Anda di halaman 1dari 96

ISSN : 0215-5478

JURNAL

BBTKLPP YOGYAKARTA Volume 11 Nomor 1, Desember 2017

JURNAL HUMAN MEDIA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
(BBTKLPP) YOGYAKARTA
ISSN : 0215-5478 Jl. Wiyoro Lor, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, 55197
Telp. (0274) 371588, 4432823 Fax. (0274) 443284
Website : www.btkljogja.or.id Email : info@btkljogja.or.id
P engantar
Diterbitkan oleh Assalamu alaikum Wr. Wb. KETENTUAN PENULISAN ARTIKEL
BBTKLPP Yogyakarta Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah berkenan melimpahkan rahmat dan 1. Artikel berupa naskah ilmiah tentang hasil kajian/penelitian yang berkaitan dengan
Penanggung Jawab
kemurahan-Nya sehingga Jurnal Human Media BBTKL PP
Kepala BBTKLPP Yogyakarta upaya penyehatan Iingkungan, pengendalian penyakit dan pencemaran, dan
Yogyakarta edisi 1 tahun 2017 dapat terbit.
Jurnal Human Media edisi kali ini mengetengahkan materi
pengembangan teknologi tepat guna bidang kesehatan.
Penasehat
Prof. Dr. dr. Adi Heru Sutomo, M.Sc. D.Com. sebagai berikut : 2. Artikel atau naskah belum pernah dan tidak sedang diajukan untuk dipublikasikan
Nutr.DLSHTM.PKK 1. Kajian Uji Petik Kualitas Makanan Di Tempat Pengelolaan dalam media lain, baik dalam maupun luar negeri.
Makanan (TPM) Kabupaten Sleman Tahun 2016 .............1
2. Pemantauan Kualitas Pamsimas Kabupaten Temangung
3. Naskah dikirim dalam bentuk soft copy ditujukan kepada Sekretariat JHM
Redaktur
Sukoso, SST, M.Sc Tahun 2016 ..................................................................... 19 4. Naskah beserta abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan kosakata dan
3. Pemantauan Kualitas Lingkungan Sekolah Luar Biasa Negeri cara penulisan yag sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
Editor Di Kota Yogyakarta Tahun 2016 ....................................... 36
Dian Tri Koriati, ST, SKM, MPH 4. Prototipe Alat Penangkap dan Pemusnah Bakteri Tahan
5. Abstrak ditulis secara singkat tapi jelas, tidak Iebih dan 250 kata (1 halaman),
Indah Nur Haeni, S.Si, M.Sc Asam dan Patogen Di Udara Rumah Sakit Daerah Istimewa meliputi: latar belakang masalah, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Abstrak
dr. Yohanna Gita Chandara, MS Yogyakarta Tahun 2016 ...................................................54 disertai 3-5 kata kunci (keywords).
Nila Cakrawati, ST, M.Sc 5. Resistensi Nyamuk Aedes Aegypti Terhadap Insektisida di 6. Naskah yang dikirim ke redaksi diketik dalam dalam format MS Word, dengan
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016 ....................... 67 jarak satu setengah (1,5) spasi, font (12), tipe font time new roman, jarak margin
Redaktur Pelaksana 6. Perbandingkan dan Uji Efikasi Insektisida Berbahan Aktif atas 2,5 cm, margin bawah 2,5 cm, batas kiri 3 cm, batas kanan 2 cm. Panjang
Suharsa, S.ST Transfluthrin Sebagai Anti Nyamuk Bakar dan D-Allethrin
tulisan berkisar antara 5 - 15 halaman.
Mardiansyah, S.Kom Sebagai Anti Nyamuk Elektrik Terhadap Mortalitas Nyamuk
Aedes Aegypti ..................................................................83 7. Naskah yang dikirim dalam bentuk naskah publikasi. Isi naskah terdiri atas:
Sekretariat Abstrak, Pendahuluan (berisi latar belakang dan tujuan), Metode Penelitian
Atikah Mulyawati, SKM Kami menyadari bahwa penyajian hasil penelitian ini masih (prosedur, bahan, dan alat, populasi-sampel, analisis data), Hasil dan
Prabawa, SKM, M.Kes belum sempurna, oleh sebab itu kami, segenap Tim Redaksi, Pembahasan, Kesimpulan dan Daftar Pustaka.
sangat menghargai dan berterima kasih atas masukan- 8. Judul naskah hendaknya singkat, jelas dan informatif.
masukan berkenaan dengan Jurnal Human Media ini untuk
Alamat Sekretariat menambah kualitas dan perbaikan pada edisi-edisi berikutnya. 9. Unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: nama
Instalasi Pengelolaan Teknologi Informasi Semoga apa yang tersaji pada JHM BBTKLPP Yogyakarta penulis (dengan urutan: nama akhir, nama awal dan tengah, tanpa gelar
BBTKLPP Yogyakarta ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. akademik), judul buku/artikel (termasuk anak judul/sub judul), kota tempat
Jl. Wiyoro Lor, Baturetno, Banguntapan, penerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbitan; jika dari internet dicantumkan
Bantul, Yogyakarta, 55197, Telp. (0274) 371588 Selamat membaca. tanggal akses, serta alamat website. Prinsip penulisan daftar pustaka mengacu
Fax. (0274) 443284 pada sistem vancouver.
Website : www.btkljogja.or.id Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb
Email : info@btkljogja.or.id 10. Penulisan nomor rujukan sesuai urutan penampilannya dalam artikel.

JURNAL HUMAN MEDIA BBTKLPP YOGYAKARTA


Redaksi Buletin JHM menerima naskah atau karya yang sesuai dengan misi Buletin JHM. Redaksi
berhak merubah bentuk dan naskah tanpa mengurangi isi dan maksud naskah Anda. Naskah 5 - 15
halaman, dengan spasi 1,5. Kirim ke Sekretariat Buletin JHM atau via Email : info@btkljogja.or.id
KAJIAN UJI PETIK KUALITAS MAKANAN
DI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM)
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016

Heni Amikawati1, Yeni Yuliani2, Suhadi Broto3

INTISARI

Latar Belakang ; Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap


makanan yang disediakan di luar rumah, produk-produk makanan yang
disediakan oleh perusahaan atau perorangan yang bergerak dalam usaha
penyediaan makanan untuk kepentingan umum semakin terjamin kesehatan dan
keamanannya. Salah satu cara untuk memelihara kesehatan adalah dengan
mengkonsumsi makanan yang aman, yaitu dengan memastikan bahwa makanan
tersebut dalam keadaan bersih dan terhindar dari agen yang dapat menyebabkan
penyakit. Hal ini hanya dapat terwujud bila ditunjang dengan keadaan hygiene
dan sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang baik dan dipelihara
bersama oleh pengusaha dan masyarakat.
Tujuan ; Kegiatan ini merupakan kegiatan uji petik yang dilakukan di
kantin atau penjual makanan di sekitar kampus di Kabupaten Sleman dengan
tujuan: 1) mengetahui keadaan sanitasi TPM di sekitar delapan kampus di
Kabupaten Sleman; 2) mengetahui keadaan usap alat masak/makan/minum dan
usap tangan penjamah makanan berdasarkan parameter biologi; 3) mengetahui
kualitas makanan di TPM berdasarkan parameter biologi; 4) mengetahui kualitas
makanan di TPM berdasarkan parameter kimia berbahaya.
Hasil ; survei observasi TPM di delapan kampus atau sekitar kampus di
wilayah Kabupaten Sleman, kondisi sanitasi TPM masih memerlukan perbaikan
dan peningkatan dalam perlindungan makanan, keadaan karyawan, higiene
sanitasi alat masak dan alat makan, pembuangan sampah, konstruksi bangunan,
serta pengendalian vektor dan penghawaan. Semua contoh uji usap alat
masak/makan/minum di TPM di delapan kampus atau sekitar kampus tidak
memenuhi syarat (0% MS) parameter biologi angka kuman/ALT, tetapi semua
memenuhi syarat (100% MS) terhadap parameter bakteri E. coli. Serupa dengan
hasil pengujian contoh uji alat masak/makan/minum, semua contoh uji usap
tangan penjamah makanan tidak memenuhi syarat (0% MS) parameter biologi
angka kuman, tetapi semua memenuhi syarat (100% MS) terhadap parameter
bakteri E. coli. Berdasarkan pengujian terhadap contoh uji makanan di delapan

1,2,3
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Yogyakarta

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 1
kampus atau sekitar kampus, diketemukan kontaminan bakteri patogen E. coli di
sekitar tiga kampus (37,5%), B. cereus di sekitar tiga kampus (37,5%), dan
Staphylococcus aureus di sekitar satu kampus (12,5%). Berdasarkan pengujian
terhadap contoh uji makanan di delapan kampus atau sekitar kampus,
diketemukan bahan kimia berbahaya formalin di sekitar enam kampus (75%) dan
borax di sekitar satu kampus (12,5%).

Kata Kunci: Uji Petik, Kualitas Makanan,TPM, Kabupaten Sleman.

PENDAHULUAN Surveilan dan Penyuluhan Keamanan


Makanan merupakan kebutuhan Pangan Badan POM Republik
mendasar bagi hidup manusia. Indonesia (RI) menunjukkan, pada
Makanan dikonsumsi beragam jenis tahun 2008, jumlah korban keracunan
dengan berbagai cara pengolahannya pangan Indonesia mencapai 25.268
(Santoso, 1999). Dengan orang dengan jumlah kasus sebanyak
meningkatnya kebutuhan masyarakat 8.943 kasus. Sementara di tahun 2009,
terhadap makanan yang disediakan di jumlah korban berkurang menjadi
luar rumah, maka produk-produk 7.815 orang dengan jumlah kasus
makanan disediakan oleh perusahaan sebanyak 3.239 kasus. Dari seluruh
atau perorangan yang bergerak dalam jumlah kasus, sekitar 56,52% terjadi di
usaha penyediaan makanan untuk tempat tinggal atau rumah dan sekitar
kepentingan umum harus terjamin 26% terjadi sekolah.
kesehatan dan keselamatannya. Salah Keracunan pangan tidak hanya
satu cara untuk memelihara kesehatan terjadi di Indonesia, di negara maju
adalah dengan mengkonsumsi layaknya Amerika pun kasus yang
makanan yang aman, yaitu dengan sama juga kerap kali terjadi. Dan salah
memastikan bahwa makanan tersebut satu penyebabnya adalah karena
dalam keadaan bersih dan terhindar dewasa ini masyarakat dunia, termasuk
dari agen penyakit. Hal ini dapat Indonesia lebih menyukai makanan
terwujud bila ditunjang dengan instan dan praktis yang mengandung
keadaan higiene dan sanitasi Tempat berbagai bahan kimia. Selain itu,
Pengelolaan Makanan (TPM) yang banyak juga produsen makanan yang
baik dan dipelihara secara bersama justru menyampurkan bahan kimia
oleh pengusaha dan masyarakat. berbahaya seperti formalin, boraks,
Hingga saat ini, tingkat keracunan pewarna tekstil ke dalam makanan
pangan yang terjadi di Indonesia masih yang mereka produksi. Akibatnya,
cukup tinggi. Dari seluruh kasus makanan yang mereka jual tidak sehat
tersebut, sebagian besar ternyata dan justru menimbulkan keracunan.
terjadi di rumah. Data Direktorat Dalam jangka waktu panjang,

2 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
makanan yang mengandung bahan akibat enterotoksin. Untuk
kimia berbahaya itu dapat mengendalikan penyakit atau
menimbulkan berbagai penyakit kronis gangguan kesehatan yang dapat
dan penyakit baru yang sebelumnya ditimbulkan oleh makanan siap saji,
belum pernah ada. perlu dilakukan uji petik terhadap
Sebagai salah satu jenis tempat makanan, penjamah makanan, tempat
pelayanan umum yang mengolah dan pengolahan makanan, dan
menyediakan makanan bagi perlengkapan yang digunakan dalam
masyarakat banyak, maka TPM penyiapan makanan siap saji. Dengan
memiliki potensi yang cukup besar demikian, masyarakat dapat
untuk menimbulkan gangguan terlindungi dari risiko bahaya
kesehatan atau penyakit bahkan kesehatan dan kejadian luar biasa
keracunan akibat dari makanan yang akibat penyakit bawaan makanan dapat
dihasilkannya. Banyak sekali hal yang dicegah.
dapat menyebabkan suatu makanan
menjadi tidak aman, salah satu di Tujuan
antaranya karena terkontaminasi
1. Mengetahui keadaan sanitasi
(Thaheer, 2005). Kontaminasi yang
tempat pengelolaan makanan
terjadi pada makanan dan minuman
(TPM) di sekitar delapan kampus
dapat menyebabkan makanan tersebut
di Kabupaten Sleman.
menjadi media bagi suatu penyakit.
Penyakit yang ditimbulkan oleh 2. Mengetahui keadaan usap alat
makanan yang terkontaminasi disebut masak/makan/minum dan usap
penyakit bawaan makanan (food- tangan penjamah makanan
borned diseases) (Susanna, 2003). berdasarkan parameter biologi di
delapan kampus di Kabupaten
Food borne diseases/food borne
Sleman.
illness (penyakit yang disebabkan oleh
makanan atau penyakit bawaan 3. Mengetahui kualitas makanan di
makanan atau keracunan makanan) TPM sekitar kampus di Kabupaten
adalah keracunan atau penyakit yang Sleman berdasarkan parameter
terjangkit akibat makan atau minum biologi.
b a h a n p a n g a n y a n g 4. Mengetahui kualitas makanan di
tercemar/terkontaminasi TPM sekitar kampus di Kabupaten
mikroorganisme patogen atau bahan Sleman berdasarkan parameter
beracun. Kontaminan dapat berupa kimia berbahaya.
mikroba patogen seperti Salmonella
dan Shigella atau bahan kimia beracun Metode Kegiatan.
misalnya logam berat dan pestisida Kegiatan ini adalah uji petik yang
atau jamur/cendawan beracun seperti menggambarkan kondisi sanitasi,
Coprinus sp. dan Boletus satanas atau keadaan usap tangan penjamah

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 3
makanan, kualitas alat Yogyakarta
masak/makan/minum berdasarkan 6) U n i v e r s i t a s P e m b a n g u n a n
parameter biologi, kualitas makanan Nasional (UPN) Veteran Jl. SWK
berdasarkan parameter kimia Lingkar utara Condongcatur
berbahaya dan parameter biologi di Depok Sleman
TPM kampus di Kabupaten Sleman. 7) STIE YKPN Jl. Seturan Raya
Depok Sleman Yogyakarta
8) Universitas Islam Indonesia
Lokasi Kegiatan
Jl.Pawirokuat Condongcatur
Kegiatan ini dilakukan di 8 Depok Sleman Yogyakarta
(delapan) kampus di wilayah
Kabupaten Sleman dengan mengambil
HASIL DAN PEMBAHASAN
contoh uji di kantin maupun di warung
makan sekitar kampus yaitu: A. Hasil Inspeksi Sanitasi
1) P o l i t e k n i k K e s e h a t a n Inspeksi sanitasi dilakukan
Kementerian Kesehatan terhadap 8 TPM di delapan
( P o l t e k k e s ) Yo g y a k a r t a J l . kampus di wilayah Kabupaten
Tatabumi no 3 Banyuraden, Sleman dengan hasil dalam
Gamping, Sleman berikut.
2) Universitas Negeri Yogyakarta Jl
Colombo No 1 Yogyakarta
3) Universitas Gajah Mada Jl.
Farmako sekip utara Yogyakarta
4) U n i v e r s i t a s A t m a j a y a , J l .
Babarsari Yogyakarta
5) Universitas Sanata Darma, Jl.
STM Mrican Depok Sleman
Tabel 1. Hasil Inspeksi Sanitasi
Indikator Hasil Pengamatan
Perlindungan Makanan
· Bahan makanan: pemilihan bahan · 7 TPM melakukan pemilihan bahan
makanan yang segar dan penyimpanan makanan segar serta menyimpan bahan
bahan makanan di tempat yang aman dan makanan di tempat aman dan terlindung
terlindung
· Makanan matang: tertutup, terhindar dari · 6 TPM menggunakan etalase sehingga
debu dan serangga; makanan makanan terhindar dari debu dan
diperlakukan secara hati-hati saat serangga, meskipun tidak menggunakan
memindah, membagi, mewadahi, sarung tangan namun tidak langsung
menghindari kontak langsung anggota kontak dengan tangan karena
tubuh; makanan sisa dipisahkan dan menggunakan sendok/penjepit untuk
tidak disajikan kembali mengambil makanan. Makanan di 8 TPM
selalu habis

4 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
Indikator Hasil Pengamatan
Karyawan
· Kesehatan karyawan: tidak menderita · karyawan di 8 TPM sehat dan tidak
penyakit menular, tidak menderita terlihat mempunyai luka terbuka
penyakit kulit (bisul, koreng), apabila
karyawan memiliki luka terbuka ditutup
dengan plester tahan air
· Kebersihan dan perilaku karyawan: · Penjamah makanan di 8 TPM mencuci
mencuci tangan pakai air mengalir dan tangan menggunakan sabun, 1 TPM
sabun; tidak memegang rambut, penjamah makanannya merokok dan
mengorek telinga, hidung, dan gigi serta penjamah makanan di 2 TPM tidak
tidak merokok selama menangani menggunakan celemek/apron
makanan;berpakaian bersih, kuku dan
rambut dipotong pendek dan bersih atau
memakai topi;memakai celemek/apron
Peralatan masak dan makan/minum
· Peralatan yang permukaannya kontak · 8 TPM menggunakan peralatan yang
dengan makanan bebas dari deterjen, permukaannya bebas dari deterjen,
lemak, karat, sisa makanan, tidak rusak, lemak, karat, sisa makanan dan tidak
tidak berbahaya selama digunakan rusak
· Peralatan yang permukaannya tidak · 8 TPM menggunakan peralatan yang
kontak dengan makanan tidak berbahaya permukaannya tidak kontak dengan
selama digunakan makanan tidak berbahaya selama
digunakan
· Penyimpanan alat untuk pengambil · 6 TPM menyimpan peralatan secara
makanan (sendok, penjepit dsb) terlindung
terlindung kebersihannya
· Fasilitas pencucian piring dan peralatan: · 2 TPM mencuci piring menggunakan
konstruksi yang baik, kuat, aman, bersih, ember
serta terpelihara & digunakan secara
baik
· Mencuci peralatan menggunakan · 8 TPM mencuci alat menggunakan
cairan/bahan yang mengandung deterjen deterjen
dan desinfektan · 2 TPM menggunakan air panas untuk
· Melakukan desinfeksi perlengkapan mencuci alat yang bernoda
masak dan makan dengan: air panas
100°C atau chlor/kaporit (sisa chlor s/d
0,02 ppm)
· Peralatan yang digunakan sekali pakai · Tidak ada TPM yang mengemas alat
dikemas satu persatu dan dibagikan sekali pakai
langsung untuk pemakai
· Peralatan yang digunakan sekali pakai · 8 TPM memakai alat sekali pakai tanpa
tidak dicuci dan digunakan ulang penggunaan ulang

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 5
Indikator Hasil Pengamatan
Peralatan masak dan makan/minum
· Tahapan pencucian meliputi perendaman · 8 TPM melakukan perendaman,
dengan air biasa, penyabunan, penyabunan dan pembilasan dalam tahap
pembilasan dan desinfeksi/tindakan mencuci peralatan namun tidak ada TPM
sanitasi alat makan yang melakukan desinfeksi/tindakan
sanitasi alat makan
· Penirisan dan pengeringan alat · 8 TPM meniiriskan alat makan tapi
makan/minum: pengeringan alat makan dikeringkan kembali dengan lap.
secara alami dengan cara ditiriskan pada
tempat yang bebas debu / tanpa dilap
atau dilap dengan bahan sekali pakai
· Penyimpanan dan perlakuan alat makan / · 5 TPM menyimpan alat makan dan alat
masak terlindung dari bahan masak secara terlindung
pencemaran, ruang penyimpanan tidak
berdebu, tempat penyimpanan bersih dan
teratur, bebas dari kecoa, tikus, lalat, dan
hewan lainnya
Air bersih
Sumber air bersih yang dipergunakan, 6 TPM menggunakan sumber air bersih dari
jarak - dari TPM serta cara pengaliran air sumur gali, 2 TPM menggunakan sumber
bersih PDAM dengan jarak dari TPM < 5 meter
yang dialirkan melalui kran
Air kotor/limbah
Pembuangan limbah melalui saluran 7 TPM saluran limbah kedap air dan tertutup
limbah kedap air dan tertutup, aliran
lancar, tidak ada genangan, dibuang ke
sarana sendiri (misal: septic tank) atau
riol kota
Konstruksi perpipaan
sambungan pipa tidak bocor, tidak terjadi 8 TPM konstruksi perpipaan tidak bocor dan
hubungan antara pipa air bersih dan air tidak ada hubungan antara air bersih dan
kotor kotor
Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan tersedia di TPM, 8 TPM mempunyai tempat cuci tangan yang
berfungsi dengan baik dan tersedia sabun berfungsi baik dan ada sabunnya
Toilet
Toilet tersedia di sekitar TPM, jarak dari 8 TPM ada toiletnya, jarak terjauh 50 M
TPM
Tempat Sampah 8 TPM tersedia tempat sampah yang terbuka
Tempat sampah tersedia di TPM, dengan jarak terjauh 6 M, pengangkutan
tertutup, jarak dari TPM, frekuensi 1 kali sehari
pembuangan sampah ke TPS dalam
sehari

6 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
Indikator Hasil Pengamatan
Serangga/pest control 4 TPM terlihat lalat
Pada TPM terlihat serangga, kecoa, lalat,
tikus dan hewan lainnya
Konstruksi TPM
· Pemeliharaan fisik dan kebersihan · 7 TPM lantainya bersih, kering, tidak
lantai: bersih, kering, tidak lembab, tidak licin
licin
· pemeliharaan fisik, kebersihan dinding · 5 TPM dinding yang terkena air tidak
dan langit-langit: Bagian dinding yang kedap air, 7 TPM dinding dan langit-
terkena air dilapisi bahan kedap langit bersih
air/porselen, kebersihan dinding dan
langit-langit terjaga dan dalam keadaan · Pencahayaan di 7 TPM baik
kering dan tidak lembab · Penghawaan di 6 TPM nyaman
· Pencahayaan dapat untuk membaca
secara jelas tanpa penambahan cahaya
· Penghawaan suhu ruangan cukup
nyaman untuk bekerja

Upaya pengamanan makanan untuk menjaga kualitas bahan


dan minuman pada dasarnya makanan. Makanan matang di
meliputi orang yang menangani sebagian besar TPM disajikan
makanan, tempat penyelenggaraan secara tertutup, terhindar dari debu
makanan, peralatan pengolahan dan serangga sehingga tidak
makan dan proses pengolahannya. terjadi kontaminasi dari
Ada beberapa faktor yang lingkungan. Pada saat
mempengaruhi terjadinya penanganan makanan matang,
keracunan makanan, antara lain sebagian besar penjamah makanan
adalah higiene perorangan yang di TPM menggunakan penjepit
buruk, cara penanganan makanan makanan atau sendok. Hal ini
yang tidak sehat dan perlengkapan menjamin tidak terjadinya
pengolahan makanan yang tidak kontaminasi dari tangan penjamah
bersih. makanan. Masakan di TPM selalu
Perlindungan makanan yang habis sehingga tidak menyajikan
meliputi bahan makanan dan makanan basi yang
makanan matang menunjukkan memungkinkan terjadinya
bahwa sebagian besar TPM sudah keracunan makanan. Konsumen
memenuhi syarat dengan memilih yang makan makanan yang telah
bahan makanan segar dan tercemar oleh bakteri dapat
menyimpan bahan makanan di menimbulkan gejala-gejala seperti
tempat yang aman dan terlindung muntah, demam dan sakit perut.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 7
Bebarapa bakteri yang penjamah yang tidak bersih, tidak
menyebabkan keracunan makanan mencuci tangan sesudah dari toilet
diantaranya Salmonella, atau sebelum mengolah pangan.
Staphylococcus dan Escherichia Manfaat cuci tangan dengan sabun
coli antara lain tangan menjadi bersih,
Karyawan pada seluruh TPM bebas kuman, serta mencegah
tidak menderita penyakit menular, penularan penyakit seperti Diare,
tidak menderita penyakit kulit Kolera, Disentri, Thypus,
(bisul, koreng), dan tidak memiliki Kecacingan, penyakit kulit,
luka terbuka. Kebersihan dan Influenza dan Flu Burung.
perilaku karyawan pada semua Perilaku cuci tangan dengan sabun
TPM mencuci tangan pakai air perlu dilakukan pada waktu
mengalir dan sabun, karyawan s e s u d a h b u a n g a i r, s e t e l a h
pada 7 TPM tidak memegang menceboki bayi atau anak,
rambut, mengorek telinga, hidung sebelum makan dan menyuapi
dan gigi serta tidak merokok anak, setelah memegang hewan,
selama menangani makanan, setelah bermain di tanah, lumpur
berpakaian bersih, kuku dan atau tempat kotor dan bermain
rambut dipotong pendek dan setelah bersin/batuk (Kemenkes
bersih atau memakai topi serta dan UNICEF, 2010).
karyawan pada 6 TPM memakai Peralatan masak dan
celemek/apron. Hal ini sesuai makan/minum pada semua TPM
dengan persyaratan menggunakan peralatan yang
tenaga/karyawan pengolah permukaannya kontak dengan
makanan yang tercantum pada makanan maupun yang
p e r m e n k e s R I n o permukaannya tidak kontak
1 0 9 6 / M e n k e s / P e r / V I / 2 0 11 dengan makanan tidak berbahaya
tentang hygiene sanitasi jasa boga. selama digunakan. Sebagian besar
Karyawan/penjamah makanan TPM mempunyai fasilitas
dapat memindahkan kuman pencucian piring dan peralatan
pathogen ke dalam pangan dengan dengan konstruksi yang baik, kuat,
berbagai cara. Batuk dan bersin aman, bersih, serta terpelihara dan
dapat menularkan kuman dari digunakan secara baik. Seluruh
p e n j a m a h p a n g a n . Ta n g a n TPM melakukan pencucian
penjamah pangan yang luka, dengan tahapan perendaman,
mungkin mengandung kuman penyabunan menggunakan
pathogen yang akan pindah ke deterjen untuk menghilangkan
pangan jika mereka memegang kotoran pada alat masak dan alat
pangan langsung dengan makan serta pembilasan kemudian
tangannya. Kuman pathogen dapat ditiriskan dan dilap. Sebagian
pindah ke pangan melalui tangan besar TPM menyimpan alat makan

8 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
dan alat masak secara terlindung bakteri E.coli yang akan
dari bahan pencemaran, ruang mengkontaminasi makanan.
penyimpanan tidak berdebu, Untuk itu pencucian peralatan
tempat penyimpanan bersih dan sangat penting diketahui secara
teratur, bebas dari kecoa, tikus, mendasar, dengan pencucian
lalat, dan hewan lainnya. Semua secara baik akan menghasilkan
TPM tidak melakukan desinfeksi peralatan yang bersih dan sehat
tersendiri terhadap semua pula.
peralatan yang digunakan baik Sumber air bersih yang
mengunakan air panas 80-100 dipergunakan oleh TPM berasal
derajat Celsius atau chlor aktif dari sumur gali dan PDAM. Air
kadar 50-100 ppm. Peralatan yang dialirkan melalui kran. Saluran air
digunakan sekali pakai seperti lancar, tidak ada rembesan,
sedotan tidak dikemas satu persatu sambungan pipa air tidak bocor
dan dibagikan langsung untuk dan bebas hubungan dengan pipa
pemakai, namun cara pemakaian air kotor atau kontaminasi lainnya.
alat yang hanya digunakan sekali Air bersih yang dipergunakan
pakai tidak dicuci dan digunakan dalam pengolahan makanan harus
ulang. Penggunaan alat masak dan memenuhi syarat kesehatan karena
alat makan/minum yang air dipergunakan untuk memasak,
memenuhi syarat ini akan mencuci bahan mentah yang akan
menghindari terjadinya diolah serta mencuci peralatan
kontaminasi makanan dari masak, alat makan/minum.
peralatan makanan yang Penggunaan air bersih yang
dipergunakan. Dalam Permenkes memenuhi syarat permenkes no
RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011 416/Menkes/ Per/IX/1990 tentang
menunjukkan bahwa angka kuman syarat-syarat dan pengawasan
pada peralatan makan tidak boleh kualitas air mencegah terjadinya
lebih dari 0 koloni/cm2. Peranan kontaminasi makanan dari bakteri
peralatan makanan dalam bawaan air.
pedagang makanan merupakan
Pembuangan limbah cair pada
bagian yang tak terpisahkan dari
sebagian besar TPM dialirkan
prinsip-prinsip penyehatan
melalui saluran kedap air dan
makanan. Setiap peralatan makan
tertutup sehingga tidak ada
(piring, gelas, sendok) harus selalu
genangan air kotor di sekitar TPM.
dijaga kebersihannya setiap saat
Hal ini mengurangi potensi risiko
digunakan. Peralatan yang
kontaminasi pada makanan.
kelihatan bersih belum merupakan
Konstruksi perpipaan tidak ada
jaminan telah memenuhi
yang bocor dan tidak ada
persyaratan kesehatan, karena
hubungan antara air bersih dan air
didalam alat makan (piring, gelas,
kotor/limbah cair.
sendok) tersebut bias jadi tercemar

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 9
Fasilitas tempat cuci tangan Serangga/vector yang terlihat
pada semua TPM berfungsi di 4 TPM adalah lalat meskipun di
dengan baik, air bersih mencukupi halaman tidak ada tumpukan
dan dilengkapi dengan sabun. sampah, sisa makanan, puing atau
Ketersediaan tempat cuci tangan barang-barang tidak terpakai.
dilengkapi sabun dengan air yang Salah satu cara pengendalian
mencukupi merupakan salah satu vektor (tikus, lalat, kecoa,serangga
cara efektif untuk mencegah lainnya) dapat dilakukan dengan
penyakit diare dan ISPA. Mencuci cara perbaikan sanitasi lingkungan
tangan dengan sabun juga dapat seperti penyimpanan sampah agar
mencegah infeksi kulit, mata, tidak menjadi tempat
kecacingan, dan flu burung. persembunyian barang yang
Fasilitas jamban dan kamar tertata rapi agar tidak menjadi
mandi tersedia di semua TPM yang tempat persembunyian vektor,
dilengkapi pintu tertutup, bersih sampah yang terkumpul segera
dengan jarak terjauh 50 M dari dibuang agar vektor tidak
TPM. Jamban dibuat dengan leher mendapatkan makanan yang
angsa dan dilengkapi dengan air memadai dan tidak menumpuk
penyiraman, kamar mandi dengan sampah di area terbuka (Mubarak
air kran mengalir. Ketersediaan dan Chayatin, 2009).
jamban dan kamar mandi yang Konstruksi bangunan pada
dilengkapi sabun dan air mengalir sebagian besar TPM tampak
di TPM akan meminimalisir bahwa lantai bersih, kering, tidak
terjadinya kontaminasi E coli ke lembab dan tidak licin. Dinding
makanan. dan langit-langit TPM bersih,
Tempat sampah pada TPM kering dan tidak lembab meskipun
seluruhnya terbuka, pembuangan masih ada beberapa TPM pada
sampah sudah dilakukan secara dinding yang terkena air tidak
rutin 1 kali dalam sehari sehingga dilapisi bahan kedap air. Hal ini
tidak ditemukan tumpukan sudah memenuhi syarat karena
sampah di sekitar TPM. Tempat halaman seharusnya bersih, rapi,
sampah yang tidak tertutup tidak becek dan berjarak
memungkinkan sampah sedikitnya 500 meter dari sarang
dihinggapi lalat, kecoa, tikus dan lalat/tempat pembuangan sampah,
hewan lain. Hal ini berpotensi serta tidak tercium bau busuk atau
terjadinya kontaminasi makanan tidak sedap yang berasal dari
karena lalat atau binatang lain dari s u m b e r p e n c e m a r. B a h a n
tempat sampah hinggap ke bangunan tidak terbuat dari bahan
makanan dan membawa bakteri yang berlubang, tidak
penyebab penyakit. menimbulkan celah sempit atau
d i n d i n g r a n g k a p . Ve n t i l a s i

10 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
dilengkapi kain kasa dan tidak mencemari makanan. Selain itu
tersedia lubang pembuangan air kurangnya pencahayaan akan
limbah terbuka. Lantai dibuat menimbulkan beberapa akibat
dengan konstruksi yang kuat, pada mata, kenyamanan, sekaligus
aman dengan tegel, porselin atau produktifitas seseorang (Mubarak
keramik/bahan kedap air lain. dan Chayatin, 2009).
Pemeliharaan fisik dan kebersihan Ruangan tidak terlalu panas
dinding dan langit-langit karena sirkulasi udara dan volume
diselenggarakan secara teratur dan ventilasi cukup serta sebagian
terus menerus. dilengkapi kipas angin.
Pencahayaan cukup terang.
Sinar matahari maupun cahaya
B. Hasil Pengujian Sampel
buatan cukup menerangi ruang
kerja. Cahaya mempunyai sifat 1. K e a d a a n U s a p A l a t
dapat membunuh bakteri atau Masak/Makan/Minum di TPM
kuman di lingkungan yang dapat Berdasarkan Parameter Biologi

Tabel 2. Hasil pengujian sampel usap peralatan masak/makan/minum


Hasil Analisis Kadar
Jumlah maksimum
Jenis Parameter yang di analisis
contoh uji MS TMS diperbolehkan
Baku Mutu
ALT: 0
ALT (CFU/cm2) 8 0 8
CFU/Cm2
Escherichia coli (kualitatif) 8 8 0
E. coli: Negatif

Tabel di atas menunjukkan aerob dan anaerob (psikrofilik,


semua sampel (delapan sampel) mesofilik dan termofilik). Hasil
tidak memenuhi syarat (TMS) parameter Angka Lempeng Total
untuk parameter ALT. Parameter (ALT) pada usap alat masak
E.coli pada semua sampel usap alat menunjukkan positif, dapat
masak dari total 8 sampel dipengaruhi dari tingkat
memenuhi syarat (MS). kebersihan dan perilaku penjamah.
Angka lempeng total (ALT) Proses pencucian dan pengeringan
m e r u p a k a n j u m l a h alat makan/masak juga dapat
mikroorganisme hidup yang mempengaruhi kontaminasi
membutuhkan oksigen dan kuman terhadap peralatan tersebut.
terdapat dalam suatu produk yang Setiap peralatan makan hendaknya
diuji. Angka lempeng total ini, dibebas hamakan sedikitnya
digunakan untuk menentukan dengan larutan kaporit 50 ppm atau
0
jumlah total mikroorganisme air panas 80 C selama 2 menit.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 11
Dari hasil wawancara dengan bersih belum merupakan jaminan
penanggung jawab dapur, hal telah memenuhi persyaratan
tersebut tidak dilaksanakan. kesehatan, karena didalam alat
Demikian juga dengan proses makan (piring, gelas, sendok)
pengeringan yang hanya dilakukan tersebut tercemar bakteri E.coli
secara manual/dimiringkan belum yang menyebabkan alat makan
menjamin peralatan tersebut (piring, gelas, sendok) tersebut
kering dengan sempurna. tidak memenuhi kesehatan. Untuk
Kontaminasi makanan dapat itu pencucian peralatan sangat
terjadi setiap saat, salah satunya penting diketahui secara
dari peralatan makanan yang mendasar, dengan pencucian
digunakan tidak memenuhi syarat secara baik akan menghasilkan
kesehatan. Di Indonesia peraturan peralatan yang bersih dan sehat
telah dibuat dalam bentuk pula. Dengan menjaga kebersihan
P e r m e n k e s R I N o . peralatan makan (piring, gelas,
1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa sendok,dll.), berarti telah
untuk persyaratan peralatan membantu mencegah pencemaran
makanan tidak boleh bakteri lebih atau kontaminasi makanan yang
dari 0 koloni/cm2. Peranan dikonsumsi (Djajadinigrat, 1989
peralatan makanan dalam dalam Pohan, 2009)
pedagang makanan merupakan 2. Keadaan Usap Tangan Penjamah
bagian yang tak terpisahkan dari Makanan Berdasarkan Parameter
prinsip-prinsip penyehatan Biologi
makanan (food hygiene). Setiap Keadaan usap tangan
peralatan makan (piring, gelas, penjamah makanan berdasarkan
sendok) harus selalu dijaga parameter biologi yang diambil di
kebersihannya setiap saat TPM kampus di wilayah kerja
digunakan. Alat makan (piring, Dinkes Kabupaten Sleman dapat
gelas, sendok) yang kelihatan dilihat sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil pengujian sampel usap tangan penjamah makanan

Hasil Analisis Kadar


Jumlah
Parameter Maksimum
sampel
MS TMS Diperbolehkan
2 ALT: 0
ALT (CFU/cm ) 8 0 8
CFU/cm2
Escherichia coli (kualitatif) 8 8 0
E. coli: Negatif
Keterangan:
ALT : Angka Lempeng Total
CFU: Colony Forming Units

12 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
Tabel di atas menunjukkan dapat menyebabkan terjadinya
parameter ALT pada semua penularan penyakit, (Winarno,
(100%) sampel usap tangan 1993).
penjamah di 8 TPM pada 8 Parameter ALT yang buruk
kampus tidak memenuhi syarat dapat dipengaruhi oleh tingkat
(TMS) menurut Permenkes RI kebersihan dan perilaku penjamah
Nomor 1096/MENKES/PER/ karena mereka menganggap
VI/2011 tentang Higiene Sanitasi bahwa masalah kebersihan
Jasaboga. Namun demikian, merupakan hal yang sepele,
parameter E.coli (kualitatif) pada padahal jika dibiarkan akan
semua (100%) penjamah makanan mempengaruhi kesehatan secara
di 8 TPM memenuhi syarat (MS). umum, sehingga sebagai seorang
Dari sampel usap tangan penjamah atau penyaji makanan
penjamah yang diambil, apabila harus mendapatkan pelatihan,
hasil melebihi batas maksimum berbadan sehat, tidak mempunyai
yang diperbolehkan dan hasil uji penyakit kulit, penyakit menular,
E.coli positip ini tidak diatasi bukan karier serta harus
dengan baik, dapat berpengaruh mendapatkan surat keterangan
terhadap kualitas makanan dan sehat dari dokter.
minuman yang disajikan. Beberapa cara yang bisa
Escherichia coli atau sering dilakukan untuk mencegah bakteri
disebut dengan nama E. coli adalah pada telapak tangan penjamah
sejenis bakteri yang umum makanan antara lain: mencuci
ditemukan di dalam usus manusia tangan hingga bersih sebelum
yang sehat. memasak, menyajikan, atau
Hasil yang positip atau yang mengonsumsi makanan, mencuci
melebihi batas maksimum, akan tangan setelah menyentuh
menyebabkan mikroorganisme binatang atau bekerja di
atau bibit penyakit yang tertinggal lingkungan dengan banyak
pada telapak tangan akan tumbuh binatang dan sering mencuci
dan berkembang biak sehingga tangan terutama setelah berada di
mencemari makanan yang lingkungan publik dan setelah
disajikan serta sangat keluar dari toilet.
membahayakan kesehatan dan

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 13
3. Kualitas Makanan Berdasarkan
Parameter Biologi
Tabel 4. Kualitas Makanan Berdasarkan Parameter Biologi berdasarkan Jumlah Sampel

Jumlah Hasil Analisis


Jenis Parameter
contoh uji
MS TMS
Escherichia coli 16 13 (81,25%) 3 (18,75%)
Salmonella sp 16 16 (100% 0
Shigella sp 16 16 (100%) 0
Bacillus cereus 16 13 (81,25%) 3 (18,75%)
Syaphylococcus aureus 16 15 (93,75%) 1 (6,25%)

Berdasarkan pengujian 16 contoh mengandung Escherichia coli dan


uji makanan yang di ambil dari 8 Bacillus cereus serta 1 sampel
kampus di Kabupaten Sleman mengandung Staphylococcus
terhadap parameter mikrobiologi aureus.
ditemukan adanya 3 sampel yang
Tabel 5. Kualitas Makanan Berdasarkan Parameter Mikrobiologi Berdasar Kampus

Jenis Parameter yang di Hasil Analisis


Jumlah Kampus
analisis MS TMS
Escherichia coli 8 5 (62.5%) 3 (37,%)
Salmonella sp 8 8 (100%) 0
Shigella sp 8 8 (100%) 0
Bacillus cereus 8 5 (62,5%) 3(37,%)
Syaphylococcus aureus 8 7 (87,5%) 1(12,5%)

Berdasarkan lokasi pengambilan dan infeksi yang cukup serius.


contoh uji diketahui bahwa sajian Escherichia coli penyebab diare
makanan di kantin atau lingkungan terdiri dari enam kategori utama
sekitar tiga dari delapan kampus y a i t u e n t e ro h o m o r rh a g i c ,
mengandung Escherichia coli dan enterotoxigenic, enteroinvasive,
Bacillus cereus serta di satu e n t e ro p a t h o g e n i c ,
kampus mengandung enteroaggregative dan diffuse
Staphylococcus aureus. a d h e re n t . B a k t e r i i n i b i s a
Bakteri E. coli terdapat menghasilkan racun yang cukup
beberapa jenis dan kebanyakan berbahaya dan bisa menyebabkan
dari bakteri ini tidak berbahaya. kondisi yang serius dan
Namun ada yang bisa membahayakan tubuh, seperti
menyebabkan keracunan makanan mengakibatkan diare bercampur

14 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
darah, kram perut, dan muntah- kuman dapat berasal dari sapi yaitu
muntah. Infeksi bakteri E. coli susu dan produk susu yang
yang terjadi pada manusia tercemar khususnya keju. Upaya
biasanya berasal dari makanan dan pencegahan yang dapat dilakukan
minuman yang terkontaminasi, antara lain menjaga hygiene
terutama sayuran mentah dan juga sanitasi makanan, menjaga
daging yang kurang matang. hygiene sanitasi penjamah
Upaya pencegahan yang dapat makanan dan pengurangan waktu
dilakukan dengan menjaga penjamahan makanan dari
kebersihan makanan dan menjaga penyiapan sampai penyajian
kebersihan pribadi penjamah makanan tidak lebih dari 4 jam
makanan dengan sering mencuci pada suhu kamar.
tangan . B a c i l l u s c e re u s d i k e n a l
Staphylococcus berkembang sebagai penyebab penyakit akibat
biak di dalam makanan yang makanan di seluruh dunia. Kuman
tercemar dan menghasilkan toksin. ini merupakan kuman pembentuk
Beberapa jenis enterotoksin dari spora. Enterotoksin yang dikenal
Staphylococcus aureus stabil pada ada 2 yaitu enterotoksin tahan
suhu mendidih. Penularan terjadi panas yang menyebabkan muntah-
karena mengkonsumsi produk muntah dan jenis lainnya
makanan yang mengandung enterotoksin yang tidak tahan
enterotoksin Staphylococcus. panas yang menyebabkan diare.
Makanan yang sering tercemar Organisme ini ada di dalam tanah
terutama makanan yang diolah dan di lingkungan sekitar kita
dengan tangan baik yang tidak biasanya ditemukan pada bahan
dimasak secara baik maupun makanan mentah, makanan kering
karena proses pemanasan/ dan makanan olahan. Upaya
penyimpanan yang tidak tepat. pencegahan yang dapat dilakukan
Kuman dapat bersumber dari adalah tidak menyimpan makan
manusia seperti jari dan mata yang pada suhu kamar setelah dimasak
terinfeksi, abses, erupsi jerawat, karena spora B. cereus berada di
secret nasofaring maupun kulit mana-mana dan tahan pada suhu
yang kelihatan normal maupun mendidih.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 15
4. Kualitas Makanan Berdasarkan
Parameter Kimia Berbahaya
Tabel 6. Hasil Pengujian Makanan terhadap Parameter Kimia Berbahaya
Berdasar Jumlah Sampel

Hasil Analisis
Jenis Parameter Jumlah sampel
MS TMS
Formalin 36 27 (75%) 9 (25%)
Borax 32 31 (96,9%) 1 (3,1%)
Rhodamin 18 18 (100%) 0
Methyl Yellow 15 15 (100%) 0

Berdasarkan pengujian Rhodamin, methyl yellow)


sampel makanan yang di ambil ditemukan adanya 9 sampel yang
dari 8 kampus di Kabupaten mengandung Formalin dan 1
Sleman terhadap parameter kimia sampel mengandung borax.
berbahaya (formalin, borak,
Tabel 7. Hasil Pengujian Makanan terhadap Parameter Kimia
Berbahaya Berdasar lokasi/Kampus

Jenis Parameter yang Hasil Analisis


Jumlah Kampus
di analisis
MS (%) TMS (%)
Formalin 8 2 (25%) 6 (75%)
Borax 8 7 (87,5%) 1 (12,5%)
Rhodamin 8 8 (100%) 0
Methyl Yellow 8 8 (100%) 0

Berdasarkan lokasi pengambilan dari penggunaan boraks dapat


sampel diketahui bahwa dari 8 menyebabkan merah pada kulit,
kampus ada 6 kampus yang sajian gagal ginjal, iritasi pada mata,
makanan di kantin/sekitas kampus iritasi pada saluran respirasi,
mengandung formalin dan 1 mengganggu kesuburan
kampus yang mengandung borax. kandungan dan janin.
Boraks atau biasa disebut Penyalahgunaan boraks
asam borate, memiliki nama lain, ditemukan sejumlah produk
sodiumtetraborate biasa pangan seperti bakso, tahu, mie
digunakan sebagai antiseptik, zat basah dan siomay yang memakai
pembersih, bahan baku bahan tambahan pangan boraks
pembuatan detergen, pengawet dan dijual bebas di pasar dan
kayu, antiseptik kayu, pengontrol supermarket. Hal ini bertentangan
kecoa (hama), pembasmi semut dengan Permenkes RI Nomor 033
dan lainnya. Efek jangka panjang t a h u n 2 0 1 2 Te n t a n g B a h a n

16 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
tambahan pangan yang KESIMPULAN
menyatakan bahwa asam boraks 1. Berdasarkan hasil survei observasi
dan senyawanya merupakan bahan TPM di delapan kampus atau sekitar
tambahan yang dilarang kampus di wilayah Kabupaten
digunakan dalam makanan. Sleman, kondisi sanitasi TPM
Formalin adalah larutan yang masih memerlukan perbaikan dan
tidak berwarna dan baunya sangat peningkatan dalam perlindungan
menusuk. Formalin dikenal luas makanan, keadaan karyawan,
sebagai bahan pembunuh hama higiene sanitasi alat masak dan alat
(desinfektan) dan banyak makan, pembuangan sampah,
digunakan dalam industri. konstruksi bangunan, serta
Penyalah gunaan formalin sering pengendalian vektor dan
dilakukan produsen atau pengelola penghawaan.
pangan yang tidak bertanggung 2. S e m u a c o n t o h u j i u s a p a l a t
jawab. Beberapa contoh produk masak/makan/minum di TPM di
yang sering mengandung formalin delapan kampus atau sekitar
misalnya ikan segar, ayam potong, kampus tidak memenuhi syarat (0%
mie basah dan tahu yang beredar di MS) parameter biologi angka
pasaran. k u m a n / A LT, t e t a p i s e m u a
Dampak formalin pada memenuhi syarat (100% MS)
kesehatan manusia yang bersifat terhadap parameter bakteri E. coli.
akut seperti iritasi, alergi, Serupa dengan hasil pengujian
kemerahan, mata berair, mual, c o n t o h u j i a l a t
muntah, rasa terbakar, sakit perut masak/makan/minum, semua
dan pusing. Sedangkan yang contoh uji usap tangan penjamah
bersifat kronik seperti gangguan makanan tidak memenuhi syarat
pada pencernaan, hati, ginjal, (0% MS) parameter biologi angka
pankreas, system saraf pusat, kuman, tetapi semua memenuhi
diduga bersifat karsinogen syarat (100% MS) terhadap
(menyebabkan kanker). parameter bakteri E. coli.
Mengkonsumsi bahan makanan 3. Berdasarkan pengujian terhadap
yang mengandung formalin, efek contoh uji makanan di delapan
sampingnya terlihat setelah jangka kampus atau sekitar kampus,
panjang, karena terjadi akumulasi diketemukan kontaminan bakteri
formalin dalam tubuh. patogen E. coli di sekitar tiga
kampus (37,5%), B. cereus di
sekitar tiga kampus (37,5%), dan
Staphylococcus aureus di sekitar
satu kampus (12,5%).

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 17
4. Berdasarkan pengujian terhadap DAFTAR PUSTAKA
contoh uji makanan di delapan
kampus atau sekitar kampus, Santoso, Soegeng dan Anne Lies Ranti.
diketemukan bahan kimia 1999. Kesehatan dan Gizi.
berbahaya formalin di sekitar enam Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
kampus (75%) dan borax di sekitar Depkes RI. 2000, Prinsip-Prinsip
satu kampus (12,5%). Hygiene dan Sanitasi Makanan,
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia
Nomor HK 00.06.1.52.401.
Jakarta: Badan Pengawas Obat
Dan Makanan; 2009
Nicholas Midzi, Sekesai Mtapuri-
Zinyowera, Munyaradzi
PMapingure, Noah H Paul,
Davison Sangweme, Gibson
Hlerema, et al. Knowledge
attitudes and practices of grade
three primary school children in
relation to schistosomiasis, soil
transmitted, helminthiasis and
malaria in Zimbabwe. BMC
Infectious Disease.
2011;11(169):1471-2334
James Chin, Nyoman kandun, 2000,
Manual Pemberantasan Penyakit
menular, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

18 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
PEMANTAUAN KUALITAS PAMSIMAS
KABUPATEN TEMANGUNG
TAHUN 2016

Sukoso1, Suharsa2

INTISARI

Latar Belakang: Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis


Masyarakat (PAMSIMAS) merupakan salah satu program sistem penyediaan air
minum (SPAM) perdesaan di Provinsi Jawa Tengah Khususnya di Kabupaten
Temanggung pengelolaannya dilakukan oleh organisasi SPAM berbasis
masyarakat. Oleh pemerintah (pusat dan daerah) selain untuk meningkatkan
penyediaan air minum khususnya bagi kelompok masyarakat yang tidak
mendapat pelayanan air minum melalui jaringan, program ini juga merupakan
upaya peningkatan sarana sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit
lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan. Ruang lingkup kegiatan
mencakup: 1) Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan
Lokal; 2) Peningkatan Kesehatan dan Perilaku Higienis dan Pelayanan Sanitasi;
3) Penyediaan Sarana Air Bersih.
Tujuan ; 1) Mengetahui sistem pengolahan, penyaluran, adminisrasi pada
PAMSIMAS; 2) Mengetahui kualitas air PAMSIMAS pada sumber, pada
pelanggan terdekat, tengah dan terjauh; 3) Mengetahui kapasitas sumber daya
manusia kelompok PAMSIMAS dalam rencana pengamanan kualitas air minum.
Metode ; kajian deskriptif terhadap aspek lingkungan fisik, lingkungan,
Sumber Daya Manusia serta kualitas fisik dan kimia pada PAMSIMAS di Badan
Pengelola Ssarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi di kabupaten
Temanggung.Pengumpulan data dilakukan melalui tahap rapid assesment, serta
pengambilan dan pengujian contoh uji. Setelah dilakukan pengolahan dan analisis
data, dilakukan penyusunan laporan.
Hasil ; Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
Secara umum sistem Pengelolaan air BPSPAMS di Kabupaten Temanggung
berjalan baik, namun perlu dilakukan perawatan dan pembubuhan bahan
disinfektan dengan dosis jadwal yang tepat, sistem penyaluran baik,
pengadministrasian baik. Kualitas sumber air di BPSPAMS di Kabupaten
Temanggung secara fisik memenuhi syarat, secara kimia baik namun pH

1,2
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Yogyakarta

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 19
cenderug rendah, kualitas secara biologi 2 BPSPAMS memenuhi syarat dan satu
BPSPAMS tidak memenuhi syarat kualitas air bersih. Kualitas air pada reservoar
dan jaringan perpipaan (sambungan rumah) secara fisik 100% MS, secara kimia
97 % MS dan 3 % TMS (pH dan Sisa Klor) secara Mikribiologi 100 % TMS
sebagai air minum. Secara umum pengetahuan tentang cara pengolahan air,
sistem penyaluran air, operasional dan perawatan jaringan serta instalasi
pengolelolaan air bersih dikuasai dengan baik oleh para pengelola BPSPAMS

PENDAHULUAN peningkatan sarana sanitasi, dan


Air minum merupakan salah satu peningkatan derajat kesehatan
kebutuhan dasar dan keberlanjutan masyarakat terutama dalam
bagi kehidupan manusia. Air menurunkan angka penyakit diare dan
dimanfaatkan untuk banyak hal. Demi penyakit lainnya yang ditularkan
kelangsungan hidupnya setiap manusia melalui air dan lingkungan. Oleh
membutuhkan air dalam jumlah yang pemerintah (pusat dan daerah) selain
cukup. Namun demikian belum semua untuk meningkatkan penyediaan air
penduduk dapat mengakses air yang minum khususnya bagi kelompok
memadai, terutama air yang masyarakat yang tidak mendapat
berkualitas baik. pelayanan air minum melalui jaringan,
program ini juga merupakan upaya
Saat ini, Perusahaan Daerah Air
peningkatan sarana sanitasi, dan
Minum (PDAM) menjadi tulang
meningkatkan derajat kesehatan
punggung penyediaan air yang
masyarakat terutama dalam
berkualitas bagi masyarakat. Namun
menurunkan angka penyakit diare dan
setidaknya baru 60% masyarakat yang
penyakit lainnya yang ditularkan
terlayani itupun yang berada di daerah
melalui air dan lingkungan. Ruang
perkotaan. Sementara 40%
lingkup kegiatan mencakup: 1)
masyarakat yang lain, khususnya yang
Pemberdayaan Masyarakat dan
tinggal di pedesaan masih bergantung
Pengembangan Kelembagaan Lokal;
pada ketersediaan sumber-sumber air
2) Peningkatan Kesehatan dan Perilaku
di lingkungan sekitar tempat tinggal
Hygienis dan Pelayanan Sanitasi; 3)
mereka (Chandra, 2014).
Penyediaan Sarana Air Bersih.
Penyediaan Air Minum Pedesaan
Khusus untuk wilayah Kabupaten
( PA M D e s ) b e r t u j u a n u n t u k
Temanggung, kondisi geografis tempat
meningkatkan penyediaan air minum
tinggal sebagian masyarakat yang
khususnya bagi kelompok masyarakat
berupa perbukitan yang relative jauh
yang tidak mendapat pelayanan air
dengan sumber air merupakan salah
minum melalui jaringan/PDAM.
satu kendala mendapatkan air dari
Dalam perkembangannya PAMDes
layanan PDAM karena belum adanya
diharapkan juga mengupayakan

20 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
jaringan PDAM yang masuk pada disertai pengolahan air baku. Itu
daerah tersebut. Sejak dibentuk tahun sebabnya perlu dilakukan pemantauan
2008, kelompok PAMDes terus sumber air baku dan kualitas air baku
berkembang. Selain untuk secara periodik.
meningkatkan penyediaan air minum Berdasarkan hal tersebut di atas,
khususnya bagi kelompok masyarakat dan dalam rangka mendukung SPAM
yang tidak mendapat pelayanan air pedesaan yang memadai, khususnya
minum melalui jaringan/PDAM, pemenuhan air minum dengan kualitas
program ini juga merupakan upaya baik, dan perlindungan masyarakat
peningkatan sarana sanitasi, dan dari terjadinya penyakit diare maupun
peningkatan derajat kesehatan penyakit lain yang ditularkan melalui
masyarakat terutama dalam air, maka perlu dilakukan Uji Petik
menurunkan angka penyakit diare dan Kualitas Air Minum/PAMSIMAS di
penyakit lainnya yang ditularkan wilayah Kabupaten Temangung.
melalui air dan lingkungan.
Sejatinya selain mencukupi secara
METODOLOGI KAJIAN
kuantitas, pengelolaan air swadaya
masyarakat juga harus memenuhi Bentuk kajian ini adalah kajian
syarat kualitas. Berdasarkan Peraturan deskriptif untuk mengevaluasi
Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 terhadap kualitas air minum, sistem
tentang Pengembangan Sistem penyaluran, sistem administrasi,
Penyediaan Air Minum air minum kualitas Sumber Daya Manusia pada
yang didistribusikan harus memenuhi PA M S I M A S d i d i K a b u p a t e n
syarat kualitas kesehatan dan air baku Temanggung.
yang digunakan wajib memenuhi baku Ta h a p k a j i a n i n i a d a l a h
mutu. Hal ini disebabkan air dapat koordinasi dengan Dinas Kesehatan
berperan sebagai media transmisi agen Kabupaten Temanggung, Provinsi
penyakit dari sumbernya ke target Jawa Tengah dilaksanakan melalui
population atau population at risk telepon, Whats App, email dan
(Achmadi, 2012). Air minum dari faksimile maupun surat. Tahap
sumber swadaya masyarakat seperti Pelaksanaan berupa Rapid Assessment
sumur gali juga berpotensi besar Sarana PAMSIMAS berupa pertemuan
sebagai media penyebaran penyakit. di laksanakan di Dinkes Kabupaten
Air permukaan lebih mudah tercemar Temanggung. Pengambilan Contoh Uji
baik oleh tanah, sampah, dan dilakukan pada tanggal 13 dan 14 April
sebagainya (Chandra, 2014). Di 2 0 1 6 p u k u l 0 9 . 1 5 W I B . Ti t i k
samping itu sebagian besar pengambilan sampel, jenis sampel dan
pengelolaan air minum swadaya tanpa jumlah sampel pada tahap ini dapat

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 21
Tabel 1. Jenis dan Jumlah Sampel, serta Parameter yang Diuji
pada PAMSIMAS Temanggung Tahun 2016
No Jenis Sampel Parameter Jumlah
1 Mata air Fisika, Kimia 4
2 Reservoar Fisika, Kimia 4
3 SR Terdekat Fisika, Kimia 3
4 SR Tengah Fisika, Kimia 3
5 SR Terjauh Fisika, Kimia 4
Jumlah 18

Tahap Pengujian Contoh Uji Per/IX/1990, sedangkan metode


hasilnya akan dibandingkan dengan pengujian yang dilakukan adalah
Permenkes RI No.416/Menkes/ sebagai berikut:
Tabel 2. Metode Pengujian Sampel
No Parameter Metode
1 Bau SNI 06-6860-2002
2 Jumlah zat padat SNI 06-6868-1-2004
terlarut (TDS)
3 Kekeruhan SNI 06-6869-25-2005
4 Rasa SNI 06-6959-2002
5 Suhu SNI 06-6989-23-2005
6 Warna SNI 06-6868.80-2011
7. Besi (Fe) SNI 06-6989-4-2009
8 Deterjen SNI 06-6989.51-2005
9 Fluorida (F) SNI 06-6989.29-2009
10 Kesadahan (CaCO3) SNI 06-6989.12-2004
11 Klorida (Cl) SNI 06-6989.19-2009
12 Mangan (Mn) SNI 06-6989.5-2009
13 Natrium (Na) APHA.2012,Section 3500-Na
14 Nitrat APHA.2012,Section 4500-NO3B
15 Nitrit SNI 06-6989.9-2004
16 pH SNI 06-6989.11-2004
17 Sianida (CN) SNI 06-6989.77-2011
18 Sulfat (SO4) SNI 06-6989.20-2009
19 Zat Organik SNI 06-6989.22-2004
20 Total Coliform/ APHA 2012, Section 9221-B
E. Coli

Evaluasi hasil uji laboratorium Persyaratan Kualitas Air Bersih serta


dibandingkan dengan baku mutu Permenkes RI No. 492/Menkes/
menurut Kepmenkes RI No. Per/IV/2010 tentang Persyaratan
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Kualitas Air Minum.

