Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN TIGA LANTAI

MENGGUNAKAN BETON BERTULANG


JALAN BYPASS KOTA PADANG
Nofrizal, Yurisman, Apwiddhal
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta
E-mail : nofrizal440@yahoo.com, yurisman_pdg@yaho.com, widdpoli@yahoo.com

Abstrak
Beton bertulang merupakan beton yang diberi tulangan dengan luas dan jumlah tulangan yang
tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan, digunakan untuk struktur bangunan yang
mampu menahan gaya-gaya yang bekerja. Perencanaan struktur gedung perkantoran tiga lantai
menggunakan beton bertulang jalan Bypass Kota Padang ini bertujuan untuk mengetahui
dimensi plat lantai, balok, kolom, sloof dan pondasi, yang mampu menahan beban gempa
rencana yang bekerja dan penulangan pada elemen struktur bangunan, sesuai dengan SNI 03-
2847-2002 dan SNI 1726-2002. Struktur yang akan direncanakan adalah gedung perkantoran tiga
lantai terletak di wilayah gempa 6 kota Padang. Dengan menggunakan aplikasi ETABS versi9
diperoleh besaran gaya-gaya dalam yang terjadi. Dari gaya-gaya tersebut didapat ukuran balok
30cm x 40cm dengan 4 diameter 16mm tulangan tarik, 2 diameter 16mm tulangan tekan pada
bagian tumpuan dan 3 diameter 16mm tulangan tarik, 2 diameter 16mm tulangan tekan pada
bagian lapangan. Ukuran kolom 40cm x 40cm dengan tulangan pokok 12 diameter 16mm.
Ukuran sloof 30cm x 40cm dengan 4 diameter 16mm tulangan tarik, 2 diameter 16mm tulangan
tekan pada bagian tumpuan dan 3 diameter 16mm tulangan tarik, 2 diameter 16 tulangan tekan
pada bagian lapangan. Pondasi yang digunakan adalah tiang pancang dengan 2 tiang diameter
40cm dengan kedalaman 15m.

kata kunci : beton bertulang, struktur, perkantoran, pondasi.


PLANNING OFFICE BUILDING STRUCTURE USING
THREE CONCRETE FLOORS
BYPASS ROAD TOWN OF PADANG

Nofrizal, Yurisman, Apwiddhal


Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning,
University of Bung Hatta
E-mail : nofrizal440@yahoo.com, yurisman_pdg@yaho.com, widdpoli@yahoo.com

Abstract

Reinforced concrete is concrete that is given with extensive reinforcement and amount of
reinforcement that is not less than the minimum value required, used for building structures that
are able to withstand the forces that work. Planning office building structure using three concrete
floors Bypass road town of Padang is intended to determine the dimensions of the floor plate,
beams, columns, tie beam and foundation, which is able to withstand earthquake loads work plan
and reinforcement to the structural elements of the building, in accordance with SNI 03-2847 -
2002 and SNI 1726-2002. Structure which will be planned is an office building located in the
region of tree floors 6 Padang earthquake. By using ETABS versi9 applications obtained in the
amount of forces that occur. Of these forces gained size 30cm x 40cm beam with a 4 diameter
16mm tensile reinforcement, 2 diameter 16mm rebar press on the pedestal and 3 diameter 16mm
tensile reinforcement, 2 diameter 16mm rebar press in the field. Size 40cm x 40cm column with
12 diameter 16mm principal reinforcement. Size 30cm x 40cm tie beam with 4 diameter 16mm
tensile reinforcement, 2 diameter 16mm rebar press on the pedestal and 3 diameter 16mm tensile
reinforcement, 2 diameter 16mm reinforcement press on the field. The foundation used piles with
a 2 diameter 40cm depth of 15m. The foundation used are piles with a 2 pole diameter 40cm with
a depth of 15m

keywords: reinforced concrete, structural, office, foundation.


PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN TIGA LANTAI
MENGGUNAKAN BETON BERTULANG
JALAN BYPASS KOTA PADANG
Nofrizal, Yurisman, Apwiddhal
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta
E-mail : nofrizal440@yahoo.com, yurisman_pdg@yaho.com, widdpoli@yahoo.com

Abstrak

Beton bertulang merupakan beton yang diberi tulangan dengan luas dan jumlah tulangan yang
tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan, digunakan untuk struktur bangunan yang
mampu menahan gaya-gaya yang bekerja. Perencanaan struktur gedung perkantoran tiga lantai
menggunakan beton bertulang jalan Bypass Kota Padang ini bertujuan untuk mengetahui
dimensi plat lantai, balok, kolom, sloof dan pondasi, yang mampu menahan beban gempa
rencana yang bekerja dan penulangan pada elemen struktur bangunan, sesuai dengan SNI 03-
2847-2002 dan SNI 1726-2002. Struktur yang akan direncanakan adalah gedung perkantoran tiga
lantai terletak di wilayah gempa 6 kota Padang. Dengan menggunakan aplikasi ETABS versi9
diperoleh besaran gaya-gaya dalam yang terjadi. Dari gaya-gaya tersebut didapat ukuran balok
30cm x 40cm dengan 4 diameter 16mm tulangan tarik, 2 diameter 16mm tulangan tekan pada
bagian tumpuan dan 3 diameter 16mm tulangan tarik, 2 diameter 16mm tulangan tekan pada
bagian lapangan. Ukuran kolom 40cm x 40cm dengan tulangan pokok 12 diameter 16mm.
Ukuran sloof 30cm x 40cm dengan 4 diameter 16mm tulangan tarik, 2 diameter 16mm tulangan
tekan pada bagian tumpuan dan 3 diameter 16mm tulangan tarik, 2 diameter 16 tulangan tekan
pada bagian lapangan. Pondasi yang digunakan adalah tiang pancang dengan 2 tiang diameter
40cm dengan kedalaman 15m.

kata kunci : beton bertulang, struktur, perkantoran, pondasi.

PENDAHULUAN gedung tersebut digunakan lagi khususnya


Sumatera Barat merupakan daerah daerah kota Padang. Hal ini disebabkan
yang dikategorikan daerah rawan gempa. karena secara geografis Kota Padang terletak
Hal ini terbukti dengan adanya kejadian di antara pertemuan dua lempeng benua
gempa akhir – akhir ini. Seperti halnya pada besar (lempeng Eurasia dan lempeng Indo-
tahun 2009 terjadi gempa dengan kekuatan Australia) dan patahan (sesar) Semangko,
7,6 SR, banyak bangunan gedung serta dekat dengan patahan Mentawai.
mengalami kerusakan parah, terutama pada Dengan adanya kondisi geografis Kota
bagian struktur bangunan yaitu pada Padang yang demikian, maka saat ini
pondasi, kolom, balok, dan dinding yang pembangunan sangat berpedoman pada
mengakibatkan tidak layaknya bagunan kekuatan gedung atau yang lebih di kenal
sebagai struktur gedung yang harus tahan bantuan program ETABS V9.
pada gempa. Struktur adalah suatu benda Permodelan struktur d il ak u k an
yang di rancang untuk mendukung atau secara 3 Dimensi (analisa gempa ditinjau
menahan muatan atau beban dalam bentuk pada dua arah).
tertentu antara lain struktur bangunan METODOLOGI PEMBAHASAN
gedung, menara, dermaga, jembatan, jalan Metodologi pembahasan dalam tugas akhir
dan bendungan. Struktur beton bertulang ini, yaitu :
harus direncanakan sedemikian rupa 1 . Pengumpulan data dilakukan dengan
sehingga aman terhadap beban atau efek metode studi pustaka atau studi literatur
beban yang bekerja selama masa dengan mengumpulkan informasi, data –
penggunaan bangunan. Beton bertulang data, dan keterangan dari buku-buku,
merupakan beton yang ditulangi dengan luas standar peraturan atau pedoman
dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari perencanaan yang relevan, ditambah
nilai minimum yang disyaratkan digunakan dengan masukan dari dosen
untuk struktur bangunan yang mampu pembimbing.
menahan gaya-gaya yang bekerja. 2 . Sebagai tahapan awal (preliminary
BATASAN MASALAH design), penentuan dimensi elemen –
Secara garis besar batasan masalah dalam elemen struktur dilakukan dengan cara
Tugas Akhir ini adalah : coba – coba (trial error).
1. Tidak meninjau analisa biaya, 3 . Selanjutnya dilakukan perhitungan beban
manajemen konstuksi, maupun segi – beban struktur, termasuk beban gempa.
arsitektural. Beban gempa dihitung dengan
2. Perhitungan tidak meninjau struktur menggunakan analisis beban statik
sekunder, seperti tangga. ekivalen berdasarkan SNI 03-1726-2002.
3. Analisa Struktur 4 . Setelah dilakukan perhitungan beban
a) Beban gempa dihitung dengan struktur, termasuk beban gempa, untuk
menggunakan analisa beban gempa mempercepat perhitungan analisa
statik ekuivalen (SNI 03-1726-2002). struktur, dilakukan dengan bantuan
b) Perhitungan mekanika struktur untuk program ETABS dimana analisa
mendapatkan gaya-gaya dalam dilakukan secara tiga dimensi.
(bidang M, D dan N) menggunakan
Setelah didapat nilai momen dan gaya geser PERHITUNGAN PENULANGAN
ultimit yang terjadi, selanjutnya, dilakukan STRUKTUR

analisa kembali terhadap penampang atau Analisa Penulangan Pelat


profil yang dipilih sebelumnya. Jika
Flow Chart Perhitungan Pelat
memenuhi syarat, maka perencanaan
dianggap selesai, dan jika tidak maka harus MULAI

kembali lagi ke preliminary design.


METODE PERHITUNGAN
Fc’. Fy . Wu . b . d . β . Φ . 1
Sebelum dilakukan analisa pembebanan terhadap
suatu struktur yang akan direncanakan, tahap
awal yang perlu dilakukan adalah perencanaan
awal terhadap dimensi dari penampang kolom,  0,85. . fc'   600 
b     600  fy 
balok, pelat dan sloof yang disebut dengan  fy  
preliminary design yang disesuaikan dengan
ρmin = 1,4/fy
Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton ρmax = 0,75 ρ.b
untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Mn = Mu/b.d2
fy
Perhitungan penulangan struktur berdasarkan m
0,85 . fc'
SNI 03-2847-2002 dan SNI 03-2847-2003
1 Rn 
meliputi penulangan kolom, penulangan balok,   1  1  2 m 

m fy 
dan perhitungan penulangan berdasarkan hasil
analisis ETABS v9.7.2 (Extended Three
Dimensional Analysis of Building Systems).
ρmin < ρ < ρmax
tidak
atau
ρ < ρmin

As = ρ.b.d
atau
As = ρmin.b.d

SELESAI
Analisa Penulangan Balok Flow Chart Disain Penampang Balok T
Flow Chart Disain Balok Persegi
Mulai

Mulai
Input : bef, d, dc, fc’, fy’, Mu

Asumsi a = hf
fc’, fy, b, h, M, P, d’, β,
φ, Ø
Mu
As 
 . fy.(d  a / 2)
 0.85. .0.85   600 
b     600  fy 
 fy  
  As
(b.d )

 min  1,4 / fy As. fy


a
 max  0,75b 0,85. fc. 1 .b
YA TIDAK
a > hf

Mn = Mu/φ BALOK T
0.85. fc'.(b  bw).hf
Rn = Mn/bd2 Asf 
fy

 Mu1   . Asf . fy.( d  hf / 2) Sebagai balok biasa

 Mu 2  Mu  Mu1

Tentukan a

 min     max
Mu 2
atau    min As  Asf 
fy.(d  a / 2)

( As  Asf ). fy
ab 
As = ρ.b.d 0.85. fc'.bw

As’= 0,5.As TIDAK YA


a-ab = 0 As = Asf + (As – Asf)

Selesai
Selesai
Flow Chart Perhitungan Kolom Perencanaan Pondasi
1. Menghitung kapasitas tiang tunggal :
Mulai
a. Kapasitas ultimit netto
Qu = Qb + Qs - Wp
Dimana :
fc’, fy, Pu, Mux, Muy, h Agr
Qu = Kapasitas ultimit netto (kN)
Qb = Kpasitas Ujung ultimit (kN)
Pu’ = Pu/φ Qs = Kapasitas gesek ultimit (kN)
Muy
ex = Wp= Berat pile (kN)
Pu '
Mux b. Tahanan ujung tiang
ey =
Pu '
Dari formula Meyerhof diperoleh :
e = ex 2  ey 2
Qb = Ab (Cb . Nc + Pb. Nq + 0,5 . γ . D.

Pu ' Nγ)
 . Agr.0,85. fc' Dimana :
Qb = Tahanan ujung bawah ultimit (kN)
Pu '
 . Agr.0,85. fc'.h Ab = Luas penampang ujung bawah
ultimit (kN)
Cb = Kohesi tanah disekitar ujung tiang
Grafik 6.2.d (kN/m2)
(grafik dan perhitungan beton bertulang)
Pb = Tekanan overbuden ujung tiang
  r. 
 min = 1% - 8% (kN/m2)
γ = Berat volume tanah (kN/m3)
d = Diameter tiang (m)
As = ρ. b. d
Nc,Nq,Nγ = faktor-faktor kapasitas
dukung (fungsi φ)
c. Tahanan gesek dinding tiang teori
Selesai
coulomb
τd = Cd + σn tg φd
Dimana :
τd = Tahanan gesek dinding tiang
Cd = Kohesi antara dinding tanah
σn = Tegangan normal pada dinding a. Menentukan Beban maksimum (q max
tiang N 6 Mx 6 My
q max   
φd = sudut gesek antara dinding tiang A BL2 LB 2

