Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Struktur beton prategang didisain berdasarkan konsep persamaan keseimbangan tegangan


yg terjadi pada struktur. Dengan memanfaatkan kemampuan beton untuk menahan gaya
tekan yang cukup besar, gaya prategang dapat diberikan ada struktur melalui plat angker
dengan mengunakan tendon prategang. Beton prategang adalah material yang sangat banyak
digunakan dalam konstruksi. Dengan demikian lulusan dari setiap program teknik sipil harus
prategang melingkar dan linear.Dengan demikian mahasiswa perlu mengetahui lebih dalam
tentang beton prategang sehingga diperlukan pembuatan makalah tentang beton prategang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah beton prategang ?
2. Apakah itu beton Prategang ?
3. Bagaimana perbedaan antara beton prategang dan beton bertulang ?
4. Kapan beton prategang diperkenalkan ?
5. Mengapa digunakan beton prategang?
6. Prinsip desain beton prategang ?
1.3 Tujuan

Makalah ini di buat bertujuan untuk mengetahui informasi tentang beton prategang baik dari
sejarah, pengertian, perbedaan maupun cara mendesain.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Beton Prategang

Beton pratekan pertama kali ditemukan oleh Eugene Freyssinet seorang insinyur Perancis.
Ia mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak, relaksasi dan slip pada jangkar kawat
atau pada kabel maka digunakan beton dan baja yang bermutu tinggi. Disamping itu ia juga
telah menciptakan suatu system panjang kawat dan system penarikan yang baik, yang
hingga kini masih dipakai dan terkenal dengan system Freyssinet. Dengan demikian,
Freyssinet telah berhasil menciptakan suatu jenis struktur baru sebagai tandingan dari strktur
beton bertulang. Karena penampang beton tidak pernah tertarik, maka seluruh beban dapat
dimanfaatkan seluruhnya dan dengan sistem ini dimungkinkanlah penciptaan struktur-
struktur yang langsing dan bentang-bentang yang panjang.

Beton pratekan untuk pertama kalinya dilaksanakan besar-besaran dengan sukses oleh
Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime pelabuhan LeHavre (Perancis). Freyssenet
sebagai bapak beton pratekan segera diikuti jejaknya oleh para ahli lain dalam
mengembangkan lebih lanjut jenis struktur ini,seperti:

a) YvesGunyon
Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan buku
Masterpiecenya “ Beton precontraint” (2 jilid) pada tahun 1951. Beliau memecahkan
kesulitan dalam segi perhitungan struktur dari beton pratekan yang diakibatkan oleh
gaya-gaya tambahan disebabkan oleh pembesian pratekan pada struktur yang mana
dijuluki sebagai “Gaya Parasit” maka Guyon dianggap sebagai yang memberikan dasar
dan latar belakang ilmiah dari beton pratekan.
b) Y.Lin
T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang merupakan guru besar di
California University, Merkovoy. Keberhasilan beliau yaitu mampu memperhitungkan
gaya-gaya parast yang tejadi pada struktur. Ia mengemukakan teorinya pada tahun 1963

2
tentang “ Load Balancing”. Dengan cara ini kawat atau kabel prategang diberi bentuk dan
gaya yang sedemikian rupa sehingga sebagian dari beban rencana yang telah ditetapkan
dapat diimbangi seutuhnya pada beban seimbang ini.. Beban-beban lain diluar beban
seimbang (beban vertikal dan horizontal) merupakan “inbalanced load”, yang akibatnya
pada struktur dapat dihitung dengan mudah dengan menggunakan teori struktur biasa.
Tegangan akhir dalam penampang didapat dengan menggunakan tegangan merata akibat
“Balanced” dan tegangan lentur akibat “Unbalanced Load”. Tanpa melalui prosedur
rumit dapat dihitung dengan mudah dan cepat. Gagasan ini telah menjurus kepada
pemakaian baja tulangan biasa disamping baja prategang, yaitu dimana baja prategang
hanya diperuntukkan guna memikul akibat dari Inbalanced Load. T.Y. Lin juga telah
berhasil membuktikan bahwa beton pratekan dapat dipakai dengan aman dalam
bangunan-bangunan didaerah gempa, setelah sebelumnya beton pratekan dianggap
sebagai bahan yang kurang kenyal (ductile) untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi
dikombinasikan dengan tulangan baja biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal,
sehingga dapat memikul dengan baik perubahan-perubahan bentuk yang diakibatkan oleh
gempa.
c) W.Abeles
P.W. Abeles adalah seorang insinyur Inggris, yang sangat gigih mendongkrak aliran” Full
Prestressing”, karena penggunaanya tidak kompetitif terhadap penggunaan beton
bertulang biasa dengan menggunakan baja tulangan mutu tinggi. Penggunaan Full
Prestessing ini tidak ekonomis, menurut berbagai penelitian biaya struktur dengan beton
pratekan dan Full Prestressing dapat sampai 3,5 atau 4 kali lebih mahal dari pada struktur
yang sama tetapi dari beton bertulang biasa dengan menggunakan tulangan baja mutu
tinggi. Dengan demikian timbullah gagasan baru yang dikemukakan oleh P.W. Abeles
untuk mengkombinasikan prinsip pratekan dengan prinsip penulangan penampang atau
dikenal dengan nama “Partial Prestressing”. Yang mana didalam penampang diijinkan
diadakannya bagi tulangan, lebar retak dapat dikombinasikan dengan baik. “Partial
Prestrssing” telah disetujui oleh Chief Engineer’s Departement untuk digunakan pada
jembatan-jembatan kereta api di Inggris, dimana tegangan tarik boleh terjadi sampai 45
kg/cm2 dengan lebar retak yang dikendalikan dengan memasang baja tulangan biasa.
Freyssinet sendiri menjelang akhir karirnya telah mengakui juga bahwa “Partial

3
Prestressing” mengembangkan struktur-struktur tertentu. Begitupun dengan teori “Load
Balancing” dari T.W. Lin yang ikut mendorong dipakainya “Partial Prestressing” karena
pertimbangannya kecuali segi ekonomis juga segi praktisnya bagi perencanaan.

2.2 Pengertian Beton Prategang

Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan
distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan
yang terjadi akibat beban eksternal. (ACI).

Dalam definisi lain, beton prategang merupakan beton bertulang yang telah diberikan
tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam akibat beban kerja.
(SNI 03-2847-2002).

Beton prategang juga dapat didefinisikan sebagai beton dimana tegangan tariknya pada
kondisi pembebanan tertentu dihilangkan atau dikurangi sampai batas aman
dengan pemberian gaya tekan permanen, dan baja prategang yang digunakan untuk
keperluan ini ditarik sebelumbeton mengeras (pratarik) atau setelah beton mengeras
(pascatarik).

2.3 Perbedaan Beton Prategang dan Beton Bertulang

Beton Bertulang Konvensional Beton Prategang

Beton dan tulangan baja normal Beton dan baja mutu tinggi

Penampang tidak efektif Penampang efektif bekerja

Mengalami retak Tanpa retak

4
Sengkang tidak menentukan > dapat
Gaya geser yang besar > sengkang
dipikul oleh kelengkungan kabel

Penampang gemuk / lebar > berat Penampang ramping > ringan

Struktur lebih berat Berat menjadi lebih ekonomis

Beton mutu tinggi & baja mutu tinggi


Penggunaan beton mutu tinggi >
menghasilkan struktur yang ekonomis
menghasilkan tulangan yang banyak
akibat berat yg berkurang

Gaya prategang memberikan kontribusi


Tulangan tidak memberikan kontribusi
terhadap perlawanan lendutan akibat
terhadap lendutan
beban mati dan hidup

Korosi terjadi akibat retak beton Tanpa retak >> tidak terjadi korosi

Beban repetisi tidak mempengaruhi tulangan Beban repetisi mempengaruhi tulangan


pada umur struktur prategang dan umur struktur

Proses produksi >> metoda khusus /


Proses produksi >> konvensional, lebih
rumit, lebih mahal, penggunaan alat dan
murah, penggunaan alat serta pekerja lebih
skill pekerja khusus dan supervisi yang
sedikit dan supervisi yang konvensional
ketat, tingkat ketelitian yang tinggi

5
Keruntuhan struktur sebelum batas runtuh
Keruntuhan struktur tanpa peringatan
dapat terdeteksi

 Kapan Beton Prategang di Perkenalkan

Suatu penampang beton bertulang dimana penampang beton yang diperhitungkan


untuk memikul tegangan tekan adalah bagian diatas garis netral (bagian yang
diarsir), sedangkan bagian dibawah garis netral adalah bagian tarik yang tidak
diperhitungkan untuk memikul gaya tarik karena beton tidak tahan terhadap tegangan
tarik. Gaya tarik pada beton bertulang dipikul oleh besi penulangan (rebar).
Kelemahan lain dari konstruksi beton bertulang adalah berat sendiri (self weight)
yang besar, yaitu 2.400 kg/m3 , dapat dibayangkan berapa berat penampang yang
tidak diperhitungkan untuk memikul tegangan (bagian tarik).

Untuk mengatasi ini pada beton diberi tekanan awal sebelum beban-beban bekerja,
sehingga seluruh penampang beton dalam keadaan tertekan seluruhnya, inilah yang
kemudian disebut beton pratekan atau beton prategang (prestressed concrete).

 Mengapa digunakan Beton Prategang

Beton prategang cukup banyak digunakan dalam konstruksi di Indonesia karena


penggunaan struktur beton prategang dinilai mempunyai banyak keuntungan antara
lain :

1. Strukur lebih ringan, langsing dan kaku.


2. Gaya prategang dapan mencegah atau mengurangi retak yang selanjutnya
dapat mencegah terjadinya korosi pada baja sehingga struktur lebih tahan
terhadap lingkungan yang korosif.
3. Lintasan tendon dapat diatur agar berkontribusi dalam menahan gaya lintang.

6
4. Penghematan maksimum dapat dicapai pada struktur bentang panjang yang
akan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa
dan struktur baja.
5. Dapat digunakan untuk struktur pracetak yang dapat memberikan jaminan
kualitas yang lebih baik kemudian dan kecepatan dalam pelaksanaan
konstruksi serta biaya awal yang lebih rendah.
2.4 Prinsip Desain Beton Pratekan

Untuk memberikan memberikan gaya konsentris pada beton prategang bisa dilakukan
dengan dua cara yaitu :

1. Pre-tensioned Prestressed Concrete (pratarik), ialah konstruksi dimana tendon


ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu sebelum beton mengeras dan gaya
konsentris dipertahankan sampai beton cukup keras.
2. Post-tensioned Prestressed Concrete (pasca tarik), adalah konstruksi dimana setelah
betonnya cukup keras, barulah dberikan gaya konsentris dengan menarik kabel
tendon.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan,
tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap tarik.
Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur
beton bertulang, hanya bagian tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian
beton yang retak dibagian yang tertarik tidak bekerja efektif dan hanya merupakan
beban mati yang tidak bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya
diciptakan srtuktur-struktur beton bertulang dengan bentang yang panjang secara
ekonomis, karena terlalu banyak beban mati yang tidak efektif. Disampimg itu, retak-
retak disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi struktur karena merupakan tempat
meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan sehingga terjadi karatan. Putusnya
baja tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.

8
DAFTAR PUSTAKA

 https://sancrot.wordpress.com/kuliah/beton-pratekan/
 http://betonprategang.blogspot.co.id/2009/04/pengertian-beton-prategang.html
 https://www.academia.edu/9476775/PERKEMBANGAN_BETON_PRATEGANG
 http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2013/03/jenis-jenis-beton-dalam-konstruksi.html

Anda mungkin juga menyukai