Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu)

KULIAH KERJA NYATA


PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN: 2019

SUB UNIT :3
UNIT : MA-017
KECAMATAN : Kei Kecil
KABUPATEN : Maluku Tenggara
PROVINSI : Maluku

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Elang Gegana Fendy Putra


Nomor Mahasiswa : 16/394259/PN/14498

SUBDIREKTORAT KKN
DIREKTORAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

1.1 Pendahuluan
Sesuai dengan prinsip tri dharma perguruan tinggi, Universitas Gadjah Mada
melakukan pengabdian dengan kegiatan yang bernama Kuliah Kerja Nyata
Pemberdayaan Pembelajaran Masyarakat (KKN-PPM). KKN-PPM dilaksanakan
untuk memberi pembelajaran nyata kepada mahasiswa terkait dinamika bermasyarakat
yang menjadikan masyarakat sebagai subyek pembelajaran dimana mahasiswa dapat
menerapkan teori-teori yang sudah dipelajari selama kuliah dalam masyarakat. KKN-
PPM dilaksanakan secara interaktif dan sinergis antara mahasiswa dan masyarakat.
Tahun 2019 ini, KKN-PPM kembali di adakan di Desa Sathean, Kecamatan Kei
Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Saya tergabung di sub-unit 2
dalam melaksanakan baik program kerja maupun pengabdian terhadap masyarakat.
Walaupun pada akhirnya konsep sub-unit menjadi hal yang dihilangkan karena
keadaan tempat tinggal dan sosial masyarakat Desa Sathean. Desa Sathean sendiri
terbagi atas 2 kampung. Masyarakat disana menyebut kedua kampung itu sebagai
kampung kecil dan kampung besar. Kampung kecil ditinggali oleh masyarakat yang
hampir semua beragama Islam, sedangkan kampung besar ditinggali oleh masyarakat
dari agama Katholik. Agama menjadi sebuah pembeda dalam diversifikasi kampung
desa ini. Namun unit kami ditempatkan di kampung besar untuk urusan tempat tinggal.
Pada akhirnya tidak ada satu pun anggota unit yang bertempat tinggal di kampung
kecil. Hal inilah yang menjadikan tantangan bagi kami untuk dapat melakukan
program kerja di kedua kampung secara baik dan merata.
Alasan tinggal di kampung besar ditetapkan oleh Bapeda setempat serta kepala
desa Sathean. Alasan yang dikemukakan adalah karena KKN-PPM tahun 2018 lalu
kampung kecil sudah kebagian jatah untuk menampung mahasiswa-mahasiswa KKN.
Untuk menghindari kecemburuan oleh masyarakat kampung besar maka diputuskan
bahwa KKN-PPM untuk tahun 2019 ditampung di kampung besar. Setiap mahasiswa
juga ditempatkan di tempat tinggal yang sudah dipilihkan dalam musyawarah desa.
Hasilnya untuk tempat tinggal adalah acak dan tidak menurut sub-unit lagi. Karena
argumen kami tentang pembagian lokasi menurut sub-unit dibantah oleh kepala desa
setempat. Hasilnya kami menghormati keputusan kepala desa tersebut yang juga
merupakan perpanjangan tangan dari masyarakat desa. 26 mahasiswa yang terdapat di
unit MA-017 ini kemudian dibagi kedalam 12 rukun. 1 rukun berisi 2-3 orang.
Mahasiswa yang masuk kedalam sebuah rukun juga kemudian disebar lagi untuk
rumah tempat tinggalnya. Ada yang 1 rumah 1 orang, adapula yang 1 rumah 2 orang.
Tema dari KKN-PPM UGM Unit MA-017 adalah “Pengelolaan Perikanan dan
Pariwisata Berbasis Konservasi untuk Kemajuan dan Kesejahteraan Masyarakat” dan
dibagi menjadi beberapa sub-tema yaitu sosial budaya, pendidikan, kesehatan,
lingkungan, dan infrastruktur. Secara garis besar program kami bertujuan untuk
mengembangkan potensi yang ada di desa ini terutama untuk mengembangkan potensi
perikanan dan pariwisata.
Setelah dilakukan observasi atau survey pada awal kegiatan KKN-PPM,
kelompok memetakan permasalahan pada Desa Sathean dan menentukan urgensi
masalah yang dapat diselesaikan selama kegiatan KKN-PPM berlangsung. Dari progam
yang telah direncanakan ada beberapa program kurang cocok untuk dilaksanakan
sehingga diganti dengan program yang lebih cocok terkait permasalahan masyarakat.
Rencana kegiatan kami yang telah disesuaikan dengan masyarakat kami paparkan
dalam Laporan Rencana Kegiatan.
Dalam pelaksanaan program kerja kami, antusiasme warga cukup baik
walaupun beberapa kali hanya sebagian kecil dari masyarakat yang ikut terlibat. Hal ini
disebabkan oleh dinamika perbedaan marga, agama, pemahaman adat dan daerah
tinggal sehingga mahasiswa diharuskan bekerja cerdas agar tepat sasaran. Hukum adat
di desa ini sangat dijunjung tinggi sehingga banyak pelajaran budaya dan dinamikan
masyarakat adat yang dapat kami pelajari dan pahami.

1.2 Pembahasan
1.2.1 Hasil Kegiatan
a. Penyuluhan pentingnya ekosistem mangrove, terumbu karang, lamun
No Sektor : 2.5.14
Sifat Program : Intradisipliner
No Kode : 30
Kluster : Agro
Kegiatan penyuluhan pentingnya ekosistem mangrove, terumbu karang, lamun
ini merupakan kegiatan yang didasarkan atas, keadaan alam sekitar desa Sathean
bisa dikatakan mulai rusak terbukti pada saat Saya survey lapangan, Saya melihat
banyak tumbuhan mangrove yang tidak terawat seperti patah pada cabangnya dan
juga dapat menjadi sampah di laut, sedangkan pada ekosistem airnya yaitu terumbu
karang saya juga melihat keadaan terumbu karang yang mulai rusak akibat
pemburuan ikan oleh nelayan. Melihat kondisi ini mahasiswa KKN PPM UGM
tergerak untuk melakukan kegiatan penyuluhan pentingnya ekosistem mangrove,
terumbu karang, lamun, agar ekosistem dan biota laut yang tinggal dapat lestari
dan terjaga dengan baik. Dimana Desa Sathean dapat menjadi desa wisata dengan
menonjolkan keindahan alam yang dimilikinya.
Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang bersih dan bebas dari eksploitasi
agar ekosistem yang berada pada lingkungan tersebut dapat hidup dengan baik.
Demi mewujudkan lingkungan yang baik diperlukan adanya perawatan lingkungan
itu sendiri. Ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan masyarakat untuk
menjaga keasrian lingkungannya. Cara-cara yang banyak ditemui untuk menjaga
keasrian lingkungan biasanya dengan cara pengolahan limbah yang baik,
melakukan penanaman tumbuhan di sekitar lingkungan, pemanfaatan lahan yang
ramah lingkungan, dan lain-lain. Cara-cara tersebut bisa diwujudkan dengan
adanya saluran buangan air limbah rumah tangga, sistem pembuangan sampah
yang baik, program penanaman ataupun reboisasi, pemanfaatan sumber daya alam
yang baik, dan lain-lain. Keadaan lingkungan di Desa Sathean memerlukan
perhatian terkait kebersihannya.
Penyuluhan dilakukan di setiap rukun setelah kegiatan ibadah misa dengan
target bapak-bapak karena sebagian besar masyarakat desa Sathean yang berkerja
menjadi nelayan sebagai mata pencaharian utama. Kegiatan dapat berjalan dengan
lancar, tidak ada masalah yang dihadapi karena mahasiswa dapat berkerjasama
dengan baik. Diharapkan dengan diadakannya penyuluhan ini masyarakat secara
sukarela untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak menggunakan alat
tangkap yang dapat merusak lingkungan.
b. Sosialisasi Pembangunan Lahan di Daerah Pantai
No Sektor : 3.3.05
Sifat Program : Intradisipliner
No Kode : 41
Kluster : Agro
Kegiatan sosialisasi pembangunan lahan di daerah pantai ini dilandaskan atas
dasar seiring berkembangnya jaman, dan makin pesatnya perkembangangan
inovasi di bidang pertanian maka lahan di daerah pantai yang biasa dikenal dengan
lahan marjinal sangatlah berpotensi untuk digunakan di bidang pertanian, selain
akan faktor tersebut sejatinya jenis tanah di Desa Sathean yaitu Alfisol dan Molisol
merupakan tanah yang mempunyai kemampuan untuk menumbuhkan tanaman
cukup baik apalagi dengan perlakuan budidaya yang tepat serta pengolahan tanah
yang cukup baik, maka dari itu mahasiswa KKN PPM UGM tergerak untuk
melakukan kegiatan sosialisasi pembangunan lahan di daerah pantai demi
mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Desa Sathean serta menjadikan
masyarakat yang mandiri akan hal pangan.
Kegiatan ini dilakukan dengan berbagai macam rangkaian kegiatan yaitu
sosialisasi pengolahan tanah, pelatihan vertikultur, pembagian benih serta
perawatan dan inovasi tanaman hias kegiatan dilakukan dengan baik dan antusias
Masyarakat Desa Sathean khususnya Ibu-ibu PKK cukup baik namun waktu dan
kesempatan kurang dirasakan oleh Masyarakat Desa Sathean.
1.2.2 Hambatan dan Tantangan
Hambatan yang dihadapi selama waktu pelaksanaan program KKN ialah
kurangnya ketepatan waktu anggota tim ketika memulai pengerjaan kegiatan.
Beberapa kegiatan tertunda hingga berjam-jam karena ketidaklengkapan anggota
menyebabkan kegiatan tidak bisa dimulai. Selain itu, miskomunikasi juga pernah
terjadi dalam anggota tim sehingga pengerjaan program sedikit terkendala. Seperti
alat dan bahan sebagai alat peraga materi sangat sulit didapatkan di Kabupaten
maupun Kota, Namun, hal ini telah dievaluasi dalam tim sehingga tidak menjadi
masalah yang besar.
Selain hambatan, terdapat pula tantangan yang dihadapi selama masa
pelaksanaan program KKN. Seperti kurangnya antusias warga terhadap kegiatan
yang diadakan. Warga hanya antusias ketika kami memaparkan rencana-rencana
program yang akan dilaksanakan. Namun, ketika program diselenggarakan,
antusias dirasa menurun. Misalnya, warga tidak tepat waktu menghadiri kegiatan
sosialisasi dan setelah kemunduran waktu pelaksanaan sosialiasi, jumlah warga
yang menghadiri kegiatan pun tidak terlalu banyak. Serta kurangnya koordinasi
antara perangkat desa dengan warga. Hal ini terjadi ketika perangkat desa lupa
untuk menyampaikan salah satu kegiatan sosialiasi yang akan dilaksanakan.
Sehingga, tidak ada satu pun warga yang datang ke sosialiasi sehingga sosialisasi
tidak jadi dilakukan.
1.2.3 Jejaring Kemitraan dan Peran Serta Masyarakat
Kegiatan KKN PPM UGM yang tim kami laksanakan mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Secara finansial, kami mendapat dukungan dana dari LPPM UGM,
Astra (sebagai mitra), dan Medco Energi (sebagai sponsor). Secara teknis dan
perijinan kami mendapat dukungan serta bantuan dari Bappeda Maluku Tenggara,
Kepala Kecamatan Kei Kecil, World Wide Found, Politeknik Negeri Tual, Dinas
Lingkungan Hidup, puskesmas pembantu setempat, perangkat desa, perangkat
gereja, pemuda desa, dan masyarakat desa. Kepala sekolah dan guru-guru di
sekolah yang ada di Desa Sathean cukup membantu dalam perijinan pelaksanaan
program pendidikan formal dan sesekali turut membantu kegiatan mengajar. Pihak
puskesmas pembantu desa juga turut membantu dalam hal penyediaan obat-obatan,
peralatan medis, bahkan turut membantu dalam kegiatan sosialiasi dari Klaster
Medika. Pemuda desa turut membantu dalam pelaksanaan program-program fisik,
seperti pemasangan lampu jalan, pembuatan plang evakuasi, dan pembuatan plang
nama jalan. Masyarakat desa lainnya turut berpartisipasi dalam kegiatan seperti
sosialisasi, bersih-bersih pantai, dan turnamen.
1.2.4 Keterlibatan Dalam Masyarakat
Program KKN memiliki tujuan untuk memberdayakan masyarakat yang
dilakukan secara merata untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman,
keterampilan, sikap terhadap sesama manusia, nilai-nilai etika yang diperlukan
guna bertahan dalam menghadapi tantangan masa depan. Karenanya, tim kami
turut menghadiri berbagai kegiatan yang diadakan masyarakat guna berbaur
sekaligus mengenal budaya masyarakat setempat. Misalnya ketika terdapat acara
hajatan, ibadah bersama, ulang tahun, malam perpisahan, dan sebagainya maka
kami berusaha untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Selain itu, pendekatan-pendekatan kepada keluarga pengasuh dan masyarakat
setempat juga kami lakukan. Misalnya, bermain bersama anak-anak setempat,
menerima ajakan makan warga di rumah, ngobrol santai dengan keluarga ketika
tidak ada program untuk dijalankan juga kami lakukan untuk semakin mengenal
warga. Karena dari tindakantindakan seperti ini, kami justru lebih mudah untuk
menyampaikan tujuan program dan bantuan yang hendak kami lakukan. Selain itu,
hal ini juga menumbuhkan rasa kekeluargaan di antara kami dengan warga.
1.2.5 Temuan Baru dan atau Unik Dalam Hal Kekayaan Alam, Teknologi Lokal dan
Budaya
KKN di Desa Sathean membuat kami mendapatkan banyak wawasan baru
terkait sumber daya alam, kebudayaan lokal, dan keragamaan adat dan istiadat. Pulau
Kei Kecil adalah pulau yang memiliki pemandangan dan ekosistem laut yang indah.
Tidak heran jika pemerintah di sana menggalakan program-program pariwisata
khususnya wisata pantai dan bawah laut. Sayangnya program-program yang disusun
kurang memperhatikan ketahanan hidup ekosistemnya. Banyak ditemukan kawasan
karang mati, tambang pasir laut besarbesaran yang tidak ditindak lanjuti, dan
pembangunan kota yang tidak memperhatikan produktifitas lingkungan.
Berdasarkan perbincangan dengan WWF, jika program pembangunan dan
pariwisata berjalan terus tanpa memperhatikan lingkungan atau sumber daya
alamnya, maka pada tahun 2050 ekosistem Pulau Kei Kecil akan rusak. Diperlukan
adanya konservasi lingkungan dan penerapan pariwisata berbasis lingkungan di
Desa Sathean.
Adat di Desa Sathean juga masih kental, bahkan masyarakat Kei Kecil masih
menjunjung tinggi hukum adat. Banyak ditemukan rumah-rumah adat di setiap desa,
banyak juga sejarah yang bisa dipelajari terkait raja-raja dan leluhur di sana. Letak
dan keadaan geografis Keci Kecil yang berada di pesisir menjadikan sebagian besar
masyarakat di sana bekerja sebagai nelayan. Kehidupan nelayan disana dengan
pengambilan ikan menggunakan bagan apung. Bagan apung adalah alat untuk
pengambilan ikan yang berada di laut dalam, ada dua macam bagan yaitu bagan
apung dan bagan tancap.
1.2.6 Potensi Pengembangan/Keberlanjutan
Dari dua program yang ditangani, kami berharap sebagian besar program dapat
dilanjutkan agar program tersebut lebih memberi manfaat bahkan ketika sudah tidak
ada KKN. Berikut potensi program yang bisa dikembangkan :
1. Penyuluhan pentingnya ekosistem mangrove, terumbu karang, lamun
1.2.7 Pengayaan Batin dan Petualangan Kemanusiaan
Selama KKN ini berlangsung banyak pengayaan batin dan petualangan
kemanusiaan yang Saya rasakan seperti di Desa Sathean ini Masyarakat yang saya
temui merupakan Masyarakat yang sangat ramah, dan menjunjungi tinggi
kehormatan dari orang lain serta memiliki rasa kepedulian akan sesama yang tinggi.
Selama Saya KKN Saya sering mengalami sakit yaitu demam dan luka akibat
terkena karang, namun orang sana juga ikut merasakan sakit yang Saya rasakan dan
diusahakan untuk membantu menyembuhkan saya seperti bidan disana dan
menghantarkan saya ke Puskesmas yang cukup jauh jaraknya, dan wawasan baru
didapat ketika berkenalan dengan masyarakat, ikut kegiatan budaya maupun
keagamaan masyarakat, mencoba menelusuri permasalahan masyarakat,
mengangkat potensi desa, bersosialisasi dengan pemuda, anak-anak, dan lsm
lingkungan.
Perbedaan warna budaya dan bahasa membuat saya semakin jatuh cinta dengan
Indonesia bagian Timur yang selama ini seringkali dilupakan dalam pembangunan
bangsa. Mengajar murid-murid SD dan SMP di sana dengan berbagai kendala minat
belajar yang minim dan pengetahuan yang tidak banyak membuat saya semakin
sadar bahwa Indonesia benar-benar membutuhkan orang-orang dengan hati mulia
yang mau meninggalkan zona nyamannya untuk membangun bangsanya sendiri dan
menolong mereka yang membutuhkan. Dua bulan masa pengabdian merupakan dua
bulan yang luar biasa dan tidak akan saya lupakan menjadi bakal untuk hidup yang
akan datang.
II. KESIMPULAN
Kegiatan KKN PPM UGM 2019 di Desa Sathean, Kei Kecil selama 47 hari ini
dapat dikatakan berhasil. Segala program kerja dapat terselenggara dengan baik
tanpa adanya masalah yang terlalu berarti. Program kerja yang dilaksanakan
mendapat respon positif dari warga dan keterlibatan atau partisipasi warga dalam
pelaksanaan program juga cukup baik. Kegiatan-kegiatan seperti sosialisasi cukup
membukakan wawasan dan pengetahuan warga, sedangkan program kerja fisik
cukup memudahkan dan menguntungkan kehidupan warga. Selain partisipasi
masyarakat, kesuksesan pelaksanaan program juga didukung oleh kerja sama
seluruh anggota tim KKN, DPL (dosen pembimbing lapangan), dinas terkait, mitra,
sponsor, LSM, dan instansi pemerintah setempat. Pengalaman, pengetahuan, dan
keluarga baru yang didapat melalui kegiatan KKN ini menjadi feedback luar biasa
bagi seluruh anggota tim. Mengenal sisi timur Indonesia merupakan anugerah yang
patut disyukuri.
III. SARAN
Program-program yang telah kami laksanakan adalah pemacu masyarakat untuk
memberdayakan dirinya sendiri untuk mencapai Desa Sathean yang mandiri dan
sejahtera terutama dalam pengelolaan potensi lokal yang dimiliki. Proses sebelum
penerjunan ke lokasi sebaiknya segala dokumen dan persiapan program sudah
matang dengan diskusi terlebih dahulu dengan pemerintah setempat mengenai data-
data dan kendala yang ada di lokasi. Survei lokasi juga diperlukan guna
mempersiapkan logistik program di sana.
IV. LAMPIRAN
1. Penyuluhan pentingnya ekosistem mangrove, terumbu karang, lamun

Survey lokasi

Penyuluhan pentingnya ekosistem mangrove, terumbu karang, lamun


2. Sosialisasi pembangunan lahan di daerah pantai

Pemanfaatan vertikultur sebagai solusi minimnya lahan pantai

Pengelolaan tanah untuk pertanian

Anda mungkin juga menyukai