Distribusi
DINAS KESEHATAN
Opersional
Dr. .........................
Asfiksia adalah suatu keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir.
Pengertian
Umum :
Tujuan Melakukan penilaian, klasifikasi pada bayi baru lahir untuk mencegah terjadinya
asfiksia bayi baru lahir.
Khusus :
1
9. KEPMENKES RI no 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik
Bidan.
5. Memotong tali pusat dengan cepat, tidak diikat, dan tidak dibubuhi
apapun dilanjutkan dengan langkah awal
Jika bayi megap – megap / tidak bernafas
6. Membuka lebar mulut bayi, usap mulut bayi, isap lendirmemotong tali
pusat dengan cepat
7. Langkah awal
4. VENTILASI
A. Pasang sungkup
1. Memasang sungkup pada muka bayi, menutup hidung, mulut, dagu
B. Lakukan ventilasi 2 X
2. Meniup udara melalui alat tabung dan sungkup atau memompa alat
balon dan sungkup ke mulut dan hidung bayi 2 X ( dengan tekanan 30
cm air )
3. Melihat apakah dada bayi mengembang saat ditiup atau dipompa, Jika
dada bayi tidak berkembang
4. Memeriksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara bocor
5. Memeriksa posisi kepala dan membetulkan agar sedikit ekstensi
6. Memeriksa apakah ada cairan / lendir di mulut dan menghisap bila ada
7. Meniup udara melalui alat tabung dan sungkup / memompa alat balon
dan sungkup ke mulut dan hidung bayi 2 X ( dengan tekanan 30 cm air
Jika dada bayi mengembang :
27. Memberitahu ibu dan keluarga cara pencegahan infeksi pada bayi
G. Pemeriksaan fisik
32. Melihat dan meraba lengan dan tungkai, gerakan tumit, menhitung
Jumlah hari
33. Melihat alat kelamin dan menentukan jenis kelamin, adakah kelainan
37. Melakukan konseling untuk merujuka bayi beserta ibu dan keluarga
RS
Posyandu
DINAS KESEHATAN
Opersional
Dr. .........................
Pengertian Memberikan tindakan pertolongan pertama pada bayi dengan BBLR bermasalah
sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu/ lengkap
8
PROSEDUR 1. Tentukan bahwa kasus perlu rujukan
2. Dampingi pasien oleh tenaga kesehatan yang kompeten
3. Hubungi tempat tujuan rujukan/fasilitas yang akan dituju
4. Jika ada kejang tangani kejang
5. Jika ada gangguan nafas, tangani gangguan nafas
6. Jika ada hipotermi, tangani hipotermi
7. Cegah gula darah agar tidak turun
8. Nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama diperjalanan
9. Bila memungkinkan bayi tetap diberi ASI
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
DINAS KESEHATAN
Opersional
Dr. .........................
NIP..........................
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Peralatan
PROSEDUR
RS
Instansi Terkait
Puskesmas
Posyandu
DINAS KESEHATAN
NIP..........................
Pemberian salep
mata
Pengertian Suatu tindakan untuk pencegahan infeksi pada mata bayi dengan cara memberikan
salep mata antibiotik tetrasiklin 1 % pada 1 jam setelah lahir
1. Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir) kemudian keringkan
2. Jelaskan kepada keluarga apa yang akan dilakukan dan tujuan pemberian obat
tersebut
PROSEDUR 3. Berikan salep mata dalam satu garis lurus dari bagian mata yang paling dekat
dengan ujung hidung menuju ke bagian luar mata
4. Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh mata bayi
5. Jangan menghapus salep mata atau tetes mata bayi dan anjurkan keluarga
untuk tidak menghapus obat-obatan tersebut
RS
Puskesmas
Instansi Terkait Posyandu
OPERSIONAL
Dr. .........................
NIP..........................
PEMBERIAN VIT K1
Pengertian Suatu proses pemberian vit K1 (pytomenadion) pada semua BBL secara injeksi
intramuscular sebanyak 1mg (setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu) untuk
mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vit K yang dapat dialami oleh sebagian
BBL
Tujuan Tercapainya taget pemberian profilaksis injeksi vit K1 pada bayi baru lahir sedini
mungkin yaitu 1-2 jam setelah lahir
Tercapainya target pelayanan kesehatan bayi baru lahir yang komprehensif di
tingkat pelayanan dasar
Terlindunginya bayi baru lahir terhadap perdarahan akibat defisiensi vit K
Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir
Kebijakan 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan Menyatakan bahwa
Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/VI/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
4. UU no 22 tahun 2003 tentang perlindungan anak
5. UU no 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
6. KEPMENKES RI no 284/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman Buku Kesehatan
Ibu dan anak
7. Perda no 5 tahun 2006 tentang perlindungan anak
8. KEPMENKES RI no 564/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman pelaksanaan
pengembangan desa siaga
9. KEPMENKES RI no 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik
Bidan
Peralatan Vit K1 10 mg/1mg
Semprit steril sekali pakai 1mg dengan jarum 36 G
Kapas DTT
Sarung tangan
Safety box
PROSEDUR 1. Letakan bayi dengan posisi punggung dibawah
2. Lakukan desinfeksi pada bagian tubuh yang akan diberi suntikan vit K1
3. Pilih daerah otot yang akan disuntik
4. Bersihkan daerah suntikan dengan kasa atau bulatan kapas yang telah direndam
pada larutan antiseptik dan biarkan mengering
5. Yakinkan bahwa jenis dan dosis obat yang diberikan sudah tepat
6. Isap vit K kedalam semprit
7. Bila memungkinkan pegang bagian otot yang akan disuntik dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
8. Dengan satu gerakan cepat, masukan jarum tegak lurus melalui kulit
9. Tarik tuas semprit perlahan untuk meytakinkan bahwa ujung jarum tidak
menusuk kedalam vena
10. Bila telah selesai, tarik jarum dengan sekali gerakan halus dan tekan dengan
bola kasa steril kering
11. Catat tempat penyuntikan untuk memudahkan identifikasi
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
PEMBERIAN IMUNISASI
HEPATITIS B
Pengertian Suatu proses pemberian hepatitis (0) pada semua BBL secara injeksi intramuscular
sebanyak 0,5ml dosis tunggal (diberikan 1-2 jam setelah injeksi vit K) untuk
mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi terutama alur penularan ibu bayi
Tujuan Tercapainya taget pemberian profilaksis hepatitis B pada bayi baru lahir
Tercapainya target pelayanan kesehatan bayi baru lahir yang komprehensif di
tingkat pelayanan dasar
Terlindunginya bayi baru lahir terhadap infeksi Hepatitis B
Kebijakan 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan Menyatakan bahwa
Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/VI/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
4. UU no 22 tahun 2003 tentang perlindungan anak
5. UU no 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
6. KEPMENKES RI no 284/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman Buku Kesehatan
Ibu dan anak
7. Perda no 5 tahun 2006 tentang perlindungan anak
8. KEPMENKES RI no 564/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman pelaksanaan
pengembangan desa siaga
9. KEPMENKES RI no 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik
Bidan
Peralatan Sediaan vaksin Hepatitis B Pertama (Hb0) 0,5 ml
Kapas DTT
Sarung tangan
Safety box
PROSEDUR 1. Buka kotak wadah Uniject dan pastikan apakah vaksin masih layak pakai atau
tidak
2. Buka kantong alumunium / plastik dan keluarkan Uniject
3. Pegang Uniject pada bagian leher dan bagian tutup jarum
4. Aktifkan Uniject dengan cara mendorong tutup jarum kearah leher dengan
tekanan dan gerakan cepat
5. Saat uniject diaktifkan akan terasa hambatan dan rasa menembus lapisan
6. Buka tutup jarum
7. Tetap pegang Uniject pada bagian leher dan tusukkan jarum pada pertengahan
paha bayi secara Intramuscular
8. Tidak perlu melakukan aspirasi
9. Pijit reservoir dengan kuat untuk menyuntikan Hepatitis B
10. Jangan memasang kembali tutup jarum, langsung buang ke safety box
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
DINAS KESEHATAN
OPERSIONAL
PERAWATAN TALI
Dr. .........................
PUSAT NIP..........................
Pengertian Tindakan pencegahan aseptic secara dini yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya infeksi melalui pembuluh darah
Tujuan mencegah secara dini terjadinya perdarahan dan infeksi pada tali pusat
Sabun
PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawtan tali pusat
2. Jangan membungkus putung tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan
apapaun ke putung tali pusat
3. Mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih diperkekankan apabila terdapat
tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena akan menyebabkan tali pusat
menjadi lembab
4. Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum meningglakna bayi :
Lihat popok dibawah putung tali pusat
Jika putung tali pusat kotor, bersihkan dengan hati-hati dengan air DTT
atau sabun lalu keringkan
Jelaskan pada ibu bahwa ibu harus mencari bantuan jika pusar bernanah
atau berwarna merah
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
OPERSIONAL
Dr. .........................
NIP..........................
PEMERIKSAAN FISIK
Pengertian Proses dari seorang tenaga kesehatan dalam memeriksa tubuh BBL untuk
menemukan tanda-tanda klinis
DINAS KESEHATAN
PENANGANAN
Pengertian Tindakan awal pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram.
PELAYANAN NEONATUS
DENGAN KOMPLIKASI
Dr. .........................
NIP..........................
Pengertian Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus dengan
penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian oleh
dokter/bidan, perawat terlatih di Polindes, Puskesmas, Puskesmas Poned, Rumah
Bersalin dan Rumah Sakit Pemerintah/swasta
Kebijakan 1. Undang – Undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa
tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 741/Menkes/Per/VI/2008 tentang standar
pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota
3. Keputusan menteri Kesehatan RI nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat
4. Undang – Undang Nomor 22 tahun 2003 tentang perlindungan anak
5. Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
6. KEPMENKES RI No.284/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman buku kesehatan
ibu dan anak
7. Perda No.5 tahun 2006 tentang perlindungan anak
8. KEPMENKES RI No.564/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman pelaksanaan
pengembangan desa siaga
9. KEPMENKES RI No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik
bidan
Peralatan
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
Tujuan Melaksanakan pengelolaan infeksi lokal secara tepat, dan benar untuk mencegah
infeksi yang meluas dan berbahaya
Kebijakan 1. Undang – Undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa
tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 741/Menkes/Per/VI/2008 tentang standar
pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota
3. Keputusan menteri Kesehatan RI nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat
4. Undang – Undang Nomor 22 tahun 2003 tentang perlindungan anak
5. Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
6. KEPMENKES RI No.284/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman buku kesehatan
ibu dan anak
7. Perda No.5 tahun 2006 tentang perlindungan anak
8. KEPMENKES RI No.564/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman pelaksanaan
pengembangan desa siaga
9. KEPMENKES RI No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik
bidan
Peralatan
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
DINAS KESEHATAN
PELAYANAN
OPERSIONAL
Dr. .........................
PENANGANAN BAYI NIP..........................
DIARE
Pengertian Suatu sindrom keadaan klinik yang ditandai oleh berak cair dengan/ tanpa disertai
muntah atau suatu keadaan berak lebih sering daripada biasanya disertai
perubahan konsistensi tinja lebih cair
Kebijakan 1. Undang – Undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa
tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 741/Menkes/Per/VI/2008 tentang standar
pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota
3. Keputusan menteri Kesehatan RI nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat
4. Undang – Undang Nomor 22 tahun 2003 tentang perlindungan anak
5. Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
6. KEPMENKES RI No.284/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman buku kesehatan
ibu dan anak
7. Perda No.5 tahun 2006 tentang perlindungan anak
8. KEPMENKES RI No.564/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman pelaksanaan
pengembangan desa siaga
9. KEPMENKES RI No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik
bidan
Peralatan
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
OPERSIONAL
Pengertian Pewarnaan kuning pada kulit, mukosa, selaput mata akibat peningkatan kadar
bilirubin, ikterus mulai tampak pada kadar bilirubin di atas 5 mg% pada bayi dan
mulai dari daerah muka timbul pada hari ke ≥ 24 jam sampai ≤ 24
Kebijakan 1. Undang – Undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa
tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 741/Menkes/Per/VI/2008 tentang standar
pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota
3. Keputusan menteri Kesehatan RI nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat
4. Undang – Undang Nomor 22 tahun 2003 tentang perlindungan anak
5. Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
6. KEPMENKES RI No.284/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman buku kesehatan
ibu dan anak
7. Perda No.5 tahun 2006 tentang perlindungan anak
8. KEPMENKES RI No.564/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman pelaksanaan
pengembangan desa siaga
9. KEPMENKES RI No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik
bidan
PROSEDUR TETAP
INISIASI MENYUSU DINI Dr. .........................
NIP..........................
Pengertian Proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan
mencari puting susu ibunya sendiri dengan posisi tengkurap di dada
ibu, kontak kulit dengan kulit tanpa / tidak disodorkan ke puting susu
Peralatan
Langkah 2 : Lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling
sedikit satu jam :
1. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, letakkan bayi tengkurap di dada
ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu. Kepala
bayi harus berada diantara payudara ibu tapi lebih rendah daripada
puting.
2. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
3. Lakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu di dada ibu paling sedikit satu
jam. Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya. Jika perlu
letakkan bantal dibawah kepala ibu untuk mempermudah kontak visual
antara ibu dan bayi. Hindari membersihkan payudara ibu.
4. Selama kontak kulit ibu dan kulit bayi tersebut, lakukan Managemen
Aktif Kala 3 persalinan
Langkah 3 : Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai
menyusu :
1. Biarkan bayi mencari, menemukan puting dan mulai menyusu
2. Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi menyusu
misalnya memindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya.
Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup
menyusu dari satu payudara. Sebagian besar bayi akan berhasil
menemukan puting ibu dalam waktu 30-60 menit tapi tetap biarkan
kontak kulit bayi dan kulit ibu setidaknya 1 jam walaupun bayi sudah
menemukan puting kurang dari 1 jam
3. Menunda semua asuhan bayi baru lahir normallainnya hingga selesai
menyusu setidaknya 1 jam atau lebih bila bayi baru menemukan puting
setelah 1 jam
4. Bila bayi harus di pindahkan dari kamar bersalin sebelum 1 jam atau
sebelum bayi menyusu, usahan ibu dan bayi dipindah bersama dengan
mempertahankan kontak kulit ibu dan bayi
5. Jika bayi belum menemukan puting ibu-IMD dalam waktu 1 jam,
posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit
dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya
6. Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam, pindahkan
ibu ke ruang pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu. Lanjutkan asuhan
perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian vitamin
K1, salep mata) dan kemudian kembalikan bayi kepada ibu untuk
menyusu.
7. Kenakan pakaian pada bayi atau tetap diselimuti untuk menjaga
kehangatannya. Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa
hari pertama. Bila suatu saat kaki bayi terasa dingin saat disentuh, buka
pakaiannya kemudian telungkupkan kembali di dada ibu dan selimuti
keduanya sampai bayi hangat kembali.
8. Tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Bayi harus selalu dalam
jangkauan ibu 24 jam dalam sehari sehingga bayi bisa menyusu sesering
keinginannya.
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
PROSEDUR TETAP
PEMERIKSAAN FISIK Dr. .........................
BAYI BARU LAHIR NIP..........................
Pengertian Adalah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh Bayi Baru Lahir
untuk menemukan tanda-tanda klinis
PROSEDUR TETAP
PEMBERIAN Dr. .........................
HB 0 DENGAN UNIJECT NIP..........................
Pengertian Suatu pemberian imunisasi hepatitis B untuk mencegah infeksi hepatitis B
terhadap bayi terutama alur penularan dari ibu ke bayi dengan
menggunakan uniject
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
PROSEDUR TETAP
PEMBERIAN VIT K1 Dr. .........................
INJEKSI NIP..........................
Pengertian Suatu proses pemberian vit K1 ( pytomenadion) pada semua bayi baru lahir
secara injeksi intra muskuler, setelah proses IMD
Tujuan Mencegah perdarahan pada bayi baru lahir akibat defesiensi vit K1 yang
dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir
PROSEDUR
1. Persiapan Petugas :
a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
b. Memakai sarung tangan
2. Pelaksanaan :
a. Lihat kemasan obat untuk meyakinkan bahwa isi nya adalah Vit K1
dan melihat kadaluarsanya
b. Letakkan bayi dengan posisi punggung di bawah
c. Lakukan desinfeksi pada paha ( antero-lateral)
d. Yakinkan bahwa jenis dan dosis obat sudah tepat
e. Isap vit K1 ke dalam spuit
f. Bila memungkinkan pegang bagian otot yang akan disuntik dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
g. Dengan gerakan cepat, masukkan jarum tegak lurus melalui kulit,
lakukan aspirasi
h. Masukkan obat secara perlahan
i. Buang spuit ke tempat yang aman ( safety box ) tanpa menutup
kembali jarum (recapping)
j. Cuci tangan
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
PROSEDUR TETAP
PERAWATAN TALI Dr. .........................
PUSAT NIP..........................
Pengertian Suatu tindakan aseptik secara dini yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya infeksi yang masuk melalui pembuluh darah
Tujuan Mencegah secara dini terjadinya perdarahan dan infeksi melalui tali pusat
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
Tujuan Meningkatkan kesehatan bayi baru lahir untuk tercapainya pemberian ASI Ekslusif 6
bulan
PEMERIKSAAN FISIK
PADA BAYI BARU Dr. .........................
LAHIR NIP..........................
Pengertian Proses dari seorang tenaga kesehatan dalam memeriksa tubuh BBL untuk
menemukan tanda-tanda klinis
2. lihat kulit
warna merah muda
adakah tanda kemerahan?
Adakah pustul ?
3. hitung pernapasan dan lihat apakah ada tarikan dinding dada kedalam ketika
bayi sedang tidak menangis
napas normal 40-60 kali permenit
4. hitung denyut jantung dengan meletakan stetoskop di dada kiri setinggi apeks
kordis
frekuensi jantung normal 120-160 kali per menit
5. lakukan pengukuran suhu ketiak menggunakan thermometer
suhu normal 36,5 – 37,5.
6. lihat dan raba bagian kepala
bentuk simetris?
Ubun-ubun besar membonjol?
7. lihat mata
adakah kotoran dan secret ?
8. lihat bagian dalam mulut. Masukan jari yang menggunakan sarung tangan
kedalam mulut dan raba langit-langit mulut
adakah kelainan congenital ?
nilai kekuatan menghisap.
9. lihat dan raba perut, lihat tali pusat
perut datar , teraba lemas ?
tidak ada perdarahan , nanah , bau ?
10. lihat punggung dan raba tulang belakang
adakah kelaiana ?
11. lihat ekstermitas
bentuk simetris ?
jumlah ?
gerakan?
12. lihat lubang anus. Hindari memasukan alat atau jari dalam memeriksa anus.
Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air besar
13. lihat dan raba alat kelamin luar. Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang
air kecil
14. timbang bayi dengan selimut, hasil kurangi berat selimut
15. mengukur panjang dan lingkar kepala bayi
16. menilai cara menyusui, minta ibu untuk menyusui bayinya
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
Pengertian Tindakan awal pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram.
29 HARI – 2 BLN
Pengertian Pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan pada
bayi kelompok umur 29 hari – 2 bulan
Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan dan tumbuh kembang bayi umur 3 bulan – 5 bulan
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN Dr. .........................
KESEHATAN BAYI NIP..........................
UMUR 6 BLN – 8 BLN
Pengertian Pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan pada
bayi umur 6 bulan – 8 bulan ( 9 bulan kurang 1 hari )
Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan dan tumbuh kembang bayi umur 6 bulan – 8 bulan
( 9 bulan kurang 1 hari )
Kebijakan 1. Undang – undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan
bahwa Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/ Menkes/Per/VI/2008 tentang Standar
Minimal Bidanng Kesehatan Kabupaten/Kota.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatn Masyarakat.
4. UU no 22 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak.
5. UU no 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
6. KEPMENKES RI no 284/Menkes/Sk/VI/006 tentang Pedoman Buku Kesehatan
Ibu dan Anak.
7. Perda no 5 tahun 2006 tentang Perlindungan Anak.
8. KEPMENKES RI no 564/Menkes/SK/VII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Desa Siaga.
9. KEPMENKES RI no 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik
Bidan
Peralatan 1. Timbangan Berat Badan
2. Pengukur Panjang Badan
3. Pita ukur ( lingkar kepala )
4. Format Tumbang / SDIDTK, MTBS, kartu nasihat ibu
5. Buku KIA / KMS
6. Kohort Bayi
7. APE / Alat Bantu Permainan yang Sederhana
8. Vitamin A dosis 100.000 IU ( untuk bayi umur 6 bulan )
PROSEDUR 1. Lengkapi Identitas Bayi
2. Menimbang berat badan dan ukur panjang badan bayi serta lingkar kepala
3. Melihat dan menilai keadaan umum bayi
4. Melakukan Deteksi tumbuh kembang bayi pada kelompok
umur 6 – 9 bulan :
Duduk ( Sikap Tripoid – sendiri )
Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
Merangkak meraih mainan / mendekati seseorang
Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
Memungut dua benda, masing-masing tangan pegang satui benda pada saat
yang bersamaan
Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, tatata
Mencari mainan / benda yang dijatuhkan
Bermain tepuk tangan / ciluk ba
Bergembira dengan melempar benda
Makan kue sendiri
5. Konseling kepada ibu tentang :
Manfaat ASI eksklusif
Pemberian makan pendamping ASI sesuai kelompok umur
Tanda – tanda Bayi sakit
Perawatan Bayi sehari – hari
Perawatan gigi bayi
Stimulasi perkembangan
Segera hubungi Bidan / tenaga kesehatan bila ditemukan adanya masalah
kesehatan dan kelainan tumbang pada bayi.
6. Mencatat semua hasil pemeriksaan / tindakan di Format Tumbang, Buku KIA /
KMS, Kohort Bayi, format MTBS, format SDIDTK
7. Merujuk bila ditemukan masalah kesehatan/kelainantumbuh kembang pada bayi
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
PROSEDUR TETAP
PELAYANAN Dr. .........................
KESEHATAN BAYI NIP..........................
UMUR 9 BLN – 11 BLN
Pengertian Pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan pada
bayi umur 9 – 11 bulan (12 bulan kurang 1 hari)
Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan dan tumbuh kembang bayi umur 9 - 11 bulan.
PROSEDUR TETAP
BBLR DENGAN
PERAWATAN METODE Dr. .........................
KANGURU NIP..........................
Pengertian Bayi yang lahir dengan berat badan < 2500 gram tanpa memandang masa
kehamilan
Peralatan
B. Nutrisi
1. BBLR hanya diberikan ASI saja
2. Bayi bila ingin menyusu ibu sudah siap
C. Dukungan
Keluarga mendukung untuk menjaga kontak ibu dan bayi yang terus
menerus (PMK). Dan apabila diperlukan, petugas kesehatan akan
membantu
D. Pemantauan
1. BBLR harus dipantau untuk tumbuh kembangnya, apabila
didapatkan tanda – tanda bahaya ( harus dirujuk)
2. Kunjungan BBLR minimal 2 x dalam minggu pertama dan
selanjutnya 1 x dalam setiap minggu sampai BB bayi 2500 gram
dengan mempergunakan algoritma MTBM
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
OPERSIONAL
PROSEDUR TETAP
Dr. .........................
MANAJEMEN TERPADU NIP..........................
BALITA SAKIT (MTBS)
Pengertian MTBS adalah pelayanan konsultasi kesehatan untuk Balita sakit umur 2 bulan
sampai 59 bulan (Penilaian dan Klasifikasi Anak)
PROSEDUR 1. Pasien datang ke loket untuk mengambil nomor antrian dan karcis retribusi
dengan menunjukkan kartu berobat dan mendapatkan nomor register
2. Petugas registrasi menyiapkan kartu status pasien ke MTBS
3. Petugas MTBS mengatur nomor panggilan pasien dan memanggil sesuai nomor
urutnya
4. Petugas melakukan anamnesa
5. Setelah anamnesa dilakukan penimbangan berat badan, tinggi/panjang badan,
suhu dan pernapasan
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis head to head
7. Bila tidak ada kelainan, dilakukan tindakan pengobatan sesuai dengan
kebutuhan dengan mengacu pada buku Pedoman Manajemen Terpadu Balita
Sakit.
8. Hasil pemeriksaan tiap pasien MTBS dicatat dalam form Tatalaksana Balita Sakit
umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun dan dicatat di kartu status, R1 MTBS dan
buku kohort balita.
9. Setelah pemeriksaan selesai, petugasmemberikan resep untuk diambil ke loket
obat kepada pasien. Bila obat tidak tersedia di loket obat, pasien menebus obat
ke apotek dengan resep Dokter.
10. Bila ada kasus yang tidak bisa di tangani petugas MTBS, di konsulkan ke dokter
Puskesmas
11. Setiap bulan, petugas membuat laporan hasil kegiatan pelayanan dalam form
Rekapan Kunjungan dan Laporan MTBS
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
ALUR PELAYANAN MTBS
PASIEN
LOKET
PENDAFTARAN
MTBS
MASALAH
Ya
tidak
tidak
LOKET OBAT
Ya
RUJUK
PULANG
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
Pengertian Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah Pelayanan Kesehatan terhadap anak
yang berumur 12-59 bulan yang sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, ahli
gizi, penyuluhan kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain.
Tujuan 1. Meningkatkan pertumbuhan, perkembangan,mental,intelektual dan emosional
dalam lima tahun pertama kehidupan karena masa ini merupakan masa
keemasan atau golden periode dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan
keindraan berbicara serta pembentukan moral.
2. Upaya untuk deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak
usia dini dan mencegah kearah yang lebih berat.
Kebijakan 1. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa
Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi dan menhormati hak pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 741/Menkes/Per/VII2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
4. UU no 20 thn 2003 Tentang Perlindungan Anak
5. UU No. 32 th 2004 Tentang Pemerintah Daerah
6. Perda No 5 th 2006 Tentang Perlindungan Anak
7. KEPMENKES RI No 564/Menkes/SK/VII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Desa Siaga
8. KEPMENKES RI No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik
Bidan
9. UU no 32 th 2004 Tentang Pemerintah daerah.
Peralatan 14. Timbangan Berat Badan
15. Pengukur Panjang Badan dan tinggi badan
16. Pita ukur ( lingkar kepala )
17. Format Tumbang / SDIDTK
18. Buku KIA / KMS
19. Kohort Bayi dan kohort balita
20. APE / Alat Bantu Permainan yang Sederhana
21. Formulir informed consent
PROSEDUR 12. Pendataan sasaran anak usia 12-59 bulan
13. Pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan yang tercatat dalam buku
KIA/KMS, dan pelayanan stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK), sesuai dengan kelompok umur.
14. Di tingkat masyarakat pemantauan pertumbuhan, perkembangan anak setiap
bulan dilaksanakan di posyandu, Taman bermain, Pos PAUD, Tempat Penitipan
Anak, dan Taman Kanak-Kanak, serta Raudatul Athfal.
15. Meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa,
sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan). Pelayanan
SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana Pelayanan Kesehatan) maupun di
luar gedung.
16. Melakukan intervensi bila dijumpai gangguan pertumbuhan dan kelainan
perkembangan dan dilakukan evaluasi 2 minggu berikutnya.
17. Melakukan rujukan bila tidak ada perbaikan setelah melakukan intervensi dan
evaluasi.
18. Penyediaan skrining, kit SDIDTK ( APE, Format KPSP, Format SDIDTK,
stimulasi tumbuh kembang balita dan anak pra sekolah )
19. Suplemen Vitamin A dosis tinggi 200.000 IU diberikan kepada anak balita 2 kali
pertahun
20. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap balita
21. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan.
Instansi Terkait RS
Puskesmas
Posyandu
Bidan Praktek swasta
Dokter Spesialis Anak
Dokumen Terkait Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Mamajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk Bidan Tahun 2010
ALUR PELAYANAN SDIDTK
ANAK BALITA
PETUGAS
SDIDTK
MASALAH
Ya
tidak
STIMULASI - INTERVENSI
EVALUASI 2
MINGGU
PERBAIKAN
ada
Tidak
EVALUASI 2
MINGGU RUJUK
Status Dokumen Induk Salinan No. Distribusi
PROGRAM USAHA
KESEHATAN SEKOLAH Dr. .........................
NIP..........................
Pengertian Usaha Kesehatan sekolah adalah suatu wahana untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan siswa sedini mungkin secara terpadu
Tujuan Untuk memastiikan pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah dapat berjalan
dengan efektif dan tepat sasaran untuk meningkatakan derajat kesehatan dan
membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang beada disekolah
Peralatan
PROSEDUR 1. Pendataan
Dilaksanakan setiap tahun ajaran baru untuk siswa TK/SD/SMP//SMA sederajat
2. Penjaringan
Dilaksanakan satu kali dalam setahun meliputi pemeriksaan fisik yaitu, tingi badan,
barat badan,pemeriksaan kulit, pendengaran, gigi dan mulut, untuk pemeriksaan
HB oleh petugas Laboratorium dilaksanakan sekali dalam satu tahun
3. Pemeriksaan berkala
Merupakan pemeriksaan untuk kelas 4 sekolah dasar dilaksanakan dua kali dalam
setahun interval enam bulan, dilakukan pemriksaan fisikseperti penjaringan tetapi
tidak melaksanakan pemeriksaan HB
4. Pemberian obat cacing
Obat cacing diberikan kepada siswa sekolah dasar kelas 1,diberikan dua kali dalam
setahun dengan interval 6 bulan
5. Penyuluhan reproduksi remaja
Dilaksanakan sekali dalam setahun untuk siswa kelas I SMP//SMA sederajat
6. Pencatatan dan Pelaporan
Semua kegiatan dicatat dalam buku visum dan formulir laporan UKS hasil kegiatan
di laporkan ke Dinas Kesehatan.
a. Dinas Pendidikan
b. Dinas Kesehatan
c. Kementerian Agama
Instansi Terkait d. Pengolola PKK
e. PMI
Dokumen Terkait 1. Buku Pedoman pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah Depkes RI Jakarta 1996
2. Pedoman Operasional Terpadu Kesehatan Reproduksi di Puskesmas Depkes RI
bekerja sama dengan Unined Nations Population Fauund Jakarta 2002
DAFTAR STANDAR PELAYANAN OPRASIONAL