Dibiayai oleh :
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Kontrak Penelitian
Nomor: 641/UN29.20/PPM/2017
LEMBAGA PENELITIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
SEPTEMBER, 2017
1. Pendahuluan
Sesuai dengan proposal penelitian ini pada Tahun Pertama akan fokus pada beton
powder reaktif (Reactive Powder Concrete/RPC) dimana semen di ganti sebagian dengan
limbah copper slag dan penerapan vacuum mixing serta heat treatment, maka kemajuan dari
penelitian ini di paparkan berikut ini.
Karena bentuk copper slag yang di peroleh dari industri tambang masih sangat kasar,
sehingga material tersebut harus di haluskan mendekati kehalusan semen sebagai syarat untuk
material pozzolans (reaktif) seperti tercantum di ASTM C1709. Metode penghalusan slag
tersebut adalah wet method dengan mencampur aditif seperplaticizer dengan kadar 0.4 ml per
160 gram copper slag. Mesin penghalus (Planetary Ball Mill) di set dengan durasi 5 menit
sebanyak 6 kali (total 30 menit) pada kecepatan 390 rpm. Jumlah bola yang di gunakan adalah
sebanyak 7 buah.
Tabel 1. Density dan spesific surface area material dengan laser diffraction dan Blaine
8
Powder kuarsa
7 Silica fume
Semen
6
Copper slag
5
Volume [%]
0
0,1 1 10 100 1000
Particle size [µm]
Gambar 3. Hasil anasis partikel size dari material dengan pengujian laser diffractometer
Mix design untuk beton powder reaktif dapat di lihat di tabel berikut ini. Mix design ini
mengadopsi mix design dari Kassel Unuversity, Germany. Seperti terlihat di tabel 2 bahwa
referensi adalah mix design tanpa slag. Jumlah copper slag menggantikan sebagian semen
dengan proporsi seperti di perlihatkan di tabel 2 di bawah. Semen di ganti slag berdasarkan
berat.
Benda uji beton powder reaktif di buat sebanyak 3 sampel per variasi campuran dengan ukuran
kubus 100 x 100 x 100 mm. Jumlah total keseluruhan benda uji untuk kuat tekan adalah 45
sampel. Dalam penelitian ini, semen di ganti dengan copper slag dengan campuran 0%, 5%,
10%, 15%, dan 20% untuk umur beton 7 hari, 28 hari dan 56 hari. Treatment yang di lakukan
adalah vacuum mixing, tanpa vacuum mixing, vacuum mixing + heat treatment, dan tanpa
vacuum mixing + heat treatment. Benda uji yang sdh di buat dapat di lihat pada gambar 5 kanan
yang memperlihatkan beton kubus yang di label dan di tempatkan di box dengan isolasi dan
pengatur temperature panas.
Gambar 5. Box heat treatment (kiri) dan sampel yg di letakkan di box untuk treatment heat
curing (kanan)
160
Compressive strength (MPa)
140
120
100 Control
5% CS
80
10% CS
60 15% CS
40 20% CS
20
0
0 7 14 21 28 35 42 49 56
Age (days)
Gambar 6. Perkembangan kuat tekan beton vacuum mixing tanpa heat treatment untuk umur
7, 28 dan 56 hari
Vacuum + HT
220
200 Non-Vacuum + HT
180
7 days comp. strength (MPa)
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0% 5% 10% 15% 20%
Copper slag substitution as cementituous (%)
Gambar 7. Perbandingan kuat tekan pada 2 tipe treatment yang berbeda umur beton 56 hari
Gambar 8. Contoh sampel setelah proses poles dan coating dengan carbon
Gambar 9. Visualisasi mikrostruktur beton powder reaktif dengan alat Back Scatterred
Electron Scanning Electron Microscope (BSE-SEM)
2.8. Pengujian porositas dengan mercury intrusion porosimetry (MIP)
Pengujian MIP adalah untuk mengetahui porositas beton dengan cara di pressure menggunakan
mercury pada maksimum tegangan 200 MPa. Data hasil pengujian masih sementara di oleh
dengan excel.