Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN HIPOTERMI

Batasan
Hipotermi pada bayi baru lahir adalah sudu tubuh dibawah 36,5oC pengukuran dilakukan pada
ketiak selama 3-5 menit.
Hipotermi dapat disebabkan oleh:
1. Evaporasi, terjadi apabila bayi lahir tidak segera dikeringkan.
2. Konduksi, terjadi apabila bayi diletakkan ditempat dengan alas dingin, seperti pada waktu
menimbang bayi.
3. Radiasi, terjadi apabila bayi diletakkan di udara limngkungan yang dingin
4. Konveksi, terjadi apabila bayi berada dalam ruangan ada aliran udara karena pintu,
jendela terbuka.
Asuhan
1. Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakian yang hangat dan kering, memakai
topi dan selimut yang hangat.
2. Bila ada ibu/pengganti ibu anjurkan mengahangatkan bayi dengan melakukan kontak
kulit dengan kulit.
3. Periksa ulang suhu bayi 1 jam kemudian, bila suhu naik pada batas normal (36,5-37,5 oC),
berarti usaha menghangatka berhasil.
4. Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak menyusu, berikan ASI perah.
5. Rujuk bila terjadi salah satu keadaan di bawah ini
a. Jika setalah menghangatkan 1 jam tidak ada kenaikan suhu (membaik)
b. Bila bayi tidak dapat minum
c. Terdapat gangguan nafas atau kejang
d. Bila disertai salah satu tanda tampak mengantuk/letargis atau ada bagian tubuh
bayi yang mengeras.
6. Bila susu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak ada
masalah lain yang memerlukan pengawasan, bayi tidak perlu dirujuk.
7. Nasehati ibu cara merawat bayi lekat/metode kanguru dirumah.

DAFTAR TILIK
PENDIDIKAN KESEHATAN KESEHATAN PADA BAYI HIPOTERMI

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 1


NIM :
Penilaian

Nilai 0 (Nol) : Belum Kompeten (BK)


Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak
berurutan (jika harus berurutan)
Nilai 1 (Satu) : Mampu
Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (Jika
harus berurutan), tetapi peserta secara efisien tidak ada kemajuan
langkah ke langkah

Nilai 2 (Dua) : Mahir


Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus
berurutan), tetapi peserta secara efisien ada kemajuan dari langkah ke
langkah

NILAI
NO BUTIR YANG DINILAI
0 1 2
A Sikap dan Perilaku
1. Menyambut pasien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri
3. Mempersilahkan klien duduk
4. Menjelaskan maksud dan tujuan pendidikan kesehatan
5. Merespon terhadap reaksi pasien dengan cepat
B Isi
6. Menjelaskan pengertian hipotermi
Hipotermi adalah keadaan suhu aksilar ≤ 35,50C
7. Menjelaskan pembagian hipotermi
a. Hipotermia Berat : suhu ≤ 35,50C
b. Hipotermia sedang : suhu 35,50C – 36,50C
c. Demam: ≥ 37,50C
8 Menjelaskan upaya pencegahan
a. Letakkan tempat tidur di area yang hangat, di bagian bangsal
yang bebas angin dan pastikan anak selalu tertutup
pakaian/selimut
b. Ganti pakaian dan seprai yang basah, jaga agar anak dan
tempat tidur tetap kering
c. Hindarkan anak dari suasana dingin (misalnya; sewaktu dan
setelah mandi, atau selama pemeriksaan medis)
d. Biarkan anak tidur dengan dipeluk orang tuanya agar tetap

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 2


hangat, terutama di malam hari
e. Lakukan KMC (Kangaroo Methode Care)
9. Melakukan evaluasi (menanyakan kembali)
C. Teknik
10. Teruji melaksanakan secara sistematis dan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti
11. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan perhatian setiap
pertanyaan
12. Mengadakan kontak mata selama melakukan tindakan
13. Teruji melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-
ragu
14. Teruji mendokumentasikan hasil pendidikan kesehatan
TOTAL SKOR : 14
Nilai : ( X / 28 ) 100

ASUHAN HIPERTERMI

Pengertian
Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan termoregulasi.Hipertermia
terjadi ketika tubuh menghasilkan atau menyerap lebih banyak panas dari pada mengeluarkan
panas. Ketika suhu tubuh cukup tinggi, hipertermia menjadi keadaan darurat medis dan
membutuhkan perawatan segera untuk mencegah kecacatan dan kematian. Hypertermia pada
bayi adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 ºC.
Tanda dan gejala
1. suhu tubuh bayi >37,5 ºC (panas)
2. Tanda dehidrasi, yaitu berat badan bayi turun, turgor kulit kurang, mata dan ubun ubun
besar cekung, lidah dan membran mukosa kering, banyaknya air kemih berkurang.
3. Kulit memerah
4. Malas minum
5. Frekuensi nafas lebih dari 60x/menit
PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 3
6. Denyut jantung lebih dari 160 x/menit
7. Letargi
8. Kedinginan,lemas
9. Bisa disertai kejang

Penatalaksanaan
1. Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal (25 ºC-28 ºC)
2. Lepaskan sebagian atau seluruh pakaian bayi bila perlu
3. Perikasa suhu aksila setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal
4. Bila suhu sangat tinggi (lebih dari 39 ºC), bayi dikompres atau dimandikan selama 10-15
menit dalam suhu air 4 ºC, lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Jangan menggunakan air
dingin atau air yang suhunya lebih rendah dari 4 ºC dibawah suhu bayi
5. memastikan bayi mendapat cairan adekuat
6. Izinkan bayi mulai menyusu
7. Jika terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata atau fontanel cekung, kehilangan elastisitas
kulit, atau lidah atau membran mukosa kering)
a. Pasang slang IV dan berikan cairan IV dengan volume rumatan sesuai dengan usia
bayi
b. Tingkatkan volume cairan sebanyak 10% berat badan bayi pada hari pertama
dehidrasi terlihat
c. Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6 mmol/l), atasi
glukosa darah yang rendah
8. Cari tanda sepsis
9. berikan antibiotik jaka terjadi infeksi
10. Setelah keadaan bayi normal :
11. Lakukan perawatan lanjutan
12. Pantau bayi selama 12 jamberikutnya, periksa suhu setiap 3 jam
13. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik, serta tidak ada
masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan dan
Nasehati ibu cara menghangatkan bayi dirumah dan melindungi dari pemancar panas
yang berlebihan

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 4


DAFTAR TILIK
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA BAYI HIPERTERMI

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
NIM :
Penilaian

Nilai 0 (Nol) : Belum Kompeten (BK)


Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak
berurutan (jika harus berurutan)
Nilai 1 (Satu) : Mampu
Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (Jika
harus berurutan), tetapi peserta secara efisien tidak ada kemajuan
langkah ke langkah

Nilai 2 (Dua) : Mahir


Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus
berurutan), tetapi peserta secara efisien ada kemajuan dari langkah ke
langkah

NO BUTIR YANG DINILAI NILAI


PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 5
0 1 2
A Sikap dan Perilaku
1. Menyambut pasien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri
3. Mempersilahkan klien duduk
4. Menjelaskan maksud dan tujuan pendidikan kesehatan
5. Merespon terhadap reaksi pasien dengan cepat
B Isi
6. Menjelaskan pengertian hipotermi
Hipertermi adalah keadaan suhu aksilar mengalami kenaikan 38 0C
– 390C
7. Menjelaskan penyebab hipertermi
d. Kurangnya cairan berupa ASI
e. Terpapar dengan suhu lingkungan yang tinggi
f. Pemancaran panas(radiasi) suhu inkubator
8 Menjelaskan tanda – tanda hipertermi
(gelisah, penurunan berat badan yang cepat, urine berkurang,
elastisitas kulit berkurang, ubun – ubun cekung)
9. Menjelaskan cara mengatasi hipertemi
(pemberian cairan oral/rehidrasi, melihat pakaian yang di pakai
sesuai dengan suhu lingkungan saat itu)
10. Melakukan evaluasi (menanyakan kembali)
C. Teknik
11. Teruji melaksanakan secara sistematis dan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti
12 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan perhatian setiap
pertanyaan
13 Mengadakan kontak mata selama melakukan tindakan
14 Teruji melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-
ragu
15 Teruji mendokumentasikan hasil pendidikan kesehatan
TOTAL SKOR : 15
Nilai : ( X /30 ) 100

ASUHAN IKTERUS NEONATORUM

Batasan

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 6


Ikterus adalah pewarnaan kuningb pada kulit, mukosa, selaput mata akibat peningkatan kadar
bilirubin. Ikterus mulai tampak pada kadar bilirubin diatas 5 mg% dan dimulai dari daerah muka.
Ikterus fisiologis ini biasanya timbul pada usia 2-7 hari, dan menghilang pada umur 10-14 hari,
bayi masih aktif, minum kuat, umumnya tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat rawat
jalan.
Asuhan
1. Anjurkan ibu untuk member minum bayi lebih sering (minimal setiap 3 jam).
2. Jaga agar bayi tetap hangat.
3. Rujuk bila ditemukan ikterus non-fisiologis, berikut ini:
a. Timbul pada 24 jam pertama kehidupan
b. Kuning menetap ≥ 14 hari
c. Tinja seperi dempul
d. Disertai tanda-tanda bahayalainnya.

CHECK LIST PENDKES IKTERIK

Tanggalpenilaian :
Nama mahasiswa :
NIM :
PENILAIAN
Nilai 0 (nol) : Perluperbaikan
Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak berurutan
Nilai 1 (satu) : Mampu
Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan tetapi peserta kurang tepat,
pembimbing perlu membantu atau mengingatkan
Nilai 2(dua) : Mahir
Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan tanpa ragu- ragu serta berurutan sesuai
dengan prosedur

N0 Butir yang dinilai Nilai


2 1 0
A Sikap dan perilaku
1 Teruj imenunjukkan rasa empa ti terhada bayi
2 Teruj itanggap terhadap reaksi bayi
3 Teruji sabar dan teliti
4 Teruji komunikatif
5 Teruji menyampaikan tujuan dilakukan pendidikan kesehatan tentang

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 7


ikhterus
Score: 10
B Content atauisi
6 Teruji membaca basmalah
7 Teruji menjelaskan tentang ikterus
Keadaan yg disebabkan oleh adanya peningkatan kadar bilirubin dalam
darah, hal ini merupakan proses alamiah pada bayi yang baru lahir untuk
melakukan penyesuaian terhadap keadaan di luar kandungan
8 Teruji menjelaskan penyebab ikterus
Penyebab ikterus meliputi kehamilan kurang bulan (prematur), bayi berat
badan lahir rendah, persalinan patologis, asfiksia, ketuban pecah dini,
ketuban keruh dan inkompatibilitas golongan darah ibu dan anak
9 Teruji menjelaskan tanda dan gejala ikterus
Ikterus fisiologis memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Timbul pada hari kedua-ketiga.
b. Kadar bilirubin indirek (larut dalam lemak) tidak melewati 12 mg/dL
pada neonatus cukup bulan dan 10mg/dL pada kurang bulan.
c. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg/dL per
hari.
d. Kadar bilirubin direk (larut dalam air) kurang dari 1mg/dL.
e. Gejala ikterus akan hilang pada sepuluh hari pertama kehidupan.
Ikterus patologis memiliki karakteristik seperti berikut:
a. Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama kehidupan.
b. Ikterus dengan kadar bilirubin melebihi 12mg/dL pada neonatus cukup
bulan dan 10mg/dL pada neonates lahir kurang bulan/premature.
c. Ikterus dengan peningkatan bilirubun lebih dari 5mg/dL per hari.
d. Ikterus yang menetap sesudah 2 minggu pertama.
e. Ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses hemolitik, infeksi
atau keadaan patologis lain yang telah diketahui.
Tanda kekuningan bayi ikterus (Hubungan Kadar Bilirubin (mg/dL)
dengan Daerah Ikterus Menurut Kramer)
Daerah Penjelasan Kadar bilirubin
ikterus (mg/dL)
PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 8
Prematur Aterm
1 Kepala dan leher 4–8 4–8
2 Dada sampai pusat 5 – 12 5 – 12
3 Pusat bagian bawah sampai Lutut 7 – 15 8 – 16
4 Lutut sampai pergelangan kaki dan 9 – 18 11 – 18
bahu sampai pergelangan tangan
5 Kaki dan tangan termasuk telapak > 10 > 15
kaki dan Telapak tangan
10 Teruji menjelaskan patofisiologi ikhterus
Terdapat penambahan beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan.
Gangguan pemecahan bilirubin plasma yang dapat menimbulkan
peningkatan kadar bilirubin tubuh. Peningkatan kadar bilirubin ditemukan
karena gangguan konjugasi heparneonatus yang mengalami gangguan
ekskresimisalnya karena sumbatan saluran empedu.
11 Teruji menjelaskan penatalaksanaan ikhterus
- Minum ASI dini dan sering untuk ikterus fisiologis
- Dirujuk dan dilakukan terapi sinar untuk ikterus patologis
Score: 12 x 2 = 24
C Evaluasi
12 Teruji memberi kesempatan pada keluarga pasien untuk bertanya
13 Teruji memberikan pertanyaan kepada keluarga pasien terkait pendidikan
kesehatan yang sudah diberikan
14 Teruji memberikan pujian kepada keluarga pasien
15 Teruji mengklarifikasi jawaban
16 Teruji mengucapkan terimakasih sudah bekerjasama dengan baik
17 Teruji mengucapkan hamdalah
18 Teruji mengucapkan salam
Score : 14
NILAI : (N1 + 2N2 + N3/48 ) x 100

ASUHAN KEJANG

Batasan
Kejang ditandai dengan tanda/gejala:

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 9


1. Gerakan tidak normal: gerakan bola mata, mulit dan anggotagerak (garak mata berputar-
putar, mata berkedip-kedip, mulut bergerak-gerak, mengisap yang berlebihan, gerakan
seperti mengayuh sepeda)
2. Kesadaran menurun
3. Menangis melengking
Asuhan
a. Jangan diberi minum atau apapun lewat mulut, karena bisa tersedak.
b. Beri obat anti kejang Fenobarbital (dosis 20 mg/kg, IM)
c. Jaga saluran napas senantiasa bersih dan terbuka
d. Rujuk

DAFTAR TILIK
PENDIDIKAN KESEHATAN BAYI KEJANG

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
NIM :

Nilai 0 (Nol) : Belum Kompeten (BK)


Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak berurutan (jika harus
berurutan)
Nilai 1 (Satu) : Mampu
Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (Jika harus berurutan),
tetapi peserta secara efisien tidak ada kemajuan langkah ke langkah
PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 10
Nilai 2 (Dua) : Mahir
Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan),
tetapi peserta secara efisien ada kemajuan dari langkah ke langkah
NILAI
NO BUTIR YANG DINILAI
0 1 2
A Sikap dan Perilaku
1. Menyambut pasien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri
3. Mempersilahkan klien duduk
4. Menjelaskan maksud dan tujuan pendidikan kesehatan
5. Merespon terhadap reaksi pasien dengan cepat
B Isi
6. Menjelaskan pengertian Kejang
kejang demam merupakan kejang selama masa kanak-kanak setelah usia 1 bulan,
yang berhubungan dengan penyakit demam tanpa disebabkan infeksi sistem saraf
pusat
8 Menjelaskan tanda – tanda Kejang
a. Gerakan tidak normal: gerakan bola mata, mulit dan anggotagerak (garak
mata berputar-putar, mata berkedip-kedip, mulut bergerak-gerak, mengisap
yang berlebihan, gerakan seperti mengayuh sepeda)
b. Kesadaran menurun
c. Menangis melengking
9. Penatalaksanaan Kejang
e. Jangan diberi minum atau apapun lewat mulut, karena bisa tersedak.
f. Beri obat anti kejang Fenobarbital (dosis 20 mg/kg, IM)
g. Jaga saluran napas senantiasa bersih dan terbuka
h. Rujuk
10. Melakukan evaluasi (menanyakan kembali)
C. Teknik
11. Teruji melaksanakan secara sistematis dan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti
12 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan perhatian setiap pertanyaan
13 Mengadakan kontak mata selama melakukan tindakan
14 Teruji melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
15 Teruji mendokumentasikan hasil pendidikan kesehatan
TOTAL SKOR : 15
Nilai : ( X /30 ) 100

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 11


ASUHAN INFEKSI

Batasan
Infeksi merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi baru lahir yang sesungguhnya
dapat dicegah dan diobati. Penting untuk diingatkan bahwa infeksi lokal dapat meluas dan
berbahaya seperti infeksi pada kulit, mulut, mata, tali pusat dll.

Asuhan Infeksi pada kulit


1. Infeksi kulit
Bila ditemukan
a. Pustula (diameter <1 cm) atau bula (diameter ≥1 cm) dikulit
b. Awalnya satu kemudian bertambah banyak dan menyebar
Gunakan sarung tangan yang bersih.
Bersihkan bagian kulit yang meradang dengan sabun.
Bila tidak ada perubahan ≥ 3 hari atau keadaan semakin memburuk, segera rujuk.
2. Ruam pada perineum
a. Hindari kelembaban disekitar perineum, dengan cara popoknya diganti jika basah
atau kotor
b. Ruam dapat diolesi dengan larutan gentian violet 0,25% setiap kali mengganti popok
sampai ruam mengering.
3. Ruam pada mulut (oral trush)
a. Bersihkan mukosa mulut bayi dengan kasa bersih yang dicelupkan air hangat.
b. Olesi gentian violet 0,25%, 2-4 kali sehari pada mukosa mulut.
c. Setelah membaik, lanjutkan hingga 2 hari berikutnya.
d. Minta ibu untuk mengolesi putting payudara dengan laruta gentian violet 0, 25%
setelah ibu menyusui selama bayi dalam proses pengobatan.
e. Bila tidak terdapat perbaikan ≥3 hari atau keadaan semakin memburuk, atau bayi
mempunyai masalah lain, segera rujuk ke rujukan yang lebih lengkap.
f. Setelah bayi sembuh, beri ASI dengan sebelumnya mencucui tangan dan memeras
sedikit ASI untuk dioleskan di sekitar putting dan areola.
4. Infeksi pada mata
Bila mata merah atau kelopak mata bengkak tanpa mengeluarkan nanah. Cuci tangan
bersihkan mata 3 kali sehari dengan kasa yang dicelup air hangat dari arah lateral ke

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 12


medial (dari samping ke tengah), dilanjutkan dengan mengoleskan salep mata tetrasiklin
1% atau kloramfenikol 1% pada kedua mata.
Cuci tangan kembali, bila tidak ada perubahan ≥3 hari atau keadaan semaklin memburuk
segera rujuk ke rujukan yang lebih lengkap.
5. Indeksi tali pusat
Bila tali pusat bayi bengkak, merah dan bernanah dengan penyebaran di kulit <1 cm
sekitar tali pusat
a. Cuci tangan lalu kenakan sarung tangan bersih
b. Bersihkan tali pusat dan sekitarnya dengan kasa bersih yang dicelupkan air hangat.
c. Oles tali pusat bayi dan sekitarnya dengan gentian violet 0,5% atau povidon iodine
2,5%, 4 kali sehari sampai tidak bernanah lagi
d. Cuci tangan kembali.
e. Bila ditemukan bengkak dan merah meluas ≥1 cm di kulit sekitar tali pusat atau
bernanah dan baerbau atau, kulit sekitar tali pusat merah dank eras, diperkirakan
sesuatu infeksi berat maka bayi harus dirujuk ke rujukan yang lebih tinggi
Asuhan pada infeksi sistemik/sepsis neonatorum
Rujuk apabila terdapat salah satu tanda/gejala sepsis neonatorum (infeksi sistemik berat pada
masa neonatal) dibawah ini:
1. Bayi mengantuk/letargis atau tidak sadar
2. Kejang disertai tanda/gejala infeksi lain
3. Gangguan napas
4. Malas/tidak bisa minum dengan atau tanpa muntah
5. Ada bagian bayi berwarna merah, mengeras (sklerema)
6. Ubun-ubun cembung
7. Suhu badan >37,5oC atau badan teraba panas

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 13


DAFTAR TILIK
PENDIDIKAN KESEHATAN BAYI INFEKSI

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
NIM :

Nilai 0 (Nol) : Belum Kompeten (BK)


Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak berurutan (jika harus
berurutan)
Nilai 1 (Satu) : Mampu
Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (Jika harus berurutan),
tetapi peserta secara efisien tidak ada kemajuan langkah ke langkah

Nilai 2 (Dua) : Mahir


Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan),
tetapi peserta secara efisien ada kemajuan dari langkah ke langkah

NILAI
NO BUTIR YANG DINILAI
0 1 2
A Sikap dan Perilaku
1. Menyambut pasien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri
3. Mempersilahkan klien duduk
4. Menjelaskan maksud dan tujuan pendidikan kesehatan
5. Merespon terhadap reaksi pasien dengan cepat
B Isi
6. Menjelaskan pengertian Infeksi
8 Menjelaskan macam-macam infeksi
9. Menjelaskan Penatalaksanaan infeksi
10. Melakukan evaluasi (menanyakan kembali)
C. Teknik
11. Teruji melaksanakan secara sistematis dan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti
12 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan perhatian setiap pertanyaan
13 Mengadakan kontak mata selama melakukan tindakan
14 Teruji melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
15 Teruji mendokumentasikan hasil pendidikan kesehatan
TOTAL SKOR : 15

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 14


Nilai : ( X /30 ) 100

UMB ILICAL CORD (INFUS TALIPUSAT)

Arteri umbilikalis merupakan cabang dari a. iliaka interna dengan diameter 2-3 mm. Pada bayi
cukup bulan, masing masing arteri mempunyai panjang ± 7 cm.
1. Indikasi
Primer
a. BBL sakit berat yang memburtuhkan pengambilan darah berulang, atau perlu monitoring
gas darah dan saturasi O2 invasif, seperti pada keadaan gagal nafas, syok, PPHN serta
extreme prematury.
b. Pengukuran tekanan darah arterial secara langsung
c. Angiografi
Sekunder
a. Transfusi tukar
b. Infuse cairan glukosa-elektrolit maintenance atau pemberian obat-obatan jika tidak ada
tempat lain
2. Kontra indikasi
a. Terdapat gangguan vaskuler di daerah panggul atau ekstremitas bawah
b. Enterokolitis nekrotikans, kecuali pada keadaan darurat dan akses lain tidak
memungkinkan
c. Peritonitis
d. Omfalitis dan omfalokel
e. Perdarahan atau kecenderungan thrombosis merupakan kontra indikasi relative

DAFTAR TILIK
PEMASANGAN INFUS TALIPUSAT

Tanggal Penilaian :

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 15


Nama Mahasiswa :
NIM :

Nilai 0 (Nol) : Belum Kompeten (BK)


Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak berurutan (jika harus
berurutan)
Nilai 1 (Satu) : Mampu
Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (Jika harus berurutan),
tetapi peserta secara efisien tidak ada kemajuan langkah ke langkah

Nilai 2 (Dua) : Mahir


Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan),
tetapi peserta secara efisien ada kemajuan dari langkah ke langkah

NILAI
NO BUTIR YANG DINILAI
0 1 2
A Sikap dan Perilaku
1. Menyambut pasien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri
3. Mempersilahkan klien duduk
4. Menjelaskan maksud dan tujuan pendidikan kesehatan
5. Merespon terhadap reaksi pasien dengan cepat
B Isi
Alat dan bahan
1. Handuk steril untuk mengeringkan tangan dan lengan bawah
2. Gaun operasi dan sarung tangan
3. Duk lubang di tengah (sebaiknya transparan, sehingga bias terlihat kalau ada
komplikasi, seperti pucat pada daerah panggul dan ekstrimitas)
4. Kateter umbilikal single lumen, radio opak, diameter kecil (Fr 3,5 untuk
berat badan <1200gr dan Fr 5 untuk berat badan >1200gr) untuk
meminimalkan jumlah darah yang harus dikeluarkan saat membersihkan
kateter sebelum pengambilan sampel. Ujung kateter harus lembut dan
membulat, dan bahan yang tidak trombogenik
5. Three way stop cock dengan luer lock
6. Spuit
7. Cairan NaCl 0,9% - heparin 1 Ui/cc (0,5 N saline)
8. Kom untuk antiseptic (betadin)

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 16


9. Set pemasangan arteri umbilikal yang terdiri dari : 1 buah duk klem, 2 buah
pinset anatomis dengan ujung runcing (pinset iris), 1 buah gunting benang, 2
buah klem arteri bengkok, 1 buah needle holder dan 1 buah scalpel no 11
dengan gagang.
10. Tali katun dan Benang silk no 2/0 at 3/0 dengan jarum round body
11. Plester
12. Kasa
6. Pemasangan
Pilih posisi pemasangan,
a. Letak rendah (low position) setinggi lumbal 3-4. Ujung kateter di bawah a.
renalis dan a. mesentrika, sehingga ujung kateter terletak di bifurkatio aorta
atau di bagian atas lumbal 4.
b. Letak tinggi (high position) setinggi torakal 6-9. Ujung kateter di tempatkan
di atas aksis celiac. Letak tinggi lebih di sukai karena tidak akan
menyebabkan oklusi a. renalis dan mesentrika, di samping itu insiden pucat
(blanching) dan sianosis pada ekstrimitas bawah lebih rendah, tetapi pada
posisi ini hipertensi renovaskuler lebih sering di temukan.
c. Ukur panjang kateter yang akan di masukan. Terdapat beberapa cara
pengukuran panjang kateter arteri umbilikal, antara lain:
d. Mengukur jarak antara bahu bayi ke umbilicus, dan ditambahkan dengan
panjang sisa umbilikal.
e. Untuk UAC letak tinggi, panjang kateter bisa di ukur dengan menggunakan
rumus : (berat badan x 3) + 9cm.
f. Untuk UAC letak rendah, perkiraan panjang kateter di dasarkan pada berat
badan bayi:

1000 gram : 7 cm
1500 gram : 8 cm
2000 gram : 9 cm
2500 gram : 10 cm
Lakuakn persiapan:

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 17


a. Persiapan penolong. Cuci tangan steril kemudian pasang sarung tangan steril.
b. Persiapan alat. Susun semua alat yang di perlukan di atas meja steril. Siapka
cairan NaCl-heparin dalam spuit 10 cc. pasang three way stopcock ke kateter
umbilikal,sambungkan dengan spuit dan isi dengan NaCl-heparin, kemudian
putar stopcock ke posisi off kea rah kateter. Hati-hati jangan sampai ada
udara.
c. Persiapan pasien. Ikat kedua kaki bayi dengan popok kemudian plester ke
tempat tidur atau tahan dengan menggunakan bantal pasir. Tutup alat kelamin
bayi dengan kain untuk menghindari kencing bayi mengotori lapangan
tindakan. Pegang umbilikal dengan kasa betadin atau klem (ingat umbilikal
belum steril) dan tarik lembut secara vertical. Lakukan desinfeksi dengan
cairan antiseptic (povidin dll.) sebanyak 3 kali mulai dari bagian tengah dan
teruskan dengan gerakan melingkar ke bagian luar (minimal radius 5 cm dari
umbilikal) setelah itu bersihkan umbilikal, dan pasang duk lobang di atas
umbilikal.
 Pasang tali katun di sekeliling umbilikal dan ikat secukupnya sehingga
perdaraha dapat di cegah, tetapi kateter umbilikal masih bias masuk.
 Potong umbilikal secara horizontal dengan scalpel ± 1,5 cm dari kulit
Stabilisasi umbilikal dengan hemostat, dan identifikasi pembuluh darah.
Vena berukuran lebih besar, oval dengan dinding tipis. Sedangkan ke dua
arteri terlihat lebih kecil, membulat/lonjong dan berdinding tebal. Arteri
biasanya konstriksi sehingga lumennya terlihat sangat kecil (pinpoint).
 Pegang pangkal umbilikal, masukkan salah satu ujung runcing pinset iris
ke dalam lumen arteri ± 0,5 cm, sampai lumen membuka dan kemudian
lebarkan dengan pelan-pelan dengan kedua ujung pinset. Pegang kateter
arteri dengan pinset dan masukkan kedalam arteri dengan lembut.
Biasanaya akan terdapat tahanan di didnding anterior abdomen, tahanan

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 18


ini bias dihilangkan dengan mendorong kateter dengan lembut. Tekanan
kuat atau mengelur masukkan kateter akan membuat arteri semakin
spasme. Jika tahanan belum bias diatasi, tunggu selama 2-3 menit sampai
vasospasme membaik atau bias di coba di arteri sebelahnya.
 Setelah kateter berada di tempat sesuai ukuran, darah akan mengalir
dengan mudah, kadang bias naik sendiri dan terlihat adanya pulsasi.
Lakukan foto Rontgen untuk konfirmasi posisi (AP-lateral). Harus diingat
bahwa setelah lapangan steril di tutup, kateter hanya bias ditarik, tidak
boleh didorong ke dalam arteri. Jangan lupa ambil sampel darah untuk
pemeriksaan laboratorium sebelum disambungkan denga cairan.
 Perhatikan adanya warna pucat, mottling atau kebiruan di kaki. Hal ini
bias disebabkan oleh vasospasme, jika tidak membaik dalam waktu
beberapa menit, kateter harus ditarik keluar pelan-pelan.
 Setelah posisi tepat, jahit ikatan (purse-string suture)kateter ke jelly
Wharton dengan benang silk 3/0, hati-hati jangan sampai menembus
kateter. Simpulkan benang di kateter dan tarik sisanya ke atas. Pasang
plester mengikat benang dan kateter seperti bendera, kemudian jahit lagi
di bagian atas plester. Ini akan memberikan fiksasi yang cukup sehingga
kateter tidak akan berubah posisi. Selanjutnya hubungkan dengan three
way ke NaCl-heparin 1Ui/ml 0,5-1 cc/jam. Jangan memasang klem atau
melakukan jahitan di kulit perut bayi.
 Bersihkan lagi umbilikal, tidak perlu ditutup sehingga terlihat bila ada
komplikasi. Kateter harus di cabut bila ada tanda-tanda infeksi di
umbilikal seperti kemerahan, bau atau bernanah.
 Jika tidak di perlukan lagi, kateter umbilikal bias dilepas. Bersihkan
umbilikal dengan alcohol, matikan pompa infuse dan klem kateter. Tarik
kateter pelan-pelan sampai 3-4 cm dari kulit dan tempelkan ke kulit perut

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 19


dengan plester. Tunggu sampai pulsasi arteri berhenti (biasanya 10-20
menit), cabut kateter dengan lembut dan lakukan penekanan selama 5-10
menit sampai perdarahan berhenti. Jangan telungkupkan bayi, minimal 4
jam observasi adanya perdarahan.
C. Teknik
11. Teruji melaksanakan secara sistematis
12 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan perhatian setiap pertanyaan
13 Mengadakan kontak mata selama melakukan tindakan
14 Teruji melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
15 Teruji mendokumentasikan hasil pendidikan kesehatan
TOTAL SKOR : 15
Nilai : ( X /30 ) 100

PANDUAN PRAKTIKUM ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PATOLOGIS Page 20

Anda mungkin juga menyukai