Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.

1 Maret 2017

Effek Daun Alpukat (Persea Americana M.) dan Daun Kelor (Moringa Oleifera L.)
Terhadap Peningkatan Kadar HDL Pada Model Tikus Putih Hiperlipidemia

Sri Handayani1, Saryono2, Hernayanti3

1,2 Department of Nursing, Faculty of Health Sciences, University of Jenderal Soedirman


3Department of Biology, Faculty of Biology, University of Jenderal Soedirman

Email: sarbiokim@gmail.com

ABSTRAK
Hyperlipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan penurunan tingkat
High Density Lipoprotein (HDL). Daun alpukat (Persea americana) dan Kelor (Moringa
oleifera) berpotensi untuk meningkatkan kadar HDL. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kombinasi daun alpukat dan daun kelor terhadap kadar HDL untuk model tikus
hiperlipidemia. Penelitian ini menggunakan true experimental pre and post test with control
design. Terdapat 36 ekor tikus yang dibagi menjadi kontrol negatif (A), dosis tunggal daun
alpukat 36mg/200gramBB (B), kombinasi daun alpukat 36mg/200gramBW dan 54 mg
/200gramBW daun kelor (C), kombinasi 18mg/200gramBB daun alpukat dan 27
mg/200gramBW daun kelor (D), dosis tunggal daun kelor 54mg/ 200gramBW (E), dan
simvastatin 0,018 mg/hari (F). Data dianalisis dengan uji ANOVA dan dilanjutkan uji
Duncan post-hoc. Tes ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada
kelompok between (p = 0,008). Uji Duncan post hoc menunjukkan bahwa kombinasi
kelompok kombinasi dan kelompok kontrol simvastatin sama-sama kuat untuk
meningkatkan kadar HDL. Kombinasi daun alpukat dan daun kelor memiliki efek untuk
meningkatkan kadar HDL.
Kata kunci: Daun alpukat, Daun kelor, Simvastatin, HDL

ABSTRACT
Hyperlipidemia is a lipid metabolism disorder which is characterized by decreasing of High
Density Lipoprotein (HDL) level. Avocado (Persea americana) and Kelor (Moringa oleifera)
leaves can be proposed for increasing HDL level. This research aimed to determine the
steeping combination of avocado and kelor leaves effect to against HDL level for
hyperlipidemia rat model. This research used true experimental pre and post test with
control design. Amount of 36 rats were divided into negative control (A), single dose of
Persea leaves steeping 36mg/200gramBB (B), combination of 36mg/200gramBW Persea
leaves and 54 mg/200gramBW Moringa leaves (C), combination of 18mg/200gramBB
Persea leaves and 27 mg/200gramBW Moringa leaves (D), single dose of Moringa leaves
steeping 54mg/200gramBW (E), and simvastatin 0,018 mg/day (F). Data were analyzed by
ANOVA test and continued by Duncan post-hoc test. ANOVA tests showed there are
significant differences bethween group (p = 0.008). Duncan post hoc test showed that the
combination group and simvastatin control group are equally strong to increase HDL
levels. The steeping combination of Persea and Moringa leaves has an effect to increasing
HDL level.
Keywords: Persea americana leaf, Moringa leaf, simvastatin, HDL

47
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

PENDAHULUAN daun alpukat juga sangat bermanfaat.


Hiperlipidemia merupakan Menurut Asaolu et al. (2010), ekstrak
kondisi yang ditandai dengan daun alpukat dapat digunakan sebagai
peningkatan kolesterol atau trigliserida analgesik, antiinflamasi, antikonvulsan,
serum di atas batas normal. Pada hipoglikemi, hiperkolesterolemia,
hiperlipidemia terjadi peningkatan penyembuh luka dan mencegah risiko
kolesterol total dan LDL dan penurunan kanker. Ekstrak methanol daun alpukat
kolesterol HDL (Sukandar et al, 2008). (Persea americana Mill.) juga memiliki
Penurunan kadar HDL dikaitkan dengan efek signifikan dalam menurunkan lipid
peningkatan risiko penyakit plasma dan meningkatkan kadar HDL.
kardiovaskuler (Kumar et al., 2010). Hal tersebut dikarenakan daun alpukat
Penyakit kardiovaskuler dan faktor (Persea americana Mill.) mengandung
risikonya (hiperlipidemia) menjadi golongan senyawa aktif berupa flavonoid
penyebab utama kematian di dunia dan mineral seperti Cu dan Zn.
(WHO, 2013). Flavonoid bekerja dengan cara
Penggunaan bahan alam mencegah oksidasi LDL dengan
sebagai obat tradisional cenderung mendonorkan H+ dan menghambat
meningkat. Secara umum, obat aktivitas 3-hydroxy-3-methylglutaryl
tradisional dinilai lebih aman daripada Koenzim-A reductase (HMG-CoA
penggunaan obat modern karena Reduktase). Senyawa Cu dan Zn bekerja
mempunyai efek samping yang relatif dengan cara meningkatkan aktivasi
sedikit (Sari, 2006). Oleh karena itu, SOD. Mekanisme tersebut dapat
perlu dicari terapi alternatif dari bahan menurunkan kadar kolesterol darah
alam yang memiliki efek samping relatif dengan cara mencegah oksidasi Low
lebih rendah, dan memiliki lebih dari satu Density Lipoprotein (LDL) sehingga
efek farmakologi. Akhir - akhir ini, banyak pembentukan sel-sel busa dan
dilakukan penelitian mengenai tanaman kerusakan lipid tidak terjadi (Astawan,
yang memiliki efek yang sama dengan 2008).
obat sintetik namun efek samping yang Daun kelor (Moringa oleifera L)
lebih ringan, seperti umbi bawang putih, berperan sebagai anti hiperlipidemia
daun belimbing wuluh, rimpang kunyit, karena mengandung alkaloid, saponin,
biji alpukat dan daun salam (Mun’im dan fitosterol, tanin, fenolik dan flavonoid
Hanani, 2012). Selain itu, terdapat (Rajanandh et al., 2012). Flavonoid pada
banyak penelitian yang menguji potensi daun kelor mencegah oksidasi LDL dan
herbal daun alpukat dan daun kelor menghambat aktivitas HMG-CoA
untuk menangani hiperkolesterol, Reduktase. Daun kelor juga
hiperlipidemia, dan hipertensi. mengandung vitamin C yang berperan
Daun alpukat (Persea americana dalam metabolisme lemak. Senyawa
Mill.) memiliki potensi untuk aktif pada daun kelor mempunyai
dikembangkan sebagai anti- aktivitas antioksidan yang sangat kuat
hiperlipidemia. Pada umumnya hanya dan mampu mencegah terjadinya LDL
daging dan buahnya saja yang teroksidasi (Logu, 2005).
dimanfaatkan untuk diolah. Padahal, Mekanisme kerja daun alpukat

48
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

dan daun kelor dalam meningkatkan mg/dL. Rerata HDL pada kelompok A
kadar HDL berbeda tetapi saling dan B mengalami penurunan.
melengkapi satu sama lain, sehingga Sedangkan, kelompok C, D, E, dan F
perlu dilakukan kombinasi. Peneliti ingin mengalami peningkatan kadar HDL.
mengetahui bagaimana keefektifan Hasil pengukuran HDL darah pre test
kombinasi seduhan daun alpukat dan post test dianalisis menggunakan
sebagai antioksidan dan daun kelor software statistic. Rerata kadar pre test
terhadap kadar HDL pada kondisi tidak memiliki perbedaan yang bermakna
hiperlipidemia. karena nilai p pada uji ANOVA > 0,05.
METODE Hasil uji Shapiro Wilk pada rerata kadar
Penelitian ini merupakan HDL pretest menunjukkan bahwa data
penelitian true experimental pre test and terdistribusi normal, dimana p > 0,05.
post test with control design. Tikus dibagi Data penelitian sudah terdistribusi
menjadi 6 kelompok dan setiap normal kemudian dilakukan dengan uji
kelompok terdapat 6 ekor tikus. ANOVA. Hasil test homogeneity of
Kelompok A merupakan kelompok variances menunjukkan nilai p = 0,418
kontrol dengan pemberian aquades. yang menunjukkan bahwa varians data
kelompok B merupakan kelompok sama, sehingga hasil uji ANOVA
tunggal seduhan daun alpukat dosis 36 dianggap valid. Uji ANOVA kadar HDL
mg/200gramBB. Kelompok C dan D pre test menunjukkan p = 0,229, yang
merupakan kelompok perlakuan artinya tidak ada perbedaan kadar HDL
kombinasi seduhan daun alpukat dan darah pada kelompok secara signifikan.
daun kelor dengan masing-masing dosis Hal tersebut dikarenakan kelompok A, B,
(daun alpukat 36 mg/200gramBB dan C, D, E, dan F diberi perlakuan yang
daun kelor 54 mg/200gramBB) dan (18 sama yaitu induksi High Fat Diet (HFD)
mg/200gramBB dan daun kelor 27 dan akuades yang diganti secara rutin.
mg/200gramBB). Kelompok E Rerata kadar post test memiliki
merupakan dosis tunggal seduhan daun perbedaan yang bermakna (tabel 4.1).
kelor 54 mg/ 200gramBB. Kelompok F Data post test menunjukkan bahwa data
merupakan kelompok yang diberi terdistribusi normal karena nilai p > 0,05
simvastatin dosis 0,18 mg/hari. Data diuji pada setiap kelompok. Nilai pada test
menggunakan ANOVA test yang homogeneity of variances menunjukkan
dianjutkan dengan uji post hoc Duncan. p = 0,661 yang menunjukkan bahwa data
memiliki varian yang sama. Nilai pada uji
HASIL ANOVA yang menunjukkan p = 0,008
Pada penelitian ini, semua tikus dianggap valid. Hal tersebut
mengalami hiperlipidemia yang menunjukkan bahwa Ho ditolak, Ha
ditunjukkan dengan kadar HDL < 35 diterima.

Tabel 4.1 Rerata kadar HDL dalam darah sebelum dan sesudah perlakuan
Kelompok Rerata Pretest Rerata Posttest Rerata Selisih
(mg/dL) (mg/dL) (mg/dL)
Kelompok Kontrol 25,48 ± 3,25 24,44 ± 8,72 -1,04 ± 7,15
Dosis seduhan daun alpukat 36 mg/200gramBB 30,31 ± 6,12 25, 07 ± 5,33 -5,24 ± 6,93
Dosis kombinasi seduhan daun alpukat 36 24,03 ± 4,02 36,60 ± 9,37 12,58 ± 8,89
49
mg/200gramBB dan daun kelor 54 mg/200gramBB
Dosis kombinasi seduhan daun alpukat 18 21,46 ± 8,90 39,98 ± 1,05 18,52 ± 1,10
mg/200gramBB dan daun kelor 27mg/200gramBB
Dosis seduhan daun kelor 54 mg/ 200gramBB 22,62 ± 5,40 33,46 ± 4,87 10,83 ± 5,64
Dosis Simvastatin 0,18 mg/hari 23,43 ± 4,85 38,85 ± 4,41 15,42 ± 2,77
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

Tabel 4.2 Post hoc post test kadar kekuatan yang sama dengan kelompok
HDL darah kombinasi 36mg/200gramBB dan daun
Subset for alpha = 0.05 kelor 54 mg/200gramBB (C), kombinasi
Kode N 1 2 seduhan daun alpukat 18
Kelompok A 5 24.4400 mg/200gramBB dan daun kelor 27
Kelompok B 5 25.0740 mg/200gramBB (D), dan dosis
Kelompok E 5 33.4600 33.4600
Kelompok C 5 36.6080
simvastatin (F).
Kelompok F 5 38.8500 Perlakuan pada kelompok D
Kelompok D 5 39.9780 mempunyai peningkatan rerata kadar
Sig. .087 .226 HDL tertinggi dibandingkan kelompok
lainnya. Meskipun menurut hasil uji post
Uji post-hoc Duncan hoc, dosis kelompok D (kombinasi
menunjukkan bahwa hasil post test seduhan daun alpukat dan daun kelor
kelompok kontrol (A), kelompok dosis dengan perbandingan 18
tunggal seduhan alpukat mg/200gramBB : 27 mg/200gramBB)
36mg/200gramBB (B), dan dosis tunggal tidak berbeda secara bermakna dengan
seduhan daun kelor 54mg/200gramBB pemberian dosis lainnya pada kelompok
(E) berbeda secara bermakna dengan E (dosis runggal daun kelor 54
kelompok dosis tunggal seduhan daun mg/200gramBB), kombinasi C
kelor 54mg/200gramBB (E), dosis (perbandingan 36 mg/200gramBB : 54
kombinasi seduhan daun alpukat 36 mg/200gramBB), dan F (simvastatin),
mg/200gramBB dan daun kelor 52 yang artinya dosis tersebut mempunyai
mg/200gramBB (C), dosis simvastatin kemampuan yang sama kuat.
(F), dan dosis kombinasi seduhan daun
alpukat 18 mg/200gramBB dan daun PEMBAHASAN
kelor 27 mg/200gramBB D. Kelompok Induksi High Fat Diet (HFD)
kontrol akuabides (A) tidak ada sebanyak 20 mg/tikus dilakukan pada
perbedaan yang bermakna dengan hari ke-8 hingga hari ke-22 secara ad
kelompok dosis tunggal seduhan daun libitum. Pemberian HFD dilakukan setiap
alpukat 36 mg/200gramBB dan dosis pagi pada pukul 09.00 WIB. Menurut
tunggal seduhan daun kelor Berawi dan Andhini (2013), High Fat Diet
54mg/200gramBB (E) dengan nilai sig. (HFD) yang terdiri dari lemak sapi 500 g,
0,087. Perlakuan dosis kombinasi minyak jelantah 500 g, tepung terigu
seduhan daun alpukat 36 1250 g, dan kuning telur bebek 500 g
mg/200gramBB dan daun kelor 54 dan diberikan selama 14 hari dapat
mg/200gramBB (C) tidak berbeda secara mempercepat kondisi hiperlipidemia
bermakna dengan dosis tunggal pada tikus. Salah satu parameter tikus
seduhan daun kelor 54mg/200gramBB mengalami kondisi hiperlipidemia yaitu
(E), dosis simvastatin (F), dan dosis kadar HDL tikus < 35 mg/dL. Menurut
kombinasi seduhan daun alpukat 18 Lewis (2005), mengungkapkan bahwa
mg/200gramBB dan daun kelor 27 pemberian diet tinggi lemak juga dapat
mg/200gramBB (D) dengan nilai sig. meningkatkan aktifitas dari hepatik
0,226. Pada penelitian ini kelompok lipase, yang merupakan enzim lipolitik
dosis tunggal daun kelor mempunyai yang disintesis oleh sel hepatosit,
kekuatan yang sama seperti kelompok peningkatan aktivitas hepatik lipase pada
kontrol (A) dan dosis tunggal daun tikus dan kelinci dapat berakibat pada
alpukat (B), namun juga mempunyai

50
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

pengurangan kadar HDL serta salam sehingga masih memungkinkan


memperkecil ukuran HDL. Tikus yang terdapat senyawa atau zat lain yang
mengalami hiperlipidemia kemudian tidak diinginkan terlarut dalam air. Pada
diberikan seduhan daun alpukat dan dasarnya baik seduhan maupun rebusan
daun kelor sesuai dosis yang teah sama-sama mengambil air sari dari
ditentukan melalui sonde lambung. suatu bahan. Sehingga, 36 mg/200gram
Perlakuan pada kelompok seduhan daun alpukat belum dapat
kontrol tidak mampu meningkatkan kadar mencegah oksidasi Low Density
HDL karena hanya diberi akuades. Lippoprotein (LDL). Hal tersebut tidak
Pemberian perlakuan akuabides tidak sejalan dengan penelitian Nababan
mampu meningkatkan kadar HDL diduga (2011) yang menyatakan bahwa 25 mg
karena sifat lemak yang tidak larut dalam rebusan daun alpukat selama tujuh hari
air. Sehingga air tidak dapat melarutkan yang dapat menurunkan kadar kolesterol
kadar lemak berlebih. Kadar lemak yang total penderita hiperkoesterolemia.
berlebih tidak dapat dikeluarkan dari Pemberian dosis tunggal
dalam tubuh. Hal tersebut menyebabkan seduhan daun kelor (E) sebanyak
kadar kolesterol di dalam tubuh masih 54mg/gramBB mampu meningkatkan
tetap tinggi dan kadar HDL masih rerata kadar HDL pre test. Hal tersebut
rendah. disebabkan adanya kandungan flavonoid
Perlakuan seduhan dosis dan vitamin C yang meningkatkan
tunggal daun alpukat sebesar aktivitas LCAT. LCAT merupakan enzim
36mg/200gramBB pada kelompok B juga yang dapat mengkonversi kolesterol
tidak dapat meningkatkan kadar HDL bebas menjadi kolesterol ester yang
pada tikus hiperlipidemia. Pemberian lebih hirofobik (Aprilia, 2010). Kemudian,
dosis tunggal alpukat sebesar ester kolesterol berikatan dengan partikel
36mg/200gramBB belum mampu inti lipoprotein yang membentuk HDL
meningkatkan kadar HDL karena diduga baru. Antioksidan yang terdapat pada
bentuk sediaan seduhan masih daun kelor menaikkan kadar kolesterol
memungkinkan terdapat senyawa atau HDL dengan meningkatkan produksi Apo
zat lain yang tidak diinginkan terlarut A1. Apo A1 bertugas sebagai kofaktor
dalam air yang kemudian mengganggu koenzim untuk LCAT serta sebagai
mekanisme kerja senyawa lain. Hal lignand untuk interaksi dengan reseptor
tersebut didukung oleh Muflikhatur dan lipoprotein dalam jaringan pada HDL.
Muwani (2014) yang membandingkan Sehingga, peningkatan Apo A1 dapat
banyaknya flavonoid yang terkandung meningkatkan kadar kolesterol HDL
dalam bentuk ekstrak maupun rebusan serum (Murray, 2003). Pemanfaatan
daun salam. Hasil uji kandungan pada daun kelor untuk meningkatkan kadar
penelitian tersebut menunjukkan bahwa HDL didukung oleh Romadhoni dkk.,
ekstrak daun salam memiliki kandungan (2012) yang menyatakan bahwa
flavonoid lebih tinggi dibandingkan pemberian ekstrak air daun kelor
rebusan daun salam. Hal ini dikarenakan (Moringa oleifera lam.) terhadap kadar
ekstraksi menghilangkan senyawa yang LDL dan HDL serum tikus putih (Rattus
tidak diinginkan sehingga didapatkan norvegicus) strain wistar yang diberi diet
senyawa atau zat gizi yang diinginkan. aterogenik.
Sedangkan pada rebusan, zat yang Hasil penelitian menunjukkan
diambil adalah air sari perebusan daun bahwa perlakuan kelompok kombinasi

51
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

seduhan daun alpukat 18 kelor. Senyawa flavonoid yang terdapat


mg/200gramBB dan daun kelor 27 pada daun alpukat maupun daun kelor
mg/200gramBB memberikan hasil rerata bekerja secara sinergis untuk
kadar HDL paling tinggi yakni meningkatkan kadar HDL daripada dosis
39,98±1,05 mg/dL. Kelompok kombinasi tunggal. Hal ini disebabkan karena
seduhan daun alpukat dan daun kelor kandungan gugus OH yang dapat
mempunyai rerata peningkatan kadar mendonorkan H+ semakin banyak. Hasil
HDL lebih besar daripada dosis penelitian ini didukung oleh penelitian
tunggalnya. Hal tersebut diduga bahwa Fitrianda (2015) yang menyatakan
kombinasi antar daun alpukat dan daun bahwa pemberian kombinasi ekstrak
kelor dapat menciptakan mekanisme dengan dosis setengah dari masing-
kerja yang saling melengkapi satu sama masing ekstrak tunggal buah rimbang
lain. Daun alpukat mengandung dan rimpang temulawak memiliki
flavonoid yang berfungsi sebagai donor kemampuan memperbaiki profil lipid LDL
H+ dan menghambat aktivitas 3-hydroxy- dan HDL. Kemampuan ekstrak tungal
3-methylglutaryl coenzyme-A reductase buah rimbang dan rimpang temulawak
(HMG-CoA reductase) serta senyawa lebih baik dibanding masing- masing
Cu, Zn yang meningkatkan aktivitas ekstrak tunggalnya. Terdapat senyawa
SOD. Hal tersebut didukung oleh fenolik berupa quersetin yang berperan
penelitian Winarti (2010) yang dalam antioksidan pada kombinasi
menyatakan bahwa mekanisme kerja tersebut. Sehingga, penggunaan
flavonoid pada daun alpukat yaitu kombinasi seduhan ini dapat
meredam radikal bebas dalam tubuh. memberikan keuntungan yaitu
Secara kimia senyawa antioksidan penurunan potensi efek samping dengan
adalah senyawa pemberi elektron efikasi yang lebih baik dibanding
(elektron donor), bekerja dengan cara penggunaan tunggal masing-masing
mendonorkan H+ satu elektronnya seduhan. Efek sinergis pada bahan aktif
kepada senyawa yang bersifat oksidan, merupakan kondisi ketika efek yang
sehingga aktivitas senyawa oksidan dihasilkan oleh bahan aktif secara
tersebut dapat dihambat. Sedangkan, bersama lebih besar daripada jumlah
daun kelor mengandung flavonoid dan dari efek tunggal dari masing-masing
vitamin C yang berguna untuk bahan aktif (Spinella, 2002). Efek
meningkatkan aktivitas LCAT. Aktivitas sinergis terjadi apabila masing-masing
antioksidan juga dimiliki oleh Zn dan Cu, komponen mempunyai efek tertentu dan
kedua mineral tersebut merupakan kombinasi komponen dapat memberikan
penyusun superoxide dismutase (SOD) efek yang lebih tinggi daripada kalkulasi
yang terdapat dalam daun alpukat. efek komponen tunggalnya (Shao dkk.,
Superoksida dismutase adalah enzim 2004; Vattem dkk, 2005).
yang mengkatalis dismutase ion Pada penelitian ini kelompok
superokida radikal (O2) menjadi kombinasi seduhan daun alpukat 18
hidrogen peroksida (H2O2). Kandungan mg/200gramBB dan daun kelor 27
mineral Cu dan Zn pada daun alpukat mg/200gramBB mempunyai peningkatan
menjadi kofaktor antioksidan alami. retata HDL lebih tinggi daripada
Senyawa flavonoid dapat kombinasi daun alpukat 36
berasal dari satu atau lebih tanaman mg/200gramBB dan daun kelor 54
termasuk pada daun alpukat dan daun mg/200gramBB. Hal tersebut diduga

52
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

dosis kombinasi daun alpukat 18 Menurunkan Kadar Kolesterol,


mg/200gramBB dan daun kelor 27 Jurnal Farmasi Indonesia, 5 (2).
mg/200gramBB merupakan dosis Ardhitantri, 2008, Identifikasi Drug
optimal untuk meningkatkan kadar HDL. Related Problems Potensial
Dosis optimal atau maksimal adalah Kategori Dosis pada Pasien di
jumlah terbesar dari rentangan obat yang Instalasi Rawat Jalan Bagian Anak
masih aman diberikan kepada penderita Rumah Sakit Islam Surakarta
dewasa dan belum menimbulkan gejala- Periode Januari-Juni 2007,
gejala keracunan (Ardhitantri, 2008). Skripsi, Universitas
Pemberian simvastatin pada Muhammadiyah Surakarta,
kelompok F juga dapat meningkatkan Surakarta.
kadar HDL tikus hiperlipidemia. Asaolu MF, Asaolu SS, Adanlawo IG.,
Simvastatin merupakan golongan statin. 2010, Evaluation of
Cara kerja statin sebagai penghambat Phytochemicals and Antioxidants
HMG-CoA reductase yaitu menghambat of Four Botanicals with
sintesis kolesterol di hati dan Antihypertensive Properties, Int J
mengakibatkan penurunan kadar LDL of Phar and Bio Scie, 1(2) : 1-7.
plasma. Penghambat reduktase Astawan, M., 2008, Bersahabat dengan
menginduksi suatu peningkatan reseptor Kolesterol, Tiga Serangkai, Solo.
LDL dengan afinitas tinggi. Efek tersebut Berawi dan Andhini, 2013, Pengaruh
meningkatkan baik kecepatan Pemberian Ekstrak Etanol Kulit
katabolisme fraksional LDL maupun Pisang Ambon Dan Kulit Pisang
ekstraksi prekursor LDL oleh hati, Kepok Terhadap Kadar Kolesterol
sehingga mengurangi simpanan LDL Total Tikus Putih Jantan Galur
plasma. Penurunan trigliserida plasma Sprague Dawley, Seminar
dan peningkatan kadar kolesterol HDL Nasional Sains & Teknologi V
terjadi selama pengobatan (Stringer JL, Lembaga Penelitian Universitas
2008). Lampung.
Brunton, L., Parker, K., Blumenthal, D.,
SIMPULAN dan Buxton, L. (Ed.), 2008,
Kesimpulan penelitian ini yaitu Goodman & Gilman's Manual of
bahwa terdapat pengaruh pemberian Pharmacology and Therapeutics,
kombinasi seduhan daun alpukat McGraw-Hill., USA, 605-607, 611-
terhadap kadar HDL tikus putih model 619.
hiperlipidemia. Kombinasi seduhan daun Dipiro, J.T., et.al., 2008,
alpukat dan daun kelor dapat Pharmacotherapy: A
meningkatkan kadar HDL tikus model Pathophysiologic Approach, 7th
hiperlipidemia. Dosis kombinasi 18 edition, McGraw-Hill, New York,
mg/200mgBB daun alpukat dan 268.
27mg/200gramBB daun kelor Fitrianda, 2015, Aktivitas Anti Diabetes
mempunyai rerata terbesar peningkatan dan Anti Dislipidemia dari
kadar HDL. Kombinasi Ekstrak Buah Rimbang
(Solanumtorvumswartz) dan
DAFTAR PUSTAKA Rimpang Temulawak (Curcuma
Aprilia Fajrin, 2010, Aktivitas Ekstrak Xanthorriza Roxb) pada Mencit
Etanol Ketan Hitam untuk Diabetes yang Diinduksi Aloksan,

53
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

Scientia, 2 (2), 122-127. Ringan di Desa Cihanjung


Katno, S dan Pramono, 2002, Tingkat Rahayu, Skripsi, Fakultas Ilmu
Manfaat dan Keamanan Tanaman Keperawatan, Universitas Advent
Obat dan Obat Tradisional, Indonesia.
Fakultas Farmasi UGM, Rajanandh, M.G., Satishkumar, M.N.,
Yogyakarta. Elango, K., Suresh, B., 2012,
Kumala Sari, 2006, Pemanfaatan Obat Moringa oleifera Lam. a herbal
Tradisional denan Pertimbangan medicine for hyperlipidemia : A
Manfaat dan Keamanannya, pre-clinical report, Departemen of
Majalah Ilmu Kefarmasian, 3 (1) : pharmocology, j.s.s. Tamil Nadu –
01-07. 603 203, India.
Kumar et al., 2010, Pathologic Basic of Romadhoni, dkk., 2012, Efek Pemberian
Disease, 6th edition, Elsevier Ekstrak Air Daun Kelor (Moringa
Science,United Kingdom, 1131- oleifera lam.) Terhadap Kadar LDL
1146. dan HDL Serum Tikus Putih
Kwon YI, Vattem DA, Shetty K., 2006, (Rattus norvegicus) Strain Wistar
Evaluation of Clonal Herbs of Yang Diberi Diet Aterogenik,
Lamiaceae Species for Program Studi Pendidikan Dokter
Management of Diabetes and Hewan, Program Kedokteran
Hypertension, Asia Pac J Clin Nutr Hewan, Universitas Brawijaya.
15: 107-118. Sari, Mei Ambar, 2015, Aktivitas
Lewis, Gary F. Daniel J. Rader, 2005, Antioksidan Teh Daun Alpukat
New Insights Into the Regulation (Persea Americana Mill) dengan
of HDL Metabolism and Reverse Variasi Teknik dan Lama
Cholesterol Transport, Circulation Pengeringan, Skripsi, Program
Research, 96 : 1226. Studi Pendidikan Biologi
Logu, T, 2005, Electrophoresis in Gels, Universitas Muhammadiyah,
dalam Jan christer Janson & Lary Surakarta.
Ryden (Eds), Protein Purification: Spinella, M., 2002, The Importance of
Principles, High-Resolution Pharmacological Synergy in
Methods, and Applications, 2nd Psychoactive Herbal Medicines,
edition, John Wiley & sons, Inc., Herbal Synergy, 7(2) : 130-137.
Publication, New York, 464-469. Stringer JL.,2008, Obat-obat Penurun
Muflikhatur SR, Murwani HR., 2014, Lipid Konsep Dasar Farmakologi:
Perbedaan Pengaruh antara Panduan untuk Mahasiswa, Edisi
Ekstrak dan Rebusan Daun Salam 3, EGC, Jakarta.
(Eugenia polyantha) dalam Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, I. J.,
Pencegahan Peningkatan Kadar Adnyana, I. K., Setiadi, A. P., &
Kolesterol Total Pada Tikus Kusnandar, 2008, ISO
Sprague Dawley. Journal of Farmakoterapi, PT ISFI
Nutrition College, 3 (1): 142-9. Penerbitan, Jakarta, 107- 109.
Nababan Eva, C. M., 2011, Pengaruh Air Walker, R., dan Edwards, C., 2003,
Rebusan Daun Alpukat (Persea Clinical Pharmacy and
Americana Mill) Terhadap Kadar Therapeutics, Elevier Science.
Kolesterol Total pada Ibu-Ibu United Kingdom, 364-369.
Penderita Hiperkolesterolemia WHO, 2013, About Cardiovascular

54
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

diseases, World Health 15 Oktober 2016


Organization, Geneva, Winarti, Sri, 2010, Makanan Fungsional.
http://www.who.int/cardiovascular_ Graha Ilmu, Surabaya.
diseases/about_cvd/en/, diakses

55

Anda mungkin juga menyukai