22 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
HASIL DAN PEMBAHASAN telah 71 persen desa di Temangung
1. G a m b a r a n U m u m L o k a s i mendapat pelayanan air bersih dan
Kegiatan kedepan terus ditingkatkan.
Kabupaten Temanggung memiliki Menurut Wakil Gubernur Jawa
letak geografis diantara 110 o 23'- Tengah, cakupan pelayanan air minum
o o
110 46'30" BT dan 7 14'-7 32'35" LS
o perpipaan yang ada di JawaTengah saat
dengan luas wilayah 870,65 km2 ini masih sangat rendah, dimana saat
(87.065 Ha). Batas administratif ini hanya terlayani 34,5% di perkotaan
Kabupaten Temanggung adalah dan 9% di pedesaan, Dari 35 perusahaa
sebagai berikut: Utara : Kabupaten Daerah Air Minum (PDAM) di Jawa
Kendal dan Kabupaten Semarang, Te n g a h b a r u m e l a y a n i 3 4 , 5 %
timur : Kabupaten Semarang dan kebutuhan air bersih diwilayah
kabupaten Magelang, selatan : perkotaan ada 4.450.000 jiwa. Kondisi
Kabupaten Magelang, barat : ini masih sangat jauh untuk mencapai
Kabupaten Wonosobo. program MDGs 2015. Bantuan
Pamsismas dari Pemerintah bersifat
Kabupaten Temanggung memiliki
stimulan untuk menumbuhkan
20 Kecamatan yaitu Kecamatan
kepedulian, prakasa, inisiatif, rasa
Parakan, Kledung, Bansari, Bulu,
memiliki, dan tanggung jawab
Temanggung, Tlogomulyo, Tembarak,
masyarakat terhadap pengelolaan air
selompang, Karanggan, Pringsurat,
bersih. Jadi syaratnya masyarakat
Kaloran, Kandangan, Kedu,
harus berkontribusi mewujudkan
Ngadirejo, Jumo, Gemawang,
realisasi dana swadaya minimal 20%
C a n d i r o t o , B a j e n , Tr e t e p , d a n
dari total biaya.
Wonoboyo dengan pusatnya di
Kecamatan Temanggung. Wilayah
Kabupaten Temanggung secara geo 2. Hasil Rapid Assesment
ekonomis dilalui oleh 3 jalur pusat Kunjungan ke lapangan dilakukan
kegiatan ekonomi, yaitu Semarang (77 untuk melihat dari dekat tentang
Km), Yogyakarta (64 Km), dan kondisi PAMDes yang sebenarnya,
Purwokerto (134 Km). Jumlah Hasil survei dan observasi adalah
Penduduk di kabupaten Temanggung sebagai berikut;
adalah 800,193 jiwa yang terdiri dari
a. BP-SPAMS Ngadisepi
400.240 laki-laki dan 399.953
perempuan. Desa Ngadisepi kecamatan
Gemawang berada di sebelah
Kabupaten Temanggung adalah
UTARA Ibukota Kabupaten. Desa
salah satu daerah yang mendapat
tersebut terdiri atas 8 dusun, yaitu:
alokasi dana Pamsimas. Pada 2008
Dusun Pelahan, Kalipahing, Sepi,
mendapat alokasi 9 desa sasaran, 2009
Bendo, Sumur, Kaliduren, Libak,
sebanyak 16 desa sasaran dan 2010
dan Seseh.
sebanyak 12 desa sasaran. Hingga kini

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 23
S u m b e r a i r B P - S PA M S pembersihan reservoar dilakukan
berupa mata air telah diamankan dengan rutin, selain itu juga
dengan membuat BAK dilakukan perbaikan perbaikan
Penampungan Air (PMA) yang baik pada Penampungan Mata Air
telah di tutup dengan atas seng. (PMA), reservoar, maupun pada
Penyaluran menggunakan pipa jaringan yang menuju ke
Galvanis Iron (GI), air disalurkan pelanggan.
ke Ground Tank, selanjutnya c. BP-SPAM Sanggrahan
dinaikkan ke Elevated Reservoar
BP-SPAM di desa Sanggrahan
dengan bantuan pompa,
kecamatan Kranggan, kabupaten
selanjutnya dialirkan ke rumah-
Temanggung merupakan BP-
rumah penduduk. Dari 8 dusun
SPAM yang paling komplek
yang ada 6 dusun telah
permasalahannya selain masalah
mendapatkan pelayanan air bersih
teknis juga masalah biasa
melalui PAMSIMAS Reguler
Operasional dan Perawatan
2009, Sambungan Rumah (SR)
jaringan perpipaan yang
sampai saat ini kurang lebih 315
menembus lintas kecamatan dan
SR.
lintas pegunungan di kabupaten
b. BP-SPAM Rowo Temanggung.
Desa Rowo kecamatan Sumber air dari PMA di
Kandangan kabupaten pinggiran sungai di dusun Kalisat,
Te m a n g g u n g t e r d i r i d a i r 6 desa Kalimanggis, kecamaan
pedukuhan yaitu Rejosari, Kaloran, dialirkan dengan PIPA
Tentrem, Mulyosari, Mangunsari, GI ke reservoar, di Reservoar
Margosari, Purwosari. Semua dusun Gemawang, kecamatan
dusun telah teraliri oleh air dari Sanggrahan selanjutnya
BP-SPAM yaitu berjumlah 321 didistribusikan ke seluruh
Sambungan Rumah (SR). pelanggan di wilayah desa
Sumber air BP-SPAM desa Sanggrahan kecamatan Kranggan.
rowo adalah mata air yang di Jumlah pelanggan sebanyak
tampung dalam sumur di pingir 432 unit Sambungan Rumah (SR)
sungai dalam betuk Pengamanan yang terbagi di berbagai
Mata Air (PMA) selanjutnya air pedukuhan yaitu Gemawang,
dinaikkan ke reservoar (diatas R o w o w e t a n Te g a l o m b o ,
perkampungan), selanjutnya Rowokulon, Madusari, Krajan,
dialirkan ke rumah-rumah Gunungpring, Tambaksari dan
penduduk. Pengamanan mata air Losari.
telah dilakukan dengan baik,
Proses pengolahan air yang
penyaluran sebagian dengan pipa
dilakukan oleh BP-SPAM di
GI dan pipa PVC. Perawatan dan
Kabupaten Temangung pada

24 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
umumnya belum dilakukan 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
pengolahan air secara sempurna Persyaratan Kualitas Air Bersih,
karena mereka memakai mata air sehingga secara fisik kualitas air
yang kualitasnya secara fisik tidak ada masalah.
bagus. Pengolahan hanya Hasil pemeriksaan
dilakukan dengan pembubuhan laboratorium pada air Sumber
klor pada reservoar itupun belum sebagai air baku aspek kimia yang
dilakukan secara rutin. Proses dilakukan pengujian terhadap 21
pengelolaan air hanya dilakukan parameter kimia yaitu Air raksa,
dengan Penampungan Mata Air, Arsen, Besi, Deterjen, Flourida,
dilanjutkan dengan pemompaan ke Kadmium, Kesadahan, Klorida,
Reservoar. To t a l K r o m i u m , M a n g a n ,
Perawatan Instalasi dari Natrium, Nitrit, Nitrat, Perak, pH,
sumber hingga ke pelanggan telah Seng, Sianida, Sulfat, Timbal, Zat
dilaksanakan apalagi ke tiga Organik, dan Selenium, dan
PAMSIMAS/BP-SPAM ini telah hasilnya menunjukkan bahwa 20
d i l a k u k a n P e l a t i h a n R PA M parameter kimia memenuhi syarat
(Rencana Pengamanan Air K e p m e n k e s R I N o .
Minum), sehingga kegiatan RPAM 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
yang telah dilatihkan benar-benar Persyaratan Kualitas Air Bersih
dapat dilaksanakan dengan baik. atau 95 % sedangkan tidak
memenuhi syarat 5 % (tabel 1)
yaitu parameter pH.
3. Hasil pemeriksaan contoh
uji/Sampel
a) Hasil pemeriksaan kualitas air
pada BP-SPAM Desa Ngadisepi
Tabel 1. Kualitas Kimia
Pemeriksaan kualitas air BPSPAMS Ngadisepi tahun 2016
dilakukan dibeberapa titik (lokasi) TMS (pH)
yaitu Sumber air, reservoar serta 5%
rumah pelanggan pada titik
terdekat, tengah dan terjauh adalah MS
(Lampiran. 1) 95%

Hasil pemeriksaan
laboratorium secara fisika Sumber
sebagai air baku terhadap 6
parameter fisika meliputi Bau, pH air bersih pada
TDS, Kekeruhan, Rasa, Suhu dan BPSPAMS, Ngadisepi tidak
Warna. Menunjukkan bahwa memenuhi syarat (6,2) sedangkan
BPSPAMS Ngadisepi memenuhi persyaratannya adalah antara 6,5
syarat Kepmenkes RI No. – 9,0.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 25
Hasil pemeriksaan Klorida, Mangan, pH, Seng,
laboratorium secara mikrobiologi Sulfat, Tembaga, Aminia, Air
menunjukkan bahwa kualitas air Raksa, Antimon, Barium, Boron,
secara mikrobiologi memenuhi Molibdenun, Nikel, Sodium, Sisa
syarat Kepmenkes RI No. Klor, Timbal, Uranium, Zat
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Organik, Detergen. Hasil
Persyaratan Kualitas Air Bersih. pemeriksaan terhadap 29
Hasil pemeriksaan terdeteksi 49 parameter secara kimia
coliform jumlah per 100 mL, menunjukkan bahwa 97 %
sedangkan persyaratan adalah 50 memenuhi syarat Permenkes RI
jumlah per 100 mL. No. 492/Menkes/Per/IV/2010
Hasil pemeriksaan tentang Persyaratan Kualitas Air
laboratorium secara fisika pada Minum. Sedangkan ada satu
reservoar dan sambungan rumah parameter yang tidak memenuhi
terhadap 6 parameter fisika syarat satu sisa klor (3%), karena
meliputi Bau, TDS, Kekeruhan, pada sambungan rumah tidak
Rasa, Suhu dan Warna pada terdeteksi sisa klor.
sampel yang diambil dari Tabel 2. Kualitas Air berdasarkan parameter Kimia Reservoar,
reservoar, sambungan rumah 1, Sambungan Rumah BPSPAMS Ngadisepi tahun 2016
sambungan rumah 2 dan Sisa Klor
sambungan rumah 3. Pemeriksaan 3%
terhadap kualitas fisik air minum
BPSPAM, Ngdisepi, Kecamatan
Gemawang Kabupaten MS
97%
Temanggung menunjukkan bahwa
secara fisik kualitas air BPSPAMS
Latanza, Nadisepi memenuhi
syarat Permenkes RI No.
Hasil pemeriksaan
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
laboratorium secara Mikrobiologi
Persyaratan Kualitas Air Minum,
pada reservoar dan sambungan
sehingga secara fisik kualitas air
rumah secara mikrobiologi
tidak ada masalah.
menunjukkan bahwa kualitas air
Hasil pemeriksaan secara mikrobiologi tidak
laboratorium secara kimia memenuhi syarat memenuhi syarat
reservoar, sambungan rumah dari Permenkes RI No. 492/Menkes/
aspek kimia di lakukan di Per/IV/2010 tentang Persyaratan
laboratorium terhadap 30 Kualitas Air Minum. Permenkes
parameter kimia yaitu Arsen, mensyaratkan kandungan E. coli
Fluorida, Total Kromium, Nitrit, maupun Coliform adalah 0/100 mL
Nitrat, Sianida, Selenium, sampel. Kandungan E coli maupun
Alumunium, Besi, Kesadahan, Coliform pada reservoar adalah

26 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
94/100 mL, sedangkan pada rumah Organik, dan Selenium. Hasil
pertama dan ke dua adalah pemeriksaan terhadap 21
540/100mL, namun pada rumah parameter secara kimia
ketiga menjadi 170/100 mL menunjukkan bahwa 20 parameter
b) Hasil pemeriksaan kualitas air kimia memenuhi syarat
pada BP-SPAM desa Rowo K e p m e n k e s R I N o .
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
Pemeriksaan kualitas air
Persyaratan Kualitas Air Bersih
dilakukan dibeberapa titik (lokasi)
atau 95 % sedangkan tidak
yaitu Sumber air, reservoar serta
memenuhi syarat 5 % (tabel 2)
rumah pelanggan pada titik
untuk parameter pH.
terdekat, tengah dan terjauh adalah
(Lampiran. 2) Pemeriksaan
dilakukan lengkap semua Tabel 3. Kualitas Kimia BP-SPAMS Rowo tahun 2016
parameter baik parameter kimia, TMS (pH)
fisika maupun mikrobiologi. 5%
Hasil pemeriksaan
laboratorium secara fisika Sumber MS
95%
terhadap 6 parameter fisika
meliputi Bau, TDS, Kekeruhan,
R a s a , S u h u d a n Wa r n a .
Pemeriksaan terhadap kualitas
pH air bersih pada BPSPAMS
fisik air bersih (sumber air) BP-
desa Rowo, tidak memenuhi syarat
S PA M S R o w o , K e c a m a t a n
(6,3) sedangkan persyaratannya
Kandangan Kabupaten
adalah antara 6,5 – 9,0.
Temanggung menunjukkan bahwa
secara fisik kualitas air BPSPAMS Hasil pemeriksaan
Rowo memenuhi syarat laboratorium secara Mikrobiologi
K e p m e n k e s R I N o . Sumber secara mikrobiologi
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang menunjukkan bahwa kualitas air
Persyaratan Kualitas Air Bersih, secara mikroiologi memenuhi
sehingga secara fisik kualitas air syarat Kepmenkes RI No.
tidak ada masalah. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
Persyaratan Kualitas Air Bersih.
Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan terdeteksi 17
laboratorium secara kimia Sumber
coliform jumlah per 100 mL,
sebagai air baku aspek kimia
sedangkan persyaratan adalah 50
terhadap 21 parameter kimia yaitu
jumlah per 100 mL.
Air raksa, Arsen, Besi, Deterjen,
Flourida, Kadmium, Kesadahan, Hasil pemeriksaan
Klorida, Total Kromium, Mangan, laboratorium secara fisika pada
Natrium, Nitrit, Nitrat, Perak, pH, reservoar, sambungan rumah
Seng, Sianida, Sulfat, Timbal, Zat terhadap 6 parameter fisika

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 27
meliputi Bau, TDS, Kekeruhan, (7%), karena pada sambungan
Rasa, Suhu dan Warna pada rumah tidak terdeteksi sisa klor
sampel yang diambil dari serta pH yang rendah yaitu 6,4
reservoar, sambungan rumah 1, semestinya (6,5-8,5).
sambungan rumah 2, sambungan Hasil pemeriksaan
rumah 3 dan sambungan rumah 4. laboratorium secara mikrobiologi
Pemeriksaan terhadap kualitas reservoar sampai ke Sambungan
fisik air minum BP-SPAMS desa rumah secara mikrobiologi
Rowo, Kecamatan Kandangan menunjukkan bahwa kualitas air
K a b u p a t e n Te m a n g g u n g secara mikrobiologi tidak
menunjukkan bahwa secara fisik memenuhi syarat memenuhi syarat
kualitas air BP-SPAMS desa P e r m e n k e s R I N o .
Rowo, Nadisepi memenuhi syarat 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
P e r m e n k e s R I N o . Persyaratan Kualitas Air Minum.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Permenkes mensyaratkan
Persyaratan Kualitas Air Minum, kandungan E. coli maupun
sehingga secara fisik kualitas air Coliform adalah 0/100 mL sampel.
tidak ada masalah. Kandungan E coli maupun
Hasil pemeriksaan Coliform pada reservoar adalah
laboratorium secara kimia 94/100 mL, sedangkan pada rumah
Reservoar, sambungan rumah pertama dan ke dua adalah
aspek kimia terhadap 30 parameter 540/100mL Sampel, namun pada
kimia yaitu Arsen, Fluorida, Total rumah ketiga menjadi 170/100mL.
Kromium, Nitrit, Nitrat, Sianida, Jika dibandingkan dengan
Selenium, Alumunium, Besi, dengan Kepmenkes RI No.
Kesadahan, Klorida, Mangan, pH, 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
Seng, Sulfat, Tembaga, Aminia, Persyaratan Kualitas Air Bersih,
Air Raksa, Antimon, Barium, maka hanya di reservoar yang
Boron, Molibdenun, Nikel, tidak memenuhi syarat secara
Sodium, Sisa Klor, Timbal, bakteriologi (E.coli maupun
Uranium, Zat Organik, Detergen. Coliform) yang terdapat
Hasil pemeriksaan terhadap 29 kandungan E. coli 170/100 mL
parameter secara kimia dan Coliform 130/100 mL. Hal ini
menunjukkan bahwa 93 % kemungkinan disebabkan karena
memenuhi syarat Permenkes RI adanya cemaran dari sekitar
No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Reservoar atau karena
tentang Persyaratan Kualitas Air pemngurasan reservoar yang tidak
Minum. Sedangkan ada satu t e r a t u r. S e d a n g k a n p a d a
parameter yang tidak memenuhi sambungan rumah kandungan
syarat dua yaitu pH yang kanteri baik E. coli maupun
cenderung rendah dan sisa klor Coliform cenderung rendah

28 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
dikarenakan adanya panas yang Seng, Sianida, Sulfat, Timbal, Zat
ditimbulkan karena pipa jaringan Organik, dan Selenium. Hasil
distribusi yang terkena sinar pemeriksaan terhadap 21
matahari langsung. parameter secara kimia
c) Hasil pemeriksaan kualitas air menunjukkan bahwa 20 parameter
pada BP-SPAM desa Sanggrahan kimia memenuhi syarat
K e p m e n k e s R I N o .
Pemeriksaan kualitas air
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
dilakukan dibeberapa titik (lokasi)
Persyaratan Kualitas Air Bersih
yaitu Sumber air, reservoar serta
atau 95 % sedangkan tidak
rumah pelanggan pada titik
terdekat, tengah dan terjauh adalah Tabel 4. Kualitas Kimia Sumber Air
(Lampiran. 3) Pemeriksaan BPSPAMS Sanggrahan tahun 2016
dilakukan lengkap semua TMS (pH)
parameter baik parameter kimia, 5%

fisika maupun mikroiologi.


MS
Hasil pemeriksaan 95%
laboratorium secara fisika Sumber
terhadap 6 parameter fisika
meliputi Bau, TDS, Kekeruhan,
R a s a , S u h u d a n Wa r n a .
Pemeriksaan terhadap kualitas pH air bersih pada BPSPAMS
fisik air bersih (sumber air) BP- desa Rowo, tidak memenuhi syarat
SPAMS Sanggrahan, Kecamatan (6,1-6,2) sedangkan
Kranggan Kabupaten persyaratannya adalah antara 6,5 –
Temanggung menunjukkan bahwa 9,0.
secara fisik kualitas air BPSPAMS Hasil pemeriksaan
Sanggrahan kedua sumber tersebut laboratorium secara mikrobiologi
memenuhi syarat Kepmenkes RI Sumber air baku secara
No. 416/Menkes/Per/IX/1990 mikrobiologi menunjukkan bahwa
tentang Persyaratan Kualitas Air kualitas air secara mikroiologi
Bersih, sehingga secara fisik memenuhi syarat Kepmenkes RI
kualitas air tidak ada masalah. No. 416/Menkes/Per/IX/1990
Hasil pemeriksaan tentang Persyaratan Kualitas Air
laboratorium secara kimia Sumber Bersih. Hasil pemeriksaan satu
aspek kimia di terhadap 21 PMA terdeteksi 94 coliform
parameter kimia yaitu Air raksa, jumlah per 100 mL, sedangkan
Arsen, Besi, Deterjen, Flourida, persyaratan adalah 50 jumlah per
Kadmium, Kesadahan, Klorida, 100 mL. Sedangkan sumber yang
To t a l K r o m i u m , M a n g a n , lain memenuhi syarat yaitu >
Natrium, Nitrit, Nitrat, Perak, pH, 1600/100 mL sampel.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 29
Hasil pemeriksaan parameter yang tidak memenuhi
laboratorium secara fisika pada syarat dua yaitu pH yang
reservoar, sambungan rumah cenderung rendah dan tidak
terhadap 6 parameter fisika terdeteksi sisa klor (7%), karena
meliputi Bau, TDS, Kekeruhan, pada sambungan rumah tidak
Rasa, Suhu dan Warna pada terdeteksi sisa klor serta pH yang
sampel yang diambil dari 2 unit rendah yaitu antara 61-63
reservoar, sambungan rumah 1, semestinya (6,5-8,5).
sambungan rumah 2, dan
sambungan rumah 3. Pemeriksaan Tabel 5. Kualitas Air Reservoar,
Sambungan Rumah
terhadap kualitas fisik air minum BP-SPMS Sanggrahan tahun 2017
BP-SPAMS desa Sanggrahan,
TMS (pH, Sisa Klor)
Kecamatan Kranggan Kabupaten 7%
Temanggung menunjukkan bahwa
secara fisik kualitas air BP-
MS
S PA M S d e s a S a n g g r a h a n , 93%
memenuhi syarat Permenkes RI
No. 492/ Menkes/Per/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum, sehingga secara fisik Hasil pemeriksaan
kualitas air tidak ada masalah. laboratorium secara Mikrobiologi
Reservoar Sampai mambungan
Hasil pemeriksaan rumah secara mikrobiologi
laboratorium secara kimia menunjukkan bahwa kualitas air
reservoar, sambungan rumah secara mikrobiologi tidak
aspek kimia terhadap 30 parameter memenuhi syarat memenuhi syarat
kimia yaitu Arsen, Fluorida, Total P e r m e n k e s R I N o .
Kromium, Nitrit, Nitrat, Sianida, 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Selenium, Alumunium, Besi, Persyaratan Kualitas Air Minum.
Kesadahan, Klorida, Mangan, pH, Permenkes mensyaratkan
Seng, Sulfat, Tembaga, Aminia, kandungan E. coli maupun
Air Raksa, Antimon, Barium, Coliform adalah 0/100 mL.
Boron, Molibdenun, Nikel, Kandungan E coli maupun
Sodium, Sisa Klor, Timbal, Coliform pada reservoar 1 E. coli
Uranium, Zat Organik, Detergen. maupun Coliform adalah 170/100
Hasil pemeriksaan terhadap 29 mL, reservoar 2 E. coli maupun
parameter secara kimia Coliform adalah 22/100 mL ,
menunjukkan bahwa 93 % sedangkan pada rumah pertama E.
memenuhi syarat Permenkes RI coli maupun Coliform adalah
No. 492/Menkes/Per/IV/2010 4,5/100 mL, rumah kedua E. coli
tentang Persyaratan Kualitas Air maupun Coliform adalah
Minum. Sedangkan ada satu

30 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
49/100mL, namun pada rumah fotosintesis dan respirasi
ketiga E. coli maupun Coliform organisme yang hidup didalamnya
menjadi >16000/100mL. akan membentuk reaksi berantai
Jika dibandingkan dengan karbonat – karbonat sebagai
dengan Kepmenkes RI No. berikut:
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Co2 + H2O → H2CO2 → H+ + HCO3 → 2H+ + CO32-
Persyaratan Kualitas Air Bersih,
maka hanya di 2 rumah (titik Semakin banyak CO2 yang
sampel yang memenuhi syarat dihasilkan dari hasil respirasi,
secara bakteriologi (E.coli maupun reaksi bergerak ke kanan dan
Coliform) yang terdapat secara bertahap melepaskan ion
kandungan E. coli 4.5 dan H+ yang menyebabkan pH air
>1600/100 mL Sampel dan turun. Reaksi sebaliknya terjadi
Coliform 4.5 dan >1600/100 mL pada peristiwa fotosintesis yang
sampel sedangkan sampel yang membutuhkan banyak ion CO2,
lain tidak memenuhi syarat. hal ini sehingga menyebabkan pH air
kemungkinan disebabkan karena naik. Pada peristiwa fotosintesis,
adanya cemaran dari sekitar fitoplankton dan tanaman air
reservoar atau karena pengurasan lainnya akan mengambil CO2 dari
reservoar yang tidak teratur. air selama proses fotosintesis
Sedangkan pada sambungan sehingga mengakibatkan pH air
rumah kandungan kakteri baik E. meningkat pada siang hari dan
coli maupun Coliform cenderung menurun pada waktu malam hari.
rendah dikarenakan adanya panas pH air minum sebaiknya
yang ditimbulkan karena pipa netral, tidak asam/basa, untuk
jaringan distribusi yang terkena mencegah terjadinya pelarutan
sinar matahari langsung. logam berat, dan korosi jaringan
Tinggi atau rendahnya nilai distribusi air minum. Air adalah
pH air tergantung pada beberapa pelarut yang baik sekali, maka
faktor yaitu: dibantu dengan pH yang baik yang
a) Konsentrasi gas-gas dalam air tidak netral, dapat melarutkan
seperti CO2 berbagai elemen kimia yang
b) Konsentrasi garam-garam dilaluinya (Slamet, 2007).
karbonat dan bikarbonat Pembatasan pH dilakukan
c) Proses dekomposisi bahan karena akan mempengaruhi rasa,
organik di dasar perairan. korosifitas air dan efisiensi
Secara alamiah, pH perairan klorinasi. Beberapa senyawa asam
dipengaruhi oleh konsentrasi dan basa lebih toksik dalam bentuk
karbondioksida (CO2) dan molekuler, dimana disosiasi
senyawa bersifat asam. Perairan senyawa-senyawa tersebut
umum dengan aktivitas dipengaruhi oleh pH.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 31
Klorinasi (chlorination) paling umum. Walaupun hasil
adalalah proses pemberian zat pemeriksaan bakteri dalam sampel
klorin ke dalam air yang telah air menunjukkan adanya bakteri
menjalani proses pengolahan. patogen, tetapi memberi
Klorin ini banyak digunakan kesimpulan bahwa kehadiran
dalam pengolahan air minum di bakteri coli dengan jumlah tertentu
negara-negara yang sedang dalam air, dapat digunakan sebagai
berkembang karena sebagai indikator adanya jasad patogen.
desinfektan. Senyawa-senyawa Menurut Darpito (1993),
klor yang umum digunakan dalam kualitas bakteri air yang diolah
proses klorinasi antara lain gas atau air alam bervariasi, idealnya
klorin, senyawa hipoklorit, klor air minum tidak boleh
dioksida, bromine klorida, mengandung mikroorganisme
dihidroisosianurate dan kloramin. patogen apapun, selain itu harus
Sedangkan manfaat klorin adalah bebas dari bakteri yang memberi
antara lain; memiliki sifat indikasi pencemaran tinja.
bakterisidal dan germisidal, dapat Indikator utama untuk tujuan ini
mengoksidasi zat besi, mangan, dis arankan mempergunakan
dan hydrogen sulfida, dapat golongan coli sebagai organisme
menghilangkan bau dan rasa tidak secara keseluruhan, walaupun
enak pada air, dapat mengontrol sebagai suatu grup mereka
perkembangan algae dan biasanya hadir dalam jumlah yang
organisme pembentuk lumut yang besar dalam tinja menusia dan juga
dapat mengubah bau dan rasa pada pada hewan berdarah panas yang
air. Dapat membantu proses lainnya. Pendeteksian organisme
koagulasi. golongan coli tinja khususnya E.
Tingkat pencemaran oleh coli menunjukkan secara nyata
mikroorganisme di dalam air dapat telah terjadi pencemaran oleh tinja.
ditentukan dengan menggunakan Menurut Keputusan Menteri
m i k r o o r g a n i s m e i n d i k a t o r. Kependudukan dan Lingkungan
Mikroorganisme indikator ini Hidup No.02/Men.KLH/1988 dan
adalah jenis mikroba yang Peraturan Menteri Kesehatan No
kehadirannya dapat menjadi 416/Menkes/Per/IX/1990,
petunjuk terdapatnya pencemaran ditetapkan bahwa air yang akan
oleh tinja, yang erat kaitannya dipergunakan sebagai air minum
dengan kemungkinan terdapat dalam 100 ml air, total coliform
patogen. tinja harus nol, dan apabila untuk
Pengukuran air bersih secara air bersih ditetapkan total Coliform
bakteriologis dilakukan dengan 50/100 ml untuk bukan air
melihat organisme golongan coli perpipaan dan 10/100 ml untuk air
(coliform) sebagai indikator yang perpipaan.

32 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
Sistem penyediaan air bersih dengan demikian layak untuk
yang tidak diolah seperti air diketahui kandungan air tersebut.
permukaan, air sumur dangkal atau Pemenuhan kebutuhan air bersih
sumur dalam, jika dikonsumsi di wilayah kerja Kabupaten
untuk keperluan sehari-hari, Demak pada umumnya
idealnya bebas dari golongan coli menggunakan air dari sumur gali
tinja, dan penilaian menggunakan dan sumur bor. Air tanah memiliki
indikator golongan coli tinja, beberapa kerugian atau kelemahan
umumnya sudah cukup untuk dibanding sumber air lainnya
memberi petunjuk tingkat karena air tanah mengandung zat-
pencemaran oleh bakteri patogen zat mineral dalam konsentrasi
dari air (Depkes, 1995) tinggi. Zat-zat mineral tersebut
Air minum yang sehat harus antara lain magnesium, kalsium
mengandung zat-zat tertentu di dan besi yang menyebabkan
dalam jumlah yang tertentu pula. kesadahan. Penggunaan air yang
Kekurangan atau kelebihan salah tidak memenuhi persyaratan dapat
satu zat kimia di dalam air, akan menimbulkan terjadinya gangguan
menyebabkan gangguan fisiologis kesehatan. Gangguan kesehatan
pada manusia. Sesuai dengan tersebut dapat berupa penyakit
prinsip tekhnologi tepat guna di menular maupun tidak menular.
pedesaan maka air minum yang Penyakit menular yang disebarkan
berasal dari mata air dan sumur oleh air secara langsung disebut
dalam dapat diterima sebagai air penyakit bawaan air (waterborne
yang sehat, dan memenuhi ketiga disease). Penyakit tidak menular
persyaratan tersebut diatas, akibat penggunaan air terjadi
asalkan tidak tercemar oleh karena air telah terkontaminasi
kotoran-kotoran terutama kotoran zat-zat berbahaya atau beracun.
manusia maupun binatang. Oleh Wa r n a p a d a a i r d a p a t
karena itu mata air atau sumur disebabkan karena adanya bahan
yang ada di pedesaan harus organik dan bahan anorganik,
mendapat pengawasan dan karena keberadaan plankton,
perlindungan agar tidak tercemar humus dan ion-ion logam
bahan berbahaya oleh penduduk (misalnya besi dan mangan), serta
yang menggunakan air tersebut bahan-bahan lain. Adanya oksida
(Notoatmojo, 2003) besi menyebabkan air berwarna
Air merupakan kebutuhan kemerahan, keberadaan oksida
dasar dan bagian dari kehidupan mangan menyebabkan air
yang fungsinya tidak dapat berwarna kecoklatan atau
digantikan oleh senyawa lain, kehitaman.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 33
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil dan
pembahasan, dapat disimpulkan Achmadi Umar Fahmi, 2012, Dasar-
bahwa: dasar Penyakit Berbasis
1. Secara umum sistem Pengelolaan Lingkungan, Cetakan kedua, PT
air BP-SPAMS di Kabupaten Rajagrafindo Persada, Jakarta
Temanggung berjalan baik, namun Alamsjah, 2006, Alat Penjernih Air,
perlu dilakukan perawatan dan Kawan Pustaka, Cetakan I Jakarta.
pembubuhan bahan disinfektan
dengan dosis serta jadwal yang
tepat, sistem penyaluran baik, Chandra, B., 2014, Pengantar
pengadministrasian baik. Kesehatan Lingkungan, Cetakan
kedua, Penerbit Buku Kedokteran
2. Kualitas sumber air di BPSPAMS
EGC, Jakarta
di Kabupaten Temanggung secara
fisik memenuhi syarat, secara Ditjen. PPM & PLP, 1998, Pedoman
kimia baik namun pH cenderug Upaya Penyehatan Air Bagi
rendah, kualitas secara biologi 2 Petugas Sanitasi Puskesmas,
BP-SPAMS memenuhi syarat dan Depkes R.I, Jakarta
satu BP-SPAMS tidak memenuhi Joko, Tri, 2010, Unit Produksi dalam
syarat kualitas air bersih. Sistem Penyediaan Air Minum,
3. Kualitas air minum pada reservoar Graha Ilmu, Yogyakarta, Halaman
dan jaringan perpipaan 182-215
(sambungan rumah) secara fisik John M. Kalbermatten, et al. 1980,
100% MS, secara kimia 97 % MS Teknik Sanitasi Tepat Guna.
dan 3 % TMS (pH dan Sisa Klor) Diterjemahkan oleh A.
secara Mikribiologi 100 % TMS Kartahardja Andrian Suhandjaja,
sebagai air minum. Vi k t o r , L e a d e r , B a n d u n g :
4. Secara umum pengetahuan tentang Puslitbang Pemukiman, DPU.
cara pengolahan air, sistem Kusnoputranto, Haryoto, 1995,
penyaluran air, operasional dan P e n g a n t a r To k s i k o l o g i
perawatan jaringan serta instalasi Lingkungan, Direktorat Jendral
pengolelolaan air bersih dikuasai Pendidikan Tinggi Departemen
dengan baik oleh para pengelola Pendidikan dan Kebudayaan,
BPSPAMS Jakarta.

34 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
Kusnaedi, 2010, Mengolah Air Kotor Sari. W.K, Karnaningroem N. 2009.
untuk Air Minum, Penebar Studi Penurunan Besi (Fe) dan
Swadaya, Cetakan I, Jakarta. Mangan (Mn) Dengan
Anomim, 1990, Permenkes nomor Menggunakan Cascade Aerator
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Dan Rapid Sand Filter Pada Air
Syarat-Syarat dan Pengawasan Sumur Gali, Jurusan Teknik
Kualitas Air, Jakarta. Lingkungan, ITS Surabaya.
Sutrisno, CT. dan Suciastuti, E., 2010. Sanropie, D, Sumini, A.R., Margono,
Teknologi Penyediaan Air Bersih, Sugiharto, Purwanto, S., Ristanti,
Cetakan Ketujuh, Rineka Cipta. B., 1984, Penyediaan Air Bersih,
Jakarta. APK-TS, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Said, N. I., 1996. Pengolahan Air Tanah
dengan Filter Mangan Zeolit dan Waluyo.,L, 2005, Mikrobiologi
Karbon Aktif. Kelompok Lingkungan, Penerbit Universitas
Teknologi Pengolahan Air Bersih Muhammadiyah, UMM Press,
dan Limbah Cair. Direktorat Malan
Teknologi Lingkungan Jakarta
Pusat
Suyono. 1993. Pengolahan Sumber
Daya Air. Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 35
PEMANTAUAN KUALITAS LINGKUNGAN
SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 2016

Suharsa1, Ratna Wijayanti2, Anjas Wulansari3

INTISARI

Berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar anak akan


mempengaruhi perkembangan dan kesehatan anak. Sekolah merupakan salah
satu lingkungan di mana anak menghabiskan sebagian waktunya sehari-hari.
Faktor risiko kesehatan lingkungan yang ada di sekolah dapat berpengaruh
terhadap proses pembelajaran maupun kesehatan warga sekolah. Lingkungan
sekolah yang sehat sangat diperlukan, selain dapat mendukung proses
pembelajaran diharapkan juga dapat membudayakan perilaku hidup bersih dan
sehat.Tujuan kegiatan ini adalah mengetahui gambaran kualitas lingkungan
Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) di Kota Yogyakarta yang menjadi faktor
risiko terjadinya gangguan kesehatan pada anak sekolah dengan mengetahui
lingkungan fisik sekolah yang berisiko terhadap gangguan kesehatan anak
sekolah, mengetahui bahan kimia berbahaya dalam makanan di lingkungan
sekolah, dan mengetahui agen biologi dalam makanan di lingkungan sekolah
yang berisiko terhadap gangguan kesehatan anak sekolah.
Kegiatan ini bersifat deskriptif untuk memantau situasi potensi risiko
penyakit menular dan penyakit lain yang berhubungan dengan lingkungan di
sekolah. Tahapan kegiatan terdiri atas: 1) tahap persiapan berupa pembentukan
tim dan koordinasi, 2) tahap pengambilan data lingkungan berupa observasi
kondisi lingkungan secara umum, inspeksi sanitasi Sarana Air Bersih (SAB),
inspeksi sanitasi jamban, pengukuran parameter fisik ruang di sekolah yang
meliputi suhu, kelembaban, pencahayaan, serta wawancara dengan pihak sekolah
terkait kegiatan penyehatan lingkungan yang dilakukan sekolah, 3) tahap
pengujian contoh uji yang dilakukan di laboratorium BBTKLPP Yogyakarta,
serta 4) tahap evaluasi dan pelaporan berupa analisis data dilanjutkan diseminasi
informasi kegiatan dan pembinaan. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari-
Juni 2016.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan pengukuran lingkungan fisik
SLBN di Kota Yogyakarta, yang belum memenuhi syarat kesehatan adalah: lebar
tangga, tidak adanya TPS, jarak SAB dengan septic tank yang masih kurang,
ventilasi kurang, suhu ruangan melebihi standar, kelembaban ruangan melebihi
1,2,3
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Yogyakarta

36 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
standar, pencahayaan ruang kelas kurang, ditemukan lalat, kondisi sumur dan
kondisi jamban tidak memenuhi syarat, pertemuan dinding dan lantai tidak konus,
dinding yang tidak bersih dan berdebu, beberapa kelas dindingnya tidak rata
sehingga terlihat kotor, tidak tersedianya tempat sampah di setiap ruangan, suhu
ruangan kelas masih ada yang tidak memenuhi standar kenyamanan (18-280C),
semua pencahayaan di kelas masih di bawah baku mutu (250-300 Lux).,
Container Index (CI) masing-masing lokasi tidak memenuhi syarat yaitu sebesar:
36%, 16,7% dan 8,6%. Pemeriksaan contoh uji makanan di tiga sekolah terhadap
bahan kimia berbahaya (Methyl Yellow, Rhodamine B, Borax, Formalin, Besi,
Nitrit) pada contoh uji makanan menemukan adanya formalin sebanyak 11,76%
dan borax sebanyak 5,88 %. Pemeriksaan contoh uji makanan terhadap beberapa
jenis agen biologi (Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, Bacillus cereus,
Staphylococcus aureus, dan Vibrio cholera) tidak menemukan adanya agen
biologi yang dapat menjadi risiko kejadian penyakit menular.

Kata Kunci: Sekolah, Lingkungan, Kota Yogyakarta.

PENDAHULUAN menjadi ancaman bagi peserta didik


Berbagai perubahan yang terjadi di dan warga sekolah untuk terkena
lingkungan sekitar anak akan gangguan kesehatan dan penyakit
mempengaruhi perkembangan dan menular seperti Demam Berdarah,
kesehatan anak. Anak-anak yang TBC, diare, dll.
hidup di lingkungan yang baik akan Tersedianya sarana dan prasarana
menjadikannya tumbuh dengan sehat, yang memadai di sekolah, baik kualitas
sebaliknya lingkungan sekitar anak maupun kuantitas harus diupayakan
yang tidak mendukung dapat secara terus-menerus termasuk
mengakibatkan gangguan kesehatan. perawatan dan pemeliharaannya
Sekolah merupakan salah satu dengan melibatkan semua potensi yang
lingkungan di mana anak ada di lingkungan sekolah.
menghabiskan sebagian waktunya Lingkungan sekolah yang sehat sangat
sehari-hari. Kondisi sekolah yang tidak diperlukan, selain dapat mendukung
memenuhi persyaratan kesehatan bisa proses pembelajaran diharapkan juga

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 37
dapat membudayakan perilaku hidup penyakit menular dan penyakit lain
bersih dan sehat. yang berhubungan dengan lingkungan
Faktor risiko kesehatan di sekolah. Pengkajian situasi potensi
lingkungan yang ada di sekolah dapat risiko penyakit tersebut dilakukan
berpengaruh terhadap proses berdasarkan observasi dan pengujian
pembelajaran maupun kesehatan contoh uji yang ada di SLB
warga sekolah. Kondisi dari komponen sebagaimana dipaparkan di tahapan
atau bagian-bagian bangunan serta kegiatan.
fasilitas pendukung sekolah dalam
keadaan tertentu dapat menyebabkan Waktu Kegiatan dan pengujian
timbulnya masalah kesehatan. Oleh
Kegiatan Pemantauan
karena itu perlu dilakukan suatu
Lingkungan Sekolah di SLBN Kota
kegiatan dengan output dokumen
Yogyakarta dilaksanakan pada bulan
kualitas lingkungan sekolah yang
Januari 2016. Koordinasi dan survei
hasilnya dapat dipakai untuk
awal dilaksanakan tanggal 20 Januari
memberikan masukan/informasi
2016 dan pengambilan data
kepada pemerintah daerah yang
lingkungan pada tanggal 22 Januari
selanjutnya dapat dipakai sebagai
2016. Pengujian contoh uji dilakukan
bahan pertimbangan pengambilan
pada bulan Januari 2016. Analisa data
keputusan dalam pengelolaan Tempat-
dilakukan pada bulan Februari – Maret
tempat Umum khususnya sekolah yang
2016. Setelah itu dilakukan diseminasi
erat kaitannya dengan Pembangunan
informasi kegiatan dan pembinaan
Berwawasan Kesehatan.
kepada stakeholders terkait pada bulan
Juni 2016.
Tujuan Data kualitas makanan di
1. Mengetahui lingkungan fisik lingkungan sekolah dilakukan dengan
sekolah yang berisiko terhadap mengambil contoh uji makanan dari
gangguan kesehatan anak sekolah dapur yang dikelola sekolah untuk
2. M e n g e t a h u i b a h a n k i m i a penyediaan Pemberian Makanan
berbahaya dalam makanan di Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)
lingkungan sekolah dan makanan dan minuman dari kantin
yang dikelola orang tua/wali murid di
3. Mengetahui agen biologi dalam
sekolah.
makanan di lingkungan sekolah
yang berisiko Contoh uji makanan dan minuman
diambil untuk dilakukan pengujian:
a. Biologi terhadap parameter:
METODE KAJIAN
Escherichia coli, Salmonella sp,
Jenis kegiatan Shigella sp, Bacillus cereus,
Kegiatan ini bersifat deskriptif Staphylococcus aureus, dan Vibrio
untuk memantau situasi potensi risiko cholera.

38 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
b. Kimia terhadap parameter: Methyl menjadi tempat perindukan
Yellow, Rhodamine B, Borax, nyamuk dan tikus. Kondisi ini
Formalin, Besi, dan Nitrit. mendukung terjadinya penyebaran
Teknik Analisis yaitu data yang dan penularan penyakit demam
diperoleh diolah secara deskriptif. berdarah dan leptospirosis.
Hasil observasi dan inspeksi b. Ada dua sekolah yang gedungnya
sanitasi dijabarkan secara berlantai dua, sedangkan yang satu
deskriptif sesuai dengan sekolah berlantai satu. Dari hasil
Keputusan Menteri Kesehatan RI survei/observasi didapatkan
Nomor: 1429/MENKES/SK/ bahwa lebar tangga dan pegangan
XII/2006, tentang Pedoman tangga tidak memenuhi syarat,
Penyelenggaraan Kesehatan tetapi tinggi anak tangganya telah
Lingkungan Sekolah dan memenuhi syarat yaitu <20 cm.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Lebar injakan tangga, satu sekolah
Nomor: 1405/MENKES/SK/ tidak memenuhi syarat, sedangkan
XI/2002, tentang Persyaratan sekolah lainnya memenuhi syarat,
Kesehatan Lingkungan Kerja yaitu >30 cm. Tangga kedua
Perkantoran dan Industri. Hasil sekolah dilengkapi dengan
pengujian agen biologis dan bahan pegangan tangga. Tangga yang
kimia berbahaya di dalam tidak memenuhi syarat kesehatan
makanan-minuman dianalisa seperti kemiringan, lebar anak
untuk mengetahui risiko terhadap tangga, pegangan tangga
kesehatan anak secara deskriptif. berpotensi menimbulkan
kecelakaan bagi peserta didik.
Tangga yang memenuhi syarat
HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah lebar injakan >30 cm, tinggi
A. Hasil Survei/Observasi anak tangga maksimal 20 cm, lebar
1) Kondisi Umum Sekolah tangga >150 cm serta mempunyai
a. Terdapat satu sekolah yang atap pegangan tangan.
dan talang bangunannya kuat dan c. Halaman ketiga sekolah terlihat
kemiringan talang sudah cukup bersih, rapi dan terdapat tanaman
sehingga tidak memungkinkan hias, tetapi hanya dua sekolah yang
terjadi genangan air. Tetapi masih mempunyai tanaman perindang.
ada satu sekolah yang talangnya Kedua sekolah tersebut tidak
memungkinkan terjadinya memiliki kebun obat yang tertata
genangan air yang dapat menjadi dan diberi nama. Ada dua sekolah
tempat perindukan nyamuk. yang terdapat tanaman yang
Sedangkan sekolah yang lain khusus ditanami tanaman obat
bangunannya tidak menggunakan yang tertata di dalam polibag/pot
talang. Atap dan talang yang tidak meskipun tidak diberi nama pada
memenuhi syarat kesehatan dapat tanamannya.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 39
d. Tempat Pembuangan Sampah Masih ditemukannya lalat di
Sementara didapatkan didua lingkungan menunjukkan bahwa
sekolah, tetapi hanya satu yang ada media yang mengundang lalat
memenuhi syarat, sedangkan yang untuk datang ke tempat tersebut,
satu sekolah tidak mempunyai misalnya sisa makanan yang
TPS. Dalam masalah sampah di dibuang di tempat sampah yang
sekolah, perlunya ditumbuhkan tidak ditutup. Ketika hinggap di
kesadaran bagi seluruh warga tempat kotor, lalat dapat membawa
sekolah untuk turut menjaga organisme penyebab penyakit.
lingkungan. Caranya adalah Kotoran dan sumber penyakit yang
dengan menyediakan tempat hanya menempel di bagian luar
pembuangan sampah berupa tong- lalat hanya dapat bertahan
tong sampah dan tempat beberapa jam. Namun, bila
pengumpulan sampah akhir di kotoran itu dimakan oleh lalat,
sekolah, dan memberikan contoh sumber penyakit itu dapat bertahan
kepada siswa untuk selalu dalam perut lalat hingga berhari-
membuang sampah pada hari, bahkan setelah mati. Lalat
tempatnya. Penanganan sampah rumah dapat saja membawa
yang tidak memenuhi syarat kuman penyebab diare. Di pihak
kesehatan dapat menjadi tempat lain, lalat hitam b
berkembang biaknya vektor
penyakit seperti lalat, tikus, dan
2) Sarana Air Bersih
kecoak. Selain itu dapat juga
menyebabkan pencemaran tanah a. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode A)
dan menimbulkan gangguan Sumur gali sebanyak satu buah
kenyamanan dan estetika. Untuk yang ditutup dengan cor semen
itu disetiap kelas harus tersedia sedemikian rupa sehingga
tempat sampah dan di sekolah kemungkinan kecil akan terjadi
tersebut harus tersedia tempat pencemaran dari permukaan tanah.
pembuangan sampah sementara Tetapi kurang dari 10 m terdapat
(TPS). septic tank dan resapan yang
e. Vektor pembawa penyakit (lalat) berasal dari jamban, sehingga
didapatkan di tiga sekolah. kemungkinan besar akan terjadi
pencemaran. Hasil inspeksi
Pada beberapa tempat terdapat
sanitasi menunjukkan kualitas
gorong-gorong/saluran air hujan
fisik air memenuhi syarat, yaitu
dan tumpukan barang yang
tidak keruh, tidak berbau, tidak
berpotensi menjadi sarang tikus
berasa dan tidak berwarna
dan kecoak meskipun pada saat
observasi tidak ditemui adanya b. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode B)
binatang tersebut. Sumur pompa dalam sebanyak
satu buah, dengan hasil inspeksi

40 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
sanitasi adalah: Kualitas fisik air keterampilan, lantai semen yang
yang baik, yaitu tidak keruh, tidak kurang dari 1 m pada tiga sumur
berasa, tidak berbau dan tidak (kecuali sumur di dekat ruang
berwarna, letak sumur tidak berada keterampilan), retak di lantai
dalam radius 10 meter dari jamban sumur di dapur dan di aula. Hal-hal
dan sumber pencemar lain, tidak tersebut apabila kurang
ada genangan air pada jarak kurang diperhatikan maka akan
dari dua meter dari sumur, lantai menyebabkan terjadinya risiko
semen di sekitar sumur penyakit dan masalah kesehatan,
mempunyai radius lebih dari satu misalnya rembesan dari jamban
meter, saluran pembuangan air atau genangan air yang
berfungsi baik, tidak ada keretakan mengandung bakteri ke sumur
pada lantai di sekeliling pompa, yang diakibatkan oleh kurang
peralon saluran air dari pompa lebarnya luas lantai semen di
rapat sehingga tidak sumur atau retakan lantai yang
memungkinkan air merembes semakin meluas
masuk ke dalam sumur Septic tank yang berisi limbah
c. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode C) manusia membawa serta bakteri
Sarana air bersih lainnya yang mudah tercampur dengan air.
berupa sumur gali yang ditutup Air septic tank yang penuh bakteri
dengan cor semen sedemikian rupa itu bisa meresap ke mana-mana,
sehingga kemungkinan kecil akan termasuk sumur apabila jaraknya
terjadi pencemaran dari dekat dengan sumur. Jarak tersebut
permukaan tanah. Terdapat 4 dihitung berdasarkan usia harapan
(empat) sumur yang berlokasi di hidup bakteri dari feses serta
dapur, dekat aula, di sebelah timur kecepatan aliran air dalam tanah.
area bangunan sekolah dan di Harapan hidup bakteri selama tiga
dekat ruang keterampilan. Hasil hari. Sedangkan, rata-rata
inspeksi sanitasi keempat sumur kecepatan aliran air sekitar tiga
tersebut menunjukkan kualitas meter per hari. Dari perhitungan
fisik air memenuhi syarat, yaitu tersebut, bakteri diperkirakan
tidak keruh, tidak berbau, tidak sudah mati dalam jarak sembilan
berasa dan tidak berwarna. meter. Sehingga, jarak sepuluh
Terdapat beberapa catatan pada meter dianggap sebagai jarak
kondisi keempat sarana air bersih, aman. (Pokja AMPL, 2007)
misalnya terdapat jamban dengan Tinja manusia mengandung
jarak kurang dari 10 m di sumur puluhan miliar mikroba, termasuk
dapur, terdapat genangan air pada bakteri koli-tinja. Sebagian
jarak 2 m dari sumur di dekat ruang diantaranya tergolong sebagai

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 41
mikroba patogen, seperti bakteri - Terdapat pencahayaan yang
Salmonela typhi penyebab demam cukup di dalam jamban;
tifus, bakteri Vibrio cholerae - Lubang WC bersih dan tidak
penyebab kolera, virus penyebab terdapat sisa kotoran di dalam
hepatitis A, dan virus penyebab jamban;
polio. Tingkat penyakit akibat
- Bagian dinding dan dasar bak
kondisi sanitasi yang buruk di
air bersih;
Indonesia sangat tinggi.
BAPPENAS menyebutkan, tifus - Tidak terdapat genangan air
mencapai 800 kasus per 100.000 yang menyebabkan lantai
penduduk. Sedangkan polio masih licin;
dijumpai, walaupun di negara lain - Air limbah mengalir dengan
sudah sangat jarang (Kompas. lancar.
Com, 2012) - Pada saat observasi tidak
Menurut Permenkes RI ditemui lalat, nyamuk dan
No.416/Menkes/Per/IX/1990, kecoa;
secara fisik air bersih memiliki Komponen pada jamban yang
ciri-ciri tidak berwarna, tidak tidak memenuhi syarat yaitu, Jarak
berasa, tidak keruh, dan tidak septic tank dengan sarana air
berbau. Tetapi kondisi tersebut bersih (sumur gali) kurang dari 10
tidak mencerminkan air tersebut m, sehingga dapat menyebabkan
tidak bebas dari bakteri-bakteri. pencemaran pada sumur gali
Hasil inspeksi sanitasi tersebut seperti yang telah
menunjukkan kualitas fisik air dijelaskan di atas.
memenuhi syarat, yaitu tidak
b. Sekolah Luar Biasa Negeri 2
keruh, tidak berbau, tidak berasa
(kode B)
dan tidak berwarna.
Terdapat satu kamar mandi
3) Kamar Mandi dan Jamban
dan tiga jamban yang digunakan.
a. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode A) Hasil observasi menunjukkan
Terdapat sepuluh kamar mandi komponen jamban yang telah
dan jamban yang digunakan. memenuhi syarat yaitu:
Delapan kamar mandi berada di - Terdapat pencahayaan yang
lantai satu, dua kamar mandi cukup dalam jamban;
berada di lantai dua.
- Lubang WC bersih dan tidak
Komponen pada kamar terdapat sisa kotoran di dalam
mandi/jamban yang telah jamban;
memenuhi syarat kesehatan yaitu: - Bagian dinding dan dasar bak
air bersih;
- Dinding dan atap bersih;

42 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
- Tidak terdapat genangan air ditemui lalat, nyamuk dan
yang menyebabkan lantai kecoa;
licin; Komponen pada jamban yang
- Pada saat observasi tidak tidak memenuhi syarat yaitu
ditemui lalat, nyamuk dan masih ada beberapa jamban
kecoa. yang; bagian dinding dan dasar
Komponen pada jamban yang bak air kotor, lubang WC bersih
belum memenuhi syarat yaitu, dan terdapat sisa kotoran di
Jumlah jamban jika dibandingkan dalam jamban, dinding dan atap
dengan jumlah pengguna masih jamban kotor, jarak septic tank
kurang yaitu laki-laki 87 orang dan dengan SAB (sumur gali) kurang
perempuan 56 orang. Standar dari 10 m
komposisi yang baik untuk jamban 4) Ruangan Kelas
adalah 1:40 untuk laki-laki dan a. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode A)
1:25 untuk perempuan. Ada satu
dari tiga jamban yang tersedia Hasil observasi menunjukkan
(WC dekat musholla depan) tidak komponen yang telah memenuhi
ada ventilasi yang memadai syarat yaitu:
- Langit-langit ruangan sudah
c. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode C)
memenuhi syarat yaitu tinggi
Terdapat 30 (tiga puluh) kamar minimal 2,75 m, namun
mandi dan jamban yang aktif beberapa bagian langit-langit
digunakan. Dua belas jamban masih terlihat tidak bersih.
tersedia di dekat ruang kelas, dua
- Dinding rata dan mudah
jamban di aula, satu jamban di
masjid, sembilan jamban di dibersihkan
asrama, tiga jamban di ruang guru, - Lantai tidak licin, kedap air,
selebihnya adalah jamban untuk rata dan mudah dibersihkan.
umum yang terletak di lobi/kios. - Ventilasi pada dua ruangan
Komponen pada jamban yang (ruang SMP LB kelas VII B,
telah memenuhi syarat kesehatan dan SMA LB kelas XII C)
yaitu: memenuhi syarat yaitu lebih
- Terdapat pencahayaan dan dari 10% luas lantai;
ventilasi yang cukup di dalam - Kepadatan kelas telah sesuai
jamban; dengan ketentuan yaitu > 1,75
2
- Tidak terdapat genangan air m per anak.
yang menyebabkan lantai Komponen yang belum memenuhi
licin; syarat yaitu:
- Air limbah mengalir dengan
lancer.
- Pada saat observasi tidak

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 43
- Dinding terlihat tidak bersih. mengakibatkan sampah-
Dinding yang tidak bersih dan sampah tersebut digunakan
berdebu selain mengurangi sebagai sarang vektor
estetika juga berpotensi penyakit dan mengganggu
merangsang timbulnya estetika.
gangguan pernafasan seperti - Selain dilakukan observasi di
asma atau penyakit saluran lima ruangan kelas, dilakukan
pernafasan. pula pengukuran kualitas
- Pertemuan dinding dan lantai lingkungan, diantaranya
tidak konus. Keadaan ini akan pengukuran: suhu,
menyulitkan membersihkan kelembaban dan pencahayaan.
lantai, terutama di sudut-sudut Suhu ruangan 29-300C
antara lantai dan dinding, melebihi standar kenyamanan
sehingga kebersihan lantainya (18-280C)
tidak maksimal. Suhu udara ruang yang terlalu
- Ventilasi di ruang SDLB kelas rendah menyebabkan
IIB, SMALB kelas XA dan keadaan ruangan menjadi
ruang keterampilan tidak lembab sehingga akan
memenuhi syarat kesehatan. menjadi media yang baik
Ventilasi di ruangan yang tidak untuk mempercepat
memenuhi persyaratan pertumbuhan mikroorganisma
kesehatan menyebabkan dan apabila suhu melebihi
proses pertukaran udara tidak batas syarat maka hunian di
lancar, sehingga menjadi dalam ruang kurang nyaman
pengap dan lembab, Kondisi - Kelembaban ruang di lima
ini mengakibatkan ruangan yang diobservasi 73-
berkembang biaknya bakteri, 85% melebihi standar
virus dan jamur yang kenyamanan (40-60%);.
berpotensi menimbulkan Udara dengan kelembaban
gangguan penyakit seperti tinggi memiliki konsentrasi air
TBC, ISPA, cacar dan lainnya di udara jauh lebih banyak dari
- Di setiap ruangan tidak pada konsentrasi air pada
tersedia tempat sampah yang tubuh. Akibatnya, sebagian air
memenuhi syarat kesehatan. yang tidak dibutuhkan tubuh
Salah satu sarana untuk dalam bentuk keringat dan
pengelolaan sampah yang baik urine akan lebih susah untuk
adalah tersedianya tempat menguap karena tertahan
sampah di ruangan kelas. untuk keluar. Ini
Pengelolaan sampah yang menyebabkan tubuh merasa
t i d a k b a i k a k a n gerah. Selain itu dengan

44 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
kelembaban udara yang tidak dalam tabel berikut:
memenuhi syarat (tinggi) akan Hasil observasi menunjukkan
menyebabkan jumlah kuman komponen yang telah memenuhi
di dalam rumah karena dengan syarat yaitu:
kelembaban udara yang tinggi
- Langit-langit ruangan sudah
akan memberikan kesempatan
memenuhi syarat dengan
y a n g b a i k b a g i
ketinggian lebih dari 2,75 m.
mikroorganisme untuk
Namun pada beberapa bagian
tumbuh dan berkembang.
langit-langit di ruang
- Dari lima ruangan yang diukur ketrampilan kayu tampak
pencahayaannya hanya ada berlubang dan di ruang tata
satu ruangan (ruang 3) yang busana tampak bekas
memenuhi syarat. Ruangan kebocoran dari atap dan langit-
SMPLB kelas VIIB langit;
pencahayaannya terlalu tinggi,
- Ventilasi pada seluruh ruangan
sedangkan di tiga ruang
yang diobservasi telah
lainnya pencahayaannya
memenuhi syarat yaitu lebih
terlalu rendah.
dari 10% luas lantai;
Pencahayaan (Lux) yang
- Seluruh dinding ruang yang
terlalu rendah akan
diobservasi bersih kecuali di
berpengaruh terhadap proses
ruang ketrampilan kayu yang
akomodasi mata yang terlalu
terlihat kotor;
tinggi, sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan - Seluruh lantai ruangan rata,
retina pada mata. Upaya agar kedap air dan bersih;
2
pencahayaan dalam ruang - Kepadatan kelas > 1,75 m per
rumah memenuhi baku mutu anak, karena kelas di sekolah
maka perlu ditambah jendela ini adalah kelas khusus yang
atau genting kaca, sehingga jumlah muridnya tidak banyak
cahaya matahari bisa masuk dan menyesuaikan dengan
dalam rumah ketunaan dan tingkat
b. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode B) kemampuan;
Satu ruangan di lantai dua - Wastafel yang disediakan
(ruang keterampilan kayu) dan tidak dibuat setiap dua kelas
empat ruangan di lantai satu (ruang disediakan satu wastafel,
Tata Busana, 6A SDLB C + 2 namun lokasi wastafel
SDLB C, XII SMALB C1 + XI dipusatkan di satu titik
SMALB C1 dan ruang SMA LB menyesuaikan dengan kondisi
C+SMP LB C1). Hasil anak-anak yang perlu
pemeriksaan fisik ruangan terlihat pengawasan lebih

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 45
dibandingkan anak yang tidak lux
berkebutuhan khusus saat c. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode C)
menggunakan wastafel.
Komponen yang memenuhi
Komponen yang belum syarat adalah :
memenuhi syarat yaitu: pertemuan
- Langit-langit semua ruangan
dinding dan lantai tidak konus,
sudah memenuhi syarat yaitu
tempat sampah yang tersedia tidak
tinggi minimal 2,75 m
tertutup.
- Lantai semua ruangan rata dan
Selain dilakukan observasi di
kedap air sehingga mudah
lima ruangan kelas, dilakukan pula
dibersihkan.
pengukuran kualitas lingkungan,
diantaranya pengukuran: suhu, - Ventilasi pada semua ruangan
kelembaban dan pencahayaan. memenuhi syarat yaitu lebih
dari 10% luas lantai;
- Suhu ruang di lima ruangan
yang diobservasi 29-30 0 C - Kepadatan semua kelas telah
melebihi standar kenyamanan sesuai dengan ketentuan yaitu
2
(18-280C); > 1,75 m per anak.
- Kelembaban ruang di lima Sedangkan komponen yang
ruangan yang diobservasi 79- belum memenuhi syarat yaitu:
85% melebihi standar - Dinding yang tidak bersih dan
kenyamanan (40-60%); berdebu selain mengurangi
- Pencahayaan untuk ruang estetika juga berpotensi
ketrampilan kayu sudah merangsang timbulnya
sesuai, pencahayaan untuk gangguan pernafasan seperti
ruang 8, 211 lux masih kurang asma atau penyakit saluran
karena standar penerangan pernafasan
ruang yang digunakan untuk - Beberapa kelas dindingnya
pekerjaan halus (500 lux) tidak rata sehingga terlihat
Pencahayaan di tiga ruang kotor
kelas tidak sesuai dengan - Pertemuan dinding dan lantai
standar (250-300 lux). Dua tidak konus. Keadaan ini akan
ruang kelas (ruang menyulitkan pada saat
Ketrampilan kayu dan SMA memberihkan lantai, terutama
LB C+SMP LB C1) kurang di sudut-sudut antara lantai
terang dengan hasil dan dinding, sehingga
pengukuran masing-masing kebersihan lantainya tidak
116 dan 105 lux. Satu ruang maksimal.
kelas (ruang XII SMA LB C1+
- Tidak setiap ruangan tersedia
XI SMA LB C1) terlalu terang
tempat sampah yang
dengan hasil pengukuran 511

46 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
memenuhi syarat kesehatan menyebabkan tubuh merasa gerah.
(tertutup dan kedap air). Salah Selain itu dengan kelembaban
satu sarana untuk pengelolaan udara yang tidak memenuhi syarat
sampah yang baik adalah (tinggi) akan menyebabkan
tersedianya tempat sampah di jumlah kuman di dalam rumah
ruangan kelas. Pengelolaan karena dengan kelembaban udara
sampah yang tidak baik akan yang tinggi akan memberikan
mengakibatkan sampah- kesempatan yang baik bagi
sampah tersebut digunakan mikroorganisme untuk tumbuh
sebagai sarang vektor dan berkembang.
penyakit dan mengganggu Dari lima ruangan yang diukur
estetika.. pencahayaannya, semua ruangan
Selain dilakukan observasi di tidak memenuhi syarat.
lima ruangan kelas, dilakukan pula Pencahayaan (Lux) yang terlalu
pengukuran kualitas lingkungan, rendah akan mempengaruhi proses
diantaranya pengukuran: suhu, akomodasi mata, apabila tidak
kelembaban danpencahayaan. ditindaklanjuti akan berakibat
Suhu udara ruang yang terlalu terhadap kerusakan retina mata.
rendah menyebabkan keadaan Upaya agar pencahayaan dalam
ruangan menjadi lembab sehingga ruang kelas memenuhi baku mutu
akan menjadi media yang baik maka perlu ditambah jendela atau
untuk mempercepat pertumbuhan genting kaca, sehingga cahaya
mikroorganisma dan apabila suhu matahari bisa masuk dalam ruang
melebihi batas syarat maka hunian atau menyalakan lampu pada saat
proses belajar mengajar
di dalam ruang kurang nyaman. Di
ruang 12 dan ruang 15 suhu
0 5) Pengamatan Keberadaan
ruangan yang terukur di atas 28 C
Jentik
melebihi standar kenyamanan
0
(18-28 C). Pengamatan Keberadaan Jentik
dilakukan di 3, sebanyak 63 buah
Kelembaban ruang di lima
ruangan yang diobservasi 76-88% sebagai berikut:
melebihi standar kenyamanan a. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode A)
(40-60%);. Udara dengan Dari hasil pengamatan
kelembaban tinggi memiliki keberadaan jentik didapatkan 8
konsentrasi air di udara jauh lebih kontainer dinyatakan positif jentik
banyak dari pada konsentrasi air dari 22 kontainer yang diperiksa,
pada tubuh. Akibatnya, sebagian sehingga hasil perhitungan
air yang tidak dibutuhkan tubuh Container Index (CI) sebesar 36%
dalam bentuk keringat dan urine (tidak memenuhi syarat)
akan lebih susah untuk menguap
b. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode B)
karena tertahan untuk keluar. Ini

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 47
Hasil perhitungan Container kontainer tersebut secara rutin dan
Index (CI), ditemukan jentik juga dengan pemberian bubuk
nyamuk pada satu dari 6 abate untuk membunuh jentik
penampungan air yang diperiksa yang terdapat di dalamnya atau
(empat bak mandi, satu kolam dan dengan memelihara ikan pemakan
satu guci hias pada kolam). jentik di kontainer.
Perhitungan CI-nya 16,7% (tidak
memenuhi syarat)
B. Hasil Pengujian Contoh uji
c. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode C)
1. Hasil Pengujian Kimia Contoh
Dari hasil pengamatan uji Makanan
keberadaan jentik didapatkan 3
Pengujian makanan secara kimia
kontainer dari 35 kontainer
dilakukan terhadap contoh uji
dinyatakan positif jentik, sehingga
makanan dari Pemberian Makanan
hasil perhitungan Container Index
Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)
(CI) 8,6% (tidak memenuhi
terhadap 23 contoh uji yang berasal
syarat)
dari 3 sebagai berikut:
Dilihat dari hasil perhitungan
a. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode A)
CI ketiga lokasi tersebut tidak
memenuhi syarat sesuai dengan Contoh uji yang diperiksa,
Keputusan Menteri Kesehatan RI terdapat contoh uji yang
Nomor: 1429/MENKES/SK/ menunjukkan hasil positif pada
XII/2006 tentang Pedoman satu parameter yaitu parameter
Penyelenggaraan Kesehatan formalin sebanyak satu contoh uji
Lingkungan Sekolah, (sambal).
menyebutkan bahwa kepadatan b. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode B)
jentik yang diamati dengan Contoh uji yang diperiksa,
melalui CI harus nol. terdapat contoh uji yang
Perhitungan CI dalam menunjukkan hasil positif pada
kegiatan ini untuk mengetahui dua parameter. Hasil positif borax
risiko terjadinya kasus DBD di sebanyak satu contoh uji (bakso
lingkungan sekolah apabila goreng) dan formalin sebanyak
diketahui ada kontainer yang satu contoh uji (buah semangka)
positif jentik serta untuk c. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode C)
mengetahui jenis kontainer yang
Dari sembilan contoh uji yang
paling banyak menjadi tempat
diperiksa, secara keseluruhan
perindukan nyamuk. Upaya untuk
hasilnya negatif.
menekan kepadatan jentik pada
setiap jenis kontainer terutama Hasil pemeriksaan bahan
pada jenis kontainer bak mandi kimia berbahaya (Methyl Yellow,
adalah dengan menguras/menyikat Rhodamine B, Borax, Formalin,
Besi, Nitrit) pada contoh uji

48 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
makanan menemukan adanya Nitrofurazon (Nitrofurazone),
formalin sebanyak 11,76% dan Formalin (Formaldehyde),
borax sebanyak 5,88 %. Kalium Bromat (Potassium
Menurut Penjelasan UU Bromate).
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Formalin adalah nama dagang
Pangan, bahan tambahan pangan larutan formaldehid (HCHO dan
merupakan bahan yang CH3OH) dalam air dengan kadar
ditambahkan ke dalam pangan 30-40 persen. Di pasaran, formalin
untuk mempengaruhi sifat dapat diperoleh dalam bentuk
dan/atau bentuk pangan. sudah diencerkan, yaitu dengan
Penggunaan bahan tambahan kadar formaldehidnya 40, 30, 20
pangan dalam produk pangan yang dan 10 persen serta dalam bentuk
tidak mempunyai risiko terhadap tablet yang beratnya masing-
kesehatan manusia dapat masing sekitar 5 gram. Larutan
dibenarkan karena lazim formalin ini tidak berwarna dan
digunakan. Namun, penggunaan baunya sangat menusuk.Di dalam
bahan tambahan pangan yang formalin terkandung sekitar 37%
melampaui ambang batas formaldehid dalam air. Biasanya
maksimal tidak dibenarkan karena ditambahkan metanol hingga 15%
merugikan atau membahayakan sebagai pengawet. Melalui
kesehatan manusia. sejumlah survei dan pemeriksaan
Menurut Peraturan Menteri laboratorium, ditemukan sejumlah
Kesehatan Nomor : produk pangan yang
1168/Menkes/Per/X/1999 tentang menggunakan formalin sebagai
Perubahan atas Peraturan Menteri pengawet. Praktek yang salah
K e s e h a t a n N o m o r seperti ini dilakukan oleh produsen
722/Menkes/per/IX/1988 Tentang atau pengelola pangan yang tidak
Bahan Tambahan Makanan, bahan bertanggung jawab. Formalin
tambahan yang dilarang mengandung unsur aldehida yang
digunakan dalam makanan adalah mudah bereaksi dengan
: Asam Borat (Boric Acid) dan protein.Hal yang paling
senyawanya, Asam Salisilat dan membahayakan jika formalin
garamnya (Salicylic Acid and its berdosis tinggi masuk ke tubuh
salt), Dietilpirokarbonat ialah bisa menimbulkan kanker.
(Diethylpirocarbonate DEPC), Formalin dapat pula menimbulkan
Dulsin (Dulcin), Kalium Klorat kerusakan pada organ-organ tubuh
(Potassium Chlorate), lain. Dalam jangka pendek,
K l o r a m f e n i k o l misalnya, jika hidung menghirup
(Chloramphenicol), Minyak formalin, efeknya akan terjadi
Nabati yang dibrominasi iritasi dan rasa terbakar pada organ
(Brominated vegetable oils), penciuman tersebut serta

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 49
tenggorokan. Selain itu, formalin bleng, di daerah Sunda disebut
dapat menimbulkan gangguan bubuk gendar; di Jakarta disebut
pernapasan serta batuk-batuk. pijer. Boraks yang diperdagangkan
Organ lainnya yang juga sensitif dalam bentuk balok padat, kristal,
jika terkena formalin ialah kulit. atau tepung berwarna putih
Kulit akan mengalami perubahan kekuningan, atau dalam bentuk
warna menjadi merah, mengeras, cairan tidak berwarna. Boraks
mati rasa, dan rasa terbakar apabila berasal dari tambang alam dari
terkena formalin. Begitu pula daerah batuan mineral yang
halnya dengan mata, jika terkena mengandung boraks, misalnya
formalin indera pelihatan itu bisa batuan kernite, batuan colemanite,
iritasi, merah, sakit, gatal-gatal, atau batuan ulexit. Boraks
k a b u r, d a n k e l u a r a i r m a t a digunakan orang sudah sejak lama,
(Saputro, 2014} yaitu sebagai zat pembersih
Dalam pembuatan makanan, (cleaning agent), zat pengawet
termasuk makanan jajanan makanan (additive), penyamak
tradisional, masih banyak k u l i t . d a n s e b a g a i
ditemukan penggunaan bahan- antiseptic/pembunuh kuman.
bahan pengawet yang dilarang. Karena itu borak banyak
Salah satu di antaranya adalah digunakan sebagai anti jamur,
penggunaan boraks. Bahan ini bahan pengawet kayu,dan untuk
banyak digunakan sebagai bahan bahan antiseptik pada kosmetik
tambahan dalam pembuatan Dalam industri tekstil boraks
berbagai makanan, misalnya digunakan untuk mencegah kutu,
bakso, mi basah, siomay, gendar, lumut, dan jamur. Boraks juga
dan lain-lain. Penggunaan boraks digunakan sebagai insektisida
sebagai bahan tambahan pangan dengan mencampurkannya dalam
selain bertujuan untuk gula untuk membunuh semut,
mengawetkan makanan juga kecoa, dan lala. Boraks sejak lama
bertujuan agar makanan menjadi sudah digunakan untuk membuat
lebih kompak (kenyal) teksturnya gendar nasi, krupuk gendar, atau
dan memperbaiki penampakan. krupuk puli yang secara lokal di
Dengan jumlah sedikit saja telah beberapa daerah di Jawa disebut
dapat memberikan pengaruh karag atau lempeng. Karena
kekenyalan pada makanan bersifat toksik, maka boraks
sehingga menjadi lebih legit, tahan dimasukkan dalam golongan
lama, dan terasa enak di mulut. senyawa yang disebut bahan
Dalam istilah domestik boraks berbahaya dan beracun
memiliki nama berbeda-beda. di (Sugiyatmi, 2006)
Jawa Tengah boraks disebut
dengan nama air bleng atau garam C. Hasil Pengujian Biologi Contoh

50 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
uji Makanan dan Minuman jenis makanan/minuman dengan
Pengujian makanan dan minuman hasil pemeriksaan seluruhnya
secara biologi dilakukan terhadap negatif.
contoh uji makanan dari Pemberian
Makanan Tambahan Anak Sekolah KESIMPULAN
(PMTAS) dari 13 contoh uji yang
1. Berdasarkan hasil observasi,
berasal dari 3 sebagai berikut:
wawancara, pengamatan
a. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode A) keberadaan jentik dan pengukuran
Pengujian makanan dan lingkungan fisik dapat
minuman secara biologi dilakukan disimpulkan sebagai berikut;
terhadap contoh uji makanan dari a. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode A)
Pemberian Makanan Tambahan
Di SLBN kode A Yogyakarta,
Anak Sekolah (PMTAS) yaitu teh
lebar tangga belum memenuhi,
manis, nasi lauk tempe, sayur
tidak ada Tempat Penampungan
asem. Keseluruhan contoh uji yang
Sampah Sementara (TPS), jarak
diperiksa berjumlah empat contoh
septic tank dengan sarana air
uji dengan hasil seluruhnya
bersih (sumur gali) kurang dari 10
negatif.
m, dinding terlihat tidak bersih,
b. Sekolah Luar Biasa Negeri (Kode B) pertemuan dinding dan lantai tidak
Pengujian makanan dan konus. di ruang 1, 4 dan ruang 5
minuman secara biologi dilakukan ventilasinya tidak memenuhi
terhadap contoh uji makanan dari syarat, di setiap ruangan tidak
PMTAS yaitu sayur sop dan oseng tersedia tempat sampah yang
tempe. Selain itu juga dilakukan memenuhi syarat kesehatan, suhu
pengujian contoh uji minuman ruangan 29-300C melebihi standar
0
yang dijual di kantin yaitu air es. kenyamanan (18-28 C),
Jumlah contoh uji yang diperiksa kelembaban ruang di lima ruangan
adalah tiga contoh uji dengan hasil yang diobservasi 73-85% melebihi
seluruhnya negatif. standar kenyamanan (40-60%),
c. Sekolah Luar Biasa Negeri delapan kontainer dinyatakan
Pembina (Kode C) positif jentik, sehingga hasil
perhitungan Container Index (CI)
Pengujian makanan dan
sebesar 36%.
minuman secara biologi dilakukan
terhadap contoh uji makanan dari b. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode B)
PMTAS dan dapur asrama yaitu Di SLBN Kode B Yogyakarta,
lontong opor, nasi sayur, tempe keberadaan jentik, penyediaan
goreng, ikan, ayam goreng, tempat sampah dan pencahayaan
airputih. Keseluruhan contoh uji ruang kelas belum memenuhi
yang diperiksa berjumlah tiga persyaratan. Ditemukan jentik
contoh uji yang berasal dari enam nyamuk pada satu dari enam

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 51
penampungan air yang diperiksa, 2. Pemeriksaan contoh uji
perhitungan CI-nya 16,7% . makanan di tiga sekolah
c. Sekolah Luar Biasa Negeri (kode C) terhadap bahan kimia
berbahaya (Methyl Yellow,
Ditemukan lalat di lingkungan
Rhodamine B, Borax,
sekolah, sarana air bersih yang
Formalin, Besi, Nitrit) pada
belum memenuhi persyaratan
contoh uji makanan
kesehatan yaitu berjarak kurang
menemukan adanya formalin
dari 10 m dari septic tank, terdapat
sebanyak 11,76% dan borax
genangan air pada jarak 2 m dari
sebanyak 5,88 %.
sumur, lantai semen yang kurang
dari 1 m serta retak di lantai sumur, 3. Pemeriksaan contoh uji
kondisi jamban yang masih belum makanan di tiga sekolah
memenuhi persyaratan kesehatan terhadap beberapa jenis agen
yaitu bagian dinding dan dasar bak biologi (Escherichia coli,
air kotor, lubang WC terdapat sisa Salmonella sp, Shigella sp,
kotoran di dalam jamban, dinding Bacillus cereus,
dan atap jamban kotor serta jarak Staphylococcus aureus, dan
septic tank dengan sarana air Vi b r i o c h o l e r a ) t i d a k
bersih (sumur gali) kurang dari 10 menemukan adanya agen
m, kondisi kelas yang masih belum biologi yang dapat menjadi
memenuhi persyaratan kesehatan risiko kejadian penyakit
yaitu pertemuan dinding dan lantai menular.
tidak konus, dinding yang tidak
bersih dan berdebu, beberapa kelas DAFTAR PUSTAKA
dindingnya tidak rata sehingga
terlihat kotor, tidak setiap ruangan
Depkes RI. 1990. Peraturan Menteri
tersedia tempat sampah yang
Kesehatan Republik Indonesia
memenuhi syarat kesehatan
Nomor:. 416/Menkes/SK/
(tertutup dan kedap air), suhu
VIII/1990 tentang Pemantauan
ruangan kelas masih ada yang
Kualitas Air Minum, Air Bersih,
melebihi standar kenyamanan (18-
Air Kolam Renang dan Air
280C), kelembaban ruangan kelas
Pemandian Umum. Departemen
melebihi baku mutu dan semua
Kesehatan RI, Jakarta.
pencahayaan di kelas masih di
Depkes RI. 2006. Keputusan Menteri
bawah baku mutu (250-300 Lux).,
Kesehatan RI Nomor: 1429/
tiga dari 35 kontainer dinyatakan
MENKES/SK/XII/2006 tentang
positif jentik, sehingga hasil
Pedoman Penyelenggaraan
perhitungan Container Index (CI)
Kesehatan Lingkungan Sekolah
sebesar 8,6%

52 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
Depkes RI. 2002. Keputusan Menteri Pokja AMPL. 2007. Mengatur Jarak
Kesehatan RI Nomor: 1405/ Sumur dan Septic Tank Rumah
MENKES/SK/XI/2002, tentang Tangga, http://www.ampl.or.id/
Persyaratan Kesehatan digilib/read/mengatur-jarak-
Lingkungan Kerja Perkantoran sumur-dan-septic-tank-rumah-
dan Industri. tangga/22213 (diunduh tanggal
Depkes RI. 1999. Peraturan Menteri 23 Mei 2016)
K e s e h a t a n N o m o r : 11 6 8 / Sugiyatmi, S. 2006. Analisis Faktor-
Menkes/Per/X/1999 tentang Faktor Risiko Pencemaran Bahan
Perubahan atas Peraturan Menteri Toksik Boraks dan Pewarna Pada
K e s e h a t a n N o m o r Makanan Jajanan Tradisional
722/Menkes/per/IX/1988 Yang Dijual di Pasar-Pasar Kota
Te n t a n g B a h a n Ta m b a h a n S e m a r a n g Ta h u n 2 0 0 6
Makanan http://eprints.undip.ac.id/15326/
Sunjaya, D. 2003. Hospes dan 1/SRI_SUGIYATMIE4B004082
Resorvoir. https:// .pdf (diunduh tanggal 16 Juni
www.academia.edu/9658648/Vek 2016)
tor_ Hospes_dan_Reservoir Saputro, T. 2014. Pengertian Fungsi
(diunduh tanggal 13 Juni 2016) dan Penyalahgunaan Formalin
Anonim. 2012. Empat Kandungan http://www.ilmuternak.com/201
Berbahaya dari Tinja, 4/11/pengertiaan-fungsi-dan-
health.kompas.com/read penyalahgunaan.html (diunduh
/ 2 0 1 2 / 0 5 / 3 1 / 11 2 5 0 5 8 9 / 4 . tanggal 13 Juni 2016)
Kandungan.Berbahaya.dari.Tinj
a (diunduh tanggal 7 Juni 2016)
Republik Indonesia. 2012. Penjelasan
UU Nomor 18 Tahun 2012
tentang Pangan, bahan tambahan
pangan merupakan bahan yang
ditambahkan ke dalam pangan
untuk mempengaruhi sifat
dan/atau bentuk pangan.
Sekretariat Negara Jakarta.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 53
PROTOTIPE ALAT PENANGKAP DAN PEMUSNAH BAKTERI
TAHAN ASAM DAN PATOGEN DI UDARA RUMAH SAKIT
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2016
1 2 3
Murwani , Tri Setyo W , Kamsidi

INTISARI

Latar belakang ; Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.


2349/Menkes/Per/XI/2011, BBTKLPP Yogyakarta melaksanakan salah satu
fungsi tugasnya yaitu pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat
guna yang diantaranya untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan di
pelayanan kesehatan, sehingga menyebarnya penyakit dapat di minimalisir.
Teknologi tepat guna yang dikembangkan adalah rancangan prototipe alat
penangkap dan pemusnah bakteri tahan asam dan bakteri patogen di udara.
Tujuan ; kegiatan adalah untuk melakukan pengembangan model teknologi
alat penangkap dan pemusnah bakteri tahan asam dan bakteri patogen di udara,
guna diminimalisir adanya pencemaran bakteri/mikroorganisme di udara dalam
ruang pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit. Uji fungsi peralatan
dilakukan di 3 (tiga) rumah sakit yaitu RSU Kota Yogyakarta, RSI Hidayatullah
dan RS DKT Dr. Soetarto Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta, pada
tanggal 28-30 September 2016. Kegiatan ini menghasilkan model drum dan
container plastik volume 50 liter dengan teknologi desinfeksi bakteri di udara
dengan menggunakan larutan kaporit 7 ppm.
Hasil ; pengujian Angka Lempeng Total (ALT) sebelum dipasang alat
pengolah di ruang perawatan Flamboyan B RSU Kota Yogyakarta, didapatkan
3 3
hasil uji 660 CFU/m , dan setelah dipasang alat pengolah hasil 330 CFU/m
penurunan 50%, parameter BTA dan Staphylococcus aureus negatif, pengujian
Angka Lempeng Total (ALT) sebelum dipasang alat pengolah di ruang perawatan
Madinah A2 RSI Hidayatullah Kota Yogyakarta, menunjukkan hasil uji 330
CFU/m3, dan setelah dipasang alat pengolah hasil uji 0 CFU/m3, sehingga terjadi
penurunan 100%, parameter BTA dan Staphylococcus aureus negatif, pengujian
Angka Lempeng Total (ALT) sebelum dipasang alat pengolah di ruang
perawatan VIP Satria No. 6 RS DKT Dr. Soetarto Kota Yogyakarta, didapatkan
hasil uji 330 CFU/m3, dan setelah dipasang alat pengolah hasil uji 0 CFU/m3
penurunan 100%, parameter BTA dan Staphylococcus aureus negatif.

Kata kunci: Desinfektan, Rumah Sakit, Bakteri, Kaporit

1,2,3
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Yogyakarta

54 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
PENDAHULUAN disebabkan oleh bakteri di udara
Berdasarkan Permenkes RI No. sangatlah signifikan, sedangkan untuk
2349/Menkes/Per/XI/2011, mengetahui penyebab sakit masih sulit
B B T K L P P Yo g y a k a r t a a d a l a h untuk dideteksi, oleh sebab itu guna
merupakan salah satu unit pelaksana mempermudah dan mempercepat
teknis Kementerian Kesehatan RI di diketahuinya udara itu memenuhi
bidang teknik kesehatan lingkungan syarat atau tidak, maka perlu dilakukan
dan pengendalian penyakit yang pemeriksaan Angka Lempeng Total
berada di bawah dan bertanggung (ALT) atau angka kuman sebagai
jawab kepada Direktorat Jenderal indikator.
Pencegahan dan Pengendalian Berdasarkan hasil uji Angka
Penyakit, dengan wilayah kerja Daerah Lempeng Total udara ruang pelayanan
Istimewa Yogyakarta dan Provinsi kesehatan yang ada di wilayah Daerah
Jawa Tengah. Dalam melaksanakan Istimewa Yogyakarta yang dilakukan
tugas pokok dan fungsinya BBTKLPP pengujian di laboratorium Biologi
Yo g y a k a r t a m e n y e l e n g g a r a k a n Lingkungan BBTKLPP Yogyakarta,
fungsinya seiring dan sejalan dengan selama dua bulan berturut-turut pada
kebijakan Ditjen P2P dalam upaya tahun 2014, dan dari 30 sampel uji
pengendalian penyakit dan penyehatan didapatkan hasil yang tidak memenuhi
lingkungan, salah satunya adalah syarat sebesar 76% berdasarkan
dengan melakukan Pengembangan Keputusan Menteri Kesehatan R I No.
Teknologi Laboratorium. Dalam 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang
melaksanakan tugas pokok dan fungsi Persyaratan Kesehatan Lingkungan
sebagai laboratorium ini, BBTKLPP Rumah Sakit.2
Yogyakarta didukung oleh 19 instalasi, Balai Besar Teknik Kesehatan
y a n g t e r d i r i d a r i 11 i n s t a l a s i Lingkungan dan Pengendalian
laboratorium dan 8 instalasi non Penyakit Yogyakarta, sesuai dengan
laboratorium. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
Dengan meningkatnya kasus- 2349/Menkes/Per/XI/2011,
kasus penyakit yang disebabkan oleh melaksanakan salah satu fungsinya
bakteri yang ada di lingkungan adalah melaksanakan pengembangan
terutama dari udara, hal ini disebabkan model dan teknologi tepat guna
karena tingginya tingkat pencemaran diantaranya dengan merancang dan
baik secara fisik, kimia dan menerapkan peralatan sederhana,
mibrobiologi. Sedangkan pencemaran murah dan berguna untuk mengatasi
secara mikrobiologi antara lain menyebarnya bakteri yang ada di
disebabkan oleh virus, bakteri dan udara. Untuk itu dikembangkan
mikroorganisme lainnya yang peralatan tepat guna untuk mengatasi
bercampur secara komplek dan masuk masalah kesehatan lingkungan yang
1
ke dalam tubuh melalui pernafasan. ada. Adapun secara garis besar kerja
Adapun penyakit-penyakit yang alat tersebut adalah udara ruang

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 55
pelayanan kesehatan di hisap dengan
pompa, kemudian dimasukkan
kedalam larutan desinfektan (klorin)
dengan konsentrasi dan waktu yang
telah ditentukan berdasarkan
penelitian (uji coba) terlebih dahulu,
sehingga diharapkan bakteri dan atau
kuman diudara akan hilang.

