TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Morfologi
semu yang dapat tumbuh sekitar 2,1 - 2,9 meter, berakar serabut yang tumbuh
menuju bawah sampai kedalaman 75 - 150 cm, memiliki batang semu tegak yang
berwarna hijau hingga merah dan memiliki noda coklat atau hitam pada
dengan bagian bawah daun tampak berlilin. Daun ini diperkuat oleh tangkai daun
jantung, berkelamin satu yaitu berumah satu dalam satu tandan dan berwarna
2.1.2 Sistematika
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Familia : Musaceae
Genus : Musa
4
2.1.3 Sinonim
Kulit buah pisang raja mengandung zat seperti protein, karbohidrat, kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, B dan C (Atun, dkk., 2007), senyawa golongan flavonoid
yaitu katekin, gallokatekin dan epikatekin serta senyawa golongan tanin (Someya,
dkk., 2002).
2.1.5 Khasiat
Kulit buah pisang raja digunakan sebagai obat penyakit kuning, antidiare,
menghaluskan tangan dan kaki, antinyamuk dan menjaga kesehatan retina mata
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara menarik satu atau lebih zat dari bahan asal
untuk simplisia yang mengandung zat-zat yang berkhasiat atau zat-zat lain untuk
5
keperluan tertentu. Simplisia yang digunakan umumnya sudah dikeringkan, tetapi
kadang simplisia segar juga dipergunakan. Simplisia dihaluskan lebih dahulu agar
simplisia masih berada dalam kadar yang tinggi sehingga memudahkan untuk
1. Cara dingin
a. Maserasi
(kamar). Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga
sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka larutan
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi
Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang bagian bawahnya
6
diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai
beratnya sendiri dan cairan di atasnya, dikurangi dengan gaya kapiler yang
pemeriksaan zat aktif secara kualiitatif pada perkolat terakhir. Proses perkolasi
terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi
diperoleh ekstrak.
2. Cara panas
a. Refluks
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik. Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk
yang besar.
b. Digesti
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu umumnya pada
temperatur 40 - 50ºC.
c. Infundasi
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air (bejana infus tercelup dalam
penangas air mendidih, temperatur terukur 96 - 98ºC) selama waktu tertentu (15 -
7
≥ ( 30 menit) dan
20 menit). Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama
d. Sokletasi
pendingin balik dan turun menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali ke
dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Keuntungan metode ini adalah
dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak, pelarut yang digunakan
tetapi pada umumnya diameter bakteri adalah sekitar 0,2 - 2,0 mm dan panjang
1. Suhu
perkembangbiakan bakteri. Setiap spesies bakteri dapat tumbuh pada kisaran suhu
8
tertentu. Menurut Dwidjoseputro (1978), klasifikasi bakteri berdasarkan suhu
hidupnya yaitu:
a. Bakteri psikofil (oligotermik), yaitu bakteri yang dapat hidup antara suhu 0 -
b. Bakteri mesofil (mesotermik), yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu antara
c. Bakteri termofil (politermik), yaitu bakteri yang tumbuh dengan baik pada
pada temperatur lebih rendah atau lebih tinggi dari itu, yaitu dengan batas
40 - 80oC.
2. pH
Bakteri dapat hidup paling baik pada pH optimal, yakni 6,5 - 7,5. Beberapa
spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat asam atau sangat alkali. Bila bakteri
dibiakkan dalam suatu medium yang semula pHnya tertentu, maka kemungkinan
pH ini akan berubah oleh adanya senyawa asam atau basa yang dihasilkan selama
3. Oksigen
dikelompokkan menjadi:
a. Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak hanya tak dapat tumbuh di tempat
b. Bakteri mikroaerofil, yaitu bakteri yang dapat tumbuh dengan baik dengan
oksigen kurang dari 20%. Oksigen dengan konsentrasi tinggi dapat menjadi
9
c. Bakteri aerob, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen bebas dalam
hidupnya.
d. Bakteri aerotoleran, yaitu bakteri yang dapat hidup dengan adanya oksigen,
4. Tekanan osmosis
2008). Bakteri dapat tumbuh dengan baik pada media yang isotonis dengan isi sel
5. Nutrisi
Sumber zat makanan (nutrisi) bagi bakteri diperoleh dari senyawa karbon,
tembaga dan kobalt), vitamin dan air untuk fungsi-fungsi metabolik dan
1. Fase lag
lingkungan baru. Pada fase ini tidak ada peningkatan jumlah sel, namun ada
Fase ini merupakan fase dimana bakteri tumbuh dan membelah pada
kecepatan maksimum, tergantung pada genetika bakteri, sifat media, dan kondisi
10
pertumbuhan. Sel baru terbentuk dengan laju konstan dan massa yang bertambah
3. Fase stasioner
Pertumbuhan bakteri berhenti pada fase ini dan terjadi keseimbangan antara
jumlah sel yang membelah dengan jumlah sel yang mati. Karena pada fase ini
4. Fase kematian
Pada fase ini terjadi penurunan nutrisi yang diperlukan oleh bakteri sehingga
pertumbuhan, dan pada akhirnya pertumbuhan bakteri menjadi terhenti (Volk dan
Wheeler, 1993).
Kingdom : Bacteria
Divisi : Actinobacteria
Class : Actinobacteridae
Ordo : Actinomycetales
Familia : Propionibacteriaceae
Genus : Propionibacterium
11
2.5 Bakteri Staphylococcus epidermidis
Kingdom : Bacteria
Divisi : Protophyta
Class : Bacilli
Ordo : Bacillales
Familia : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
tersusun dalam bentuk kluster yang tidak teratur seperti anggur. Staphylococcus
koagulasi negatif, tidak memfermentasi manitol, dapat bersifat aerob dan anaerob
lokal bakteri ini tampak sebagai jerawat dan infeksi folikel rambut atau abses
dengan salah satu dari dua metode pokok yaitu dilusi atau difusi. Penting sekali
a. Metode dilusi
bertahap, baik dengan media cair atau padat. Kemudian media diinokulasi bakteri
12
uji dan diinkubasi. Tahap akhir dimasukkan antimikroba dengan kadar yang
menghambat atau mematikan. Uji kepekaan cara dilusi agar memakan waktu dan
b. Metode difusi
Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi agar. Cakram
kertas berisi sejumlah tertentu obat ditempatkan pada permukaan medium padat
kekuatan hambatan obat terhadap organisme uji. Metode ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor fisik dan kimia (misalnya sifat medium dan kemampuan difusi,
ukuran molekular dan stabilitas obat), selain faktor antara obat dan organisme.
c. Metode turbidimetri
Bakteri yang bertambah banyak pada media cair akan menyebabkan media
2.7 Jerawat
pada pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pastul dan bopeng
(scar) pada daerah wajah, leher, lengan atas, dada dan punggung. Peradangan
13
2.7.1 Penyebab terjadinya jerawat
1. Hormonal
testosteron (androgen) yang berlebih, sehingga pada usia pubertas akan banyak
timbul jerawat pada wajah, dada, punggung, sedangkan pada wanita selain
hormon androgen, produksi lipida dari kelenjar sebaseus dipacu oleh hormon
2. Makanan
Exercise menemukan bahwa makanan yang mengandung kadar gula dan kadar
karbohidrat yang tinggi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menimbulkan
jerawat. Secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa mengkonsumsi terlalu banyak gula
dapat meningkatkan kadar insulin dalam darah, dimana hal tersebut memicu
produksi hormon androgen yang membuat kulit jadi berminyak dan kadar minyak
3. Kosmetik
Penggunaan kosmetik yang melekat pada kulit dan menutupi pori-pori, jika
tidak segera dibersihkan akan menyumbat saluran kelenjar palit dan menimbulkan
jerawat yang disebut komedo. Kosmetik yang paling umum menjadi penyebab
timbulnya jerawat yaitu kosmetik pelembab yang langsung menempel pada kulit.
4. Infeksi bakteri
14
Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis dapat menghidrolisis
trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol, asam lemak bebas tersebut
dengan 3 cara:
1. Pengobatan topikal
serta penyembuhan lesi jerawat dengan pemberian bahan iritan dan antibakteri
topikal seperti: sulfur, resorsinol, asam salisilat, benzoil peroksida, asam azelat,
2. Pengobatan sistemik
3. Bedah kulit
Bedah kulit ditujukan untuk memperbaiki jaringan parut yang terjadi akibat
Gel kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semi padat terdiri dari
suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang
besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel mempunyai massa terdiri dari jaringan
15
partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem fase tunggal dan dua
fase (misalnya Gel Aluminium Hidroksida). Gel fase tunggal terdiri dari
hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dalam
cairan (misalnya karbomer dan tragakan). Gel sistem dua fase, jika ukuran
partikel dari fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang-kadang dinyatakan
Jumlah air yang banyak dalam gel akan menghidrasi stratum corneum
permeabel terhadap zat aktif yang dapat meningkatkan permeasi zat aktif.
Kandungan air yang banyak pada gel dapat mengurangi resiko peradangan
lebih lanjut akibat menumpuknya lipida pada pori-pori, karena lipida tersebut
HPMC merupakan turunan dari metil selulosa yang memiliki ciri-ciri serbuk
atau butiran putih, tidak memiliki bau dan rasa. Sangat sukar larut dalam eter,
etanol atau aseton. Dapat mudah larut dalam air panas dan akan segera
16
secara luas banyak digunakan dalam aplikasi produk kosmetik dan aplikasi
pembuatan sediaan farmasi dan kosmetik, khususnya untuk zat-zat yang tidak
stabil atau tidak dapat larut dalam air. Propilen glikol adalah cairan bening, tidak
berwarna, kental, hampir tidak berbau dan memiliki rasa manis sedikit tajam.
Dalam kondisi biasa, propilen glikol stabil dalam wadah yang tertutup baik dan
juga merupakan suatu zat kimia yang stabil bila dicampur dengan gliserin, air atau
Metil paraben memiliki ciri-ciri serbuk hablur halus, berwarna putih, hampir
tidak berbau dan tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar diikuti rasa
tebal (Ditjen POM, 1979). Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet dan
digunakan baik sendiri atau dalam kombinasi dengan paraben lain atau dengan
antimikroba lain. Pada kosmetik, metil paraben adalah pengawet yang paling
sering digunakan. Jenis paraben lainnya efektif pada kisaran pH yang luas dan
17