Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Angka
kejadian plasenta previa adala 0,4 -0,6 % dari keseluruhan persalinan. Dengan
penatalaksanaan yang baik mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran
hidup (Agustin, 2010).
Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar,
berupa organ datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi
untuk pertumbuhan bayi dan membuang produk sampah dari darah bayi.
Plasenta melekat pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi, yang
membentuk hubungan penting antara ibu dan bayi (Agustin, 2010).
Plasenta previa merupakan salah satu risiko dalam kehamilan. Plasenta
previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Umur tua, paritas tinggi, dan endometrium yang cacat merupakan faktor-
faktor yang dapat mempertinggi risiko terjadinya plasenta previa. Apabila
plasenta previa ini tidak ditangani dengan baik, maka akan menyebabkan
perdarahan yang dapat membahayakan jiwa ibu maupun janin.
Di Amerika Serikat resiko plasenta previa meningkat 0.3-0.5% dari
semua kehamilan. Resiko meningkat 1.5-5 kali dengan riwayat seksio sesarea.
Frekuensi plasenta previa totalis 20-45%, plasenta previa parsialis 30% dan
plasenta previa marginalis 25-50% (Joy et al, 2008).
Data kematian ibu dalam 4 tahun terakhir menunjukkan penurunan yang
cukup baik. Tahun 2008 angka kematian ibu di DIY berada pada angka
104/100rb menurun dari 114/100rb pada tahun 2004. Jumlah kematian ibu
maternal yang dilaporkan kabupaten / kota pada tahun 2009 mencapai 48 ibu
(tahun 2008 41 ibu). Meskipun angka kematian ibu terlihat kecenderungan
penurunan, namun jika diamati tingkat laju penurunan selama periode 5 tahun
2

terakhir terlihat melandai / kurang tajam. Target MDG’s di tahun 2015 untuk
angka kematian Ibu nasional adalah tiga perempat dari kondisi tahun 1999
(132/100 ribu) yaitu 97,5/100 ribu, untuk DIY angka tersebut relative sudah
mendekati (Profil Kesehatan DIY).
Menurut WHO pada tahun 2006, perdarahan (25%) merupakan
penyebab utama kematian ibu di seluruh dunia, disusul infeksi (15%),
eklamsia (12%), unsafe abortion (13%), obstruksi (8%) dan penyebab lainnya
(27%). Perdarahan antepartum terjadi pada kira-kira 3% dari semua
persalinan, yang terbagi antara plasenta previa, solusio plasenta, dan
perdarahan yang belum jelas sumbernya. Plasenta previa terjadi pada kira-kira
1 diantara 200 persalinan.

B. Ruang Lingkup
1. Lingkup Materi
Materi yang diambil yaitu mengenai plasenta previa dan penanganannya.
2. Lingkup Reaponden
Responden yang digunakan yaitu ibu hamil dengan plasenta previa.
3. Lingkup Tempat
Tempat yang diambil yaitu ibu hamil yang dirawat di ruang Nifas RSUD
Wates.
4. Lingkup waktu
Waktu yang digunakan yaitu dari pasien masuk tanggal 09 Juni 2011
hingga dirawat

C. Tujuan Penulisan
Penulisan laporan study kasus tentang kejadian plasenta previa pada ibu
hamil yaitu cara penanganannya dan asuhan kebidanan yang dapat diberikan.

D. Manfaat
1. Bagi RSUD Wates dapat memberi masukan bagi pelaksanaan pelayanan
kesehatan baik bidan maupun perawat.
3

2. Bagi STIKes ‘Aisyiyah Yogyakarta diharapkan dapat menjadi tambahan


wawasan tentang plasenta previa dengan penanganan serta asuhan yang
diberikan.
3. Bagi profesi bidan dapat menjadi masukan bagi profesi bidan agar lebih
meningkatkan peran sertanya dalam pelaksanaan pencegahan faktor risiko
ibu hamil yang dapat mempengaruhi terjadinya plasenta previa.
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada
segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal, plasenta terletak di bagian atas
uterus, biasanya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah
fundus uteri.
Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim,
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (OUI) .
Plasenta yang ada di depan jalan lahir, (prae = di depan, vias = jalan), jadi
yang di maksud adalah plasenta implantasinya tidak normal sehingga
menutupi seluruh atau sebahagian jalan lahir (Ostium Uteri Internium).
Plasenta atau ari-ari terdiri dari vili-vili dan kotiledon yang berfungsi
untuk jalan makanan dan oksigen bagi janin. Makanan akan diantar melalui
peredaran darah yang sebelumnya disaring terlebih dahulu melalui plasenta.
Plasenta juga menyaring racun maupun obat-obatan yang membahayakan
janin. Pada usia kehamilan awal, lokasi plasenta berada pada bagian bawah
rahim, dekat dengan jalan lahir, tetapi seiring dengan perkembangan janin dan
pembesaran rahim maka plasenta bergeser ke atas sehingga menempati lokasi
pada korpus atau fundus (bagian atas) rahim pada triwulan ketiga (Hanafian,
2007).

B. Jenis-jenis plasenta previa


Pada plasenta previa, plasenta berada pada lokasi yang tidak seharusnya
yaitu di segmen rahim bagian bawah atau dekat dengan jalan lahir meskipun
perkembangan janin sudah memasuki triwulan ketiga. Plasenta previa terjadi
pada 1 dari 200 kehamilan dan merupakan penyebab kematian tertinggi janin
akibat kelahiran preterm (sebelum waktunya). Selain itu kejadian anomali
kongenital (kelainan bawaan di dalam rahim) meningkat sebanyak 2,5 kali
5

lebih tinggi pada plasenta previa. Terdapat 4 derajat kelainan dari plasenta
previa yaitu :
1. Plasenta previa totalis
Letak plasenta menutupi seluruh segmen rahim bagian bawah (jalan lahir)
2. Plasenta previa parsial
Letak plasenta menutupi sebagian dari segmen rahim bagian bawah (jalan
lahir)
3. Plasenta previa marginal
Tepi dari plasenta berada di perbatasan segmen rahim bagian bawah (jalan
lahir)
4. Plasenta previa letak rendah
Plasenta berimplantasi (melekat) pada segmen rahim bagian bawah namun
tepi plasenta tidak berada di perbatasan jalan lahir namun mendeka

Gambar 1. Letak plasenta previa

C. Patofisiologi
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-
kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus,
dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah
agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha
mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding
uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi
pendarahan.
6

D. Etiologi
Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa
diantaranya adalah mencakup :
1. Perdarahan (hemorrhaging)
2. Usia lebih dari 35 tahun
3. Multiparitas
4. Pengobatan infertilitas
5. Multiple gestation
6. Erythroblastosis
7. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya
8. Keguguran berulang
9. Status sosial ekonomi yang rendah
10. Jarak antar kehamilan yang pendek
11. Merokok
Menurut Hanafiah (2004) klasifikasi plasenta previa dapat dibedakan menjadi
4 derajat yaitu :
1. Total bila menutup seluruh serviks
2. Partial bila menutup sebagian serviks
3. Lateral bila menutup 75% (bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir
tertutup oleh plasenta).
4. Marginal bila menutup 30% (bila pinggir plasenta berada tepat pada
pinggir pembukaan jalan lahir).

E. Tanda dan gejala


1. Gejala Klinis
a. Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa sebab, tanpa
rasa nyeri dan biasanya berulang (painless, causeless, recurrent
bleeding), darahnya berwarna merah segar.
b. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak
janin.
7

c. Perdarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak


fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga
pasien sempat dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya
(recurrent bleeding) biasanya lebih banyak.
d. Janin biasanya masih baik.
2. Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya
adalah :
a. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang.
b. Darah biasanya berwarna merah segar.
c. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.
d. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak
janin.
e. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak
fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi
perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.

F. Penanganan
Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester
ketiga, dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan
syok karena pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan
umumnya dengan pemberian infus atau tranfusi darah.
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
1. Keadaan umum pasien, kadar hb.
2. Jumlah perdarahan yang terjadi.
3. Umur kehamilan/taksiran BB janin.
4. Jenis plasenta previa.
5. Paritas clan kemajuan persalinan.

1. Penanganan ekspektif
a. Kriteria :
1) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
8

2) Perdarahan sedikit
3) Belum ada tanda-tanda persalinan
4) Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.
b. Rencana Penanganan :
1) Istirahat baring mutlak.
2) Infus D 5% dan elektrolit
3) Spasmolitik. tokolitik, plasentotrofik, roboransia.
4) Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.
5) Pemeriksaan USG.
6) Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut
jantung janin.
7) Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien
ditunggu sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan
secara aktif.

2. Penanganan aktif
a. Kriteria
1) umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.
2) Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
3) Ada tanda-tanda persalinan.
4) Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%.

b. Rencana penanganan
Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus pervaginum,
dilakukan pemeriksaan dalam kamar operasi, infusi transfusi darah
terpasang.
1) Indikasi Seksio Sesarea :
(a) Plasenta previa totalis.
(b) Plasenta previa pada primigravida.
(c) Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang
(d) Anak berharga dan fetal distres
9

(e) Plasenta previa lateralis jika :


(1) Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.
(2) Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.
(3) Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).
(f) Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir
dengan cepat.

2) Partus per vaginam.


Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada
multipara dan anak sudah meninggal atau prematur.
(a) Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban
dipecah (amniotomi) jika hid lemah, diberikan oksitosin drips.
(b) Bila perdarahan masih terus berlangsung, dilakukan SC.
(c) Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk
menghentikan perdarahan (kompresi atau tamponade bokong
dan kepala janin terhadap plasenta) hanya dilakukan pada
keadaan darurat, anak masih kecil atau sudah mati, dan tidak
ada fasilitas untuk melakukan operasi.

G. Komplikasi
1. Pendarahan yang tidak dapat dicegah menyebabkan penderita menjadi
anemia bahkan syok.
2. Oleh karena plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
dan sifat segmen ini yang tipis mudah lah jaringan trofoblas dengan
kemampuan invasinya menerobos kedalam miometrium bahkan
sampai ke perimetrium dan menjadi sebab dari kejadian plasenta
inkreta dan bahkan perkreta. Pa ling ringan adalah plasenta akreta yang
perlekatannya lebih kuat tetapi vilinya masih belum masuk kedalam
miometrium.Walaupun biasanya tidak seluruh permukaan maternal
plasenta mengalami akreta atau inkreta akan tetapi dengan demikian
10

terjadi retensio plasenta dan pada bagian plasenta yang sudah terlepas
timbullah perdarahan dalam kala tiga.

Gambar. Plasenta inkreta


11

BAB III
KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NY L UMUR 39 TAHUN DENGAN


PLASENTA PREVIA DI RSUD WATES KULON PROGO YOGYAKARTA

Tanggal/Jam :10 Juni 2011, 08.00 WIB


Tempat :RSUD Wates

SUBJEKTIF
Identitas
Ibu suami
Nama : Ny. L Tn. T
Umur : 39 Tahun 40 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pekerjaan : IRT Swasta
Pendidikan : SMP SMK
Alamat : Klajuran Tunjung harjo Klajuran Tunjung harjo
No Tlp :- -

1. Keluhan utama
Ibu mengatakan keluar darah segar dan merah dari alat kelaminnya tanpa rasa
nyeri.
2. Riwayat mensruasi
Menarche :12 tahun siklus :30 hari
Lamanya :7 hari banyaknya : 2 kali ganti pembalut
Keluhan : t.a.k
3. Riwayat Obstetri
HPHT : 11-09-2011 UK : 38+6 minggu
HPL : 18-06-2011
12

4. Riwayat pernikahan
Menikah umur : 38 tahun lama pernikanan : 40 tahun
5. Riwayat kehamilan lalu
G1 P0 A0
Ibu mengatakan belum pernah hamil sebelumnya. Ini yang pertama
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelum hamil belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun
7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Makan Minum
Frekuensi : 3x sehari 6-7 gelas
Porsi : 1 piring nasi dan sayur gelas
Jenis : nasi air putih
b. Pola eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1x/hari 3-4x/hari
Warna : kuning kuning jernih
Bau : khas feces khas urine
Konsistensi : lembek cair
c. Pola aktifitas
Ibu kesehariannya bekerja sebagai ibu rumah tangga
d. Pola seksualitas
Selama hamil ibu melakukan hubungan seksual 1x/bulan
8. Riwayat kesehatan dan keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai penyakit menular, meurun
dan menahun seperti TBC, Hipertensi, Jantung, DM dll
9. Kebiasaan buruk
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan kebiasaan buruk seperti merokok dan
minum-minuman keras
13

10. Riwayat Psiko social spiritual


 Keluarga mengharapkan kehamilan ini
 Keluarga senang dengan kehamilan ini
 Ibu dan keluarga selalu mengerjakan sholat lima waktu
 Hubungan ibu, keluarga dengan masyarakat baik

OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
KU : Baik Kesadaran : CM
Vital Sign : TD : 100/80MMHg S : 36 derajat
N : 72 X/menit R : 22 X/menit
Antropometri : BB : 60 kg TB : 153 cm lila : 25 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesoschepal
Muka : tidak oedem
Mata : simetris
Telinga : simetris
Hidung : simetris
Mulut : tidak ada stomatitis, gigi tidak berlubang
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limva, tyroid
Dada : simetris
Abdomen :
Leopold 1 : fundus teraba kosong
Leopold 2 : kanan teraba kepala, kiri teraba bokong
Leopold 3 : bagian tterbawah janin teraba punggung
Leopold 4 : bagian terndah jain blm masuk panggul
TFU : 26 cm
Ekstremitas : simetris, tidak ada oedem
Genetalia : tidak oedem
Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
14

3. Pemeriksaan penunjang
USG dilakukan pada tanggal 09 juni 2011 menyatakan plasenta menutupi
jalan lahir.

ASSESMENT
Ibu Ny. S umur 39 tahun UK 38 minggu G1 P0 A0 hamil dengan plasenta previa
totalis

PLANNING Tanggal, jam :10 Juni 2011


1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa kondisi ibu dan bayinya
dalam kondisi baik
 Ibu dan keluarga mengerti tentang penjelasan yang bidan berikan
2. Berkolaborasi dengan Dokter
 Sesuai advis dokter bahwa pasien harus dilakukan SC
3. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa plasenta ibu menutupi jalan
lahir, tidak dapat dilakukan persalinan secara normal dan harus dilakukan SC
 Ibu dan keluarga mengerti
4. Menyiapkan persiapan operasi
 Berkolaborasi dengan tim operasi dan NICU (Neonatal Intensive Care
Unit)
 Tim operasi telah siap 1jam kemudian
 Memasang infus, dengan cairan RL
 Infuse RL sudah terpasang
 Memasang urine kateter
 Urine kateter sudah terpasang
 Membantu ibu mengganti pakaian dengan pakaian operasi
 Ibu sudah melepas pakaian dalam dan mengganti dengan pakaian
operasi
 Menganjurkan ibu untuk puasa 1jam sebelum dilakukan SC
 Ibu dan keluarga mengerti dan menjalankannya
15

 Menyuntikan antibiotic Cefotaxone


 Melakukan skin tess terlebih dahulu selama 15 menit dan tidak ada
alergi.
 Memeriksa HB ibu
 HB ibu 12,5 gr%
5. memberitahu ibu untuk tenang dan tidak tegang dan tetap berdoa untuk
keselamatan ibu dan bayi
 ibu dan keluarga mengerti
6. melakukan dokumentasi
 mencatat pada status pasien
16

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Terapi ekspektif
Terapi ekspektif adalah supaya janin tidak terlahir sebagai bayi
premature, pasien dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui
kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non invasive. Pemantauan
klinis dilaksanakan secara ketat
Syarat pemberian terapi ekspektif :
a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
b. Belum ada tanda-tanda in partu
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal)
d. Janin masih hidup
Rawat inap, tirah baring, dan berikan antibiotic profikasis, lakukan
pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta, usia kehamilan,
profil biofisik dan presentasi janin

B. Terapi Aktif (tindakan segera)


Untuk diagnosis plasenta previa dan menentukan cara menyelesaikan
persalinan setelah semua persyaratan terpenuhi jika:
1. Infuse/tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi telah siap.
2. Kehamilan >37 minggu (BB > 2500 gr) dan in partu
3. Janin telah meninggal atau terdapat anomaly congenital mayor
(missal:anensefali)
4. Perdarahan dengan bagian terbawah jjanin telah jauh melewati PAP (2/5
atau 3/5 pada palpasi luar)
Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa adalah :
1. Seksio Cesaria (SC)
Prinsip utama melakukan SC adalah untuk menyelamatkan ibu,
sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan hidup
tindakan ini tetap dilakukan.
17

Tujuan SC antara lain:


a. Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera
berkontraksi dan menghentikan perdarahan
b. Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada servik uteri,
jika janin dilahirkan pervaginam.
Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi
segingga servik uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah
robek. Selain itu bekas tempat implantasi plasenta sering menjadi sumber
perdarahan karena adanya perbedaan vaskularisasi dan susunan serabut
otot dengan korpus uteri.
2. Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta.
Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagi tersebut :
a. Amniotomi dan akselerasi
Umumnya dilakukan pada plasenta previa lateralis/marginalis dengan
pembukaan > 3 cm serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban,
plasenta akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala
janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah akselerasi
dengan infuse oksitosin.
b. Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Braxton Hicks adalah mengadakan tamponade
plasenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak
dilakukan pada janin yang masih hidup.
c. Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet kemudian diberi beban
secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif
untuk menekankan placenta dan seseringkali menyebabkan perdarahan
pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang
telah meninggal dan perdarahan yang tidak efektif.
18

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada
segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal, plasenta terletak di bagian atas
uterus, biasanya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah
fundus uteri.

B. Saran
1. Bagi tenaga kesehatan
Bagi bidan harus mengerti tentang klasifikasi plasenta previa, tanda
dan gejala dan cara penangannnya, terutama cara penanganan yang dapat
dilakukan oleh bidan. Segeralah merujuk ke RS untuk penanganan lebih
lanjut, atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
2. Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa agar menjadi refrensi sebagia bahan pustaka dan
sebagai pengetahuan dalam menangani pasien dengan kasus plasenta
previa dan dapat membedakan klasifikasinya.
3. Bagi pasien
Untuk selalu memeriksakan kandungannya ke tenaga kesehatan dan
melakukan USG untuk mengetahui kondisi janin dan kehamilannya.
19

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, N. 2010. Plasenta Previa. http://homegarden.feedfury.com


Budi. 2009. Komplikasi plasenta previa. http://www.scribd.com
Cepu, 2009. Penetalaksanaan Plasenta Previa. http://askep-free.blogspot.com
Hanafiah, T.M. 2004. Plasenta Previa. http://repository.usu.ac.id
Roswanty, T. 2009. Plasenta Previa. www.dokterrosfanty.blogspot.com
Wahyuni, N. 2009. Plasenta Previa. http://ningrumwahyuni.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai