Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman rumus kimia

1. Pengisian elektron pada tiap kulit atom c) nMxV


d) Untuk gas pada keadaan standar (0oC, 1 atm)
1s Volume gas
2s 2p Rumus : n 
22,4
3s 3p 3d e) Pada suhu ≠ 0oC dan tekanan ≠ 1 atm
4s 4p 4d 4f Rumus : P x V  n x R x T
5s 5p 5d 5f
6s 6p f) Pada suhu dan tekanan yang sama
7s V1 V2
Rumus : 
n1 n 2
10. Zat yang bersifat elektrolit dalam larutannya :
2. Susunan elektron yang stabil pada gol. B
Asam, Basa, dan Garam
Tidak stabil Stabil
ns2 (n-1)d4 ns1 (n-1)d5 11. Menghitung H reaksi Hukum Hess
ns2 (n-1)d9 ns1 (n-1)d10
H   H of hasil reaksi -  H of pereaksi
3. Penentuan golongan unsur :
Untuk golongan A 12. Menghitung H reaksi dengan data energi ikatan
elektron valensi golongan rata-rata :
ns1 IA Hreaks   E (reaktan) -  E(hasil reaksi)
ns2 IIA
13. Jika diketahui reaksi :
ns2 np1 IIIA
A  B  C , maka persamaan laju reaksinya dapat
ns2 np2 IVA
dirumuskan sebagai : V  k.[A] .[B]
m n

ns np
2 3
VA
ns2 np4 VIA 14. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
ns np
2 5
VIIA a) Suhu, makin tinggi suhu dalam sistem laju reaksi makin
ns2 np6 VIIIA cepat karena energi kinetik molekul makin besar.
b) Luas permukaan, makin luas permukaan zat maka
jumlah tumbukan antar molekul makin banyak sehingga
Untuk golongan B laju reaksi makin cepat.
elektron valensi golongan c) Konsentrasi zat, makin besar konsentrasi zat mkin
ns (n-1)d
2 1
IIIB banyak molekul yang bertumbukkan sehingga laju
ns2 (n-1)d2 IVB reaksi makin cepat.
d) Katalisator, penambahan katalisator dalam sistem
ns2 (n-1)d3 VB
mengkibatkan turunnya energi aktifasi zat sehingga
ns (n-1)d
1 5
VIB reaksi berlangsung makin cepat.
ns2 (n-1)d5 VIIB
ns2 (n-1)d6 15. Jika diketahui reaksi kesetimbangan gas :
ns (n-1)d
2 7 nA (g)  mB (g)  qC (g) , maka
VIIIB
ns2 (n-1)d8 [C] q
 Kc 
ns (n-1)d
1 10
IB [A]n [B]m
2
ns (n-1)d 10
IIB [pC]q
 Kp 
4. Ikatan ion terjadi antara :
[pA]n [pB]m
 logam + non logam  Kp  Kc [R.T] n
 melepas elektron + menerima elektron
16. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
5. Ikatan kovalen terjadi antara : kesetimbangan :
 non logam + non logam a) Perubahan konsentrasi zat
 menerima elektron + menerima elektron  Jika konsentrasi salah satu zat ditambah maka
sistem kesetimbangan bergeser meninggalkan zat
6. Hukum kekekalan massa (Lavoisier) yang ditambah.
 Massa pereaksi = Massa hasil reaksi  Jika konsentrasi salah satu zat dikurangi maka
 Perbandingan koefisien reaksi = Perbandingan mol kesetimbangan bergeser menuju zat yang
zat ditambah tersebut.
7. Hukum perbandingan tetap (Proust) b) Perubahan suhu
 Perbandingan massa = Perbandingan Ar  Jika suhu pada sistem dinaikkan maka sistem
kesetimbangan bergeser kearah endoterm.
8. Hukum perbandingan volume (Gay Lussac)  Jika suhu pada sistem diturunkan maka sistem
 Perbandingan volume = Perbandingan koefisien kesetimbangan bergeser kea rah eksoterm.
reaksi c) Perubahan dtekanan dan volume
 Jika tekanan pada sistem dinaikkan maka volume
semakin kecil sehingga sistem kesetimbangan
9. Konsep mol bergeser kejumlah koefisien yang kecil
jumlah partikel  Jika tekanan pada sistem diperkecil maka volume
a) n semakin besar sehingga sistem kesetimbangan
6,02 x 10 23
bergeser ke jumlah koefisien besar.
massa
b) n
Mr 17. Larutan asam – basa :
a) Asam adalah :
 Zat yang menghasilkan ion H+ jika dilarutkan mol basam lemah - mol asam kuat
dalam air (menurut Arhenius) [OH  ]  Kb
 Zat yang bertindak sebagai donor proton, H+
mol asam kuat
(menurut Bronsted-Lowry) 25. Garam terhidrolisis sebagian :
 Zat yang bertindak sebagai aseptor pasangan  Garam asam = basa lemah + asam kuat
elektron (menurut Lewis) Rumus :
 Dapat mengubah warna lakmus biru menjadi Kw Kw
[H  ]  [ion  ] dan Kh 
merah. Kb Kb
 Asam kuat : H2SO4, HNO3, HCl, HBr, HI, HClO 3,
HClO4
 Garam basa = asam lemah + basa kuat
Rumus [H+] :
Rumus :
[H  ]  x [Asam Kuat]
Kw Kw
 Asam lemah : selain asam kuat [OH  ]  [ion ] dan Kh 
Rumus [H+] : Ka Ka
[H  ]  Ka x [asam lemah]
26. Garam terhidrolisis total = asam lemah + basa lemah
[H  ]   [Asam lemah] Rumus :
Kw.Ka Kw
b) Basa adalah : [H  ]  dan Kh 
 Zat yang menghasilkan ion OH- jika dilarutkan Kb Ka.Kb
dalam air.(menurut Arhenius)
 Zat yang bertindak sebagai aseptor proton, H+ 27. Ksp = hasil kali kelarutan zat
(menurut Bronsted-Lowry) Jika diketahui zat AnBm dilarutkan dalam air dengan
 Zat yang bertidak sebagai donor pasangan elektron kelarutan s, maka
(menurut Lewis) Ksp = [A+m]n.[B-n]m atau
 Dapat mengubah warna lakmus merah menjadi Ksp = nn.mm.sm+n
biru.
 Basa kuat : NaOH, KOH, RbOH, CsOH, Mg(OH)2, 28. Kelarutan zat dalam larutan yang mengandung ion
Ca(OH)2, Sr(OH)2, Ba(OH)2 sejenis :
Rumus [OH-] : Contoh
[OH  ]  x [basa Kuat]  AgCl dilarutkan dalam larutan NaCl maka kelarutan
AgCl dapat dirumuskan :
Ksp
 Basa lemah : selain basa kuat s
Rumus [OH-] : [Cl - ]
[OH  ]  Kb x [basa lemah]  Ag2CO3 dilarutakan dalam larutan Na2CO3 maka
kelarutan Ag2CO3 dapat dirumuskan :
[OH ]   [asam lemah]
-

Ksp
s
18. Tetapan kesetimbangan air : [CO 32- ]
 Kw = [H+].[OH-]
 Kw = 10-14
29. Hubungan hasil kali ion dengan Ksp
19. Derajad keasaman pH :  Jiak hasil kali ion (Qsp) > Ksp, maka terjadi
 pH = - log[H+] pengendapan.
 pOH = - log[OH-]  Jika hasil kali ion (Qsp) = Ksp, maka larutan jenuh
 pKw = pH + pOH  Jika hasil kali ion (Qsp) < Ksp, maka larutan tak
20. Reaksi yang menghasilkan gas : jenuh
 Garam karbonat (CO32-) + asam
 Garam ammonium (NH4+) + basa 30. Sifat koligatif larutan dipengaruhi oleh jumlah partikel
zat terlarut.
 Logam + Asam kuat encer
Makin banyak partikel zat terlarut, maka ;
 Tekanan uap pelarut > larutan
21. Reaksi yang menghasilkan endapan :
 Titik didih pelarut < larutan
 (Pb, Ag, Hg) + (F, Cl, Br, I)
 Titik beku pelarut > larutan
 (Ba, Pb) + (sulfat)
 Tekanan osmosis pelarut < larutan
22. Reaksi penetralan/ titrasi :
 Asam + Basa (ekuivalen) 31. Pada larutan non elektrolit :
 Penurunan tekanan uap larutan (∆P)
23. Larutan buffer asam : Rumus :
 Asam lemah dicampur garamnya nB
P  x Po
Rumus : nA  nB
mol asam
[H  ]  Ka
mol garam
 Asam lemah berlebihan dicampur basa kuat
Rumus :
mol asam lemah - mol basa kuat
[H  ]  Ka  Kenaikan titik didih (∆Tb)
mol basa kuat Rumus :
a x 1000
24. Larutan buffer basa : Tb  x Kb
 Basa lemah dicampur garamnya
Mr x b
Rumus :
 Turun titik beku (∆Tf)
mol basa
[OH  ]  Kb Rumus :
mol garam a x 1000
 Basa lemah berlebih dicampur asam kuat Tf  x Kf
Rumus :
Mr x b
 Tekanan osmosis π Ar1 Ar2
gram m1 : m 2  :
 xRxT BO1 BO 2
Mr x V
36. Reaksi-reaksi pada senyawa karbon
 Reaksi eliminasi : pelepasan atom atau molekul
32. Pada larutan elektrolit :
 Reaksi subtitusi : penggantian atom atau gugus
 Penurunan tekanan uap larutan (∆P)
dengan atom atau gugus yang lain.
Rumus :
 Reaksi adisi : pemutusan ikatan rangkap.
nB
P  x Po x i
nA  nB 37. Reaksi alkohol :
a. Reaksi dengan logam aktif (Na, Mg, K, dan Al)
 Kenaikan titik didih (∆Tb) Rumus
Rumus :
a x 1000
Tb  x Kb x i b. Reaksi dengan asam karboksilat
Mr x b Rumus

 Turun titik beku (∆Tf)


Rumus :
a x 1000
Tf  x Kf x i
Mr x b

 Tekanan osmosis π c. Reaksi dengan PX3 atau PX5


gram Rumus
 xR xTxi
Mr x V

33. Faktor Van Hoff (i)


Rumus : d. Reaksi dengan hidrogen halida HX (X = F, Cl, Br,
i  1  (n - 1) atau I)
Rumus
34. Sifat periodik unsur-unsur :
a) Dalam satu golongan dari atas ke bawah
 Jari-jari atom makin panjang e. Oksidasi alkohol dengan KMnO4 atau K2Cr2O7
 Energi ionisasi makin kecil 1) Oksidasi alkohol primer
 Elektronegatifitas makin kecil Rumus
 Afinitas elektron makin kecil
 Makin mudah membentuk ion positif
 Sifat logam makin kuat
 Sifat basa makin kuat
b) Dalam satu periode dari kiri ke kanan
 Jari-jari atom makin pendek
 Energi ionisasi makin besar 2) Oksidasi alkohol sekunder
 Elektronegatifitas makin besar Rumus
 Afinitas elektron makin besar
 Makin mudah membentuk ion negatif
 Sifat logam makin lemah
 Sifat asam makin kuat

35. Reaksi redoks adalah reaksi perubahan bilangan 3) Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi
oksidasi
a) Sel volta 38. Reaksi eter
 Reaksi spontan jika : Eter dapat bereaksi dengan hidrogen halida pada suhu
Esel = Ered - Eoks tinggi
Esel > 0 Rumus
Ered < Eoks

 Reaksi pada katoda (kutub +) adalah reaksi


reduksi.
 Reaksi pada anoda (kutub - ) adalah reaksi
oksidasi.

b) Elektrolisis : 39. Reaksi asam karboksilat


 Reaksi pada katoda (kutub - adalah reaksi reduksi. a. Reaksi dengan basa kuat membentuk garam
 Reaksi pada anoda (kutub +) adalah reaksi Rumus
oksidasi.

c) Hukum faraday I
Rumus :
i x t x Ar
w
BO x 96500

d) Hukum Faraday II
Rumus : b. Reaksi dengan alkohol membentuk ester (lihat
reaksi alkohol)
c. Reaksi dengan H2SO4 pekat atau P2O5 membentuk
anhidrida asam karboksilat
Rumus

2) Reaksi adisi dengan HCN


Rumus

40. Reaksi ester b. Keton tidak dapat mereduksi pereaksi Fehling


Ester dapat dihidrolisis menghasilkan alkohol dan asam maupun Tollens
karboksilat
Rumus

41. Reaksi aldehid


a. Reaksi adisi
1) Reaksi adisi dengan H2
Rumus

2) Reaksi adisi dengan HCN


Rumus

b. Oksidasi
Rumus

c. Reduksi
1) Aldehide dapat mereduksi pereaksi fehling
Rumus

2) Aldehide dapat merduksi pereaksi Tollens


Rumus

42. Reaksi keton


a. Reaksi adisi
1) Reaksi adisi dengan H2
Rumus

Anda mungkin juga menyukai