Analisis Spasial Pola Nilai Lahan : proses untuk mengetahui gambaran karakteristik pola NJOP dan harga
Dalam pemetaan, NJOP dibagi menjadi empat kelas, yaitu sebagai berikut :
Kelas I (Rp1.868.000,00 – Rp2.352.000,00 per m2)
Pada Studi kasus ini dilakukan analisis identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai lahan di
sekitar Stasiun Gedebage
Teknik analisis yang akan digunakan yaitu teknik Regresi Linier Berganda.
Setelah melakukan analisis regresi untuk melihat variabel prediktor yang berpengaruh terhadap
nilai lahan (NJOP dan harga pasar).
KARAKTERISTIK NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP)
NJOP merupakan nilai lahan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai dasar dalam
menentukan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang harus dibayar oleh pemilik lahan.
Berdasarkan temuan model, terlihat bahwa faktor kondisi internal persil lahan, dalam hal ini
usia bangunan, jumlah lantai dan jumlah kamar tidak menjadi faktor yang berhubungan
terhadap pembentukan ataupun peningkatan NJOP.
Kontribusi terhadap nilai NJOP diperlihatkan oleh variabel yang mewakili akses berbasis jalan
dan angkutan umum.
Berdasarkan temuan model, terlihat bahwa jarak ke pusat kota masih merupakan faktor
dominan dalam menentukan nilai NJOP.
KARAKTERISTIK HARGA PASAR
Dari delapan variabel aksesibilitas secara umum, model nilai lahan dengan indikator NJOP menunjukkan
bahwa hanya dua variabel aksesibilitas yang memberikan signifikansi terhadap peningkatan nilai NJOP, yaitu
“jarak ke jalur pejalan kaki” dan “jarak ke pusat kota”.
Sedangkan jika melihat model nilai lahan menggunakan harga pasar, memperlihatkan bahwa hanya satu
variabel yang mewakili aksesibilitas yang dinilai signifikan dalam meningkatkan nilai harga pasar, yaitu
variabel “jarak ke pusat kota”.
Aksesibilitas berbasis angkutan umum (menuju stasiun Gedebage ataupun dengan angkutan kota) belum
menjadi faktor yang secara signifikan dapat memberikan daya tarik tambahan bagi suatu lokasi, sehingga
meningkatkan nilai lahannya, baik melalui indikator NJOP maupun harga pasar. Hal ini tidak sesuai dengan
prinsip land value capture, jika ingin dijadikan sumber pembiayaan alternatif untuk kawasan TOD.
“Jarak ke jalur pejalan kaki” memperlihatkan hubungan yang signifikan dalam peningkatan NJOP. Variabel ini
mewakili konektivitas lingkungan kawasan. Konektivitas atau kemudahan menjangkau lokasi-lokasi aktivitas
dalam suatu kawasan dengan berjalan kaki juga merupakan salah satu prinsip perancangan lingkungan kawasan
TOD.
Kondisi lingkungan memberikan pengaruh terhadap kenaikan nilai lahan suatu lokasi. Faktor lingkungan
inilah, yang dapat ditelaah bagaimana kemudian faktor-faktor tersebut dapat teraktivasi untuk dijadikan sumber
pembiayaan alternatif kawasan TOD melalui strategi land value capture.
THANK YOU
FOR YOUR
ATTENTION
good bye