Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu
kebijakan upaya pelayanan kesahatan di Rumah Sakit.
2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk memdapatkan
informas tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan
penyakitnya.
3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerjayang aman,bersih
dan sehat.
4. Sebagian besar rumah sakit kurang manggalang kemitraan untuk meningkatkan
upaya pelayanan yang bersifat preventif dan promotif.
Dasar hukum
d. Pasal 11
e. Pasal 17
f. Pasal 18
g. Pasal 47
h. Pasal 55
i. Pasal 62
sehat.
j. Pasal 115
k. Pasal 168
kesehatan
a. Pasal 1
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayana rawat inap, rawat jalan,
dan gawat
darurat.
b. Pasal 4
Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas ruang , butir m) ruang penyuluhan
kesehatan
d. Pasal 29
e. Pasal 32
dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class Hospital).
Rumah Sakit.
BAB II
Rumah Sakit Medika Gria didirikan pada tahun 1990, oleh I. Bambang Sumatri.
Pada awal
pembangunan, bangunan rumah sakit terdiri dari 2 lantai, berdiri pada tanah seluas
3.452,4 m2
terletak
di Jln. Danau Sunter Utara, Nirwana Sunter Asri. Pada tanggal 18 Desember 1991,
rumah sakit mulai
7.868 m2
. Seluruh proses pengembangan ini dapat diselesaikan pada tahun 2003. Untuk
melengkapi
pelayanan kesehatan, pada tahun yang sama tepatnya tanggal 8 Agustus, Rumah
Sakit Medika Gria
menjadi rumah sakit pusat laktasi dan diresmikan oleh Menteri Kesehatan Bapak dr.
Achmad Sujudi,
MPH. Tujuan utama adalah agar bayi-bayi yang baru lahir di Rumah Sakit Media
Gria memiliki
sistem kekebalan tubuh yang prima serta dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik yaitu dengan
Sebagai wujud nyata dari cinta kasih yang mendalam, pada awal tahun 2005 klinik
Medika
Gria yang terletak di Sunter Permai Raya yeng bernama KITTY MEDIKA GRIA
menjadi pusat
Selain sebagai rumah sakit laktasi, pada tahun 2001 Rumah Sakit Medika Gria telah
klinik ini adalah untuk memberikan pelayanan bagi pasien-pasien gagal ginjal
dengan biaya yang
fisik bangunan rumah sakit. Sampai sekarang ini luas bangunan rumah sakit telah
meningkat menjadi
13.802 m2
sendirinya menambah kapasitas tempat tidur yang menjadi 200 tempat tidur. Selain
bangunan rumah
canggih.
Selain pengembangan fisik bangunan rumah sakit, Rumah Sakit Medika Gria juga
melakukan
pengembangan non fisik yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan mutu
pelayanan rumah
Indonesia dan Rumah Sakit Medika Gria. Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk
meningkatkan
kemampuan mutu pelayanan medik serta mewujudkan Rumah Sakit Medika Gria
sebagai rumah sakit
pendidikan dengan menyediakan lahan bagi staf pengajar FKUI untuk berkaya.
Kerja sama ini akan
Pada tanggal 1 maret 2007 nama Rumah Sakit Medika Gria berubah menjadi Royal
Progress
Hospital berubah menjadi Rumah Sakit Royal Progress sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan
Rumah Sakit Royal Progress merupakan rumah sakit umum dengan kapasitas 188
tempat
pelayanan kesehatan paripurna dengan motto melayani dengan penuh cinta kasih.
Dalam mengemban fungsi tersebut di atas, Royal progress mempunyai tugas pokok
berupa :
mencerdaskan bangsa.
BAB III
kepuasan pelanggan.
4. Nilai : Tuntunan dan pandangan umum orang yang bekerja di Royal Progress.
PRO : Proaktif dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan Royal Progress
S : Saling menguntungkan
Tujuan : GOAL
komitmen yang kuat terhadap organisasi melalui upaya pendidikan dan pelatihan,
serta upaya
BAB IV
Struktur organisasi Royal Progress efektif berlaku sejak 16 Juni 2010. Organisasi
Royal
Progress dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari Direktur Pelayanan, Direktur Umum
dan Keuangan,
Korporasi.
Para Manajer dapat dibantu oleh asisten Manajer. Sedangkan unsur ini adalah Unit,
yang
Direksi wajib membuat rencana jangka panjang berupa Rencana Strategis 5 tahun
yang
membuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam 5 tahun. Renstra
sekurang-kurangnya
memuat :
Renstra disahkan oleh Ketua Divisi. Royal Progress dipimpin oleh seorang direktur
utama rumah
sakit yang dibantu oleh direktur pelayanan dan direktur bagian umum dan keuangan.
