HET 13-XXIV-372
Prara Miftah Rahmi, Pembimbing II
S.Ked
HET 14-XXV-377
MAKALAH
Oleh :
ZAKIYA ZULVIYANDA
HET 17-XXVIII-417
Penguji Makalah
Nama Jabatan Tanda Tangan
dr. Dedy Kurnia, Sp. An Penguji I
HET 05-XVI-236 LB
dr. Richard Santosa Penguji II
HET 09-XX-302 LB
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya,
Nyeri”. Salawat beserta salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat seperti saat ini. Makalah ini
diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar anggota
Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari peran serta
berbagai pihak, baik itu bantuan, bimbingan, maupun semangat yang tidak henti-
hentinya diberikan kepada penulis. Oleh sebab itu pada kesempatan ini, penulis
menyelesaikan makalah ini dan tidak lupa kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
penulis.
3. Kakanda dr. Dedy Kurnia,Sp.An dan dr. Richard Santosa sebagai penguji
yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi
5. Ketua HET Luqmanul Hakim dan ketua Ketua Pantia Pengondisian Khusus
angkatan XXVIII yang telah mengangkatkan acara ini serta kesabaran dalam
berlangsung.
6. Rekan-rekan seperjuangan saat suka dan duka angkatan XXVIII tercinta atas
menguatkan.
kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan pahala dan rahmat
dari Allah SWT. Dengan keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, penulis
menyadari sepenuhnya makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kemajuan HET kedepannya.
1.3 Tujuan............................................................................................... 1
1.4 Manfaat............................................................................................ 2
2.1 Definisi............................................................................................ 3
2.2 Klasifikasi.………………………………………………………… 3
2.6 Tatalaksana.................................……................................................ 22
2.6.1 Farmakologi…………….……………………………… 22
BAB 3 Penutup.............................................................................................. …. 40
3.2 Saran.......................................................................................….. 40
Daftar Pustaka...........................................................................................…... 42
2.2 Klasifikasi
Nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Menurut Jenisnya
a) Nyeri nosiseptif
Karena kerusakan jaringan baik somatik maupun viseral. Stimulasi
nosiseptor baik secara langsung maupun tidak langsung akan mengakibatkan
pengeluaran mediator inflamasi dari jaringan, sel imun dan ujung saraf
sensoris dan simpatik.3,4
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang
nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas
dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial
merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri
(nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf
perifer.
nyeri oleh serabut aferen selain diteruskan ke sel-sel neuron nosisepsi di kornu
dorsalis medula spinalis, juga akan diteruskan ke sel-sel neuron di kornu anterolateral
Nyeri akut pada dasarnya berhubungan dengan respon stres sistem neuroendokrin
yang sesuai dengan intensitas nyeri yang ditimbulkan. Mekanisme timbulnya nyeri
melalui serabut saraf aferen diteruskan melalui sel-sel neuron nosisepsi di kornu
dorsalis medula spinalis dan juga diteruskan melalui sel-sel di kornu anterolateral dan
kornu anterior medula spinalis memberikan respon segmental seperti
2.6 Penatalaksanaan
sebesar-besarnya dengan kemungkinan efek samping yang paling kecil. Terdapat dua
metode umum untuk terapi nyeri yaitu pendekatan farmakologis dan non
farmakologis.
1. Analgesik Non-Opioid
Langkah pertama yang sering efektif untuk penatalaksanaan nyeri ringan sampai
sedang adalah menggunakan analgesik non-opioid, terutama asetaminofen
(paracetamol) dan OAINS. Keduanya memiliki efek antipiretik dan analgesik,
tetapi asetaminofen tidak memiliki efek antiinflamasi seperti OAINS. OAINS
sangat efektif untuk mengatasi nyeri akut derajat ringan, penyakit meradang yang
kronik seperti artritis, dan nyeri akibat kanker ringan.
OAINS mengganggu mekanisme transduksi di nosiseptor dengan menghambat
sintesis prostaglandin. OAINS berkerja menghasilkan anlgesia melalui inhibisi
pembentukan prostglandin oleh enzim siklooksigenase (COX) dari prekursor
asam arakidonat. Siklooksigenase berada di retikulum endoplasma yang
bertanggung jawab membentuk prostaglandin, prostasiklin, dan tromboksan dari
Ketorolac Dewasa: 10mg diikuti dgn pe↑ dosis 10-30mg IV: 10 atau
setiap 4-6 jam bila diperlukan (Dosis max 30mg/ml
90mg/ml).
Tabel 7. Beberapa contoh obat analgesik non-opioid
2. Analgesik Opioid
Opiat adalah alkaloid alami yang diambil dari ekstrak bunga poppy (Papaver
somniverum), seperrti morfin, papaverin, heroin dan kodein. Opioid adalah obat-
obatan yang memiliki sifat seperti opiat. Jenisnya lebih banyak dan beragam,
juga potensi analgesianya. Baku emas untuk potensi analgesia adalah morfin.
Semua opioid akan dibandingkan dengan morfin untuk menyatakan kekuatan
analgesianya.17
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan memahami definisidan mekanisme nyeriserta mengetahui
penatalaksanaan baik dalam pendekatan farmakologi dan non farmakologi, maka
diharapkan prognosis pasien yang mengalami kasus ini dapat menjadi lebih baik.
1. Morgan GE. Pain Management. In: Clinical Anesthesiology. 2nd ed. Stamford:
Appleton and Lange; 1996.
2. Hamill RJ. The Assesment of Pain. In: Handbook of Critical Care Pain
Management. New York: McGraw-Hill Inc; 1994.
3. Benzon, et al. The Assesment of Pain. In: Essential of Pain Medicine and
Regional Anesthesia. 2nd ed.Philadelphia; 2005.
4. Rospond. Pemeriksaan dan Penilaian Nyeri. [Online]. Cited on 2015 March 7.
Available from:URL: http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/pemeriksan-
dan-penilaian-nyeri.pdf
5. Brunner, Suddarth. Buku Ajar Medikal Bedah. Volume 1. Edisi 8. Jakarta: EGC;
2001.
6. Brenner GJ, Woolf CJ. Mechanisms of chronic pain. In: Longnecker DE, Brown
DL, Newman MF, Zapol WM.Anesthesiology. New York: McGrawl- Hill; 2008.
7. Latief SA. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi II. Bag Anestesiologi dan Terapi
Intensif FK UI: Jakarta; 2001.
8. Nicholls AJ, Wilson IH. Manajemen nyeri akut. Dalam: Kedokteran
Perioperatif. Farmedia: Jakarta; 2001.
9. Avidan M. Pain Managemnet. In: Perioperative Care, Anesthesia, Pain
Management and Intensive Care.London; 2003.
10. Silaen EL. Perbandingan Propofol 2 mg/KgBB-Ketamin 0,5 mg/KgBB Intravena
dan Propofol 2 mg/KgBB-Fentanil 1 µg/KgBB Intravena dalam Hal Efek
Analgetik pada Tindakan Kuretase dengan Anestesi Total Intravena. [Online].
2012 [cited on 2015 March 13]. Available from:
URL: http://repository.usu.ac.id/bitstream/31956/4/Chapter%20II.pdf
11. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Buku Saku Quality and Safety. Makassar;
2012.