Anda di halaman 1dari 3

Fakta,Prinsip,Konsep dan Prosedur

DEFINISI
 Fakta :
Fakta (bahasa latin : factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia
atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Fakta
seringkali diyakini orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena
mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka
dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain sesungguhnya. Dalam istilah
keilmuan fakta adalah suatu hasil pengamatan yang objektif dan dapat
dilakukan verifikasi oleh siapapun.
Fakta ilmiah sering dipahami sebagai suatu entitas yang ada dalam suatu struktur
sosial atau kepercayaan, akreditasi, dan praktik individual yang kompleks.
 Konsep
Konsep dapat dipahami sebagai gambaran umum dari suatu ide atau gagasan dari
sistem penalaran. Biasanya gambaran umum itu sifatnya abstrak. Dalam sistem
penalaran, kita harus memberikan batas atau ruang lingkup agar jelas berbeda
sesuatu dengan yang lain, baik bentuk, sifat atau material dari ide atau gagasan
tersebut.
 Prinsip
Prinsip dapat dipahami sebagai ketentuan yang harus ada atau harus dijalankan. Atau
boleh juga dan dapat berarti suatu aturan umum yang dijadikan sebagai panduan.
Prinsip berfungsi sebagai dasar (pedoman) bertindak, bisa saja sebagai acuan proses
dan dapat pula sebagai target capaian. Prinsip biasanya mengandung hukum
causalitas atau hubungan sebab dan akibat.
 Prosedur
Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus
dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil
yang sama dari keadaan yang sama.
Prosedur dapat diartikan juga :
a. Instruksi atau resep, serangkaian perintah yang menunjukkan bagaimana menyiapkan
atau membuat sesuatu
b. Subrutin atau metode, sebuah sub program yang merupakan bagian dari program
yang besar.

1. Fakta
Fakta adalah semua hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, yaitu nama-
nama objek, peristiwa, lambang, nama tempat, nama orang dan lain
sebagainya.

2. Konsep
Konsep adalah semua yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa
timbul sebagai hasil pemikiran, yaitu definisi, pengertian, cirri khusus, hakikat,
inti/isi dan sebagainya. Contoh: Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber
oksigen dunia, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia
secara in-situ dan ex-situ, lain-lain
3. Prinsip
Prinsip adalah berupa hal-hal pokok dan mempunyai posisi terpenting yaitu
dalil, rumus, paradigm, teori serta hubungan antar konsep yang
menggambarkan implikasi sebab akibat.

4. Prosedur
Prosedur adalah langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam melakukan
sebuah aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: langkah-langkah dalam
memakai metode ilmiah yaitu merumuskan masalah, observasi, hipotesis,
melakukan eksperimen serta menarik kesimpulan.

5. Nilai
Nilai adalah hasil belajar aspek sikap. Contoh: Pemanfaatan lingkungan hidup
dan pembangunan berkelanjutan, yakni pengertian lingkungan, komponen
ekosistem, lingkungan hidup sebagai sumberdaya, pembangunan
berkelanjutan.

Prinsip Materi Pembelajaran


1. Relevansi (kesesuaian)
Materi pembelajaran harusnya relevan dengan pencapaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Bila kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta
didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus
juga berupa fakta, bukan konsep atau prinsip maupun jenis materi lain.

2. Konsistensi (keajegan)
Guru harus Konsisten dalam mendidik siswa nya agar siswa merasa enak
dalam materi pembelajaran karena kita tak ada hak untuk Menuntut Siswa
diluar batasnya.

3. Adquency (kecukupan)
Materi yang diajarkan Harusnya cukup memadai dalam membantu siswa
menguasai konpetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit
serta tidak boleh terlalu banyak. Bila terlalu sedikit maka kurang membantu
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya jika terlalu
banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan pada pencapaian target
kurikulum.

Aspek- Aspek Materi Pembelajaran


1. Aspek kognitif,
aspek afektif atau aspek psikomotor, karena saat telah diimplementasikan
dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut
memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain
memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang
perlu dipakai dalam menentukan cakupan pembelajaran yang menyangkut
keluasan serta kedalaman materi.

2. Aspek kognitif,
Aspek afektif atau aspek psikomotor, karena saat telah diimplementasikan
dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut
memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain
memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang
perlu dipakai dalam menentukan cakupan pembelajaran yang menyangkut
keluasan serta kedalaman materi.

3. Kecakupan atau memadainya


Cakupan materi juga harus diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi
pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi
dasar yang sudah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu
ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu
banyak, terlalu sedikit atau sudah memadai sehingga terjadi kesesuaian
dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Anda mungkin juga menyukai