Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

SELEDRI SEBAGAI TERAPI KOMPLEMENTER UNTUK


MENGOBATI HIPERTENSI

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Individu


Pada Mata Kuliah Kecenderungan dan Isu dalam Keperawatan
Dosen Pengampu : Akhmadi, S.Kp, M.Kes., Sp.Kep.Kom

OLEH :
INDAH PERMATASARI
(13/352984/PKU/13684

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
A. Seledri (Apium graveolens L)
1
Seledri (Apium graveolens L) merupakan tanaman hortikultura yang dapat
tumbuh dengan baik pada dataran tinggi, terutama pada daerah yang berhawa sejuk. Di
Indonesia daerah yang banyak ditanami seledri antara lain Cipanas, Pangalengan, dan
Bandungan. Tanaman seledri juga dapat tumbuh pada dataran rendah, tetapi batang yang
dihasilkan lebih kecil dari pada yang ditanam pada dataran tinggi (Sunarjono, 2008).
Seledri telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu di Eropa sebagai unsur pengobatan dan
penyedap masakan. Seledri adalah terna kecil, kurang dari 1 m tingginya. Daun tersusun
majemuk dengan tangkai panjang. Tangkai ini pada kultivar tertentu dapat sangat besar
dan dijual sebagai sayuran terpisah dari daunnya. Batangnya biasanya sangat pendek pada
bentuk budi daya tertentu membesar membentuk umbi, yang juga dapat dimakan.
Bunganya tersusun majemuk berkarang, khas Apiaceae. Buahnya kecil-kecil berwarna
coklat gelap. Seledri merupakan keluarga umbelliferae dan satu keluarga dengan wortel,
piterseli, ketumbar, dan mitsuba, serta termasuk genus apium dan spesies Apium
graveolens L. Berdasarkan bentuk pohonnya, tanaman seledri dapat dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu : (Sunarjono, 2008)
1. Seledri daun atau seledri iris (A. graveolens family secalinum) yang biasa diambil
daunnya dan banyak dipakai di masakan Indonesia.
2. Seledri Tangkai (A. Graveolens family dulce) yang tangkai daunnya membesar dan
beraroma segar, biasanya dipakai sebagai komponen salad.
3. Seledri umbi (A. Graveolens family rapaceum), yang membentuk umbi di
permukaan tanah, biasanya digunakan dalam sup, dan dibuat semur.

B. Klasifikasi Tanaman Seledri


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Anak Kelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L
(Volkov, 2010)
C. Morfologi dan Penyebaran
Ciri-ciri morfologi :
 Terna, tumbuh tegak, tinggi sekitar 50 cm dengan bau aromatic yang khas.
 Batang bersegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, berwarna hijau
pucat.
 Daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3-7 helai.

2
 Anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm, helaian daun tipis dan rapuh,
pangkal dan ujung runcing, tepi beringgit, panjang 2-7,5 cm, lebar 2-5 cm,
pertualangan menyirip, berwarna hijau keputih-putihan.
 Bunga majemuk berbantuk paying, 8-12 buah, kecil-kecil, berwarna putih, mekar
secara bertahap.
 Buahnya buah kotak, kecil berbentukkerucut, panjang 1-1,5 mm, berwarna hijau
kekuningan.
(Dalimartha, 2010)
Seledri dipanen setelah berumur 6 minggu sejak ditanam. Tangkai daun yang agak
tua dipotong 1 cm diatas pangkal daun. Daun muda dibiarkan tumbuh untuk dipanen
kemudian. Tangkai daunnya yang berdaging dan berair dapat dimakan mentah sebagai
lalap, sedangkan daunnya digunakan untuk penyedap sup (Dalimartha, 2010). Seledri
berasal dari daerah subtropik Eropa dan Asia, dan merupakan tanaman dataran tinggi,
yang ditemukan pada ketinggian di atas 900 m dpl. Di daerah ini seledri yang tumbuh
memiliki tangkai yang menebal.

D. Sifat dan Khasiat Seledri


Akar seledri berkhasiat memacu enzim pencernaan dan peluruh kencing (diuretic),
sedangkan buah dan bijinya sebagai pereda kejang (antipasmodik), menurunkan kadar
asam urat darah, antirematik, peluruh kencing (diuretic), peluruh kentut (karminatif),
afrodisak dan penenang (Dalimartha, 2010).
Seledri berbau aromatic, rasanya manis, sedikit pedas dan sifatnya sejuk. Seledri
bersifat tonik, memacu enzim pencernaan (stomatik), menurunkan tekanan darah
(hipotensif), penghenti pendarahan (hemostasis), peluruh kencing (diuretic), peluruh haid,
peluruh kentut (karminatif), mengeluarkan asam urat darah yang tinggi, pembersih darah
dan memperbaiki fungsi hormone yang terganggu (Dalimartha, 2010).

E. Zat yang terkandung dalam seledri


Berdasarkan penelitian, tanaman keluarga Apiaceae ini mengandung natrium yang
berfungsi sebagai pelarut untuk melepaskan deposit kalsium yang menyangkut di ginjal
dan sendi. Seledri juga mengandung magnesium yang berfungsi menghilangkan stress.
Daun seledri mengandung protein, belerang, kalsium, besi, fosfor, vitamin A, B1, dan C.
berdasarkan hasil penelitian, seledri juga mengandung psoralen, zat kimia yang
menghancurkan radikal bebas biang penyebab kanker.
Seledri mempunyai banyak kandungan gizi antara lain, (per 100 gr) : Air 93 ml,
Karbohidrat 4 gram, Protein 0,9 gram, Lemak 0,1 gram, Serat 0,9 gram, Kalsium 50 mg,
Besi 1 mg, Fosfor 40 mg, Yodium 150 mg, Kalium 400 mg, Magnesium 85 mg, Vitamin
3
A 130 IU, Vitamin K 15 mg, Vitamin C 15 mg, Riboflavin 0,05 mg, Tiamin 0,03 mg,
Nikotinamid 0,4 mg, dan Vitamin B1 0,03 mg.
Daun seledri juga banyak mengandung apiin, disamping substansi diuretic yang
bermanfaat untuk menambah jumlah air kencing. Aromanya yang khas berasal dari
sejumlah komponen mudah menguap dari minyak atsiri yang dikandung, paling tinggi
pada buahnya yang dikeringkan. Kandungan utamanya adalah butilftalida dan
butilidftalida sebagai pembawa aroma utama. Terdapat juga sejumlah flavonoid seperti
graveobiosid A (1-2%) dan B (0,1-0,7%), serta senyawa golongan fenol. Komponen
lainnya apiin, isokuersitrin, furanokumarin, serta isoimperatorin. Kandungan asam lemak
utama adalah asam petroselin (40-60%). Daun dan tangkai daun mengandung steroid
seperti stigmasterol dan sitosterol. Akar mengandung asparagin, manit, zat pati, lendir,
minyak asiri, pentosan, glutamin, dan tirosin. Biji mengandung apiin, minyak menguap,
apigenin dan alkaloid. Apigenin berkhasiat hipotensif (Dalimartha, 2010)

F. Seledri Sebagai Obat Herbal


Seledri (Apium graveolens L) sudah lama dikenal sebagai obat hipertensi.
Tanaman yang juga terlihat cantik jika ditanam dalam pot ini lebih dulu dimanfaatkan
sebagai bumbu masakan. Daun seledri biasa dipakai untuk memperkaya cita rasa sajian
atau kaldu. Sup kacang merah dan bubur ayam kurang lengkap rasanya jika tanpa
taburan daun seledri di dalamnya. Di Eropa, batang seledri yang besar sering dibuat
sebagai salad dengan saus mayones atau béchamel (saus berbahan dasar susu) sebagai isi
roti sandwich.
Tanaman yang sudah dikenal sejak sejarah awal Mesir, Yunani dan Romawi ini
sebenarnya termasuk jenis sayuran yang diambil batangnya. Meski demikian dalam
kesusastraan kuno terdapat dokumen yang menyebutkan seledri atau tanaman sejenisnya
telah ditanam guna keperluan pengobatan sejak 850 SM. Biji tanaman asli lembah sungai
Mediterania ini digunakan oleh tabib Ayurveda kuno untuk mengobati demam, flu,
penyakit pencernaan, beberapa tipe arthiritis, penyakit limpa dan hati.
Seledri (terutama buahnya) sebagai bahan obat telah disebut-sebut oleh
Dioskurides serta Theoprastus dari masa Yunani Klasik dan Romawi sebagai “penyejuk
perut”. Veleslavin (1596) memperingatkan agar tidak mengonsumsi seledri terlalu banyak
karena dapat mempengaruhi air susu. Seledri disebut-sebut sebagai sayuran anti
hipertensi. Fungsi lainnya adalah sebagai peluruh (diuretika), anti reumatik serta
pembangkit nafsu makan (karminativa).

4
G. Seledri dalam Hubungannya dengan Penurunan Tekanan Darah
Unsure-unsur yang terdapat dalam seledri yang dapat menurunkan tekanan darah
adalah : flavanoid, apigenin, vitamin C, fitosterol dan Vitamin K yang dapat berperan
dalam metabolism gula (mengatur kadar gula darah), metabolism lemak, efek diuretic,
dan mempertahankan elastisitas pembuluh darah. Dengan demikian seledri memiliki
peranan mekanisme penurun tekanan darah. Kandungan seledri yang dapat menurunkan
tekanan darah antara lain :
1. Flavanoid
Flavanoid dapat menghalau penyakit degeneratif. Flavanoid dapat bertindak
sebagai quencher atau penstabil oksigen singlet. Salah satu flavanoid yang berkhasiat
seerti itu adalah quercetin. Senyawa ini beraktivitas sebagai antioksidan dengan
melepaskan atau menyumbangkan ion hydrogen kepada radikal bebas peroksi agar
menjadi lebih stabil. Aktivitas tersebut menghalangi resiko oksidasi kolesterol jahat
(LDL) yang menyebabkan darah mengental, sehingga mencegah pengendapan lemak
pada dinding pembuluh darah (Jupiter, 2005 dalam Barnes, 2008)
2. Apigenin
Apigenin yang terdapat di seledri sangat bermanfaat untuk mencegah
penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi.

3. Vitamin C
Vitamin C dapat memperkuat otot jantung, Vitamin C berperan penting
melalui proses metabolisme kolesterol, karena dalam proses metabolism kolesterol
vitamin C dapat meningkat laju kolesterol yang dibuang dalam bentuk asam empedu
dan mengatur metabolism kolesterol. Vitamin C juga dapat meningkatkan kadar HDL
dan berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan kotoran
(Kusuma, 2006 dalam Putri, 2010)
4. Fitosterol
Adalah sterol yang terdapat dalam tanaman dan mempunyai struktur mirip
kolesterol. Secara alami fitosterol dapat ditemukan dalam sayuran, kacang-kacangan,
gandum. Fitosterol dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dengan cara
menghambat penyerapan kolesterol diusus. Sehingga membantu menurunkan jumlah
kolesterol yang memasuki aliran darah. Sehingga fitosterol dapat membantu
menurunkan tekanan darah dikutip dari Granfa 2007.
5. Vitamin K
Berfungsi membantu proses pembekuan darah. Vitamin K berpotensi
mencegah penyakit serius seperti penyakit jantung dan stroke karena efeknya
5
mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh factor-faktor seperti timbunan plak
kalsium (Astawan, 2004 dalam Putri, 2010)
6. Apiin
Apiin bersifat diuretic yaitu membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan
dan garam dari dalam tubuh, sehingga berkurangnya cairan dalam darah akan
menurunkan tekanan darah (Masteryen, 2006 dalam Putri, 2010).
Gambar Tanaman Seledri & Bagian-Bagiannya

Tanaman Seledri Daun Buah

Biji Bunga

DAFTAR PUSTAKA

Barnes. J, Anderson. A.L, Phillipson. J.D. (2008). Herbal Medicine. Second Edition.
Pharmaceutical Press. USA

Dalimartha, S. (2010). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid II. PT.Trubus Agriwidya.
Jakarta. Hal : 172

Flavanoid Bioshyntesis. http://www.chem.qmul.ac.uk. 9 November 2013.

Putri, B.L. (2010). Analis Diosmin dan Protein Tanaman Seledri (Apium Graveolens L)
dari Daerah Cipanas dan Ciwidey. IPB. Bogor

Reginawati. (2008). Seledri (Apium Graveolens L).


http://www.kpel.or.id/TTGP/komaditi/SELEDRI.htm. 25 Oktober 2013.

Sunarjono. (2008). Bertanam 30 Jenis Sayuran. Jakarta : Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai