Anda di halaman 1dari 5

ANGKET PENGEMBANGAN & PEMASARAN

(PENDIDIKAN MAHASISWA)

1. Jabarkanlah apa yang akan anda ajarkan kepada para mahasiswa, apa yang
membedakannya agar memberikan learning experience bagi mahasiswa anda?
2. Apa contoh konkrit karier yang akan diraih oleh mahasiswa anda setelah menempuh
pendidikan ini?
3. Apa pengembangan atau optimalisai yang dapat anda tawarkan kepada kampus untuk
mengembangkan potensi mahasiswa anda?
4. Apa capaian yang akan anda harapakan dari mahasiswa pada tahun :
 Pertama
 Kedua
 Ketiga
 dan seterusnya…..
5. Bagaimana anda mengeksplorasi kompetensi mahasiswa anda?
6. Apa yang anda harapkan dimasa depan?
7. Bagaimana anda memastikan para mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah anda
ajarkan ketika nanti terjun kedunia kerja?

JAWABAN
1. Dalam proses pembelajaran saya menggunakan metode SCL (student center
learning) yaitu mahasiswa mencari sumber materi sebanyak-banyaknya sebelum proses
perkuliahan, kemudian mahasiswa mempresentasika dan menduskusikan didepan dosen
dan teman-temanya dari materi yang telah ia pelajari. Mahasiswa saling berdiskusi
dengan bekal materi yang telah dicari dari berbagai sumber. Diakhir kegiatan dosen
memberikan penjelasan, penegasan dan pemebenaran dari proses diskusi dan
pembelajaran.
2. Salah satu cara alumni untuk mengisi tracer akademik lulusan mengupdate dimana
mereka bekerja. Selain itu kita melakukan pertemuan dan FGD setiap 1 tahun sekali
dengan pimpinan rumah sakit-sakit di Jawa tengah untuk menilai kelayakan alumni
dan kurikulum program studi
Atribut surveilans terbagi menjadi tujuh adalah sebagai berikut:
a. Simplicity (kesederhanaan)
Kesederhanaan surveilans berarti struktur yang sederhana dan mudah
dioperasikan. Sistem surveilans sebaiknya sesederhana mungkin, tetapi dapat
mencapai objektif. Metode yang digunakan dalam atribut simplicity
(kesederhanaan) adalah kerangka yang menggambarkan alur informasi dan
hubungannya dengan sistem surveilans dapat menolong untuk menilai
kesederhanaan atau kemajemukan suatu surveilans. Ukuran-ukuran yang dapat
dipertimbangkan dalam menilai kesederhanaan sistem yaitu:
1) Banyaknya jenis sumber informasi untuk menegakkan diagnose
2) Cara penyaluran data informasi kasus
3) Banyaknya organisasi yang terlibat dalam penerimaan laporan kasus.
4) Latihan staf yang dibutuhkan.
5) Bentuk analisis data.
6) Banyak dan jenis pemakai informasi.
7) Cara penyebaran laporan kepada pemakai data.
8) Waktu yg dipakai dalam kegiatan.
9) Kesinambungan sistem;
a) Pengumpulan informasi kasus
b) Penelurusan informasi kasus
c) Analisis informasi kasus
d) Penyiapan dan penyebaran laporan surveilans
b. Fleksibility (fleksibilitas)
Suatu sistem surveilans yang fleksibel dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan informasi yang dibutuhkanatau situasi pelaksanaan tanpa disertai
peningkatan yang berarti akan kebutuhan biaya, tenaga dan waktu. Sistem yang
fleksibel dapat menerima, misalnya penyakit dan masalah kesehatan yangbaru
diidentifikasikan, perubahan definisi kasus, dan variasi–variasidari sumber
pelaporan. Fleksibilitas ditentukan secara retrospektif dengan mengamati
bagaimana suatu sistem dapat memenuhi kebutuhan–kebutuhan baru. Fleksibilitas
sulit dinilai apabilasebelumnya tidak ada upaya untuk menyesuaikan sistem
tersebut dengan masalah kesehatan lain.
c. Acceptability (kemampuan untuk diterima)
Acceptability dimaksudkan dengan keinginan individu atau organisasi untuk
ikut serta dalam melaksanakan sistem surveilans. Dalam hal evaluasi sistem
surveilans, acceptability menunjukkan keinginan untuk digunakan sistem oleh:
1) Orang-orang diluar kedinasan, misalnya mereka yang diminta melakukan
sesuatu sistem.
2) Orang dalam kedinasan yang melaksanakan sistem untuk menilai acceptability,
seseorang mesti mempertimbangkan titik-titik interaksi antara sistem dan
partisipasinya, termasuk orang-orang pelaksana dan kasus yang dilaporkan.
Indikator kuantitatif acceptabilitymeliputi:
a) Angka partisipasi subjek dan dinas;
b) Jika partisipasi tinggi, bagaimana agar cepat tercapai;
c) Angka kelengkapan interview dan angka penolakan pertanyaan (jika sistem
melakukan interview pada subjek);
d) Angka pelaporan dokter, laboratorium, atau rumah sakit/fasilitas lainnya;
e) Ketepatan waktu pelaporan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi aksepabilitas dari suatu sistem
adalah :
a) Pentingnya suatu masalah kesehatan.
b) Pengakuan dari sistem terhadap kontribusi individual
c) Tingkat responsif dari sistem terhadap saran–saran dan komentar.
d) Waktu yang diperlukan dibandingkan dengan waktu yang tersedia.
e) Keterbatasan yang diakibatkan oleh adanya peraturan–peraturan baikdi tingkat
pusat maupun daerah dalam hal pengumpulan data danjaminan kerahasian data.
f) Kewajiban untuk melaporkan suatu peristiwa kesehatan sesuaidengan
peraturan di daerah maupun pusat.
a. Sensitivity (Sensitivitas)
Sensitivitas sistem surveilans dapat dinilai dari dua tingkat.Pertama pada
tingkat pelaporan kasus, kedua proporsi kasus atau masalah kesehatan yang
dideteksi oleh sistem surveilans. Sensitivitas sistem surveilans dipengaruhi oleh
kemungkinan kemungkinan seperti:
1) Orang-orang dengan penyakit tertentu atau masalah kesehatan yang mencari
pengobatan medis;
2) Penyakit atau keadaan yang akan didiagnosis, keterampilan petugas kesehatan,
dan sensitivitas tes diagnostik; dan
3) Kasus yang akan dilaporkan kepada sistem dan pemberian diagnosisnya.
Ketiga keadaan ini dapat dikembangkan terhadap sistem surveilans yang
tidak sama dengan model petugas kesehatan tradisional. Misalnya, sensitivitas
sistem surveilans untuk morbiditi atau faktor risiko berdasarkan telepon
dipengaruhi oleh :
1) Banyak yang mempengaruhi telepon, berada di rumah ketika ditelepon, dan setuju
untuk ikut serta.
2) Kemampuan orang untuk mengerti pertanyaan dan menentukan status mereka
secara tepat;
3) Keinginan responden untuk melaporkan keadaan mereka.
b. Predictive value positive (positif prediktif value)
Nilai prediksi positif adalah proporsi dari populasi yang diidentifikasikan sebagai
kasus oleh suatu sistem surveilans dan kenyataannya memang kasus. Nilai prediktif
positif (NPP) sangat penting karena nilai NPP yang rendah berarti :
1) Kasus yang telah dilacak sebenarnya bukan kasus.
2) Telah terjadi kesalahan dalam mengidentifikasikan KLB.
c. Representativeness (kerepresentatifan)
Sistem surveilans yang representative adalah dapat menguraikan dengan tepat
kejadian terhadap peristiwa kesehatan sepanjang waktu dan distribusinya dalam
populasi menrut tempat dan waktu.
Sistem yang representative akan menggambarkan secara akurat:
1) Kejadian peristiwa kesehatan dalam periode waktu tertentu.
2) Distribusi kejadian menurut tempat dan orang.
Dinilai dengan membandingkan karakteristik dari kejadian dengan semua kejadian
yang ada dalam hal: karakteristik populasi, riwayat, upaya kesehatan yang tersedia dan
sumber data yang ada.
d. Timeliness (ketepatan waktu)
Ketepatan waktu berarti kecepatan atau keterlambatan diantara langkah-langkah
dalam sistem surveilans.Aspek lain dari ketepatan waktu adalah waktu yang diperlukan
untuk mengidentifikasi trend, KLB, atau hasil dari tindakan penanggulangan. Untuk
penyakit akut biasanya dipakai waktu timbulnya gejala.
Ketepatan waktu hendaknya dinilai dalam arti adanya informasi mengenai upaya
penanggulangan atau pencegahan penyakit, baik dalam hal tindakan penanggulangan
maupun rencanajangka panjang dari upaya yang direncanakan.
e. Data quality (kualitas data)
Kualitas data mencerminkan kelengkapan dan validitas data yang tercatat dalam
system surveilans kesehatan masyarakat.Data yang berkualitas tinggi dapat diterima
oleh mereka yang berpartisipasi di dalamnya.Namun, penilaian penuh kelengkapan dan
validitas data surveilans memerlukan studi khusus. Kualitas data dipengaruhi oleh
kinerja tes skrining dan diagnostik (misalnya definisi kasus) yang berhubungan dengan
kesehatan dan kejelasan bentuk pengawasan pada pengelolaan data.

f. Stability (stabilitas)
Stabilitas mengacu pada dua hal antara lain:
1) Reliability yaitu kemampuan untuk pengumpulan, manajemen dan menyediakan
data secara benar
2) Availability yaitu kemampuan untuk melaksanakan surveilans jika dibutuhkan,
dengan metode:
a) Jumlah kejadian tak terjadwal
b) Jumlah kejadian kerusakan sistem/computer
c) Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan sistem (hardware,
software, service dan waktu yang dibutuhkan)
d) Persentase waktu sistem dapat berjalan secara penuh
3. Waktu yang direncanakan dan waktu dibutuhkan dalam mengumpulkan, menerima,
manajemen (transfer, entry, editing, penyimpanan &backup), dan mengeluarkan data

Anda mungkin juga menyukai