Anda di halaman 1dari 5

STROKE NON HEMORAGIK SINDROM GUILLAIN BARRE (GBS)

Definisi : Definisi :
Kumpulan gejala defisit neurologis akibat gangguan fungsi otak akut Suatu penyakit dimana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang
baik fokal maupun global yang mendadak, disebabkan oleh sistem saraf tepi dan menyebabkan kelemahan otot,apabila parah
berkurangnya atau hilangnya aliran darah pada parenkim otak, retina dapat mengakibatkan kelumpuhan, bahkan otot-otot pernapasan.
atau medulla spinalis, yang dapat disebabkan oleh penyumbatan
pembuluh darah arteri maupun vena, yang dibuktikan dengan Diagnosis :
pemeriksaan imaging dan/atau patologi. Memenuhi kriteria anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
neurofisiologi dan lumbal pungsi.
Diagnosis :
Terdapat gejala defisit neurologis global atau salah satu/beberapa a. Anamnesis
deficit neurologis fokal yang terjadi mendadak dengan bukti • Kelemahan ascenden dan simetris
gambaran neuroimaging (CT-Scan atau MRI) • Anggota gerak bawah dulu baru menjalar ke atas
CT-Scan / MRI: gambaran hipodens / hipointens • Kelemahan akut dan progresif yang ditandai arefleksia
• Puncak defisit 4 minggu
Tatalaksana : • Pemulihan 2-4 minggu pasca onset
a. Tatalaksana Umum : • Gangguan sensorik pada umumnya ringan
• Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan • Gangguan otonom dapat terjadi
• Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid) • Gangguan saraf kranial
• Pengendalian tekanan intrakranial (manitol jika diperlukan) • Gangguan otot-otot nafas
• Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
• Analgetik dan antipiterik, jika diperlukan b. Pemeriksaan Fisik
• Gastroprotektor, jika diperlukan • Kelemahan saraf cranial (III, IV, VI, VII, IX, X)
• Manajemen nutrisi • Kelemahan anggota gerak yang cenderung simetris dan asendens
• Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau LMWH • Hiporefleksia atau arefleksia
• Tidak ada klonus atau refleks patologis
b. Tatalaksana Spesifik
• Trombolisis intravena : alteplase dosis 0.6-0.9 mg/kgBB, c. Lumbal Pungsi
pada stroke iskemik onset <6 jam Ciri-ciri kelainan cairan cerebrospinal yang kuat menyokong
• Terapi endovascular : trombektomi mekanik, diagnosa :
pada stroke iskemik dengan oklusi karotis interna atau pembuluh  Protein CSS. Meningkat setelah gejala 1 minggu atau terjadi
darah intrakranial, onset <8jam peningkatan ada LP parsial.
• Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor, Calcium  Jumlah Sel CSS < 10 MN/mm3.
Antagonist, Beta blocker, Diuretik)  Tidak ada peningkatan protein CSS setelah 1 minggu gejala.
• Manajemen gula darah (insulin, anti diabetik oral)  Jumlah Sel CSS : 11 – 50 MN/mm3.
• Pencegahan stroke sekunder (antiplatelet : aspirin,
clopidogrel, cilostazol Konsentrasi protein yang normal pada CSS tidak menyingkirkan
atau antikoagulan : warfarin, dabigatran, rivaroxaban) diagnosis GBS, karena hasil analisa CSS yang normal ditemukan
• Neroprotektor (citicholin, piracetam, pentoxyfiline, pada 10% penderita.
DLBS 1033)
• Perawatan di Unit Stroke Tatalaksana :
• Neurorestorasi / Neurorehabilitasi • Pemberian IVIG 0,4 gram/ kg BB/ hari selama 5 hari atau plasma
exchange digunakan sebagai lini pertama pengobatan (Level A)
c. Tindakan Intervensi/Operatif • Pemberian IVIG memiliki efek samping yang lebih sedikit,
• Carotid Endartersctomy (CEA), sesuai indikasi sehingga lebih banyak dipilih (Level B)
• Carotid Artery Stenting (CAS), sesuai indikasi • Kombinasi methylprednisolone dosis tinggi dan IVIG memiliki
• Stenting pembuluh darah intracranial, sesuai indikasi manfaat singkat (Level C)
• Pada anak-anak pemberian IVIG lebih direkomendasikan (Level C)
• Pemberian IVIG pada kasus yang relaps tetap harus
dipertimbangkan (GPP/Good Practice Point)
• Tindakan rehabilitasi disesuaikan dengan derajat kelemahan dan
disabilitas pasien.
TUMOR OTAK

Definisi :
Sekelompok tumor yang timbul dalam sistem saraf pusat
baik primer maupun metastasis.
Tumor Otak Primer : berasal dari sel-sel otak/SSP
Tumor Otak Sekunder: berasal dari metastasis organ lain

Diagnosis :
Memenuhi kriteria anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
imaging.
a. Anamnesis
• Sakit kepala yang memburuk terutama di malam hari
• Mual dan muntah bersamaan dengan sakit kepala yang
memberat
• Penurunan kesadaran
• Paresis saraf-saraf kranialis
• Perubahan mood, memori, atau kemampuan untuk
berkonsentrasi
• Gangguan fungsi kognitif dan memori
• Kejang
• Kelemahan dan/atau rasa baal, tingling pada ekstremitas.

b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan neurologis, funduskopi, fungsi luhur (MMSE dan
Moca-Ina), neurooftalmologi.

c. Pemeriksaan Imaging.
• CT scan: untuk melihat adanya tumor pada langkah awal
penegakkan diagnosis dan sangat baik untuk melihat
kalsifikasi, lesi erosi/destruksi pada tulang tengkorak.
• MRI: untuk melihat gambaran jaringan lunak dengan lebih
jelas dan sangat baik untuk tumor infratentorial, namun
mempunyai keterbatasan dalam menilai kalsifikasi.

Tatalaksana :
• Glukokortikoid oral/injeksi sesuai indikasi
• Reseksi tumor
• Anti konvulsan jika kejang: obat anti epilepsi yang tidak
menginduksi sitokrom p450, seperti: asam valproat,
levetiracetam, topiramat.
• Radioterapi: lokal atau whole brain radiotherapy, sesuai
indikasi.
• Stereotaxic radiotherapy/surgery sesuai indikasi.
• Kemoterapi intratekal pada limfoma primer dan sekunder,
serta keganasan darah sekunder lainya.
• Kemoterapi sistemik (baik utk glioma maupun PCNSL)
• Kemotrapi oral dan targeted therapy pada glioma high grade.
• Terapi paliatif utuk nyeri dan kejang
• Homecare
• Tindakan operatif :
Pembedahan dilakukan pada tumor jinak (tumor ganas
dilakukan juga bila dgn assessment awal secara multi displn
tumornya secara lokasi, feasible utk dilakukan reseksi
maksimal bahkan total)

Anda mungkin juga menyukai