Struktur
organisasi Rumah Sakit Royal Progress dan kedudukan Unit Pendidikan Kesehatan
rumah sakit
BAB V
(PKRS)
Latar Belakang
sehat bagi setiap orang agar penignktan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat
khusus pada penduduk rentan, anatar lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan
keluarga miskin.
Pengertian PKRS
Promosi kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan
kemampuan
Visi
Oleh karena itu Kementeriaan Kesehatan menetapkan visi yaitu “ Masyarakat Sehat
yang mandiri dan
Berkeadilan”.
pasien.
Misi
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang termasuk dalam subsistem Upaya
Kesahatan.
Rumah Sakit tidak boleh dipandang sebagai suatu entitasyang terpisah dan berdiri
sendiri dalam
penyediaan fasilitas rujukan dan mekanisme bantuan. Menurut WHO, “ Rumah sakit
harus
Indonesia sangat diperlukan mengingat masih banyaknya rumah sakit yang hanya
menekankan
pelayanannya kepda aspek kuratif dan rehabilitatif saja. Padahalkeadaan ini
menyebabkan rumah sakti
menjadi sarana kesehatanyang “elit: dan terlepas dari sistem kesehatan dimana ia
berada.
pelayanan kesehatan Rumah Sakit maka PKRS dirasa penting menjadi salah satu
standard PKRS yang
Falsafah
efektif dan efisien yang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai kondisi
kesehatan.
Nilai
a. Selektif
Informasi medis yang diberikan adalah unik bagi setiap individu dan berdasarkan
hanya yang
terkait dengan kondisi kesehatannya dan apa yang dibutuhkan oleh pasien tersebut .
b. Menyeluruh
Meliputi setiap aspek yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana
promotif,
rencana preventif.
c. Terpercaya
Informasi medis yang diberikan berdasarkan ilmu kedokteran berbasis bukti dan
komprehensif.
d. Profesional
Memberikan pelayanan pasien dan keluarga serta bekerjasama dengan mittra kerja
secara
Tujuan
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
dan termanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan Rumah sakit.
Meningkatkan
kualitas pelayanan medis dengan memberikan informasi medis yang selektif,
terpercaya dan
menyeluruh kepada setiap pasien dan keluarganya yang datang ke rumah sakit
dengan cara
preventif.
Sasaran PKRS
Sasaran Promosi Kesahatan di Rumah sakit adalah masyarakat di rumah sakit, yang
terdiri dari:
• Petugas
• Pasien
• Keluarga pasien
• Pengunjung
BAB VI
oleh dokter. Panitia PKRS RS Royal progress terdiri dari integrasi anda kolaborasi 7
unit kerja rumah
sakit yaitu: customer service, medical information, gizi, keperawatan, fisioterapi,
rekam medis,
farmasi dan PPI. Anggota panitia PKRS terdiri dari satu atau dua orang perwakilan
dari setiap subunit
diatas.
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR PELAYANAN
Customer service
Paulus Rambe
Gizi
Ika Ermawati
Medical Information
Keperawatan
Perawat: Lince
Bidan: Maesaroh
Fisioterapi
Irma Aryani
Rekam medis
Indah
Farmasi
Pauline
PPI
Dr Ajeng
Rahayuning K
Anggota Panitia
PKRS
Sekretaris
BAB VII
Ketua PKRS
3. Pengertian :
Seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat memimpin
dalam
c. Pengalaman kerja :
Pengalaman kerja sebagai dokter /perawat medical informasi di rawat inap dan
rawat jalan.
d. Ketrampilan :
memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi, berkepribadian yang menarik, dapat
5. Tanggung jawab :
6. Tugas pokok :
7. Uraian tugas :
f. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS untuk membahas
dan
8. Wewenang:
9. Hasil Kerja
3. Pengertian :
Seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan mampu dalam menjalankan
pelaksanaan
Program PKRS
c. Pengalaman Kerja :
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan
5. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua PKRS serta
6. Tugas Pokok :
7. Uraian Tugas :
PKRS
d. Menjadi mitra ketua PKRS untuk membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait
fasilitasinya
8. Uraian Wewenang :
9. Hasil Kerja
1. Analisa PKRS
2. Pelaporan PKRS
Sekretaris K3
3. Pengertian :
Seseorang yang ahli dalam bidang Promosi kesehatan dan mampu dalam
menjalankan
pelaksanaan Program PKRS
c. Pengalaman Kerja :
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan
5. Tanggung Jawab :
6. Tugas Pokok :
7. Uraian Tugas :
konsumsi, khususnya bila rapat berlangsung saat waktu makan siang atau sore.
8. Uraian Wewenang :
9. Hasil Kerja
Anggota PKRS
3. Pengertian :
a. Pendidikan Formal :
c. Pengalaman Kerja :
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan
5. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua dan wakil
6. Tugas Pokok :
7. Uraian Tugas :
masing
masing
8. Uraian Wewenang :
Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan masukan mengenai
promosi kesehatan
9. Hasil Kerja
BAB VIII
Keterangan :
sebagai mitra.
• Ketua dan wakil ketua PKRS bermitra untuk mengkoordinasikan setiap anggota
PKRS
• Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan
Ketua PKRS
(perawat &
bidan)
Rehabilitasi
medis
Farmasi
Gizi
PKRS
Direktur pelayanan
Sekretaris
BAB VIII
Pengertian
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat
sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.
kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif serta
efesien. Dengan katta
sudah diderita maupun yang potensial (mengancam), secara mandiri (dalam batas-
batas tertentu).
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai
berikut:
Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan
pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyrakat, agar pasien dapat mandiri dalam
memperepat
kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat
mandiri dalam
mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang
berwawasan
kesehatan.
a. Di dalam gedung
rumah sakit, Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa didalam gedung, terdapat
peluang-
peluang:
poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik anak, poliklinik mata, poliklinik bedah,
poliklinik penyakit dalam dan lain-lain.
- PKRS dalam pelayanan Rawat Inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang gawat
darurat, rawat
- PKRS dalam pelayanan bagi klien (Orang sehat), yaitu seperti di pelayanan KB,
konseling
lain.
- PKRS di ruang Pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana pasien rawat inap
harsu
unit Panitia PKRS yaitu: medical information, keperawatan (bidan dan perawat),
rehabilitasi
b. Di luar gedung
Kawasan luar gedung RS yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS,
yaitu:
Panitia PKRS berada dibawah naungan pelayanan medis RS Royal Progress dan
berkoordinasi
dengan DPJP, dokter ruangan dan seluruh jajaran unit pelayanan Rumah Sakit
dalam menyampaikan
informasi medis kepada pasien. Informasi medis tertulis yang diberikan meliputi 10
penyakit
paska operasi hernia, paska operasi hemoroid, paska operasi sumbing , demam
berdarah, demam
oleh personel medis yang berkompetensi di bidang tersebut terutama rawat inap,
rawat jalan,
disampaikan secara lisan oleh subunit panitia PKRS baik di seluruh instalasi rumah
sakit maupun di
Ruang penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh setiap uit PKRS dan terletak di
sebelah admission
rawat jalan dan customer service unit. Suasana dalam ruang PKRS dibina
sedemikian rupa sehingga
tenang dan kondusif dalam menyampaikan informasi dan promosi kesehatan bagi
pasien dan klien.
Tatalaksana
Promosi kesehatan Rumah sakit adalah suatu tim rumah sakit yang terdiri dari tim
medis dan non
rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan dengan penyakit pasien di area
rumah sakit yaitu
rawat inap (saat dirawat dan sebelum pasien pulang), rawat jalan, IGD dan
penunjang medis. Tim
tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim medis RS Royal Progress. Pelayanan
panitia PKRS
terdiri dari pelayanan promosi kesehatan dan informasi yang berhubungan dengan
pasien dari 7
subunit panitia PKRS yang terintegrasi. Unit- unit tersebut adalah Customer Service
(CS), Medical
Information for Patient Care (MIPC), Gizi, Keperawatan ( perawatan dan bidan),
Fisioterapi (Ft),
Farmasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan Rekam Medis (RM).
Tujuan:
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih
dalam tentang
Tujuan Khusus
Rawat inap : memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu
penjelasan lebih
dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama perawatan dan
ketika pasien
akan pulang
Rawat jalan:
tersebut
Rawat inap
oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien
yang
membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer service,
Medical
Informasi, farmasi, fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini dimaksudkan
untuk
memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat inap
maupun
rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka
perawat
2. Apabila pasien baru tidak masuk kedalama kategori 10 penyakit terbanyak maka
edukasi
diserahkan kepada DPJP atau dokter ruangan atau subunit PKRS yang terkait.
3. Apabila pasien dan/ keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat inap
membutuhkan
informasi yang lebih dalam mengenai perjalanan penyakit, evaluasi, rencana terapi
dan lain-
lain, maka perawat dapat meminta bantuan DPJP/ dokter ruangan atau subunit
panitia PKRS
yang terkait.
dokter ruangan/ DPJP dan informasi pulang pasine dapat diberikan oleh perawat.
6. Setiap pasien yang diedukasi WAJIB di catat nama, no rekam medik, DPJP,
diagnosa dan
kode pamflet pemberian edukasi (bila tersedia) atau ringkasan poin-poin edukasi
secara
mendiagnosis pasien
10. Apabila ada pertanyaan pasien yang tidak dapat dijawab saat itu juga oleh
DPJP, PPJP,
dokter ruangan atau subunit panitia PKRS terkait, maka jawaban standard yang
akan
diberikan adalah sebagai berikut: “Saya belum ada jawaban mengenai pertanyaan
tersebut
namun akan saya konfirmasikan kepada dokter spesialis yang merawat anda dan
akan saya
dapat dihubungi”.
11. Disetiap unit terkait akan disediakan 1 folder berisi lembar edukasi dari unit
yang
Diagnosis DPJP
pathway Edukasi
pulang
Materi
edukasi
Diagnosis DPJP
PROMOSI KESEHATAN
Unit PKRS
terkait
Formulir pemberian
edukasi
Formulir edukasi
kolaboratif
LOGBOOK
Edukasi kolaboratif
LOGBOOK
Unit terkait
LAPORAN BULANAN
Rawat jalan
1. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam kategori 10
penyakit terbanyak,
maka di ruang rawat jalan RS Royal Progress, perawat mengidentifikasi kebutuhan
informasi dan
edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian
edukasi kepada
pasien yang membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu
Customer service,
Medical Informasi, farmasi, fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini
dimaksudkan untuk
memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat inap
maupun
rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka
perawat
2. Apabila pasien datang pada saat jam kerja (Senin- Jumat, pkl 08.00-17.00) maka
pasien dapat
dijelaskan verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai dengan penyakitnya oleh
subunit PKRS
terkait.
3. Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka pasien akan
mendapatkan
4. Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait penyakitnya
oleh subunit
tertentu, maka pasien diharuskan membuat perjanjian pada hasi kerja berikutnya.
Apabila pasien
tidak masuk kedalam 10 penyakit terbanyak maka informasi akan diberikan oleh
DPJP terkait/
dokter jaga atau dokter medical information (pada jam kerja)
5. Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosis atau
konsulatasi awal
mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi akan diberikan oleh
dokter medical
Medical information for patient care (informasi medis) adalah suatu tim medis yang
berperan dalam
yang berhubungan dengan penyakit pasien (awal dirawat, selama perawatan dan
sebelum pasien
pulang. Tim tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim medis RS Royal Progress.
Ruang lingkup :
Tujuan:
memberikan edukasi dan informasi kepada pasien rawat jalan dan pasien rawat
inap yang perlu
penjelasan lebih dalam tentang penyakitnya dan pada saat pasien akan pulang
tentang tata cara
perawatan dirumah seperti: apa yang harus dilakukan, apa yang harus dihindari,
jadwal kontrol
kembali, tata cara minum obat, perubahan perilaku dan gaya hidup, dll.
Informasi yang disediakan oleh medical information dan dapat berikan oleh
DPJP/dokter jaga kepada
Informasi yang disediakan oleh medical information dan dapat berikan oleh perawat
kepada pasien
1. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan demam thyphoid (lihat Ep. 01)
2. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan demam dengue/demam
berdarah dengue (lihat
EP.02)
4. Panduan pasien pulang post perawatan stroke iskemik (lihat EP. 04)
6. Panduan edukasi pasien pulang post operasi appendictomy (lihat EP. 06)
8. Panduan edukasi pasien pulang post operasi sesar (lihat EP. 08)
9. Panduan pasien pulang post operasi bibir sumbing (lihat EP. 09)
10. Panduan pasien pulang post perawatan hipoglikemia (lihat EP. 10)
Medical information for patient care berperan sebagai penrencana program promosi
kesehatan dan
Pelayanan kerohanian adalah suatu usaha bimbingan yang diberikan oleh pihak
rumah sakit
Royal Progress yang bekerja sama dengan pihak luar di bidang kerohanian, untuk
mendampingi dan
menemui pasien rawat inap, agar mampu memahami arti dan makna hidup sesuai
dengan keyakinan
dan agama yang dianut masing-masing. Pelayanan ini sangat berarti sebagai upaya
meningkatkan rasa
percaya diri kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menentukan kehidupan manusia,
sehingga motivasi
Pelayanan bimbingan rohani dilakukan oleh pihak luar yang berkerja sama Rumah
Sakit
dengan mengisi form yang diberikan dari REKAM MEDIS, dan ditindaklajuti oleh
bagian Customer
Service.
Ruang lingkup kegiatan pelayanan kerohanian hanya untuk pasien rawat inap di
Rumah Sakit Royal
Progress.
Tujuan umum
Agar pasien bisa mendapatkan pelayan kerohanian di rumah sakit Royal Progress.
Tujuan khusus
Tata Laksana
Setelah formulir tersebut diisi oleh perawat, maka segera formulir tersebut diberikan
ke customer
3. Customer service akan koordinasi dari daftar yang tersedia berdasarkan request
time di formulir
tersebut.
4. Costumer service akan konfirmasi nama & waktu petugas pelayanan ini kepada
pasien dan keluarga
pesien penanggung jawab. Setelah itu Formulir akan diserahkan kepada nurse
station.
5. Kerohanian akan daftar ke security dan security akan konfirmasi ke nurse station
rawat inap tentang
6. Di Nurse station petugas kerohanian akan tanda tangan di formulir untuk di arsip
di rekam medis
pasien, setelah itu petugas kerohanian akan di antar oleh perawat ke kamar pasien.
Pengertian
terjadi antara pasien dan rumah sakit. Konflik merupakan akibat situasi dimana
keinginan atau
kehendak yang berbeda atau berlawanan antara pasien dengan pihak rumah sakit,
sehingga keduanya
saling terganggu. Untuk itu konflik tersebut perlu diselesaikan dengan baik sehingga
tidak melebar
Konflik ini terjadi karena ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin
diharapkan oleh
pasien terhadap pihak rumah sakit. Hal ini dapat mengganggu bahkan membuat
emosi atau stres yang
Untuk itu perlu dibuat suatu pedoman manajemen konflik dalam mengatasi konflik
tersebut
agar semuanya bisa diatasi. Pasien yang merasa tidak puas akan mengambil sikap
untuk complain
terhadap pihak rumah sakit atas keluahannya, dan sudah menjadi kewajiban pihak
rumah sakit untuk
menjawab dan menjelaskan complain dari pihak pasien. Dalam setiap complain
yang diberikan oleh
pasien terhadap rumah sakit royal progress, selalu ditanggapi dengan baik dan
diselesaikan dengan
cepat. Hal ini memang dilakukan agar tidak sampai terjadi konflik yang serius
terhadap pasien. Setiap
Ruang lingkup untuk konflik ini hanya diwilayah rumah sakit royal progress dalam hal
pelayanan
terhadap pasien.
Tujuan umum
Secara umum, tujuannya adalah menangani semua keluhan dari pasien agar bisa
diselesaikan secara
Tujuan khusus
Agar pasien yang tidak puas bisa mendapat jawaban dan penjelasan dari pihak
rumah sakit.
Tata Laksana
2. Customer service akan menyampaikan kepada pihak yang terkait atas complain
tersebut dan
3. Apabila jawaban sudah diterima, akan disampaikan kepada pasien langsung atau
pihak yang
dimana akan di rapatkan di komite medik (jika perlu) untuk memberikan jawaban dan
Komplain yang tidak bersifat medis, akan diatasi oleh Customer service dengan
pihak yang
6. Semua complain yang terjadi akan di data oleh customer service untuk direkap
menjadi
Pengertian
sisi pelayanan medis dan non medis, dari awal pasien masuk ke pintu rumah sakit
sampai pasien
manager (yang langsung berhubungan dan menghadapi media) untuk mengerti hak
pasien dan rumah
sakit sepenuhnya sehingga kami dapat menghadapi masyarakat dengan cara yang
sesuai berdasarkan
Tata Laksana
Cara mengatasi masalah dengan pasien dengan komunikasi yang jelas dan
transparan:
1. Customer Service (staff atau manager) mendengar dengan baik dan mengerti hal
yang di
2. Mengulang kembali kepada pasien hal yang di keluhkan dan meminta tanda
tangannya pada
melalui pertemuan dengan yang pasien, tanpa memberikan surat tertulis atau e-mail
kepada
pasien.
medis dan bila perlu didampingi DPJP (dokter penanggung jawab pelayanan) pada
saat
bertemu dengan pasien. Bila dokter DPJP tidak ada di tempat, medical information
team
akan mewakili untuk sementara dan akan di sarankan oleh manager pelayanan.
5. Bila pasien ingin melibatkan media, CS Manager dan Marketing Manager harus
bertemu
dengan yang pasien, mendengarkkan keluhan dengan penuh dengan cinta kasih
dan
-Terima kasih informasinya dan mohon maaf atas ketidaknyamannya Bpk/Ibu. Kami
sangat
tidak mengharapkan keterlibatan media tapi tentunya kami tetap bertanggung jawab
untuk
lanjut hal apa saja yang Bapak & Ibu keluhkan ke media sehingga kami juga bisa
memberikan
informasi secara jelas dan detail kepada Bapak & Ibu mengenai undang undang
rumah sakit
(Disini, CS manager dan Marketing Mgr menyarankan kepada pasien akan keluhan
dan
penjelasannya)
• Ayat 2 : Apabila pasien dan/atau keluarga yang menuntut Rumah sakit dan
menginformasikannya melalui media massa, dianggap telah melepaskan hak
rahasia
Dimana hal tersebut diatas adalah pilihan terakhir yang akan dipilih oleh Rumah
Sakit untuk
Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang
lain melalui suatu
cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampai pikiran
Weihrich, 1988).
Proses komunikasi
Gambar
Unsur komunikasi
2. Isi pesan
Sumber / komunikator
penerima. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim
pesan dengan jelas,
memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan ter
tentang informasi yang yang disampaikan, cara berbicaranya nya jelas dan menjadi
pendengar
Komunikator Pesan
Dia Mengerti…
cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampai pikiran
Umpan Balik
Gangguan
hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan
jelas,
memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah di
terima dengan
tentang informasi yang yang disampaikan, cara berbicaranya nya jelas dan menjadi
pendengar
Pesan Saluran
Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang
lain melalui suatu
cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampai pikiran-
hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan
jelas,
Komunikan
Oh saya
mengerti..
penyampaian, penerimanya.
Media
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang
disampaikan pengirim atau
umpan balik yang disampaikan penerima. Berita dapat berupa berita lisan, tertulis,
atau keduanya
sekaligus. Pada kesempatan tertentu, media dapat tidak digunakan oleh pengirim
yaitu saat
komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang mungkin terjadi berupa
perubahan sikap.
Media yang dapat digunakan: Melalui telepon, menggunakan lembar lipat, buklet,
vcd, (peraga).
Penerima / komunikan
Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan
penerima
pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada pengirim. Umpan balik
sangat penting
Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal
berikut (konsil
3. Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang
tersurat
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelyanan promosi).
3.1. Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit adalah:
3.1.4 Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
Akses informasi ini dapat di peroleh melalui Customer Service, Admission, dan
Website.
3.2.1. Edukasi tentang obat. (Lihat pedoman pelayanan farmasi) 3.2.2. Edukasi
tentang penyakit. (Lihat Pedoman Pasien)
1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan secara
lengkap
2. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
Gambar:
Dalam menuliskan kalimat yang sulit, ,maka komunikan harus menjabarkan hurufnya
satu persatu
Dikonfirmasikan
Yah.. benar.
3.2.3. Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari. (Lihat Pedoman
3.2.3. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information dan nantinya
akan
Komunikasi efektif adalah: tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah dipahami oleh
penerima, sehingga
Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan secara
lengkap
Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan.
Dalam menuliskan kalimat yang sulit, ,maka komunikan harus menjabarkan hurufnya
satu persatu
Dikonfirmasikan
pak…
a akan menjadi
Komunikasi efektif adalah: tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah dipahami oleh
penerima, sehingga
Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan secara
lengkap
Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
Dalam menuliskan kalimat yang sulit, ,maka komunikan harus menjabarkan hurufnya
satu persatu
Komunikan
Sumber: Wikipedia
Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya berkaitan
dengan kondisi
kesehatannya.
Prosesnya:
Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif. Setelah melalui tahap
asesmen pasien,
di temukan :
1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya
mudah disampaikan.
2. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu dan
tuna wicara),
maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien dan
keluarga
mereka.
3. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien
marah atau
depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi edukasi dan
menyarankan
pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti materi edukasi, pasien bisa
Tahap Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami
edukasi yang diberikan:
1. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi
pasien baik dan
senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali eduksi yang
telah
diberikan.
Pertanyaannya adalah: “ Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa
yang
2. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
mengalami
yang sama: “Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu
bisa
pelajari ?”.
3. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada
hambatan emosional
(marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali sejauh
mana
pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami. Proses
pertanyaan ini
bisa via telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang.
dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti semua arahan dari
rumah sakit,
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk
mengisi formulir
edukasi dan informsi, dan ditandatangani kedua belah pihak antara dokter dan
pasien atau keluarga
pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga pasien sudah
diberikan edukasi dan
Panduan asssessment nutrisi pasien disebut juga dengan program Nutrition Care
Process (NCP) atau
dalam membuat suatu keputusan yang tepat terkait masalah gizi sehingga dapat
memberikan asuhan
Format yang dikenal dengan istilah ADIME mulai dicoba ditulis pada dokumen medik
pasien.
Assessment Gizi
Definisi
Proses pengumpulan data, verifikasi dan interprestasi data secara sistematis dalam
rangka membuat
1. Riwayat gizi/makanan
Asupan makanan
Yaitu komposisi dan kecukupan gizi, pola makan dan snack, kebiasaan makan di
Yaitu status fungsional, pola aktifitas, jumlah waktu santai, intensitas, frekwensi dan
lamanya.
Ketersediaan makanan
Data laboratorium
Pemeriksaan medik
Yaitu waktu pengosongan lambung, densitas mineral tulang, adanya foto thorax,
obat
3. Ukuran antropometry
TB
BB
IMT
Pertumbuhan
LILA
Massa Otot
Lingkar Perut/Pinggang
Mata
Kulit
5. Riwayat Pasien
Riwayat sosial
Riwayat individu
Riwayat kesehatan
diet/herbal.
Diagnosa Gizi
Tujuan
Identifikasi masalah gizi yang dapat diatasi atau diperbaiki melalui intervensi gizi
oleh seorang
dietisien.
Komponen Diagnosa Gizi
(P) Problem/Masalah
(E) Etiology
Yaitu bukti dari adanya masalah dari data objektif (pengukuran) dan dari data
Intervensi Gizi
Tujuan
2. Edukasi Gizi
3. Konsultasi Gizi
Tujuan
dari :
Tanda dan gejala fisik dari hasil pengukuran antropometri, laboraorium dan fisik.
Persepsi pasien mengenai intervensi gizi jelas atau tidaknya serta apakah dapat
RS. Royal Progress baik pasien, karyawan maupun pengunjung café yang diawali
dari perencanaan
yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Dalam keterlibatannya di panitia
KRS, instalasi gizi
bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai diet yang sesuai dengan kondisi
penyakit pasien
dokter atau ahli gizi. Instalasi gizi juga bertanggungjawab untuk melakukan
assessmen nutrisi pasien
Pelayanan informasi gizi yang tersedia bagi pasien terdiri dari sebagai berikut:
2. Memberikan Informasi Gizi Kepada Pasien Rawat Inap bahwa yang penyajian
makanannya
4. Memberikan Konsultasi Gizi Kepada Pasien Rawat Inap dan Pasien Rawat Jalan.
(Lihat SPO
No. 110)
f. Perencanaan makan untuk ibu hamil dengan diabetes (lihat Gz. 06)
(lihat Gz.11)
pelayanan ibu dan anak di Rumah sakit Royal progress melalui promosi kesehatan
yang mencakupi:
5. Pelayanan kesehatan bagi ibu dan neonatus di rumah sakit (lihat pedoman
pelayanan perinatal
resiko tinggi)
7. Perawatan kanguru
Unit instalasi fisioterapi adalah unit pelayanan medis yang bertujuan pelayanan
rehabilitasi medis
yang komprehensif, berkualitas dan terjangkau (dengan cara mencegah,
mengurangi impairment atau
Adalah informasi yang diberikan kepada pasien saat awal pasien datang konsultasi
sebelum
dilakukan tindakan atau treatment, dengan tujuan agar pasien mengerti dan
memahami
kondisi penyakit, diagnosa maupun prognosa dari penyakitnya serta tindakan apa
yang
Yakni beberapa informasi yang diberikan dalam hal upaya dan teknik pencegahan
terhadap
cedera atau keluhan berulang yang kemungkinan setiap saat dapat muncul seiring
dengan
Informasi ini berupa teknik teknik latihan ataupun treatment sederhana dan mudah
kondisi mereka.
pendidikan terakhir.
b. Anamnesa khusus
Yaitu informasi berupa keluhan utama,lokasi keluhan,sifat keluhan dan berapa lama
keluhan
c. Inspeksi
pasien.
f. Test Spesifik
Adalah test yang dilakukan secara khusus terkait langsung dengan kondisi pasien
untuk lebih
g. Pemeriksaan Lain
h. List of Problem
Adalah informasi yang terkumpul yang berupa beberapa rincian permasalahan yang
Pemeriksaan.
• Gambaran kondisi pasien setelah diberikan tindakan terkait dengan patologi dan
diagnosa penyakit.
j. Rencana Tindakan/Intervensi
• Penjelasan tentang rencana tindakan dan hasil yang diharapkan terkait dengan
diagnosa penyakit.
k. Intervensi/Tindakan
l. Evaluasi
lanjut
11. Pelaksanaan latihan dengan sand bag (lihat SPO Rehab Medik-013)
14. Pelaksanaan Terapi dengan Cold Therapy. (lihat SPO Rehab Medik-017)
17. Pelaksanaan Terapi dengan Stimulasi Interferential (lihat SPO Rehab Medik-
020)
18. Pelaksanaan Terapi dengan Micro Wave Diathermy (MWD) (lihat SPO Rehab
Medik-
021)
19. Pelaksanaan Terapi dengan Inhalasi/ Nebulizer (lihat SPO Rehab Medik-022)
20. Pelaksanaan Terapi dengan Parafin Bath (lihat SPO Rehab Medik-024)
21. Pelaksanaan Terapi dengan Short Wave Diathermy (SWD) (lihat SPO Rehab
Medik-025)
24. Pelaksanaan Terapi dengan Traksi Lumbal (lihat SPO Rehab Medik-028)
Yakni beberapa informasi yang diberikan dalam hal upaya dan teknik pencegahan
terhadap cedera
atau keluhan berulang yang kemungkinan setiap saat dapat muncul seiring dengan
aktifitas yang
e. Teknik penggunaan dan manfaat alat bantu seperti splint, support untuk
ektremitas atas
Informasi ini berupa teknik teknik latihan ataupun treatment sederhana dan mudah
dilaksanakan oleh
a. Aplikasi terapi panas dan dingin dengan teknik kompres, perendaman. (lihat SPO
Rehab Medik-
017)
d. Latihan gerak aktif dengan ataupun tanpa beban (lihat SPO Rehab Medik-002)
e. Latihan jalan baik dengan alat bantu maupun tanpa alat bantu (lihat SPO Rehab
Medik-004)
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan
rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk
pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Subunit
tersebut bertujuan
1. Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konselling tatacara minum obat bagi pasien
022/SPO/FARM/X/2007)
013/SPO/FARM/IX/2007)
PANDUAN PELAYANAN INFORMASI PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN
INFEKSI
(PPI)
2. Informasi tata cara pembuangan sampah medis (lihat SPO PPI PPI/002)
isolasi PPI)
PANDUAN PELAYANAN MARKETING PKRS
Peranan marketing dalam PKRS adalah untuk melakukan kajian kebutuhan promosi
kesehatan untuk
pengunjung rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit. Unit ini bertugas untuk
menyediakan
pengunjung dan masyarakat disekitar rumah sakit serta memiliki rumusan informasi
yang dibuthkan
untukmenunjang promosi kesehatan tersebut.
Peranan lain yang tidak kalah penting adalah untuk membinda suasana yang
mendukung kegiatan
rumah sakit untuk bina usasana dan memanfaatkan media masa untuk bina
suasana. Hal lainnya
jejaring kemitraan diberbagai sektor, dunia usaha dan swasta lainnya serta
melaksanakan program
BAB VIII
No.
Rencana Kegiatan
Target
Waktu
Indikator Keberhasilan
Keterangan
Biaya
1.
2.
3.
4.
2011
Januari-
Februari
2012
Januari-
Februari
2012
Januari-
Februari
2012
-SK direktur
anggotanya
- Pedoman PKRS
penyakit terbanyak)
Farmasi, gizi,
marketing
-
-
5.
6.
7.
8.
Pedoman komunikasi efektif
sakit
2012
Februari
2012
Februari-
Desember
2012
Maret-
Desember
2012
CS
PJ: Harry
untuk meningkatkan
promosi kesehatan
Rumah sakit
bulanan
Dilakukan setiap pasien
unit CS
Diserahkan
ke marketing
-
-
9.
Survey lapangan
Januari-
Desember
Laporan survey lapangan PKRS
ke 3 untuk survey
BAB IX
Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh setiap PJ
unit terkait,
dokumentasi permintaan PKRS di status pasien, pencatatan pasien yang teredukasi
di LOGBOOK
(unit dan edukasi kolaboratif) dan formulir pemberian informasi dan formulir
pemberian edukasi
setiap topik materi edukasi disetiap unit terkait setiap bulannya dan dilakukan refill
atau pengisian
ulang setiap bulannya. Apabila pamflet habis sebelum sebulan, maka permintaan
pamflet dapat
dan pelatihan mengnai materi edukasi unit-unit PKRS setiap 6 bulan sekali. Evaluasi
kinerja panitia
PKRS dilakukan dengan laporan bulan dari setiap unit PKRS, laporan bulanan
panitia PKRS dan
BAB X
DOKUMEN BUKTI
Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi
kesehatan yang dibuat
1. Materi edukasi
2. Standard prosedur Operasional (SPO)
3. Formulir
4. Lembar permintaan
Semua dokumen ini disertakan dalam appendix dan digunakan untuk meningkatkan
kualitas
BAB XI
PENUTUP
Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan
dalam
dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan upaya
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan
mereka yang
bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan
menjadi urusan
(tugas) bagi hampir sleuruh jajaran RS. Yang plaing penting dilaksanakan dalam
rangka PKRS adalah
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung
oleh upaya-
upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadapa mereka yang
paling berpengaruh