LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perencanaan Evaluasi Program Kesehatan
Yang dibina oleh Ibu Nurnaningsih Herya Ulfah, S.KM., M.Kes
Disusun Oleh:
Kelompok 1
i
LEMBAR PENGESAHAN
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Program Gold Elderlys
Health di Posyandu Lansia Lesmana”, sebagai tugas dari mata kuliah Perencanaan
dan Evaluasi Program Kesehatan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Nurnaningsih Herya Ulfah, selaku dosen mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi
Program Kesehatan yang telah membimbing penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan lancar dan tepat waktu. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
mendukung penyusunan laporan ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima saran guna penyempurnaan laporan ini.
Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk para pembaca.
Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi
perbaikan dalam penyusunan laporan untuk kedepannya.
2 Mei 2019
Tim Penulis
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Proses Analisis Data dalam Suatu Sistem Informasi Manajemen. .24
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Posyandu Mawar Jingga di RW 03 Kelurahan
Gading Kasri Tahun 2018.................................................................35
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Posyandu Lansia Lesmana di RW 03 Kelurahan
Gading Kasri Tahun 2019-2021........................................................36
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................3
1.3 Tujuan ...................................................................................................3
1.4 Manfaat .................................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................5
2.1 Posyandu Lansia ...................................................................................5
2.2 Program Posyandu ................................................................................10
BAB III.METODE PERENCANAAN DAN EVALUASI................................22
3.1 Metode Perencanaan dan Evaluasi .......................................................22
3.2 Langkah Perencanaan dan Evaluasi .....................................................24
3.3 Sasaran Program ...................................................................................29
3.4 Alat dan Bahan yang Diperlukan .........................................................29
3.5 Waktu Pelaksanaan Observasi ..............................................................30
3.6 Alur Observasi ......................................................................................31
3.7 Hasil Observasi .....................................................................................32
BAB IV. KONDISI LAPANGAN ......................................................................33
4.1 Deskripsi Wilayah Posyandu Lansia Lesmana .....................................33
4.2 Deskripsi Kegiatan Posyandu Lansia Lesmana ....................................34
4.3 Deskrpisi Permasalahan yang Ditemukan ............................................43
4.4 Prioritas Masalah dan Solusinya ..........................................................44
vi
BAB V. PERENCANAAN PROGRAM ...........................................................46
5.1 Deskripsi Program Gold Elderlys Health ............................................46
5.2 Sasaran Program Gold Elderlys Health ...............................................46
5.3 Kegiatan dalam Program Gold Elderlys Health ..................................47
5.4 Monitoring dan Evaluasi Program Gold Elderlys Health ....................56
BAB VI. PENUTUP.............................................................................................60
6.1 Kesimpulan...........................................................................................60
6.2 Saran.....................................................................................................62
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................63
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................67
Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan.......................................................................67
Lampiran 2. Data-Data dari Posyandu Lesmana...................................................68
Lampiran 3. Instrumen...........................................................................................70
Lampiran 4. Transkrip Wawancara........................................................................72
Lampiran 5. Booklet dan Stiker Penat ..................................................................81
Lampiran 6. Desain Booklet..................................................................................82
Lampiran 7. Surat Observasi..................................................................................89
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan dan komunikasi
antara masyarakat usia lanjut (Ismawati, 2010).
Posyandu lansia menurut UU No. 13 Tahun 1998 merupakan wadah
pelayanan kepada lansia di masyarakat yang menitikberatkan pelayanan
kesehatan, psikologis, rohani, pemenuhan gizi agar lansia dapat memenuhi
kebutuhannya dan kesejahteraan sosial yang memadai. Kegiatan Posyandu lansia
diadakan setiap satu bulan sekali. Kegiatan yang dilakukan Posyandu lansia
meliputi pelayanan kesehatan agar lansia dapat mengetahui kondisi tubuhnya dan
melakukan pencegahan apabila sudah terdapat gejala suatu penyakit, kegiatan
pelayanan kesehatan, seperti contohnya pengukuran tinggi dan berat badan, cek
tensi darah, yang dilakukan oleh bidan dari Puskesmas, pelayanan psikologis
merupakan pelayanan yang bertujuan untuk membuat psikologis lansia selalu
bahagia dan senang sehingga selalu percaya diri, dan tidak merasa takut, stress,
dan depresi agar tidak mudah sakit, pelayanan rohani adalah pemberian
bimbingan rohani yang lakukan dengan sistem tutor sebaya, pelayanan
pemenuhan gizi yaitu dengan pemeberian makanan dan minuman tambahan
kepada lansia. Pelayanan yang dilakukan oleh Posyandu lansia dilakukan agar
para lansia merasa mendapat penghargaan oleh orang-orang di sekitarnya dan
dapat menerapkan prinsip kemandirian (Self-reliance) agar terbebas dari sifat
ketergantungan (Karomah, 2016).
Posyandu Lansia Lesmana yang terletak di RW III Kelurahan Gadingkasri
Kecamatan Klojen Kota Malang termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas
Bareng yang berdiri sejak tahun 1982, mengadakan kegiatan disetiap satu bulan
sekali. Posyandu lansia yang berada di Kelurahan Gadingkasri berjumlah enam
Posyandu. Posyandu Lansia Lesmana yang berada di lingkungan RW III sendiri
memiliki kegiatan yang lebih beragam seperti pemeriksaan kesehatan, senam
lansia, pemenuhan gizi lansia dan pembinaan psikologis lansia. Selain banyak
memiliki kegiatan, partisipasi dari kaum lanjut usia sangat antusias dan tidak
hanya yang berdomisili di wilayah setempat, sehingga upaya dalam masalah
kesejahteraan sosial semakin heterogen tidak hanya satu lingkup daerah. Terdapat
beberapa kendala di Posyandu Lesmana yaitu kader kurang memahami dalam
melaksanakan peran dan tugasnya, khususnya dalam pemeriksaan kesehatan pada
2
lansia, beberapa kendala lainnya yang dihadapi lansia yaitu keterbatasan
mengikuti kegiatan Posyandu, pengetahuan lansia yang masih rendah tentang
manfaat Posyandu, kurangnya dukungan keluarga untuk datang ke Posyandu.
Oleh karena itu, peran Posyandu lansia untuk meningkatkan lansia dalam
menjalani kehidupannya tanpa kendala yang berarti baik dalam kesehatan, sosial,
psikologis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
membuat tambahan program yang berguna untuk kemajuan Posyandu Lansia
Lesmana menjadi lebih baik.
1.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan
sebagai berikut :
1. Merencanakan program kesehatan bagi lansia pada wilayah kerja
Posyandu Lansia Lesmana Kota Malang.
2. Memodifikasi program kesehatan yang sudah ada pada wilayah kerja
Posyandu Lansia Lesmana Kota Malang.
3. Mengetahui kendala-kendala yang terjadi saat program kesehatan
diterapkan di Posyandu Lansia Lesmana Kota Malang.
1.4. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh yaitu :
3
1. Bagi Pelaksana Program
a. Dapat menjadi tambahan program yang dapat dilaksanakan pada
wilayah kerja Posyandu Lansia Lesmana.
b. Dapat memberikan masukan supaya pelaksana program lebih
memprioritaskan lansia pada wilayah kerja Posyandu Lansia Lesmana.
c. Memberikan informasi tentang perencanaan program kesehatan bagi
lansia pada wilayah kerja Posyandu Lansia Lesmana.
2. Bagi Instansi
Dapat menjadi rujukan untuk pembuatan program kesehatan bagi lansia
pada pembuatan program selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Menambah ilmu perencanaan program kesehatan, khususnya mengenai
program kesehatan bagi lansia.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Manfaat Posyandu lansia menurut Depkes RI (2006) adalah kesehatan
fisik usia lanjut dapat dipertahankan tetap budar, kesehatan rekreasi tetap
terpelihara, dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang.
Tujuan umum dari Posyandu lansia adalah meningkatkan
kesejahteraan lansia melalui kegiatan Posyandu lansia yang mandiri dalam
masyarakat. Tujuan khususnya, meliputi: meningkatnya kemudahan bagi
lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan,
meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan lansia, khusunya
aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan
dan pemulihan, berkembangnya Posyandu lansia yang aktif melaksanakan
kegiatan dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan (Depkes RI,
2003).
2.1.3 Sasaran Posyandu Lansia
Menurut Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas
Kesehatan Kebijakan Program (Depkes RI, 2003), sasaran pelaksanaan
pembinaan kelompok usia lanjut dibagi menjadi dua antara lain:
A. Sasaran langsung, meliputi:
1. Pra lansia (usia 4559 tahun),
2. Lansia (usia 6069 tahun), dan
3. Lansia risiko tinggi (usia >70 tahun).
B. Sasaran tidak langsung, meliputi:
1. Keluarga lansia,
2. Masyarakat lingkungan lansia,
3. Organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan kesehatan
lansia,
4. Petugas kesehatan yang melayani kesehatan lansia,
5. Petugas lain yang menangani kelompok lansia, dan
6. Masyarakat luas.
6
makanan ringan (snack) yang mengandung gizi, penyuluhan kesehatan dan
lain-lain (Depkes RI, 2001).
7
sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu
dan/atau kelompok lansia.
J. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota
kelompok lansia yang tidak datang, dalam rangka kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat (Public Health Nursing).
8
anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader (Depkes RI,
2003).
A. Syarat Kader
Menurut Depkes RI (2003) persyaratan untuk menjadi kader antara
lain sebagai berikut:
1. Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan
dengan kondisi setempat,
2. Mau dan mampu bekerja secara sukarela,
3. Bisa membaca dan menulis huruf latin,
4. Sabar dan paham mengenai masalah yang dihadapi usia lanjut.
B. Tugas Kader
Tugas kader lansia yaitu menyiapkan alat dan bahan, melaksanakan
pembagian tugas, menyiapkan materi/media penyuluhan, mengundang
lasia untuk datang ke Posyandu, pendekatan tokoh masyarakat,
mendaftar lansia, mencatat kegiatan sehari-hari lansia, menimbang
berat badan dan mengukur tinggi badan lansia, membantu petugas
kesehatan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan dan status mental,
serta mengukur tekanan darah lansia, memberikan penyuluhan,
membuat catatan kegiatan Posyandu, kunjungan rumah kepada lansia
yang tidak hadir di Posyandu, evaluasi bulanan dan perencanaan
kegiatan Posyandu (Depkes RI, 2003).
2.2. Program Posyandu
Pelayanan kesehatan pada lanjut usia tidak hanya terbatas pada pelayanan
Puskesmas akan tetapi juga pada pelayanan luar gedung. Hal tersebut termuat
dalam PERMENKES Nomor 67 Tahun 2015 yang menyebutkan bahwa dalam
rangka meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan lanjut usia dapat
dilakukan di luar gedung yang meliputi Posyandu/paguyuban/perkumpulan lanjut
usia, pelayanan lanjut usia di rumah (home care), pelayanan di panti lanjut usia.
Lebih lanjut lagi, dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 13 Tahun 2015
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada pasal 11 ayat 2 poin d disebutkan bahwa
pelayanan kesehatan lansia dilaksanakan melalui pengembangan Pos Pelayanan
Terpadu (POSYANDU).
2.2.1. Program Senam Lansia
9
A. Deskripsi
Aktivitas fisik bagi lanjut usia merupakan kegiatan yang penting
yang perlu dilakukan. Berdasarkan peraturan dalam PERMENKES RI
Nomor 67 Tahun 2015, ada beberapa contoh aktivitas fisik yaitu
olahraga, membersihkan rumah, mencuci, berkebun, memasak,
menyeterika, mencuci kendaraan, dan sebagainya. Selain itu, olahraga
adalah salah satu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara
terstruktur, terencana, dan berkesinambungan dengan mengikuti
aturan-aturan tertentu. Tujuan dari olahraga adalah untuk
meningkatkan kebugaran jasmani. Selain olahraga, ada juga bentuk
aktivitas fisik yaitu latihan fisik, yang dilakukan secara terstruktur dan
terencana, dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Contoh latihan fisik meliputi jalan kaki, jogging, stretching, latihan
kekuatan otot, latihan keseimbangan, senam aerobik, bersepeda, dan
sebagainya. Kegiatan olahraga lanjut usia di Posyandu lanjut usia
meliputi senam lanjut usia, gerak jalan santai, dan lain sebagainya.
Senam adalah bentuk aktivitas fisik yang dilakukan sebagai cabang
olahraga maupun sebagai program latihan tubuh yang disusun secara
sistematis dan dilakukan secara sadar, dan dalam gerakannya terdapat
unsur keindahan, kekuatan, kecepatan, kelentukan, dan keseimbangan
dengan tujuan tertentu diantaranya untuk meningkatkan kesegaran
jasmani, kesehatan, pendidikan dan prestasi (Azmi, 2016).
Ada beberapa tahapan latihan fisik sesuai Permenkes RI nomor 67
tahun 2015 :
1. Pemanasan (Warming Up)
Berupa latihan fleksibilitas/kelentukan dan sering disebut
sebagai stretching, sehingga digunakan sebagai gerakan awal
atau bagian dari pemanasan sebelum akan melakukan latihan
inti, dengan cara meningkatkan luas gerak sekitar persendian
serta melibatkan tulang dan otot. Peregangan dilakukan: :
10
a. Secara perlahan sampai mendekati batas luasnya gerakan
sendi, kemudian ditahan selama 8 hitungan dalam 10 detik
dan akhirnya direlaksasikan,
b. Sampai terasa ada regangan yang cukup tanpa ada rasa nyeri.
c. Frekuensi 45 x /minggu selama 10-15 menit dengan
melibatkan persendian dan otot-otot tubuh bagian atas,
bagian bawah serta sisi kiri dan kanan tubuh,
d. Tanpa memantul, dan
e. Bernapas secara teratur dan tidak dibenarkan untuk menahan
napas.
2. Latihan Inti
Terdiri dari latihan yang bersifat aerobik untuk daya tahan
jantung-paru, latihan kekuatan otot untuk daya tahan dan
kekuatan otot serta latihan keseimbangan.
a. Latihan daya tahan jantung-paru
Latihan aerobik dilakukan berdasarkan frekuensi latihan
fisik per minggu, mengukur intensitas latihan fisik dengan
menghitung denyut nadi per menit saat latihan fisik.
Frekuensi dilakukan 3-5 kali/minggu selama 20-60 menit,
dapat dilakukan dengan interval 10 menit.
1) Senam aerobik 1 x /minggu (kelompok)
Dosis latihan disesuaikan dengan kemampuan sehingga
denyut nadi latihan mencapai = 6070% DNM dan
bersifat low impact (gerakan-gerakan yang dilakukan
tanpa adanya benturan pada tungkai).
2) Jalan cepat 2 x/minggu (secara kelompok 1x dan secara
mandiri 1x).
Latihan dilakukan dengan kecepatan secara bertahap
(untuk usia ≤ 60 thn).
11
Selang
Waktu Frekuensi
Bulan Jarak Waktu
Tempuh per satu sesi
ke- (km) istirahat
(menit) latihan
(menit)
I 1,6 25-30 1 -
II 1,6 25 2 15
III 1,6 25 2 10
IV 1,6 25 2 5
V 1,6 20 2 10
VI 1,6 20 2 5
Sumber : Permenkes No. 67 Tahun 2015
Keterangan :
Contoh pada bulan ke II :
Jalan cepat 1,6 km dengan waktu tempuh 25 menit, dilakukan 2 x
dengan selang waktu istirahat 15 menit. Istirahat dilakukan tidak
dalam keadaan duduk, tetapi secara aktif yaitu sambil berjalan
pelan atau menggerakkan lengan dan tungkai. Untuk usia >60
tahun menggunakan latihan fisik dengan jalan cepat selama 6 menit
dengan menghitung jarak tempuh yang dilakukan secara bertahap.
12
Tabel 2.2 Latihan untuk Lansia Wanita Usia > 60 Tahun
Jalan 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94
6 menit tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
Wanita
Bulan 1 450 400 350 300 250 200 150
Bulan 2 500 450 400 350 300 250 200
Bulan 3 550 500 450 400 350 300 250
Bulan 4 600 550 500 450 400 350 300
Bulan 5 650 600 550 500 450 400 350
Sumber : Permenkes No. 67 Tahun 2015
Berdasarkan tabel diatas, lansia wanita berumur 60-64 tahun untuk
bulan pertama adalah 450 m, untuk bulan ke-2 adalah 500 m, untuk bulan
ke-3 550 m, untuk bulan ke-4 600 m, untuk bulan ke-5 650 m. Begitu pula
pada usia 65-69 tahun, usia 70-74 tahun, usia 80-84 tahun dan usia 90-94
tahun bahwa setiap bulannya akan mengalami peningkatan 50 m.
13
Latihan kekuatan otot dilakukan berdasarkan jumlah
set dan pengulangan gerakan (repetisi) dengan atau tanpa
adanya penambahan beban dari luar. Jenis latihan kekuatan
otot dapat pula berupa latihan tahanan otot (resistance
training). Latihan dilakukan 2-3 kali/minggu selama 10-15
menit pada hari saat tidak melakukan latihan aerobik.
c. Latihan Keseimbangan
Latihan keseimbangan dilakukan dengan melatih
tubuh pada posisi tidak seimbang dengan atau tanpa
menggunakan alat bantu (kursi). Latihan dilakuan 2-3 kali
/minggu selama 10-15 menit, waktunya setelah latihan
kekuatan otot.
3. Pendinginan (cooling down): 5-10 menit
Bentuk kegiatan prinsipnya sama dengan kegiatan pemanasan
hanya dilakukan dengan perlahan dan pelemasan jenis latihan yang
tidak dianjurkan yaitu latihan yang bersifat:
a. Lebih lama dari 60 menit,
b. Menahan nafas,
c. Memantul dan melompat,
d. Latihan beban dengan beban dari luar,
e. Mengganggu keseimbangan (berdiri di atas 1 kaki tanpa
berpegangan atau tempat latihan tidak rata dan licin),
f. Hiperekstensi leher (menengadahkan kepala ke belakang, dan
g. Kompetitif atau dipertandingkan.
14
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Umum :
1) Perlu melakukan pemeriksaan kesehatan awal untuk
mengetahui ada tidaknya kontra indikasi (medical
clearance),
2) Meminta persetujuan tertulis untuk mengikuti program
latihan fisik dengan memberikan penjelasan yang sebaik-
baiknya (informed concent),
3) Melakukan pemeriksaan secara teratur untuk mengetahui
ada tidaknya kontra indikasi untuk latihan fisik,
4) Gunakan tempat latihan dengan ventilasi dan cahaya yang
cukup, permukaan yang rata dan tidak licin,
5) Selain latihan inti, lanjut usia disarankan tetap melakukan
latihan peregangan, kekuatan otot dan keseimbangan.
b. Persiapan latihan fisik:
1) Sebaiknya memakai pakaian olahraga yang tidak tebal,
dapat menyerap keringat dan elastis agar pergerakan tidak
terganggu (seperti: kaos, training pack),
2) Sebaiknya gunakan sepatu olahraga yang cukup dan sesuai
dengan jenis latihannya,
3) Pola hidangan yang dianjurkan menjelang latihan fisik:
(a)Minum secukupnya sebelum, selama dan sesudah
latihan,
(b)Sebaiknya makan dengan:
Hidangan lengkap 3-4 jam sebelum latihan,
Makanan kecil /ringan seperti biskuit /roti 2-3 jam
sebelum latihan,
Makan cair misalnya bubur, jus buah 1-2 jam
sebelumnya,
30 menit sebelum latihan dianjurkan minum air saja.
15
B. Tujuan
Tujuan dari latihan fisik menurut Permenkes RI Nomor 67 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah untuk meningkatkan kebugaran.
Sedangkan menurut Hadi (2007) (dalam Azmi, 2016) tujuan
melakukan latihan olahraga adalah untuk mempertahankan dan
meningkatkan kondisi fisik atau kesegaran jasmani. Kesegaran
jasmani memegang peranan penting dalam pencapaian suatu prestasi
(Azmi, 2016).
C. Manfaat
Darmojo (1999) (dalam Azmi, 2016) menyebutkan manfaat latihan
bagi lanjut usia adalah memperlancar proses degenerasi karena
perubahan usia, mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan
jasmani dalam kehidupan (adaptasi), fungsi melindungi yaitu
memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap
bertambahnya tuntutan (sakit), kelenturan (flexibility) pembatasan atas
lingkup gerak sendi, banyak terjadi pada lanjut usia yang sering
berakibat kekuatan otot dan tendon. Selain itu, dalam hal
keseimbangan, penurunan keseimbangan bisa diperbaiki dengan
berbagai latihan keseimbangan. Latihan yang meliputi komponen
keseimbangan akan menurunkan insiden jatuh pada lansia (Azmi,
2016).
2.2.2. Program Pemberian Makanan Tambahan
A. Deskripsi
PERMENKES RI Nomor 67 Tahun 2015 menyebutkan salah satu
jenis pelayanan yang diberikan di Posyandu lanjut usia adalah
penyuluhan pemberian makan tambahan (PMT) sebagai contoh menu
makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia
serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut.
Dalam peraturan yang sama juga disebutkan mengenai kebutuhan
energi dan gizi pada lanjut usia. Terdapat beberapa faktor yang
16
mempengaruhi pemberian gizi pada lanjut usia yaitu adanya
perubahan fisiologik, penyakit penyerta, faktor sosial seperti
kemiskinan, psikologik (demensia, depresi) dan efek samping obat.
1. Energi
Kebutuhan energi menurun dengan meningkatnya usia (3%
per dekade). Pada lanjut usia hal tersebut diperjelas disebabkan
adanya penurunan massa otot/Basal Metabolic Rates (BMR) dan
penurunan aktivitas fisik. Berdasarkan Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi (WNPG) Tahun 2004 laki-laki 2050 Kal dan
perempuan 1600 Kal. Untuk perhitungan yang lebih tepat dapat
digunakan persamaan Harris Benedict ataupun rumus yang
dianjurkan WHO. Secara praktis dapat digunakan perhitungan
berdasarkan rule of thumb.
2. Protein
Kecukupan dianjurkan antara 0,8-1 g/kgBB/hari (10-15%)
dari kebutuhan energi total.
3. Karbohidrat
Asupan karbohidrat dianjurkan antara (50-60%) dari energi
total sehari, dengan asupan karbohidrat kompleks lebih tinggi
daripada karbohidrat sederhana. Konsumsi serat dianjurkan 10-
13 g per 1000 kalori (25 g/hari~5 porsi buah dan sayur). Buah
dan sayur selain merupakan sumber serat, juga merupakan
sumber berbagai vitamin dan mineral.
4. Lemak
Kecukupan dianjurkan > 25% dari energi total per hari, dan
diutamakan berasal dari lemak tidak jenuh.
5. Cairan
Pada lanjut usia masukan cairan perlu diperhatikan karena
adanya perubahan mekanisme rasa haus, dan menurunnya cairan
tubuh total (dikarenakan penurunan massa bebas lemak).
Sedikitnya dianjurkan 1500 ml/hari untuk mencegah terjadinya
17
dehidrasi. Namun, jumlah cairan harus disesuaikan dengan ada
tidaknya penyakit yang memerlukan pembatasan air seperti gagal
jantung, gagal ginjal dan sirosis hati yang disertai edema maupun
asites.
6. Vitamin
Vitamin mempunyai peran penting dalam mencegah dan
memperlambat proses degeneratif pada lanjut usia. Apabila asupan
tidak adekuat perlu dipertimbangkan suplementasi, tetapi harus
dihindari pemberian megadosis.
18
b. Defisiensi Zn mengakibatkan gangguan imun dan gangguan
pengecapan (yang memang menurun pada Lanjut Usia),
c. Defisiensi Cu dapat mengakibatkan anemia,
d. Se karena bersifat antioksidan.
Agar dapat terpenuhi seluruh kebutuhan perlu diperhitungkan
kebutuhan energi dan nutrien sesuai dengan kebutuhan tubuh
(kuantitatif) dan mengandung seluruh nutrien (kualitatif) yang
dikenal sebagai menu makanan seimbang, dan untuk mencapai hal
tersebut perlu penganekaragaman makanan yang dikonsumsi.
B. Tujuan
Mubarak, dkk (2006: 199) (dalam Biahimo, 2014) menyebutkan
beberapa tujuan pemberian gizi pada lansia yaitu:
1. Mempertahankan gizi yang seimbang dalam kaitannya untuk
menunda atau mencegah kemunduran fungsi organ,
2. Gizi diharapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh pada
lansia,
3. Membiasakan makan yang cukup dan teratur,
4. Menghindari kebiasan makan yang buruk, seperti mengkonsumsi
makaan yang berkolesterol, minum minuman keras, dan lain-lain,
5. Mempertahankan kesehatan dan menunda lahirnya penyakit
degeneratif,
6. Menjelaskan faktor resiko penyakit karena konsumsi bahan
makanan tertentu (Biahimo, 2014).
C. Manfaat
Mubarak, dkk (2006: 199) (dalam Biahimo, 2014) menjelaskan bahwa
gizi sangat bermanfaat pada lansia, manfaat dari gizi adalah sebagai
penghasil energi, sebagai zat pembangun dan memperbaiki jaringan serta
pengatur proses kehidupan (Biahimo, 2014).
19
Cek up kesehatan yaitu pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui
status kesehatan seseorang, bukan untuk mendiagnosis gejala atau
mengobati penyakit. Dengan adanya cek kesehatan yang di berikan
puskesmas di setiap Posyandu mampu memberikan solusi bagi lansia
yang akses menuju rumah sakit jauh. Pemeriksaan kesehatan ini menjadi
program utama sebagai layanan rutin yang diberikan oleh petugas
Posyandu lansia. Sehingga setiap pertemuan lansia dapat melakukan cek
up kesehatan terbaru agar dapat mengetahui kondisi kesehatan terakhir
(Lavety, 2016). Jenis pelayanan yang dapat diberikan kepada lanjut usia
di Posyandu lanjut usia menurut PERMENKES RI Nomor 67 Tahun
2015 adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan
Pelayangan kesehatan yang dilakukan, meliputi:
a) Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily
living),
b) Pemeriksaan status mental,
c) Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa
Tubuh (IMT),
d) Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan
stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit,
e) Pemeriksaan laboratorium sederhana yang meliputi:
1) Pemeriksaan hemoglobin,
2) Pemeriksaan gula darah sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus),
3) Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalm air seni
sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal,
4) Pemeriksaan kolesterol darah,
5) Pemeriksaan asam urat darah,
6) Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila mana ada keluhan
dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan.
20
f) Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok
dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan yang
dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut,
g) Kunjungan rumah oleh kader dan tenaga kesehatan bagi anggota
kelompok lanjut usia yang tidak datang dalam rangka kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat (home care).
B. Tujuan
Cek up kesehatan bertujuan untuk memeriksa, mengontrol dan
memberikan solusi serta saran terhadap kesehatan yang dimilki lansia
pada saat itu. Kegiatan cek up kesehatan sangat dibutuhkan untuk para
lansia yang malas datang ke rumah sakit untuk mengontrol kesehatan
(Lavety, 2016).
C. Manfaat
Kegiatan cek up kesehatan ini sangat bermanfaat bagi lansia untuk
tetap menjaga kesehatan agar mampu melakukan kegiatan atau aktivitas
fisik secara maksimal (Lavety, 2016). Pernyataan ini diperkuat oleh
penelitian Lavety (2016) yang berjudul Peran Puskesmas dalam Upaya
Memberdayakan Lansia untuk Meningkatkan Kesehatan Lansia di
Purwokerto Selatan, yang menyebutkan bahwa dengan adanya
pelaksanaan Posyandu lansia mendapatkan aktivitas yang bermanfaat
untuk penjagaan dan peningkatan kondisi kesehatan (Lavety, 2016).
21
BAB III
METODE PERENCANAAN DAN EVALUASI
22
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
program kesehatan adalah suatu proses penetapan tujuan berdasarkan
masalah kesehatan masyarakat yang ditentukan melalui analisis situasi dan
penentuan sumber daya yang dibutuhkan, menyusun kegiatan, menentukan
sasaran, serta target yang akan dicapai untuk memecahkan masalah
kesehatan yang dihadapi masyarakat.
3.1.2. Definisi Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang digunakan untuk menilai. Hal sama
dikemukakan oleh Djaali, Mulyono, dan Ramly (2000:3) yang menjelaskan
bahwa evaluasi dapat diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan
kriteria atau standar objektif yang dievaluasi. Evaluasi sebagai kegiatan
investigasi yang sistematis tentang kebenaran atau keberhasilan suatu
tujuan.
Menurut WHO dalam Azwar (2010), evaluasi atau penilaian
merupakan salah satu metode belajar yang sistematis dari pengalaman yang
dimiliki guna meningkatkan pencapaian, pelaksanaan, dan perencanaan
suatu program melalui penilaian secara seksama berbagai kemungkinan
yang tersedia guna penerapan selanjutnya.
Menurut The American Public Association dalam Azwar (2010),
dijelaskan bahwa evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai
atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Riecken dalam Azwar (2010), penilaian merupakan
pengukuran terhadap akibat yang ditimbulkan dari dilaksanakannya suatu
program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi
adalah penilaian atau pengukuran mengenai tingkat keberhasilan suatu
pelaksanaan program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan guna
penerapan selanjutnya.
23
3.2. Langkah Perencanaan dan Evaluasi
3.2.1. Langkah Perencanaan
Langkah-langkah perencanaan menurut Eti Rimawati diantaranya
adalah:
A. Analisis Situasi
Analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan data dan fakta.
Penggunaan paling efektif dari analisis situasi dapat dimanfaatkan
pada ilmu epidemiologi, demografi, ekonomi, statistik, dan
antropologi.
(Sumber:
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/II_PERENCANAAN.doc)
B. Mengidentifikasi Masalah dan Penetapan Prioritas Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara situasi saat ini dengan situasi
yang diinginkan atau kesenjangan yang dapat diukur antara hasil yang
mampu dicapai dengan tujuan yang ingin dicapai. Prioritas masalah
disusun mengingat terbatasnya sumber daya dan kemampuan
organisasi, serta kompleksnya permasalahan yang dihadapi.
Enam pertanyaan penting untuk identifikasi masalah kesehatan
masyarakat :
1. Apa masalah kesehatan yang dihadapi (what kind of health
problems).
2. Apa faktor-faktor penyebabnya (why the problem exist).
3. Kapan masalah tersebut timbul (When the problem is happen).
24
4. Siapa/kelompok masyarakat yang mana paling banyak
menderita, dimana kejadiannya yang terbanyak (who is most
affected by the problem and where).
5. Apa kemungkinan dampak (akibat) yang muncul apabila
masalah kesehatan tersebut tidak terpecahkan (what kinds of
impact will be happen).
6. Apa upaya program untuk mengatasi masalah tersebut (what is
the plan of action should be done).
Kriteria penetapan prioritas masalah:
1. Apakah masalah tersebut menimpa sebagian besar penduduk?
2. Apakah masalah tersebut potensial sebagai penyebab tingginya
kematian bayi?
3. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kesehatan dan
kematian anak balita?
4. Apakah masalah tersebut mengganggu kondisi kesehatan dan
mengakibatkan kematian ibu hamil?
5. Apakah masalah kesehatan tersebut bersifat kronis,
menimbulkan kecacatan, dan mengganggu produktifitas kerja
masyarakat di suatu wilayah?
6. Apakah masalah tersebut menyebabkan kepanikan masyarakat
secara luas?
Ke-6 kriteria ini kemudian diberi skor (1-5 atau 1-10). Semakin
tinggi skor semakin penting masalah tersebut untuk dipecahkan.
C. Merumuskan Tujuan Program dan Besarnya Target yang Ingin
Dicapai
Kriteria penentuan tujuan dapat dilakukan dengan SMART :
Spesific (mempunyai interpretasi sama)
Measureable (dapat diukur kemajuannya)
Appropriate (sesuai dengan strategi nasional, tujuan program,
dan tujuan institusional,dll)
25
Realistic (dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan
kapasitas organisasi)
Time Bound (sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan dapat
direncanakan untuk mencapai tujuan ini sesuai
dengan target waktu)
Kriteria penyusunan tujuan :
1. Goal (Tujuan Umum)
Bersifat jangka panjang, masih umum, abstrak dan tidak
terpengaruh oleh perubahan situasi. Tujuan ini biasanya dibuat
MPR dan tertuang dalam GBHN sektor kesehatan.
2. Tujuan Kebijaksanaan
Merupakan bagian dari goal, sasaran populasinya belum jelas.
Tujuan sudah spesifik oleh karena sudah bersifat sektoral khusus
untuk masyarakat desa. Tujuan seperti ini tertuang dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN). Misalnya: menurunkan masalah
kesehatan dikalangan masyarakat desa.
3. Tujuan Program
Target populasinya lebih jelas, ada identifikasi dampak khusus
yang sudah dapat diukur hasilnya bila tujuan program sudah
tercapai. Misalnya: meningkatnya status gizi masyarakat desa.
4. Tujuan Pelayanan
Untuk mencapai tujuan ini sudah lebih jelas spesialisasi jenis
dan tingkat pelayanannya. Misalnya: menurunnya kejadian dan
kematian akibat diare pada anak balita di desa sebanyak 35% dalam
kurun waktu 3 tahun.
5. Tujuan Sumber
Diperlukan identifikasi masukan spesifik (input atau sumber
daya) untuk mencapai tujuan pelayanan. Misalnya: meningkatnya
cakupan penyediaan air bersih sampai 10% per tahun.
26
6. Tujuan Implementasi
Di sini perlu dijelaskan spesifik produk yang ingin dicapai dan
yang dapat diukur hasilnya setelah pelaksanaan program.
D. Mengkaji Kemungkinan Adanya Hambatan dan Kendala
dalam Pelaksanaan Program
Tujuannya adalah untuk mencegah atau mewaspadai terjadinya
hambatan serupa seperti yang pernah dialami sebelumnya. Selain itu
juga untuk memprediksi kendala dan hambatan yang mungkin akan
dihadapi pada saat pelaksanaan program di lapangan. Jenis hambatan:
1. Hambatan pada sumber daya: tenaga, peralatan, kurangnya
informasi, dll.
2. Hambatan yang terjadi pada lingkungan: hambatan geografis,
iklim atau musim, tingkat pendidikan, budaya masyarakat.
Hambatan lingkungan sebaiknya dianalisis pengaruhnya
terhadap perilaku sehat sakit masyarakat.
E. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
Menyusun RKO harus dilengkapi dengan informasi tentang:
Why : Mengapa kegiatan ini penting dilakukan
What : Apa yang akan dicapai
How : Bagaimana cara mengerjakannya
Who : Siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaran
kegiatannya
What Support : Sumber daya pendukung
Where : Dimana kegiatan akan dilaksanakan
When : Kapan kegiatan ini akan dikerjakan
Untuk keperluan pengawasan dan pengendalian, tentukan apa dan
sejauh mana kewenangan staf pelaksana sesuai dengan tugas pokok
yang akan dikerjakannya
27
3.2.2. Langkah Evaluasi
Enam langkah dalam menetukan proses evaluasi menurut Desak Putu
(2016) meliputi hal-hal berikut ini:
A. Menentukan apa yang akan dievaluasi
Pada tahap ini dilakukan analisis apa yang akan dievaluasi, karena
apa saja dapat dievaluasi dimulai rencananya, sumber daya, proses
pelaksanaan, keluaran, efek atau bahkan dampak suatu kegiatan, serta
pengaruh terhadap lingkungan yang luas.
B. Mengembangkan kerangka dan batasan
Pada tahap ini dilakukan asumsi-asumsi mengenai hasil evaluasi
serta pembatasan ruang lingkup evaluasi serta batasan-batasan yang
dipakai agar objektif dan fokus.
C. Merancang desain (metode)
Secara umum evaluasi terfokus pada satu atau beberapa aspek,
maka dilakukan perancangan desain yang sebenarnya mengikuti
rancangan desain riset meskipun tidak harus kaku seperti riset
umumnya dalam penerapannya. Rancangan riset ini sangat bervariasi
mulai dari yang amat sederhana sampai dengan yang sangat rumit
begantung pada tujuan dan kepentingan evaluasi itu sendiri.
D. Menyusun instrumen dan rencana pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan mengembangkan instrumen
pengamatan atau pengukuran serta rencana analisis dan membuat
rencana pelaksanaan evaluasi.
E. Melakukan pengamatan, pengukuran dan analisis
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data hasil
pengamatan, melakukan pengukuran, serta mengolah informasi dan
mengkajinya sesuai tujuan evaluasi.
F. Membuat kesimpulan dan pelaporan
Informasi yang dihasilkan dari proses evaluasi ini disajikan dalam
bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan atau permintaan. Lain pihak
menginginkan bentuk penyajian atau pelaporan yang berbeda.
28
3.3 Sasaran Observasi
Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan oleh kelompok, kami memilih
untuk melakukan observasi di Posyandu Lansia Lesmana yang terletak di Jalan
Jombang 1A, RW 03, Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen. Alasan
memilih Posyandu Lansia Lesmana sebagai tempat observasi dikarenakan jarak
tempuh dari kampus ke Posyandu Lansia lesmana yang dekat dan lokasi yang
strategis sehingga memudahkan kelompok kami untuk melakukan observasi.
Selain itu, sebelum melakukan observasi kami telah melakukan tinjau lokasi dan
saat melakukan tinjau lokasi untuk menetapkan observasi, Ketua Posyandu lansia
Lesmana menerima dengan baik dan bersedia memberikan data serta informasi
yang terkait dengan kegiatan di Posyandu Lansia Lesmana.
Untuk mendapatkan data serta informasi yang kami inginkan maka kami
memutuskan untuk melakukan wawancara dengan Ibu Sumiati selaku Ketua
Posyandu di Posyandu Lansia Lesmana. Selain itu. kami melakukan wawancara
dengan Beliau dikarenakan Beliau yang memegang semua data dan informasi
tentang Posyandu Lansia Lesmana.
29
Kami melakukan wawancara selama 2 kali pertemuan yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Observasi
Observa
Narasum
No si Tempat Tanggal Pewawancara Kegiatan
ber
Ke-
1. 1 Rumah 22 Ketua 1. Anis Yunita Wawancara
2. Fadhillah
Ibu Maret Posyandu gambaran
Rohman
Sumiati 2019 Mawar umum lansia
3. Nadia Putri
Jingga di Posyandu
Kunti
RW 03 4. Surma Elisa M Lansia
5. Zubaidah
Ibu Lesmana
Wahyuni
Sumiati
2. 2 Rumah 22 April Ketua 1. Alya 1. Wawancara
2019
Ibu Posyandu Nurhanifah R sesuai
2. Anis Yunita
Sumiati Lansia dengan
3. Ari Asri D
Lesmana 4. Chaecaria U. P instrumen
5. Eka Tyas As S.
Ibu yang telah
6. Fadhillah R
Sumiati 7. Imelda Kanza dibuat
2. Mengambil
Arifin
8. Nadia Putri K. data jumlah
9. Riris Fitriana
lansia,
program
serta
Observa
Narasum
No si Tempat Tanggal Pewawancara Kegiatan
ber
Ke-
Lingga kegiatan di
10. Surma Elisa M
Posyandu
11. Umi Solekhah
Zubaidah Lansia, dan
Wahyuni data
kesehatan
lansia
30
3.6 Alur Observasi
31
BAB IV
KONDISI LAPANGAN
32
4.2. Deskripsi Kegiatan Posyandu Lansia Lesmana
Posyandu Lansia Lesmana merupakan bagian dari Posyandu Mawar Jingga
yang dimana dalam pelaksanaanya terdapat kegiatan ibu dan anak. Dalam
pelaksanaan kegiatannya, Posyandu Mawar Jingga tidak dapat terlepas dari
Posyandu Lansia Lesmana karena merupakan satu kesatuan. Posyandu Lansia
Leksmana telah berdiri selama 9 tahun. Kegiatan di Posyandu Lesmana dilakukan
setiap bulan pada minggu ke-2, tepatnya pada tanggal 11. Dalam pelaksanaan
kegiatannya, Posyandu Mawar Jingga (dan juga Posyandu Lansia Lesmana)
bekerja sama dengan Puskesmas Bareng. Terdapat 22 orang kader pada Posyandu
ini. 22 kader ini dibagi menjadi 4, yakni kader BKB sebanyak 3 orang, kader
Posbindu 3 orang, kader lansia sebanyak 5 orang, kader balita sebanyak 10 orang,
kader pemantau TB 1 orang. Posyandu memiliki landasan dalam melaksanakan
kegiatannya yaitu Cermat, Tanggap dan Santun.
33
Berikut ini Struktur Organisasi Posyandu Mawar Jingga
PENASEHAT
Ketua RW 03
Ketua Kelompok
PKK RW 03
KETUA
Suniati
SEKRETARIS BENDAHARA
Elok Fauziah Nurul Baghdaniyah
POSBINDU BKB/PAUD
POSYANDU
POSYANDU Chusnul Zhuriyah
LANSIA PTM
Siti Sri H
BALITA Sumiati Siti Solichah
Elok Widiartin
Endang Sri W Sulasmi Siti Musdholifah
Saudah Juliati Sulistyowati
Lilik Nurjanah Sumini Kristin Irawati
Misnah muriyati
Umi Anik
Tri Wahyuningsih
Tri Murti Isnaeni
Anis Agustin
34
Berikut ini Struktur Organisasi Posyandu Lesmana.
35
dan Desember. Hal ini belum mencapai target dari Posyandu Lesmana yang
seharusnya dilakukan setiap bulannya.
Tabel 4.1 Data Penyuluhan Tahun 2018 di Posyandu Lansia
Lesmana, Klojen, Malang
No. Materi/bidan Tema/Judul Hari Tempat Pemateri
g Penyuluhan dan
Tanggal
1. Gerakan Stunting 2018 Rumah Ibu Vita
Masyarakat PHBS Ibu Bapak Tomi
Hidup Sehat Endik (Dinkes)
(Germas)
2. Kunjungan Mengungkapkan Selasa, - Ibu Hima dan
Kerja masalah 23 Rumah Ibu Lina
Mahasiswa kesehatan dan Oktober Bapak (Puskesmas)
STIKES memberikan 2018 Kusnia Serta
Panti Waloyo penyuluhan ke Rabu, - Mahasiswa
keluarga yang 24 Rumah STIKES
dikunjungi Oktober Bapak Panti Waluyo
2018 Paisah Malang
Kamis, -
25 Rumah
Oktober Bapak
2018 Tukiyo
-
Rumah
Ibu
Misnah
-
Rumah
Ibu
Suyati
-
36
Rumah
Ibu
Junik
Sumber : Buku Program Kerja Satu Tahun Posyandu Lansia Lesmana Tahun
2018
4. Kunjungan ke Rumah untuk Warga yang Sakit
Berdasarkan pencatatan yang dilakukan pihak Posyandu, kegiatan
kunjungan ke rumah untuk warga yang sakit telah dilakukan sebanyak 11
kali dalam Tahun 2018. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Januari sampai
dengan November.
5. Senam
Berdasarkan pencatatan yang dilakukan pihak Posyandu, kegiatan senam
telah berlangsung sebanyak 11 kali dalam Tahun 2018 yakni pada bulan
Januari sampai dengan Desember. Pada bulan Desember tidak diadakannya
kegiatan senam.
6. Pengajian
37
Berdasakan pencatatan yang dilakukan pihak Posyandu, kegiatan
pengajian telah berlangsung sebanyak 12 kali dalam periode Tahun 2018.
Hal ini menandakan kegiatan pengajian berhasil berjalan.
Program Kerja Posyandu Lansia Lesmana di Tahun 2019, meliputi :
1. Penimbangan
Berdasarkan pencatatan yang dilakukan oleh pihak Posyandu dari
bulan Januari 2019 sampai dengan April 2019, kegiatan penimbangan
telah dilakukan sebanyak 2 kali, yakni pada bulan Januari dan Maret.
2. Pemberian PMT
Berdasarkan pencatatan yang dilakukan oleh pihak Posyandu dari bulan
Januari 2019 sampai dengan April 2019, kegiatan pemberian PMT telah
dilakukan sebanyak 2 kali, yakni pada bulan Januari dan Maret.
3. Penyuluhan
Berdasarkan pencatatan yang dilakukan oleh pihak Posyandu dari bulan
Januari 2019 sampai dengan April 2019, kegiatan penyuluhan telah
dilakukan pada bulan Februari dan Maret.
38
Tabel 4.2 Data Penyuluhan Tahun 2019 di Posyandu Lansia Lesmana,
Klojen, Malang
No Materi Tema/Judul Hari dan Tempat Diberikan
atau Penyuluhan Tanggal oleh
Bidang
1. Intervensi Meningkatkan Rabu, 6 Jl. 1. Bu Lina
Kelompok Kesejahteraan Februari Jombang I (Bidan
Lansia ke I Psikologis 2019 Puskesmas
Lansia Bareng)
2. Bu Nixie
(dari UMM)
2. Intervensi Meningkatkan Senin, 11 Jl. 1. Bu Lina
Kelompok Kesejahteraan Februari Jombang I (Bidan
Lansia ke II Psikologis 2019 Puskesmas
Lansia Bareng)
2. Bu Nixie
(dari UMM)
3. Intervensi Meningkatkan Jumat, 15 Jl. 1. Bu Lina
Kelompok Kesejahteraan Februari Jombang I (Bidan
Lansia ke Psikologis 2019 Puskesmas
III Lansia Bareng)
2. Bu Nixie
(dari UMM)
4. Kesehatan Ciri-ciri sehat Senin, 11 Posyandu 1. Bu Lina
Jiwa jiwa Maret Mawar (Bidan
2019 Jingga Puskesmas
Bareng)
2. Bu Doni
(dari UMM)
Sumber : Buku Program Kerja Satu Tahun Posyandu Lansia Lesmana Tahun
2019
4. Kunjungan ke Rumah untuk Warga yang Sakit
39
Berdasarkan pencatatan yang dilakukan oleh pihak Posyandu dari bulan
Januari 2019 sampai dengan April 2019, kegiatan kunjungan ke rumah
untuk warga yang sakit telah dilaksanakan 1 kali, yakni pada bulan Februari.
5. Senam
Berdasarkan pencatatan yang dilakukan oleh pihak Posyandu dari bulan
Januari 2019 sampai dengan April 2019, kegiatan senam belum pernah
dilakukan sama sekali dalam periode tersebut.
6. Pengajian
Berdasarkan pencatatan yang dilakukan oleh pihak Posyandu dari bulan
Januari 2019 sampai dengan April 2019, kegiatan pengajian telah dilakukan
sebanyak 3 kali, yakni pada bulan Januari, Februari, dan Maret.
40
selama 3 bulan, akan diberi penyuluhan. Kegiatan ini juga
biasanya dilakukan dengan konsultasi personal.
Meja V : Pelayanan oleh petugas
Kegiatan ini dilakukan oleh kader Posyandu lansia bagian
balita. Berupa pemberian imunisasi dan pemberian oralit.
b. Lansia (Posyandu Lansia Lesmana)
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan dan Pencatatan TB Serta Perhitungan IMT
Kegiatan ini dilakukan oleh kader Posyandu bagian lansia.
Meja III : Pemeriksaan dan Pengobatan Sederhana (tekanan darah,
gula darah, pemberian vitamin, dan lainnya)
Kegiatan ini dilakukan oleh kader Posyandu bagian lansia
yang sebelumnya telah melakukan pelatihan oleh bidan
dari Puskesmas Bareng yang mendampingi bagian lansia.
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan
menggunakan tensi meter digital. Pengukuran gula darah
dilakukan dengan CGU.
Meja IV : Kegiatan Konseling (Kesehatan dan Kesejahteraan)
Kegiatan ini dilakukan oleh kader Posyandu bagian
lansia.
Meja V : Informasi dan Kegiatan Sosial
Kegiatan ini dilakukan oleh kader Posyandu bagian lansia.
2. Pemberian Makan Tambahan
Kegiatan ini dilakukan untuk kelompok balita dan lansia. Menu yang
diberikan kepada balita dan lansia disamakan. Penentuan menu melalui
konsultasi dengan ahli gizi dari Puskesmas Bareng yang telah bekerja sama
dengan Posyandu Mawar Jingga. Contoh menu PMT: salat buah, sop sehat,
buah, susu kedelai, jenang jagung.
41
3. Senam
Sasaran pada kegiatan ini adalah kelompok pra-lansia (usia dimulai 45
tahun). Kegiataan ini dilaksanakan seminggu sekali pada hari Rabu pukul
17.00. Kegiatan ini dipandu oleh seorang instruktur senam. Durasi senam
yang dilakukan selama 15 menit. Peminat kegiatan ini sebanyak 20 orang
pra-lansia.
4. Bank Sampah
Kegiatan ini dilakuan setiap 1,5 bulan dilakukan dengan memilah
sampah yang dapat didaur ulang dan yang tidak. Kegiatan ini biasanya
dibantu oleh mahasiswa yang berkunjung ke Posyandu Mawar Jingga.
5. Jumantik
Kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan yang dilakukan oleh
Posyandu Jingga. Kegiatan ini berupa pemantauan jentik nyamuk pada bak
mandi di tiap-tiap rumah. Kegiatan telah berlangsung selama 5 tahun.
Awalnya kader untuk kegiatan jumantik ada 2 untuk memantau jentik-jentik
nyamuk yang ada di masing-masing rumah. Telah adanya 1 jumantik di
masing-masing rumah untuk membantu pemantauan secara menyeluruh.
Pengadaan ini dikarenakan, sebelumnya telah ada yang meninggal dunia
karena DBD (Demam Berdarah Dengue). Pada awalnya kegiatan ini
dilakukan perminggu, pelaksanaannya sudah beralih menjadi perbulan.
6. Kader Pemantau TBC (Tuberculosis)
Dilakukan dengan pemantauan batuk yang terjadi lama (lebih dari 2
minggu dan tidak kunjung sembuh). Kader akan mengirimkan dahak ke
puskesmas, bila hasil lab dari puskesmas menyatakan positif TB, dilakukan
perawatan intensif selama 6 bulan.
7. Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Terdapat 4 pasien yang mengalami gangguan jiwa. Kegiatan ini,
dilakukan dengan mendatangi psikater. Bila pasien telah parah dibawa ke
rumah sakit.
42
8. Kunjungan ke rumah-rumah
Kegiatan kunjungan ke rumah-rumah dilakukan bila pada hari
pelaksanaan Posyandu balita atau lansia tidak dapat mengikuti pemeriksaan
kesehatan pada minggu ke-2.
43
lansia, penanggung jawab lansia tidak langsung mengunjungi lansia di rumahnya,
tetapi baru diadakannya kunjungan bila ada pihak keluarga yang meminta untuk
memeriksakan lansia. Masalah kesehatan lansia yang ditemukan pada Posyandu
Lesmana ialah masalah Diabetes Mellitus
Permasalahan keempat yaitu di Posyandu Lansia Lesmana memiliki kegiatan
senam yang dilakasanakan setiap sore, seminggu sekali setiap hari Rabu. Kegiatan
senam yang terdapat di Posyandu Lansia Lesmana yang diikuti oleh pra lansia.
Alasan mengapa hanya pra lansia yang ikut karena lansia disana kondisi fisik
yang terbatas sehingga membuat lansia tidak mampu untuk mengikuti senam.
Selain itu, pada pelaksanaan kegiatan senam dilaksanakan pada sore hari dan
dilaksanakan pada tempat outdoor, ketika musim hujan melanda kegiatan senam
susah untuk dilaksanakan.
Masalah kelima adalah masalah kesehatan yang dialami lansia di Posyandu
Lansia Lesmana. Lansia di Posyandu mayoritas menderita penyakit diabetes
mellitus dan hipertensi. Selain itu, kegiatan yang dilakukan untuk menangani
masalah penyakit tersebut masih kurang. Ada kegiatan senam, namun yang
terlibat aktif saat kegiatan senam adalah pra lansia dibandingkan kelompok
lansianya
44
masalah tersebut menjadi prioritas adalah kami menilai bahwa penyakit tersebut
banyak diderita oleh lansia di Posyandu dan masih dapat ditangani. Namun
kegiatan yang dilakukan untuk menangani masalah penyakit tersebut masih
kurang. Ada kegiatan senam, namun yang terlibat aktif saat kegiatan senam adalah
pra lansia dibandingkan kelompok lansianya.
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut kami bermaksud
menawarkan sebuah solusi. Sebuah program yang diberi nama Gold Elderlys
Health”, merupakan sebuah program modifikasi dan terobosan baru yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia di wilayah cakupan Posyandu
Lansia Lesmana. Terdapat beberapa kegiatan dalam program Gold Elderlys
Health yang dikemas secara menarik. Kegiatan tersebut yaitu terapi tawa, media
promosi kesehatan berupa booklet, kegiatan lansia 60s club’, serta pemberian
stiker penat (penanda sehat) yang dilakukan oleh kader di rumah-rumah lansia.
45
BAB V
PERENCANAAN PROGRAM
46
Program Gold Elderlys Health terdiri dari 4 kegiatan utama, yakni :
A. Terapi Tawa
Terapi tawa merupakan kegiatan modifikasi dari kegiatan senam yang
telah dilaksanakan setiap minggunya di Posyandu Lesmana. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap hari Rabu, pukul 17.00. Kegiatan ini diperuntukkan
untuk kelompok pra lansia (usia 45-59 tahun) dan kelompok lansia (usia
>59 tahun). Durasi kegiatan ini selama 10-15 menit. Kegiatan ini
dilaksanakan selama 3 bulan.
Tertawa merupakan paduan dari peningkatan sistem saraf simpatetik dan
juga penurunan kerja sistem saraf simpatetik. Peningkatannya berfungsi
untuk memberikan tenaga bagi gerakan pada tubuh, namun hal ini kemudian
juga diikuti oleh penurunan sistem saraf simpatetik yang salah satunya
disebabkan oleh adanya perubahan kondisi otot yang menjadi lebih rileks,
dan pengurangan pemecahan terhadap nitric oxide yang membawa pada
pelebaran pembuluh darah, sehingga rata-rata tertawa menyebabkan aliran
darah sebesar 20%, sementara stress menyebabkan penurunan aliran darah
sekitar 30% (Desinta dan Ramadhani, 2013).
Tabel 5.1 Acara Kegiatan Terapi Tawa pada Posyandu Lansia Lesmana,
Klojen, Malang
Waktu Tempat Sasara Acara Pendampi
No Sarana Penunjang
Pelaksanaan Pelaksanaan n Kegiatan ng
1. Rabu di depan 40 Terapi 1. Speaker 1. Kader
Minggu rumah ketua orang tawa 2. Lagu lansia
pertama- Posyandu (lansia 3. Kursi (bagi 2. Instrukt
bulan ke-1 Lesmana dan pra lansia yang ur
(17.00- lansia) tidak dapat senam
17.30) berdiri)
2. Rabu di depan 40 Terapi 1. Speaker 1. Kader
Minggu rumah ketua orang tawa 2. Lagu lansia
kedua-bulan Posyandu (lansia 3. Kursi (bagi 2. Instrukt
ke-1 Lesmana dan pra lansia yang ur
(17.00 lansia) tidak dapat senam
17.30) berdiri)
Waktu Tempat Sasara Acara Pendampi
No Sarana Penunjang
Pelaksanaan Pelaksanaan n Kegiatan ng
47
3. Rabu di depan 40 Terapi 1. Speaker 1. Kader
Minggu rumah ketua orang tawa 2. Lagu lansia
ketiga-bulan Posyandu (lansia 3. Kursi (bagi 2. Instrukt
ke-1 Lesmana dan pra lansia yang ur
(17.00 lansia) tidak dapat senam
17.30) berdiri)
4. Rabu di depan 40 1. Terapi 1. Speaker 1. Kader
Minggu rumah ketua orang tawa 2. Lagu lansia
keempat- Posyandu (lansia 2. Monitor 3. Kursi (bagi 2. Instrukt
bulan ke-1 Lesmana dan pra ing dan lansia yang ur
(17.00 lansia) Evaluasi tidak dapat senam
17.30) berdiri)
5. Rabu di di depan 40 Terapi 1. Speaker 1. Kader
minggu rumah ketua orang tawa 2. Lagu lansia
kelima- Posyandu (lansia 3. Kursi (bagi 2. Instrukt
bulan ke-2 Lesmana dan pra lansia yang ur
(17.00- lansia) tidak dapat senam
17.30) berdiri)
6. Rabu di di depan 40 Terapi 1. Speaker 1. Kader
minggu rumah ketua orang tawa 2. Lagu lansia
keenam- Posyandu (lansia 3. Kursi (bagi 2. Instrukt
bulan ke-2 Lesmana dan pra lansia yang ur
(17.00- lansia) tidak dapat senam
17.30) berdiri)
7. Rabu di di depan 40 Terapi 1. Speaker 1. Kader
minggu rumah ketua orang tawa 2. Lagu lansia
ketujuh- Posyandu (lansia 3. Kursi (bagi 2. Instrukt
bulan ke-2 Lesmana dan pra lansia yang ur
(17.00- lansia) tidak dapat senam
17.30) berdiri)
8. Rabu di di depan 40 1. Terapi 1. Speaker 1. Kader
minggu rumah ketua orang tawa 2. Lagu lansia
kedelapan Posyandu (lansia 2. Monito- 3. Kursi (bagi 2. Instrukt
ur
senam
Waktu Tempat
Sasara Acara Sarana Pendampi
No Pelaksanaa Pelaksanaa
n Kegiatan Penunjang ng
n n
48
9. Rabu di di depan 40 Terapi 1. Speaker 1. Kader
minggu rumah ketua orang tawa 2. Lagu lansia
kesembilan- Posyandu (lansia 3. Kursi (bagi 2. Instrukt
bulan ke-3 Lesmana dan pra lansia yang ur
(17.00- lansia) tidak dapat senam
17.30) berdiri)
10. Rabu di di depan 40 Terapi 1. Speaker 1. Kader
minggu rumah ketua orang tawa 2. Lagu lansia
kesepuluh- Posyandu (lansia 3. Kursi (bagi 2. Instrukt
bulan ke-3 Lesmana dan pra lansia yang ur
(17.00- lansia) tidak dapat senam
17.30) berdiri)
11. Rabu di di depan 40 Terapi 1. Speaker 1. Kader
minggu rumah ketua orang tawa 2. Lagu lansia
kesebelas- Posyandu (lansia 3. Kursi (bagi 2. Instrukt
bulan ke-3 Lesmana dan pra lansia yang ur
(17.00- lansia) tidak dapat senam
17.30) berdiri)
12. Rabu di di depan 40 1. Terapi 1. Speaker 1. Kader
minggu ke rumah ketua orang tawa 2. Lagu lansia
duabelas- Posyandu (lansia 2. Monitor 3. Kursi (bagi 2. Instrukt
bulan ke-3 Lesmana dan pra ing dan lansia yang ur
(17.00- lansia) Evaluasi tidak dapat senam
17.30) berdiri)
49
Pendidikan kesehatan melalui booklet, merupakan pendidikan kesehatan
yang tergolong metode berdasarkan teknik komunikasi secara tidak
langsung. Pesan yang dapat diterima sasaran melalui indera penglihatan
dengan menggunakan metode ini, materi yang dapat terserap 83% dan dapat
diingat sebanyak 30% (Depkes, 2008).
Teknik implementasi yang digunakan pada kegiatan ini yakni dengan
mensosialisasikan isi booklet dan memberikan booklet pada lansia dan
keluarganya. Pada saat Posyandu Lesmana melaksanakan gebrakan 5 meja,
pada meja IV, kader Posyandu menjelaskan tentang penyakit pada booklet
terkebih dahulu dan setelah selesai penjelesannya, kader memberikan
booklet tersebut kepada lansia sebelum lansia beralih ke meja V. Evaluasi
untuk keluarga diberi pertanyaan terkait isi booklet pada bulan ketiga.
Tabel 5.2 Acara Kegiatan Silet Yati (Sosialisasi dan Booklet Penyakit
Degeneratif) pada Posyandu Lansia Lesmana, Klojen, Malang
Waktu Tempat
Acara Sarana
No Pelaksan Pelaksana Sasaran Pemateri
Kegiatan Penunjang
aan an
1. Bulan Posyandu Keluarga Sosialisasi 1. Booklet 1. Kader
pertama Lesmana dan mengenai diabetes lansia
di lansia penyakit mellitus 2. Bu Lina
minggu diabetes dan (bidan
kedua mellitus dan jantung yang
(pukul jantung koroner mengaw
09.00- koroner 2. Kursi asi
11.00) lansia)
2. Bulan Posyandu Keluarga Sosialisasi 1. Booklet 1. Kader
kedua di Lesmana dan mengenai pedoman lansia
minggu lansia penyakit hipertensi 2. Bu Lina
kedua hipertensi dan stroke (bidan
(pukul dan stroke 2. Kursi yang
09.00- mengaw
11.00) asi
lansia)
Waktu Tempat
Acara Sarana
No Pelaksan Pelaksana Sasaran Pemateri
Kegiatan Penunjang
aan an
50
3. Bulan Posyandu Keluarga 1. Sosialisasi 1. Booklet 3. Kader
ketiga di Lesmana dan mengenai pedoman lansia
minggu lansia penyakit penyakit 4. Bu Lina
kedua demensia demensia (bidan
(09.00 dan dan yang
11.00 insomnia insomnia mengaw
2. Evaluasi 2. Kursi asi
Silet Yati lansia)
(tanya
jawab)
51
Tabel 5.3 Acara Kegiatan Lansia 60 s Club di Posyandu Lansia
Lesmana, Klojen, Malang
Waktu Tempat Sasara Acara Sarana Pendampi
No
Pelaksanaan Pelaksanaan n Kegiatan penunjang ng
1. Jumat sore Rumah 40 1. Sharing Kursi Kader
minggu lansia lansia 2. Monitorin lansia
kedua g
(pukul
16.00
17.30)
2. Jumat sore Rumah 40 1. Menyanyi/ Kursi Kader
minggu lansia lansia meronce/m lansia
keempat embuat
(pukul kerajinan
16.00 2. Monitorin
17.30) g
3. Jumat sore Rumah 40 1. Mengaji 1. Kursi Kader
minggu lansia lansia 2. Monitorin 2. Al- lansia
kedua g dan Quran
(pukul evaluasi
16.00
17.30)
4. Jumat sore Rumah 40 1. Sharing Kursi Kader
minggu lansia lansia 2. Monitorin lansia
keempat g
(pukul
16.00-
17.30)
5. Jumat sore Rumah 40 1. Menyanyi/ Kursi Kader
minggu lansia lansia meronce/m lansia
kedua embuat
(pukul kerajinan
16.00- 2. Monitorin
17.30) g
52
keempat g dan Quran
(pukul Evaluasi
16.00-
17.30)
53
2. Bulan di rumah Lansia 1. Penempelan Stiker Kader
pertama di lansia dan pra stiker Penat lansia
minggu lansia berdasarkan warna
kedua hasil merah,
(10.30- pemeriksaan kuning,
11.00) kesehatan di dan hijau
bulan
tersebut
2. Monitoring
dan evaluasi
3. Bulan di rumah Lansia 1. Penempelan Stiker Kader
pertama di lansia dan pra stiker Penat lansia
minggu lansia berdasarkan warna
kedua hasil merah,
(10.30- pemeriksaan kuning,
11.00) kesehatan di dan hijau
bulan
tersebut
2. Monitoring
dan
Evaluasi
54
diperlukan. Stiker diberikan pada meja ke-V, namun bila ada lansia yang
tidak dapat hadir pada hari pemeriksaan, maka kader akan menempelkan
stiker sesuai dengan kondisi kesehatan berdasarkan kondisi rekam medis
sebelumnya.
55
sehingga seperti diabetes kader untuk
membantu untuk mellitus, menentukan
mencegah kaku hipertensi, prioritas kunjungan
sendi dan otot stroke, jantung tanpa menunggu
yang berlebih. koroner, permintaan keluarga
demensia, dan
insomnia.
5.4.2. Evaluasi
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2004, evaluasi merupakan
kegiatan yang menilai hasil yang diperoleh selama kegiatan pemantauan
berlangsung. Evaluasi juga menilai hasil atau produk yang telah dihasilkan
dari suatu rangkaian program sebagai dasar mengambil keputusan tentang
tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan tindakan selanjutnya yang
diperlukan. Menurut Wulan (2017), evaluasi (evaluation) merupakan
penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi program
menelaah komponen-komponen yang saling berkaitan tentang perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan.
56
hipertensi, stroke, jantung tersebut
koroner, demensia, dan 2. 20 keluarga /
insomnia. pendamping
2. Sasaran tidak langsung lansia dapat
Yati) (keluarga) dapat menjawab
menanggulangi penyakit pertanyaan yang
diabetes mellitus, hipertensi, diberikan kader
jantung koroner, demensia, saat evaluasi
dan insomnia
57
No Kegiatan Indikator Keberhasilan Target
mengaji atau
menyanyi/meronce
atau membuat
kerajinan
2. 32 dari 40 sasaran
langsung dapat
membuka diri
dengan sharing
(bercerita) kepada
teman sebayanya
1. Stiker tertempel pada 1. Pelayanan kesehatan
seluruh rumah yang mencakup seluruh
Stiker memiliki lansia lansia termasuk
4.
Penat lansia yang tidak
dapat memeriksakan
diri ke Posyandu
58
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Posyandu Lansia Lesmana merupakan Posyandu lansia yang berada di
wilayah RW 03, Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Posyandu ini telah berdiri selama 9 tahun. Kegiatan di Posyandu ini dilakukan
setiap bulan pada minggu ke-2, dan bekerjasama dengan Posyandu Balita Mawar
Jingga, yang berada dibawah pengawasan Puskesmas Bareng. Posyandu ini
dilaksanakan oleh 5 orang yang ditunjuk sebagai kader. Program kerja yang
dilaksanakan di Posyandu tersebut, antara lain: penimbangan, pemberian PMT,
senam, bank sampah, jumantik, pemantauan TBC, ODGJ, penyuluhan, kunjungan
rumah bagi lansia yang sakit, dan pengajian. Setelah melakukan observasi serta
wawancara, maka dapat diketahui berbagai masalah yang ada Posyandu tersebut,
yaitu:
1. PMT lansia yang menunya disamakan dengan PMT yang diberikan
pada balita
2. Tidak ada bangunan tetap untuk dijadikan sebagai lokasi Posyandu
3. Kegiatan senam yang hanya diikuti oleh pra-lansia saja
59
berinovasi dari kegiatan senam yang ada di Posyandu tersebut dengan
memperluas cakupan sasarannya, sehingga tidak hanya usia pra lansia saja yang
bisa mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu, senam tersebut lebih ditujukan untuk
meningkatkan kebugaran fisik. Program ini dilaksanakan dalam kurun waktu 3
bulan. Sasaran yang dituju pada program ini adalah sasaran langsung, yaitu
kelompok pra lansia (usia 45-60 tahun) dan kelompok lansia (usia >60 tahun), dan
sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dari lansia tersebut. Dalam program
tersebut, terdapat 4 kegiatan yang akan dilaksanakan didalamnya, antara lain:
1. Terapi tawa, berfungsi untuk menurunkan tingkat stress dan
melancarkan peredaran darah pada lansia. Selain itu, kegiatan ini
berfungsi untuk memberikan tenaga bagi gerakan pada tubuh.
Kegiatan ini dilakukan seminggu sekali, dengan durasi 10-15 menit.
Diharapkan lansia mampu menggerakkan seluruh badannya untuk
senam, sehingga membantu untuk mencegah kaku sendi dan otot yang
berlebih.
2. Silet Yati (Sosialisasi dan Booklet Penyakit Degeneratif), untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, kesadaran dan pemahaman
lansia terhadap pemeliharaan kesehatan dari berbagai penyakit, seperti
diabetes mellitus, hipertensi, stroke, jantung koroner, demensia, dan
insomnia. Kegiatan ini dilakukan sebulan sekali, dengan target durasi
waktunya 120 menit.
3. Lansia 60s club, agar lansia melakukan kegiatan positif bersama,
sehingga terhindar dari kesepian atau kesedihan yang berlarut.
Kegiatan ini dilakukan selama sebulan sekali, dengan durasi 90 menit
setiap pertemuannya. Diharapkan lansia berpartisipasi dalam kegiatan
ini, agar bisa meningkatkan interaksi antar lansia.
4. Stiker Penat (Penanda Sehat), untuk mempermudah kader Posyandu
memantau kondisi kesehatan lansia, dengan memberikan stiker
berwarna hijau, kuning, atau merah sesuai dengan kondisi lansia.
Kegiatan ini dilakukan sebulan sekali, dengan target durasi waktu yang
dibutuhkan 30 menit. Diharapkan lansia berpartisipasi dalam kegiatan
ini, agar petugas mengetahui perkembangan kesehatan lansia.
60
6.2 Saran
Berikut merupakan saran yang disampaikan untuk mitra maupun penulis,
yaitu:
6.2.1 Saran mitra terhadap penulis
a. Diharapkan tetap memantau hasil observasi, agar kegiatan
berjalan sesuai dengan keinginan, dan target dapat tercapai.
b. Diharapkan tetap bekerjasama dengan pihak Posyandu, untuk
mewujudkan lansia yang lebih baik derajat kesehatannya.
6.2.2 Saran penulis terhadap mitra
a. Diharapkan mitra dapat melaksanakan usulan program yang kami
rancang, agar kondisi lansia di lingkup Posyandu tersebut menjadi
lebih baik
b. Diharapkan lebih gencar lagi mengajak lansia dalam mengikuti
kegiatan Posyandu yang ada, agar meningkatkan derajat
kesehatan lansia.
c. Diharapkan Posyandu meningkatkan fasilitas berupa sarana dan
prasarana agar kegiatan Posyandu dapat berjalan dengan baik.
61
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Windia Wulan. 2015. Pengaruh Terapi Tertawa terhadap Tekanan Darah
Penderita Hipertensi di Paguyuban Jantung Sehat Desa Rempoah Wilayah
Kerja Puskesmas Baturaden II Kabupaten Banyumas, (Online),
(http://repository.ump.ac.id/3320/3/Windia%20Wulan%20Agustin%20BAB
%20II.pdf), diakses pada 26 April 2019.
Azmi, Rosyida. 2016. Pengaruh Senam Bugar Lansia Indonesia terhadap
Penurunan Kadar Kolesterol pada Wanita Lansia, (Online),
(http://lib.unnes.ac.id/23329/1/6301411078.pdf), diakses pada 28 April
2019.
Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan (III). Jakarta: Binarupa.
Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014. Jakarta.
Badan Pusat Stistik Kota Malang. 2018. Kecamatan Klojen Dalam Angka 2018,
(Online), (https://malangkota.bps.go.id/publication/download.html?
nrbvfeve=ZDU0YmQwYWE0MTlhMDFlNDJjMDViYWVm&xzmn=aHR
0cHM6Ly9tYWxhbmdrb3RhLmJwcy5nby5pZC9wdWJsaWNhdGlvbi8yM
DE4LzA5LzI2L2Q1NGJkMGFhNDE5YTAxZTQyYzA1YmFlZi9rZWNhb
WF0YW4ta2xvamVuLWRhbGFtLWFuZ2thLTIwMTguaHRtbA%3D
%3D&twoadfnoarfeauf=MjAxOS0wNC0yNiAxNjozODoxMQ%3D%3D),
diakses pada 26 April 2019.
Biahimo, Melynda. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi
pada Lanjut Usia di Panti Sosial Thresna Wredha "Ilomata" Kota
Gorontalo, (Online), (http://eprints.ung.ac.id/1905/6/2012-2-14201-
841408015-bab2-24012013110740.pdf), diakses 28 April 2019.
BPJS. 2017. Panduan Praktis Edukasi Kesehatan, (Online), (https://bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/098efcaf5574de037e9e29e0bfb0f0d5.pd
f), diakses pada 28 April 2019.
Departemen Sosial RI. 2007. Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Jakarta:
Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia.
Depkes RI. 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas
Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2006. Pedoman Pelatihan Kader Kelompok Usia Lanjut bagi Petugas
Kesehatan. Jakarta: Direktorat Kesehatan Keluarga.
62
Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2008. Metode dan Media Promosi Kesehatan. Jakarta: Pusat Promosi
Kesehatan.
Desinta, S., dan Ramdhani, N. 2013. Terapi Tawa untuk Menurunkan Stress pada
Penderita Hipertensi, (Online),
(https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/download/7063/5515), diakses pada 29
April 2019.
Djaali, Mulyono P. dan Ramly. 2000. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan.
Jakarta: PPs UNJ.
Ismawati, S. Cahyo. 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Bantul: Nuhamedika.
Jira, C., Feleke, A. dan Mitike, G. 2004. Health Planning and Management for
Health Extension Workers, (Online),
(http://www.dphu.org/uploads/attachements/pdf), diakses pada 28 April
2019.
Karomah, Azizah. 2016. Peran Posyandu Lansia dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Lanjut Usia. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Khadijah, Siti. 2010. Pelayanan Kesehatan Lansia Melalui Posyandu Lansia.
Bogor: Institut Pertanian Bogor
Kominfo Kota Malang. 2016. Keadaan Penduduk Kelurahan Gading Kasri Kota
Malang, (Online),
(https://kelgadingkasri.malangkota.go.id/profil/penduduk/), diakses pada 26
April 2019.
Kurniati, Desak. 2016. Bahan Ajar Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi
Kesehatan. Bali: Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.
Kusmiadi, H.R. 1995. Teori dan Teknik Perencanaan (I). Bandung: Penerbit Ilham
Jaya.
63
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat. Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1663. Jakarta: Direktur
Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia.
Missah, Christy Lidya. 2014. Komunikasi Antar Pribadi Pada Orang Tua Lanjut
Usia Di Panti Rumah Doa Kanaan. Journal Acta Diurna, 3(2), (Online),
(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/download/5140/46
57), diakses pada 29 April 2019.
Nilasari, Andi Besse. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penawaran Tenaga Kerja Lanjut Usia di Kota Makassar. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat:Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 13 Tahun 2015 Kesejahteraan Lanjut
Usia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2015
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan
Masyarakat.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tata Cara Pengendalian Dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2014. Situasi dan Analisis Lanjut Usia.
Jakarta: Kemenkes RI
Rimawati, Eti. Tanpa tahun. Perencanaan, (Online),
(http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/II_PERENCANAAN.doc.), diakses
pada 28 April 2019.
Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Suhadi. 2015. Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan. Yogyakarta: Leutikaprio.
Swarjana, I Ketut. 2017. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Konsep, Strategi, dan
Praktik. Cetakan Kesatu. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
64
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Lembaran Negara RI Tahun 2004. Jakarta.
UU Republik Indonesia. 2006. Undang-Undang No.39 Tahun 2006 tentang
Monitoring. Lembaran Negara RI Tahun 2006, No 39. Sekretariat Negara.
Jakarta.
65
LAMPIRAN
66
Lampiran 2. Data-data dari Posyandu Lesmana
67
Data Penyuluhan Tahun 2018 dan 2019
68
70
Lampiran 3. Instrumen
Instrumen
Wawancara Posyandu
(Kelompok 1)
Nama Posyandu :
Nama ketua kader :
Jumlah kader :
Alamat Posyandu :
Kegiatan/program
1.
2.
3.
4.
Kendala
1.
2.
3.
4.
Waktu pelaksanaan Posyandu:
Sumber dana
1.
2.
3.
Kader
1. Pergantian dan regulasi khusus untuk anggota
kader Posyandu.
2. Pelatihan kader mengenai tugas disetiap meja
di Posyandu.
70
71
Masyarakat
1. Keaktifan, antusias dan partisipasi masyarakat
terhadap kegiatan Posyandu.
2. Pertemuan atau rapat khusus bagi kader
Posyandu tersebut dengan Posyandu lain.
Lokasi
1. Kondisi sanitasi di Posyandu.
2. Kenyamanan tempat Posyandu.
3. Kestrategisan dalam pemilihan lokasi
Posyandu.
71
72
tensi, dan apabila keluarga berkehendak, maka akan dilakukan juga cek gula
darah, asam urat, atau kolesterol. Jumlah lansia yang dikunjungi relatif banyak,
karena jumlah lansia tidak dapat berjalan juga banyak.
Dana murni didapatkan dari swadaya masyarakat, karena dalam 1 bulan
dapat menghabiskan dana selebihnya Rp.600.000- Rp.700.000. Pada Posyandu
lansia, ketika datang, lansia akan memberikan uang sosial, untuk dilakukannya
kegiatan cek gula darah, asam urat, kolesterol, dikarenakan petugas membeli alat
chip yang digunakan. Uang yang harus dibayarkan sebesar Rp. 10.000 /cek (gula
darah/kolesterol/asam urat), harga sesuai dengan kesepakatan dari pihak Posyandu
dengan masyarakat. Adanya cek kesehatan (gula darah, kolesterol, asam urat)
membuat minat lansia untuk datang ke Posyandu semakin meningkat. Pada
kegiatan pengukuran (tinggi badan, berat badan, dan tensi) dan cek kesehatan
(gula darah, kolesterol, asam urat) dilakukan oleh kader yang sebelumnya telah
mendapat pelatihan khusus dari Puskesmas sebelum terjun langsung dalam
masyarakat.
Terdapat kegiatan senam lansia yang dilakukan satu minggu sekali, terdapat
2 instruktur yang juga seorang kader dan mengikuti PERWOSI (Persatuan Wanita
Olahraga Seluruh Indonesia). Peminat kegitan senam sekitar 20-25 orang lansia.
Senam tidak sesuai dengan penyakit lansia, hanya diutamakan yang ringan untuk
lansia.
Kegiatan Posyandu yang telah dijabarkan tersebut, masih tidak terdapat
program kerajinan, dikarenakan cukup rumit untuk dilakukan. Kegiatan tambahan
yang dimiliki Posyandu Lesmana, yang bekerjasama dengan Posyandu Mawar
Jingga yaitu kegiatan jumantik. Kegiatan jumantik dilatarbelakangi oleh dahulu
terdapat anak yang mengidap DBD hingga memasuki tahap akut dan penanganan
yang terlambat hingga meninggal. Kegiatan jumantik telah terlaksana selama
lebih dari 5 tahun. Kegiatan Jumantik dilakukan setiap bulan, dengan teknis kader
berkeliling ke setiap rumah masyarakat per RT. Alur pelaksanaan yaitu
pemeriksaan jentik-jentik, kemudian pencatatan (positif atau negatif), selanjutnya
hasil pemeriksaan dilaporkan kepada Puskesmas. Data terkait jumantik dimiliki
oleh ketua Posyandu Mawar Jingga sebagai arsip dan Puskesmas, data yang
dilaporkan juga terdapat lampiran foto kegiatan. Pada saat ini, setiap rumah telah
74
terdapat program jumantik untuk meringankan tugas kader. Pada setiap rumah
terdapat 1 jumantik yang dilengkapi dengan 1 kalender jumantik, karena dianggap
lebih efektif. Ketika pemantauan, maka kader hanya tinggal menanyakan apakah
jentik-jentiknya masih ada atau sudah mati, ketika masyarakat malu maka kader
akan turun tangan langsung untuk mengecek.
Selain itu, kegiatan Posyandu juga terdapat kunjungan kepada ibu
melahirkan dan ibu hamil yang dilakukan oleh kader bersama petugas Puskesmas.
Kegiatan kunjungan ibu melahirkan dan ibu hamil ini bertujuan untuk
menghindari bayi meninggal karena sakit, ketika membutuhkan perawatan lebih
lanjut maka dapat segera mendapat penanganan.
Kegiatan tambahan lainnya juga terdapat kader yang memantau TB, yang
dinamai dengan kader TB. Kader yang betugas yaitu Ibu Juliati. Ketika orang
yang telah mengidap batuk yang lama maka akan disuspect, kemudian dimintai
dahak yang akan dibawa ke puskesmas untuk dicek. Ketika hasil pemeriksaan
positif maka pengidap TB akan segera dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan
penanganan. Pengidap TB akan menjalani pengobatan selama 6 bulan, memakai
masker, alat makan yang disendirikan untuk menghindari penularan. Kader harus
aktif untuk megetahui penyakit sedini mungkin agar dapat ditangani segera
dengan cara terus menghimbau masyarakat yang telah batuk sangat lama untuk
melapor kepada kader agar dahak dapat segera diperiksakan di puskesmas.
Pemantauan TB dilakukan dengan cara semua kader bekerja sama dengan kader
yang telah ditunjuk sebagai kader TB.
Kegiatan tambahan lainnya adalah ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa).
Kegiatannya berupa mengunjungi masyarakat yang memiliki gangguan jiwa.
Terdapat sebanyak 4 orang di RW.03 menderita gangguan jiwa. Posyandu juga
pernah mendatangkan psikiater untuk menetukan taraf gangguan jiwa pada
masyarakat 03. Ketika gangguan jiwa telah sangat parah maka akan langsung
dibawa ke rumah sakit jiwa.
Kendala yang dihadapi oleh Posyandu ini adalah pada tempat
pelaksanaannya. Dahulu Posyandu dilaksanakan di balai RW namun hanya sekitar
10 orang yang datang, dikarenakan jauh dan ramai. Semenjak Posyandu
dipindahkan ke Jl. Jombang gang IA, tepatnya di teras rumah mantan Ketua
75
RW.03, peminat semakin banyak. Sampai saat ini yang dibingungkan adalah
tempat, karena yang memiliki rumah sudah tidak menjabat sebagai ketua RW
ketika sudah tidak diperbolehkan menempati maka siap-siap untuk mencari
alternatif tempat lainnya. Penyebab lainnya adalah rumah menjadi kotor,
membutuhkan banyak peralatan (meja 7, kursi 50, lemari, dan peralatan lainnya).
Jumlah keseluruhan (lansia maupun balita) sebanyak 40 orang yang hadir, lalu
mengalami peningkatan hingga sebanyak 70 orang yang hadir, dikarenakan
tempat yang strategis dan aman (tidak dekat jalan raya).
Masalah yang dihadapi lainnya, yaitu kurangnya kemapuan kader untuk
berkomunikasi dengan masyarakat. Contohnya terdapat ibu balita yang tidak hadir
dikarenakan terdapat kader yang tidak cukup baik dalam berkomunikasi. Sehingga
untuk menghindari permasalahan komunikasi seperti ini, maka akan langsung
diarahkan kepada Bu Sumiati untuk konseling lebih lanjut guna mencari solusi
dikarenakan Bu Sumiati selaku penyuluh dan kemampuan komunikasi dengan
masyarakat lebih baik dan tertata, guna menghindari masyarakat yang tidak
kembali lagi ke Posyandu.
Ketika lansia dan balita tidak hadir dan cenderung pasif, maka kader
dengan tanggap akan mengunjungi dan memberikan arahan untuk menghadiri
Posyandu. Masyarakat cenderung suka ketika Bu Sumiati yang mendatangi
dikarenakan Bu Sumiati adalah ketua Posyandu dan terkesan lebih disegani oleh
masyarakat. Ketika masyarakat telah cek kesehatan di dokter maka kader akan
meminta bukti untuk memastikan bahwa masyarakat memang telah cek kesehatan.
Ketika terdapat masyarakat yang tidak ingin diberikan tindakan dan tidak mau
menghadiri Posyandu, maka akan diberikan surat pernyataan kesediaan tidak
dilakukan tindakan yang ditandatangani oleh orang bersangkutan, RW. 03, dan
Ketua Posyandu serta stempel RW untuk memperkuat agar ketika sewaktu-waktu
terkena penyakit atau sakit parah maka tidak akan menyalahkan kader.
4.2 Transkrip Wawancara 2
Ketereangan :
M = Mahasiswa
K = Kader
76
M: “Yang memutuskan bahwa program bisa dijalankan atau tidak di Posyandu ini.
apakah dari ibu sendiri, bidannya atau dari siapa?”
K: Otomatis kalau ada program, Puskemasnya menyuruh tapi juga beliau
mendampingi dan mengadakan pelatihan. Bila ada pelatihan kita diberi ilmu,
diberi bimbingan, cara-caranya dan diterapkan di Posyandu tetapi dalam
pendampingan dari Puskesmas.
M: “Kalau mau cek kesehatan ada yang membayar. Gimana dengan lansia yang
tidak mampu?”
K: Kader telah menawarkan mau atau tidak. Bila tidak mau memeriksa tidak
akan diperiksa.
M: Jadi misalnya kelompok kami memberi saran seperti tentang senam lansia
yang bervariasi itu ke ibu Sumi ?”
77
K: Iya, sebagai ketua. Nanti ibu akan konsultasi pada kader-kader lainnya.
M: “Apakah Posyandu bekerja sama dengan BPJS dengan keterkaitan biaya cek
kesehatan/operasional?”
K: Sepertinya tidak ada.
M: Gimana dengan lansia yang tidak bisa hadir ke Posyandu apakah pihak
keluarga yang meminta pihak Posyandu untuk datang ke rumah?”
K: Iya, pihak keluarga yang meminta.
M: Apakah ada dana dari desa, kalau Posyandu kan pasti dapat dana dari desa?”
K: Kalau secara langsung masalah dana uang tidak ada, jadi kurang. Untuk tahun
ini tidak ada, terakhir 3 tahun lalu ada dari kelurahan untuk PMT.
M: Untuk bidan biasanya yang berjaga di Posyandu apakah selalu sama atau
berganti? Bidan desa?”
K: Sama, bidan Puskesmas. Kalau disini Puskesmas Bareng.
K: Hanya beberapa kader, ada beberapa kader yang tidak mendapatkan pelatihan
dan itupun hanya yang bisa menggunakan alat tensi hanya 2 orang sama posbindu
yang bisa (bindu ada pelatihan).
M: Apakah pernah penolakan dari lansia, misalnya ada kegiatan senam lansia
menolak?
K: Kalau senam memang yang hadir bukan lansia, tetapi pra lansia.
M: Gimana dengan lansia yang tidak datang, apakah mereka hanya cek
kesehatan?”
K: “Biasanya iya, karena mungkin lansia tersebut sakit stroke.
M: Untuk lansia yang terdata di Posyandu disini kira-kira berapa orang, yang
biasanya masih aktif ke Posyandu ?”
K: Yang terdata dari umur 60 tahun keatas kurang lebih 40. Dari 60 tahun keatas
kira-kira 30 orang.
M: Lokasinya dimana?”
K: Untuk lokasi gang 1 A, didepan rumah Bapak Ediojowari, gabung dengan
Posyandu balita, Posbindu.