PENDAHULUAN
1
hayat. Keluarga merupakan sebuah lembaga awal dalam kehidupan seorang anak, karena
keluarga mempunyai waktu yang lebih lama dibandingkan dengan lembaga yang lainnya.
Tentu saja keluarga mempunyai peran yang besar dalam proses perkembangan anak.
Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan tri pusat pendidikan namun keluarga yang
memberikan pengaruh pertama kali terhadap anak. Keluarga merupakan pusat pendidikan
yang paling penting karena keluarga adalah lembaga yang paling berpengaruh
dibandingkan lembaga yang lain (Santhut, 1998: 16). Kondisi keluarga sekarang ini,
banyak anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dan bimbingan dari orang tuanya.
Mereka adalah anak-anak yang berasal dari keluarga yang sudah tidak mendukung,
misalnya anak dari keluarga broken home, anak yatim, anak piatu, serta anak yatim piatu
yang terlantar. Anak yang kurang mendapatkan perhatian serta kasih sayang dari orang
tuanya akan berpengaruh terhadap perkembangan dan kepribadiannya. Dalam kondisi
yang seperti ini seorang anak perlu mendapatkan perlindungan, pembinaan, perhatian,
serta kasih sayang dari orang tua secara maksimal demi masa depan anak. Anak lahir
dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam sebuah keluarga. Orang tua bertugas
sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara, dan sebagai pendidik terhadap anak-
anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi manusia yang
pandai dan cerdas.
Perkembangan dan kepribadian seorang anak dari keluarga yang harmonis akan
berbeda dengan keluarga broken home. Pada keluarga broken home, perkembangan anak
kebanyakan cenderung menyimpang, labil dan mudah terpengaruh oleh lingkungan. Hal
tersebut terjadi karena kasih sayang dan perhatian yang diberikan kepada anak dari orang
tua tidak bisa maksimal. Orang tua cenderung mementingkan kepentingannya mereka
sendiri daripada memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak. Kekacauan sebuah
keluarga akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Pendidikan dalam
keluarga yang baik dan benar, akan sangat berpengaruh pada perkembangan anak, baik
dari segi mental, sikap, dan kepribadian anak. Orang tua dalam menjalani kehidupan
sehari-hari harus bisa memberikan contoh yang baik, karena seorang anak mudah
mencontoh sikap ataupun perkataan yang dilakukan oleh orang yang ada disekitarnya.
Anak akan berkembang dengan baik, ketika orang tua dalam mendidik itu dengan cara
yang baik dan benar. Perhatian serta kasih sayang orang tua harus diberikan kepada anak
2
secara maksimal, meskipun sudah berada dalam keluarga broken home. Orang tua
mempunyai tanggung jawab untuk mengasuh anak agar anak tersebut bisa berkembang
dengan baik. Kebutuhan yang diberikan oleh orang tua melalui pola asuh akan
memberikan kesempatan pada anak untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah sebagian
dari orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan, yang
berlanjut sepanjang rentang hidup. Kebanyakan perkembangan melibatkan pertumbuhan,
meskipun juga melibatkan penuaan. Perkembangan meliputi tiga aspek, yaitu fisik,
mental-psikologi, dan sosial. Perkembangan fisik dapat dilihat melalui pertumbuhan
tulang, otot-otot, sistem syaraf serta organ-organ tubuh. Perkembangan mental psikologis
mencakup pertumbuhan mental yang berkesinambungan yang dapat dilihat melalui
peningkatan kemampuan untuk memecahkan masalah, serta kemampuan untuk
menghasilkan ide-ide. Pertumbuhan kemampuan sosial juga bersifat berkesinambungan
sampai seseorang mampu beradaptasi dengan lingkungan, atau mampu menyesuaikan diri
dengan kebutuhan serta tuntutan lingkungan sosial di sekitarnya (Santrock, 2011: 17).
Dengan adanya tiga aspek tersebut, orang tua harus bisa mengontrol anaknya, agar
anaknya bisa berkembang dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut :
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan keluarga ?
1.2.2. Apa saja tujuan keperawatan keluaga?
1.2.3. Apa ciri - ciri keluarga?
1.2.4. Bagaimana struktur keluarga?
1.2.5. Bagaimana fungsi keluarga ?
1.2.6. Bagaimana tugas keluarga dalam bidang kesehatan?
1.3. Tujuan
3
1.3.3. Untuk mengetahui ciri-ciri keluarga.
1.4. Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoretis, makalah ini diharapkan mampu menjadi referensi atau masukan terhadap
pembelajaran keperawatan keluarga untuk lebih memahami bagaimana konsep dasar
keluarga
1.5. Metode
Penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan menggunakan data –
data yang diperoleh dari buku – buku referensi di perpustakaan dan artikel dari media
internet.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
5. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga.
6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
7. Mempunyai ikatan emosional
8. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
9. Menciptakan dan mempertahankan suatu budaya tertentu.
6
2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
3. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) dan perhitungan
garis keturunan.
4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota
keluarganya yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.
5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.
7
Terdapat 3 macam tipe pemegang kekuasaan dalam suatu keluarga, yaitu :
1. Patriakal : yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak
ayah.
2. Matriakal : yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak
ibu.
3. Equalitarian : yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
Fungsi Keluarga menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1992 jo PP No. 21 Tahun 1994.
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a) FUNGSI KEAGAMAAN
8
Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota
keluarga.
Menerjemahkan agama dalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada seluruh anggota
keluarga. Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengamalan ajaran
agama.
Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang kurang
diperolehnya disekolah atau dimasyarakat.
Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai pondasi menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera.
b) FUNGSI BUDAYA
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan
budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan.
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya
asing yang tidak sesuai.
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari pemecahan
masalah dari berbagai pengaruh negative globalisasi dunia.
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berperilaku baik
sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi.
Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya masyarakat
atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera.
c) FUNGSI CINTA KASIH
Menumbuhkembangkan potensi kasih saying yang telah ada antar anggota keluarga
kedalam symbol-simbol nyata secara optimal dan terus menerus.
Membina sikap dan tingkah laku saling menyayangi antar anggota keluarga.
Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima
kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
d) FUNGSI PERLINDUNGAN
Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul
dari dalam maupun dari luar keluarga.
Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan
tantangan yang datang dari luar.
9
Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera.
e) FUNGSI REPRODUKSI
Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat, baik bagi
anggota keluarga maupun bagi keluarga disekitarnya.
Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia,
pendewasaan fisik maupun mental.
Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu
melahirkan, jarak antara 2 anak, dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga.
Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai odal yang kondusif menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera.
f) FUNGSI SOSIALISASI
Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana
pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama.
Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai tempat bagi
anak untuk dapat mencari pemecahan atau solusi dari berbagai konflik dan permasalahan
yang dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang diperlukan untuk
meningkatkan kematangan dan kedewasaan baik fisik maupun mental yang tidak/kurang
diberikan oleh lingkungan sekolah ataupun masyarakat.
g) FUNGSI EKONOMI
Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam lingkungan keluarga dalam
rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.
Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan
antara pemasukan dan pengeluaran keluarga. Mengatur waktu sehingga kegiatan orang
tua diluar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi,
selaras dan seimbang.
Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
h) FUNGSI PELESTARIAN LINGKUNGAN
10
Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan internal keluarga.
Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan diluar atau disekitar
keluarga.
Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi, selaras dan
seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat di sekitarnya.
Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai pola hidup
keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
Fungsi Pokok Keluarga menurut Effendy (1998)
Terdapat 3 Fungsi Pokok Keluarga terhadap anggota keluarganya yaitu :
a. ASIH Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuai dengan usia dan kebutuhannya.
b. ASUH Memenuhi kebutuhan akan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga mampu menjadikan mereka anakanak
yang sehat, baik fisik maupun mental, social dan spiritual.
c. ASAH Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
11
2.7. TIPE/BENTUK KELUARGA
Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka ragam, tergantung pada
konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan, namun secara umum pembagian
Tipe Keluarga dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Pengelompokan secara Tradisional dan Secara Non Tradisional.
Tipe Keluarga dapat dikelompokkan dalam 2 macam, yaitu :
a. Nuclear Family (Keluarga Inti) Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Extended Family (Keluarga Besar) Adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek,
paman, bibi dsb.
Pengelompokan secara Modern Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran
individu dan meningkatnya rasa individualism, maka tipe keluarga Modern dapat
dikelompokkan menjadi beberapa macam, diantaranya :
1. Tradisional Nuclear Adalah : Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal
dalam satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2. Niddle Age/Aging Couple Adalah : suatu keluarga dimana suami sebagai pencari
uang dan istri di rmah atau kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak
sudah meninggalkan rumah karena sekolah/menikah/meniti karier.
3. Dyadic Nuclear Adalah : suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan
tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar umah.
4. Single Parent Adalah : keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai
akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di
rumah atau di luar rumah.
5. Dual Carrier Adalah : Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang
karier dan tanpa memiliki anak.
6. Three Generation Adalah : keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang
tinggal dalam satu rumah.
12
7. Comunal Adalah : keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan
suamiistri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan bersama-sama
dalam penyediaan fasilitas.
8. Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation Adalah : keluarga dengan dua
orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan.
9. Composite /Keluarga Berkomposisi Adalah : sebuah keluarga dengan perkawinan
poligami dan hidup/tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah.
10. Gay and Lesbian Family Adalah : keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang
berjenis kelamin sama. Gambaran tentang Tipe/Bentuk keluarga tersebut
menunjukkan banyaknya jenis/tipe keluarga yang ada disekitar kita, dan hal ini
mengharuskan kepada para profesionalis khusunya dalam bidang kesehatan untuk
dapat memahami konteksnya masing-masing dan lebih bersifat toleren dan
sensitive terhadap perbedaan gaya hidup dalam memberikan pelayanan.
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan.
Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keluarga sebagai tempat pendidikan utama dan tempat membina hubungan interpersonal dengan
lingkungan. Keluarga merupakan titik sentral pelayanan kesehatan kepada keluarga. Sekaligus
dua kegiatan telah dilakukan yaitu memberi pelayanan pada individu dan masyarakat.
3.2 Saran
Agar pelayanan kesehatan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti
dan memahami konsep dasar keluarga
14
DAFTAR PUSTAKA
Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, oleh : Setiadi, Cetakan pertama Tahun 2008 ;
Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, oleh : Nasrul Effendi, Edisi kedua, Tahun
1998 ; Penerbit EGC, Jakarta.
Murwani. S.Kep, Ns. Arita. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Fitramaya.
Yogyakarta.
15