Jtptunimus GDL Nurrochaya 8437 3 Babii PDF
Jtptunimus GDL Nurrochaya 8437 3 Babii PDF
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Pasien Kritis
a) Definisi pasien kritis
Pasien kritis menurut AACN (American Association of
Critical Nursing) didefinisikan sebagai pasien yang berisiko tinggi
untuk masalah kesehatan aktual ataupun potensial yang
mengancam jiwa. Semakin kritis sakit pasien, semakin besar
kemungkinan untuk menjadi sangat rentan, tidak stabil dan
kompleks, membutuhkan terapi yang intensif dan asuhan
keperawatan yang teliti (Nurhadi, 2014).
b) Pendekatan Holistik
Pendekatan holistik pada keperawatan kritis mencakup
keluarga pasien. Keluarga dalam lingkup ini diartikan sebagai
orang yang berbagi secara intim dan rutin sepanjang hari kehidupan
dalam proses asuhan keperawatan. Orang- orang tersebut
mengalami gangguan homeostasisnya oleh karena masuknya pasien
ke area kritis. Siapa saja yang merupakan bagian penting dari pola
hidup normal pasien dipertimbangkan sebagai anggota keluarga. Di
area keperawatan kritis keterlibatan keluarga merupakan bagian
integral dari perawatan pasien di ICU dan telah memiliki kontribusi
positif terhadap kesembuhan pasien (Wardah, 2013).
c) Respon Keluarga Terhadap Kondisi Pasien Kritis
Respon dalam kamus bahasa berarti jawaban, balasan,
tanggapan. Respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makna serta
lingkungan disebut dengan perilaku kesehatan. Respon atau reaksi
manusia baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap)
maupun bersikap aktif (tindakan nyata atau praktis).
7
8
Sumber
Koping (B)
Stressor Krisis atau
keluarga bukan
(A) krisis
(X)
Persepsi
tentang
stressor (C)
e) Koping Keluarga
Koping keluarga merupakan proses aktif saat keluarga
memanfaatkan sumber keluarga yang ada dan mengembangkan
perilaku serta sumber baru yang akan memperkuat unit keluarga
dan mengurangi dampak peristiwa hidup yang penuh stres. Strategi
koping keluarga ketika menghadapi stres dapat dilakukan melalui
pencarian dukungan sosial (Nurhadi, 2014).
Dukungan yang diberikan oleh perawat intensif kepada
anggota keluarga pasien merupakan salah satu bentuk dukungan
sosial formal. Dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga,
teman dan tetangga disebut ‘informational support’ dan dukungan
sosial yang diberikan oleh penyedia layanan formal disebut ‘formal
support’. Ketika kebutuhan pasien dan keluarga bersinergi dengan
kompetensi perawat, maka hasil perawatan pasien akan optimal
(Wardah, 2013).
Dukungan sosial didefinisikan sebagai pertukaran informasi
pada tingkat interpersonal yang memberikan empati dukungan
11
2. Dukungan Informasi
a. Pengertian
Dukungan informasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia
memiliki definisi sebagai suatu bantuan/ sokongan dalam
pemberian berita, pemberitahuan tentang sesuatu. Pemberian
dukungan informasi merupakan hal yang paling berkaitan erat
dengan kecemasan, dimana informasi dapat mempengaruhi
persepsi positif ataupu negatif terhadap emosi keluarga. Informasi
yang tidak lengkap dapat merupakan salah satu penyebab
pengembangan, kecemasan, depresi, post traumatis syndrome
ataupun ketidak harmonisan hubungan keluarga dengan tim
kesehatan (Mc. Adam, Arai dan Putillo, 2008). Keluarga dengan
kondisi kritis yang disebabkan oleh penyakit kritis anggota
keluarganya membutuhkan bantuan tim kesehatan untuk dapat
beradaptasi dengan lingkungan (Wardah, 2013).
Petugas kesehatan profesional yang bekerja di ruang
intensif akan dihadapkan dengan banyak perubahan etis karena
komplikasi dalam memberikan perawatan (Elpern dkk, 2005). Pada
kenyataannya karena kondisi pasien yang tidak stabil dan
ketidakseimbangan kondisi mental keluarga, petugas kesehatan
12
b. Cara Pengukuran
Perawat merupakan tenaga kesehatan pertama yang
menunjukkan minat terhadap kebutuhan anggota keluarga pasien
yang dirawat di ruang intensif. Pada tahun 1979, seorang perawat
Nancy Molter mengembangkan daftar kebutuhan keluarga
berdasarkan survey mahasiswa keperawatan. Daftar kebutuhan
keluarga tersebut kini dikenal dengan nama Critical Care Family
Needs Inventory (CCFNI). CCFNI memiliki 45 pertanyaan yang
dibagi menjadi lima dimensi: informasi mengenai keadaan pasien
14
1. Kecemasan
a) Pengertian
Cemas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar
yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya.
Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus cemas.
Kecemasan adalah perasaan tidak senang dan tidak nyaman serta
sebagian besar orang berusaha untuk menghindarinya (Stuart,
2009). Gangguan kejiwaan yang sebagian besar terjadi di Amerika
Serikat adalah gangguan kecemasan dan terjadi antara 15% - 25%
populasi (Rapaport, dkk dalam Stuart, 2010). Cemas yang berhasil
diobservasi merupakan kombinasi dengan emosi lain (Stuart,
2009).
b) Penyebab Kecemasan
12. Gejala urogenital: sering buang air kecil, tidak dapat menahan
BAK, tidak datang bulan (menstruasi), masa haid
berkepanjangan, masa haid sangat pendek, haid beberapa kali
dalam sebulan, ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi hilang dan
impotensi.
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Informasi
B. Kerangka Teori
Pada sub bab ini, penulis akan mengemukakan kerangka teori yang
menjadi dasar penelitian. Berdasarkan tentang teori, konsep dan hasil
penelitian yang terkait, berikut penulis paparkan kerangka teori yang
menjadi acuan dalam penelitian yang akan dilakukan.
Pasien Kritis
C. Kerangka Konsep