Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP DASAR KEBIDANAN


PENATALAKSAAN PERAWATAN LUKA

Disusun Oleh :
Megawati (P17324117018)
Tk. 2 B

JURUSAN KEBIDANAN BANDUNG


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa melimpahkan
Rahmat dan Hidayah- nya sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat
dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Penulis juga panjatkan kehadiran
ALLAH SWT, karena hanya dengan kerido’an-nya Makalah dengan judul
“Penatalaksanaan Perawatan Luka” ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa adanya sumber materi
pembelajaran yang baik dan bantuan dari berbagai pihak , makalah ini tidak akan
terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut.
Akhir kata penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi yang membaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandung, 11 April 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3


A. Pengertian Luka .................................................................................... 3
B. Tujuan Penatalaksanaan Luka ............................................................... 3
C. Jenis-jenis Luka..................................................................................... 5
D. Indikasi Perawatan Luka ....................................................................... 7
E. Proses Penyembuhan Luka ................................................................... 7
F. Persiapan Perawatan Luka .................................................................... 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14


A. Kesimpulan ......................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi
ketika kulit terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan
radiasi. Respon tubuh terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan
yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan pemulihan anatomi dan
fungsi secara terus menerus disebut dengan penyembuhan luka (Joyce M.
Black, 200). Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai
fungsi organ tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda-tanda dan
respon yang berurutan dimana sel secara bersama-sama berinteraksi,
melakukan tugas dan berfungsi secara normal. Idealnya luka yang sembuh
kembali normal secara struktur anatomi, fungsi dan penampilan.
Metode perawatan luka berkembang cepat dalam 20 tahun terakhir,
jika tenaga kesehatan dan pasiennya memanfaatkan terapi canggih yang
sesuai dengan perkembangan, akan memberikan dasar pemahaman yang
lebih besar terhadap pentingnya perawatan luka. Semua tujuan manajemen
luka adalah untuk membuat luka stabil dengan perkembangan granulasi
jaringan yang baik dan suplai darah yang adekuat., hanya cara tersebut
yang membuat penyembuhan luka bisa sempurna.
Untuk memulai perawatan luka, pengkajian awal yang harus dijawab
adalah, apakah luka tersebut bersih, atau ada jaringan nekrotik yang harus
dibuang, apakah ada tanda klinik yang memperlihatkan masalah infeksi,
apakah kondisi luka kelihatan kering dan terdapat resiko kekeringan pada
sel, apakah absorpsi atau drainage objektif terhadap obat topical dan lain-
lain.
Terjadinya peradangan pada luka adalah hal alami yang sering kali
memproduksi eksudat; mengatasi eksudat adalah bagian penting dari
penanganan luka. Selanjutnya, mengontrol eksudat juga sangat penting
untuk menangani kondisi dasar luka, yang mana selama ini masih kurang
diperhatikan dan kurang diannggap sebagai suatu hal yang penting bagi

4
perawat, akibatnya bila produksi eksudat tidak dikontrol dapat
meningkatkan jumlah bakteri pada luka, kerusakan kulit, bau pada luka
dan pasti akan meningkatkan biaya perawatan setiap kali mengganti
balutan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan luka?
2. Apa tujuan dari perawatan luka?
3. Apa saja jenis-jenis luka?
4. Bagaimana indikasi pada perawatan luka?
5. Bagaimana persiapan pada perawatan luka?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi luka
2. Untuk mengetahui tujuan dari perawatan luka
3. Untuk mengetahui jenis-jenis perawatan luka
4. Untuk mengetahui indikasi perawatan luka
5. Untuk mengetahui persiapan luka

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Luka
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat
proses patalogis yang berasal dari internal dan eksternal dan mengenai
organ tertentu.
Sjamsuhi Drajat& de Jong (2007) mendefinisikan luka sebagai hilang
atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Sedangkan Mansjoer (200)
mendefinisikan luka sebagai keadaan hilang/ terputusnya kontinuitas
jaringan. Maka dapat disimpulkan pengertian luka dari definisi diatas
bahwa luka adalah rusak/ terputusnya kontinuitas jaringan.

B. Tujuan Perawatan Luka


Tujuan dari perawatan luka adalah untuk menghentikan perdarahan,
mencegah infeksi, menilai kerusakan yang terjadi pada struktur yang
terkena dan untuk menyembuhkan luka.

 Menghentikan perdarahan
 Tekanan langsung pada luka akan menghentikan perdarahan (lihat
gambar di bawah).
 Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu yang singkat
(< 0 menit) dengan menggunakan manset sfigmomanometer yang
dipasang pada bagian proksimal pembuluh arteri.
 Penggunaan torniket yang terlalu lama bisa merusak ekstremitas.

6
 Mencegah infeksi

 Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam


pencegahan infeksi luka. Sebagian besar luka terkontaminasi saat
pertama datang. Luka tersebut dapat mengandung darah beku, kotoran,
jaringan mati atau rusak dan mungkin benda asing.
 Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air
atau larutan antiseptik. Air dan larutan antiseptic harus dituangkan
kedalam luka.
 Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda
asing dan bersihkan jaringan yang mati. Pastikan kerusakan apa yang
terjadi. Luka besar memerlukan anestesi umum.
 Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hati-
hati. Namun demikian, beberapa luka tetap harus diobati dengan
antibiotik, yaitu:
o Luka yang lebih dari 2 jam (luka ini biasanya telah
terinfeksi).
o Luka tembus kedalam jaringan (vulnus pungtum), harus
disayat/dilebarkan untuk membunuh bakteri anaerob.

 Menutup luka
 Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan
seksama, luka dapat benar-benar ditutup/dijahit (penutupan luka
primer).
 Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat kotor
atau terdapat benda asing, atau luka akibat gigitan binatang.
 Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup ringan luka tersebut dengan
menggunakan kasa lembap.
 Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer, harus tetap ditutup
ringan dengan kasa lembap. Jika luka bersih dalam waktu 48 jam
berikutnya, luka dapat benar-benar ditutup (penutupan luka primer yang
tertunda).

7
 Jika lukaterinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan sembuh dengan
sendirinya.

 Infeksi luka
 Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan
mengeluarkan nanah
 Tata laksana :
o Buka luka jika dicurigai terdapat nanah
o Bersihkan luka dengan cairan desinfektan
o Tutup ringan luka dengan kasa lembap. Ganti balutan setiap
hari, lebih sering bila perlu
o Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh
(biasanya dalam waktu 5 hari).
o Berikan kloksasilin oral (25–50 mg/kg BB/ dosis 4 kali
sehari) karena sebagian besar luka biasanya
mengandung Staphylococus.
o Berikan ampisilin oral (25–50 mg/kg BB/dosis 4 kali
sehari), gentamisin (7.5 mg/kg BB IV/IM sekali sehari) dan
metronidazol (7.5 mg/kg BB/dosis 3 kali sehari) jika
dicurigai terjadi pertumbuhan bakteri saluran cerna.

C. Jenis-jenis Luka
Menurut Mansjoer (200), klasifikasi luka adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan sifatnya
a. Luka Akut
Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu
yang diharapkan atau dengan kata lain sesuai dengan konsep
penyembuhan. Luka akut dapat dikategorikan sebagai:
1) Luka akut pembedahan, contoh: insisi, eksisi, dan skin graft.
2) Luka akut bukan pembedahan, contoh: luka bakar.
3) Luka akut akibat faktor lain, contoh: abrasi, laserasi, atau injuri
pada lapisan kulit superfisial.

8
b. Luka Kronis
Luka kronis adalah luka yang proses penyembuhannya
mengalami keterlambatan atau bahkan kegagalan. Contoh: decubitus,
luka diabetes, dan leg ulcer.

2. Berdasarkan kehilangan jaringan


a. Superfisial; lukahanya terbatas pada lapisan epidermis.
b. Parsial (partial-sickness); luka meliputi lapisan epidermis dan
dermis.
c. Penuh (full-thickness); luka meliputi epidermis, dermis dan
jaringan subkutan bahan dapat juga melibatkan otot, tendon, dan
tulang.

3. Berdasarkan mekanisme terjadinya


a. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh
instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan.
Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura setelah
seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi).
b. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh
suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan
lunak, perdarahan dan bengkak.
c. Luka lecet (Abdraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan
dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
d. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda,
seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan
diameter yang kecil.
e. Luka gores (Lacerated Wound),terjadi akibat benda yang tajam
seperti oleh kaca atau oleh kawat.
f. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus
organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya
kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.

9
g. Luka Bakar (Combustio), adalah luka yang disebabkan oleh
trauma panas, listrik, kimiawi, radiasi, atau suhu dingin yang
ekstrim.

4. Berdasarkan penampilan klinis


a. Nekrotik (hitam): eschar yang mengeras dan nekrotik, mungkin
kering atau lembab.
b. Sloughy (kuning): jaringan mati yang fibrous.
c. Terinfeksi (kehijauan):terdapat tanda-tanda klinis adanya
infeksi seperti nyeri, panas, bengkak, kemerahan, dan
peningkatan eksudat.
d. Granulasi (merah): jaringan granulasi yang sehat.
e. Epitelisasi (pink): terjadi epitelisasi.

D. Indikasi Perawatan Luka


1. Balutan kotor dan basah akibat faktor eksternal
2. Ada rembesan eksudat
3. Ingin mengkaji keadaan luka
4. Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridemen jaringan
nekrotik

E. Proses Penyembuhan Luka


Proses penyembuhan luka melalui empat tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap respons inflamasi akut terhadap cedera
Tahap ini dimulai saat terjadinya luka. Pada tahap ini terjadi proses
hematosis yang ditandai dengan pelepasan histamine dan mediator lain
yang lebih dari sel-sel yang rusak, disertai proses peradangan dan
migrasi sel darah putih ke daerah yang rusak.
2. Tahap destruktif
Pada tahap ini terjadi pembersihan jaringan yang mati oleh leukosit
polimorfonuklear dan makrofag
3. Tahap poliferatif

10
pada tahap ini pembuluh darah baru diperkuat oleh jarinagn ikat
dan menginfiltrasi luka
4. Tahap maturasi
Pada tahap ini terjadi reepitelisasi, konstraksi luka, dan organisasi
jaringan ikat.

F. Persiapan Perawatan Luka


1. Persiapan Alat
 Alat-alat steril (dalam wadah yang steril)
a. Bak instrumen
b. Pinset 2 buah
c. Sarung tangan
d. Kapas lidi/ lidi wotten 2 buah
e. Kassa steril secukupnya
f. Deppers secukupnya
g. Kom kecil

 Alat-alat tidak steril


a. Gunting
b. Pembalut sesuai kebutuhan
c. Plester
d. Bengkok
e. Kapas DTT/ Wash bensin/ alkohol
f. Cairan pencuci luka/ NaCl 0,9%
g. Obat desinfektan: betadine, rivanol
h. Tempat sampah
i. Larutan klorin 0,5% dalam tempat
j. Sampiran bila perlu

11
2. Prosedur Pelaksanaan
a. Mengidentifikasi klien

b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan kepada klien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan
d. Menyiapkan posisi klien
e. Memasang selimut
f. Memasang skerem
g. Melepaskan jam tangan dan perhiasan

12
h. Mencuci dan mengeringkan tangan

i. Gunting plester secukupnya dan letakkan pada bagian tutup bak


instrument

j. Mendekatkan alat

k. Membuka baju pasien pada bagian yang akan dilakukan tindakan

l. Memasang perlak

13
m. Memakai sarung tangan

n. Mendekatkan bengkok

o. Membuka balutan lama dan plester dibersihkan dengan kapas DTT/


kapas alcohol/ wash bersih, buang pada tempatnya

p. Bersihkan luka dengan menggunakan pinset dan kassa steril yang


telah dibasahi dengan NACL 0,9%. Lakukan satu arah dari atas ke
bawah dan dari dalam keluar, tekan perlahan bagian luka terbuka
untuk mengeluarkan pus/ nanah jika ada

14
q. Lakukan beberapa kali sampai luka tampak bersih
r. Oles bagian luka dengan menggunakan antiseptic/ salep dengan
menggunakan kassa betadine/ lidi wotten

s. Tutup luka dengan kassa steril secukupnya. Usahakan serat kassa


jangan menempel pada luka.

t. Plester dengan rapi

u. Rapihkan pasien dan alat, rendam dalam klorin

15
v. Mencuci tangan dan keringkan

w. Mencatat/ mendokumentasikan hasil tindakan

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Pertahankan teknik aseptik
b. Jangan terlalu menekan saat melakukan pembersihan luka
c. Bersihkan jaringan mati/nekrosis
d. Cegah jangan sampai ujung serat kasa melekat pada luka
e. Jangan menyinggung perasaan pasien
f. Hindarkan hal-hal yang membuat pasien merasa malu
g. Bekerja secara rapi, cepat dan teratur

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Semua tujuan manajemen luka adalah untuk membuat luka stabil dengan
perkembangan granulasi jaringan yang baik dan suplai darah yang adekuat,
hanya cara tersebut yang membuat penyembuhan luka bisa sempurna.

Untuk memulai perawatan luka, pengkajian awal yang harus dijawab

adalah, apakah luka tersebut bersih, atau ada jaringan nekrotik yang harus

dibuang, apakah ada tanda klinik yang memperlihatkan masalah infeksi,

apakah kondisi luka kelihatan kering dan terdapat resiko kekeringan pada sel,

apakah absorpsi atau drainage objektif terhadap obat topical dan lain-lain.

B. Saran
Setelah membaca makalah mengenai Prinsip Penatalaksanaan Luka
diharapkan pembaca mendapatkan pengetahuan tambahan serta dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

17
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, L. (2013). Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan: Binarupa


Aksara

Anonim. (2009). Luka. BMK Penyembuhan Luka, 5.

Anonim. (2006). Masalah Luka Yang Sering Dijumpai. Prinsip Perawatan Luka.

Harnanto, A. M. (2003). Perawatan Luka dan Pemberian Obat-obatan. Modul


Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan, 2-7.

18

Anda mungkin juga menyukai