2. Kapasitas ultimit tiang tunggal Dimana : N = Beban total pondasi

a. Tahanan ujung ultimit (Kg)

Lempung jenuh dimana : ϕu = 0°, Nq = 1, B = Panjang fondasi ( m )

Nγ = 0 L = Lebar fondasi ( m )
Qp = Ap . (Cu. Nc. qo)
A = Luas fondasi (m2)
Dimana :
M = Momen Yang bekerja (Kgm)
Qp = Tahanan ujung bawah ultimit (kN)
Ap = Luas penampang ujung bawah tiang b. Menentukan daya dukung tanah
(m2) 3. Menghitung penulangan pondasi
Cu = Kohesi Undrained (kN/m2) Setelah kita lakukan cek kestabilan
Nc = Faktor kapasitas dukung (Nc=9, terhadap fondasi, maka tahap selanjutnya
skempton) adalah perencanaan tulangan dari
Qo = Tekanan overbuden ujung bawah fondasi. Langkah perencanaan adalah :
tiang (kN/m2)
a. Menentukan nilai ρ min dan ρ max
b. Tahanan gesek ultimit
1,4
Qs = Cd. As. → Cd = ad. Cu p min 
fy
Dimana :
 . fc 600
Qs = Tahanan gesek dinding ultimit (kN) p max  0,75 . .
fy 600  fy
Cd = Adhesi antara dinding tiang dan
b. Menentukan Luas tulangan (As) yang
tanah sekitarnya (kN/m2)
digunakan
Cu = Kohesi tak terdrainase
As = ρ . b . d
As = Luas selimut tiang (m2)
Luas Tulangan Rencana
Ad = Faktor adhesi
Ast = ¼ x π x d 2
Struktur Bawah
As
Tahap – tahap perencanaan pondasi antara Jumlah tulangan (n) =
Ast
lain : B
Jarak antar tulangan =
1. Menghitung pembebanan. n

2. Menghitung daya dukung fondasi.


c. Menentukan kemampuan tulangan Perencanaan Dimensi Balok
menehan gaya Geser Untuk keseragaman dimensi balok pada

Vc  1 / 6 x fc ' xbxd keseluruhan konstruksi, maka perencanaan


didasarkan pada balok yang memberikan
Vu
Vn  harga ketinggian terbesar, yaitu pada kondisi

Dimana, Vn < Vc . balok dua tumpuan sederhana. (SNI 03-

Jika Vn < Vc artinya gaya geser terjadi 2847-2002)

lebih kecil dari gaya geser yang 1. Balok Induk


L
direncanakan. a. Tinggi Balok : h  16

Gambar Perencanaan Dimana L = bentang terpanjang antar


tumpuan
L = 5000 mm
5000
h h  312.5
16
Maka : h  312.5 mm, maka tinggi
balok induk yang digunakan 400 mm
b. Lebar Balok :
2
b h
2 3
Gambar denah lantai 1, 2 dan 3 b  400 h  266.67 mm ,
3
maka diambil lebar balok = 300 mm
Jadi ukuran balok induk yang
digunakan 300 x 400 mm
2. Balok Anak
L
c. Tinggi Balok : h
16
Dimana L = bentang terpanjang antar
Gambar Portal arah x
tumpuan
L = 5000 mm
5000 h  312.5
h
16
Maka : h  312.5 mm, maka tinggi
balok anak yang digunakan 350 mm
Gambar Portal arah y
d. Lebar Balok : Nilai h adalah 97,05 mm h 139,26
1
b h
2 mm,Maka dicoba tebal pelat 120mm atau 12
1
b  350 h  175mm cm.
2
maka diambil lebar balok = 200 mm Perencanaan Dimensi Kolom
Jadi ukuran balok anak yang digunakan 200 Perhitungan dimensidirencanakan dengan
x 350 mm asumsi sebagai beikut :
Perencanaan Dimensi Pelat a. Pembebanan diambil dari setengah
1. Perencanaan Tebal Plat bentang yang bersebelahan dalam arah x
Sesuai dengan SNI 03-2847-2002, pelat dan arah y
direncanakan monolit dengan balok yang b. Ujung-ujung kolom diangap terjepit
menghubungkan tumpuan pada semua c. Beban yang bekerja hanya beban grafitasi
sisinya. fy
Ln (0,8  ) saja
hmax  1500
Untuk perencanaan dimensi kolom menurut
36
fy
Ln (0,8  ) SNI 03-2847-2002:
hmin  1500
dihitung dengan rumus :
36  9 
Dimana : Dimana : A = Luas penampang kolom (cm2)
Ln = bentang terpanjang dikurangi lebar P = Beban aksial kolom (Kg)
balok fc’ = Mutu beton yang digunakan
Fy = tegangan leleh baja fc’ = 25 Mpa = 2500/9,81 Kg/cm2 =
ß = perbandingan antara bentang bersih 254,84 Kg/cm2
yang terpanjang dengan bentang Perencanaan Dimensi Sloof
bersih terpendek. Untuk perencanaan dimensi sloofmenurut
Maka : SNI 03-2847-2002dihitung dengan rumus :
Ln = 5000 – 300 = 4700 mm L
a. Tinggi Sloof : h
16
Fy = 240 Mpa P Dimana L = bentang terpanjang antar
A
5000  300 0,25 xfc ' tumpuan
   1,74
3000  300 L = 5000 mm
400
4700 (0,8  ) h
5000 h  312.5
hmin  1500  97,05 mm 16
36  9.1,74
400 Maka : h  312.5 mm, maka tinggi sloof
4700 (0,8  )
hmax  1500  139,26 mm yang digunakan 400 mm
36
b. Lebar Sloof : 2 balok, kolom, dan plat lantai.
b h
3 4. Penempatan Elemen Pada Sistem Struktur
2
b  400 h  266.67 mm , maka diambil 5. Mendefinisikan Jenis Tumpuan
3
lebar sloff = 300 mm. 6. Mendefinisikan Kasus Beban (Load
Jadi ukuran sloof digunakan 300 x 400 mm. Case)
Pembebanan Struktur 7. Mendefinisikan Kombinasi Beban (Load
Analisa Pembebanan Akibat Gaya Combination)
Gravitasi (Vertikal) 8. Mendefinisikan Beban Pada Struktur
1. Pembebanan pada lantai atap 9. Melakukan Analisis (Run Analisys)
a. Beban mati (DL) Menentukan waktu getar alami
2
qDL = (18 + 20 +28 ) = 66 kg/m struktur(T)
b. Beban hidup (LL) Dari ETABS waktu getar alami dapat
qDL = (100 + 50 ) = 150 kg/m2 diketahui secara otomatis dari hasil ragam
2. Pembebanan pada lantai 3 = getar atau model analisis.
Pembebanan pada lantai 2 T1 < ζ.n , T2 < ζ.n
a. Beban mati (DL) 0,4125 < 0,15 x 4 , 0,4400 < 0,15 x 4
2
qDL = (18 + 24 + 21 + 20) = 83 kg/m 0,4125 < 0,4500 , 0,4400 < 0,4500 ...ok
b. Beban hidup (LL) Waktu getar struktur gedung memenuhi
Beban hidup Lantai 3 dan 2 = 250 Kg/m2 persyaratan, gedung mempunyai kekakuan
Analisa Struktur Dengan ETABS v9. yang cukup.
Setelah dimensi balok, kolom, plat dan slof Keterangan :
serta beban – beban struktur diketahui, baik n = Jumlah tingkat gedung
beban mati, beban hidup serta beban gempa ζ= Koefisien yang membatasi waktu getar
pada struktur tersebut, selanjutnya dilakukan alami fundamental struktur gedung. (SNI 03-
analisa struktur dengan ETABS secara 3D . 1726-2002)
Adapun tahapan – tahapan nya adalah Faktor Keutamaan I
sebagai berikut : Berdasarkan kategori gedung yaitu sebagai
1. Pemilihan bentuk struktur sesuai yang gedung perkantoran diperoleh nilai I = 1,0
direncanakan nilai ini dilihat dalam Tabel Faktor
