Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN PELAPORAN PAJAK MENGGUNAKAN E-FILING

(STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA MAKASSAR UTARA)

SYIFA AINUN QALBI


Email : syifaainun8@gmail.com

Jurusan D-III Perpajakan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas


Muhammadiyah Makassar

ABSTRAK

Direkotrat Jendral Pajak memberikan kemudahan pelayanan bagi Wajib


Pajak dalam melaporkan jumlah pajak yang harus dibayarkannya karena Wajib
Pajak tidak perlu datang secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak untuk
memenuhi kewajiban perpajakannya dalam hal penyampaian SPT, bagi aparat
Pajak teknologi electronic ini mampu memudahkan mereka dalam pengelolaan
database.
Penerapan e-filling sebagai suatu langkah yang diharapkan mampu
memberikan layanan prima terhadap masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kepuasan wajib pajak sekaligus dengan penerapan e-filing diharapkan dapat
memberikan kepuasaan kepada wajib pajak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penerapan pelaporan pajak menggunakan e-Filing dan kepuasan wajib
pajak terhadap pelaporan pajak menggunakan e-Filing di KPP Pratama Makassar
Utara.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif
kualitatif, dengan mencoba menemukan bagaimana penerapan e-Filing sebagai
aplikasi baru dalam penyampaian SPT serta bagaimana kepuasan wajib terhadap
penggunaan e-Filing dalam menyampaikan SPT tahunan. Data yang digunakan
pada penelitian ini adalah data sekunder dan primer.

Kata Kunci : E-filing, Kepuasan Wajib Pajak


PENDAHULUAN peran serta dari Wajib Pajak untuk
Pajak merupakan sumber secara langsung dan bersama-sama
penerimaan negara yang paling melaksanakan kewajiban perpajakan
potensial. Sejak dilakukannya untuk pembiayaan negara dan
reformasi pajak yang pertama pada pembangunan nasional. Secara umum
tahun 1984, diharapkan penerimaan dapat disimpulkan bahwa sebelum
pajak sebagai sumber utama melakukan pembayaran pajak maka
pembiayaan Anggaran Pendapatan Wajib Pajak harus memberitahukan
dan Belanja Negara (APBN) dapat terlebih dahulu jumlah pajak yang
dipertahankan kesinambungannya. terutang kepada fiskus melalui Surat
Sebagai sumber penerimaan yang Setoran Pajak (SSP). Setelah
menjadi sumber utama, otomatis dana membayar pajak melalui Surat
dari pajak sangat berperan dalam Setoran Pajak (SSP) ke bank atau
neraca keuangan pemerintahan. kantor pos, maka Wajib Pajak
Manfaat pajak bisa dilihat dan melaporkan berapa pajak yang
dirasakan dalam kehidupan sehari- dibayar atau dipotong melalui Surat
hari hampir disemua sektor seperti, Pemberitahuan (SPT) pajak. Surat
fasilitas kesehatan, transportasi, Pemberitahuan (SPT) ini berisi
pendidikan, sarana dan prasarana informasi perpajakan yang benar dan
umum, dan lain-lain. Mengingat akurat mengenai besarnya jumlah
begitu pentingnya peranan pajak pajak yang dibayarkan oleh Wajib
maka dalam hal ini Direktorat Pajak kepada pemerintah.
Jenderal Pajak telah melaskukan Pada awalnya Surat
berbagai upaya untuk Pemberitahuan (SPT) pajak
memaksimalkan penerimaan pajak. disampaikan oleh Wajib Pajak kepada
Diharapakan upaya yang dilakukan Direktorat Jenderap Pajak melalui
mampu untuk dijadikan sebagai Kantor Pelayanan Pajak secara
penggerak pembangunan yang manual. Artinya Surat Pemberitahuan
sedang dan akan terjadi. (SPT) tersebut disampaikan dalam
Tanggung jawab dibidang bentuk hardcopy (berbentuk kertas)
perpajakan sebagai pencerminan yang sudah disediakan oleh Kantor
kewajiban kenegaraan berada pada Pelayanan Pajak. Seiring dengan
setiap Warga Negara sebagai Wajib perkembangan teknologi informasi
Pajak. Hal ini sesuai dengan sistem untuk mendukung pelaksanaan tugas
self assessment yang dianut dalam pokok Direktorat Jenderal Pajak
Sistem Perpajakan Indonesia. dalam meningkatkan penerimaan
Artinya setiap Wajib Pajak Negara, salah satu upaya yang telah
bertanggung jawab sepenuhnya dilakukan pihak Direktorat Jenderal
terhadap kewajiban pembayaran Pajak dengan menerapkan teknologi
pajak, pelaporan pajak dan informasi dalam pelayanan
pemberitahuan pajak yang terutang perpajakan kepada Wajib Pajak
kepada pemerintah, yang dalam hal melalui perubahan mendasar yang
ini diatur oleh Direktorat Jenderal berkaitan dengan modernisasi pajak,
Pajak. yaitu dilaksanakannya pelayanan
Pembayaran pajak adalah kepada Wajib Pajak yang baru untuk
wujud dari kewajiban kenegaraan dan menfasilitasi penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) menggunakan pemberitahuan ke Kantor Pelayanan
sistem elektronik (E- Pajak secara benar dan tepat waktu.
Filing).Electronic Filing System (E- Keunggulan lain yang dimiliki E-
Filing) yaitu sistem pelaporan atau filing adalah kualitas sistem dan
penyampaian pajak dengan Surat kualitas informasi e-filing dapat
Pemberitahuan (SPT) yang dilakukan memudahkan wajib pajak dalam
secara elektronik melalui sistem melakukan pelaporan pajak secara
online yang real time. Pemerintah cepat dan aman. Berdasarkan
melakukan reformasi berbasis keunggulan-keunggulan tersebut, e-
internet ini karena keinginan Wajib filing diharapkan dapat efektif dan
Pajak untuk melapor pajak masih layak menjadi sarana pelaporan pajak
tergolong rendah. Hal itu terjadi secara elektronik yang dapat
karena tidak adanya kesadaran, memuaskan wajib pajak dalam
kejujuran, kedisiplinan dan keinginan melaporkan SPT Tahunan.
Wajib Pajak untuk melakukan
kewajibannya sesuai peraturan TINJAUAN PUSTAKA
perpajakan yang berlaku.
Pada dasarnya penyampaian
Pengertian Pajak
Surat Pemberitahuan (SPT) secara E-
Menurut (Soemitro,2011)
filing ini merupakan upaya dari
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas
Direktorat Jenderal Pajak untuk
negara berdasarkan undang-undang
memberikan kemudahan pelayanan
yang dapat dipaksakan dengan tiada
bagi Wajib Pajak dalam melaporkan
mendapat jasa timbal (kontraprestasi)
jumlah pajak yang harus
yang langsung dapat ditunjukkan dan
dibayarkannya. Karena Wajib Pajak
yang digunakan unutk membayar
tidak perlu datang secara langsung ke
pengeluaran umum.
Kantor Pelayanan Pajak untuk
memenuhi kewajiban perpajakannya
Pengertian Wajib Pajak
dalam hal penyampaian Surat
Berdasarkan pasal 1 ayat (1)
Pemberitahuan (SPT). Sedangkan
Undang-Undang No.16 tahun 2009
bagi Aparat Pajak, teknologi e-filing
tentang Ketentuan Umum dan Tata
ini mampu memudahkan mereka
Cara Perpajakan, menjelaskan bahwa
dalam pengelolaan database karena
wajib pajak adalah orang pribadi atau
penyimpanan dokumen-dokumen
badan, meliputi pembayar pajak,
Wajib Pajak telah dilakukan dalam
pemotong pajak, dan pemungut pajak
bentuk digital. Dengan teknologi ini
yang mempunyai hak dan kewajiban
Pemerintah berharap adanya
perpajakan sesaui dengan ketentuan
peningkatan kepatuhan Wajib Pajak
peraturang perundang-undangan
dalam pelaksanaan kewajiban
perpajakan.
perpajakannya.
Pelaporan pajak
Surat Pemberitahuan (SPT)
menggunakan e-filing dapat
Berdasarkan Undang-Undang
membantu memangkas waktu dan
No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan
biaya yang dibutuhkan oleh wajib
Umum dan Tata Cara perpajakan
pajak untuk mempersiapkan,
disebutkan bahwa Surat
memproses, dan menyerahkan surat
Pemberitahuan adalah surat yang
wajib pajak digunakan untuk a) Mengisi e-SPT pada aplikasi
melaporkan perhitungan dan/atau e-filing di situs DJP. e-SPT
pembayaran pajak, objek pajak adalah Surat Pemberitahuan
dan/atau bukan objek pajak, dan/atau Tahunan (SPT) dalam bentuk
harta kewajiban sesuai dengan formulir elektronik (Compact
Ketentuan Umum dan Tata Cara Disk) yang merupakan
Perpajakan. pengganti lembar manual
SPT.
Penerapan E-Filing b) Meminta kode verifikasi
Menurut Siti Kurnia untuk pengiriman e-SPT,
(2010:132) merupakan cara yang akan dikirimkan melalui
penyampaian SPT secara online dan email atau SMS.
realtime, wajib pajak dapat c) Mengirim SPT secara online
menyampaikan SPT melalui web dengan mengisikan kode
yang telah disediakan DJP. verifikasi.
d) Notifikasi status e-SPT akan
Pelaporan Pajak Menggunakan E- diberikan kepada Wajib Pajak
filing melalui email. Bukti
Berikut ini proses untuk melakukan e- Penerimaan e-SPT terdiri dari
filing dan tata cara penyampaian SPT NPWP (Nomor Pokok Wajib
Tahunan secara e-filing: Pajak), tanggal transaksi, jam
1. Mengajukan permohonan transaksi, Nomor Transaksi
Eletronik Filling Identification Penyampaian SPT (NTPS),
Number (E-FIN) secara tertulis. Nomor Transaksi Pengiriman
E-FIN merupakan nomor ASP (NTPA), nama Penyedia
identitas Wajib Pajak bagi Jasa Aplikasi (ASP).
pengguna e-filing. Pengajuan
permohonan e-FIN dapat Kepuasan Wajib Pajak
dilakukan melalui situs DJP atau Menurut Kirana (2010:36)
KPP terdekat. kepuasa pengguna dapat didefinsikan
2. Mendaftarkan diri sebagai Wajib sebagai keselarasan antara harapan
Pajak e-filing paling lambat 30 seseorang dengan hasil yang
hari setelah diterbitkannya e- diperoleh dari sistem informasi yang
FIN. Setelah mendaftarkan diri, dikembangkan.
Wajib Pajak akan memperoleh Menurut Nadeak (2012:17)
username dan password, tautan terdapat 5 indikator untuk mengukur
aktivitas akun e-filing melalui e- kepuasan wajib pajak :
mail yang telah didaftarkan oleh 1. Content
Wajib Pajak, dan digital 2. Accuracy
certificate yang berfungsi 3. Format
sebagai pengaman data Wajib 4. Easy Of Use
Pajak dalam setiap proses e- 5. Timeliness
filing.
3. Menyampaikan SPT Tahunan
PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
melalui situs DJP dengan cara:
KERANGKA PEMIKIRAN

Pelaporan SPT

Manual Elektronik

E-SPT Permohonan E-FIN

Daftar Laporan Online

E-Filing

Kepuasan Wajib Pajak

Jenis Metode Penelitian


METODE PELAKSANAAN Jenis metode penelitian yang
PENELITIAN digunakan adalah metode
Lokasi dan Waktu Penlitian kualitatif.Sugiono (2014: 9) Metode
Lokasi penelitian dalam Penelitian Kualitatif adalah metode
penelitian ini adalah di Kantor penelitian yang berlandaskan pada
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama filsafat postpositivisme, digunakan
Makassar Utara yang beralamat di JL. untuk meneliti pada kondisi objek
Urip Sumoharjo Km.4 (kompleks yang alamiah, (sebagai lawannya
Gedung Keuangan ) KPP Pratama adalah eksperimen) dimana peneliti
Makassar Utara merupakan salah satu adalah sebagai instrument kunci,
KPP yang menerapkan aplikasi e- teknik pengumpulan data dilakukan
filing terhadap wajib pajaknya. secara triangulasi (gabungan),
Waktu penelitian dilakukan pada analisis data bersifat
bulan juni 2019. induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari generalisasi.
Jenis Data yang digunakan kegiatan pelaporan pajak dan
1. Data Primer yaitu data-data yang wajib pajak. Metode ini
diperoleh dari pihak-pihak yang digunakan untuk mendapatkan
mengetahui dan memahami data yang berhubungan dengan
tentang Penerapan e-filing di kegiatan penerapan pelaporan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama menggunakan e-filing.
Makassar Utara dan 3. Observasi Lapangan
mewawancarai pegawai pajak Observasi adalah pengamatan
yang berkompeten di Kantor langsung suatu objek yang
Pelayanan Pajak Pratama akan diteliti dalam waktu
Makassar Utara, dan mewancarai singkat dan bertujuan untuk
wajib pajak untuk mengetahui mendapatkan gambaran
kepuasaan pengguna terhadap mengenai objek penelitian.
penerapan e-filing. Observasi dilakukan penulis
2. Data Sekunder yaitu data yang dengan mengamati bagaimana
bersumber dari kantor, bahan- Penerapan E-filing dengan
bahan dokumentasi serta artikel- kepuasan wajib pajak.
artikel yang dibuat oleh pihak
ketiga dan mempunyai relevansi Objek dan Subjek Penelitian
dengan penelitian ini. 1. Objek : penerapan E-filing
dengan kepuasan wajib pajak
Teknik Pengumpulan Data di KPP Pratama Makassar
1. Dokumentasi Utara.
Metode dokumentasi adalah 2. Subjek : wajib pajak yang
teknik mengumpulkan data terdaftar di KPP Pratama
dengan melihat arsip dan Makassar Utara.
dokumentasi yang berhubungan
dengan gambaran atau kegiatan. Metode Analisis
Data yang sudah ada di Instansi, Metode analisis yang
seperti data jumlah wajib pajak, digunakan dalam penelitian ini adalah
dan data jumlah wajib pajak yang metode analisis deskriptif kualitatif,
menggunakan sistem pelaporan yaitu suatu metode yang bersifat
berbasis e-filing. penjelasan dan keterangan pelengkap
2. Wawancara karena tidak dapat dijelaskan dalam
Metode ini dilakukan untuk bentuk angka- angka dan tabel yang
memperoleh atau mengumpulkan mendeskripsikan kembali apa yang
data primer, dengan melalui diperoleh di lapangan dalam bentuk
metode wawancara data yang paparan non-statistik. Sehingga
diperoleh sifatnya langsung peneliti hanya menggambarkan
artinya langsung melakukan seluruh peristiwa yang terjadi di
tanya-jawab dengan pihak-pihak lapangan dalam bentuk deskriptif
yang memegang peranan penting saja.
dalam penerapan pelaporan pajak
menggunakan e-filing. Pihak
responden itu adalah Seksi Tata
pelayanan yang berkaitan dengan
Hasil dan Pembahasan Realisasi Pelaporan SPT Tahunan
Gambaran Umum Instansi Melalui E-Filing Tahun 2016-
Kantor Pelayanan Pajak 2018 di KPP Pratama
(KPP) Pratama Makassar Utara Makassar Utara
merupakan salah satu KPP Pratama
yang berada dibawah koordinasi No Jenis Pajak 2016 2017 2018
Kantor Wilayah DJP Sulawesi 1 SPT
Selatan, Barat dan Tenggara. Wilayah Tahunan
kerjanya tersebar di enam kecamatan Wajib Pajak 24.146 33.577 36.022
yang mencakup 63 kelurahan di kota Orang
Makassar. Jumlah Wajib Pajak Pribadi
terdaftar saat ini mencapai 130 ribu
2 SPT
Wajib Pajak. Sektor perekonomian
Tahunan
yang dominan adalah perdagangan 28 512 1.452
Wajib Pajak
dan industri mengingat di Makassar
Badan
terdapat pelabuhan dan kawasan
JUMLAH 24.174 34.089 37.474
industri. KPP Pratama Makassar
Sumber : Data diolah
Utara Beralamat di jalan Urip
Sumoharjo Km.4 Kompleks Gedung
Rasio Tingkat Penggunaan E-
Keuangan.
Filing Tahun 2016 – 2018 di KPP
KPP Pratama Makassar Utara
Pratama Makassar Utara
melewati sejarah perjalanan yang
panjang seiring dengan transformasi
kelembagaan yang dilakukan oleh Total
Direktorat Jenderal Pajak. Sesuai Pelaporan Rasio
Pelaporan
dengan Keputusan Menteri Keuangan SPT tingkat
Tahun dengan e-
Nomor 94/KMK.01/1994, di Tahunan penggunaan
Filing
Makassar hanya terdapat satu kantor (e-Filing e-Filing
pajak di kota Makassar yaitu Kantor & manual)
Pelayanan Pajak Ujung Pandang yang 2016 44.189 24.174 54 %
berada di bawah Kantor Wilayah XII 2017 45.595 34.089 74 %
Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Tenggara. Karena laju perekonomian 2018 44.471 37.474 84%
Kota Makassar yang sangat tinggi, Sumber : Data diolah
maka pada tahun 2001 KPP Ujung
Pandang dipecah menjadi KPP Tabel diatas menunjukkan
Makassar Utara dan KPP Makassar bahwa rasio tingkat pelaporan SPT
Selatan melalui Keputusan Menteri Tahunan melalui e-Filing di KPP
Keuangan Nomor443/KMK.01/2001. Pratama Makassar Utara dari tahun
2016 – 2018 terus meningkat. Tahun
Penerapan Pelaporan Pajak 2016 rasio tingkat pelaporan SPT
Menggunakan E-filing dalam Tahunan menggunakan E-filing
Pelaporan SPT Tahunan Wajib sebesar 54%, pada tahun 2017 sebesar
Pajak di KPP Pratama Makassar 74%, dan terus meningkat sampai
Utara Tahun 2016-2018. tahun 2018 menjadi 84%.
Berdasarkan hasil wawancara karena mampu mencapai lebih dari
dengan bapak Bintang Ramadhan 50% pada tahun 2016- 2018. Namun,
selaku pelaksana Seksi Pelayanan masih terdapat wajib pajak yang
tentang kenaikan penggunaan e- memilih melakukan manual daripada
Filing di KPP Pratama Makassar melakukan pelaporan SPT Tahunan
Utara, beliau menjelaskan bahwa : menggunakan e-filing. Berdasarkan
hasil wawancara dengan pelaksana
“Upaya yang dilakukan Seksi Pelayanan tentang kendala yang
kantor pajak dalam dihadapi wajib pajak terhadap
menerapkan pelaporan pajak penggunaan e-filing, beliau
menggunakan e-Filing yang menjelaskan bahwa :
pertama melalui seksi “Sebenarnya kendala yang
Ekstensifikasi dan pertama dihadapi dari pihak
Penyuluhan yang tugasnya KPP itu sendiri yaitu
memberikan edukasi sekalipun kami sudah
perpajakan ke wajib pajak melakukan sosialisasi ke
termasuk tentang e-Filing, wajib pajak tetap saja masih
cara mereka memberikan ada yang belum melaporkan
edukasi dengan menggunakan e-Filing, hal
mensosialisasikan langsung tersebut kebanyakan terjadi
ke wajib pajak dengan terhadap wajib pajak yang
mendatangi kantor wajib sudah lanjut usia atau yang
pajak seperti polisi,pegawai bukan kaum milenial,
rumah sakit dan sebagainya, kebanyakan dari orang yang
kemudian selain turun sudah lanjut usia itu tidak
langsung ke wajib pajak ada paham tentang teknologi. Jadi
juga cara yang dilakukan jika mereka datang kesini
dengan mengundang wajib disarankan untuk e-Filing.
pajak baik instansi pemerintah Sebenarnya niatnya mau
maupun swasta ke KPP untuk melakukan manual, tetapi
memberikan edukasi tentang diarahkan daripada
perpajakan, kemudian yang melakukan manual mending
kedua biasanya kita hadir di e-Filing nanti dibantu oleh
event atau acara tertentu petugas. Kendela yang kedua
seperti University EXPO.” ( adalah jaringan internet.
Wawancara pada tanggal 19 Untuk yang masalah internet
Juni 2019 ) lambat sebenarnya sering
masalah sistem pusat karena
Tabel diatas dan hasil seringnya laporannya diakhir
wawancara menunjukkan bahwa masa pelaporan, tanggal 30 31
penggunaan e-Filing dalam pelaporan baru ramai pelaporan jadi
SPT Tahunan oleh Wajib Pajak di sistemnya lambat. Jika server
KPP Pratama Makassar Utara pada lagi bermasalah atau tidak bisa
tahun 2016 – 2018 terus mengalami diakses, biasanya sistem dari
peningkatan. Rasio tingkat pusat itu dimatikan sementara
penggunaan e-filing sudah cukup baik waktu untuk memulihkan
kembali, kalau sudah sistem Filing sudah meningkat sebesar
pusat kami tidak bisa 50% dan tahun berikutnya terus
menangani.” (Wawancara mengalami peningkatan yang
pada tanggal 19 Juni 2019). sangat signifikan, tentukan hasil
tersebut memberikan
Kepuasan Wajib Pajak Terhadap 2. Dengan adanya e-filing wajib
Penggunaan E-filing dalam pajak sudah merasa puas dengan
Pelaporan SPT Tahunan adanya penerapan pelaporan
berbasir elektronik, karena
Berdasarkan teori tentang dengan e-fling wajib pajak
kepuasan wajib pajak terhadap banyak merasakan manfaat
penggunaan e-filing dalam pelaporan seperti sistem pelaporan yang
SPT, seorang wajib pajak praktis, menghemat biaya dan
mengatakan pada saat diwawancarai, keamanan data terjamin.
bahwa ia telah menggunaan e-filing
sejak tahun 2016 hingga saat ini, Saran
dengan e-filing membuat laporan
pajak lebih praktis, lebih cepat pada 1. Kanwil DJP Sulawesi
saat pelaporan karena menggunakan selatatan,barat dan tenggara
database secara online, karena sebaiknya lebih meningkatkan
database tersimpan secara online dan server DJP Online sehingga
lindungi dengan keamaan otomatis ketika diakhir pelaporan tidak
keamaan data wajib pajak sendiri lagi terjadi gangguan yang dapat
akan terjamin keamanannya. Kendala mengakibatkan server down,
yang dihadapi wajib pajak tersebut kemudian disarankan
pada saat pelaporan salah satunya kedepannya untuk menyajikan
adalah karena jaringan, biasanya pada format tampilan e-filing yang
saat waktu tertentu koneksi jaringan lebih bervariasi sehingga wajib
lambat dan biasanya website DJP pajak semakin tertarik untuk
tidak bisa terbuka karena fullnya menggunakan e-filing dalam
server atau banyaknya yang melaporkan SPT.
mengakses pada saat itu.Namun 2. Bagi wajib pajak disarankan
dengan adanya pelaporan pajak untuk melaporkan SPT dengan
menggunakan e-filing wajib pajak menggunakan e-filing karena
tidak lagi harus datang ke kantor dengan e-filing lapor pajak lebih
pajak untuk melaporkan pajak. mudah digunakan dan bisa
dilakuakan kapan saja dan
Kesimpulan dimana saja.

1. Penerapan e-Filing dalam


pelaporan SPT Tahunan oleh
Wajib Pajak di KPP Pratama
Makassar Utara pada tahun 2016-
2018 dapat dikatakan sudah
berjalan dengan baik, karena
sejak awal diterapkan tahun 2016
yang melapor menggunakan e-
DAFTAR PUSTAKA

Akib, M dan Amdayani, L ( 2017 ). Analisis Penerapan Sistem E-Filling Dalam


Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Wajib Pajak Orang Pribadi
(Studi Pada KPP Pratama Kendari). Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi
Tenggara. Vol. 1 No. 1 2016.

Diana Sari. (2013). Konsep Dasar Perpajakan. Bandung : PT. Refika Aditama.

Dinasari dan Rima Rahmawati.2010. Pengaruh Moderenisasi Administrasi


Perpajakan Terhadap Pencapaian Akuntabilitas pada KPP Modern.Jurnal
Seminar Nasional “Tecno-Economy dalam Pembangunan Ekonomi
Indonesia”.Bandung

Direktur Jenderal Pajak. (2014). Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
39/PJ/2011 yang sudah diperbaharui dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak terbaru, Nomor PER-1/PJ/2014 tentang tata cara penyampaian Surat
Pemberitahuan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan
formulir 1770S atau 1770SS secara e-filing melalui website Direktorat
Jenderal Pajak(www.pajak.go.id).Jakarta.

Fitri Damayanti dan Achmad Fauzi.2015. Pengaruh Fasilitas Drop Box, E- SPT
dan E-Filing Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Terhadap
Kepuasan Wajib Pajak. 1979-858X.

Jannah, Fury Fathul. 2014. Pengaruh Efektivitas Penggunaan Fasilitas E-filing


terhadap Kepuasan Wajib Pajak dalam Pelaporan SPT. Bandung:
Universitas Pasundan.

Kirana, Gita Gowinda. 2010. Analisis Perilaku Penerimaan Wajib Pajak dalam
Pelaporan SPT.Semarang: Universitas Diponegoro.

Mardiasmo. (2018). Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi

Nadeak, Reanuli. 2012. Pengaruh Kualitas Sistem E-Registration terhadap


Kepuasan Pengguna dan Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Cimahi. Bandung: Universitas Sahid.

Republik Indonesia. (2007). Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang


perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Jakarta.

Rizki Dewantara, Mirza Ayu, Suhadak. 2015. Analisis Efektivitas Dan Kelayakan
Sistem Pelaporan Pajak Menggunakan E-Filing Terhadap Kepuasan Wajib
Pajak (Studi Pada KPP Pratama Malang Utara Periode 2015). Jurnal
Perpajakan (JEJAK)|Vol. 6 No. 2 2015.

Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Siti Kurnia Rahayu. 2017. Perpajakan (Konsep dan Aspek


formal).Bandung:Rekayasa Sains.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai