Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
Gambar II.1-1 Peta Batas Wilayah Kota Depok ................................................ II-1
Gambar II.2-1 Situ Rawa Besar .......................................................................... II-3
Gambar II.2-2 Situ Rawa Besar Dari Google Maps ........................................... II-3
Gambar II.2-3 Situ Rawa Besar .......................................................................... II-4
Gambar II.2-4 Tambak Di Situ Rawa Besar ....................................................... II-5
Gambar II.2-5 Sungai Ciliwung .......................................................................... II-6
Gambar II.2-6 Alur Aliran Sungai Ciliwung ...................................................... II-7
Gambar II.2-7 Debit Aliran Air Sungai Ciliwung .............................................. II-8
Gambar II.2-8 Peta Sebaran Spasial Kelas Lereng Lahan Kota Depok .............. II-8
Gambar II.2-9 Peta Curah Hujan Kota Depok .................................................. II-10
Gambar II.2-10 Peta Jenis Tanah Kota Depok.................................................. II-11
Gambar II.3-1 .................................................................................................... II-13
iii
BAB I.
PENDAHULUAN
Istilah geodesi berasal dari bahasa Yunani yang dalam hal ini adalah geo atau
bisa diartikan sebagai bumi dan daiein atau yang dikenal dengan sebutan membagi,
sehingga disimpulkan menjadi geodeien atau yang diartikan sebagai membagi
bumi. Namun demikian, jika merujuk pada istilah awamnya, istilah keilmuan ini
merupakan cabang dari geosains yang kemudian mempelajari berbagai hal terkait
denganbumi.
Terlepas dari istilah di atas, banyak pula beberapa ahli yang juga menafsirkan
istilah geodesi tersebut. seperti halnya definisi yang diungkapkan oleh Helmert dan
Torge (1880) menjelaskan bahwa disiplin ilmu yang satu ini akan berkonsentrasi
pada permukaan dasar laut serta pemetaan permukaan bumi.
Di lain sisi, pihak IAG ( International Association of Geodesy) mendefinisikan
keilmuan yang tertua ini sebagai kegiatan pembelajaran atas ragam pengukuran atas
bumi dan berbagai benda langit lainnya yang kemudian dihubungkan dengan
perubahan yang ada seiring dengan perubahan waktu di dalamnya.
Pada masa sekarang ini, bidang – bidang dari cabang ilmu geodesi yang dapat
dipelajari oleh mahasiswa dapat dibagikan menjadi bidang survei dan pemetaan
secara terestris, survei dan pemetaan secara hidrografis, bidang geoinformatika atau
sistem informasi geografi, bidang administrasi pertanahan dan property, bidang
manajemen wilayah perbatasan dan juga bidang fotogrametri dan penginderaan
jauh. Oleh karena itu, Geodesi menjadi identik dengan kegiatan pengukuran dan
I-1
proses pembuatan peta sehingga mahasiswa dituntut bisa memahamai dan
menguasi metode mulai dari akuisisi data, pengolahan, penyajian, analisis hingga
proses pengambilan keputusan untuk diaplikasikan dalam pekerjaan sehari – hari.
Untuk menunjang semua kurikulum tersebut, seorang mahasiswa geodesi harus
memiliki kemampuan antara lain menyukai perhitungan dan analisa, menyenangi
pemrosesan data menggunakan perangkat lunak dalam komputer, dan menyukai
pekerjaan di lapangan.
I-2
BAB II.
PEMBAHASAN
II-1
II.2 Kondisi Geomorfologi Kota Depok
Kota Depok jika ditiinjau dari letak geografisnya berada di dekat daerah
Jakarta yang merupakan daerah dataran rendah. Kota Depok membentang dari
Selatan ke Utara dengan bentuk permukaan dataran rendah hingga perbukitan
bergelombang lemah. Dataran di Depok rata-rata memiliki elevasi 50-140 m diatas
permukaan laut
Jika ditinjau secara keseluruhan, sangat jarang bentang alam yang dapat
ditemukan di daerah Depok yang sudah padat penduduk dan penggunaan lahannya
didominasi untuk penggunaan industri atau perdagangan. Tetapi Depok bukan tidak
memiliki kenampakan bentang alam.
Bentang alam yang banyak ditemui di daerah Depok adalah bentang alam
berbentuk perairan, atau yang tergolong bentang alam fluvial. Bentang alam fluvial
memiliki pengertian bentang alam yang di dalamnya berhubungan dengan proses
adanya air yang membentuk suatu morfologi di suatu daerah tertentu.
Morfologi yang lain yang terdapat di daerah Depok yang tergolong sebagai
bentang alam fluvial lainnya adalah danau/situ yang banyak tersebar di daerah
Depok. Depok memiliki Situ sebanyak 25 buah dengan tingkat keburukan kualitas
air terdapat pada Situ Rawa Besar.
Berikut ini akan diuraikan analisis sederhana mengenai bentang alam yang
terdapat di daerah Depok. Morfologi yang akan dijelaskann adalah sungai Ciliwung
yang melintasi Depok dan Situ Rawa Besar.
II-2
Gambar II.2-1 Situ Rawa Besar
Situ Rawa Besar atau lebih populer di masyarakat dengan sebutan “Lio”,
bertempat di Jalan Anyelir Raya, Depok, Jawa Barat. Situ ini berada di belakang
sekolah-sekolah seperti SMAN 1 Depok, SMA Sejahtera 1, SDN Anyelir 1 yang
berada di Jalan Nusantara Raya, Depok.
Situ Rawa Besar terbentang memanjang dari utara ke selatan. Situ Rawa
Besar di bagian tengahnya memiliki kedalaman sekitar 30 meter dan luasnya sekitar
25 hektar. Namun karena pengusahaan penggunaan lahan oleh warga, luas Situ
Rawa besar tereduksi hingga kini hanya 13,5 hektar (pemkot Depok).
II-3
Gambar II.2-3 Situ Rawa Besar
Tanah yang ada di sekeliling Situ Rawa Besar masih sangat gembur
sehingga patut diwaspadai potensi longsong yang mungkin terjadi pada penduduk
sekitar, jenis tanah yang dapat dijumpai berukuran lempung dan jenis batuan yang
dapat ditemukan di sekeliling danau didominasi oleh batuan sedimen. Vegetasi
yang tumbuh di sekeliling Situ Rawa Besar adalah pohon pisang, pohon Jambu, dan
rerumputan. Menurut referensi, terdapat sebuah alur sungai purba yang muncul
sekitar 5000 tahun yang lalu yang melintasi kota Depok, alur sungai tersebut
mengalir hingga ke Jakarta dan melintasi UI beserta daerah Depok. Dan
diprediksikan bahwa Situ Rawa Besar juga merupakan bagian perairan yang
menyusun alur sungai purba tersebut karena pola Situ Rawa Besar mirip dengan
pola danau-danau di UI. Situ-situ dan danau-danau dahulunya diperkirakan saling
berhubungan hingga membentuk pola aliran air yang sangat panjang, dari daerah
Depok hingga daerah Jakarta, dan Situ Rawa Besar sebagai bagian dari aliran
sungai purba tersebut. Situ Rawa Besar tergolong dalam perairan stadia tua.
Danau-danau yang tersisa hingga saat ini, yang salah satunya adalah situ
rawa besar kemungkinan dari pada mulanya merupakan daerah cekungan yang
sangat dalam lebih dalam dari daerah-daerah di sekitarnya, sehingga walaupun telah
terjadi penimbunan material pada alur sungai purba di masa lampau, daerah Situ
II-4
Rawa Besar tetap tidak dapat tertimbun material berupa pasir, batuan dan
sebagainya hingga menjadi daratan, karena berupa cekungan yang kedalamannya
lebih dari daerah di sekitarnya.
Kini, Situ Rawa Besar dalam hal kualitas air digolongkan telah tercemar
berat sehingga sedang menjalani revitalisasi, revitalisasi tersebut cukup
membuahkan hasil sehingga saat ini air Situ Rawa Besar dapat digunakan sebagai
tambak sebagai pemanfaatan tata guna lahan Situ Rawa Besar.
II-5
Gambar II.2-5 Sungai Ciliwung
Sungai Ciliwung mengalir dari hulu yang berada di Gunung Gede, Gunung
Pangrango dan daerah Puncak dan mengalir ke Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok,
dan memasuki wilayah Jakarta, kemudian bermuara di Teluk Jakarta. Sungai ini
memiliki panjang 120 km dan luasnya 387 km2.
Sungai Ciliwung telah terbentuk dari jutaan tahun lalu, sehingga tergolong
stadia tua. Jutaan tahun lalu, akibat aktivitas sungai Ciliwung yang mengendapkan
material, maka terbentuklah kipas aluvial yang kini menjadi daratan Jakarta.
Pola pengaliran sungai yang melewati kota Jakarta, menurut referensi,
dikarakteristikkan dengan bentuk daerah pengaliran berbentuk bulu burung. Pola
ini berbentuk daerah aliran sungai yang ramping dan memanjang, anak-anak sungai
pada pola ini mengalir ke sungai utama dari sisi kiri-kanan sungai. Secara hidrologis
DAS seperti ini umumnya memiliki debit banjir yang relatif kecil, karena waktu
tiba banjir dari anak-anak sungai berbeda-beda. Namun, waktu banjirnya
berlangsung relatif lama.
II-6
Gambar II.2-6 Alur Aliran Sungai Ciliwung
II-7
Gambar II.2-7 Debit Aliran Air Sungai Ciliwung
Gambar II.2-8 Peta Sebaran Spasial Kelas Lereng Lahan Kota Depok
II-8
Berdasarkan atas elevasi atau ketinggian garis kontur, maka bentang alam
daerah Depok dari selatan ke utara merupakan daerah dataran rendah – perbukitan
bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50-140 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan data RT/RW Kota Depok (Anonimous, 2000), sebagian besar wilayah
Kota Depok memiliki kemiringan lereng kurang dari 15%.
Geologi Wilayah
Struktur geologi di daerah ini merupakan lapisan horizontal atau sayap lipatan
dengan kemiringan lapisan yang hampir datar, serta sesar mendatar yang
diperkirakan berarah utara-selayan.
II-9
Hidrogeologi Wilayah
Dewasa ini air tanah masih merupakan sumber utama untuk kepentingan air
bersih bagi daerah Depok dan sekitarnya. Reservoir air tanah terdapat pada batuan
tersier dan kwarter. Endapan kwarter dan endapan tersier vulkanik menjari/
bersilang jari/ interfingering dengan endapan kwarter sungai/delta.
Akuifer air tanah dangkal terdapat pada kedalaman 0-20 m dari permukaan
tanah, bersifat preatik. Kedalaman air tanah yang terbesar mengandung air tanah ini
merupakan air tanah semi tak tertekan sampai tertekan. Air tanah dalam dengan
tekanan artesis terdapat di daerah pantai dan di bagian tengah daerah telitian ke arah
timur, diperkirakan hingga kedalaman 270 m. Arah aliran air tanah adalah ke utara
sesuai dengan arah umum sistem drainase.
II-10
Jenis Tanah
Secara umum jenis tanah yang terdapat di Kota Depok menurut RT/RW
Kota Depok terdiri dari:
a. Tanah alluvial, tanah endapan yang masih muda, terbentuk dari endapan
lempung, debu dan pasir, umumnya tersingkap di jalur-jalur sungai, tingkat
kesuburan sedang – tinggi.
c. Asosiasi latosol merah dan laterit air tanah, tanah latosol yang perkembangannya
dipengaruhi air tanah, tingkat kesuburan sedang, kandungan air tanah cukup
banyak, sifat fisik tanah sedang – kurang baik.
II-11
II.3 Penggunaan Lahan Di Kota Depok
Masalah yang dihadapi dalam penggunaan lahan ini adalah konversi lahan
pertanian (lahan basah) menjadi kegiatan non pertanian. Persoalannya adalah
perkembangan nilai tanah (land rent) yang lebih tinggi dibandingkan dengan
produktifitas pertanian sawah, dan diperkirakan akan semakin mempercepat
perubahan menjadi lahan perkotaan.
II-12
Gambar II.3-1
II-13
BAB III.
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
1. Bentang alam yang banyak tersebar di daerah Depok adalah berupa bentang alam
fluvial, diantaranya yaitu Sungai Ciliwung dan Situ Rawa Besar.
2. Situ Rawa Besar pada mulanya merupakan bagian dari aliran arus sungai purba,
yang kemudian diikuti proses pengendapan sehingga aliran sungai yang besar
tersebut terputus oleh daratan yang terbentuk.
3. Daratan disekeliling Situ Rawa Besar masih cenderung tidak stabil karena
merupakan hasil pengendapan stadia muda.
4. Batuan yang ada di sekeliling danau didominasi oleh batuan sedimen karena
berada di daerah perairan.
5. Sungai Ciliwung mengalir melintasi Depok dari hulu yang berada di Gunung
Pangrango dan Gunung Gede.
6. Debit airnya cenderung tinggi sehingga endapan sulit untuk terbentuk di aliran
sungai Ciliwung yang melalui Depok.
7. Batuan yang terdapat di sekitar sungai Ciliwung berupa batuan jenis sedimen,
karena berada di lingkungan sungai yang memungkinkan terjadinya transportasi
material.
DAFTAR PUSTAKA
https://geologidokterbumi.wordpress.com/kuliah/geomorfologi/
https://www.aanwijzing.com/2018/04/pengertian-geodesi.html
https://konservasisitudepok.wordpress.com/penelitian-situ-depok/rosnila/4-
gambaran-umum-wilayah/
http://sherlymonalisa19.blogspot.com/2012/12/geomorfologi-kota-depok-jawa-
barat.html
III-1