METODE KEGIATAN
Jenis kajian adalah uji fungsi alat
penangkap dan pemusnah bakteri
udara di rumah sakit Daerah Istimewa
Yo g y a k a r t a , g u n a
mengkaji/mengetahui effektifitas alat
dalam meminimalisir penyebaran
bakteri atau kuman yang ada di udara
ruang pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Kajian ini di laksanakan di 3
(tiga) Rumah Sakit Kota Yogyakarta,
meliputi RSU Kota Yogyakarta, RSI Keterangan:
Hidayatullah dan RS DKT Dr. Soetarto 1. Sakelar menempel tembok
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa 2. Pipa Udara kotor masuk
Yogyakarta. Adapun tahap kajian 3. Modifikasi sambungan pipa ke
adalah pembuatan alat penangkap dan pompa udara masuk
pemusnah bakteri tahan asam dan 4. Modifikasi sambungan alat
patogen di udara, percobaan terbuat dari logam
pendahuluan (skala laboratorium), 5. Water mur
persiapan alat dan bahan (media dan 6. Selang plastik lentur
reagensia), koordinasi lintas sektoral, 7. Larutan disinfektan
pengambilan contoh uji dan pengujian. 8. Pipa PVC
Kajian berlangsung pada bulan 9. Sok drat luar/dalam
September-Nopember 2016. Adapun 10. Drum Vacum warna gelap
desain gambar sebagai berikut: 11. Container warna terang
12. Keni

56 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
Cara kerja: sirkulasi perputaran udara yang
1. Hubungkan saklar dari pompa segar.
hisap ke power listrik dan On kan 6. Lama operasional pompa hisap
2. Udara ruangan (udara kotor) untuk mendesinfeksi udara
dihisap dengan pompa masuk ruangan di hitung dari volume
melalui pipa PVC udara ruangan (PxLxT) di bagi
3. Udara masuk melalui pipa PVC dengan volume udara yang di hisap
dengan bantuan pompa hisap pompa (aliran udara) yang dapat
(point 2), kemudian keluar dilihat pada flow meter dari
melalui selang lentur yang pompa.
tersambung ke pipa PVC dan 7. Jika waktu telah selesai, Off -kan
masuk ke drum vacuum berwarna pompa hisap.
gelap/biru yang berisi larutan 8. Cabut saklar dari power.
disinfeksi yang telah diketahui 9. Lepas pipa PVC dan selang lentur
dosisnya (udara kotor kontak yang tersambung, kemudian di
dengan larutan disinfeksi, kemas rapi dan di simpan.
sehingga terlihat larutan disinfeksi Alat ini digunakan untuk
tersebut timbul semburan udara) menangkap dan membunuh
4. Udara yang tertampung didalam bakteri atau mikroorganisme yang
drum vacuum warna gelap/biru, terdapat di udara dalam ruang
keluar melalui pipa PVC, pelayanan kesehatan rumah sakit,
kemudian dimasuk ke container sehingga tidak dapat menularkan
warna terang yang berisi larutan penyakit pada orang lain. Model
disinfeksi yang telah diketahui alat ini relatif sederhana, murah
dosisnya (udara yang dimasukkan dan mudah dalam pembuatannya.
melalui pipa PVC masuk sampai Jenis desinfektan yang mudah
kedalam larutan desinfeksi seperti didapat dan aman dalam
poin 3. (udara kontak dengan penggunaan serta penanganannya
larutan disinfeksi sehingga terlihat adalah dengan menggunakan
larutan disinfeksi tersebut timbul kaporit.
semburan udara).
5. Udara bersih yang keluar dari Percobaan Pendahuluan (skala
kontainer warna terang melalui laboratorium)
pipa PVC dihubungkan dengan
Kegiatan skala laboratorium ini,
selang lentur (sebagai udara
bertujuan untuk mencari/menentukan:
bersih) dimasukkan kembali ke
dalam ruangan poin 2, dengan - Dosis dari kadar khlor yang
tujuan volume udara dalam digunakan sebagai bahan
ruangan tidak berkurang, dan desinfektan
udara yang telah diolah (udara - Berapa lama waktu yang
bersih) dapat berfungsi sebagai dibutuhkan oleh mikroorganisme

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 57
itu mati berdasarkan dosis kadar HASIL DAN PEMBAHASAN
khlor yang digunakan sebagai Hasil Model dan Teknologi
bahan desinfektan
Kegiatan dalam kajian ini
- Setelah didapatkan dosis dari menghasilkan model dan teknologi
kadar khlor dan waktu kontak, yang dapat dilihat pada rincian di tabel
maka angka ini digunakan sebagai sebagai berikut:
acuan dalam pelaksanaan kegiatan
prototipe alat penangkap dan
pemusnah bakteri BTA dan
patogen di udara.
Tabel 1. Hasil Model dan Teknologi BBTKLPP Yogyakarta 2016
No. Kegiatan Model Jumlah Teknologi Jumlah
1 Prototipe alat Drum dan 1 Desinfeksi 1
penangkap dan container bakteri di
pemusnah bakteri tahan plastik udara dengan
asam dan bakteri volume 50 larutan kaporit
patogen di udara liter 7 ppm

RSU Kota Yogyakarta pendidikan dan menjadi rujukan dari


Deskripsi Umum rumah sakit kabupaten.
RSU Kota Yogyakarta adalah Jam kunjungan pasien diadakan
rumah sakit pemerintah tipe B yang setiap hari Senin s/d Jumꞌat pada sore
terletak di Jln. P.Wirosaban Barat No. 1 hari jam 16.00 s/d 19.00 WIB,
Sorosutan, Umbulharjo, Kota sedangkan Sabtu, Ahad dan hari libur
Yogyakarta. RSU Kota Yogyakarta pagi jam: 10.00 s/d 12,00 WIB dan sore
merupakan Rumah Sakit pemerintah 16.00 s/d 18.00 WIB.
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Kondisi Fisik Ruang Perawatan
Yo g y a k a r t a . R u m a h S a k i t i n i Flamboyan di RSU Kota Yogyakarta,
mempunyai luas 27000 m 2 dan D a e r a h I s t i m e w a Yo g y a k a r t a .
2
bangunan 15.000 m , tempat tidur inap Berdasarkan data hasil observasi dan
p a s i e n s e b a n y a k 1 7 9 d a n 11 wawancara, kondisi fisik ruang
merupakan VIP dengan jumlah perawatan Flamboyan B RSU Kota
karyawan seluruhnya 646 orang, dan Yogyakarta pada tahun 2016 dapat
merupakan rumah sakit tempat dilihat pada tabel berikut.

58 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
Tabel 2. Hasil Observasi Ruang Perawatan Flamboyan di RSU Kota Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Tahun 2016.

* Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan


Rumah Sakit
**Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Sarana Pelayanan
Kesehatan Lainnya

Kualitas Mikrobiologis udara dan telah di uji di laboratorium


Lingkungan RSU Kota Yogyakarta. Biologi Lingkungan BBTKLPP
Contoh uji yang telah diambil oleh Yogyakarata. Data hasil uji kualitas
petugas laboratorium terkait, yaitu mikrobiologis lingkungan di ruang
dalam rangka uji fungsi prototipe alat perawatan Flamboyan B yang diambil
penangkap dan pemusnah bakteri pada tanggal 28 September 2016
tahan asam dan bakteri patogen di adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Kualitas Mikrobiologis di Ruang Flamboyan B,


RSU Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Tahun 2016

Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan


Rumah Sakit

Keterangan:
ALT: Angka Lempeng Total
CFU: Coloni Forming Unit

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 59
Tabel 3 menunjukkan bahwa adalah rumah sakit tipe D, dengan
parameter Angka Lempeng Total status rumah sakit swasta yang terletak
(ALT) di udara ruang perawatan RSU di Jln. Veteran No.184, Yogyakarta,
Kota Yogyakarta yang diambil pada Daerah Istimewa Yogyakarta. RSI
pre (sebelum) uji fungsi prototipe alat Hidayatullah Yogyakarta memiliki
2
penangkap dan pemusnah bakteri luas bangunan + 5500 m dengan
tahan asam dan bakteri patogen di jumlah karyawan seluruhnya ada 180
udara parameter ALT 660 CFU/m³, orang dan rumah sakit ini merupakan
sehingga tidak memenuhi syarat rumah sakit tempat pendidikan dan
menurut Kepmenkes RI No. menjadi rujukan dari puskesmas.
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Jumlah total ruang perawatan RSI
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Hidayatullah seluruhnya ada 86 tempat
Rumah Sakit, sedangkan pengambilan tidur (bed). Jam kunjungan pasien
post (setelah) parameter ALT 330 dilaksanakan pada sore jam 16.00 s/d
CFU/m³ memenuhi syarat dan terjadi 18.00 WIB).
penurunan. Untuk parameter BTA dan
Kondisi Fisik Ruang Perawatan
Staphylococcus aureus baik pada
Madinah A2 di RSI Hidayatullah
pengambilan pre dan post semua
Yo g y a k a r t a , D a e r a h I s t i m e w a
menunjukkan hasil uji negatif.
Yogyakarta. Berdasarkan data hasil
observasi dan wawancara, kondisi fisik
RSI Hidayatullah Yogyakarta ruang perawatan Madinah A2 RSI
Deskripsi Umum Hidayatullah Yogyakarta pada tahun
2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
RSI Hidayatullah Kota Yogyakarta
Tabel 4. Hasil Observasi Ruang Perawatan Madinah A2
di RSI Hidayatullah Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Tahun 2016.

* Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit


**Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Sarana Pelayanan
Kesehatan Lainnya

60 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
Kualitas Mikrobiologis bakteri patogen di udara dan telah di uji
Lingkungan RSI Hidayatullah di laboratorium Biologi Lingkungan
Yogyakarta. Contoh uji yang telah BBTKLPP Yogyakarta. Data hasil uji
diambil oleh petugas laboratorium kualitas mikrobiologis lingkungan di
terkait, yaitu dalam rangka uji fungsi ruang perawatan Madinah A2 yang
prototipe alat penangkap dan diambil pada tanggal 29 September
pemusnah bakteri tahan asam dan 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Mikrobiologis Dan Kualitas Fisik Ruang Madinah A2,
RSI Hidayatullah Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Tahun 2016

Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan


Rumah Sakit

Keterangan:
ALT: Angka Lempeng Total
CFU: Coloni Forming Unit

Tabel 5, menunjukkan bahwa RS DKT Dr. Soetarto Kota


parameter Angka Lempeng Total Yogyakarta
(ALT) udara ruang Madinah A2 RSI Deskripsi Umum
Hidayatullah Kota Yogyakarta yang
RS DKT Dr. Soetarto Kotabaru,
diambil pada pre (sebelum) uji fungsi
Kota Yogyakarta adalah merupakan
prototipe alat penangkap dan
Rumah Sakit Negeri Kelas III atau
pemusnah bakteri tahan asam dan
Type C milik TNI Angkatan Darat
bakteri patogen di udara parameter
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
ALT 330 CFU/m³ dan memenuhi
Yogyakarta yang terletak di Jln.
syarat menurut Kepmenkes RI No.
Juwandi No. 19, Kotabaru,
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Gondokusuman, Kota Yogyakarta.
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit ini merupakan rumah
Rumah Sakit, sedangkan pengambilan
sakit tempat pelayanan rujukan dar
post (setelah) uji fungsi alat didapatkan
Puskesmas. Jumlah tempat tidur inap
hasil parameter ALT udara 0 CFU/m3
seluruhnya ada 103 dan yang 8 tempat
(memenuhi syarat) dan terjadi
tidur berkelas VIP keatas. Jam
penurunan hasil uji 100%. Parameter
kunjungan pasien terbagi menjadi pagi
BTA dan Staphylococcus aureus baik
hari: 10.00 s/d 12.00 WIB dan sore:
pada pengambilan pre dan post semua
17.00 s/d 19.00 WIB.
menunjukkan hasil uji Negatif.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 61
Kondisi Fisik Ruang Perawatan kondisi fisik ruang perawatan VIP
VIP Satria No.6 di RS DKT Dr. Satria No.6 RS DKT Dr. Soetarto Kota
Soetarto Kota Yogyakarta, Daerah Yogyakarta pada tahun 2016 dapat
Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan dilihat pada tabel berikut.
data hasil observasi dan wawancara,
Tabel 6. Hasil Observasi Ruang Perawatan VIP Satria No.6
RS DKT Dr. Soetarto Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Tahun 2016.

* Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan


Rumah Sakit
**Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Sarana Pelayanan
Kesehatan Lainnya

Kualitas Mikrobiologis udara dan telah di uji di laboratorium


Lingkungan RS DKT Dr. Soetarto Biologi Lingkungan BBTKLPP
Kota Yogyakarta. Contoh uji yang Yogyakarata. Data hasil uji kualitas
telah diambil oleh petugas mikrobiologis dan fisik lingkungan di
laboratorium terkait, yaitu dalam ruang perawatan VIP Satria No.6 yang
rangka uji fungsi prototipe alat diambil pada tanggal 30 September
penangkap dan pemusnah bakteri 2016 adalah sebagai berikut:
tahan asam dan bakteri patogen di

62 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
Tabel 7. Hasil Uji Mikrobiologis Dan Kualitas Fisik Ruang VIP Satria No.6,
RS DKT Dr. Soetarto Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, 2016

Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan


Rumah Sakit

Keterangan:
ALT: Angka Lempeng Total
CFU: Coloni Forming Unit

Hasil uji dari tabel 10, dan ditingkatkan kualitasnya agar


menunjukkan bahwa parameter Angka memberikan daya dukung bagi
Lempeng Total (ALT) di udara ruang makhluk hidup untuk hidup secara
perawatan VIP Satria No. 6 RS DKT optimal. Dewasa ini pencemaran udara
Dr. Soetarto Kota Yogyakarta yang menampakkan kondisi yang
diambil pada pre (sebelum) uji fungsi memprihatinkan, sehingga
prototipe alat penangkap dan pencemaran tersebut menyebabkan
pemusnah bakteri tahan asam dan penurunan kualitas udara dan
bakteri patogen di udara parameter berdampak negatif terhadap kesehatan
A LT 3 3 0 C F U / m ³ , s e h i n g g a manusia (Depkes, 2004).3
memenuhi syarat menurut Kepmenkes Rumah sakit adalah suatu tempat
RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004, yang terorganisasi dalam memberikan
tentang Persyaratan Kesehatan pelayanan kesehatan kepada pasien,
Lingkungan Rumah Sakit, sedangkan baik yang bersifat dasar, spesialistik
pengambilan post (setelah) parameter maupun subspesialistik dan di gunakan
ALT 0 CFU/m³ memenuhi syarat dan juga sebagai lembaga pendidikan bagi
terjadi penurunan sebesar 100%. tenaga profesi kesehatan serta
U n t u k p a r a m e t e r B TA d a n merupakan sarana umum dan sebagai
Staphylococcus aureus baik pada tempat berkumpulnya orang sakit
pengambilan pre dan post semua maupun orang sehat, sehingga dapat
menunjukkan hasil uji Negatif, sebagai tempat penularan penyakit
sedangkan parameter fisik udara pada (Haryono, 2010).4 Jenis kuman udara
pengambilan pre dan post yaitu suhu, yang banyak ditemukan diruang
kelembaban dan pencahayaan tidak pelayanan kesehatan diantaranya spora
memenuhi syarat. bakteri yang pada umumnya dari jenis
Udara sebagai komponen bakteri gram positif bentuk kokus
lingkungan yang penting dalam maupun bentuk batang gram negatif
kehidupan, sehingga perlu dipelihara yaitu berupa spora maupun nonspora.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 63
Udara yang mengandung bibit menurunkan angka kuman udara
penyakit dapat ditularkan dengan sebesar 50-100 %, dengan suhu dan
melalui pernafasan, droplet dan dengan kelembaban berpengaruh terhadap
melalui perantara perlengkapan dalam adanya angka kuman di udara.
bangunan (karpet, AC, dan Dengan demikian hasil uji angka
sebagainya) serta kondisi dari kuman udara yang telah memenuhi
bangunan antara lain suhu, persyaratan menurut Kepmenkes RI
kelembaban dan pertukaran udara No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
5
(Anonim, 2015). Angka kuman udara Persyaratan Kesehatan Lingkungan
yang melebihi baku mutu akan Rumah Sakit, agar dipertahankan
berdampak negatif dan berisiko untuk mengantisipasi pencemaran
terhadap orang yang beraktivitas pada lingkungan di rumah sakit.
ruangan tersebut karena dapat
menyerang system kekebalan tubuh
paling luar yaitu pada saat orang KESIMPULAN
tersebut dalam kondisi yang lemah. Berdasarkan hasil kajian uji fungsi
Selain itu, angka kuman udara yang alat penangkap dan pemusnah bakteri
tinggi mengindikasikan adanya spora tahanasam dan bakteri patogen di
jamur dalam jumlah yang banyak, dan udara didapatkan hasil sebagai berikut:
sangat berisiko jika udara terhirup 1. Angka Lempeng Total (ALT) di
6
(Denning et al, 2013). Ada berbagai ruang perawatan Flamboyan B
cara untuk menurunkan angka kuman RSU Kota Yogyakarta, pada
di udara, secara teknis yaitu dengan pengambilan pre (sebelum) uji
penyempurnaan prosedur fungsi alat didapatkan hasil 660
pembersihan, pembersihan sistem 3
CFU/m , sehinggatidak memenuhi
ventilasi, penyempurnaan bangunan, persyaratan menurut Kepmenkes
sedangkan secara non teknis dilakukan RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004
seperti peningkatan pengawasan dan tentang Persyaratan Kesehatan
mengadakan pendidikan serta Lingkungan Rumah Sakit,
pelatihan bagi petugas kebersihan sedangkan pengambilan post
ruangan (Bahri, S, 2010),7 selain itu (setelah) uji fungsi alat hasil ALT
angka kuman udara dapat diturunkan 330 CFU/m memenuhi
3

salah satunya dengan cara persyaratan dan terjadi penurunan


menggunakan sterilisasi sinar 50%. Sedangkan untuk parameter
ultraviolet (UV) yaitu berdasarkan Bakteri Tahan Asam (BTA) dan
8
penelitian Kristanti (2011), tentang Staphylococcus aureus negatif.
efektivitas sinar ultraviolet dalam
2. Angka Lempeng Total (ALT) di
menurunkan angka kuman udara di
ruang perawatan Madinah A2 RSI
rumah sakit Daerah Istimewa
Hidayatullah Kota Yogyakarta,
Yogyakarta menunjukkan hasil bahwa
pada pengambilan pre (sebelum)
radiasi sinar UV dapat efektif
uji fungsi alat didapatkan hasil 330

64 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
CFU/m3 dan memenuhi 2. Depkes RI, 2004, Kepmekes R I No.
persyaratan menurut Kepmenkes 1204/Menkes/Sk/X/2004,
RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 Te n t a n g P e r s y a r a t a n
tentang Persyaratan Kesehatan Kesehatan Lingkungan Rumah
Lingkungan Rumah Sakit, Sakit, Depkes RI, Dirjen PPM
sedangkan pengambilan post dan Penyehatan Lingkungan,
(setelah) uji fungsi alat ALT Jakarta.
dengan hasil 0 CFU/m3 memenuhi 3. Depkes, R. I., (2004), Parameter
persyaratan, sehingga terjadi Pencemar Udara dan
penurunan 100%. Parameter D a m p a k n y a Te r h a d a p
Bakteri Tahan Asam (BTA) dan Kesehatan. Jakarta:
Staphylococcus aureus negatif. Kementerian Kesehatan
3. Angka Lempeng Total (ALT) di Republik Indonesia.
ruang perawatan VIP Satria No. 6 4. Haryono, 2010, Infeksi Nosokomial
R S D K T d r. S o e t a r t o K o t a Rumah Sakit, Jakarta: Renika.
Yogyakarta, pada pengambilan pre
5. Anonim, 2015, Informasi
(sebelum) uji fungsi alat
Kesehatan Lingkungan.
didapatkan hasil 330 CFU/m3 dan
Diunduh dari:
memenuhi persyaratan menurut
http://informasikesling.blogsp
K e p m e n k e s R I N o .
ot.co.id/2015/06/angka-
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
kuman-udara.html, pada
Persyaratan Kesehatan
tanggal 17 Oktober 2016.
Lingkungan Rumah Sakit,
sedangkan pengambilan post 6. Denning, et al, 2013, "Global burden
(setelah) uji fungsi alat ALT hasil 0 of chronic pulmonary aspergillosis
CFU/m3 memenuhi persyaratan, complicating sarcoidosis.
sehingga terjadi penurunan 100%, European Respiratory Journal.
sedangkan parameter Bakteri 41 (3): 621–6
Ta h a n A s a m ( B TA ) d a n 7. Bahri.S, 2010, Angka Kuman Udara
Staphylococcus aureus negatif. Ruang Perawatan Bayi Di
Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) dr. H. Soemarno
DAFTAR PUSTAKA Sosroatmodjo Kuala Kapuas
1. Admin, 2012, Penyebaran Bakteri Ta h u n 2 0 1 0 , P o l i t e k n i k
Di Udara, Diunduh dari: Kesehatan Banjarmasi,
http://wakeriko.blogspot.co.id/ Kemenkes RI, Diunduh dari:
2012/01/penyebaran-bakteri- http://ghodayakl.blogspot.co.id
di-udara.html, pada tanggal: 20 /2011/01/karya-tulis-
September 2016. ilmiah.html, pada tanggal 18
Oktober 2016.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 65
8. Kristanti, E. 2010. Efektivitas
Penggunaan Radiasi Sinar
Ultraviolet Dalam Penurunan
Jumlah Angka Kuman Ruang
Operasi Rumah Sakit Di
Daerah Istimewa Yogyakarta.
U n iv ers itas G ajah M ad a,
Yogyakarta.

66 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
RESISTENSI NYAMUK Aedes aegypti TERHADAP INSEKTISIDA
DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016
1 2 3 4
Y. Didik Setiawan , Basuki , Kamsidi , Kustiah

INTISARI

Latar Belakang ; Nyamuk Aedes aegypti merupakan spesies serangga yang


sangat penting di lingkungan pemukiman, khususnya perkotaan. Aedes aegypti
adalah vektor utama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) termasuk di
Indonesia.
Tujuan ; Mempelajari status resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap jenis
insektisida, malathion, fenitrothion, sipermetrin, lamdasihalotrin, deltametrin,
permetrin, propoxur dan bendiocarb di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon
Progo, DIY.
Metode ; Pengumpulan data sekunder (data kasus DBD dan data dilakukan untuk
menentukan lokasi kegiatan. Lokasi kegiatan di Kabupaten Gunung Kidul dan
Kulon Progo. Pengambilan larva nyamuk Aedes aegypti dari dua kecamatan high
endemis, satu kecamatan sporadis dan satu kecamatan non endemis di masing-
masing kabupaten. Setiap kecamatan akan diwakili oleh dua kelurahan/desa dan
diambil larva pada 50 rumah setiap kelurahan/desa. Uji kerentanan nyamuk
dengan metode susceptibility test. Kriteria kerentanan nyamuk berdasarkan
prosentase angka kematian nyamuk.
Hasil ; Populasi nyamuk Aedes aegypti Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon
Progo DIY masih sensitif/rentan terhadap insektisida Fenitrothion 1% dan
Lamdasihalotrin 0,05% dengan kematian sebesar 99% dan 98,65%. Sedangkan
terhadap insektisida Malathion 0,8% Sipermetrin 0,05% Lamdasihalotrin 0,05%
Deltametrin 0,05% Permetrin 0,75% Propoxur 0,1% Bendiocarb 0,1% nyamuk
Aedes aegypti dari Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo DIY telah toleran.

Kata kunci ; Aedes aegypti, resistensi, susceptibility test, Kabupaten Gunung


Kidul, Kabupaten KulonProgo

1,2,3,4
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Yogyakarta

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 67
PENDAHULUAN dengan kasus meninggal ada satu
Nyamuk Aedes aegypti merupakan orang. Pengendalian vektor nyamuk
spesies serangga yang sangat penting dewasa dengan cara fogging masih
di lingkungan pemukiman, khususnya menjadi pilihan utama dalam
perkotaan (Beaty and Marquardt, penanggulangan DBD. Oleh karena
1996). Aedes aegypti adalah vektor itu, penting untuk diketahuinya status
utama penyakit Demam Berdarah resistensi nyamuk Aedes aegypti di
Dengue (DBD) di berbagai belahan Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon
dunia, termasuk di Indonesia.1,2 Virus Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
dengue pertama terjadi pada tahun BBTKLPP Yogyakarta adalah
1780-an secara bersamaan di Asia, salah satu unit pelaksana teknis di
Afrika, dan Amerika Utara. lingkungan Kementerian Kesehatan
Setiap tahun insiden demam Republik Indonesia yang berada di
berdarah di Indonesia cenderung bawah koordinasi dan bertanggung
meningkat. Pada akhir Januari tahun jawab kepada Direktur Jenderal
2016, telah dilaporkan terdapat 3.298 Pencegahan dan Pengendalian
kasus DBD yang terjadi dengan jumlah Penyakit, dengan wilayah kerja DIY
kematian 50 orang. Jika dibandingkan dan Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini
di tahun 2015 pada bulan Oktober ada dilakukan dalam rangka monitoring
3.219 kasus DBD dengan kematian dan mengetahui sifat resistensi
mencapai 32 jiwa, sementara insektisida pada nyamuk Aedes aegypti
November ada 2.921 kasus dengan 37 vektor penular DBD. Penelitian ini
angka kematian, dan Desember 1.104 diharapkan dapat memberikan
kasus dengan 31 kematian.3 gambaran dan informasi mengenai
status resistensi nyamuk vektor
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa
Demam Berdarah terhadap insektisida
Yogyakarta melaporkan bahwa case
di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon
fatality rate/CFR DBD masih lebih
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta,
tinggi dari rata-rata nasional. Pada
sehingga masyarakat serta pihak-pihak
2014, tercatat ada 1.955 kasus dengan
yang berwenang dapat
korban meninggal 12 orang. Angka itu
menindaklanjuti dan mengevaluasi
meningkat pada 2015 menjadi 3.420
upaya pengendalian dan
kasus dengan korban meninggal 35
pemberantasan vektor penyakit
orang. Tahun 2016 per Januari sudah
menular terutama Demam
521 kasus dan Februari sudah ada 60
Dengue/Demam Berdarah Dengue.
kasus lebih. Jumlah kasus demam
berdarah di Gunung Kidul awal Januari
hingga bulan Oktober 2016 ini sudah METODE
tercatat sebanyak 898 kasus dengan Kajian ini dilaksanakan di
kasus meninggal ada tiga orang dan Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon
jumlah kasus demam berdarah di Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Kulon Progo sebanyak 34 kasus dengan masing-masing kabupaten

68 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
diwakili oleh empat kecamatan terdiri memperoleh F1 guna keperluan uji.
dari Kecamatan Karangmojo, Uji kerentanan menggunakan
Tanjungsari, Tepus dan Saptosari di impregnated paper malathion 0,8%,
Kabupaten Gunung Kidul dan Fenitrothion 1%, cypermethrin 0,05%
Kecamatan Wates, Pengasih, Sentolo Lamdasihalotrin 0.05%, Permetrin
dan Girimulyo di Kabupaten Kulon 0,75%, Deltametrin 0.05%, Propoxur
Progo. 0.1% dan Bendiocarb 0,1% dengan
Lokasi pengembangbiakan metode susceptibility test sesuai
nyamuk dan pelaksanaan uji resistensi standar WHO. Uji kerentanan
di LaboratoriumEpidemiologi dan menggunakan Aedes aegypti dewasa,
Pengendalian Vektor BBTKLPP betina berumur 3-5 hari, kenyang gula.
Yogyakarta. Kajian ini dilakukan pada Kit standar terdiri dari 4 pasang tabung
bulan Februari-April 2006. Survei uji dan 2 pasang tabung kontrol. Tiap
entomologi berupa pengamatan pada tabung diisi 25 ekor nyamuk uji. Satu
kontainer/tempat yang dapat set tabung uji terdiri dari tabung
menampung air di dalam dan luar kolektor nyamuk (berlapis clean white
rumah (sekitar rumah), melakukan paper/kertas HVS yang dipotong
pencatatan pada form survei jentik seukuran kertas impregnated paper
berdasarkan kontainer yang diamati dan tabung kontak insektisida (berlapis
dan mengambil seluruh larva yang ada impregnated paper). Sebanyak 25 ekor
menggunakan pipet serta nyamuk dimasukkan menggunakan
menempatkan larva pada satu wadah aspirator ke dalam tabung transfer
yang terpisah setiap kontenernya. kemudian ditutup dengan penutup dan
Setiap kabupaten diwakili oleh empat disambungkan dengan tabung kontak.
kecamatan yang terdiri dari dua Penutup digeser sampai lubang
kecamatan high endemis, satu transfer dan nyamuk dipindahkan ke
kecamatan sporadis dan satu tabung uji/kontak, dikontakkan selama
kecamatan non endemis. Selanjutnya 60 menit. Dilakukan pengamatan
setiap kecamatan diwakili oleh dua Knock Down pada 10, 20, 30, 40, 50,
kelurahan/desa dan diambil larva pada dan 60 menit, lalu dipindahkan ke
50 rumah setiap kelurahan/desa. tabung kolektor dan dipelihara selama
Populasi adalah nyamuk Aedes aegypti 24 jam (holding). Untuk kontrol
dewasa hasil pembiakan pra dewasa dilakukan hal yang sama. Selama
yang di peroleh dari lapangan yang periode holding, nyamuk diberi makan
mewarisi sifat resisitensi induknya. larutan gula 5% dengan cara
Sampel penelitian ini adalah anggota mencelupkan kapas pada larutan gula
populasi yang diambil satu ekor larva dan meniriskannya dengan meremas
setiap container pada 100 rumah yang kapas kemudian diletakkan
positip larva setiap kecamatan. dipermukaan tabung kolektor.
Selanjutnya larva yang diperoleh Data hasil uji kerentanan
dipelihara di laboratorium untuk digunakan untuk menentukan status

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 69
kerentanan nyamuk Aedes aegypti
terhadap insektisida uji dengan HASIL
klasifikasi sebagai berikut:
Kasus DBD di Kabupaten Gunung
susceptible/rentan (kematian 98-
Kidul awal Januari hingga bulan
100%), toleran atau perlu konfirmasi
Oktober 2016 ini sudah tercatat
(kematian 80-98%), dan resisten
sebanyak 898 kasus dan yang
(kematian < 80%). Apabila kematian
meninggal ada tiga orang dengan kasus
nyamuk pada kelompok kontrol 5-
tertinggi terjadi di Kecamatan
20%, maka untuk faktor koreksi harus
Wonosari, Tanjungsari dan Karang
digunakan formula Abbot. Bila
Mojo. Sedangkan kasus DBD di
kematian pada kontrol melebihi 20%,
Kabupaten Kulon Progo hingga
maka uji dinyatakan gagal dan harus
pertengahan Januari 2016, sebanyak 15
diulangi. Koreksi dengan formula
kasus dan satu korban dinyatakan
Abbot menjelaskan kematian pada
meninggal dunia dengan kasus
kelompok perlakuan terjadi akibat
tertinggi terjadi di Kecamatan Wates,
adanya perlakuan bukan karena faktor
Kalibawang dan Girimulyo.
lain, karena sampel yang mati pada
kontrol sudah dieliminasi dengan Hasil Penangkapan Larva Aedes
formula Abbot. aegypti
Pengambilan larva nyamuk
dilakukan pada tempat penampungan
air (TPA) di dalam rumah atau di dekat
rumah dengan sasaran larva nyamuk
Aedes sp. Jenis tempat perindukan
terbanyak dari Kabupaten Gunung
Kidul dan Kulon Progo adalah bak
mandi, penampung air, tempayan, dan
ember. Lebih jelasnya dapat dilihat

70 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
Table 1. Distribusi Frekuensi Jenis Tempat Penampungan Air Positip Larva Nyamuk
Aedes aegypti di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016

Nyamuk Aedes aegypti Nyamuk Aedes aegypti betina


berkembang biak di tempat menghisap darah manusia setiap dua
penampungan air untuk keperluan hari. Protein dari darah tersebut
sehari-hari dan barang-barang lain diperlukan untuk pematangan telur
yang memungkinkan air tergenang yang dikandungnya. Setelah
tidak beralaskan tanah, misalnya bak menghisap darah, nyamuk ini akan
mandi/WC, ember, tempayan/gentong, mencari tempat hinggap (beristirahat).
drum, tempat minum burung, vas Tempat hinggap yang disenangi ialah
bunga/pot tanaman air, kaleng bekas benda-benda yang tergantung, seperti :
dan ban bekas, plastik, dan lain-lain pakaian, kelambu atau tumbuh-
yang dibuang sembarang tempat.4 tumbuhan di dekat tempat berkembang

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 71
biaknya. Biasanya di tempat yang agak dibuang setiap minggu. Jebakan semut
gelap dan lembab. Setelah masa untuk melindungi rak penyimpan
istirahat selesai, nyamuk itu akan makanan dapat ditambahkan garam
7
meletakkan telurnya pada dinding bak dapur atau minyak.
mandi/WC, ember, tempayan, drum,
kaleng, ban bekas, dan lain-lain.
Hasil Uji Resistensi
Biasanya sedikit di atas permukaan air.
Selanjutnya nyamuk akan mencari Resistensi vektor terhadap
mangsanya (menghisap darah) lagi dan insektisida merupakan fenomena
seterusnya.5 Jenis tempat global yang dirasakan oleh semua
penampungan air potensial di pemangku kepentingan (stakeholders)
Kabupaten Gunung Kidul. yaitu bak terutama pengelola program
mandi, penampung air,tempayan dan pemberantasan penyakit di negara-
ember dan Kabupaten Kulon Progo negara maju maupun negara
DIY yaitu bak mandi, gentong dan berkembang seperti Indonesia. Jenis
ember serta bak WC. resistensi vektor (nyamuk) terhadap
insektisida dapat berupa resistensi
Sebagian besar negara Asia
tunggal, resistensi ganda (multiple
Tenggara, tempat bertelur Aedes
resistance) atau resistensi silang (cross
aegypti pada kontainer buatan yang
resistance).
berada di lingkungan perumahan baik
6
di dalam dan di sekitar rumah. Tempat Resistensi insektisida berkembang
penyimpanan persediaan air setelah adanya proses seleksi yang
dianjurkan dalam berbagai jenis wadah berlangsung selama banyak generasi.
yang kecil, karena wadah ukuran besar Resistensi merupakan suatu fenomena
dan berat (misal: tempayan air) tidak evolusi yang diakibatkan oleh seleksi
mudah untuk dibuang atau pada serangga yang diberi perlakuan
dibersihkan, wadah-wadah ini akan insektisida secara terus menerus. Salah
memperbanyak tempat satu faktor yang mempengaruhi laju
perkembangbiakan nyamuk Aedes perkembangan resistensi adalah
aegypti. Wadah penyimpanan air tingkat tekanan seleksi yang diterima
harus ditutup dengan tutup yang pas oleh suatu populasi serangga/vektor.
dan rapat. Pada kondisi yang sama suatu populasi
yang menerima tekanan yang lebih
Pot bunga, vas bunga, jebakan
keras akan berkembang menjadi
semut dan tempat minum hewan
populasi yang resisten dalam waktu
peliharaan merupakan tempat utama
yang lebih singkat dibandingkan
perkembangbiakan Aedes aegypti.
populasi serangga yang menerima
Benda-benda tersebut harus dilubangi
tekanan seleksi yang lemah.
sebagai saluran untuk air keluar.
Tindakan lainnya, bunga hidup dapat Faktor-faktor yang menyebabkan
ditempatkan di atas wadah yang beirisi terjadinya resistensi meliputi faktor
air. Bunga tersebut harus diganti dan genetik, biologi dan operasional

72 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
(penggunaan insektisida oleh Mekanisme resistensi serangga
program). Faktor genetik antara lain terhadap golongan organofosfat dan
frekuensi, jumlah dan dominansi karbamat adalah peningkatan aktivitas
resisten. Faktor biologi-ekologi enzim esterase nonspesifik dan
meliputi perilaku serangga, jumlah insensitivitas asetilkholinesterase.
generasi pertahun, mobilitas dan Untuk mengukur resistensi nyamuk
migrasi. Faktor operasional meliputi vektor dapat dilakukan dengan dua
jenis dan sifat insektisida yang cara yaitu secara konvensional dengan
digunakan, jenis-jenis insektisida yang uji susceptibility standar WHO
digunakan sebelumnya, persistensi, terhadap nyamuk menggunakan
jumlah aplikasi dan stadium sasaran, impregnated paper dan uji biokimia/
dosis, frekuensi dan cara aplikasi, serta uji enzimatis atau uji mikroplat
bentuk formulasi. terhadap jentik.
Mekanisme resistensi suatu Status resistensi nyamuk
serangga terhadap insektisida dapat ditentukan dari persentase kematian
dibagi menjadi tiga yaitu penetrasi pada pengujian kerentanan terhadap
insektisida melalui kulit atau insektisida sesuai standar WHO
integumentum berkurang, insektisida dengan menggunakan dosis standar
dimetabolisasi oleh enzim esterase, yang terdapat di Impregnated paper.
mixed function oxidases atau Hasil persentase rata-rata kematian
glutathione transferase dan penurunan nyamuk Aedes aegypti dengan metode
kepekaan (insensitivitas) tempat susceptibility test pada berbagai jenis
sasaran insektisida pada tubuh insektisida di Kabupaten Gunung
serangga menurun seperti Kidul dan Kulon Progo DIY dapat
asetilkolinesterase (terhadap dilihat pada gambar di bawah ini.
organofosfat dan karbamat), sistem
syaraf (Knock down resistence
gene/kdr) terhadap DDT dan
pyrethroid atau target (sasaran)
insektisida mengalami modifikasi.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 73
105,00

100,00
Persentase Kematian Nyamuk

95,00

90,00

85,00

80,00

75,00
Lamda Delta
Malathion Sipermetrin Permetrin Propoxur Bendiocarb Fenitrothion
Sihalotrin Metrin
Gunung Kidul 84,67 91,33 98,67 90,00 95,00 88,33 90,00 99,33
Kulon progo 88,00 90,33 93,30 86,33 91,68 90,33 88,33 99,65

Gambar 1. Rerata Persentase Kematian Nyamuk Aedes aegypti dengan metode susceptibility test
pada berbagai jenis insektisida di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016

Berdasarkan gambar 1 terlihat masih dapat digunakan untuk


bahwa nyamuk Aedes aegypti rata-rata pengendalian vektor nyamuk Aedes
telah toleran terhadap jenis insektisida aegypti karena masih sensitif atau
Malathion, Sipermetrin, Permetrin, rentan dengan presentase kematian
D e l t a m e t r i n , P r o p o x u r, d a n nyamuk di atas 98%. Untuk lebih
Bendiocarb di Kabupaten Kulon Progo jelasnya sifat resistensi disetiap
dan Kabupaten Gunung Kidul, DIY. kecamatan dapat dilihat pada gambar
Te t a p i j e n i s i n s e k t i s i d a dibawah ini.
Lamdasihalotrin dan Fenitrotion

74 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
120,0

100,0

80,0

60,0

40,0

20,0

0,0
Lamda Delta
Malathion Sipermetrin Permetrin Propoxur Bendiocarb Fenitrothion
Sihalotrin Metrin
% Kematian Nyamuk Kontak dengan insektisida
Karangmojo 85,3 92,0 97,3 86,7 92,0 86,7 82,7 98,7
Tanjung Sari 84,0 85,3 98,7 84,0 90,7 81,3 84,0 100,0
Tepus 85,3 88,0 100,0 90,7 100,0 86,7 97,3 100,0
Saptosari 84,0 100,0 98,7 98,7 97,3 98,7 96,0 98,7

Gambar 2. Rerata Persentase Kematian Nyamuk Aedes aegypti dengan metode susceptibility test
pada berbagai jenis insektisida di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016

Berdasarkan gambar 2 terlihat atau rentan, sedangkan nyamuk di


bahwa nyamuk Aedes aegypti rata-rata Kecamatan Saptosari terutama pada
telah toleran terhadap jenis insektisida wilayah kerja Puskesmas Saptosari
Malathion, Sipermetrin Permetrin, termasuk dalam kategori daerah Low
D e l t a m e t r i n , P r o p o x u r, d a n endemis atau jarang ditemukan kasus
Bendiocarb di Kabupaten Gunung DBD. Berdasarkan gambar di atas
Kidul, DIY. Tetapi jenis insektisida terlihat bahwa nyamuk Aedes aegypti
Fenitrotion masih dapat digunakan di Kecamatan Saptosari Kabupaten
untuk pengendalian vektor nyamuk Gunung Kidul, DIY rata-rata
Aedes aegypti karena masih sensitif insektisida masih sensitif atau rentan

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 75
terhadap jenis insektisida Sipermetrin, nyamuk sebesar 98,67%. Kecamatan
Lamdasihalotrin, Permetrin, Karang Mojo termasuk dalam daerah
Propoxur, dan Fenitrotion dengan DBD dengan kategori endemis tinggi.
presentase kematian nyamuk di atas Kecamatan Tanjungsari termasuk
98%. Sedangkan insektisida dalam daerah DBD dengan kategori
Malathion, Deltametrin dan endemis tinggi dengan hasil uji
Bendiocarb masih toleran dengan resistensi rata-rata telah toleran
kematian nyamuk berkisar antara 84% terhadap jenis insektisida Malathion,
sampai dengan 97,33%. Sipermetrin, Permetrin, Deltametrin,
Kecamatan Tepus termasuk dalam Propoxur, dan Bendiocarb dengan
kategori endemis sedang/sporadic dan presentase kematian nyamuk antara
hasil uji resistensi sebagian besar telah 81,33% sampai dengan 90,67%.
toleran terhadap jenis insektisida Te t a p i J e n i s i n s e k t i s i d a
Malathion, Sipermetrin, Permetrin, Lamdasihalotrin dan Fenitrotion
Propoxur, dan Bendiocarb berkisar masih dapat digunakan untuk
antara 85,33% sampai dengan 97.33%. pengendalian vektor nyamuk Aedes
Te t a p i J e n i s i n s e k t i s i d a aegypti karena masih sensitif atau
Lamdasihalotrin, Deltametrin dan rentan dengan presentase kematian
Fenitrotion masih dapat digunakan nyamuk dia atas 98%.
untuk pengendalian vektor nyamuk Insektisida Bendiocarb jarang
Aedes aegypti karena masih sensitif digunakan untuk pengendalian
atau rentan dengan presentase nyamuk Aedes aegypti dan disarankan
kematian nyamuk sebesar 100%. oleh WHO untuk pengendalian
Sifat resistensi nyamuk di nyamuk Anopheles sp. Menurut WHO
Kecamatan Karang Mojo, Kabupaten kriteria kerentanan nyamuk ditetapkan
Gunung Kidul, DIY rata-rata telah berdasarkan persentase angka
toleran terhadap jenis insektisida kematian nyamuk yaitu rentan dengan
Malathion, Sipermetrin, persentase kematian nyamuk lebih dari
Lamdasihalotrin, Permetrin, 98%, Toleran dengan persentase
D e l t a m e t r i n , P r o p o x u r, d a n kematian nyamuk antara 80% - 98%,
Bendiocarb dengan persentase antara dan resisten dengan persentase
82,67% sampai dengan 97,33%. kematian nyamuk dibawah 80%.
Tetapi Jenis insektisida Fenitrotion Terjadinya resistensi dipengaruhi
masih dapat digunakan untuk beberapa faktor, terutama pengunaan
pengendalian vektor nyamuk Aedes insektisida dalam waktu yang lama
aegypti karena masih sensitif atau (sekitar 2 – 20 tahun) dan dosis yang
rentan dengan presentase kematian tidak standar.8

76 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
120

100

80

60

40

20

0
Lamda
Malathion Sipermetrin Permetrin Delta Metrin Propoxur Bendiocarb Fenitrothion
Sihalotrin
% Kematian Nyamuk Kontak dengan Insektisida
Pengasih 84 92 93,3 77,3 89,3 93,3 93,3 100
Sentolo 82,7 89,3 85,3 89,3 96 89,3 88 98,6
Girimulyo 96 90,7 97,3 92 94,7 92 86,7 100
Wates 89,3 89,3 97,3 86,7 86,7 86,7 85,3 100

Gambar 3. Rerata Persentase Kematian Nyamuk Aedes aegypti dengan metode susceptibility test
pada berbagai jenis insektisida di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016

Berdasarkan gambar 3 terlihat dibawah 80%. Berdasarkan gambar


bahwa nyamuk Aedes aegypti rata-rata diatas terlihat bahwa nyamuk Aedes
telah toleran terhadap jenis insektisida a e g y p t i d i K e c a m a t a n Wa t e s
Malathion, Sipermetrin, Deltametrin, Kabupaten Kulon Progo, DIY rata-rata
Lamdasihalotrin, Propoxur, dan telah toleran terhadap jenis insektisida
Bendiocarb di Kabupaten Kulon Malathion, Deltametrin, Propoxur,
Progo, DIY. Tetapi jenis insektisida dan Bendiocarb berkisar antara 85,7%
Fenitrotion masih dapat digunakan sampai dengan 97,3%. Sifat resistensi
untuk pengendalian vektor nyamuk nyamuk di Kecamatan Girimulyo rata-
Aedes aegypti karena masih sensitif rata telah toleran terhadap jenis
atau rentan dengan presentase insektisida Malathion, Sipermetrin,
kematian nyamuk di atas 98%. Jenis Permetrin, Deltametrin, Propoxur, dan
insektisida Permetrin sudah tidak Bendiocarb dengan persentase antara
dapat digunakan karena telah resisten 86,7% sampai dengan 96%.
dengan presentase kematian nyamuk Kecamatan Wates dan Girimulyo

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 77
termasuk dalam daerah DBD dengan digunakan dalam program
kategori endemis tinggi, sedangkan pengendalian serangga. Ciri khas
Kecamatan Sentolo masuk dalam malathion adalah mempunyai
kategori endemis sedang/sporadic dan kemampuan melumpuhkan serangga
hasil uji resistensi sebagian besar telah dengan cepat, toksisitasnya terhadap
toleran terhadap jenis insektisida mamalia relatif rendah, dan terhadap
Malathion, Sipermetrin, vertebrata kurang stabil, korosif,
Lamdasihalotrin, Permetrin, berbau, dan memiliki rantai karbon
D e l t a m e t r i n , P r o p o x u r, d a n yang pendek. Juga bekerja sebagai
Bendiocarb berkisar antara 82,7% racun perut, sebagai racun kontak
sampai dengan 96%. Kecamatan (contact poison) dan racun inhalasi.
Pengasih terutama pada wilayah kerja M a l a t h i o n d a n F e n i t ro t i o n
Puskesmas Pengasih I termasuk dalam termasuk dalam golongan organofosfat
kategori daerah Low endemis atau dimana zat aktif merupakan racun
jarang ditemukan kasus DBD. Hasil uji kontak secara inhaler dan juga sebagai
resistensi dengan berbagai insektisida racun perut (Matsumura, 1976).
menunjukan hasil sebagian besar Tingkat mortalitas nyamuk Aedes
insektisida telah toleran dan insektisida aegypti terhadap malathion dan
jenis Permetrin tidak dapat digunakan fenitrotion dipengaruhi oleh daya
lagi karena sudah resisten dengan bunuh insektisida dengan menghambat
presentase kematian nyamuk sebesar aktifitas enzim kolinesterase (ChE)
77,3%. Tetapi jenis insektisida dalam sistem saraf serangga yang
Fenitrothion dan Lamdasihalotrin menyebabkan kegelisahan, otot
masih efektif. kejang, kemudian lumpuh dan
9
Insektisida golongan Organofosfat akhirnya kematian pada serangga.
(OP) adalah insektisida yang paling Insektisida Malathion digunakan
toksik diantara jenis pestisida lainnya dalam program pengendalian vector di
dan sering menyebabkan keracunan Indonesia cukup lama sedangkan
pada manusia. Organofosfat fenitrothion belum lama digunakan.
m e n g h a m b a t a k s i Insektisida Fenitrotion merupakan
pseudokholinesterase dalam plasma pestisida dengan daya bunuh hama
dan kholinesterase dalam sel darah derajad sedang. Pengaruh fotolisis
merah dan pada sinapsisnya. lebih lama dibanding organofosfat
Organofosfat merupakan insektisida jenis lain, bahkan lebih dari empat kali
yang mengandung fosfat dalam dibanding Metil Parathion.
susunan kimianya (Magallona,1980). Penggunaannya sangat selektif
Awal penemuan insektisida ini terjadi mengingat bahaya-bahaya yang
pada masa perang dunia II dalam mungkin ditimbulkannya.
rangka penelitian ”gas saraf” untuk Fenitrothion berfungsi sebagai
kepenting perang. Malathion termasuk antikolinesterase sehingga kerja enzim
golongan organofosfat yang banyak asetilkolinesterase akan dihambat.

78 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
Hambatan ini akan mempengaruhi baygon dan mortein.11
system saraf, sebab asetikolin akan Lamdasihalotrin, merupakan
terakumulasi. Fenitrothion racun kontak dan racun perut yang
dimetabolisme lebih cepat daripada banyak dipergunakan untuk
malathion dan esterase mampu pengendalian serangga. Insektisida
menghidrolisis substrat baik a-naftil golongan ini seperti icon, kenanga,
asetat maupun p-naftil asetat. origin, dan procon yang tergolong
Insektisida sipermetrin, racun dengan toksisitas rendah bila
lamdasihalotrin, permetrin dan terpapar melalui kulit, tetapi sangat
deltametrin termasuk dalam golongan beracun bila terhirup. Insektisida
piretroid sintetik. Insektisida dari golongan lamdasihalotrin, dilarutkan
kelompok piretroid merupakan di dalam bahan pelarut bersama-sama
insektisida sintetik yang merupakan dengan formulasi lainnya, menjadi
tiruan atau analog dari piretrum. formulasi murni, stabil, homogen,
Insektisida piretroid merupakan racun bebas dari endapan dan sebelum
yang mempengaruhi saraf serangga diaplikasikan berbentuk emulsi.12
(racun saraf) yang bekerja dengan Persentase kematian nyamuk
cepat dan menimbulkan paralisis yang dengan insektisida propoxur dan
bersifat sementara. Efek piretroid sama bendiocarb seluruh kecamatan telah
dengan DDT. toleran dengan persentase kematian
Sipermetrin merupakan racun nyamuk antara 80% - 98%. Insektisida
kontak dan racun perut yang propoxur dan bendiocarb termasuk
penggunaannya selain untuk dalam golongan Karbamat adalah
pengendalian serangga juga untuk racun saraf yang bekerja dengan cara
lahan pertanian. Penggunaan menghambat kolinesterase (ChE). Jika
sipermetrin sangat populer karena pada organofosfat hambatan tersebut
efektifitasnya dan murah harganya. Di bersifat irreversible (tidak bisa
Indonesia sipermetrin digunakan dipulihkan), pada karbamat hambatan
untuk pengendalian serangga atau tersebut bersifat reversible (bisa
hama pemukiman seperti pengendalian dipulihkan). Insektisida dari kelompok
10
nyamuk, lalat dan kecoa. karbamat relatif mudah terurai di
Struktur kimia sipermetrin lingkungan (tidak persisten) dan tidak
13
m e n y e r u p a i p y re t h r u m ( r a c u n terakumulasi oleh jaringan lemak.
pembasmi serangga alami yang Propoxur adalah pestisida yang
terdapat pada bunga krisan), dengan mempunyai efek karena
daya racun yang tinggi secara biologi kemampuannya untuk menghambat
dan lebih stabil dibanding racun alami kerja asetilkolinesterase di saraf dan
lainnya. Insektisida yang terdaftar pseudokolinesterase atau betaesterase
dengan bahan aktif sipermetrin antara di plasma. Mekanisme penghambatan
lain cynoff, seruni, ciplus, cytrin, hit, kerja pseudokolinesterase belum

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 79
diketahui dengan jelas. Sedangkan 2. N y a m u k A e d e s a e g y p t i d i
penghambatan asetilkolinesterase Kabupaten Gunung Kidul dan
mengakibatkan konsentrasi asetilkolin Kabupaten Kulon Progo masih
meningkat di sinaps. Bila hal ini terjadi sensitif terhadap insektisida
di sambungan mioneural maka otot Fenitrothion 1% dengan
akan terangsang terus-menerus dan persentase kematian nyamuk
dapat terjadi kelelahan. Penghambatan sebesar 99,33% dan 99,7%.
oleh ester karbamat menyebabkan 3. N y a m u k A e d e s a e g y p t i d i
keracunan dengan gejala bermacam- Kabupaten Gunung Kidul dan
macam sesuai dengan lokasi reseptor Kabupaten Kulon Progo telah
kolinergik. Biasanya akan berakibat toleran terhadap insektisida
fatal bila terjadi kegagalan pernafasan. Sipermetrin 0,05% dengan
Insektisida ini biasanya daya persentase kematian nyamuk
toksisitasnya rendah terhadap mamalia sebesar 91,33% dan 90,3%.
dibandingkan dengan organofosfat, Sedangkan di Kecamatan
tetapi sangat efektif untuk membunuh Saptosari masih sensitif dengan
serangga. Pengaruh karbamat terhadap persentase kematian nyamuk
enzim tidak berlangsung lama karena sebesar 100%.
prosesnya berlangsung secara cepat, 4. N y a m u k A e d e s a e g y p t i d i
gejala keracunan karbamat umumnya Kabupaten Gunung Kidul masih
berlangsung dalam waktu singkat dan sensitif terhadap insektisida
dapat segera normal kembali. Lamdasihalotrin 0,05% dengan
Insektisida ini dapat bertahan di dalam persentase kematian nyamuk lebih
tubuh antara 1 – 24 jam dan dari 98,67%, Kecuali Kecamatan
diekskresikan secara cepat dari dalam Karang Mojo telah toleran dengan
tubuh. Pada serangga, target keracunan persentase kematian nyamuk
oleh karbamat adalah pada ganglion sebesar 97,33% Nyamuk Aedes
system saraf pusat. Sejauh ini belum aegypti di Kabupaten Kulon Progo
terdapat laporan mengenai adanya telah toleran terhadap insektisida
insektisida karbamat yang bersifat Lamdasihalotrin 0,05% dengan
karsinogenik.14 persentase kematian nyamuk
sebesar 93,3%, sedangkan di
KESIMPULAN Kecamatan Girimulyo dan Wates
masih sensitif dengan persentase
1. N y a m u k A e d e s a e g y p t i d i
kematian nyamuk lebih dari 98%.
Kabupaten Gunung Kidul dan
Kabupaten Kulon Progo telah 5. N y a m u k A e d e s a e g y p t i d i
toleran terhadap insektisida Kabupaten Gunung Kidul dan
Malathion 0,8% dengan kematian Kabupaten Kulon Progo telah
nyamuk sebesar 84,67 % dan 88 %. toleran terhadap insektisida
Deltametrin 0,05% dengan

80 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
persentase kematian nyamuk DAFTAR PUSTAKA
sebesar 95% dan 91,7%. 1. Ahmad, S., Suseno, U., Hasnawati,
Sedangkan di Kecamatan Tepus Sugito, Purwanto, H., Brahim, R.,
masih sensitif dengan persentase S u n a r y a d i , S i b u e a , F. ,
kematian nyamuk sebesar 100%. Pangribowo, S. & Sarijono (2009)
6. N y a m u k A e d e s a e g y p t i d i Profil Kesehatan Indonesia 2008,
Kabupaten Gunung Kidul dan Jakarta, Departemen Kesehatan
Kabupaten Kulon Progo telah Republik Indonesia.
toleran terhadap insektisida 2. WHO & TDR (2009) Dengue:
Permetrin 0,75% dengan Guidelines for Diagnosis,
persentase kematian nyamuk Tr e a t m e n t , P r e v e n t i o n a n d
sebesar 90% dan 86,3%, Control, Geneva, WHO Press.
sedangkan di Kecamatan Saptosari
3. Depkes RI, 2016. Data dan
masih sensitif dengan persentase
Informasi Tahun 2015. Jakarta
kematian nyamuk sebesar 98,67%
dan di Kecamatan Pengasih telah 4. Depkes RI. 2007. Ayo Lakukan
resisten dengan persentase Gerakan Pemberantasan Sarang
kematian nyamuk sebesar 77,3%. Nyamuk Demam Berdarah.
Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan
7. N y a m u k A e d e s a e g y p t i d i
Kabupaten Gunung Kidul dan 5. D e p k e s R I . 2 0 0 7 . D e m a m
Kabupaten Kulon Progo telah berdarah. Jakarta: Depkes RI
toleran terhadap insektisida 6. W H O . 2 0 11 . C o m p r e h e n s i v e
Propoxur 0,1% dengan persentase Guidelines for Prevention and
kematian nyamuk sebesar 88,33% Control of Dengue and Dengue
dan 90,3%, sedangkan di Haemorrhagic Fever Revised and
Kecamatan Saptosari masih expanded.Regional Office for
sensitif dengan persentase South-East Asia
kematian nyamuk sebesar 98,67%. 7. W H O , 2 0 0 1 . D e n g u e
8. N y a m u k A e d e s a e g y p t i d i haemorrhagic fever prevention
Kabupaten Gunung Kidul dan and control. WHO Regional office
Kabupaten Kulon Progo telah for South East Asia, new Dehli.
toleran terhadap insektisida Hal: 1-33.
Bendiocarb 0,1% dengan 8. Georghio, G. P. & Melon, R. B.
persentase kematian nyamuk (1983) Pest Resistance to
sebesar 90% dan 88,3%. Pesticide. In Georghio, G. P. &
Sito, T. (Eds.) New York, Plenum
Press

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 81
9. Untung, K. 2004. Ketahanan 12. Rozendaal, JA, 1997, Vector
" A e d e s A e g y p t i " Te r h a d a p Control. Methods for Use by
Pestisida di Indonesia. Individual and Communities,
www.kompas.com. Selasa, 06 G e n e v a : Wo r l d H e a l t h
April 2004 Organization. 1997.p 7 – 177
10. Magallona ED, 1980. Pesticide 13. Djojosumarto, 2008. Teknik
Management, Business Day Corp. Aplikasi Pestisida Pertanian,
Inc – Philipiness Kanisius, Yogyakarta
11. Departemen Pertanian, 2008. 14. Tarumingkeng, R. C. 1992.
Pestisida Rumah tangga dan Insektisida Sifat, Mekanisme,
Pengendalian Vektor Penyakit K e r j a d a n D a m p a k
pada Manusia, Pusat Perizinan dan Penggunaannya. Ukrida Press.
Investasi Sekjen Departemen Jakarta. 250 hal
Pertanian, Koperasi Pegawai
Deptan, Jakarta

82 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
PERBANDINGKAN DAN UJI EFIKASI INSEKTISIDA BERBAHAN AKTIF
TRANSFLUTHRIN SEBAGAI ANTI NYAMUK BAKAR DAN D-ALLETHRIN
SEBAGAI ANTI NYAMUK ELEKTRIK TERHADAP
MORTALITAS NYAMUK AEDES AEGYPTI

Nur Alvira1, Bani 2

Intisari

Latar Belakang ; Penyakit DBD masih merupakan masalah kesehatan di


Indonesia karena jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya
semakin luas. Upaya pengendalian angka kejadian DBD dilakukan melalui
pengendalian vektor salah satunya dengan menggunakan insektisida. Insektisida
dengan bahan aktif transfluthrin sebagai Obat Nyamuk Bakar dan d-allethrin
sebagai Obat Nyamuk Elektrik merupakan pengendalian vektor untuk nyamuk
dewasa yang paling sering digunakan sebagai insektisida rumah tangga, namun
beberapa penelitian sebelumnya mengindikasikan bahwa populasi nyamuk Aedes
aegypti sudah mulai resisten terhadap berbagai jenis insektisida sehingga
mengancam keberhasilan program pengendalian vektor di Indonesia.
Tujuan ; Untuk menguji efikasi bahan aktif transfluthrin sebagai Obat
Nyamuk Bakar dan D-Allethrin sebagai Obat Nyamuk Elektrik terhadap
Mortalitas Nyamuk Aedes aegypti.
Metode ; Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan Post
Test Only With Control Group Design. Lokasi uji coba dilaksanakan di Balai
Litbang P2B2 Banjarnegara, dengan total nyamuk sebanyak 160 ekor. Analisis
data yang digunakan secara univariate dan bivariate dengan uji Independent
Sample T-Test (α=5%) melalui uji normalitas.
Hasil penelitian ; Transfluthrin dan d-allethrin telah berada pada kriteria
toleran pada menit ke 60 dengan tingkat mortalitas 86,65% dan 88,35%, namun
peningkatan mortalitas pada menit berikutnya memperlihatkan transfluthrin
lebih cepat dibandingkan d-allethrin. Perbandingkan efikasi dua bahan aktif ini
memperlihatkan transfluthrin memiliki tingkat kematian Nyamuk Aedes aegypti
lebih tinggi pada menit ke 20 dan 40 dibandingkan d-allethrin.
Kesimpulan ; Efikasi transfluthrin dan d-allethrin masih toleran
terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti dan jumlah kematian nyamuk setelah
dipaparkan transfluthrin lebih tinggi dibandingkan dengan d-allethrin.

Kata Kunci ; Efikasi, Transfluthrin, D-allethrin, Aedes aegypti

1,2
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati
Yogyakarta.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 83
PENDAHULUAN penular DBD dan berbagai upaya
Penyebab penyakit DBD adalah pengendalian telah dilakukan salah
virus dengue yang merupakan genus satunya melalui bahan kimia seperti
Flavivirus (Arbovirus grup B) salah malathion sebagai insektisida dalam
satu genus familia Flaviviridae yang pelaksanaan fogging selective yang
terdiri dari empat serotipe virus yaitu telah dilakukan sejak tahun 1990.
DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan Selain jenis tersebut berdasar hasil
1
DENV-4 . Penularan virus dengue survei, hampir semua insektisida
pada manusia melalui gigitan nyamuk rumah tangga menggunakan bahan
saat menghisap darah manusia yang aktif dari golongan piretroid sintetik.
telah terinfeksi. Setelah masa inkubasi Insektisida golongan ini menjadi
virus selama 10 hari, maka nyamuk pilihan karena kerjanya cepat
betina yang terinfeksi dapat melumpuhkan serangga sasaran selain
menularkan virus dengue kepada orang itu juga bersifat repellent5dan telah
lain selama sisa hidupnya saat banyak diproduksi. Piretroid generasi
menghisap darah. Nyamuk ini dapat pertama adalah d-alletrin, piretroid
juga menularkan virus dengue pada generasi kedua adalah d-fenotrin,
keturunanya dengan transmisi secara generasi ketiga adalah sifenotrin dan
vertikal (transovarial) atau melalui permetrin, dan sisanya yaitu:
telurnya2. imiprotrin, transflutrin, praletrin,
metoflutrin, sipermetrin, siflutrin,
Penelitian kohort prospektif
dandeltametrin adalah piretroid
menunjukkan ada korelasi antara 5
generasi keempat . Namun, penelitian
kepadatan Aedes aegypti dengan
yang dilakukan di Kota Salatiga pada
prevalens infeksi demam berdarah
insektisida rumah tangga yang beredar
karena kepadatan vektor dikaitkan
di masyarakat menunjukkan semua
dengan kecenderungan nyamuk untuk
insektisida rumah tangga yang bahan
menghisap darah dari manusia
aktifnya termasuk dalam golongan
sehingga meningkatkan kontak antara
piretroid sintetik telah
manusia dan nyamuk atau terjadinya 6
resisten .Penelitian lain di Kota
transmisi virus dengue yang sangat
3 Samarinda menunjukkan bahwa
efisien , sehingga kepadatannya perlu
nyamuk Aedes aegypti resisten telah
ditekan serendah mungkin. Penelitian
terhadap insektisida malathion,
di enam Kecamatan dan satu Kota di
permethrin, lambdasihalothrin dan
Jawa Tengah menunjukkan adanya
bendiocarb7, sehingga hal ini dapat
penularan transovarial dengan
mengancam keberhasilan program
frekuensi 0,48% - 8,77%, angka bebas
pengendalian vektor di Indonesia.
jentik rata-rata dibawah standart 95%
dengan nilai terendah dan tertinggi Insektisida rumah tangga yang
46,51%-90,0%4. banyak beredar di masyarakat
memiliki berbagai bentuk berdasar
Banyaknya permasalahan yang
formulasi maupun bahan aktifnya,
muncul tentang vektor Aedes sebagai

84 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
seperti anti nyamuk bakar (mosquito menghadang, melumpuhkan, dan
coil) dan anti nyamuk elektrik. Anti membunuh serangga. Kelemahannya
nyamuk ini memiliki berbagai variasi adalah memerlukan listrik serta relatif
9
pemasaran mulai warna yang mahal . Anti nyamuk elektrik
bermacam-macam (biasanya hanya memiliki efek yang hampir sama
hijau), bentuknya yang tidak selalu dengan anti nyamuk bakar yaitu sama-
melingkar, dan berbagai jenis bahan sama menghasilkan asap, hanya saja
pewangi untuk menarik pembeli 8 . tidak terlihat. Berdasarkan pada hal
Sebagian masyarakat memilih anti tersebut, maka tujuan dari penelitian
nyamuk bakar sebagai upaya ini adalah menguji efikasi insektisida
pemberantasan nyamuk di dalam berbahan aktif transfluthrin sebagai
rumah, karena harganya yang sangat anti nyamuk bakar dan d-allethrin
terjangkau, mudah diperoleh dan sebagai anti nyamuk elektrik terhadap
mudah dalam penggunaannya. Disisi mortalitas nyamuk Aedes aegypti.
lain,diketahui bahwa semua partikel
yang diemisikan oleh anti nyamuk
METODE PENELITIAN
bakar memiliki diameter kurang dari
1µm, termasuk polutan dan mudah Jenis penelitian ini adalah
terhirup oleh pernafasan. Asap yang eksperimen dengan rancangan posttest
dihasilkan oleh obat nyamuk bakar only with control group. Kelompok test
dilaporkan melebihi dari standar untuk mengetahui jumlah mortalitas
kualitas udara sehat yang hal ini nyamuk Aedes aegypti terbagi menjadi
beresiko terhadap kesehatan baik 2 yaitu: anti nyamuk bakar yang
kronis maupun akut9. Anti nyamuk mengandung formulasi transfluthrin
bakar mengandung zat kimia sintetik dan anti nyamuk elektrik yang
aktif seperti transfluthrin yang sudah mengandung bahan aktif d-allethrin
dibentuk sedemikian rupa sehingga dengan 1 kelompok kontrol yaitu
mampu menghantarkan asap untuk tanpa pemaparan anti nyamuk apapun.
membunuh nyamuk dan serangga Penelitian dilakukan di Balitbang
lainnya, namun karena proses P2B2 Banjarnegara dengan besar
pemanasan maka tidak menutup sampel mengacu pada prosedur komisi
kemungkinan bahan aktif itu terurai pestisida bahwa untuk uji efikasi
menjadi senyawa-senyawa lain yang insektisida terhadap serangga rata-rata
jauh lebih reaktif dari sebelumnya. 20 ekor di tiap unit percobaan
(WHO,2005). Jumlah pengulangan
Anti nyamuk elektrik biasanya
yang diperlukan dalam penelitian ini
berbentuk padatan keping (MAT).
sebanyak 3 kali untuk setiap kelompok
Prinsip kerjanya adalah pelepasan uap
kontrol dan kelompok perlakuan
insektisida secara perlahan
dengan proses pemaparan
menggunakan tenaga panas listrik.
menggunakan 4 Glass Chamber
Keunggulannya adalah bebas asap,
dengan masing Glass Chamber
tidak berbau menyengat dan mampu
sebanyak 20 ekor nyamuk Aedes

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 85
aegypti, sehingga jumlah total nyamuk ulang, namun jika 5–20% maka
Aedes aegypti yang dibutuhkan dalam kematian uji adalah kematian
penelitian ini adalah 160 ekor nyamuk kelompok perlakuan yang dikoreksi
Aedes aegypti. dengan kelompok kontrol
11
Pengujian efikasi bahan aktif menggunakan rumus abbot . Analisis
transfluthrin dan d-allethrin dilakukan data dalam penelitian ini secara
dengan metode uji bioassay dengan univariate dengan menghitung rata-
mengkontrol suhu ruangan 270 C–280C rata kematian berdasarkan waktu
dan kelembaban berkisar 65%, kondisi perlakuan untuk mengetahui resistensi
ini menujukkan ruangan dalam kondisi dan anlisis bivariate dengan
optimum untuk perkembangan independent sample t-test (α=5%)
nyamuk. Penelitian ini diawali dari untuk membandingkan efikasi antara
proses pembakaran anti nyamuk bakar transfluthrin dan d-allethrin dalam
yang siap pakai dan diletakkan di atas mempercepat mortalitas nyamuk
cawan petri dan pemanasan anti Aedes aegypti.
nyamuk elektrik selama 3 menit.
Proses pengujian dilakukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
pelepaskan 20 ekor nyamuk Aedes
Hasil Penelitian
aegypti ke dalam Glass chamber yang
telah diletakkan anti nyamuk bakar dan 1) Gambaran efikasi insektisida
elektrik. Pencatatan kematian berbahan aktif transfluthrin
dilakukan dari 20 menit pertama sebagai anti nyamuk bakar dan d-
sampai 24 jam berikutnya dengan allethrin sebagai anti nyamuk
menggunakan 1 kontrol tanpa bahan elektrik terhadap mortalitas
aktif. Jika kematian nyamuk Aedes nyamuk Aedes aegypti.
aegypti pada kelompok kontrol ≤ 5% Data hasil penghitunganpada
maka kematian uji adalah perlakuan masing-masing kelompok
atau tidak perlu dikoreksi, jika lebih perlakuan dan kelompok kontrol
dari 20% maka pengujian dianggap seperti yang tertera pada tabel
gagal dan perlu dilakukan pengujian berikut:
Tabel 1. Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang mengalami kematian
setelah terpapar transfluthrin
Jumlah Nyamuk Rata- %
Waktu Jumlah Kriteria
yang Mati (Ekor) Total Rata Nyamuk
(Menit) Nyamuk Resistensi
U-I U-II U-III (Ekor) Mati
20’ 20 15 12 10 37 12 61,65 Resisten
40’ 20 16 14 16 46 15 76,65 Resisten
60’ 20 20 16 16 52 17 86,65 Toleran
80’ 20 20 16 17 54 18 90,00 Toleran
100’ 20 20 17 17 54 18 91,65 Toleran
120’ 20 20 17 18 56 18 93,35 Toleran
24 jam 20 20 18 18 56 19 93,35 Toleran
Kontrol 20 0 0 0 0 0 0,00 -
Keterangan: U-I, U II, U III= Ulangan 1, 2, dan 3

86 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
Kriteria yang digunakan untuk belum berpengaruh terhadap
menginterpretasi tabel 1 kematian nyamuk Aedes aegypti
menggunakan hasil letal karena prosentase kematian <80%
concentration (LC 50) atau LC (resisten), namun pada menit ke 60
100, dimana jika kematian kematian nyamuk telah mencapai
nyamuk mencapai 99-100% maka 86,65% dan terus meningkat
insektisida tersebut termasuk sampai 24 jam setelah paparan
rentan/peka, jika kematian 80-98% sebesar 93,35%, sehingga masuk
termasuk toleran, namun jika dalam kriteria toleran, namun
kematian <80% termasuk sudah dinyatakan tidak peka. Hasil
12
resisten . Berdasarkan kiteria ini dibandingkan dengan kematian
tersebut, maka paparan bahan aktif nyamuk Aedes aegypti setelah
transfluthrin sebagai anti nyamuk dipaparkan d-allethrin, dengan
bakar pada menit ke 20-40 masih gambaran seperti pada tabel 2:
Tabel 2. Jumlah nyamuk Aedes aegypti yang mengalami kematian
setelah terpapar d-allethrin

Jumlah Nyamuk Rata-


Waktu Jumlah % Nyamuk Kriteria
yang Mati (Ekor) Total Rata
(Menit) Nyamuk Mati Resistensi
(Ekor)
U-I U-II U-III
20’ 20 6 7 5 18 6 30 Resisten
40’ 20 9 7 10 26 9 43,35 Resisten
60’ 20 16 18 10 29 15 88,35 Toleran
80’ 20 18 18 17 53 18 88,35 Toleran
100’ 20 18 18 17 53 18 88,35 Toleran
120’ 20 18 18 17 53 18 88,35 Toleran
24 jam 20 18 18 17 53 18 88,35 Toleran
Kontrol 20 0 0 0 0 0 0.00% -
Keterangan: U-I, U II, U III= Ulangan 1, 2, dan 3

Hasil paparan bahan aktif kematian nyamuk telah mencapai


transfluthrin sebagai anti nyamuk 88,35% dan tidak ada penambahan
bakar pada menit ke 20-40 masih jumlah kematian sampai 24 jam
belum berpengaruh terhadap setelah paparan, sehingga masuk
kematian nyamuk Aedes aegypti dalam kriteria toleran, namun
karena prosentase kematian <80% sudah dinyatakan tidak peka.
(resisten), namun pada menit ke 60

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 87
2) Gambaran perbandingan jumlah sebagai anti nyamuk bakar dan d-
dan laju kematian yang allethrin sebagai anti nyamuk
ditimbulkan antara transfluthrin elektrik

Gambar 1. Perbandingan rata-rata kematian nyamuk Aedes aegypti


dari 20 menit pertama setelah paparan sampai dengan
disimpan dalam holding selama 24 jam

Gambaran perbandingan rata- ke 20 ke menit 40, namun setelah


rata kematian nyamuk Aedes itu konstan sampai dengan
aegyptisetelah paparan disimpan dalam holding selama 24
memperlihatkan bahwa tingkat jam, sedangkan pada transfluthrin
kematian nyamuk dengan meskipun laju kematian cenderung
transfluthrin sebagai obat nyamuk menurun mulai dari menit ke 60
bakar lebih tinggi dibandingkan sampai ke menit 120, namun
dengan d-allethrin sebagai obat jumlah kamatian nyamuk selalu
nyamuk elektrik. Berdasarkan laju meningkat sampai dengan
kematian tampak bahwa dengan d- disimpan dalam holding selama 24
allethrin kematian cenderung jam.
lebih tinggi khususnya dari menit

88 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
3) Hasil analisis uji perbedaan yang dipaparkan transfluthrin dan
kematian nyamuk Aedes aegypti d-allethrin.
Tabel 3.Hasil analisis uji beda kematian nyamuk Aedes aegypti
yang dipaparkan formulasi transfluthrin dan formulasi d-allethrin.
Jenis Waktu Std. P-
perlakuan perlakuan Mean deviation Value Hasil
Transfluthrin 12.33 2.517
20 menit 0.015 Ada perbedaan
D-allethrin 6.00 1.000
Transfluthrin 15.33 1.155
40 menit 0.004 Ada perbedaan
D-allethrin 8.67 1.528
Transfluthrin 17.33 2.309
60 menit 0.387 Tidak ada perbedaan
D-allethrin 14.67 4.163
Transfluthrin 17.67 2.082
80 menit 1.000 Tidak ada perbedaan
D-allethrin 17.67 0.577
Transfluthrin 18.00 1.732
100 menit 0.687 Tidak ada perbedaan
D-allethrin 17.67 0.577
Transfluthrin 18.33 1.528
120 menit 0.519 Tidak ada perbedaan
D-allethrin 17.67 0.577
Transfluthin 18.67 1.155
24 jam 0.495 Tidak ada perbedaan
D-allethrin 17.67 0.000

Hasil analisis uji beda dalam b. Pembahasan


penelitian ini menggunakan uji Penelitian ini difokuskan pada
independent sample t-test, setelah bahan aktif insektisida, sedangkan
melalui uji normalitas data dengan pemilihan formulasi yang digunakan
membandingkan antara nilai dalam bahan aktif tersebut lebih
skwesness dan kurtosis dengan nilai didasarkan pada pernyataan Joharina
standar error berada pada nilai -2 s/d 2, dan Alfiah bahwa pemilihan formulasi
sehingga dapat disimpulkan bahwa insektisida penting untuk memastikan
data hasil observasi dinyatakan masuknya bahan aktif di dalam tubuh
normal. Hasil uji independent sample t- serangga sasaran13. Formulasi aerosol,
test memperlihatkan bahwa coil, dan vaporizer tepat digunakan
transfluthrin memiliki jumlah untuk serangga terbang karena akan
kematian lebih tinggi dibandingkan mengisi ruangan (udara) dengan bahan
dengan d-allethrin khususnya pada aktif insektisida. Formulasi yang
menit ke 20 dan menit ke 40 karena digunakan adalah anti nyamuk bakar
menunjukkan nilai p (sig) sebesar (mosquito coil)pada transfluthrin dan
0,015 dan 0,004 dimana nilai tersebut anti nyamuk elektrik pada d-allethrin
lebih kecil dari nilai kritis α = 0,05 (p. (vaporizer). Asap dihasilkan dari
Sig< α 0,05). pembakaran coil dapat dengan segera

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 89
menghadang nyamuk mendekatinya, terhadap manusia rendah pada
bahkan sejak masuk rumah tergantung penggunaan normal. Kesuksesan lain
luas ruangan dan jenis bahan aktif piretroid adalah efikasinya tinggi
digunakan, formulasi ini dapat dengan dosis yang rendah serta daya
mengurangi tingkat gigitan nyamuk bunuhnya. Kelemahan dari insektisida
9
sampai 80% . Namun demikian, golongan piretroid yaitu jika serangga
diketahui bahwa semua partikel yang hanya kontak tidak langsung dan
d iemis ik an o leh m o s q u ito co il menimbulkan efek pingsan
memiliki diameter kurang dari 1 µm (knockdown) maka serangga akan
dimana termasuk polutan yang mudah mengalami pemulihan kembali14. Hal
terhirap oleh pernafasan. Asap yang ini juga dibuktikan dari hasil penelitian
dihasilkan mosquito coil dilaporkan Hasanah dkk, 2015, yang
melebihi dari standar kualitas udara menunjukkan bahwa nyamuk yang
sehat yang hal ini beresiko terhadap telah terpapar bahan aktif d-allethrin
9
kesehatan baik kronis maupun akut . dan transfluthrin sekitar menit ke-5
Sedangkan, formulasi elektrik pada d- sampai 15 setelah dilakukan
allethrin memiliki prinsip kerja penyemprotan, sebagian nyamuk
melalui pelepasan uap insektisida mengalami pingsan di dasar glass
secaraperlahan dengan menggunakan chamber dan setelah holding selama 24
tenaga panas listrik. Keunggulannya jam beberapa nyamuk yang pingsan
adalah bebas asap, tidak berbau mulai hidup kembali (pulih) dan hal ini
menyengat dan mampu menghadang, menyebabkan lama hidup nyamuk
melumpuhkan, dan membunuh yang telah terpapar anti nyamuk cair
serangga. Kelemahannya adalah berbahan aktif d-allethrin dan
9
memerlukan listrik serta relatif mahal . transfluthrin lama waktu hidupnya
Gambaran kematian nyamuk menjadi lebih lama dan hampir sama
Aedes aegypti setelah paparan bahan dengan kontrol15.
aktif transfluthrin dan d-allethrin Hasi uji perbandingan efikasi 2
memberikan efek toleran pada menit ke bahan aktif ini, memperlihatkan bahwa
60 sampai dengan menit ke 120, hal ini peningkatan laju kematian pada d-
dapat disebabkan karena dua bahan allethrin khususnya dari menit 40 ke 60
aktif insektisida rumah tangga ini lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan bahan aktif dari transfluthrin, namun prosentase
golongan piretroid sintetik. Insektisida kematian tersebut tidak mengalami
golongan piretroid menjadi pilihan peningkatan sampai dengan disimpan
karena kerjanya cepat melumpuhkan dalam holding selama 24 jam. Kondisi
serangga sasaran selain itu juga tersebut, jika dibandingkan dengan
5
bersifat repellent .Sifat sintetik transfluthrin lebih cepat bekerja dalam
piretroid tidak mudah menguap menimbulkan kematian pada nyamuk
(volatilitasrendah), potensi Aedes aegypti dibandingkan d-
insektisidanya tinggi dan toksisitasnya allethrin khususnya pada menit ke 20

90 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
dan menit ke 40, dan terus mengalami menjaga stabilitas 2 tahun jika
11
peningkatan sampai pada menit ke 120. penyimpanan pada suhu normal .
Hal ini dapat disebabkan karena d- D-allethrin merupakan pyrethroid
a l l e t h r i n m e r u p a k a n p i re t ro i d sintesis yang bekerja dengan meracuni
golongan pertama sedangkan axon saraf tepi dan sistem saraf pusat
transfluthrin merupakan golongan dengan titik tangkap pada pompa
k e e m p a t 5 , d i m a n a natrium yang terdapat pada mamalia
isomerisomerpiretroid tersebut terdiri dan atau serangga. D-allethrin dapat
atas beberapa molekul dan hanya dikatakan efektif terhadap nyamuk
berbeda dalam susunan atom yang dalam ruangan, walaupun daya
terikat pada molekulnya, hal ini kerjanya lambat. Hasil penelitian
menyebabkan perbedaan properti Supargiyono tahun 1998
insektisidanya, sehingga berbeda pula mengungkapkan bahwa pada
toksisitasnya 16 . Setiap bahan aktif pengasapan anti nyamuk bakar selama
dalam insektisida yang digunakan 120 menit secara terus menerus akan
dalam percobaan masing-masing membunuh nyamuk Aedes aegypti
memiliki komponen yang sebesar 81,7% dan dengan pengasapan
menghasilkan efek sinergis sehingga selama 180 menit terus menerus akan
meningkatkan daya bunuh terhadap membunuh semua nyamuk .
17

serangga, seperti transfluthrin


Hasil penelitian ini sesuai dengan
memiliki spektrum luasdan efektif
yang dilakukan oleh Hasanah dkk yang
sedangkan d-allethrin merupakan
menyatakan bahwa d-allethrin
senyawa yang memiliki keracunan
merupakan kelompok perlakuan yang
rendah yang digunakan dalam rumah
daya hidup nyamuknya lebih panjang
tangga sebagai insektisida.
selama 24 hari dibandingkan
Transfluthrin terbukti lebih efektif transfluthrin selama 20 hari15. Adanya
dalam membunuh nyamuk karena perbedaan lama hidup antara d-
memiliki efek yang sangat cepat knock allethrin dan transfluthrin disebabkan
down untuk serangga seperti nyamuk oleh unsur-unsur senyawa dalam
dan memiliki efek residu yang sangat kandungan ekstrak yang toksik
baik untuk kecoa dan kutu. Pada terhadap nyamuk. Selain itu dari hasil -
tingkat aplikasinya transfluthrin hasil penelitian menunjukkan bahwa
memiliki tingkatan yang rendah, selain efikasi suatu insektisida dipengarahi
itu tingkat penguapan yang terbukti oleh berbagai macam faktor seperti
sangat tinggi memungkinkan zat yang disampaikan Djojosumarto tahun
menguap bahkan pada suhu kamar. 2008 yang menyatakan bahwa efikasi
Transfluthrin memiliki rumus molekul insektisida dipengarahi oleh faktor
C15H12Cl2F4O2 dengan berat molekul intrinsik dan ekstrinsik. Faktor
371, mempunyai tingkat stabilitas intrinsik, yaitu bahan aktif, dosis,
dalam asam yang lemah dan kondisi konsentrasi, formulasi, serta kepekaan
netral, stabil terhadap panas dan spesies serangga, sedangkan faktor

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 91
ekstrinsik, yaitu suhu, sinar matahari, namun harus dengan waktu
angin, serta dipengarahi oleh aplikasi pemakaian yang tepat.
(cara, waktu, alat yang digunakan dan 2) Perlu dilakukan penelitian tentang
18
cara penyimpanan) . kombinasi-kombinasi
formulasi,bahan aktif insektisida
KESIMPULAN DAN SARAN yang paling efektif sehingga
masyarakat dapat memilih produk
Kesimpulan
insektisida yangpaling tepat.
1) Bahan aktif transfluthrin sebagai
3) Untuk menghindari dampak
anti nyamuk bakar dan d-allethrin
negatif dari penggunaan
sebagai anti nyamuk elektrik
insektisida sintetis maka perlu
memiliki efek toleran terhadap
dikembangkan cara – cara baru
kematian nyamuk Aedes aegypti
dalam pengendalian serangga
dimulai pada menit ke 60.
yang aman dan efektif melalui
2) Efek transfluthrin lebih cepat penelitian-penelitian selanjutnya
bekerja dalam menimbulkan dengan memanfaatkan tanaman
kematian pada nyamuk Aedes yang mengandung zat pestisidik
aegypti dibandingkan dengan d- sebagai insektisida hayati.
allethrin dari menit ke 20 sampai
nyamuk Aedes aegypti dengan
disimpan dalam holding selama 24 DAFTAR PUSTAKA
jam 1. WHO [homepage on the Internet].
3) Jumlah kematian nyamuk Aedes South East Asia: Variable endemic
aegypti setelah dipaparkan for DF/DHF in Countries of Sea
transfluthrin memiliki jumlah Region; 2016 [Di akses tanggal 28
kematian lebih tinggi Oktober 2016]. Di akses dari:
dibandingkan dengan d-allethrin http://www.searo.who.int/entity/v
khususnya pada menit ke 20 dan ector_borne_tropical_diseases/da
menit ke 40. ta/data_factsheet/en/index1.html
2. World Health Organization.
Dengue: Guidelines for diagnosis,
Saran
treatment, prevention and control
1) M a s y a r a k a t m a s i h d a p a t [monograph the Internet]. France:
menggunakan jenis insektisida WHO library cataloguing
degan bahan aktif transfluthrin publication data; 2009 [Di akses
sebagai anti nyamuk bakar dan d- tanggal 12 Mei 2015]. Di akses
allethrin sebagai anti nyamuk d a r i : h t t p : / / w w w. w h o . i n t /
elektrik karena masuk toleran tdr/publications/documents/deng
terhadap nyamuk Aedes aegypti, ue-diagnosis.pdf?ua=1

92 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017
3. Scott TW, Morrison AC. Aedes 9. Becker, N., Petric, D., Zgomba,
aegypti density and the risk of M., Boase, C., Minoo, M., Dahl,
dengue-virus transmission [serial C., Kaiser, A. Mosquitoes and
on the Internet]. 2002 [Di akses T h e i r C o n t r o l , H e i d e l b e rg :
tanggal 12 Agustus2016 ]; 14: Springer. 2010.
[about 187-201 p.]. Available 10. World Health Organization.
from: https://www.researchgate. Guidelines for laboratory and field
net/publication/228770488. testing of mosquito larvicides.
4. Windiarti, TB, Damar, Widiastuti Geneva. 2005.
U. Deteksi antigen virus dengue 11. World Health Organization. WHO
pada progeny vektor DBD dengan specifications and evaluations for
metode imunohistokimia. Bulletin public health pesticides (d-
Penelitian Kesehatan. 2009; 37 allethrin). 2002.
(3): 126-136.
12. Gafur, A., Mahrina &
5. Sigit, S.H dan Hadi. Permukiman Hardiansyah. Kerentanan larva
(Pengenalan, Pengendalian). U.K. Aedes aegypti dari Banjarmasin
Hama Indonesia Biologi dan Utara terhadap temefos.
Bogor: Fakultas Kedokteran Bioscientiae. 2006; 3 (2): 73-82.
Hewan IPB. 2006.
13. Joharina A, Alfiah S. Analisis
6. Ikawati B, Sunaryo, Widiastuti D. Deskriptif Insektisida Rumah
Peta status kerentanan Aedes Ta n g g a y a n g B e r e d a r d i
aegypti (Linn) terhadap Masyarakat. Jurnal Vektora. 2012;
insektisida cypermethrin dan 4 (1).
m a l a t i o n d i J a w a Te n g a h .
14. Sholichah, Z., Ramadhani, T.,
Aspirator. 2015; 7(1): 23-28.
Ustiawan, A. Efikasi Insektisida
7. Boewono, Ristiyanto, Widiarti, Berbahan Aktif Cypermethrin
Widyastuti. Distribusi spasial dengan Metode Lethal Ovitrap
kasus DBD, analisis indeks jarak terhadap Aedes aegypti di
dan alternatif pengendalian vektor Laboratorium. BALABA. 2010; 6
di Kota Samarinda Provinsi (2).
Kalimantan Timur. Media Litbang
15. Hasanah, Y.N., Wahyuningsih,
Kesehatan. 2012; 22 (3): 131-136.
N.E, Hanani, D. Perbedaan daya
8. Depkes RI. Pedoman penggunaan hidup nyamuk aedes aegypti
insektisida (Pestisida) dalam setelah dipapar lc50 ekstrak
pengendalian vektor Jakarta. bangle (zingiber purpureum) dan
2012. anti nyamuk cair berbahan aktif d-
allethrin dan transflutrin. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (JKM).
2015. 3 (1). pp. 599-609.

Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017 93
16. Pemba, D and Kadangwe, C. 17. Supargiyono. Pengaruh asap obat
Mosquito control aerosols' nyamuk bakar terhadap lama
efficacy based on pyrethroids hidup, kemampuan bertelur, daya
constituents, insecticides tetas telur, dan daya tetas larva
advances in integrated pest Aedes aegypti. B.I.Ked. Fakultas
management. Shanghai: InTech. Kedokteran UGM.1998; 20. Pp
2012; pp. 601-610. 61-68.
18. Djojosumarto, P. Pestisida dan
Aplikasinya, Jakarta: Agromedia
Pustaka.2008.

94 Jurnal Human Media BBTKLPP Yogyakarta, Volume 11, Nomor 1, Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai