Anda di halaman 1dari 24

TUGAS

ELEMEN MESIN II & TUGAS

HMKK 431

PERENCANAAN REM PITA

Disusun Oleh :

NAMA : Muhammad Rifky


NIM : 1710816110007

Dosen Pengampu:

ACH. KUSAIRI S., MM., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2019

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah “Elemen Mesin II & Tugas” dengan tepat waktu.
Pembuatan laporan ini diajukan sebagai bahan salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Praktikum Prestasi Mesin.
Dalam pembuatan laporan praktikum ini penulis banyak memperoleh
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehinnga terlaksana sebagaimana
mestinya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
Bapak Achmad Kusairi S., M.M, M.T selaku Dosen Pembimbing pada Tugas
Besar Elemen Mesin II ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun tanpa
mengurangi fungsi dari pembuatan laporan praktikum ini.
Akhirnya kami berharap semoga pembuatan laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan selanjutnya bagi kita semua. Amin.

Banjarbaru, Mei 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makin meningkatnya pembangunan di Indonesia dalam era tinggal landas,
khususnya disektor industri diperlukan pengetahuan yang lebih luas dibidang
teknik, terlebih dalam bidang teknik permesinan yang telah mencakup spektra
displin ilmu yang luas. Indonesia sangat membutuhkan tenaga-tenaga ahli dalam
menguasai teknologi canggih. Karena itu pula pemerintah meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan,
penelitian, dan pengembangan teknologi untuk menghasilkan karya-karya
teknologi yang inovatif, kreatif, dan edukatif Selama ini dalam memproduksi
elemen-elemen mesin, khususnya elemen-elemen mobil dalam perancangannya
di Indonesia belum dilaksanakan secara integral. Perancangan total elemen
mesin tersebut biasanya dikerjakan oleh tenaga ahli asing yang berkompeten.
Namun kini pembuatan elemen mesin sudah dapat dilaksanakan di Indonesia
dengan mengadopsi teknologi asing dan memodifikasi dalam pembuatannya.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka penulis berusaha untuk
membantu merancang dan merencanakan ulang rem pita pada mobil derek.
Dalam perencanaan ini penulis mengharapkan hasil yang baik sesuai dengan
prosedur perancangan yang standar.
Rem pita pada dasarnya terdiri dari sebuah pita baja yang disebelah
dalamnya dilapisi dengan bahan gesek, drum rem dan tuas. Rem pita
mempunyai beberapa keuntungan seperti luas permukaan lapisan dapat dibuat
besar, pembuatan mudah, pemasangan tidak sukar, gaya rem besar dalam
keadaan berhenti, dan lain-lain. Karena sukar dikendalikan, rem ini tidak cocok
untuk putaran tinggi. Karena pita dapat putus, maka dalam perencanaan,
perancangan dan pembuatannya diperlukan ketelitian dalam perhitungan
kekuatan tarik dan tegangan geser pada tali atau pita pada rem tersebut
sehingga aman dalam penggunaannya, apalagi digunakan pada mobil derek
mampu mengangkat beban hingga 2 ton. Rem semacam ini dipandang tidak
cocok untuk alat-alat pengangkut manusia. Rem pita banyak dipakai pada mesin
derek dan mesin pengangkat seperti crane. Rem pada mesin derek atau mesin
pengangkat dimaksudkan untuk menghentikan putaran drum penggulung kabel
dan mencegah beban turun sendiri. Disini kekuatan tali atau pita pada rem
sangat berpengaruh terhadap kekuatan tarik dan tegangan geser yang akan
terjadi pada saat drum menggulung kabel atau tali pengangkat yang juga
berpengaruh pada gaya pengereman. Untuk penggeraknya diambil motor
standar dengan daya nominal dekat diatas daya angkat tersebut. Karena itu,
sekalipun tidak ada gaya yang dikenakan, rem dapat bekerja sendiri
menghentikan putaran. Juga dalam hal ini dimana rem dapat mengunci sendiri
dan pengereman harus dilakukan dengan hati-hati.
1.2 Tujuan Perancangan
tujuan dari perhitungan kekuatan rem pita pada mobil derek dengan
beban angkat maksimum 2 ton adalah untuk mendapatkan hasil analisa yang
tepat dari perancangan perhitungan kekuatan dan tegangan serta ukuran-
ukuran dari rem pita yang tepat untuk mesin pengangkat dengan beban
tersebut.
1.4 Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan tugas ini, penulis hanya menitik beratkan pada
perhitungan dari komponen – komponen yang terpenting saja, agar
perencanaan tetap terarah dan jelas dengan batasan – batasan yang
diberikan, antara lain :
1. Perhitungan daya motor yang digunakan
2. Analisa kekuatan dan kapasitas rem
3. Perencanaan dan perhitungan dimensi tuas
4. Perencanaan dimensi pita baja
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Teori Dasar Rem

Mesin menghasilkan energi kinetik yang berupa gerak, sedangkan

rem berfungsi memperlambat atau menghentikan gerak, rem dapat

bekerja dengan jalan menekan kanvas rem (pad brake) terhadap poros

putaran. Mesin dapat juga didefinisikan sebagai merubah tenaga panas

menjadi tenaga dinamika.

Poros berputar bersama-sama dengan roda, sehingga

menimbulkan gesekan. Tenaga dinamika kendaraan kemudian akan

diredam oleh gesekan dan dirubah menjadi tenaga panas yang

meyebabkan kendaraan berhenti. Gesekan yang diakibatkan oleh kanvas

rem dengan poros mengakibatkan terjadi perlambatan. Terjadi

perlambatan atau pengurangan kecepatan. Secara sederhana prinsip

kerja dari rem dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

N
v

F
f

Gambar 2.1 Prinsip dasar rem


Keterangan :

N : gaya normal

W : gaya berat

(W=m.g)
F : gaya dorong

f : friksi

2.2 Pengertian dan Fungsi Rem

Rem adalah alat yang digunakan untuk memperlambat atau

menghentikan gerakan atau putaran mesin. Ketika melakukan

pengereman daya kinetik bagian yang bergerak harus dikurangi. Selama

mengatur kecepatan (pengaturan rem dimana rem selalu slip) kerja gesek

rem diubah menjadi kalor.

Oleh karena itu dalam banyak hal, rem tidak bertindak sebagai rem

penyetop, dalam hal ini instalasi dihentikan hanya gaya rem, melainkan

mempunyai tugas untuk mempertahankan pesawat terutama dalam suatu

kedudukan tertentu (rem penahan). Dalam hal ini sebagian dari energi

yang diperlukan untuk menghabiskan kecepatan sering diperoleh dari

momen penahan meter, yang pada motor listrik dicapai dengan bantuan

istimewa (hubungan rem, arus balik).

Efek pengereman secara mekanik diperoleh dengan gesekan, arus

searah yang dibalik, dan sebagainya. Rem gesek merupakan bagian dari

kopling tidak tetap, dimana proses yang satu berputar sedang yang

lainnya diam. Pada saat rem bekerja poros yang bekerja akan berkurang

putarannya (kecepatannya) dan akhirnya akan

berhenti. Akibat yang ditimbulkan dari kanvas rem atau tromolnya maka

akan menimbulkan panas yang tersebar diseluruh permukaan gesek dan

seterusnya dipancarkan kesekitarnya. Panas yang berlebihan pada

permukaan gesek harus dihindari atau diredam dengan membuat ventilasi

udara yang baik.

Fungsi utama rem adalah menghentikan putaran poros, mengatur

putaran poros dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki, seperti.

Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan, dan secara


listrik dengan serbuk magnet, arus pusar, fasa yang dibalik, arus searah

yang dibalik atau penukaran kutub, dll.

Tujuan dipasang rem pada kendaraan untuk menuruti kemauan si

pengemudi dalam mengurangi kecepatan, berhenti atau memarkir

kendaran pada jalan yang mendaki, dengan kata lain melakukan kontrol

terhadap kecepatan kendaraan untuk menghindari kecepatan dan

merupakan alat pengaman yang berguna untuk menghentikan kendaraan

secara berkala. Oleh karena itu baik atau tidaknya kemampuan rem

secara langsung menjadi persoaalan yang sangat penting bagi pengemudi

diwaktu mengendarai kendaraan.

Jadi fungsi harus mengatasi kecepatan kendaraan yang meningkat.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diatas maka rem dipasangkan pada

keempat rodanya. Adapun rem yang digunakan untuk kendaraan harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

• Dapat bekerja dengan baik dan cepat

• Bila muatan pada roda-roda sama besar, maka gaya

pengereman harus sama besarnya

• Dapat dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup.

2.3 Rem Pita

Rem pita pada dasarnya terdiri dari sebuah pita baja yang

disebelah dalamnya dilapisi dengan bahan gesek, drum rem dan tuas,

seperti pada Gambar 2.15 di bawah ini.

Gambar. 2.2 Rem pita tunggal


Gaya rem akan timbul bila pita diikatkan pada drum dengan
gaya tarik pada kedua ujung pita tersebut. Jika gaya tarik pada kedua
ujung pita adalah F1 dan F2 (N), maka besarnya gaya gesek adalah sama
dengan (F1 – F2).
Pada Gambar 2.2 dibawah ini ditunjukkan macam-macam rem pita,
antara

lain :

(a) Jenis diferensial

(b) Untuk putaran dalam satu arah

(c) Untuk putaran dalam dua arah

Gambar. 2.3 Macam-macam rem pita

Dalam hal rem tunggal seperti pada Gambar 2.3 di bawah ini,
besarnya gaya yang dikenakan pada ujung tuas adalah :

F = (b /a) F2
Jika celah antara drum rem dan lapisan rem adalah δ (mm), maka

ujung F2 harus membuat langkah sebesar :

( DR 2 + δ) θ - DR 2 .θ = δ θ
untuk dapat mengikatkan pita pada drum. Untuk membuat langkah ini,

ujung tuas harus digerakkan sebesar :

s = δ . θ .(a/b)

Gambar. 2.4 Gerakan ujung tuas

Rem pita mempunyai beberapa keuntungan seperti luas

permukaan lapisan dapat dibuat besar, pembuatan mudah, pemasangan

tidak sukar, gaya rem besar dalam keadaan berhenti, dan lain-lain.

Karena sukar dikendalikan, rem ini tidak cocok untuk putaran

tinggi. Karena pita dapat putus, maka dalam perencanaan, perancangan

dan pembuatannya diperlukan ketelitian dalam perhitungan kekuatan tarik

dan tegangan geser pada tali atau pita pada rem tersebut sehingga aman

dalam penggunaannya, apalagi digunakan dalam mesin derek yang

mampu menarik beban.

Rem semacam ini dipandang tidak cocok untuk alat-alat

pengangkut manusia. Rem pita banyak dipakai pada mesin derek. Untuk

derek, standar gaya rem tersebut mencakup :

• Kapasitas rem tidak boleh kurang dari 150 % kapasitas angkat.

• Untuk rem dengan pedal kaki, langkah tuas tidak lebih dari 300 mm.

• Untuk rem tangan, langkah tuas tidak lebih dari 600 mm.
Rem sebuah derek atau mesin pengangkat dimaksudkan untuk

menghentikan putaran drum penggulung kabel dan mencegah beban turun

sendiri.

Disini kekuatan tali atau pita pada rem sangat berpengaruh

terhadap kekuatan tarik dan tegangan geser yang akan terjadi pada saat

drum menggulung kabel atau tali pengangkat yang juga berpengaruh pada

gaya pengereman.

Untuk penggeraknya diambil motor standar dengan daya nominal

dekat diatas daya angkat tersebut. Karena itu, sekalipun tidak ada gaya

yang dikenakan, rem dapat bekerja sendiri menghentikan putaran. Juga

dalam hal ini dimana rem dapat mengunci sendiri dan pengereman harus

dilakukan dengan hati-hati.

Jika beban angkat derek adalah W (kg), putaran drum nD (rpm),

diameter drum D (m), efisiensi mekanis η (besarnya kurang lebih antara

0,75 sampai 0,85) dan diameter drum yang dikoreksi (terhadap jumlah

lapis lilitan kabel pada drum) .

Lebar rem untuk derek kecil diperlihatkan pada Tabel 2.2 dibawah

ini. Untuk drum rem dengan diameter yang lebih besar terdapat lebar rem

sampai 150 mm, atau pita dapat dililitkan dua kali.

Tabel 2.1 Tebal dan lebar rem

Diameter Tebal rem


drum Lebar drum B Lebar rem b t
D (mm) (mm) (mm) (mm)
250 50 40 2
300 60 50 3
350 70 60 3
400 80 70 4
450 100 80 4
500 120 100 5
550 130 110 5
600 140 120 6
650 150 130 6
700 160 140 7
750 170 150 7
Dengan memilih lebar rem dapat dihitung tekanan rem maksimum
Pmax (N/mm2), tekanan rem minimum Pmin (N/mm2), dan tekanan rem rata-
rata Pm (N/mm2). Harga Pmax harus terletak dalam daerah tekanan rem
menurut Tabel 2.2 diatas dan jika ternyata terlalu besar, maka lebar rem bR
dapat diperbesar.
Kapasitas rem dihitung dan memeriksa harga ini lebih rendah dari

pada harga batas yang diberikan didalam bagian rem blok tunggal.

Selanjutnya langkah dan panjang tuas dihitung dan memeriksa hasilnya

sesuai dengan ketentuan yang diberikan.

Jika hasil-hasil diatas dipandang cukup memuaskan, selanjutnya

merencanakan pita dan kelingan. Dengan memilih Bahan-bahan dan

masing-masing kekuatan tariknya dan menentukan faktor keamanan,

ambillah dasar 75 % dari batas kelelahan atau batas mulur untuk tegangan

tarik.

Besarnya faktor keamanan adalah :

1 / (0,45 × 0,75) ≈ 3 dan 1 / (0,45 × 0,4) ≈ 5,6 (2.18) Faktor

keamanan akhir dengan mengalikan harga diatas dengan 1,2 sampai

dengan 2,0 sesuai dengan kondisi masing-masing.

Setelah tegangan tarik yang diijinkan σa (N/mm2) dari pita dan


tegangan

geser yang diizinkan dari paku keling τa (N/mm2) ditentukan, tetapkan


diameter dan

susunan paku keling sedemikian rupa hingga tidak terlalu banyak

mengurangi luas penampang efektif pita.

Dalam hal ini perlu di perhatikan bahwa lubang paku sedikit lebih

besar daripada diameter paku. Jika dp adalah diameter paku (mm), dp’

adalah diameter lubang paku dan z adalah jumlah paku dari kelingan.

Karena gaya tidak selalu dapat dikenakan pada z paku keling

secara merata, maka perlu diperhitungkan efisiensi sambungan keling ηp

seperti yang diperlihatkan pada Tabel 2.3 dibawah ini.

Tabel 2.3 Efisiensi kelingan


(Diameter paku keling 10 – 30 mm dan tebal plat dalam mm)
Macam
kelingan Efisiensi (%)
1. baris
paku 34-60
Sambunga 2. baris
n paku
tumpang (selang-seling, sejajar) 53-75
3. baris
paku 66-82

Untuk pita dapat dipakai bahan dari baja konstruksi umum yang

luwes (SS41) atau baja pegas (SUP). Dalam hal ini tebal plat juga terletak

antara 2 – 4 mm. Untuk paku dipakai baja rol untuk paku (SV)

2.3.1 Rem Pita Sederhana

Pada rem pita sederhana ujung pita yang menyongsong rem


dipasang secara tetap (tarikannya maksimum Son) dan tuas rem hanya
mengalami gaya Soff yang menghasilkan momen Soff

P
Soff
= eμα −1
Keterangan:

α = panjang lengan dari titik putar tetap ketempat pita diikat ke tuas rem

(ujung pita yang meninggalkan drum).

Gaya keliling adalah :

2M br
P=
D
dengan Mbr ialah momen gaya rem yang sebenarnya. Seperti pada rem

sepatu, besarnya pemberat pada tuas rem (Gambar 2.17) ialah :

Soff a − Gar l
G= l1
Gambar. 2.5 Diagram rem pita sederhana

Bila drum berputar pada arah yang berlawanan, gaya tarik Son dan

Soff akan bertukar tempat dan pemberat G yang diperlukan untuk rem akan

meningkat. Keadaan ini akan menyebabkan pemakaian rem pita

sederhana tidak cocok untuk mekanisme pemutar dan pemindah (rem dua

arah).

Biasanya perbandingan transmisi tuas adalah :

l
i=
a

diasumsikan antara 3 sampai 6 (kadang-kadang batas terendahnya dapat

mencapai 10). Tarikan pita Soff harus diberikan sedapat mungkin pada

sudut 90° terhadap titik putar tuas rem. Bila hal ini tidak dapat dilakukan

ujung tuas yang lurus harus dibengkokkan.

Pada kebanyakan penjepit yang dioperasikan dengan tangan

dipakai pita baja tanpa lapisan gesek yang hanya diberi sedikit pelumas.

Kerja yang diberikan oleh

operator pada gagang rem tidak melebihi 100 - 200 N. Pada penjepit

tangan, rem pita didesain bukan hanya untuk menahan muatan ketika

berhenti tetapi untuk mengendalikan kecepatan penurunan muatan juga.


2.4 Diagram Alir Perhitungan

S TART

1. Beban angkat W (kg)


Diameter drum pengangkat D (mm)
Putaran drum pengangkat nD (rpm)

2. Efisiensi mekanis (over all) ηoa


Daya yang diperlukan P (kW)
Daya motor PM (kW)

3. Momen yang ditransmisikan


T (N.mm)

4. Diameter poros (mm)


Dimensi pasak (mm)

5. Diameter drum rem D (mm)


Kecepatan keliling drum rem
vR (m/s)

6. Tarikan efektif rem Fe (N)

7. Bahan lapisan
Koefisien gesek μ
2
Daerah tekanan rem
o Pa (N/mm )
Sudut kontak θ ( )
Kelonggaran δ (mm)

μθ
8. e

9. Tarikan F1 , F2 (N)
Momen rem (N.mm)

10. Lebar rem bR (mm)

11. Tekanan rem maksimum,


2
minimum, rata-rata, Pmax Pmin, P m ( N/mm
91

12. Pmax : daerah


tekanan
rem

2.
13. Kapasitas rem μpmv ( N.m / mm s)

14. Gaya Pelayanan F(N) dan panjang lenga


n sisi F2,bB (mm)

15. Langkah tuas ∆ s (mm)

16. Bahan pita


Bahan Paku
Diameter paku dp ( mm)
Diameter lubang paku dp’ (mm)

17. Tegangan Tarik dan Tegangan geser


Yang diizinkan kg/mm2

18.Tebal plat pita

Spesifikasi Rem Pita

Selesai

Stop
92
BAB III
PERHITUNGAN

Perencanaan sebuah rem pita untuk sebuah Derek dengan beban angkat
1000kg, putaran drum 25 rpm, diameter drum 300mm, diameter dengan lilitan
kabel 3 lapis 370mm.
Analisa
Diket: 1. W= 1000 kg
2. D= 300 mm = 0,3 m
3. D’ = 370 mm = 0,37 m
4. DR = 700 mm = 0,7 m
5. nD = 25 rpm
6. η=0,8
 daya yang diperlukan
πW nDD' πx 1000 x 25 x 0,37
P= = = 5,93 KW PM= 10 KW
6120 η 6120 x 0,8
 momen yang ditransmisikan
10
T = 974 x ( )
PM
nD
= 974 x ( ) 25
= 389,60 kgm

 kecepatan keliling drum rem


nD 25
VR = π x DR x = π x 0,7 x = 0,92 m/s
60 60
 tariken efektif rem
Fe = T/(DR/2) = 389,60/(0,7/2) = 1113,14 kg
 gaya rem spesifik
D 0,3
FN = W x D R ) x 1,5 = 1000 x x 1,5 = 642,86 kg. Ambil Fe =
0,7
¿
1113,14 kg
 Untuk bahan pilihan kita memilih tenunan asbes
o µ = 0,3
o Pa = 0,007 0,07 (kg/mm2)
o θ=¿ 270o (π / 180o) x 270o = 4,71 rad
o δ =3 mm
¿
 e μθ = 4,11
¿
 tarikan
4,11
F1 = x 2053=2713 N
4,11−1

1
F2 = x 2053=660 N
4,11−1

 Lebar rem = bR = 120mm


 Tekanan rem maksimum, minimum dan rata-rata
F1 2713
Pmax = d R = 700 x 120 = 0,065 N/mm2
DRx
2 2
93
F2 660
Pmin = dR = 60 = 0,016 N/mm2
DRx 700 x
2 2

(0,065+0,016)
Pm = = 0,041 N/mm2
2
 Daerah tekanan rem
0,007 kg/mm2 < 0,065 kg/mm2 < 0,07 kg/mm2 baik
 Kapasitas rem
µpmv = 0,3 x 0,041 x 0,92 = 0,011 (kg.m)/(mm2s)
Pendinginan alamiah 0,011 (kg.m)/(mm 2s) < 0,06 (kg.m)/(mm2s)
baik
 Gaya pelayanan F(N) dan panjang lengan sisi F2, bB(mm)
F = 20 N, bB = 30 mm
 Penentuan panjang tuas
F 2bB 660 x 30
α= = = 990 mm
F 20

 Langkah tuas ∆ s (mm)


α 990
∆ s=δ x θ x = 3 x 4,71 x = 466,29 mm
bB 30
∆ s = 466,29 mm < 600 mm Baik
 Bahan pita SS50, σ B = 50 kg/mm 2

Faktor Keaman = 3 x 2 = 6
Bahan Paku : SV41A, σ B = 50 kg/mm2
Faktor keamanan = 5,6 x 1,6 = 8,4
Diameter lubang paku dp= 10 mm
Diameter lubang paku d’p=10,8 mm
 Tegangan tarik dan tegangan geser yang diizinkan kg/mm2
50
σ a= =8,33 kg/mm2
6

50
τ’a= =¿ 5,95 kg/mm2
8,4
 Tebal plat pita
Domain plat pita 2mm<t<4mm
F1=σa(bR – d’pz’)t
2713 = 8,33(120 – 10,8x2)t
t = 3,31 baik
 Spesifikasi Rem Pita
o Bahan Rem = Tenunan Asbes
o Lebar rem = bR = 120mm
o θ=¿ 270o (π / 180o) x 270o = 4,71 rad
o δ =3 mm
o Langkah tuas ∆ s = 466,29 mm
o Pita : SS50 120 mm lebar x 3,31 mm tebal
o SV41A, F1= ∅ 10 x 10 buah, sisi F2 = ∅ 10 x 4 buah
94

BAB IV
GAMBAR TEKNIK
95
96
97

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perencanaan, analisa dan perhitungan komponen-

komponen rem pita pada mobil derek, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Rem sebuah derek atau mesin pengangkat dimaksudkan

untuk menghentikan putaran drum penggulung kabel dan mencegah

beban turun sendiri

2. Rem pita dirancang dengan bentuk sederhana, kapasitas angkat

maksimum adalah 1 ton yang diperuntukkan mengangkat barang.

4. Dari perencanaan rem pita didapat hasil analisa pada rem pita sebagai

berikut :
98
 daya yang diperlukan PM= 10 KW
 momen yang ditransmisikan T =389,60 kgm
 kecepatan keliling drum rem VR= 0,92 m/s
 tariken efektif rem Fe= 1113,14 kg
 gaya rem spesifik FN =642,86 kg
 Lebar rem bR = 120mm
 Tekanan rem maksimum Pmax= 0,065 kg/mm2
 Tekanan rem minimum Pmin= 0,016 kg/mm2
 Tekanan rem rata-rata Pm= 0,041 kg/mm2
 Kapasitas rem µpmv=0,011 (kg.m)/
(mm2s)
 panjang tuas α =¿ 990 mm
 Langkah tuas ∆ s = 466,29 mm
 Tegangan tarik σ a=8,33 kg/mm2
 tegangan geser yang diizinkan τ’a=5,95 kg/mm2
 Tebal plat pita t = 3,31
.

5.2 Saran
1. Rem ini tidak cocok untuk putaran tinggi karena pita dapat putus dan

sukar dikendalikan, maka dalam perencanaan diperlukan

ketelitian dalam perhitungan kekuatan tarik dan tegangan geser

pada tali atau pita pada rem tersebut apalagi digunakan dalam mesin

derek yang mampu menarik beban.


2. Untuk beban yang melebihi batas yang diijinkan sebaiknya digunakan

drum angkat yang lebih besar dengan melihat bahan pita yang akan

digunakan untuk kekuatan beban pengereman.


3. Rem semacam ini tidak cocok untuk alat pengangkut manusia.

4. Faktor pemakaian secara terus menerus harus memperhatikan

efisiensi bahan pita

Anda mungkin juga menyukai