Disusun oleh :
P1337420418086
Dalam istilah kesehatan nasional kita harus mengenal istilah SKN Sistem Kesehatan Nasional
Pengertian dari SKN (Sistem Kesehatan Nasional)
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.
Sistem Kesehatan Nasional perlu dilaksanakan dalam konteks Pembangunan Kesehatan secara
keseluruhan dengan mempertimbangkan determinan sosial, seperti: kondisi kehidupan sehari-
hari, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi kewenangan, keamanan, sumber daya,
kesadaran masyarakat, dan kemampuan tenaga kesehatan mengatasi masalah tersebut.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan
kesehatan dasar yang meliputi:
1. Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata,
2. Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat,
3. Kebijakan pembangunan kesehatan, dan
4. Kepemimpinan. SKN juga disusun dengan memperhatikan inovasi/terobosan dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan secara luas, termasuk penguatan sistem
rujukan.
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya apabila terjadi
Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar pelaku, antar subsistem
SKN, maupun dengan sistem serta subsistem lain di luar SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem
atau seluruh sektor terkait, seperti pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu
berperan bersama dengan sektor kesehatan untuk mencapai tujuan nasional
in Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka kejadian penyakit dan
berbagai indikator lainnya.
b. Pelayanan Kesehatan
c. Pembiayaan Kesehatan
Pembangunan Kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidu p sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setingi-
tingginya dapat terwujud, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan kesehatan tersebut perlu ditingkatkan
akselerasi dan mutunya dengan melandaskan pada pemikiran dasar pembangunan kesehatan
sebagai makna dari paradigma sehat dan dengan menguatkan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan tersebut.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui pengelolaan pembangunan
kesehatan yang disusun dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Komponen pengelolaan
kesehatan tersebut dikelompokan dalam (i) upaya kesehatan; (ii) penelitian dan
pengembangan kesehatan; (iii) pembiayaan kesehatan; (iv) sumber daya manusia kesehatan; (v)
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan; (vi) manajemen, informasi, dan regulasi
kesehatan; dan (vii) pemberdayaan masyarakat.
Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien diperlukan Informasi
Kesehatan. Informasi Kesehatan digunakan sebagai masukan pengambilan keputusan dalam
setiap proses manajemen kesehatan baik manajemen pelayanan kesehatan, manajemen
institusi kesehatan, maupun manajemen program pembangunan kesehatan atau manajemen
wilayah. Di samping itu, dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Pemerintah
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap Informasi
Kesehatan.
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merupakan kondisi positif yang akan
sangat mendukung berkembangnya Sistem Informasi Kesehatan. Oleh karenanya, implementasi
teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan
menjadi solusi paling bijak yang harus diambil. Meskipun disadari bahwa sistem informasi tidak
identik dengan komputerisasi, namun perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
dewasa ini sangat signifikan memberi kontribusi bagi implementasi sistem informasi secara
lebih profesional. Implementasi teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan
Sistem Informasi Kesehatan dapat (1) meningkatkan kualitas dan kecepatan proses kerja
terutama di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan (2) mengoptimalkan aliran data sehingga
meningkatkan ketersediaan dan kualitas Data dan Informasi Kesehatan dan yang terkait.
Lebih dari itu, dewasa ini implementasi teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya
sebatas penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan tetapi telah diintegrasikan dalam
pelayanan kesehatan yang lebih luas. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi bahkan
telah sampai pada tingkatan mentransformasi pelayanan kesehatan. Meskipun dibatasi oleh
jarak dan waktu, pelayanan kesehatan pun bisa memungkinkan untuk tetap diberikan.
Tenaga kesehatan yang berada di daerah terpencil dapat berkonsultasi untuk memperoleh
pendapat ahli mengenai keputusan diagnostik, terapi, maupun tindakan lebih lanjut kepada
tenaga ahli lain dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang handal.
Komunikasi tidak hanya melalui suara, tetapi juga dapat mengirimkan gambar digital, rekaman
suara sampai dengan multimedia. Di era jejaring global dari sistem teknologi informasi sejak
tahun 1990-an, organisasi-organisasi kesehatan sudah dihubungkan dengan jaringan sistem
teknologi informasi secara global dengan teknologi telekomunikasi melalui internet.
Implementasi teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan sebagaimana diuraikan
di atas disebut eHealth.
eHealth merupakan suatu inisiatif pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pelayanan dan informasi kesehatan, utamanya untuk meningkatan kualitas pelayanan kesehatan
dan meningkatkan proses kerja yang efektif dan efisien. Dalam hal implementasi Sistem
Informasi Kesehatan secara elektronik, eHealth merupakan superset atau suprasistem dari
Sistem Informasi Kesehatan yang diselenggarakan secara elektronik.
Dalam rangka menjamin ketersediaan, kualitas, dan akses terhadap Informasi Kesehatan yang
bernilai pengetahuan, dan mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan yang
berdaya guna dan berhasil guna, serta dapat menertibkan dan menyinkronkan penyelenggaraan
Sistem Informasi Kesehatan yang selama ini belum terintegrasi, diperlukan penguatan Sistem
Informasi Kesehatan, lintas program, dan urusan secara berjenjang di pusat dan daerah serta
yang didukung dengan peraturan perundang-undangan.
3. SIMRS
(Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)
-DEFINISI
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) merupakan kewajiban yang harus
dimiliki oleh sebuah rumah sakit di Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang No 44 tahun
2009 tentang rumah sakit pasal 7 ayat (1) berbunyi “ Rumah sakit harus memenuhi
persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian dan peralatan.”
Dijabarkan kemudian pada pasal 11 ayat (1) mengenai prasarana rumah sakit, yang
dimaksud prasarana pada pasal 7 ayat (1) salah satunya adalah sistem informasi dan
komunikasi. Diperkuat kemudian dengan Pasal 52 ayat (1) bahwasanya setiap rumah sakit
wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah
sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit.
Peraturan lanjutan mengenai SIM RS ini adalah Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No 82
Tahun 2013 tentang sistem informasi manajemen rumah sakit. Pada pasal 3 ayat (1)
disebutkan bahwa setiap rumah sakit wajib menyelenggarakan SIMRS. Pada ayat (2)
disebutkan bahwa SIM RS dapat menggunakan aplikasi kode sumber terbuka (open-source)
yang dibuat Kementrian Kesehatan atau aplikasi yang dibuat sendiri oleh rumah sakit.
Sebelum menginjak lebih jauh tentang SIM RS ada baiknya perlu dipahami terlebih dahulu
mengenai definisi SIM RS. Menurut PMK No 82 Tahun 2013, SIM RS adalah suatu sistem
teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses
pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat. Di luar definisi tersebut,
SIM RS diharapkan dapat menjadikan rumah sakit lebih cepat dan efisien dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. SIM RS saat ini, menjadi solusi
satu-satunya bagi rumah sakit untuk menjawab permasalahan rumah sakit yang semakin
kompleks.
Salah satu faktor keberhasilan implementasi SIM RS adalah pemilihan SIM RS yang akan
dipergunakan. Hal ini penting untuk dipahami oleh manajer rumah sakit karena pemilihan
SIM RS membawa konsekuensi yang nantinya akan dihadapi. Hal ini mengingat dalam
implementasi SIM-RS sangat besar risiko kegagalannya. SIM RS yang baik haruslah dapat
menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan rumah sakit yang semakin kompleks
-MANFAAT
Beberapa manfaat yang paling penting dalam penerapan SIMRS di Rumah Sakit dijelaskan
sebagai berikut:
a. SIMRS memberikan kemudahan dalam pengelolaan dan pengamanan data pasien serta
informasi bisnis dalam Rumah Sakit
b. SIMRS dapat membantu meningkatkan pelayanan kesehatan melalui
ketersediaan data pasien yang lengkap, berkualitas serta cara penyediaan data yang cepat
dan efektif.
c. SIMRS dapat membantu melakukan efisiensi bisnis maupun pelayanan. Contohnya
adalah dalam melakukan pencegahan duplikasi data, pengulangan, dan kehilangan data.
d. SIMRS mhn lengkap
e. SIMRS sebagai sebuah produk yang mengelola seluruh informasi dalam Rumah Sakit
sehingga dapat membantu melakukan evaluasi performa dan meningkat fungsinya sendiri
f. SIMRS membantu manajemen dalam melihat tantangan pelayanan Rumah Sakit
G. GIMRS membantu pasien dalam memahami prosedur dan standar pelayanan secara
informasi maupun animasi.
Spesifikasi teknis:
•OS Windows
•Database MySQL
Spesifikasi teknis:
•OS (Linux/Windows)
•Database MySQL
Fitur Unggulan
-Tata tampilan gambar view tab yang menarik ( berbasis GUI / Graphical User
Interface) dan user friendly
-Fasilitas untuk mencari data pasien, dengan fasilitas ini registrasi pasien bisa
dilakukandengan cepat, kurang dari 1 menit.
-Fasilitas view dan cetak rekam medik pasien
Detil Riwayat Pasien Simpus
-Diagnosa (dx) penyakit sudah menggunakan ICD X
-Fasilitas warning untuk alergi
-Modul Kepegawaian
Digital Sense telah menjalin kerjasama dengan beberapa Dinas Kesehatan dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan SIMPUS, yaitu: