Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian adalah jenis kuantitatif dengan desain komparasi 2 sampel
berpasangan (Swarjana, I Ketut, 2012) yang bertujuan untuk mengetahui
Perbedaan Perubahan Intensitas Nyeri Dismenorea Primer Setelah Diberikan
Terapi Nafas Dalam dan Kompres Hangat. Dimana terdapat dua kelompok yang
akan dibandingkan dan akan diberikan pretest dan posttest, sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan. Penelitian komparatif yaitu dengan membandingkan dua atau
tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya.

Tabel 3.1 Desain Komparasi 2 Sampel Berpasangan


Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok 1 Ox1 Terapi Nafas Dalam O1
Kelompok 2 Ox2 Kompres Hangat O2

Keterangan :
Ox1 = Sebelum Dilakukan Perlakuan Terapi Nafas Dalam
Ox2 = Sebelum Dilakukan Perlakuan Kompres Hangat
O1 = Hasil Perlakuan Terapi Nafas Dalam
O2 = Hasil Perlakuan Kompres Hangat
(Arikunto, 2010)

25
26

3.2 Kerangka Operasional


Populasi
Mahasiswa tingkat 1 Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Kediri yang
mengalami Dismenorea Primer sebanyak 67 Mahasiswa

Sampel
Mahasiswa yang mengalami dismenorea primer dan memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi

Teknik Sampling : Simple Random Sampling

Melakukan pretest intensitas nyeri Melakukan pretest intensitas nyeri


pada sampel pada sampel

Perlakuan Terapi Nafas Dalam Perlakuan Kompres Hangat

Melakukan posttest Intensitas Melakukan posttest Intensitas


nyeri pada sampel nyeri pada sampel

Pengumpulan data menggunakan lembar


observasi

Pengolahan data :
Editing, Coding, Skoring, Tabulasi, Data Entry

Analisis Data menggunakan Uji Wilcoxon Match Pairs Test dan


Mann-Whitney U-Test dengan cara manual dan komputerisasi

Hasil

Gambar 3. 1. Kerangka Operasional “Perbedaan Antara Terapi Nafas


Dalam Dan Kompres Hangat Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri
Dismenorea Primer”
27

3.3 Populasi, Sampel dan Sampling


3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswi poltekkes kemenkes malang
tingkat 1 sebanyak 67 mahasiswi yang mengalami dismenorea primer.

3.3.2 Sampel
Untuk eksperimen, apabila desain acak lengkap, acak kelompok atau faktorial
dapat menggunakan rumus

(t – 1) (r – 1) ≥ 15
(2 – 1) (r – 1) ≥ 15
(1) (r – 1) ≥ 15
r – 1 ≥ 15
r ≥ 15 + 1
r ≥ 16

Keterangan :
t = Banyak kelompok perlakuan
Terdiri dari 2 kelompok yaitu:
Kelompok 1: Perlakuan yang diberi Terapi Nafas Dalam ≥ 16 orang
Kelompok 2: Perlakuan yang diberi Kompres Hangat ≥ 16 orang
r = Jumlah replikasi (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2010).

3.3.3 Teknik Sampling


Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan cara Probability
sampling jenis Simple Random Sampling yaitu suatu teknik yang merupakan
modifikasi dari sampel random sampling. Caranya dengan mendata nama-nama
responden yang menjadi populasi, kemudian memberikan kode pada masing-
masing nama responden. Mengambil sampel dengan cara undian sebanyak 32
sampel. Maka akan diperoleh kelompok pertama (Terapi Nafas Dalam) berisi
responden dengan nomor urut 1 hingga 16, kelompok kedua (Kompres Hangat)
berisi responden dengan nomor urut 17-32. (Notoatmodjo, 2012)

3.4 Kriteria Sampel


Untuk mendapatkan data sesuai dengan fokus penelitian ini, maka peneliti
menentukan responden penelitian dengan kriteria sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi :
1. Berusia 17-20 tahun yang mengalami dismenorea primer.
2. Bersedia menjadi responden.
3. Mahasiswi tersebut berada diasrama poltekkes kemenkes malang prodi
kebidanan kediri.
b. Kriteria eksklusi
1. Mahasiswi yang sudah mendapatkan obat analgetik sebelumnya.
2. Mahasiswi melakukan 2 perlakuan pada saat penelitian berlangsung.
28

3.5 Variabel Penelitian


Penelitian ini terdiri dari :
Perbedaan Antara Terapi Nafas Dalam Dan Kompres Hangat Terhadap
Perubahan Intensitas Nyeri Dismenorea Primer Pada Mahasiswi Tingkat I
Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Kebidanan Kediri

3.5.1 Variabel bebas (Independent Variabel)


Dalam penelitian ini variabel bebas adalah :
1. Pemberian Terapi Nafas Dalam
2. Pemberian Kompres Hangat

3.5.2 Variabel terikat (Dependent Variabel)


Dalam penelitan ini variabel terikatnya adalah Perubahan Intensitas Nyeri
Dismenore Primer
29

3.6 Definisi Operasional Variabel


Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Parameter Instrument Skala Kriteria
Independent: Menarik nafas dalam dari Dilakukan 15 SOP - -
Terapi Nafas hidung dan mengisi paru-paru kali saat nyeri
Dalam dangan udara melalui hitungan berlangsung
1, 2, 3 dst. Perlahan-lahan
udara dihembuskan dari
mulut. Usahakan agar tetap
konsentrasi, diperbolehkan
memejamkan mata. Pada saat
konsentrasi pusatkan pada
daerah yang nyeri.
Independent: Menempelkan Hotpack berisi Perubahan SOP, - jn
Kompres air hangat dengan suhu 46- yang diamati termometer
Hangat 51,50C pada bagian perut setelah air, Termos,
bawah perlakuan Jam
selama 20 Tangan,
menit. Air Hotpack
hangat diganti
setiap 10
menit.
Dependent: Nyeri yang dirasakan saat Ungkapan Lembar O - Tidak nyeri
Perubahan dismenore yang dirasakan di nyeri yang Observasi R skor 0
Intensitas perut bagian bawah serta dirasakan Skala Nyeri D - Nyeri ringan
Nyeri respon yang ditunjukkan oleh responden Deskritif I skor 1-3
Dismenore responden tentang nyeri. N - Nyeri
Primer Respon nyeri A Sedang skor
yang L 4-6
dtunjukkan - Nyeri Berat
responden : skor 7-9
- Tidak nyeri - Nyeri Sangat
skor 0 Berat skor 10
- Nyeri ringan
skor 1-3
- Nyeri Sedan
skor 4-6
- Nyeri Berat
skor 7-9
- Nyeri
Sangat Berat
skor 10

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di poltekkes kemenkes
malang prodi kebidanan kediri. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April
2017.

3.8 Alat Pengumpulan Data


3.8.1 Instrument Penelitian
Teknik dan alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini
adalah lembar observasi untuk menilai perubahan intensitas nyeri dismenorea
primer.
30

3.8.2 Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan tahap-
tahap proses sebagai berikut :
a. Mengurus perijinan kepada Ketua program studi DIV Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Malang
b. Mengurus perijinan kepada Ketua program studi D III Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Malang
c. Mengadakan pendekatan kepada calon responden yang sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi
d. Memberikan penjelasan kepada calon responden tentang apa saja yang akan
e. Pada penelitian dilakukan prosedur sebagai berikut :
1) Perlakuan terapi nafas dalam
(a) Peneliti memperkenalkan diri dan memberikan informasi meliputi
tujuan serta prosedur penelitian
(b) Peneliti memberikan lembar persetujuan atau Informed consent untuk
ditanda tangani oleh responden mahasiswa yang mengalami
dismenorea primer jika responden bersedia untuk berpartisipasi dalam
penelitian, dan memasukkan responden ke dalam Group whatsApp.
(c) Setelah responden mengisi lembar persetujuan, responden diberikan
SOP terapi nafas dalam dan kemudian peneliti menjelaskan tentang
SOP terapi nafas dalam.
(d) Peneliti melakukan kunjungan ke kampus setiap hari jika sewaktu-
waktu responden mengalami dismenorea primer. Dan pada malam
hari peneliti akan melakukan kunjungan asrama ketika responden
mengalami dismenorea primer.
(e) Peneliti mengambil data dengan lembar observasi sebelum dilakukan
terapi nafas dalam dengan menilai skor intensitas nyeri yang dialami
responden.
(f) Peneliti memandu terapi nafas dalam
(g) Peneliti mengambil data dengan lembar observasi sesudah dilakukan
terapi nafas dalam dengan menilai skor intensitas nyeri yang dialami
responden.
2) Perlakuan kompres hangat
(a) Peneliti memperkenalkan diri dan memberikan informasi meliputi
tujuan serta prosedur penelitian
(b) Peneliti memberikan lembar persetujuan atau Informed consent untuk
ditanda tangani oleh responden mahasiswa yang mengalami
dismenorea primer jika responden bersedia untuk berpartisipasi dalam
penelitian dan memasukkan responden ke dalam Group whatsApp.
(c) Setelah responden mengisi lembar persetujuan, responden diberikan
SOP kompres hangat dan kemudian peneliti menjelaskan tentang SOP
kompres hangat.
(d) Peneliti melakukan kunjungan ke kampus setiap hari jika sewaktu-
waktu responden mengalami dismenorea primer. Dan pada malam
hari peneliti akan melakukan kunjungan asrama ketika responden
mengalami dismenorea primer.
31

(e) Peneliti mengambil data dengan lembar observasi sebelum dilakukan


kompres hangat dengan menilai skor intensitas nyeri yang dialami
responden.
(f) Peneliti melakukan kompres hangat
(g) Peneliti mengambil data dengan lembar observasi sesudah dilakukan
kompres hangat dengan menilai skor intensitas nyeri yang dialami
responden.
f. Mengumpulkan dan mengolah data.

3.9 Metode Pengolahan Data


3.9.1 Teknik Pengolahan Data
Sebelum dianalisis, data diolah terlebih dahulu. Kegiatan mengolah data meliputi :
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali data yang diperoleh
atau dikumpulkan. Editing dilakukan di tempat pengumpulan data, sehingga
apabila terdapat ketidaksesuaian dan kekurangan pada pengisian data dapat
dilengkapi segera.
b. Coding
Setelah lembar observasi di edit atau disunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean. Yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
angka atau bilangan.
1) Kode untuk Responden
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
Responden 3 = R3
Dan seterusnya...
2) Sebelum dilakukan perlakuan :
Tidak Nyeri skor 0 Kode A
Nyeri ringan skor 1-3 Kode B
Nyeri Sedang skor 4-6 Kode C
Nyeri Berat skor 7-9 Kode D
Nyeri Sangat Berat skor 10 Kode E
3) Sesudah dilakukan perlakuan :
Tidak Nyeri skor 0 Kode A1
Nyeri ringan skor 1-3 Kode B1
Nyeri Sedang skor 4-6 Kode C1
Nyeri Berat skor 7-9 Kode D1
Nyeri Sangat Berat skor 10 Kode E1
c. Skoring
Skoring adalah melakukan pemberian skor pada hasil lembar observasi,
Untuk skoring intensitas nyeri adalah sebagai berikut :
Tidak Nyeri skor 0
Nyeri ringan skor 1-3
Nyeri Sedang skor 4-6
Nyeri Berat skor 7-9
Nyeri Sangat Berat skor 10
32

d. Tabulasi
Proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan cara membuat tabel
yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis.
e. Data Entry
Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk angka
dimasukkan ke dalam komputer.

3.9.2 Teknik Analisis Data


Analisa data penelitian ini melalui prosedur bertahap yaitu :
a. Analisis Univariate
Dalam penelitian ini analisis Univariate bertujuan untuk mengetahui
distribusi frekuensi responden dilihat dari skala nyeri dan intensitas perubahan
nyeri dismenorea primer sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

b. Analisis Bivariate
Digunakan untuk melihat pengaruh antara dua variabel yaitu dependent
dan variabel independent. Untuk membuktikan adanya pengaruh antar dua
variabel yang berskala data ordinal, dilakukan dengan uji statistik Wilcoxon Match
Pairs Test. Rumus z dalam pengujiannya :

T - µT
z=
σT

n(n+1)
1µ =Faktor kejiwaan atau
T
gangguan psikisMalaise
4
2 Fatigue
3 Nausea dan Vomiting
48 Diare n(n+1)(2n+1)
Faktor kejiwaan atau
5σT =Nyeri punggung bawah
gangguan psikisMalaise
69 Sakit kepala24
Fatigue
T : Jumlah jenjang/ranking 710 Vertigo
yang terkecil
Nausea dan Vomiting
n : Jumlah sampel 1.
11
15 Diare
Faktor kejiwaan atau
z : Nilai distribusi normal baku
2. (tabel
Kelainan z)organik
pada taraf kesalahan tertentu
12 Nyeri
Tabel Harga-harga kritis z dalamgangguan punggung bawah
observasipsikisMalaise
distribusi normal
13
16 Sakit
Fatiguekepala
Hasil dari z selanjutnya akan 14
17 Vertigo
dibandingkan dengan z tabel nilai kritis dengan
Nausea dan Vomiting
signifikasi 0,05.
18 3.
Diare
1. Jika z hitung ≥ z tabel, maka 4. H 1 diterima,
Kelainan artinya ada perbedaan pemberian
organik
terapi nafas dalam dan 19 Nyeri
kompres punggung bawah perubahan intensitas nyeri
hangat terhadap
dismenorea primer. 20 Sakit kepala
21 Vertigo
5.
6. Kelainan organik
33

2. Jika z hitung < z tabel, maka H0 diterima, artinya tidak ada perbedaan
pemberian terapi nafas dalam dan kompres hangat terhadap perubahan
intensitas nyeri dismenorea primer.

Setelah melalui uji statistik menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test,


kemudian penelitian mengunakan uji statistik Mann-Whitney U-Test untuk
menguji hipotesa.

Dan

Keterangan :
na = jumlah sampel 1
nb = jumlah sampel 2
Ua = jumlah peringkat 1
Ub = jumlah peringkat 2
Ra = jumlah rangking pada sampel na
Rb = jumlah rangking pada sampel nb
Tabel harga-harga kritis man-whitney u test (Lampiran 13)

Dari hasil perhitungan, menggunakan hasil U hitung yang terkecil untuk


dibandingkan dengan U tabel.
Hasil :
a. Jika U hitung ≤ U tabel, maka H1 diterima.
b. Jika U hitung > U tabel, maka H0 diterima.
(Sugiyono, 2015)

3.10Penyajian Hasil
Dalam penelitian ini peneliti menyajikan hasil penelitian dalam bentuk
tabel yang ditampilkan dalam bentuk angka yang disusun dalam kolom dan baris.

Tabel 3.3 Data Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Sebelum


dan Sesudah Pemberian Teknik Nafas Dalam
Kode Tanggal Mulai Intensitas Nyeri Dismenorea Primer Ket
No Usia
Responden Menstruasi Sebelum Kategori Setelah Kategori
34

Tabel 3.4 Data Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Sebelum


dan Sesudah Pemberian Kompres Hangat
Kode Tanggal Mulai Intensitas Nyeri Dismenorea Primer Ket
No Usia
Responden Menstruasi Sebelum Kategori Setelah Kategori

Tabel 3.5 Tabel Penolong Untuk Test Wilcoxon Match Pairs

Beda Tanda Jenjang


No XA1 XB1 Urutkan Beri Rank
XB1 – XA1 Jenjang + -
1
2
3
Jumlah T=

Keterangan :
XA1 : Hasil observasi sebelum dilakukan perlakuan
XB1 : Hasil observasi sesudah dilakukan perlakuan
Beda : XB1 – XA1
Jenjang : diperoleh nilai beda (XB1 – XA1) diurutkan dari yang
terendah sampai yang tertinggi, kemudian dari atas diberi
angka yang menunjukkan jenjang mulai dari angka 1
dilanjutkan 2,3 dan seterusnya sampai semua obyek
mempunyai jenjang nilai. Terhadap nilai yang mempunyai
jenjang nilainya yang diberikan jenjang yang sama pula,
yaitu dengan membagi bilangan nilai jenjang secara adil
kepada semua pemilik nilai yang sama.
Tanda Jenjang : Nilai dimasukkan kolom sesuai dengan tanda negatif dan
positif dari kolom beda (XB1 – XA1)
T Hitung : Harga jumlah yang terkecil di antara tanda jenjang (+) dan
(-)
T Tabel : diperoleh dari tabel Wilcoxon

Tabel 3.6 Tabel Penolong untuk Pengujian dengan U-Test


Kel I Skor Nyeri Peringkat Kel II Skor Nyeri Peringkat
1 1
2 2
R1 = R2 =

3.11Etika Penelitian
Penelitian ini menggunakan obyek manusia, untuk itu diperlukan suatu
inform consent dari mahasiswa yang dijadikan responden. Dalam hal ini hak
35

responden harus dilindungi. Peneliti melakukan penelitian dengan menekan


masalah etik yang meliputi :

3.11.1 Lembar Persetujuan menjadi Responden (Inform Consent)


Lembar persetujuan diberikan kepada mahaisiswa yang menjadi responden
dengan tujuan supaya mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika responden
bersedia diteliti harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika tidak
bersedia diteliti maka peneliti harus tetap mengahargai hak responden.

3.11.2 Tanpa Nama (anonymity)


Nama mahasiswa yang menjadi responden tidak perlu dicantumkan dalam
lembar kuisioner, penulis cukup menuliskan nomer kode pada masing-masing
lembar pengumpulan data.

3.11.3 Kerahasiaan (confidentially)


Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden akan dijaga
kerahasiaanya oleh peneliti.

3.11.4 Menjaga Hak Privasi Responden (Privacy)


Pada sebuah penelitian, posisi peneliti dalam etika penelitian lebih rendah.
Dibandingkan dengan responden. Oleh sebab itu dalam melakukan observasi atau
memperoleh informasi dari responden harus menjaga privasi mereka. Untuk itu
peneliti harus menyesuaikan diri dengan mahasiswa tentang waktu dan tempat
dilakukannya observasi, sehingga responden tidak merasa diganggu privasinya.

Anda mungkin juga menyukai