2. Mendefinisikan karakteristik material Keutamaan I untuk Berbagai Kategori
3. Mendefinisikan Dimensi Elemen seperti Gedung dan Bangunan SNI 03-1726-2002.
Nilai Faktor Respon Gempa (C) Perhitungan Berat Gedung (Wt)
Nilai Faktor respon gempa rencana dihitung Berat total gedung (Wt) akibat berat sendiri
sebagai berikut berikut : secara otomatis dapat dihitung dengan
1. Gempa statik arah X (Mode 1), T1= ETABS dengan cara menyeleksi luasan
0,4125 detik → C1 = 0,95 (Dari Grafik masing- masing lantai. Berat gedung
SNI Gempa 19 SNI 03-1726-2002). tambahan seperti plesteran, dinding,
2. Gempa statik arah Y (Mode 2), T2 = keramik, dll harus dihitung secara manual
0,4400 detik → C2= 0,95 (Dari Grafik ditambah dengan 30% beban hidup.
SNI Gempa 19 SNI 03-1726-2002). Tabel perhitungan beban mati dan beban
Faktor Reduksi Gempa (R) hidup tambahan
Karena struktur gedung didesain dengan
daktilitas penuh, maka R = µ x f = 5,3 x 1,6
= 8,5. Besarnya nilai faktor daktalitas (µ)
dan reduksi gempa (R), bisa dilihat pada
Perhitungan Beban Gempa Nominal
Tabel parameter daktilitas struktur gedung.
Statik Ekuivalen (V) CxI
Besarnya koefisien gaya geser gempa untuk V  xWt
R
arah X dan Y. 0,95 x1
Vx  x16635,524= 1859,26 kN
1. Koefisien gaya geser dasar gempa arah X 8,5
= C1 x I / R = 0,95 x 1/ 8,5 = 0,1117 0,95 x1
Vy  x16635,524 = 1859,26 kN
2. Koefisien gaya geser dasar gempa arah Y 8,5
Distribusi gaya geser horizontal akibat
= C2 x I / R = 0,95 x 1/ 8,5 = 0,1117
gempa kesepanjang tinggi gedung(Fi)
Eksentrisitas Rencana (ed)
Eksentrisitas (e) adalah pengurangan antara Wi x Hi
Fx, y  x Vx, y
Wi x Hi
pusat massa dengan pusat rotasi. Nilai pusat
Tabel perhitungan gaya lateral gempa statik
massa dan rotasi bangunan dapat didapat
ekuivalen (Fi)
pada ETABS.
Tabel perhitungan eksentrisitas rencana (ed)
tiap lantai
Beban gempa untuk masing- masing arah PENULANGAN PORTAL
harus dianggap penuh (100%) untuk arah Penulangan Pelat Lantai
yang ditinjau dan 30% untuk arah tegak 1. Pengolahan Data
lurusnya. Beban gempa yang diinput pada 2
arah tersebut sebagai antisipasi datangnya = = 1,00 mm
gempa dari arah yang tidak terduga, = 0,001
misalnya dari arah 15°, 30°, 45°, dll. Mlx= 0,001 x 826 x 42 x 31 = 409,69 Kgm
Beban gempa yang diinput ke pusat massa MTx= 0,001 x 826 x 42 x 69 = 911,90 Kgm
tersebut ditunjukkan pada Tabel berikut. MLy= 0.001 x 826 x 42 x 19 = 251,10 Kgm
Tabel perhitungan gaya lateral gempa statik MTy= 0,001 x 826 x 42 x 57 = 753,31 Kgm
ekuivalen (Fi) untuk setiap arah
Penulangan
1,4 1,4
 min    0,0058
fy 240
 max
0.85.25 600
 0.75 .0,85  0,0403
240 600  240
Pada SNI Gempa 2002 Pasal 5.4.1 a. Lapangan X
disebutkan bahwa titik tangkap beban As= 0,0058 . 1000. 90 = 522 mm2(P10-150)
gempa statik dan dinamik adalah pada pusat b. Tumpuan X
massa. Untuk mengetahui koordinat titik As= 0,0058 . 1000. 90 = 522 mm2(P10-150)
pusat massa tersebut dapat dilakukan dengan c. Lapangan Y
cara mengurangi pusat rotasi dengan As= 0,0058 . 1000. 90 = 522 mm2(P10-150)
eksentrisitas rencana (e). d. Lapangan x
Tabel perhitungan gaya lateral gempa statik As= 0,0058 . 1000. 90 = 522 mm2(P10-150)
ekuivalen (Fi) untuk setiap arah
Penulangan Kolom
Pada Portal 5
1. Kolom 40/40
Pu’=253,287 kNm (Kolom C 15)
Mu =46,348 kNm, Agr =160000 mm2
Vu = 99,972 KNm
As total = Agr . ρ =160000 . 0,01 = 1600 mm2
Digunakan tulangan 12D16, sengkang pada Sekang 2 P 10 -70
lapangan P10-140, sengkang pada Tumpuan Mulapangan = 14,158 kNm
2 P10-80. Vs2 =14608,54 Kg
Pada Portal D As = 0.0035 . 300 .400 = 420 mm2 (3D16)
2. Kolom 40/40 As’ = 0,5 x 420 = 210 mm2(2D16)
Pu’=248,015 kNm (Kolom C 35) Sengkang 2 P 10-150
Mu =41,218 kNm, Agr =160000 mm2 Penulangan Sloof
Vu = 99,758 KNm qu=1554,39 Kg/m=1554,39 x (9,81/1000)
As total = Agr . ρ =160000 . 0,01 = 1600 mm2 = 15,25 N/mm
Digunakan tulangan 12D16, sengkang pada Mu L = . 1554,39 . 52 = 1619,16Kgm
lapangan P10-140, sengkang pada Tumpuan
Mu T = . 1554,39. 52 = 4857,47 Kgm
2 P10-80.
Penulangan Balok Vu = . 1554,39. 52 = 19429,87 Kgm

Pada Portal 5 Lapangan


1. Balok 30/40 As = 0.0035 . 300 . 400 = 420 mm2(3D16)
Mutumpuan =48,480 kNm, As’ = 0.5 . 420 = 201 mm2(2D16)
Vs1 = 33539,025 Kg Sengkang 2P10-140
As = 0,0055 x 300 x 400 = 660 mm2(4D16) Tumpuan
As’ = 0,5 x 660 = 330 mm2(2D16) As = 0.0051 . 300 . 400 = 612 mm2(4D16)
Sengkang 2P10-80 As’ = 0.5 . 612 = 306 mm2 (2D16)
Mulapangan = 41,966 kNm Sengkang 2P10-100
Vs2 =12899,625 Kg Perencanaan Pondasi Tiang Pancang
As = 0.0047 . 300 .400 = 564 mm2(3D16) 1. Data – data perencanaan
As’ = 0,5 x 564 = 282 mm2(2D16) Bangunan direncanakan berada di Jl. By
Sengkang 2P10-180 Pass Air Pacah Kota Padang. Pengujian
Pada Portal D sondir dilakukan sebanyak tiga titik, yang
2. Balok 30/40 telah dilakukan oleh PT. Riska Engineering
Mutumpuan =36,399 kNm Konsultan di lokasi tersebut. Pengujian
Vs1 = 38956,125 Kg dengan kesimpulan sebagai berikut :
As = 0,0040 x 300 x 400 = 480 mm2(3D16)
As’ = 0,5 x 240 = 120 mm2 (2D16)
Tabel ksimpulan hasil sondir di Jl. Pacah,
(n)= V = 916909,72
= 2 tiang
Kota Padang Qa 760155,43
3. Daya dukung tiang kelompok
Dicoba dengan memakai 2 tiang pancang.
Jarak antar tiang ≥ 2,5.400=1000 mm
Jarak tiang ke sisi luar =1,25 .400= 500 mm
Tabel rekapitulasi nilai konus dan jumlah Ukuran pliecap dicoba dengan ukuran : 2000
hambatan pelekat pada sondir 1 & 2
x 2000 mm

Pondasi tiang pancang yang direncanakan


Gambar rencana susunan tiang pancang
dicoba dengan pondasi tiang pancang
Perencanaan Pile Cap
dengan penampang bulat, dengan data-data
Gaya aksial (Vu): 916.909,72 N
sebagai berikut :
Diameter tiang (D) = 40 cm Dimensi Pilecap: (2000 x 2000x 500) mm3

Keliling Tiang (O)=π D=3,14 x40=125,6 cm Tulangan arah x

Luas Tiang (Atiang)= ¼ π D 2= ¼ x3,14x4002 As= q . b . d

= 125600 mm2 = 0,00698. 2000.417 = 5.821,32 mm2

Mutu beton (f’c) = 30 MPa Ast = ¼ . 3,14 . 222 = 379,94 mm2

Berat jenis beton (σ)= 2400 Kg/cm3 Dicoba memakai jarak =100 mm

Gaya aksial (Vu) = 916.909,72 N n=(2000/100)-1= 19 buah

Momen (Mu) = 5.495.296,46 Nmm As terpakai= 379,94 x 19= 7218,86 mm2

2. Daya dukung tanah dengan hasil sondir 7218,86 mm2 > 5.821,32 mm2….memenuhi

Atiang  NK Tulangan arah y


JHP  O
Qa =  As= q . b . d
3 5
1256  145,59 658,24  125,6 = 0,00551. 1000.417 = 2.297,67 mm2
= 
3 5 Ast = ¼ . 3,14 . 222 = 379,94 mm2
= 77.488,67 Kg/ Tiang Dicoba memakai jarak =100 mm
Perkiraan jumlah tiang yang diperlukan : n=(1000/100)-1= 9 buah
As terpakai= 379,94 x 9= 3.419,46 mm2
3.419,46 mm2 > 2.297,67 mm2….memenuhi 2) Balok Portal 5 (30x40)
KESIMPULAN  Tulangan Pokok
Kesimpulan dari tugas akhir Perencanaan  Tulangan Atas 4 D 16
Struktur Gedung Perkantoran Tiga Lantai  Tumpuan Bawah 2 D 16
Menggunakan Beton Bertulang Jalan  Lapangan Atas 2 D 16
Bypass Kota Padang ini berupa hasil  Lapangan Bawah 3 D 16
dimensian kolom, balok, plat, sloff dan  Sengkang
pondasi serta tulanggannya. - Tumpuan 2 P 10 – 80
A. Dimensi - Lapangan 2 P 10 – 180
1) Dimensi Pelat Lantai : 3) Balok Portal D (30x40)
 Lantai 1,2 dan 3 : 120 mm  Tulangan Pokok
 Lantai Atap : 100 mm - Tumpuan Atas 3 D 16
2) Dimensi Balok : - Tumpuan Bawah 2 D 16
 Balok Induk : 30 cm x 40 cm - Lapangan Atas 2 D 16
 Balok Anak : 20 cm x 35 cm - Lapangan Bawah 3 D 16
3) Dimensi Kolom :  Sengkang
 Kolom Utama : 40 cm x 40 cm - Tumpuan 2 P 10 – 70
4) Dimensi Sloof : 30 cm x 40 cm - Lapangan 2 P 10 - 150
5) Pondasi Tiang Pancang : 4) Kolom Portal 5 (40x40)
 Diameter Tiang : Dia 400 mm  Tulangan Pokok: 12 D 16
 Jumlah Tiang : 2 Buah per titik kolom  Sengkang
 Kedalaman : 15 m - Tumpuan 2 P 10 – 80
6) Pilecap - Lapangan P 10 – 140
 Dimensi : 1000 mm x 2000 mm 5) Kolom Portal 5 (40x40)
 Tebal : 500 mm  Tulangan Pokok: 12 D 16
B. Penulangan  Sengkang
1) Pelat Lantai - Tumpuan 2 P 10 – 80
 Arah x tumpuan : P 10 – 150 - Lapangan P 10 – 140
 Arah x lapangan : P 10 – 150 6) Sloof
 Arah y tumpuan : P 10 – 150  Tulangan Pokok
 Arah y tumpuan : P 10 – 150 - Tumpuan Atas 4 D 16
- Tumpuan Bawah 2 D 16 DAFTAR PUSTAKA
- Lapangan Atas 3 D 16 Cahya, Indra. 1999. BetonBertulang.
- Lapangan Bawah 2 D 16 Malang: FakultasTeknikBrawijaya
 Sengkang Departemen Pekerjaan Umum.1991.
- Tumpuan 2 P 10 – 100 SNI 03-2847-2002. Bandung:
- Lapangan P 10 – 140 Yayasan LPMB
7) Pilecap : Dipohusodo, Istimawan. 1996. Menajemen
 Tulangan Arah x : 19 D 22 – 10 Proyek dan Konstruksi.
 Tulangan Arah y : 9 D 22 – 100 Yogyakarta: Konasius
SARAN Gideon, Kusuma. 1993. Dasar-dasar
1. Tidak lengkapnya data penyelidikan Perencaan Beton Bertulang
tanah juga menjadi kekurangan dalam Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03.
tugas akhir ini. Data yang tersedia hanya Erlangga
data sondir, sehingga pada perhitungan Gunawan. 1996. Teori Soal dan
pondasi hanya daya dukung saja yang Penyelesaian Konstruksi Baja II Jilid
bisa dihitung, sedangkan penurunan I. Jakarta: Delta Teknik Group
pondasi tidak bisa dihitung. Untuk itu, Riza, Muhammad Miftakhur. 2010. Aplikasi
agar perhitungan pondasi dapat dilakukan Perencanaan Struktur Gedung dengan
secara lengkap, maka data penyelidikan ETABS. Jakarta
tanah perlu dilengkapi lagi. Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan
2. Dalam melakukan Perencanaan suatu Struktur Baja dengan Metode LRFD.
struktur bangunan harus digunakan Jakarta: Erlangga
peraturan yang berlaku dan standar yang Silalahi, Juniman. 2008. Mekanika Struktur
disyaratkan pada saat sekarang ini. Statis Tertentu. Padang
3. Penggunaan program struktur dalam Silalahi, Juniman. 2009. Struktur Beton
menghitung gaya-gaya dalam harus Bertulang Bangunan Gedung.
diimbangi dengan kemampuan teknis Padang: Sukabina Offset.
secara manual sehingga hasil yang
dilakukan lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai